_ Love To Ice Prince _

Pairing : CHANBAEK! Slight HunHan, KaiSoo

Rate : T

Ganre : Romance / Drama

Warning : BOYSLOVE! BOYXBOY! AU, school-life, Typo's, OOC, cerita pasaran tapi bukan Plagiat!

.

.

.
a/n : mohon maaf jika menemukan hal 'Janggal" dalam ff ini...

.

.

.
/ Tidak Suka? /

/ JANGAN DIBACA! /

.

.

.

~ DrakKnightSong ~

.

.

.

Pernah merasakan perasaan kesal? Atau perasaan malu dan rasa ingin mengulang kejadian yang membuat kita malu agar waktu bisa berputar dan mencegah kejadian sebelumnya? Sepertinya sebagian dari kita pernah merasakannya,kan? Nah,perasaan seperti itu juga sedang menimpa aktor kita satu ini. Ia harus menahan mati-matian agar tak mempermalukan dirinya lagi.
Di sebuah ruang keluarga yang didesain dengan warna putih itu terdengar suara gelak tawa yang menyakitkan telinga. Suara itu berasal dari seorang pemuda yang menjadi sepupunya saat ini sedang berguling-guling dilantai seraya memeganggi perutnya yang terasa sakit.

"Bwuahahaha, kau tahu pfff Chanyeol hahaha itu pfff merupakan kejadian langka sepanjang pfff se-sejarah kamu hahahaha"ucapnya seraya mencoba menahan gelak tawanya.

TWICT

"Pffff hahaha bahkan kau tahu pfff aku saja sampai tak menyangka hahaha"

TWICT

"hahaha seorang Park pfff Chanyeol tidur sambil jalan? ahahahaha pfff lucu sangat lucu ahahaha"gelak nya semakin jadi,tanpa memperdulikan pemuda yang-entah-sudah-berapa-banyak-perempatan-yang ada di atas kepalanya.

TWICT TWICT

"Sehun.."panggilnya dengan suara rendah menandakan dia benar-benar sedang menahan amarah. Dapat dirasakan aura membunuh yang pekat keluar dari tubuhnya,namun,sepertinya pemuda diseberangnya itu tak memperdulikan-ah,lebih tepatnya tak menyadarinya.

"Ahahaha,seorang Park Chanyeol berjalan sambil tidur pfff dan berjalan menuruni tangga? pfff hahh untung saja kau tak jatuh pfff ahahaha coba aku rekam ahahah"

"SEPUPU BODOH AKU BILANG HENTIKANNNN"

BRAK BRUK PRANG BRUK GEDEBUK! Meong!

"Hah hah hah kalau kau diam kan enak" ucapnya tenang tak memperdulikan keadaan sang sepupu yang sudah babak belur.

"Auch, kau ini apa-apaan sih bodoh? Sakit tau" bentak Sehun memegangi kepalanya yang terkena tembok akibat dilempar Chanyeol.

"Hn, itu salah mu sendiri bodoh" serunya tenang.

"Ck, memang benar kok. Sewaktu aku keluar kamar aku melihat mu menuruni tangga auch dan berbicara sendiri dan pffff kau tau yang lebih buatku terasa lucu?" tanyanya iris onyx memperhatikan pemuda didepannya, yang dibalas delikan tajam.

"Kau seperti sedang memperkenalkan diri dikelas pffff ahahahaha lucu, apa sampai segitunya kau menginginkan pindah? Pffftt auch dan masuk sekolah? Hahaha pffftt oke oke aku berhenti! Jadi, please deh jangan siksa aku lagi, kau memang sepupu durhaka" ringis Sehun ketika melihat Chanyeol yang sudah siap melemparnya dengan kursi.

"Hn" tak mau mendengar ocehan ngawur itu lebih jauh yang menertawakannya, akhirnya Chanyeol pun pergi beranjak menuju kamarnya dilantai dua, ingin membersihkan diri walau masih jam 05:57 tapi karena insiden 'memalukan' itu, membuatnya tak mengantuk lagi.

Dengan terus berjalan, Chanyeol sendiri sedang memikirkan kejadian tadi. 'Pantas saja aku merasa ada yang ganjil, dan lagi kenapa aku merasa nyata ya,mimpinya?' pikirnya, dengan kedua alis yang ditekuk.

"Tapi, kenapa ada anak itu?" gumamnya bertanya. Digigitnya bibir bawahnya kuat-kuat, memikirkan mimpi yang terasa janggal baginya.

"Sial" umpatnya kesal. Seraya berjalan masuk kekamar mandi,ditanggalkannya semua pakaian yang melekat ditubuhnya, lalu memasuki bath up.

.

.

.

_ Kediaman Byun _

"PAGI SEMUA" teriakan ceria itu berasal dari seorang pemuda berambut pink, berkulit seputih porselin,dan memiliki pipi chubby.

"Pagi, sayang" sahut suara lembut yang berasal dari Jaejong tengah mengolesi selai keatas roti panggang.

"Ck, bisa tidak kau tak usah pakai acara teriak-teriak seperti itu, bodoh?" ketus Luhan yang datang dari dapur dengan segelas jus apel ditangannya. Lalu,mengambil posisi duduk disebrang sang ibu, tanpa memperdulikan wajah sang adik yang berubah jadi masam.

"Dasar, Hyung bodoh!" bentak Baekhyun mengembungkan kedua pipi chubbynya.

Cup

Diacaknya surai pink sang bungsu oleh sang ayah, lalu tersenyum lembut.

"Pagi, Baekhyun, Luhan, Sayang." sapa sang kepala rumah tangga yang baru bergabung diruang makan. Lalu kedua matanya melirik sang putra bungsunya yang masih diam mematung."lho, Baek ayo sarapan. Apa kau sedang diet?"candanya, yang dibalas gelengan kuat oleh Baekhyun.

Mengambil posisi duduk dekat sang kakak, Baekhyun pun mengambil roti panggang yang sudah diolesi selai strawberry oleh sang ibu. Memakannya dengab perlahan.

Luhan tak memperdulikan sikap manja sang adik, ia memilih cepat-cepat menghabiskan makanannya, setelahnya dia berdiri. Ingin berangkat ke kampus.

Grekk

Semua pasang mata memperhatikannya,tak terkecuali si bungsu. Semua menatap heran Luhan.

Menaikan alis,"Apa? Ada yang salah?" iris rubbynya melihat satu persatu anggota keluarganya. Yang dibalas dengan tatapan mau-apa-kau?-dan apa-acara-makanmu-sudah-selesai?.

Mendengus pelan, Luhan pun mengambil jusnya lalu menghabiskannya dengan sekali tenggak. Mengusap sisa jus yang tumpah didagunya " Aku, ada jam kuis, dan harus cepat-cepat kekampus,right?" tanyanya, yang dibalas anggukan kompak dari sang ayah,ibu,dan adiknya. Menggelengkan kepala bersurai merahnya itu,lantas ia bergegas melenggang pergi.

'Aku heran kenapa ada keluarga yang kompak begitu?' tanyanya dalam hati heran.

Seperginya Luhan mereka pun melanjutkan acara makan paginya dengan tenang. Selang beberapa menit, Baekhyun pun selesai dengan sarapannya,lalu berdiri hendak berangkat kesekolah.

"Appa, Eomma aku pergi dulu" pamitnya, lalu melenggang pergi keluar.

"Hati-hati Baekkie" teriak Nyonya Byun memperingatkan,kadang Jaejong heran dengan sikap sang putra bungsunya,dia cenderung memilih berjalan kaki,padahal dia sudah memiliki sebuah motor,namun dia selalu memilih berjalan kaki. Kalau ditanya kenapa? Pasti jawabannya "Dengan berjalan kaki dipagi hari,tubuh kita akan sehat!" teriaknya dengan mengepalkan tangan kanannya keudara.

"hahh, dasar Baek" desah Nyonya Byun pelan.

"Hemmm, udaranya sejukkkkk" teriaknya edan, seraya merentangkan kedua tangannya lebar-lebar.

"Pagi!" seorang pemuda berteriak menyapanya. Kaki jenjang berlari menghampiri sang sahabat yang melambai padanya. Ditinjunya pelan bahu Baekhyun,setelah sampai dihadapannya.

"Yoo, semangat seperti biasa, Baek?" cengir Jongdae.

"Yoshh! Hehehe" seru Baekhyun,membalas tinjuan pelan sang sahabat dengan pelan.

"Hmm, kau sudah buat pr, Baek?" tanyanya, yang saat ini sedang melanjutkan perjalanannya menuju gedung sekolah yang berjarak 1 blok lagi.

"Sudah dong, hehe" tangannya membentuk huruf ' V ' dihadapan wajah Jongdae.

Menyipitkan matanya, Jongdae menatap curiga "tumben?"tanyanya sangsi.

Bletak!

"Enak saja, aku ini anak rajin!" sebal Baekhyun mempercepat jalannya, meninggalkan Jongdae yang meringis kesakitan karena mendapat jitakan 'sayang' dari sang sahabat.

"Dasar, kau Byun! Tunggu akuuuu" teriak nya,berlari menyusul Baekhyun, namun setelah sampai dibelokan gang dia melihat pemuda mungil itu sedang memperhatikan 'sesuatu' disana. Menaikan alis, Jongdae pun menghampiri sahabatnya.

Pluk

Tepukan pelan, mendarat dipundak sempit itu, "Ada apa?" tanya Jondae heran melihat kedua mata sipit Baekhyun terbelalak. Mengikuti arah pandang pemuda mungil itu, namun sama halnya dengan pemuda tersebut Jongdae pun terbelalak tak percaya melihat seorang pemuda yang sedang dibully oleh beberapa seniornya.

Terlihat disana seorang anak yang seumuran dengan mereka, sedang diapit oleh beberapa orang kakak kelasnya.

Dikepalkannya kedua tangannya,lantas kaki jenjangnya menghampiri orang-orang tersebut. Jongdae yang melihat kelakuan nekat Baekhyun hanya mangap-mangap seperti ikan yang kekurangan air. Keringat dingin mulai membasahi seluruh tubuhnya, ketika orang-orang tersebut menyadari keberadaan mereka berdua.

Tanpa rasa takut pemuda mungil itu pun, melangkah maju lalu berhenti beberapa meter dihadapan orang-orang itu.

"Kalian, lepaskan anak itu" ucap Baekhyun tenang, membuat orang-orang berbadan besar itu pun berbalik untuk menatap sengit dirinya.

"Hehh, kau lagi cantik. Selalu saja mengganggu 'kesenangan' kami" ketus seseorang diantara mereka.

"Cih, kau cari mati Bocah!?" sengit seorang berpostur jangkung.

"Hn, lebih baik kau serahkan dia, atau kau mau merasakan pukulan telakku?" tawar Baekhyun seraya tersenyum mengerikan. Kedua mata cokelatnya melirik 'anak' itu, samar-samar dia bisa melihat bahwa anak itu memiliki rambut raven lepek, berperawakan jangkung, dengan kacamata tebalnya senantiasa menghalangi warna iris matanya.

Yakk! pantas saja dia di bully, pikirnya miris.

'Tapi, kenapa aku merasa tak asing dengan perawakanya yah?' tanya Baekhyun dalam hati. Lalu digelengkannya kepala pink itu kuat-kuat membuat semua orang yang memperhatikannya, menatap heran.

"Heh, lebih baik kita habisi anak ini, sekalian dua anak itu juga" tunjuknya pada pemuda cupu dan Jongdae yang berdiri tak jauh dari Baekhyun.

"Ck, itu yang kalian inginkan? Oke, ayo mulai" seringainya, seraya menyiapkan kuda-kuda bertarung.

"Ayoo seranggg" teriak orang-orang itu berlari menghampiri keduanya.

Ditangkisnya pukulan seorang pemuda jangkung itu dengan mudah lalu menghajarnya tepat diulu hatinya, sehingga membuat orang itu terpental dan menabrak dinding di belakang pemuda cupu itu. Namun, pemuda itu hanya tenang saja tanpa memperdulikan orang-orang tersebut.

Sama halnya dengan Baekhyun, Jongdae pun sedang disibukkan dengan musuhnya. Tampak Jongdae kewalahan melawan 1 orang bertubuh besar. Melihat Jongdae yang sedikit kewalahan membuat Baekhyun sedikit kasian. Namun, tanpa disadarinya dari arah belakangnya seorang berbadan besar bertatao berhasil membuat Baekhyun terpental beberapa meter, tangan kanannya digunakan untuk menahan badannya agar tak jatuh, lalu segera berdiri, dibersihkanya darah yang keluar dari mulutnya dengan punggung tangan lalu iris cokelatnya melebar ketika matanya melihat sang pemuda cupu itu akan dihajar dari belakang, karena jaraknya cukup jauh membuatnya tak bisa menghampirinya.

"Awas dibelakangmu" teriak Baekhyun, kalap.

Lalu, tersadar dari lamunannya pemuda itupun dengan ,mudahnya menangkis pukulan, dan menghajar orang itu dengan telak dibawah dagunya dan membuatnya terpental jauh.

Baekhyun menatap heran anak itu, 'Kalau dia bisa bertarung untuk apa aku membantunya?' batinnya miris,karena ternyata orang itu lebih hebat bertarung dibanding dirinya.

Terbukti dengan terkaparnya ke3 orang itu, dengan wajah atau tubuh yang tak sedikit pun dia tersentuh. Pemuda itu pun menghampiri Baekhyun, lalu melenggang pergi tanpa memperdulikannya.

Namun, samar-samar dia sempat mendengar gumaman kecil dari mulut pemuda itu.

"Sial, kau bicara apa brengsek?" teriak Baekhyun kesal.

"Baekhyun, kau tak apa?" tanya Jongdae, membantu Baekhyun berdiri. Lalu, Jongdae pun melihat kearah dimana pemuda itu menghilang. "Arahnya kesekolah kita, Baek. Siapa ya dia? Kok aku gak pernah lihat dia" tanyanya, mengelus dagunya pelan.

"Mana ku tahu!" ketus Baekhyun, lalu melangkah pergi menuju sekolahannya.

"Ck, tak kusangka si cantik itu juga satu sekolah denganku?" gumamnya pelan, yang ternyata pemuda itu adalah Chanyeol, tanpa disadarinya sebuah senyum tipis terbentuk dibibirnya yang tipis "Tambah menarik saja"tambahnya.

_ TBC _