Forgive Me, Omega

Author : syubchimswag (syubsyubchim - on FFN)

Cast :

Park Jimin X Min Yoongi

Slight!BTS

Rate : M-Preg

NOTE :

YAOI! BOYXBOY! TYPOs! Review Juseyo


.

.

.

-CHAPTER 2-

"Tunggulah sebentar lagi, Jimin. Yoongi hyung pasti akan segera kembali dari toilet." Taehyung baru saja mempersilahkan Jimin dan Yebin duduk, sebelum indra Jimin mencium aroma yang begitu familiar baginya. Tubuh Jimin mendadak kaku, tidak yakin dengan aroma yang baru saja diciumnya. Jimin yakin ini bukanlah aroma yang sama dengan aroma yang Jimin kenal, namun aroma manis ini hanya Jimin dapatkan pada seorang omega saja.

"Oh, Yoongi hyung, Tuan Park sudah tiba."

Jimin mendongak mencari sosok yang baru saja Taehyung sapa dengan panggilan 'Yoongi hyung' tadi, dan maniknya membola sempurna saat melihat sosok manis yang amat sangat dikenalnya, namun dengan aura yang begitu berbeda.

"S-Suga.." Jimin melirih.

Yebin yang merasakan perubahan pada alpha lantas mencoba mencari tahu. Dan benar saja, Yebin tidak pernah melihat sosok Jimin seperti saat ini. Maka, dengan nalurinya, disentuh sepanjang lengan Jimin dengan lembut, mencoba menarik atensi sang alpha pada dirinya, "Oppa.." panggilnya mendayu.

Dan sukses menarik perhatian Jimin. Namun Jimin terlihat begitu bingung, bahkan bola mata itu berpendar seolah sedang tersesat. "Ada apa, Oppa? Kau terlihat tidak baik-baik saja," omeganya terdengar begitu khawatir.

"U-Uh?" Jimin mengulang kembali pertanyaan Yebin dalam kepalanya. Ada apa dengannya? Jimin sendiri tidak yakin dengan reaksi tubuhnya akibat aroma omega asing –atau boleh dibilang yang Jimin sebut dengan Suga itu. Apa Jimin benar-benar mengenal omega itu? Si Suga itu? Tapi Taehyung baru saja memanggilnya dengan sebutan Yoongi, jadi bagaimana bisa Yoongi dan Suga yang Jimin maksud ini merupakan orang yang sama?

Ditengah peperangan batin Jimin, Yoongi sudah tiba di depan Jimin dan mengulurkan tangannya. Membuat sistem syaraf Jimin, terutama bagian otaknya tidak dapat bekerja dengan maksimal. "Halo, perkenalkan namaku Min Yoongi. Pemilik dan desainer utama dari Min's Attire."

.

.

.

Yoongi menopang tubuhnya pada dinding terdekat saat melihat sosok tegap Jimin berdiri di tengah studionya saat ini. Entah bagaimana, keberadaan alpha itu dapat memberikan efek yang begitu hebat pada tubuh Yoongi.

"Kendalikan tubuhmu, Yoongi. Kau tidak mengenalnya. Ingat tempatmu, Min Yoongi!" Yoongi berbisik berulang-ulang pada dirinya sendiri. Sampai saat Taehyung datang menghampirinya, dan mengajaknya bertemu dengan Tuan Park ini.

Taehyung tidak berbicara banyak, hanya berkata bahwa Tuan Park baru sampai beberapa saat yang lalu, dan mereka sempat berbincang sebentar. Taehyung juga memperkenalkan Tuan Park sebagai teman bisnis Jungkook, jadi mereka lumayan dekat. Yang mana, tidak ada satupun yang Yoongi dengarkan, karena omega pucat itu terlalu sibuk untuk berbisik kata yang sama pada dirinya berulang-ulang. Seolah kata-kata itu dapat memberikannya kekuatan untuk bertemu si Tuan Park.

"Halo, perkenalkan namaku Min Yoongi. Pemilik dan desainer utama dari Min's Attire." Yoongi mengulurkan tangannya, menunggu Jimin untuk membalas uluran tangannya jadi Yoongi bisa berpindah pada omeganya yang memberikan tatapan yang Yoongi sendiri tidak dapat mengartikannya. Entahlah, tatapan omega si Tuan Park ini begitu ambigu di mata Yoongi.

Jabatan tangan Yoongi tidak perlu menunggu lama untuk mendapatkan balasan, karena Jimin langsung membalasnya sambil memperkenalkan dirinya. Tidak lupa memperkenalkan Yebin sebagai calon tunangannya kepada Yoongi. Yoongi memberikan uluran tangan yang sama pada Yebin, lalu memperkenalkan kedua pasangan itu duduk untuk membicarakan kerjasama mereka lebih lanjut.

Yoongi terlihat begitu tenang dan professional, mendengarkan seluruh keinginan Yebin tentang gaunnya nanti yang membutuhkan begitu banyak detail penting. Untuk masalah tuxedonya, Jimin juga membiarkan Yebin yang memilih. Jimin memberikan kebebasan pada calon tunangannya untuk mendesain apapun yang dapat membuatnya senang di pesta pertunangan mereka.

Sedangkan, Jimin hanya mendengarkan dari samping, sambil terus mencuri pandang kearah Yoongi. Diam-diam mengagumi tiap lekuk wajah Yoongi dari samping. Menghirup dalam-dalam aroma yang Jimin yakin begitu dikenalnya. Ingin membelai tapi enggan, memangnya Jimin siapa? Bisa-bisa dikira tidak sopan dan menyinggung perasaan kedua omega disini. Baik Yebin maupun Yoongi.

Suga.

Nama itu kembali terngiang di otak Jimin. Yang mana membuat Jimin begitu yakin bahwa omega di depannya ini benar adalah Suga. Namun melihat omega pucat ini memperkenalkan dirinya sendiri dengan nama Yoongi dan dapat bersikap setenang dan seprofesional itu, bahkan saat berada pada jarak sedekat ini dengan Jimin, membuat Jimin tidak yakin bahwa Yoongi ini benar adalah Suga. Jimin yakin, jika Suga tidak akan mungkin bersikap setenang ini walau sedikitpun jika berada di dekat Jimin. Omega dalam diri Suga pasti akan bereaksi dan alpha dalam diri Jimin pasti akan mengetahuinya.

Yoongi boleh saja terlihat begitu tenang dan profesional di depan Jimin. Namun omega di dalam dirinya mengerung waspada. Dirinya sangat tidak nyaman berada pada jarak sedekat ini dengan Jimin. Bahkan Yoongi seolah dapat merasakan nafas Jimin yang berhembus panas di telinganya. Salahkan posisi duduk Jimin yang berada di sisi kanannya. Beberapa kali Yoongi harus mengubah posisi duduknya, namun tetap saja Jimin seolah-olah sengaja untuk terus bernafas di telinganya. Padahal sebenarnya Jimin tidak duduk pada jarak sedekat itu sampai dirinya bisa merasakan nafas Jimin.

"Lalu, aku ingin aksen ruffle pada potongan mermaid dressnya. Aku juga ingin penyusunan beads pada gaunnya disusun sehingga membentuk gradient. Kalau untuk tuxedo Jimin, buatkan saja yang setema denganku, namun tetap harus elegan dan berkelas."

Ujung pensil Yoongi mencoret asal pada kertas putih, membentuk sebuah desain gaun yang dideskripsikan oleh Yebin. Sedang Taehyung di sebelahnya mencatat segala detail yang Yebin inginkan. Untuk catatan ke depannya dan siapa tahu Yoongi melupakan sesuatu.

"Begini?"

Yoongi menunjukan goresan yang begitu kasar akan gambaran gaun yang Yebin inginkan. Dan gadis itu memekik begitu riang sambil bertepuk tangan. "Ya, ya, begitu. Persis dengan apa yang aku inginkan."

Yoongi tersenyum puas saat merasa kliennya menyukai desain yang Yoongi buat. Lalu Yoongi membuat catatan kecil akan bahan dan warna kain yang akan digunakan. Lalu nama klien dan deadline pembuatan gaun di sudut kanan kertas.

"Baiklah, aku akan mencoba mencari material yang cocok dengan yang anda inginkan. Sekarang, tolong ikuti Taehyung untuk proses fitting. Setelah itu, kita selesai untuk hari ini. Aku akan menghubungi kalian lagi begitu menemukan material yang cocok. Mungkin kita akan bertemu dua sampai tiga kali lagi untuk fitting final langsung pada gaun dan tuxedo yang sudah jadi," Yoongi menjelaskan sambil terus mencoret di kertas catatannya. "Aku pamit ke mejaku dulu, ingin memasukan beberapa data." Satu senyum terakhir dan Yoongi pamit dari tengah ruangan menuju mejanya di pojok ruangan.

"Ayo, Jimin." Taehyung segera menuntun Jimin dan Yebin menuju ruangan fitting. Pengukuran tubuh Yebin akan dibantu oleh salah satu asisten wanita Yoongi, sedangkan Jimin akan dibantu oleh Taehyung. Pada ruangan yang berbeda tentu saja.

"Aku tahu Yoongi hyung menarik, Jimin. Tapi ingat kau akan bertunangan dalam waktu dekat."

Jimin yang sedang membuka kemejanya untuk pengukuran yang lebih tepat menoleh kearah Taehyung. Menatap bingung pada punggung omega yang sedang mempersiapkan pita ukur dan catatan. "Maksudmu, Tae?"

Sudut bibir Taehyung tertarik naik, "Kau terlihat ingin memakannya hidup-hidup di depan calon tunanganmu, Jimin."

Manik Jimin membola saat Taehyung mengucap begitu gamblang. Apa reaksi tubuh Jimin terlihat begitu kentara? Ataukah Taehyung terlalu mengenalnya? Entahlah, Jimin sendiri bingung dengan dirinya.

"Aku tidak tahu, Tae. Hanya saja, Yoongi hyungmu terasa begitu familiar."

Taehyung menaikan sebelah alisnya penasaran. Namun tidak bertanya lebih jauh saat merasa Jimin sendiri tidak dalam mood untuk membahasanya. Jimin akan bercerita sendiri padanya jika Jimin memang ingin. "Baiklah, ayo kita ukur tubuhmu."

.

TBC

.

Ga akan kasih alasan apa-apa karena gabisa update beberapa bulan lalu. Hanya laptop yang mati dan kehidupan real life yang memakan banyak waktu. Update pendek, dan semoga tidak mengecewakan.

Hanya berharap bisa menyelesaikan fanfic ini dengan cepat dan membuat para readers senang.

Terima Kasih sudah mau mampir dan membaca.

Apalagi sampai vote dan meninggalkan komentar.

Salam, INFIRES!