Profil peerage Naruto:

Nama: Naruto Namikaze (Phenex)

Bidak: King.

Ket: Merupakan seorang iblis dengan darah setengah manusia, anak dari pasangan Minato Namikaze (Phenex) yang merupakan seorang Half-Devil dengan Kushina Uzumaki yang seorang Miko (manusia). Memiliki kekuatan yang berasal dari dunia lain yang dia sebut UP (Unbeatable Power) yang di dalamnya menyimpan jiwa dan kekuatan hewan suci yang dia sebut Guest (Guardiant Beast).

Nama: Tomamo Namikaze atau Tomamo no Mae.

Bidak: Queen

Title: Queen Of Conquer

Ket: Tamamo adalah salah satu hewan suci (Guest) yang berasal dari dunia lain. Jiwa nya dan Jiwa dua pengawalnya tersegel di tubuh seorang gadis desa bernama Misukume. Ketika gadis desa tersebut tewas karena di pukuli warga, Tamamo mengambil alih tubuhnya dan membantai warga desa. Karena tubuh sang gadis yang tidak mampu menahan kekuatan besarnya, ia tidur di dimensi yang ia buat sampai tubuh itu bisa sesusai dengan kekuatan nya. Setelah beratus-ratus tahun berlalu, ia terbangun bersamaan dengan Naruto yang menemukan tempat persembunyian nya. Dan saat itu Naruto telah menjadikan nya iblis. Dia merupakan peerage keempat Naruto.

Nama: Erza Scarlet

Bidak: Knight (2 piece)

Title: Titania Queen, Dancing Blade Armored Demon Girl.

Ket: Salah satu penduduk desa yang di kuasai dua penyihir jahat, dia menaruh dendam pada dua penyihir tersebut dan pada kepala desa yang memilih mendukung dua penyihir. Dia dan Naruto yang kebetulan mampir ke desa tersebut di jadikan tumbal oleh kepala desa dan dua penyihir. Namun saat akan di bunuh, kekuatan Erza muncul. Dan dengan itu dia dan Naruto berhasil mengalahkan dua penyihir tersebut. Setelah desa nya aman, Erza memilih ikut dengan Naruto dan menjadi peerage Naruto, ia merupakan peerage kedua Naruto.

Nama: Shikamaru Nara

Bidak: Bishop (1 piece)

Ket: Shikamaru merupakan mantan pasukan khusus yang memilih menjadi pembunuh bayaran, ia memilih profesi seperti itu untuk mencari sebuah kelomopok yang telah membantai pasukan nya. Memiliki kemampuan menggunakan berbagai senjata api dengan akurasi sangat bagus (terutama saat menggunakan Sniper Rifle). Bertemu Naruto saat dia menyelamatkan seorang gadis (Ravel ) dari iblis liar, kemudian bergabung dengan peerage Naruto seminggu setelah penculikan Ravel. Dia merupakan peerage kelima Naruto.

Nama: ****** (masih rahasia)

Bidak: Pion (2 piece )

Ket: Dia seorang pemuda yang muncul di Castle Phenex milik Revan Phenex (kakek Naruto) dalam keadaan luka parah. Revan merawatnya hingga sembuh yang kemudian memanggil Naruto untuk menjadikan pemuda tersebut peerage Naruto. Dia (pion Naruto) mau menjadi peerage Naruto bila Naruto mampu mengalahkan nya, akhirnya pertarungan terjadi dan Naruto keluar sebagai pemenang meski harus menggunakan kekuatan salah satu dari tiga Guest terkuatnya. Dia merupakan peerage pertama Naruto.

Nama: ***** (masih rahasia)

Bidak: Rook (1 piece)

Ket: Dia merupakan seorang manusia setengah yokai yang tidak mampu mengendalikan kekuatan senjutsu nya. Saat dia tidak bisa mengendalikan kekuatan nya, ia bertemu dengan Pion Naruto yang sedang menjalankan misi dari Naruto. Singkat cerita, Pion Naruto berhasil membuatnya tenang dan kemudian merekut nya untuk menjadi peerage Naruto. Dia merupakan peerage ketiga Naruto, beberapa bulan setelah Naruto menjadikan Erza menjadi iblis.

Nama: ******* (masih rahasia)

Bidak: Bishop (1 piece)

Ket: Dia merupakan seorang gadis vampire setengah manusia, karena darah manusia nya itu dia di kucilkan oleh ras vampire. Sepanjang hidupnya dia hanya tinggal di Castle nya tanpa pernah keluar. Suatu hari dia bertemu penyusup yang tidak lain adalah Pion Naruto di Castle nya. Singkat cerita, karena dia ingin merasakan dunia luar dia memilih ikut dengan si penyusup tersebut dan menjadi peerage Naruto. Dia merupakan peerage keenam Naruto. Sebagai tambahan, karena darah manusia nya dia memiliki sacred gear langka.

.

. .

. . .

Guest

By:

Red Eyes B. Dragon

Desclaimer : Jelas bukan punya saya!...,

Pairing: Naruto x Erza, ...

Warning : Typo (s), Miss Typo (s), OOC, OC, Alternative Universe (AU) and Etc.

...

...

..

Skip time Dua tahun.

Waktu berlalu dengan cepat, dan tanpa di sadari sudah dua tahun semenjak Shikamaru menjadi bagian dari peerage Naruto. Dalam dua tahun terakhir ini Naruto habiskan dengan berpetualang, meningkatkan kemampuan nya serta pengetahuan nya.

Dia, Erza, dan Tamamo berpetualang bersama. Tujuan mereka adalah latihan, terutama untuk Erza.

Dalam dua tahun terakhir ini, Naruto yang di bantu Tamamo melatih Erza dengan sangat keras. Peerage bidak Knight sekaligus gadis yang paling lama bersama Naruto itu bahkan menghancurkan dirinya sendiri agar bisa mendapatkan hasil yang maksimal.

Hasilnya... sebanding dengan usahanya. Saat ini Erza menjadi ahli pedang yang sangat kuat, bahkan Naruto tidak mampu mengalahkan nya dalam adu pedang. Selain itu, dia sudah memasteri kekuatan yang ia miliki, sangat banyak teknik dan armor yang dia kuasai.

Sementara itu, Shikamaru yang menjadi anggota kelima Naruto juga berkembang pesat dalam dua tahun ini. Dia yang ikut bersama Pion dan Bishop lain Naruto mendapat pelatihan sekaligus pengalaman supernatural dari anggota terkuat ketiga (Pion Naruto) dalam peerage Naruto.

Shikamaru mengikuti pria tersebut atas perintah Naruto, karena selain mengasah kemampuan nya Pion Naruto itu juga membantunya dalam penyelidikan tentang organisasi yang menyerang kelompok Shikamaru dahulu. Itu sesusai dengan apa yang Naruto tawarkan padanya dahulu.

Sedangkan untuk peerage Naruto terakhir, yang menepati posisi Rook sekaligus pria yang memiliki darah Yokai, saat ini masih tinggal di tempat Yokai monyet (Hiruzen) yang merupakan salah satu guru Naruto. Dia disana untuk belajar mengendalikan kekuatan senjutsu nya. Dan sekarang pelatihan nya tersebut telah selesai dengan hasil yang menakjubkan.

-line break-

"Hooaamz... " mulutnya terbuka lebar dan mengeluarkan suara yang panjang, tanpa memperhatikan sopan santun ataupun tata krama pemuda bersurai kuning dan bermata biru tersebut menguap lebar.

Naruto masih mengantuk karena pekerjaan malam tadi, dan sekarang dia harus bangun sangat pagi karena suatu alasan. Karena hal itulah ia menyandarkan kepalanya di sandaran sofa yang berada di ruang tamu rumah nya, sesekali ia memejamkan matanya.

Dalam dua tahun ini tak banyak yang berubah dari Naruto, hanya wajahnya yang sedikit lebih tegas dan dewasa dan rambutnya yang sedikit lebih pendek dan rapi. Selain itu, tidak ada yang berubah dari dirinya.

Saat ini, ia berada di ruang tamu atau ruang keluarga yang berukuran tidak besar namun juga tidak kecil. Dia duduk di sofa untuk satu orang berwarna biru muda, di sebelah dan di depan nya juga terletak sofa berwarna sama namun berbeda ukuran, tiga sofa itu di batasai oleh meja berbahan kaca.

Kembali ketempat Naruto, iblis yang sudah berusia hampir dua puluh dua tahun itu membuka matanya yang sebelumnya tadi terpejam ketika dia mendengar suara langkah kaki yang mendekat. Menolehkan kepalanya, Naruto menemukan Erza dengan pakaian santai berjalan kearahnya.

Gadis yang selalu bersama nya selama hampir lima tahun itu memakai baju kaos lengan pendek berwarna hitam polos yang terlihat kontras dengan kulitnya yang putih, memakai celana ketat setengah paha menunjukan kaki jenjang nya yang tidak memakai alas.

Rambut merahnya yang lebih panjang di banding rambutnya yang dulu dia ikat ekor kuda dengan ikat rambut berwarna hitam, poni rambut yang miring kesamping kanan hampir menutupi mata kanan nya. Selama dua tahun ini tidak banyak penampilan Erza yang berubah, hanya wajahnya saja yang semakin cantik dan rambut merahnya yang semakin panjang.

"Pagi Er-chan. "

Gadis yang saat ini berumur sembilan belas tahun itu hanya dia tanpa ada niat menjawab sapaan Naruto, dia dengan tenang berjalan melewati sofa atau kursi Naruto sebelumnya akhirnya duduk di sofa panjang yang berada di samping depan Naruto. Sekilas Erza melirik Naruto yang tengah cemberut, kemudian tatapan nya kembali kedepan.

"Hei, ada apa dengan mu?" Naruto yang sebelumnya cemberut sekarang berekspresi kesal sambil berbicara dengan nada dibuat tinggi.

Sekali lagi Erza hanya melirik Naruto dari ekor matanya, setelahnya dia kembali diam. Namun beberapa saat kemudian dia menyandarkan tubuhnya pada sofa dan bergumam pelan. "Pikirkan saja sendiri."

"Haa_ "

"Met pagi Naruto-kun." Naruto tidak jadi meneruskan ucapan nya karena sepasang lengan telah memeluknya dari belakang, dan belum sempat pemuda pirang itu bereaksi sebuah benda lembut telah menempel di pipi kiri nya.

Gadis berambut merah muda yang baru saja mencium Naruto itu kemudian mendongakan wajahnya menatap Erza, sebuah senyuman manis terlihat di wajah cantiknya. "Met pagi Erza. "

Dan balasan Erza hanya sebuah dengusan. Dan entah mengapa Naruto juga melihat ekspresi cemberut disana.

Gadis yang memeluk Naruto tadi yang tak lain adalah Queen Naruto, Tamamo menegakan tubuhnya sebelum berjalan dan duduk di sofa tepat di samping Erza. Dia saat ini masih memakai piyama biru muda dengan motif garis-garis, rambut pink nya yang biasa ia ikat twin tail kini di gerai. Sudah sangat jelas ia baru bangun tidur.

Cukup aneh, karena di antara mereka bertiga Tamamo adalah orang yang selalu bangun lebih awal untuk menyiapkan sarapan untuk mereka. Tapi sekarang dia bangun paling akhir.

Mereka bertiga sudah berkumpul, namun setelah ucapan selamat pagi dari Tamamo tadi tidak ada satupun yang berbicara. Erza yang merunung sedang memikirkan sesuatu, Naruto yang bersandar dengan wajah mengantuk, dan Tamamo yang menatap semuanya dengan wajah polos.

"Jadi... " setelah beberapa menit dalam keheningan, Erza akhirnya membuka suara. "Kenapa kita harus berkumpul sepagi ini."

"Tunggulah sebentar lagi," Naruto menjawab tanpa menatap Erza, ia lebih tertarik menatap langit-langit rumah walau sesekali matanya terpejam hendak tertidur. Bangun terlalu pagi ternyata sangat berat bagi Naruto. Tak lama kemudian dia menatap Erza. "Kita tunggu Shika datang, baru setelah itu aku akan jelaskan."

"Shikamaru-san akan datang?" Tamamo nampak sedikit bersemangat ketika mendengar tentang salah satu peerage Naruto tersebut. "Sudah lama kita tidak bertemu dengan nya, aku akan membuatkan sesuatu untuknya."

Dan dengan itu, Tamamo pergi ke dapur meninggalkan Naruto dan Erza.

"Terakhir bertemu enam bulan yang lalu." Erza menatap keatas menerawang ingatan nya pada pria dengan gaya rambut mirip nanas itu. "Cukup lama juga... "

"Ya, dan seingatku saat itu kau memotong tangan nya." Ucap Naruto sinis yang kemudian mendapatkan tatapan kesal dari Erza.

Enam bulan yang lalu, ketika semua anggota peerage Naruto berkumpul, Naruto mengadakan sebuah sparring. Dan saat itu Erza harus berhadapan dengan Shikamaru, dan hasilnya tangan kanan pria yang menepati posisi Bishop itu harus terpotong oleh pedang tajam Erza.

Untuknya saat itu Naruto membawa Air Mata Phoenix sehingga tangan Shikamaru dapat di sambung kembali.

Perhatian Naruto dan Erza teralihkan kesudut ruangan dimana disana muncul lingkaran sihir yang sudah sangat mereka kenal, dan tak lama kemudian seorang pria dengan perawakan tinggi muncul dari sana.

Itu adalah Shikamaru yang pada saat ini memakai pakaian (baju, jaket kulit, celana panjang) serba hitam, pemuda yang rambutnya diikat keatas itu berjalan mendekat dan duduk di sofa yang muat untuk dua orang, letaknya tepat berhadapan dengan Naruto. Wajah yang selalu terlihat malas menatap datar kearah Naruto.

"Jadi bagaimana perkembangan misimu." Kata Naruto sambil menatap Shikamaru dengan satu alis terangkat.

Sampai saat ini Shikamaru masih mempunyai misi untuk mengungkap pelaku penyerangan pada pasukan nya dulu, dia dan dua peerage Naruto lainnya mendapat misi penyelidikan.

Naruto punya firasat bahwa penyerangan terhadap pasukan nya Shikamaru ada hubungan nya dengan artefak kuno yang sedang Naruto teliti. Oleh karena itulah dia mengutamakan misi ini.

Shikamaru ingin membalas kematian teman-teman nya dengan menghancurkan kelompok yang menyerang dirinya dahulu, sedangkan Naruto ingin mendapatkan artefak yang telah diambil kelompok tersebut dari regu Shikamaru. Kedua nya memiliki target yang sama namun dengan tujuan berbeda.

Untuk beberapa saat Shikamaru diam, namun tak berapa lama kemudian dia menghela nafas sebelum akhirnya menjawab. "Masih sulit mencari keberadaan mereka, namun kami masih dapat mengikuti jejak mereka. Selain itu beberapa persembunyian mereka berhasil kami temukan."

"Ohh... " Naruto memberikan pandangan tertarik pada penjelasan Shikamaru, pemuda itu bahkan menunjukan senyum tipisnya. "Lalu, apa yang kalian lakukan."

"Memang apalagi... " Shikamaru merilekskan tubuhnya dengan bersandar ke sofa, tatapan menghadap keatas sedikit menerawang. "Tentu saja kami 'bersihkan'. "

Bersamaan dengan itu Shikamaru kembali menatap Naruto, dari telapak tangan nya muncul lingkaran sihir kecil berwarna kuning. Tak berapa lama kemudian sebuah map berwarna merah muncul di tangan tersebut.

Meletakan di meja kaca di depan nya, Shikamaru lalu mendorong map tersebut hingga kesisi meja yang berada di depan Naruto. "Semua rincian nya ada disana."

"Ini bagus, sekarang aku memiliki misi baru untuk mu." Perkataan Naruto membuat Shikamaru sedikit terkejut, dan dia juga kurang setuju dengan itu. Namun sebelum Shikamaru sempat protes, Naruto telah lebih dulu berbicara. "Akan ku jelaskan setelah Tamamo kesini."

Erza yang sejak tadi hanya mendengarkan sedikit mengkerutkan keningnya, sedikit kurang paham dengan pembicaraan itu. Selain itu nampak nya ia tidak memiliki peran di sini, dengan kata lain dia tidak di butuhkan disini. Jadi untuk apa dia disini.

Namun ketika dia hendak pergi, suara Tamamo yang baru datang dari dapur menghentikan dirinya. Dan sekarang tatapan nya tertuju pada gadis rubah yang tengah membawa nampan cukup besar di tangan nya.

Tamamo yang baru datang tersenyum manis kearah Shikamaru sebelum akhirnya mengucapkan 'selamat datang' pada pemuda itu, kemudian dia meletakan nampan yang ia bawa di meja dan membagikan isinya. Itu adalah teh hangat yang beraroma sedap, sebagai pelengkap ada kue kering yang manis.

Setelah itu, Tamamo yang saat ini telah mengganti bajunya dengan baju santai duduk di samping Erza. Gadis bertelinga rubah itu tersenyum kepada semua orang dan berkata, "Silahkan di nikmati."

Untuk sejenak mereka merilekskan diri dengan meminum teh buatan Tamamo, merasakan betapa harumnya aroma teh dan betapa enaknya rasa teh tersebut.

"Seperti biasa, teh buatan Tamamo sangat enak." Shikamaru memuji dengan tulus, meski jarang minum teh Shikamaru sangat menikmati teh buatan Tamamo.

"Terimakasih." Balas Tamamo dengan senyum manisnya.

Kemudian tatapan Shikamaru beralih kearah Naruto yang masih menikmati teh nya. "Jadi... " Ucap Shikamaru mengalihkan perhatian Naruto. "Apa misi yang ingin kau berikan?"

"Tentang misi itu." Naruto menatap Shikamaru lalu menatap dua perempuan yang ada disana secara bergantian, sebuah senyum misterius terlihat di wajah tampan nya. "Kita berempat yang akan menjalankan nya."

Dan ucapan Naruto tersebut membuat mereka yang ada disana tertarik sekaligus penasaran.

"Tapi... " ucapan Naruto selanjutnya membuat mereka kembali fokus pada pemuda pirang itu membuat Naruto melebarkan senyuman nya. "Sebelum itu, aku ingin melihat hasil latihan kalian (Shikamaru dan Erza) selama enam bulan ini."

Shikamaru meneguk ludahnya kasar, bagaimana dia bisa lupa setiap enam bulan sekali mereka akan melakukan latih tanding. Dengan gerakan kaku dia menoleh kesamping, ketempat Erza. Dan dia bergedik ngeri melihat senyuman (seringai) tipis dari gadis merah itu.

Mungkinkah lengan nya akan terpotong lagi?

.

. .

. .

Red Eyes B. Dragon

. . .

. .

.

Sekarang Erza dan Shikamaru sedang berhadapan dengan jarak sepuluh meter, keduanya sama-sama berdiri di tanah luas yang di kelilingi bebatuan besar. Ini adalah training ground yang di buat Naruto di dalam dimensi buatan, Training Ground Lvl 1 itulah nama nya.

Naruto sendiri membuat tiga Training Ground di dimensi ini dengan berbagai medan, Lvl 1 merupakan medan termudah untuk saat ini. Jadi tempat ini cocok di gunakan untuk latih tanding.

"Kau sudah siap, Shikamaru?" Erza membuka suara sambil membuat lingkaran sihir kecil di tangan kanan nya. Tak lama kemudian sebuah pedang pendek (iron shortsword) berwarna silver tergenggam di tangan kanan nya.

Pedang pendek tersebut bukan pedang sembarangan, terutama saat Erza yang memegangnya. Pedang tersebut di buat khusus oleh Naruto untuk nya, di buat dari logam khusus dengan sebuah rune sihir di dalam nya.

Pedang tersebut memiliki aksara sihir yang sama dengan kekuatan yang di miliki Erza. Jadi ketika Erza menggunakan salah satu kekuatan (armor) nya, pedang tersebut akan berubah mengikuti aksara sihir yang tergandung dalam armor tersebut. Dengan begitu, pedang Erza akan memiliki bahan dan kekuatan yang sama dengan armor Erza.

Naruto sendiri membutuhkan waktu tiga tahun untuk membuatnya, dua tahun untuk meneliti dan mempelajari aksara sihir kekuatan Erza dan satu tahun lagi untuk pembuatan pedang tersebut.

Sring!

Tubuh Erza bersinar dengan cahaya kuning keemasan, dan sesaat kemudian cahaya tersebut menghilang memperlihatkan Erza yang sudah memakai armor Heart Kruez miliknya. Pedang nya juga ikut berubah, yang awalnya hanya pedang pendek berbahan iron kini telah berganti menjadi pedang panjang berbahan steal (Steal Longsword).

"Haah~ merepotkan." Shikamaru menghela nafas, pasrah dengan keadaan nya. Dari awal sudah dapat di tentukan siapa pemenang nya. Namun meskipun begitu, dia tetap akan melakukan yang terbaik dan menunjukan hasil latihan nya selama ini.

Dua lingkaran sihir kecil tercipta di tangan kanan dan kiri Shikamaru, dan dari sana keluar dua buah Handgun berwarna hitam dengan ukiran unik. Itu adalah pistol Baretta 92 miliknya yang sudah di upgrade, senjata tersebut sudah di pasang rune magic untuk memperkuat demage tembakan.

Naruto yang menonton dari pinggir lapangan bersama dengan Tamamo mengangkat tangan nya serta berkata. "Mulai!"

Dan dengan itu Erza melesat maju dengan kecepatan tinggi. Bersamaan dengan itu Shikamaru menodongkan kedua pistolnya dan tanpa ragu menarik pelatuknya, dalam waktu kurang dari tiga detik dua puluh peluru dia tembakan.

Erza tanpa mengurangi kecepatan nya menangkis setiap peluru dengan pedangnya, beberapa peluru mengenai armor nya namun tidak meninggalkan bekas sedikit pun. Saat Shikamaru berhenti menembak, Erza sudah berada di depan pemuda tersebut dan tanpa membuang waktu menebaskan pedangnya kearah pemuda tersebut.

Shikamaru menunduk dan mengelak kesamping kiri, dan di saat yang bersamaan dia menodongkan pistol di tangan kanan nya menuju ke kepala merah Erza.

Dor!

Dengan tangan kirinya yang tidak bersenjata Erza menepis tangan Shikamaru membuat tembakan tersebut meleset dari sasaran, tak berhenti sampai di sana tangan kanan Erza kembali menggerakan pedangnya untuk memotong tubuh Shikamaru.

Shikamaru memutar tubuhnya 360° dan melangkah mundur, dari jaraknya sekarang dia menembakan lima buah peluru dari kedua pistolnya.

Ting! Ting! Ting!

Dengan kecepatan nya Erza mampu menangkis tiga peluru yang mengarah ke wajahnya dan menghindari dua peluru lain nya. 'Dua puluh enam peluru, tinggal empat lagi.' Batin Erza mengingat tembakan yang telah Shikamaru keluarkan.

Handgun Shikamaru hanya memiliki lima belas amunisi dalam satu buah pistol, itu artinya Shikamaru memiliki tiga puluh aminusi saat ini. Dan sekarang sudah dua puluh enam buah yang di gunakan tinggal empat lagi.

Erza kembali melesat setelah dia kembali menghindari peluru yang di tembakan Shikamaru, dia memposisikan pedangnya untuk menusuk pemuda berambut hitam tersebut. Ketika tusukan berhasil di hindari, gadis dengan surai merah itu bergerak cepat kesamping untuk menghindari peluru yang mengincar kepala nya.

Tinggal dua

Erza kembali memberikan tebasan diagonal keatas untuk menyerang Shikamaru, namun serangan nya kembali di hindari dengan Shikamaru yang melompat kebelakang. Dengan cepat Erza melesat kedepan dan menangkat moncong pistol Shikamaru sebelum menggerakan nya kesamping untuk mengubah arah tembakan, bersamaan dengan itu suara tembakan terdengar dan sebuah peluru melesat di samping kepala Erza.

Satu lagi

Kemudian Erza memutar tubuhnya sambil melesatkan sebuah tendangan menuju tangan Shikamaru yang satunya hingga membuat pistol di tangan tersebut terlempar cukup jauh. Tentu saja hal tersebut mengejutkan Shikamaru, dan itu menjadi kesempatan yang besar buat Erza.

Erza kembali menyerang dengan menebaskan pedangnya horizontal, dan Shikamaru memilih menghindar dengan menundukan dirinya.

Namun sepertinya itu pilihan yang salah karena saat Shikamaru berada di bawah dia di kagetkan dengan tendangan lurus yang mengincar wajahnya. Mau tidak mau pemuda bermata onix itu menyilangkan tangan di depan wajah, walau dia tau menahan tendangan Erza merupakan hal yang sia-sia.

Duak!

Syuuut!

Tubuh Shikamaru meluncur lurus kebelakang, kemudian terseret di tanah, terguling-guling sampai akhirnya berhenti ketika punggungnya menghantam batu sampai retak. Dari tempatnya sekarang, dia sepertinya terlempar sejauh tujuh puluh meter lebih.

"Uhuk!" Shikamaru sedikit terbatuk ketika merasakan nafasnya di tekan sesaat, kemudian rasa sakit yang cukup sakit dia rasakan di seluruh tubuhnya terutama pada bagian punggung dan kedua lengan nya.

Sementara itu di pinggir lapangan Naruto melihat kejadian tersebut dengan wajah santai seakan kejadian tersebut sudah biasa ia lihat. "Sepertinya menghadapi Erza langsung sangat sulit bagi Shikamaru." Gumam nya berkomentar.

"Mau bagaimana lagi," Tamamo yang duduk di sebelah Naruto ikut berkomentar. "Pertarungan jarak dekat bukan keahlian Shika-san."

Shikamaru ahli dalam menggunakan senjata mati, oleh karena itu dia efektif saat bertarung dari jarak lima puluh meter atau lebih. Pertarungan jarak jauh adalah keahlian Shikamaru.

"Selain itu, refleks Erza semakin baik." Tamamo kembali bicara, mata keemasan miliknya saat ini menatap Erza yang masih berdiri di tempatnya. "Sekarang dia mampu menghindari tembakan Shikamaru dalam jarak tiga meter kurang."

"Jangan lupakan tenaga monsternya." Tambah Naruto yang juga menatap Erza. "Kekuatan nya mungkin setara dengan iblis bidak Rook."

"Atau mungkin lebih." Kata Tamamo sambil memandang Naruto dengan senyuman manisnya.

Mendengar itu Naruto menghela nafasnya kemudian mendongak keatas, tak lama kemudian dia balas memandang Tamamo. "Sepertinya pertarungan akan segera berakhir."

Tamamo mengangguk setuju. "Sayang sekali Shika-san tidak bisa menggunakan teknik nya di sini."

Kembali ke pertarungan.

Shikamaru yang masih bersandar di batu menyiapkan dirinya ketika melihat Erza mulai berlari kearah nya, dengan sedikit tertatih dia menggerakan tubuhnya untuk bangkit. Sungguh serangan Erza tadi sangat berbahaya, dan kalau serangan itu telak mengenai wajahnya mungkin dia sudah pingsang dan wajah tampan nya rusak.

Mata Shikamaru seketika melebar ketika dengan tiba-tiba Erza yang masih berjarak dua puluh meter menghilang dan dalam satu kedipan mata telah muncul di depan nya. Kalau Erza yang merupakan iblis dengan dua bidak Knight menggunakan kecepatan maka tidak ada harapan buat Shikamaru.

Dengan menggunakan seluruh kekuatan nya, Shikamaru menggerakan tubuhnya untuk melompat kesamping menghindari tendangan maut Erza yang dalam kecepatan penuh. Ketika Shikamaru berhasil menghindar dia dapat mendengar suara gemuruh dan merasakan getaran di tanah hasil serangan tersebut.

Dan ketika dia melihat tempat ia berada tadi, Shikamaru tidak bisa untuk tidak terkejut ketika melihat batu besar yang menjadi tempatnya bersandar tadi kini telah menjadi serpihan kecil karena tak kuasa menahan serangan Erza.

Erza yang mengetahui serangan nya gagal, menghadapkan tubuhnya ketempat Shikamaru. Ekspresi di wajahnya nampak biasa saja berbanding terbalik dengan Shikamaru yang sudah berkeringat dan terlihat kusam. Gadis dengan surai merah itu kemudian mengacungkan pedangnya kearah Shikamaru. "Masih mau lanjut?"

Sekali lagi Shikamaru merasa pesimis, dia merasa seberapa besar pun dia berusaha dia tak akan sanggup mengalahkan Erza. Dia tidak bisa bertarung langsung dengan Erza, tapi dengan kecepatan yang di miliki Erza, Shikamaru tidak bisa menjauh dan mengambil jarak yang cukup untuk menggunakan teknik nya.

Mengandalkan kemampuan menembaknya juga tidak efektif, refleks Erza sangat baik selain itu peluru tembakan Shikamaru tidak mampu menembus armor yang di pakai Erza. Dia harus menembak bagian yang tidak di tutupi armor baja tersebut.

"Hahh~ merepotkan." Trendmark yang biasa Shikamaru gunakan dia keluarkan, namun bersamaan dengan itu pancaran matanya di penuhi tekad. Dia menekan tombol pada pistolnya untuk mengeluarkan magazine yang sudah kosong, magazine tersebut dia buang sembarang arah.

Sesaat kemudian magazine lain yang berwarna biru gelap ia keluarkan dan dia pasang, setelah itu dia menarik pengokang senjata nya. Kemudian dia mengeluarkan pisau besar (Knife solder) yang biasa di gunakan tentara. Jadi sekarang dia memegang handgun di tangan kanan dan pisau di tangan kiri, dan dengan itu dia menegakan tubuhnya dan memasang kuda-kuda.

Melihat hal tersebut membuat Erza tersenyum kecil, dan bersamaan dengan itu dia juga memasang kuda-kuda nya. Dan tak lama kemudian gadis dengan surai merah panjang itu menghilang dari tempatnya.

Shikamaru yang kali ini lebih siap bereaksi dengan cepat, dengan pisau di tangan kiri nya dia mampu menahan tebasan pedang Erza meski harus terseret kebelakang beberapa meter karena kuatnya serangan tersebut.

Saat tangan kirinya menahan serangan, Shikamaru menggunakan tangan kanan untuk menodongkan senjata nya. Ketika tubuhnya berhenti terseret, dia tanpa ragu menembakan senjatanya kearah kepala Erza.

Dor!

.

. .

Guest

. . . .

. .

.

Jam sudah menunjukan pukul 11.34 malam, dan kebanyakan makhluk yang beraktivitas di siang hari telah terlelap di alam mimpi nya. Namun tidak dengan gadis bersurai merah ini, dia masih enggan pergi kekamarnya dan tidur disana, dia masih betah di sini.

Duduk di sofa dengan tv yang menyala, menonton acara tv yang biasa di putar saat tengah malam. Entah kenapa malam ini Erza tidak bisa tidur, matanya masih segar dan tidak merasa mengantuk sedikit pun.

Jadi untuk menghabiskan waktu dan menunggu rasa ngantuk datang, gadis yang saat ini memakai piyama merah muda dengan motif hati berwarna ungu (pyjama outfit, di fairy tail pernah di pakai Erza saat menginap di rumah lucy) itu memutuskan untuk menonton tv.

Walau harus dia akui, acara yang dia tonton saat ini cukup menarik.

"Kau belum tidur?"

Erza mengalihkan perhatian nya kesamping dan disana dia melihat Naruto yang berdiri di samping sofa, beberapa saat dia menatap wajah tampan Naruto sebelum akhirnya kembali menatap tv.

"Baka." Ucapnya tanpa melihat pemuda itu, membuat kening Naruto mengkerut. "Itu pertanyaan bodoh." Lanjutnya.

Naruto kesal namun juga bingung karena hal tersebut, dia masih belum mengerti mengapa Erza berkata seperti itu. Namun tak lama kemudian dia menyadari sesuatu, jawaban atas pertanyaan tadi sudah terlihat jelas, Erza belum tidur.

"Maaf, akan ku ulangi pertanyaan ku." Kata Naruto sambil berjalan mendekat dan berdiri tepat di samping Erza. "Kenapa kau belum tidur?"

Erza melirik Naruto sesaat sebelum menjawab singkat. "Belum ngantuk."

Naruto menghela nafas sebelum duduk di samping Erza membuat gadis tersebut bergeser sedikit menjauh, Naruto yang melihat hal itu mendengus kesal. "Sebenarnya kau kenapa sih? Hari ini kau terus mengabaikan ku."

Erza menoleh untuk menatap wajah kesal Naruto, matanya berkedip bingung. Sungguh dia merasa tidak mengabaikan Naruto hari ini, dia merasa bertingkah seperti biasa. Namun setelah di pikir-pikir sikapnya memang sedikit berbeda, tapi dia tidak tau itu apa.

"Erza. "

"Uh?" Erza tersadar dari lamunan nya dan kembali menatap Naruto, namun apa yang dia dapat selanjutnya adalah sentilan di hidung. "Aw! Apa yang kau lakukan!?"

"Kau mengabaikan aku lagi." Sahut Naruto dengan pipi yang di kembungkan karena kesal, awal sebenarnya itu tidak sungguh-sungguh. "Dan kau masih belum menjawab pertanyaan ku."

"Aku tidak apa-apa." Jawab Erza dengan ketus, masih sebal akan perlakuan Naruto tadi. Dengan wajah yang sedikit cemberut ia kembali menghada tv, kembali menonton tayangan yang di tampilkan.

"Hahh~" Naruto kembali menghela nafas pasrah dengan sikap Erza, kalau sudah seperti ini maka tidak ada lagi yang bisa ia lakukan. Pemuda kuning itu kemudian berpikir hal apa yang bisa membuat Erza seperti ini.

Seingat nya gadis merah itu hanya bertindak aneh atau temprament hanya saat dia sedang kedatangan tamu bulanan, namun seingat Naruto itu sudah terjadi lima belas hari yang lalu. Jadi... apa yang menyebabkan Erza seperti itu.

Lelah berpikir, dia memutuskan untuk ikut menonton film yang di tayangkan. Akhirnya mereka berdua diam dan menikmati tontonan tengah malam itu. Ketika iklan datang Erza kembali mengajak Erza bicara.

Pembicaraan tersebut tentang pertarungan Erza dengan Shikamaru tadi pagi, pertarungan yang cukup menarik namun berakhir dengan singkat. Seperti yang di katakan Naruto, Erza menang dengan mudah, namun bukan berarti Shikamaru tidak memberikan perlawanan yang sengit.

Setidaknya pemuda berambut hitam yang dikuncir keatas itu berhasil menyarangkan sebuah peluru di bahu Erza yang terlindung armor. Tembakan terakhir Shikamaru dapat menembus armor kuat Erza, walau saat itu Erza telah berhasil menusuk perut Shikamaru hingga tembus kebelakang.

"Jadi bagaimana keadaan nya?"

"Yah, dia sudah pulih sepenuhnya." Jawab Naruto sambil terus menonton iklan yang masih di tayangkan. Sesaat dia mengingat keadaan Shikamaru sekarang. "Dia saat ini sedang mempersiapkan keberangkatan kita besok."

"Itu bagus." Sesaat setelah mengatakan itu, Erza kembali memfokuskan pandangan nya pada tv yang kini telah kembali menayangkan film yang ia tonton. Dan karena hal itu dia dan juga Naruto kembali diam, sama-sama menikmati tontonan mereka

Mata Erza melebar dan tubuhnya menegang, bersamaan dengan itu pipi mulusnya bersemu merah. Semua itu karena adegan yang dia lihat di tv, dimana disana menunjukan adegan sang pemeran utama pria tengah berciuman mesra dengan pemeran wanita.

Suara desahan mereka yang di tambah dengan suara backsound yang lembut membuat feel sangat terasa. Belum lagi gerakan tubuh masing-masing pemeran yang terlihat sangat menikmati kegiatan tersebut.

Sejak kapan film action jadi film blue. Batin Erza menjerit. Sejujur dia tidak apa menonton film seperti ini, dan sejujurnya dia sudah sering menonton. Namun itu saat dia sendiri bukan...

Mata coklat besarnya melirik kesamping, melihat pemuda pirang yang saat ini masih fokus menonton. Erza tidak apa-apa bila menonton film seperti ini sendiri, namun bila bersama seseorang apalagi orang itu Naruto maka dia... akh! Sulit menjelaskan nya.

"Aahh~"

Desahan wanita yang ada di film semakin terdengar ketika lawan main nya mengalihkan ciuman panasnya dari bibir ke leher sang gadis. Adegan mereka semakin panas ketika bibir panas sang lelaki semakin turun kebawah menuju dada sang wanita yang masih tertutup BH. Sang lelaki menggigit kain tipis tersebut dan menariknya perlahan, sesaat kemudian kain pelindung dada wanita tersebut terlepas dan menunjukan pada dunia sebuah_

Sleb!

Erza memegang remot yang tombol merahnya telah ia tekan, nafasnya sedikit terengah ketika melakukan itu.

"Hei Erza, kenapa tv nya kau matikan."

Tatapan Erza kemudian beralih kearah Naruto, wajahnya sedikit bersemu merah saat Mata coklatnya bertemu dengan mata biru Naruto. Secepatnya ia berdiri sambil berkata. "Aku ngantuk, aku mau ke kamar."

Namun ketika ia hendak melangkah pergi tangan kirinya di genggam oleh tangan kanan Naruto, dan belum sempat ia bereaksi dirinya telah lebih dulu di tarik membuatnya kembali duduk di tempatnya. Saat itu matanya kembali menatap mata biru Naruto yang nampak berkilau membuat tubuhnya kaku.

"Erza," bahkan suara Naruto terdengar begitu lembut yang membuat hati Erza bergetar dan jantungnya berdetak kencang. Naruto tersenyum lembut dan dengan perlahan wajahnya ia dekatkan. "Apa kau memikirkan hal yang sama dengan ku."

"Apa maksud mu." Erza berusaha mengelak meski suara yang ia keluarkan sangat pelan, wajahnya sekarang juga sangat merah. Jatungnya semakin berdebar ketika wajah Naruto semakin mendekat. "Na-naruto."

"Hm."

Naruto semakin mendekat membuat Erza semakin gelisah, ia bahkan menggunakan tangan nya yang lain untuk menahan dada Naruto agar pemuda itu tidak semakin dekat. Namun tenaga yang ia keluarkan begitu lemah karena sebenarnya ia juga mengingankan hal ini.

Wajah Naruto semakin dekat, hanya tinggak beberapa senti lagi. Bahkan Erza dapat merasakan nafas hangat Naruto di wajahnya. Tak sanggup menatap permata biru yang mempesona, Erza memilih menutup mata, pasrah dengan apa yang terjadi. Tangan kirinya balas menggenggam tangan kanan Naruto, dan tangan kanan nya meremas baju kaos pemuda itu. Dan kemudian...

...

.

TBC

. . .

. .

.

..

. .

.

Bercanda (×_×) HAHAHAHA...

.

.

.

"..."

Erza menunggung namun setelah beberapa detik apa yang ia harapkan tidak terjadi, oleh karena itu dia membuka matanya dan apa yang ia lihat adalah wajah Naruto yang menahan tawa.

"Ppft! Wajah merah mu lucu sekali Erza." Naruto tersenyum mengejek sambil menjauhkan wajahnya, tawa kecil keluar dari mulutnya. "Aku tidak tahan untuk tidak tertawa."

Sial, dia di kerjain. Wajah Erza kembali memerah namun kali ini karena kesal, tangan kanan nya bahkan terkepal erat karena kekesalan nya. Aura merah mulai keluar dari tubuhnya, dan bersamaan dengan itu ia menarik tangan nya. "DASAR KUNING BRENGSEK!"

Tangan kanan Erza melesatkan pukulan yang di penuhi demonic power ke wajah menyebalkan Naruto. Namun Naruto memiringkan kepalanya membuat pukulan tersebut hanya lewat, dan dalam waktu bersamaan Naruto juga memajukan wajahnya dengan cepat kearah Erza dan...

Cup!

Mata Erza terbuka lebar saat bibir Naruto mencium bibirnya dengan tiba-tiba, energi merah yang keluar dari tubuhnya seketika itu juga lenyap tak tersisa. Sensari yang ia rasakan membuat otaknya berhenti bekerja, dan tubuhnya menjadi kaku.

Erza baru sadar ketika Naruto menghentikan ciuman nya, matanya berkedip-kedip saat menatap Naruto dengan senyum menawan.

"Erza. " Naruto memajukan wajahnya untuk kembali mencium bibir merah Erza, ciuman tersebut lebih singkat dari sebelumnya namun itu mampu menyadarkan Erza sepenuhnya. Saat ini wajah mereka begitu dekat, Naruto dengan sengaja menempelkan dahi mereka untuk lebih dekat.

Mata biru Naruto bertatapan langsung dengan mata coklat Erza, nafas keduanya nampak terasa berat. Tangan kiri Naruto yang bebas nampak bergerak ke belakang kepala Erza. "Aku tidak bisa menahan nya lagi, wajah mu terlihat sangat cantik."

Sementara Erza hanya mampu mendengarkan tanpa mampu membalas, dia masih belum ngeh dengan keadaan saat ini.

"Erza aku menginginkan mu." Naruto kembali bersuara dengan suara pelan bagai bisikan, namun Erza dapat merasakan hasrat yang besar dari sana. "Katakan... katakan kau juga menginginkan ku."

Erza diam dan hanya menatap mata sewarna langit milik Naruto yang menatap nya penuh damba, namun tak lama kemudian bibirnya bergerak membentuk sebuah senyuman manis. Dan bersamaan dengan itu tangan nya yang ia gunakan untuk memukul Naruto tadi bergerak untuk memeluk leher Naruto. "Dasar baka."

Dan kedua bibir itu kembali bertemu, menyalurkan perasaan dan hasrat yang mereka miliki. Keduanya sama-sama menikmati ciuman itu membuat ciuman mereka semakin lama semakin dalam.

Bahkan Naruto tanpa ragu mengeluarkan lidah dan beradu dengan lidah Erza, erangan dari mereka yang membagi kenikmatan terdengar begitu jelas, semakin lama semakin banyak dan nyaring.

Tanpa melepaskan ciuman mereka, Naruto dengan pelan mendorong tubuh Erza menuntun nya untuk berbaring di sofa. Tubuhnya menindih tubuh mungil gadis tersebut, berbagi kehangatan dan berbagi kasih sayang (kenikmatan).

Dan semuanya berakhir dengan bahagia.

.

. .

TBC

.

.

. .

. . .

Untuk lanjutan adegan diatas pikirkan sendiri XD

Tak banyak yang bisa saya sampaikan. Hanya minta kritik dan saran nya saja.

Sebenarnya chap ini telah selesai hari minggu tadi, tapi ketika mau saya update nggak bisa. Setelah saya cek ternyata kuota saya habis, Jadi nunggu beli kuota dulu deh.

Chap ini adalah awal dari arc baru. Dengan membaca judulnya mungkin kalian bisa menebak ini tentang apa.

Dan untuk cerita di atas, anggap saja sebagai hiburan.

Saya akan senang kalau kalian menyukai fic saya ini dengan meng-fav dan foll fic ini, dan saya akan semangat kalau kalian mau meluangkan waktu kalian untuk menulis beberapa kata di kolong review.