Naruto mencoba memberontak untuk membebaskan hidungnya dari tindihan pantat Tsume, namun pantat itu terasa semakin berat dan memaksa Vaginanya ditekan jauh terhadap mulut Naruto.

"Ah, i- ini dia~" Tsume melenguh panjang, menggoyang pinggulnya semakin kencang membiarkan lubang pantatnya digosok-gosok oleh puncak hidung Naruto.

"Jika kau tidak ingin tersedak, aku sarankan kau cepat menelannya!" Katanya sambil menyeringai.

Untuk sekilas Naruto merasa bingung, namun seketika membelakak ketika,,,

Spluuuuurrrrrttttttt!

Naruto akhirnya tersadar dan sebuah pemahaman akhirnya diterima otaknya.

Dia menjadi jaminan atas keselamatan Tama-channya. Dia sedang dikencingi sekaligus sedang dipaksa untuk mencerna semua Air seni yang dikeluarkan oleh Ibu temannya ini.

Tsume mencoba menahan diri untuk terus menggerakan pinggulnya, dia berhenti dan sedikit mengangkat pantatnya untuk melihat wajah Naruto yang terendam oleh Air seninya. Tetesan Air seninya sedikit meluber dari mulutnya, meskipun begitu sebagian besar Air seninya itu Naruto cerna seperti yang terlihat dengan jakunnya yang naik turun.

Tsume merasa puas dengan tampilan remaja awal yang mencerna Air seninya, itu membuatnya semakin bergairah.

Naruto sedikit menggigil jijik ketika berhasil menyelesaikan tetes Air seninnya yang terakhir. Dia hendak bangkit membebaskan diri, namun Tsume tidak membiarkan itu dan terlebih dahulu menurunkan kedua kakinya untuk mengekang kepala Naruto.

"Bersihkan Vaginaku!" Perintah Tsume sekaligus langsung membuka bibir Vagina dengan kedua jarinya.

Naruto terhenyak, kedua matanya membelakak terlalu terkejut melihat seberapa banjirnya Vagina itu.

"Cepat!" Tekannya kembali ketika Naruto hanya gemetar tak menanggapi perintahnya tadi.

Tersadar dengan intimidasi itu Narutopun langsung mengangkat kepalanya untuk memungkinkan mulutnya mencapai Vaginanya.

"Oh, iyaaaah~" Tsume melenguh ketika merasakan lidah kasar menyapu jembut hutan liarnya dan perlahan menuju permukaan inti Vaginanya. "Ini salahmu sendiri tahu, aku uh~ sudah meminta alternatif ah~ untuk Air kencingku, na ah~ namun kau bersikeras menolaknya!"

"Hnnnggg~" Naruto mengerang ketika Tsume menurunkan sedikit pantatnya untuk membuat Vaginanya mendapatkan sentuhan lidah yang lebih intens darinya.

"Aku yakin uh~ kau pernah melakukan ini sebelumnya!" Kata Tsume disela merasakan kenikmatan itu. Kedua tangannya berpindah kebelakang, menumpu punggungnya untuk lebih leluasa menggoyangkan pinggulnya.

Naruto terdiam, pikiran dan lidahnya terlalu pokus mencicipi rasa asam dan kecut yang tersebar disekitar Vaginanya.

"Ah~ Aku suka dengan laki-laki yang bersemangat." Katanya sambil mendesah. "Sekarang masukan dan gerakan lidah nikmatmu itu didalam Vaginaku!" Kedua jarinya membantu melebarkan bibir Vaginanya, menunjukan lubang berkerut yang masih meneteskan jus cintanya.

Dengan enggan dia mematuhi perintahnya, membuka mulutnya kembali dia menjulurkan lidahnya untuk menyapu lubang berkerut dan setelah itu memasukan lidahnya kedalam sana.

Dia sangat berharap agar Tsume segera puas dan bisa pergi dari tempat ini. Namun untuk melakukan itu sepertinya dia harus menyertakan beberapa teknik yang dia pelajari dari Suzume-sensei, dia akan membuat sesi pemaksaan ini berakhir dengan cepat.

Ditengah putaran lidahnya dalam Vagina Tsume kedua bibirnya ikut andil, dia menempel erat dengan lubang Vaginanya dan sesekali menyedotnya menguras semua jus cintanya.

"Ooooooohhhhhh~" Dengan desahan keras tubuh Tsume sedikit berguncang. "A- apa yang kau lakukan? Itu sangat nikmat!"

Naruto tidak menjawab, dia menjulurkan lidahnya semakin dalam dan bergoyang-goyang untuk menemukan titik-titik yang akan membuat Tsume orgasme dengan cepat.

"INI AKAN DATANG BAJINGAN SIALAN!" Tsume melolong frustasi. "BAGAIMANA ANAK KECIL SEPERTIMU BIS- AAAAAAAAAAAAAAAAHHHHHHHHHH~ CUUUMMMIIINNNNNNNNGGGGGG!"

Squiiiiirrrrrrrrrrrrrrrrrttttttttttt!

Naruto merasakan otot-otot dinding Vagina menjepit lidahnya, tak berselang lama semburan orgasme menyerupai sebuah pelepasan Air keran membasuh seluruh wajahnya.

Naruto lega, dia berhasil membuat wanita tua itu mendapatkan orgasmenya dan setelah ini dia pasti akan langsung perg- Naruto tidak mampu melanjutkan pemikirannya ketika Tsume mengangkat pantatnya, bergerak sedikit maju dan kembali menenggelamkannya menimpa wajah Naruto.

Apa lagi ini? Bukankah dia sudah melakukannya dengan sangat-sangat-sangat baik tadi? Seharusnya dia sudah merasa puas dan secepatnya pergi meninggalkannya sendiri!

"Ah, satu tempat lagi yang harus kau bersihkan!" Dia menyeringai dan menurunkan pantatnya untuk membuat lubang Anus kecoklatannya disambut oleh mulut Naruto.

Naruto mencoba menghindar dengan menggeleng-gelengkan kepalanya hanya untuk membuat Tsume sigap menjepit sisi kepala Naruto dengan kedua kakinya.

"Ayo bersihkan!" Tsume menggesek-gesekan Anusnya diatas puncak hidung Naruto dan setelah itu dia menempatkan kembali diatas mulut Naruto.

Kedua mata biru itu mulai tergenang, menyadari tak mampu lagi melarikan diri Naruto lekas menjulurkan lidahnya menyapu permukaan lubang Anusnya itu.

Dia hampir tersedak, rasanya sangat menjijikan ketika dia menyapu lubang kotornya itu. Dia sama sekali tak keberatan melakukan ini untuk senseinya karena dia selalu memastikan lubang Anusnya itu selalu bersih, namun dengan wanita tua ini, lubang Anusnya terasa sangat menjijikan dengan beberapa noda kotor yang terasa asam dilidahnya.

Merasa Naruto mulai menjilat Anusnya, Tsume mulai kembali mengayunkan pinggulnya dan jarinya juga mulai bermain dengan vaginanya untuk membantu menambahkan kenikmatan yang dia rasakan. Sebenarnya Tsume tidak merencanakan untuk melakukan pelecehan ini, awalnya dia hanya akan membuat dia kesal untuk menyalurkan rasa frustasinya. Namun karena kenikmatan lidah kasar dan hangatnya itu, Tsume jadi lupa diri dan sepertinya sudah terlalu terlambat untuk menghentikan pelecehan ini.

Dia akan melanjutkannya, tidak peduli jika dia harus memperkosa anak kecil dibawahnya ini.

"OH, KAMI?!" Dia menjerit ketika dua matanya tak sengaja menatap Penis tegak menjulang 5+ inci Naruto. "Apakah kau benar teman putraku?" Dia berpikir sangsi melihat kegagahan bentuk Penis yang dimiliki anak -10 tahun. "Kau memiliki Penis yang sangat indah! uhmmmm~" Tsume bergeser kedepan, membungkukan tubuhnya sekaligus membuat wajahnya langsung berhadapan langsung dengan Penis Naruto.

"A- apa yang kau lakukan?" Tubuh Naruto gemetar ketika Tsume menjebak Penisnya diantara kedua tangannya, emnggosoknya perlahan membuat suara erangan mulai keluar dari mulutnya.

"Aku akan melakukan ini!" Katanya Tsume menyeringai, dia melepaskan kedua tangannya dan langsung memasukan Penis Naruto kedalam mulutnya. "Uuuuuummmmmmm~" Tsume melenguh merasakan sensasi dan rasa Penis Naruto didalam mulutnya.

Setelah akrab dengan rasa Penisnya Tsume lekas mengayunkan kepalanya naik-turun dengan semangat, mencoba mengimbangi kenikmatna yang dia dapatkan dari lidah kasar Naruto yang bergoyang-goyang didalam Anusnya.

Naruto mengejang kenikmatan, dia sempat menghentikan kegiatannya hanya untuk dipaksa kembali melanjutkan kegiatannya ketika pantat Tsume menekan wajahnya.

"Y- ya~ sepertih ituuhhh~"

Naruto terengah-engah, dia merasa terbawa oleh gairah dan tanpa sadar mempercepat lidahnya untuk menstimulasi Anus Tsume.

Tubuh Tsume menggelinjang, pinggulnya bergoyang campur aduk, dan ketika dia mulai merasakan perutnya hendak meledak dia langsung menjepit erat kepala Naruto untuk membuatnya diam mencerna pembebasannya.

Squiiiirrrtttttt!

Orgasme meledak dari Vaginanya dan langsung merendam wajah Naruto.

Tsume bernafas lega, dia mengeluarkan Penis Naruto dari mulutnya dan langsung bangkit berdiri untuk berputar memungkinkannya duduk diatas perut Naruto.

"Ehehehehe,," Tsume terkekeh geli melihat wajah anak kecil dalam rendaman Orgasmenya. ",,Kita berdua tahu, ini hanya awal dari kesenangan kita kan?" Dia mulai bergerak mundur, menempatkan Penis tegak Naruto diantara paha basahnya.

"Ta- tapi,,," Naruto tercekat, dia tidak bisa menyelesaikan perkataannya ketika Tsume mulai menggiling Penisnya diantara kedua bibir Vaginanya.

Naruto ingin menolak gagasan kehilangan keperawanannya untuk wanita tua itu, namun entah kenapa kondisi yang dialami tubuhnya tidak setuju dengan pemikirannya. Penisnya membesar, semakin keras karena desakan gairah yang terus dikobarkan.

Meskipun pemikirannya menyimpan tentang pesta melepas keperawanannya dengan Suzume-sensei, tapi tubuhnya tidak bisa menolak untuk berhubungan seks dengan wanita tua dengan segudang pengalamannya.

"Ohhhhh~ lihatlah, dia semakin banjir merasakan Penismu!~" Nyanyian sensual dikumandangkan Tsume.

Naruto terdiam mencoba meredam setiap erangan dan desahan yang akan dikeluarkan oleh mulutnya. Kepalanya menoleh kearah lain tak membiarkan dirinya melihat wanita tua tersebut.

"Lihatlah kesini!" Tsume mengambil tengkuknya, memaksa kepalanya tegak lurus memungkinkannya melihat kedua alat kelamin mereka yang saling bergesekan. "Jangan tutup matamu, perhatikan bagaimana wanita dewasa sepertiku menelan Penis anak kecil sepertimu!" Tsume sedikit mengangkat pantatnya, kemudian tangan kirinya meraih Penis Naruto dan meletakan kepala Penisnya didepan lubang Anusnya.

Kening Naruto mengerut, dia merasa bingung dan heran ketika melihat kepala Penisnya menekan-nekan lubang pintu masuk Anusnya.

Kenapa dia menempatkannya disana? Pikirnya.

"Oh, jangan terlalu heran! Vagina adalah tempat yang suci dan khusus, hanya orang yang kucintai boleh memakai tempat itu!" Seakan tahu isi pikiran Naruto, Tsume mencoba menjelaskan tentang seberapa pentingnya tempat yang disebut Vagina itu. "K- kau hanya boleh menggunakan tempat kotor ini. Aaaaahhhh~" Tsume mengakhirinya sambil perlahan menenggelamkan Penisnya kedalam Analnya.

"I- ini,,," Naruto menggertakan giginya ketika merasakan kepala Penisnya langsung disambut himpitan erat dinding Anusnya.

"Ehehehehe,,," Tsume kembali terkekeh melihat respon anak kecil dibawahnya. ",,,Otot alat seks seorang Kunoichi terlatih sangatlah kuat, dan aku hanya bisa berharap Penismu tidak akan remuk dibawah kekuatan otot-otot dinding Anusku!" Selesai dengan itu Tsume melolong panjang dan langsung menenggelamkan seluruh Penisnya kedalam Analnya.

"Oraaaaaaggggggghhhhhhh!" Naruto berteriak kesakitan. Punggungnya tersentak bangun, namun seketika tubuhnya melemas kembali menghentak lantai apartemennya.

Tsume menjilat bibirnya, Tsume tahu malam ini dia akan menghancurkan anak kecil ini.

o

Line break-o

o

"Uzumaki Naruto?"

Suzume mengerutkan kening ketika kelas hanya diam tanpa ada yang berniat menjawab absenan kelasnya.

"Apakah dia absen lagi hari ini?" Suzume menghela nafas jengah ketika melihat kursi kosong tempat Naruto selalu berada.

Sudah dua hari Naruto tidak hadir dikelasnya membuat Suzume diserang rasa hawatir. Apakah itu karena penolakannya (?), atau ada sesuatu yang terjadi sehingga membuatnya tidak bisa menghadiri kelas seperti biasanya (?).

Suzume sudah tahu alasan kebencian penduduk desa terhadap Naruto, dia menjadi sangat takut jika alasan absennya Naruto selama dua hari berturut-turut ini karena tindakan anarkis mereka (Desa) sehingga menyebabkan Naruto kembali masuk rumahsakit.

"A- ano,,," Salah-satu siswi hendak berseru, sedikit ragu dia malah menundukan kepalanya kebawah meja.

"Hyuga-san, apakah ada yang ingin kau katakan?" Siswi bermarga Hyuga itu kembali mendongkak, dia menatap langsung Suzume dengan kedua mata lavendernya yang berkaca-kaca. "Ada apa? Kenapa kau menangis?" Suzume panik mendapati kedua mata siswinya itu tergenang hendak menangis.

"I- itu,, t- tigaa hari yang lalu Na- Naruto-kun,,," Dia berhenti untuk meredam isak tangisnya. ",,,A- aku tidak ingin membicarakannya!"

Apa maksudnya itu? Suzume menyipitkan matanya menatap Hyuga-san.

"Hyuga-san, apa kau tahu rumah Uzumaki-san?" Hyuga menganggukan kepalanya.

"Kita pergi memeriksanya!" Suzume bangkit dari tempat duduknya, dia melangkahkan kedua kakinya keluar dari kelas dan diikuti oleh Hyuga-san yang juga bangkit dari kursinya.

o

"Apakah kau yakin dia tinggal disini?" Suzume menatap sebuah apartemen bobrok dua lantai didepannya. Apartemen itu tidak terurus, bahkan dia bisa menebak bahwa gedung apartemen itu kebanyakan kosong tak memiliki penghuni didalamnya.

"Y- ya, a- aku melihat N- Naruto-kun masuk kedalam sana!" Hyuga menunjuk sebuah pintu dilantai dua yang memiliki coretan kasar memenuhi permukaan kulit pintu itu.

"Ngomong-ngomong, Hyuga-san, bagaimana kau bisa tahu tempat tinggal Uzumaki-san?" Suzume sendiri tidak pernah tahu Naruto tinggal didistrik kumuh seperti ini.

"E- eh,,," Hyuga-san kelabakan mendapatkan pertanyaan itu. Menatap kesana-kemari dan diakhiri menundukan kepalanya wajah yang memerah padam.

"Sudahlah, sebaiknya kita naik dan memeriksa Uzumaki-san dirumahnya!" Suzume tidak buta, dia tahu apa yang dialami oleh gadis kecil Hyuga-san untuk muridnya itu.

Mereka berdua masuk kedalam gedung, menaiki lantai dua dan menyusuri lorong untuk sampai didepan pintu apartemen Naruto tinggal.

"Uzumaki-san? Apakah kau ada didalam?" Suzume berseru keras memanggil seseorang didalam apartemen tersebut.

"N- Naruto-kun sedang ada dikamarnya, dan,,," Hyuga-san yang sudah mengaktifkan Doujutsunya berseru memberitahu Suzume, dia tidak bisa menyelesaikan kata-katanya karena terlalu malu untuk memberitahukan apa yang sedang dilihat kedua mata Byakugannya itu.

Tidak menunggu untuk mengklarifikasi perkataannya Suzume lekas membuka pintu apartemen Naruto.

Pemandangan pertama yang mereka temui adalah seberapa kotornya apartemen itu. Sampah berserakan, pakaian kotor dimana-mana dan beberapa jenis binatang menjijikan lainnya bergerumul untuk berpesta diatas tumpukan sampah itu.

"Apakah tidak ada yang mengajarinya tentang seberapa pentingnya kebersihan itu?" Suzume mengeluh sambil memperhatikan ruang lingkup apartemennya, dan ketika dia semakin masuk hidungnya langsung disambut oleh bau pesing Air seni yang mengering dan campuran keringat asam yang sangat mencurigakan. "Bau apa ini?"

Hyuga-san yang berada dibelakangnya menundukan kepalanya, dia menahan isak tangis ketika mengingat insiden dua hari yang lalu.

Hyuga-san adalah penguntit setia Uzumaki Naruto, dan ketika dia sedang memperhatikan sang idola dengan Byakugannya, dia mendapati insiden pemerkosaan yang dialami oleh idolanya itu.

Dia ingin maju membantu idolanya itu, namun apadaya, dia terlalu pengecut dan pesimis untuk bisa membantunya. Idolanya sendiri tidak berdaya dibawah kekuasaan wanita tua itu, bagaimana dengannya?

"Apa kau tahu sesuatu, Hyuga-san?" Hyuga-san tersentak ketika Suzume beralih menatapnya.

"I- itu,, A- aku,," Dia tergagap, merasa bingung harus menjelaskannya kepada Suzume. ",,A- aku melihat w- wanita tua itu s- sedang memaksa N- Naruto-kun untuk,, u- untuk,,"

Tidak menunggu Hyuga-san mengakhiri penjelasannya, Suzume langsung mengerti dan lekas berlari menuju sebuah ruangan terpisah yang dia asumsikan sebagai kamar Naruto.

Menabrak pintunya terbuka dan kedua matanya langsung mendapati Naruto terkejut sedang terbaring diatas ranjangnya.

"I- ini tidak mungkin terjadi,," Suzume tersentak ketika mendapati seluruh tubuh Naruto dipenuhi bekas gigitan dan hickey. Dia tahu dan mengerti seberapa nyata ketakutannya itu.

"S- Suzume-sensei?" Kedua mata biru itu masih membelakak, dia terkejut dengan kedatangannya sehingga dia menghentikan kegiatannya mengocok Penisnya.

"N- Naruto-kun!" Hyuga-san melangkah masuk, dia menghampiri tempat Naruto dan langsung memeluknya. "M- maafkan aku! Maafkan aku, N- Naruto-kun!"

oooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooo

Kurama-san tidak bertindak untuk menyembuhkan luka gigitan dan tanda hickey tersebut, alasannya karena hal itu sama sekali tidak membahayakan nyawa Naruto.

Setelah insiden pemerkosaan ini kehidupan Naruto dipastikan akan berubah, dia akan menjadi pecandu seks yang tidak ada duanya. Untuk menyalurkan frustasinya dari ketidak berdayaannya mengambil kendali permainan dari Tsume, Naruto akan mendominasi beberapa perempuan yang tidak menyangkal kekuasaannya.

Shotacon adalah sinonim dari lolicon. Shotacon buat laki-laki, lolicon buat perempuan.