.
.
.
FALLEN
.
INTRO : BOY MEET EVIL
.
KJI + OSH
.
T+
.
.
Writter by Stepstephiie ©2017
.
.
PRESENT
.
.
"It's too evil…."
.
.
Suara tembakan yang bersautan menggema di sebuah sudut kota yang tampak terlihat sepi dan Jongin memanfaatkan kesempatan itu untuk menghabiskan seluruh peluru dalam Senjata api jenis MP7 miliknya.
Matanya yang setajam elang berpencar menyeluruh mencari celah untuk menyudahi ini. Mendapat serangan secara tiba-tiba tanpa adanya pengawalan ketat untuk melindunginya membuat Jongin mendecah kesal.
Jongin keluar dari tempat dia bersembunyi dan menembaki siapapun yang menghalanginya secara membabi buta tidak memperdulikan kemungkinan seseorang itu bukanlah musuhnya melainkan hanya seorang warga sipil yang mendapat kesialan karna berada disana.
Karna pada dasarnya Jongin tidak memiliki rasa mengasihani sedikitpun.
Maka dari itu Jongin akan membunuh mereka tanpa tersisa satupun.
Hanya selang beberapa menit dari keputusan Jongin untuk menghabisi mereka semua, sudut kota itu telah dipenuhi tubuh tergeletak tidak bernyawa dengan darah yang menggenang mengotori jalanan beraspal itu.
Jongin melangkahkan kakinya dengan begitu angkuh, tidak perduli bahwa darah yang menggenang itu mengotori sepatu mahal, tidak perduli bahwa dia menginjak tubuh manusia tak bernyawa di sepanjang jalan tersebut.
"Ahjussi, kenapa kau menginjak mereka seperti itu?" langkah Jongin terhenti saat mendengar suara seseorang yang bertanya padanya.
Jongin memutar tubuhnya dan mengerutkan keningnya saat menemukan sesosok anak kecil tengah menatapnya dengan mata bulat milik anak itu. Terlalu berani untuk ukuran seorang anak laki-laki kecil yang menatap langsung ke arahnya.
Jongin mendesah jenuh, dia tidak menyukai anak kecil dan Jongin tidak mempunyai banyak waktu untuk menjawab pertanyaan bodoh dari anak kecil itu.
Maka Jongin mendekati anak itu dan mengarahkan senjata api miliknya tepat di kening anak kecil itu.
"Ahjussi, apa yang ingin kau lakukan?" pertanyaan begitu polos yang keluar dari anak kecil itu sembari mengerjapkan kedua matanya merasa bingung dengan apa yang akan diperbuat orang dewasa dihadapannya ini.
"Membunuhmu." Tatapan Jongin terlihat datar, tidak terselip sedikitpun rasa kasihan dihatinya saat melihat anak kecil itu.
Karna bagi Jongin mereka semua sama saja. Terlalu busuk hanya untuk mendapat sebuah rasa kasihan darinya.
Tangan Jongin bersiap menarik pelatuk dari senapannya sebelum anak kecil itu menarik tangan lebih dulu.
"Ahjussi, Tanganmu berdarah." Sosok kecil itu berteriak panik melihat darah yang berada dilengan Jongin.
"Ahjussi cepat duduk aku akan mengobatimu sebelum kau dibawa kerumah sakit." Anak itu dengan beraninya menarik lengan Jongin dan menyuruh Jongin untuk duduk di tepi jalan beraspal itu, tidak memperdulikan bahwa mereka berada diantara kumpulan tubuh manusia tidak bernyawa dengan darah yang kian mengalir mengotori jalanan itu.
"Ahjussi ulurkan tanganmu." Anak kecil itu menarik lengan Jongin yang terluka dan mengambil sesuatu dari dalam ranselnya.
"kau tidak perlu seperti itu, ini akan segera sembuh." Jongin berniat menarik lengannya dari genggaman anak kecil itu sebelum anak itu mendelik tajam ke arahnya dan membuat Jongin mengurungkan niatnya.
Tatapan anak itu jauh dari kata menakutkan, Justru Jongin merasa bahwa tatapan anak itu terlihat menggemaskan.
"Cha! Sudah selesai." Anak itu berteriak gembira saat sudah mengobati lengan Jongin.
Sedangkan Jongin hanya tersenyum tipis melihat lengannya yang dipenuhi plester bergambar dinosaurus. untuk pertama kalinya Jongin menampilkan senyum tipis dibibirnya selain seringai menyeramkan yang selama ini melekat di dirinya.
"Kenapa kau bisa berada disini?" Tanya Jongin mulai merasa tertarik dengan anak ini.
"Aku merasa bosan karna eomma terus berbicara dengan temannya tanpa menyadari keberadaan ku." Keluh anak itu kepada Jongin yang tanpa sadar menarik sudut bibirnya, tersenyum.
"Ah eomma!" anak itu berteriak seolah baru saja mengingat sesuatu yang dia lupakan.
"Ahjussi aku harus segera pergi sepertinya eomma sudah menungguku." Anak kecil itu segera beranjak dari posisinya dan berniat pergi sebelum Jongin menahan lengan kecil itu.
"Siapa namamu?"
"Ah Aku lupa memperkenalkan diriku, Anyeonghaseyo naneun Oh Sehun imnida. senang berkenalan denganmu ahjussi." Anak itu membungkukkan tubuhnya ke arah Jongin saat memperkenalkan dirinya.
"Ahjussi aku harus benar-benar harus pergi sekarang sebelum eomma menghukumku. Sampai Jumpa Ahjussi." Ucap Anak kecil bernama Oh Sehun itu dengan riang dan segera berlari meninggalkan Jongin seorang diri.
"Namaku Kim Jongin, senang berkenalan denganmu." Lirih Jongin.
Jongin merogoh saku celana bahannya dan mengambil benda pipih berbentuk persegi panjang bernama ponsel dari dalam sana. Tangan nya begerak lincah menekan papan tombol itu untuk menghubungi seseorang disebrang sana.
"Hancurkan keluarga Oh, bunuh mereka semua kecuali seseorang bernama Oh Sehun" Ucap Jongin dengan lantang memotong ucapan seseorang disebrang sana yang sedang memberi salam kepadanya.
Jongin memandang plester yang di berikan Sehun dengan seringai jahat dibibirnya.
"karna dia milikku…." Dan Jongin sudah memutuskan bahwa dia harus memiliki anak itu bagaimana pun caranya.
Jongin tidak pernah sebahagia ini saat mendengar berita kematian seseorang dan saat mendengar berita kematian keluarga Oh membuat seringai tidak pernah lepas dari bibirnya.
Matanya kembali membaca sebuah berkas yang sudah dibacanya berulang kali.
Oh Sehun
Male
9 years old
Jongin mendesah mengasihani nasib yang di terima anak itu. Terlalu malang walau tidak semalang dirinya.
Seringai Jongin semakin lebar saat mengingat sesuatu. Bukankah dirinya harus memainkan drama saat ini? Berpura-pura menjadi sosok yang baik di depan anak itu?
Jongin tidak sabar untuk segera memulai permainannya, permainan yang membuat anak itu bertekuk lutut di kakinya.
Ya, Jongin menginginkan itu.
Jongin menginginnya.
Menginginkan anak itu berada didalam dekapannya, berada di bawah kakinya, dan berada tepat dibawah tubuhnya.
Jongin ingin membuat anak itu hancur, benar-benar hancur.
Kembali di ingatkan Jongin bukanlah orang baik, dirinya jauh dari kata-kata itu. Dan Jongin tidak ingin membuang waktunya lebih lama lagi hanya untuk mendapatkan mainannya.
.
.
Langkah Jongin terdengar nyaring saat sepatu kulit miliknya bersentuhan dengan dinginnya lantai rumah sakit ini.
Matanya mengedar mengamati dengan teliti ruangan yang sedang dicarinya, seringai kecil bersemayam dibibirnya saat melihat pintu ruangan yang sedang dicarinya berada tepat dihadapannya.
Bukankah ini saat yang tepat untuk memulai permainannya?
Tangannya terulur dan memegang gagang pintu itu, memutarnya dengan hati-hati agar tidak mengejutkan seseorang yang berada diruangan itu.
Pintu yang terbuka lebar setelah Jongin membukanya menampilkan sesosok anak kecil bersurai hitam yang sedang menenggelamkan wajahnya diantara kedua tangannya.
Bahu anak itu berguncang hebat, isakan-isakan kecil terdengar darinya menandakan anak itu tengan menangis saat ini.
"Sehun." suara berat Jongin memenuhi ruangan itu.
Sehun yang merasa mendengar seseorang memanggilnya mengangkat wajahnya yang dia sembunyikan diantara kedua tangannya.
Isakan kembali terdengar dari Sehun saat manik matanya tepat bertemu dengan manik mata Jongin yang sedang menatapnya.
"ahjussi.…" Sehun memanggil Jongin dengan suara seraknya.
Jongin tidak tahu, sudut hatinya menjerit saat melihat Sehun saat ini. Mata bulat itu memandang Jongin dengan kehampaan dan kesedihan, wajah itu pucat pasi terlihat sedang menyembunyikan pemderitaannya yang mendalam, Sehun sedang berada di titik terendah dalam hidupnya.
Sama seperti Jongin yang dahulu.
"ahjussi.…" Sehun kembali memanggilnya dan berjalan mencoba menghampirinya. Kaki kecil itu terlihat bergetar seolah tidak mampu menahan tubuh kecil itu.
"ahjussi…." Sehun terjatuh tepat dihadapan Jongin membuat Jongin dengan segera menundukkan tubuhnya menyamai tubuh anak itu.
"ahjussi, ku mohon tolong aku." Dan Jongin tidak tahu apa yang harus dia lakukan selain menarik tubuh mungil itu ke dalam dekapannya.
Sehun meluapkan semuanya dalam dekapan Jongin, tidak memperdulikan bahwa tangisan Sehun membasahi kemejanya, tidak memperdulikan jasnya yang kemungkinan akan rusak karna Sehun meremasnya begitu kuat, karna jauh di luar pemikiran Jongin, Jongin hanya ingin anak itu melepaskan segalanya, melepaskan seluruh rasa sakit yang dia miliki dan membaginya kepada Jongin.
"Tenang saja aku akan menolongmu, aku akan melindungi." Karena kau milikku.
.
.
.
To Be Continue
Stepstephiie © 2017
2017.08.13