"Seongwu pulang"

Seongwu tersenyum canggung ketika ia baru saja melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah. Mendapati kedua orang tuanya sedang asik bercengkerama dengan sosok asing yang familiar baginya.

"Sayang, kemari."

Seongwu menurut. Ia berjalan mendekat pada sosok ibu yang saat ini sedang tersenyum lembut padanya.

Mata Seongwu dari tadi tak henti hentinya melirik tak nyaman ke arah sosok pemuda lain yang berada di seberang tempat duduknya.

Tampan juga. Begitu batin Seongwu.

Namun yang membuat Seongwu lebih tak nyaman adalah kenyataan bahwa lelaki di depannya itu saat ini tak segan untuk mengamatinya terang terangan, dengan senyum yang menunjukkan dua gigi kelincinya. Meskipun terlihat lucu, namun bagi Seongwu itu sangat menyebalkan.

"Seongwu~" Suara lembut ibu membuat Seongwu sadar dan menoleh ke arah kanan, dimana ibunya berada.

"~ itu Kang Daniel." Kata Ibu Seongwu sambil menunjuk laki laki bersurai coklat madu di depan Seongwu.

Sebentar. Kang Daniel?

Otak Seongwu tiba tiba bekerja lebih keras. Nama itu sepertinya pernah ia dengar di suatu tempat. Namun dimana itu Seongwu benar benar tak dapat mengingatnya. Yang ia yakini saat ini hanyalah, nama itu benar benar tak asing bagi telinganya.

"Putra Ayah yang berada di Canada." Jelas Ibu Ong sambil terkekeh kecil, menyadari ekspresi Seongwu yang saat ini sangat lucu.

Aaah. Putra Ayah. Pantas saja seperti tak asing dengan nama itu. Ekhmm bukankah itu berarti dia adalah adikku?

Seongwu sibuk sendiri dengan monolognya dalam hati.

"Mulai hari ini, Daniel akan tinggal bersama kita." Seongwu hanya mengangguk pelan tanda mengerti.

"Kami harap kalian bisa saling menyayangi dan membantu satu sama lain." Sekali lagi Seongwu hanya mengangguk menanggapi celoteh ibunya, "Dan Seongwu kau yang lebih tua harus bisa membimbing Daniel. Arra?"

Seongwu ingin protes namun ia urungkan hanya karena tak ingin kena omel sang ibu.

"Kalu begitu kalian berkenalanlah dan saling mendekatkan diri. Ayah dan Ibu akan pergi sebentar."

Seongwu melongo, setelah kecupan di dahi yang Seongwu terima dari ibunya, orang tuanya benar benar pergi. meninggalkan dirinya sendiri bersama sang 'adik' yang sedari tadi hanya tersenyum menunjukkan gigi kelincinya.

Seongwu mengalihkan perhatiannya pada Daniel. Ia tersenyum mencoba mencairkan suasana meskipun senyuman yang ia berikan tampak canggung.

"Hei, ternyata kau manis juga."

Seongwu tercengang setelah mendengar penuturan Kang Daniel yang terdengar ambigu. Bulu kuduknya merinding ketika melihat pemuda di depannya yang sedari tadi tersenyum lucu, kini sudah menyeringai seram ke arahnya.

to be continue