.chap 3
.
"Dimana aku dapat mendapatkan wadah dan kain? Kita harus mengelap lukamu dan debumu."
Seokjin menjelaskan apa yang Hoseok minta, meskipun sebelumnya ia menolak bantuan Hoseok, beralasan tak ingin merepotkan dua alpha itu. Saat Hoseok berdiri dan hendak menuruni tangga, mereka mendengar langkah kaki yang begitu keras dan tergesa menaiki tangga. Baik Hoseok dan Namjoon bersiaga, dan bola mata mereka membola saat orang itu berhasil menaiki tangga.
"Park Jimin?"
Jimin pun membeku di tempat. Ia tak percaya dengan apa yang mereka lihat. Dengan sigap, Namjoon melangkah maju, membatasi Hoseok dan Jimin. Karena- karena ia tak ingin ada perkelahian malam ini.
.
.
"Min Yoongi," Sehun tersenyum membungkukkan badan lalu mengecup lembut punggung tangan Vampir Min. Sangat lembut dan dingin, begitu menggiurkan.
"Ada apa?" Mereka kembali duduk, senyum tak pernah lepas dari bibir Oh Sehun.
"Menanyakan, bagaimana jika kau menikah denganku?" Lagi-lagi pertanyaan seperti ini, membuat Klan Min itu merasa muak, namun yang dapat ia lakukan adalah diam menanti kelanjutan Sehun. "Aku tahu sebelumnya Choi sudah memintamu kan? Aku jamin sesudahku akan ada yang
memintamu, Yunhyeong belum kemari kan? Aku hanya menawarkan sesuatu yang mewah untukmu, vampir tercantik." Yoongi hanya diam dengan wajah dingin dan kakunya.
chap 4
Suara gesekan daun dan suara gerakan ranting membuat malam semakin mencekam. Beberapa pria dengan jubah hitamnya itu terus melangkah secara hati-hati, tak mengeluarkan suara apapun. Pandangan mereka terus tertuju pada jalanan. Lima orang manusia yang mengikuti mereka dengan rantai terpasang pada tangan mereka juga terus terdiam, meski nafas mereka sudah hampir habis. Jika ia mengeluh, bisa saja ia mati. Dengan tangan yang masih terikat, mereka mencoba menyapu keringat yang membasahi dahi, meskipun malam dan dingin, lelah tak dapat keringat mereka membeku.
"Kita istirahat disini. Aku muak mendengar nafas hampir mati mereka." Vampire yang berada paling depan berhenti mendadak lalu memutar tubuhnya. "Kalian-" tunjuknya pada manusia "Cepat istirahat, siapkan energi kalian. Argh, perjanjian sialan itu membuatku muak. Aku ingin bebas memakan darah manusia." Frustasinya lalu memilih duduk menyandarkan badan.
"Benar, akupun. Kita hanya boleh memakan darah dari makhluk fana kita. Membawa mereka pergi jauh seperti ini justru menyiksaku." Vampire dengan rambut perak itu melirik makhluk fananya yang tengah meneguk air minum. Sesungguhnya ia ingin menghisap, tapi jika ia menghisap darah makhluk fananya saat ini, bisa saja manusia itu mati.
Semua makhluk berusaha mengumpulkan energi mereka, perjalanan mereka masih jauh dan sialnya mereka hanya dapat berjalan di mulai dari sore hari, membawa kereta? Mereka akan mati bahkan sebelum sampai tempat tujuan. Vampire pria bermata sipit itu memanggil makhluk fananya yang gemuk, ia haus, dan fananya terlihat baik-baik saja. Membuat teman vampire mereka merasa iri.
Berbeda, berbeda dengan satu vampire yang bersandar pada pohon kecil. Vampire dengan mata hitam pekat itu melirik fana yang duduk di sebelahnya. Bersandar dengan lemas, membuat dadanya sedikit merasa linu. Fananya terlihat pucat dan mengeluarkan banyak keringat. Ia ingin, tangan dinginnya menggenggam tangan fananya, ia ingin tangan besarnya mengelap peluh fananya, ia ingin dengan tubuh kuatnya menggendong fananya. Membuatnya tak semendirita ini. Tapi itu semua kemustahilankan?
Mustahil ia mencintai makhluk yang lebih lemah darinya, mustahil ia mencintai makhluk bukan bangsanya. Karena, tak pernah terjadi, dua makhluk berbeda saling mencintai.
Atau hanya dia yang tak tahu? Atau semua orang yang merasakan apa yang ia rasakan memilih diam dan memendam?
.
.
.
.
.
wkwkwkk hai? kkk, jadi gimana kabar? iyaps,, aku apdet di wp kkk, terimakasih yang sudah review ya. ada yang sudah mampir kesana dan melihat hal ngawur ini? berusaha nglanjutin karena saya penasaran sama endingnya wkwk ppyeong