Chapter : 1

World

Desclaimer: semua sumber anime yang bersangkutan bukan milik kyo.

Rate : M

Warning! : Gaje, ooc, AU, bahasa gak baku, imajinasi liar, typo dimana-mana, isekai, gak suka gak usah dibaca!, dll

Pair: Naruto x..?

Genre : Action, adventure, fantasy

Summary : dunia dengan makhluk selain manusia. Makhluk mitologi dan raksasa menjadi teror yang nyata. Manusia dengan kekuatan supernatural dari dua ras yang berbeda mempertahankan kelangsungan hidup mereka dari ancaman kehancuran sang 'malapetaka dunia'.


Chapter 1 : kembalinya..

.

.

Shyut! wush!

Blaar!

Kepulan debu menutupi area ledakan kecil tersebut. Setelah sekian detik terlihatlah suatu batu besar yang hancur berkeping-keping karna hantaman sebuah Tebasan udara berbentuk sabit vertikal.

"huft.."

Terdengar suara hembusan nafas seseorang yang berada Tiga meter dari batu yang hancur tersebut. Dan tidak lain adalah si pelaku.

"lumayan.." ucapnya sambil menyeka keringat di dahinya yang meluncur melewati pelipis kanannya. Terlihat pula Sebuah objek besar yang tertancap ditanah disisi kirinya.

"sepertinya aku kelewatan." dengan nada tenang dia bergumam setelah melihat sekitarnya.

Santai. Tidak mencerminkan suatu penyesalan atau kekawatiran setelah perbuatannya pada daerah tempat latihannya itu. Bagaimana tidak, lahan indah dengan pepohonan, batu-batu besar serta padang rumput yang indah kini terlihat berantakan dengan pohon yang tumbang, batu yang hancur serta banyak kawah dengan berbagai ukuran yang tidak lain disebabkan oleh sang pelaku.

Hembusan angin lembut menggoyangkan helaian surai pirangnya. Suhu panas karna terik matahari seakan tak berpengaruh untuknya. Dia hanya diam sambil memejamkan mata menghadap langit merasakan sejuknya angin yang bersembus serta Suhu yang menurutnya hangat diwaktu yang menunjukan tengah hari itu. Terbukti dari matahari yang sudah mencapai puncaknya.

Setelah beberapa saat menikmati istirahat sejenaknya, dia kembali memandang ke depan.

"mungkin cukup untuk hari ini. Aku harus segera kembali.."

manusia yang terdengar dari suaranya bahwa dia bergender laki-laki dengan mata berwarna biru shappire seindah langit itu menghentikan kalimatnya sebentar untuk melihat sebuah benda besar yang tertancap ditanah disisi kirinya itu.

Semudah mencabut tusuk gigi yang menancap di buah-buahan. Dia mencabut benda itu dengan tangan kirinya dan mamanggulnya di bahu kirinya yang terlihat dari benda tersebut yang ternyata sebuah pedang yang terlilit kain diseluruh bilahnya.

"aku meindukan mreka. Sebaiknya aku bergegas." Setelah melanjutkan kalimatnya yang sempat terhenti, dia berjalan menjauh dari tempat pelatihannya menuju arah utara meninggalkan hutan itu.

Meninggalkan tempat yang sudah tak indah lagi dipandang karna keadaannya yang hancur.

.

.

_o0o_

.

.

Satu minggu kemudian.

.

Disebuah desa kecil yang terletak dibagian selatan kerajaan vermilion Merupakan desa dengan data penduduk yang bisa dibilang sedikit. Tapi, memiliki tempat-tempat dengan padang rumput dan keindahan alam lainnya yang tak kalah dari desa besar dan kota-kota yang ada disekitar kerajaan vermilion

Banyak penduduk desa yang mayoritas mereka bekerja sebagai petani. Wilayah strategis dengan tanah yang subur, sungai dan bukit yang indah terlihat menjulang dibelakang desa kecil itu.

Desa indah dan damai.

Didepan sebuah gerbang desa tersebut nampak seorang laki-laki berambut pirang spike tengah berdiri menggendong sebuah ransel berukuran sedang.

Pakaiannya terlihat rapi dengan kaus putih dan jubah Merah panjang selutut berkerah setinggi dagu dengan aksen api hitam dibawahnya. Tidak lupa dengan celana panjang hitam dan bersepatu.

Terlihat senyum simpul diwajah datarnya dengan helai trambut yang bergoyang karena hembusan angin.

"akhirnya aku sampai juga. Setelah sekian tahun ternyata banyak juga perubahan yang terjadi dengan desa ini" kagum dan rindu yang dia rasakan saat ini.

Kagum karena perubahan desanya yang signifikan karna dulu desa ini hanya memiliki bangunan kecil dan sawah serta kebun yang luas. Tapi sekarang berubah menjadi desa yang sepertinya semakin luas dengan bangunan yang lumayan banyak seukuran 5 meter bahkan ada yang lebih. Tidak lupa persawahan dan kebun yang ada terlihat semakin luas pula.

Sedangkan rasa rindunya pada ibu dan adiknya yang telah ia tinggal selama 3 tahun untuk berlatih waktu itu. Dia berlatih agar menjadi lebih kuat dan bisa melindungi orang berharga baginya. Tidak lain adalah ibu dan adiknya.

Walau dari dulu dia bisa berkelahi dan selalu menang, tapi dia tau semenjak kejadian 'itu' dia takkan bisa melindungi mereka dengan hanya bermodalkan pandai berkelahi saja. Itu tidak cukup.

Maka dari itu, dia memutuskan untuk melatih dirinya keluar desa agar menjadi lebih kuat.

Demi ibu dan adiknya.

Siksaan berat dalam berlatih dia hadapi. Dan setelah pelatihan berat tiga tahun lalu. Tidak lupa dengan berbagai pengalaman yang didapatnya pasca mengembara sambil berlatih membuatnya memiliki banyak pengetahuan. Bahkan informasi tentang kejadian 'itu' dia dapatkan.

Dan dia harus lebih kuat lagi.

Bukannya dia haus akan kekuatan. Tapi faktanya, yang harus dia kalahkan memiliki kekuatan jauh diatasnya.

Demi tujuannya, apapun akan dia lakukan.

"nak.."

"anak muda.."

"ah.. Iya.. Maaf ada apa oji-san?" sebuah suara membangunkannya dari lamunannya. Sang pemuda pemilik rambut pirang itu menatap seorang kakek tua yang berada di depannya.

"aku lihat daritadi kau diam saja didepan gerbang anak muda. Makanya aku berniat menyapamu." Ucap sang kakek ramah dengan Senyum di wajahnya.

"oh.. Iya oji-san maaf." Balasnya yang agak merasa bersalah karna mengabaikan seseorang yang berusaha berbicara dengannya. Tanpa sengaja tepatnya.

"sepertinya kau baru sampai dsini anak muda. Siapa namamu?" tanya sang kakek karna melihat dari pakaian serta ransel yang dibawa pemuda itu. memaklumi jawaban dari pemuda pirang itu.

"benar oji-san. Aku baru Tiba disini." Jawabnya.

Sang kakek melihat wajah Pemuda tersebut. Berusaha meneliti. Sepertinya dia kenal pemuda itu.

"ngomong-ngomong, siapa namamu anak muda. Sepertinya aku pernah melihatmu." Tanya sang kakek penasaran.

Karna dilihat dari Fisik pemuda itu kira-kira berumur 16 tahunan. Berambut pirang pucat menghiasi wajah tampannya walau terlihat datar. Dengan mata berwarna biru shappire.

"Hm?.. Benar juga oji-san. Aku baru ingat kita belum berkenalan. Aku naru-.."

"ji-chan!"

Belum pemuda tersebut menyelesaikan kalimatnya, terdengar sebuah suara khas seorang anak kecil yang memanggil kakek yang berada didepan pemuda itu sehingga memotong perkataan sang pemilik rambut pirang.

Kedua orang yang berbeda usia sangat jauh itu langsung mengalihkan perhatiannya kepada seorang anak kecil imut berambut merah sebahu.

"mina-chan, jiji mencarimu daritadi. Kau sudah selesai bermainnya?" tanya kakek itu pada bocah kecil Imut itu yang bernama mina..

Greb!

Tak perlu menunggu lama, anak kecil itu langsung memeluk sang kakek setelah berlari kecil. Dengan tubuh kecilnya bocah yabmng ternyata bernama mina hanya bisa memeluk kaki kakeknya.

Sang kakek mengelus rambut halus cucunya itu.

"uhm!"

Mina mendongak dan mengangguk sambil bergumam menjawap pertanyaan sang kakek.

Sang kakek tersenyum. Kedua keluarga itu menoleh kearah pemuda yang ada di hadapan mereka. Sang kakek berkata..

"pemuda-san, sebaiknya anda segera masuk. Tak baik bicara didepan gerbang desa. Jika kau memiliki tempat tujuan yang akan kau datangi, aku bisa mengantarmu?" tanya sang kakek dengan ramahnya.

"trimakasih.. Tapi tidak usah oji-san. Sepertinya anda punya tugas mengantarkan mina-chan pulang. Jadi aku akan pergi sendiri." Tolak pemuda itu halus. Tidak lupa tersenyum kepada bocah perempuan imut itu.

"baiklah pemuda-san. Lagi pula sepertinya kau bukan orang baru disini." Jawap sang kakek serta mina yang saat ini berlindung dibelakang kakinya saat melihat pemuda itu tersenyum padanya.

'Apakah aku menakutkan?' batin pemuda pirang itu. Karna dia tidak merasa semenakutkan itu sehingga bocah kecil itu sepertinya takut padanya. Bahkan pemuda itu berpikir dia selalu membuat setiap perempuan yang melihatnya memerah wajahnya. Dan dia tak tau apa penyebab para makhluk yang kata Ibunya adalah malaikat tak bersayap yang harus dihormati, dihargai dan dilindungi oleh kaum bernama laki-laki itu memerah. Ntahlah..

Tapi ini? Bocah kecil imut itu takut padanya?!

What the f*ck men!

Pemikiran absurd itu segera ditepis oleh pemuda itu dan berkata..

"benar oji-san. Aku orang lama disini. Aku pergi dari desa ini 3 tahun lalu untuk berlatih. Dan sekarang aku sudah kembali." Ucap pemuda itu ramah walau wajahnya datar seperti tembok. Hanya senyum simpul yg ditunjukannya pada kakek itu.

"oh begitu ya. Baiklah pemuda-san aku pergi dulu. Maafkan sikap mina padamu ya." Ucap kakek tua itu dengan rasa sedikit bersalah saat melihat mina yang sepertinya takut pada pemuda di depannya.

"hai'. Tak masalah jii-san." Balas pemuda itu ramah.

"baiklah. Nikmati harimu didesa ini anak muda." Tersenyum kakek itu sambil berjalan menjauh masuk ke desa dengan tangan kecil mina yang digandengnya.

"arigatou jii-san.. Ha..?"

Hanya heran yang dirasakan naruto saat melihat bocah perempuan kecil nan imut itu berjalan meninggalkannya sambil tetap menoleh kearah pemuda itu.

Adaapa ini, knapa ada yang aneh. Dia bahkan belum berkenalan dengan kakek itu. Serta kakek itu yang terlihat biasa saja dengan situasi tadi. Notabennya dia baru tiba di desa ini dan hanya disambut biasa saja seakan kakek itu tau bahwa dia tidak akan membahayakan desa ini. Ntahlah.. Dia tidak peduli.

Baru kali ini pemuda itu bersikap ramah pada orang lain. Apa mungkin karna kakek itu adalah orang yang lebih tua darinya sehingga harus sopan?. Tapi saat bersama senseinya yang bau tanah itu tidak pernah dia bersikap seramah tadi..

"sudahlah. Lebih baik aku segera pulang."

Menyingkirkan pemikirannya pemuda itu langsung melanjutkan perjalanannya masuk ke desa setelah melihat langit yang menggelap hampir malam.

.

.

_oOo_

.

.

"kau sudah berkembang bocah."ucap seorang gadis.

Siang hari ditengah tanah Lapang terlihat seorang perempuan berambut ungu panjang berwajah cantik dengan memakai pakaian Khas shinobi yaitu baju biru dengan kerah terbuka sampai belahan dadanya yang terlihat ketat ditubuh langsingnya apalagi dadanya yang menonjol karna pakaian yang dipakainya. Serta mengenakan rok diatas lutut dengan sepatu khas shinobi dan Stoking hitam sepaha menutupi kaki Jenjang nan indahnya. Tidak lupa sebuah ikat di paha kanannya yang mengikat sebuah benda kecil seperti tempat menyimpan benda tajam khas shinobi atau yang biasa di sebut kunai.

Sedangkan seorang yang dipanggil bocah didepannya hanya memasang wajah datar dengan posisi berdiri memegang sebuah tantou di tangan kirinya.

"yu-nee, berapa kali harus ku bilang jika nama ku naruto. N-a-r-u-t-o.. atau akan ku buat kau seperti waktu itu."

Ucap seorang pemuda yang bernama naruto didepan gadis itu dengan datar namun terkesan mengancam pada gadis yang dipanggil yu-nee itu.

"i-iya iyaa.. Jangan mengingatkanku tentang kejadian waktu itu! Dasar kau adik tak tau diri naruto no hentai!"

Dengan wajah memerah padam dengan ilusi asap yang keluar dari kepala gadis itu dia bertingkah seperti anak kecil yang digoda oleh temannya dan menghentak-hentakan kakinya di tanah lapang itu. Dia kesal sekaligus malu.

"hm? Apa itu hentai?.." naurto hanya bersikap datar sambil menanyakan pertanyaan absurd yang seharusnya semua orang tau artinya. Kecuali anak kecil tentunya.

"dasar bocah tengik!. Itu artinya kau mesum!" Gadis berambut ungu itu berteriak kepada naruto.

Hilang sudah pribadi seorang 'yu-nee' yang dikatakan penduduk desanya sebagai 'monster' karna sifatnya yang terkesan tidak kenal ampun dalam membunuh saat menjalanjakan misi. waupun kepada siapapun dia berwajah datar tapi ramah kepada semua orang, tapi saat dihadapan naruto, semua kesan itu seakan hanya ilusi.

Sifatnya berubah seratus delapan puluh derajat.

"mesum itu apa?"

"duren bego!"

Hilang sudah kesabaran gadis bernama asli yugao itu kepada laki-laki yang ada didepannya ini.

"gumpalan daging.."

"muka tembok!.."

"kau juga.."

Jleb!

Tepat sasaran. Seakan sebuah pisau bermata dua menusuk tepat didadanya. Pemuda pirang yang menyandang gelar 'adiknya' itu tepat membalikkan perkataannya sendiri. Dia juga berwajah datar.

Seperti seorang anak kecil yang merajuk karna tidak dibelikan mainan kesukaanya. Yugao pundung di bawah pohon berkongkok dengan aura suram disekitarnya. Tidak lupa jari telunjuknya dia gerakan seolah menggambar hal tidak jelas ditanah.

"kami-sama.. Kenapa kau memberikan adik bangs*at seperti dia.. Walau wajahnya tampan."

"tapi dia mesum.."

"dia bodoh.."

"walau cerdas.."

Wajah datar dengan sebulir keringat terlihat dikepala belakang nuruto saat melihat nee-san'nya seperti itu dengan bergumam tidak jelas yang masih bisa didengar olehnya dengan jelas. Menghina dirinya atau memuji. Tidak jelas. Batin naruto.

"yu-nee.."

"ha?!.."

"jangan seperti itu. Kau tetap nee-san'ku yang paling cantik yang selalu melindungiku."

Blush!

Kembali lagi sikap kegadisan yugao dengan wajah memerah padam dengan gerakan malu dan wajah yang menunduk berusaha menutupi wajahnya yang memerah karna pujian naruto yang mengembalikan mod'nya.

"a-aa-apakah benar i-itu n-na-naruto-kun?"

"hm." Hanya anggukan serta senyuman yang diperlihatkan sipirang kepada yugao.

Itu cukup untuk menjawap pertanyaan gadis cantik itu yang hanya melirik disela-sela surainya yang menutupi wajahnya yang menunduk malu. Semakin dalam dia menunduk.

"sepertinya apa yang ada di buku ini, Pada halaman 50 memang benar.."

Tiba-tiba naruto memegang sebuah buku kecil di tangan kanannya yang menganggur sambil membacanya. Sedangkan tangan kirinya menyentuh dagunya seperti sedang berpikir. Tantounya ntah sejak kapan sudah dimasukkan ke tempatnya di Punggung sebelah kirinya secara vertikal.

"cara ampuh menghadapi wanita yang marah atau sedang bersedih. Adalah dengan memujinya menggunakan kata-kata Indah. Serta memberikan sebuah senyuman tulus. Jika sudah.."

Pemilik surai pirang spike itu tiba-tiba menghentikan acara membacanya saat merasakan bulu di tengkuknya merinding serta sebuah aura membunuh pekat dari arah depannya.

"jadi. Kau memujiku hanya karna petunjuk dari 'buku laknat' itu naruto? Hm?" ucap yugao dengan senyum yang kelewat manis tetapi berbeda dengan aura yang dikeluarkannya saat melihat buku kecil ditangan naruto yang berjudul 'icha ichas paradise'.

Buku terlaknat untuk kaum hawa.

Wajah datarnya agak sedikit berubah dengan mata yang agak terbuka lebar saat melihat asal aura membunuh serta suara tadi.

Itu berasal dari nee-san'nya.

"hm?"

Duak! Brak!

Bugh! Bugh! Bugh!

Duak! Swush!

Blarrr!

Tanah lapang ditengah hutan disebelah desa kecil bernama konoha itu kembali terdengar suara Ledakan dengan burung-burung yang berterbangan menjauh dari sana.

.

.

_oOo_

.

.

Di bawah bukit disebuah bangunan yang berada di paling ujung dari gerbang masuk konoha yang merupakan bangunan kantor kepala desa tersebut terdapat seorang kakek tua yang sedang duduk dikursinya. Dengan teh ditangan kanannya dia meminum teh itu perlahan. Berusaha meresapi kehangatan teh disiang hari ini. Dia kembali meletakkan teh itu di meja kantor didepannya duduk.

"seperti yang ku duga. Anak itu akan terpukul atas kepergian ibu dan adiknya." Kepala desa itu bergumam sendiri mikirkan kejadian tadi malam.

Flashback.

Didepan sebuah rumah Yang terkesan biasa saja Yang terletak dipinggiran desa konoha itu terdapat seorang pemuda yang berdiri menghadap rumah itu.

Terkesan sepi.

"aku pulang."

Ucap pemuda berambut pirang ntah pada siapa tapi terkesan seperti bisikan.

Berjalan sampai depan pintu, pemuda itu mengetuk pintu berwarna coklat itu.

Tok tok tok

Tak ada sahutan. Terkesan sepi seperti tak berpenghuni.

Tok tok tok.

Kembali dia mengetuk pintu rumah itu. Tapi tidak ada sahutan sama sekali.

Karena merasa curiga dan hatinya yang tiba-tiba merasa khawatir, akhirnya dia memutuskan untuk membuka pintu itu untuk masuk kedalam.

"pemuda-san?."

Tapi sebelum tangannya menggenggam knop pintu itu, sebuah suara mengintrupsikan pendengarannya. Berusaha mencari asal suara tersebut yang ternyata dari belakangnya.

Pemuda itu menghadap seorang yang memanggilnya tadi yang ternyata seorang kakek yang ditemuinya di depan gerbang konoha.

"oji-san.. knapa kau bisa ada disini?. Apakah kau ada urusan dengan kaa-san?" Tanya pemuda itu penasaran.

"sebelumnya, perkenalkan. Namaku hiruzen sarutobi.. Kepala desa disini. Dan aku melihatmu mengarah ke rumah ini. Jadi aku ingin memberikan kuncinya kepadamu.., Dan aku tau, kau naruto shiba'kan. Anak angkat di keluarga pemilik rumah ini?" ucap sang kakek pemilik surai hitam itu berusaha memberitahukan maksut kedatangannya.

Bagaimana kakek itu tau tentang dia? dan apa-apaan ini? kenapa kuncinya dibawa oleh kakek bernama hiruzen sarutobi ini? Memangnya kemana kaa-sannya. Adiknya? Berada dimana?. Pantas knapa tidak ada sahutan dari dalam. Pemikiran negatif naruto mulai bermunculan.

Kemana pemilik rumah sampai-sampai kunci rumah itu berada ditangan orang lain? Jangan-jangan...

Ia berusaha menepis pemikiran itu.

Wajahnya datar dan terkesan dingin dengan pandangan tajam. Menghiraukan siapa orang tua didepannya ini. Perasaannya tidak enak. Dia tidak peduli dengan status kepala desa kakek itu. Yang dia inginkan hanya..

"dimana mereka?.."

Singkat padat dan jelas tanpa ada emosi yang terlihat. Hanya wajah datar dengar tatapan tajam yang ia berikan pada hiruzen yang hanya tenang menghadapi pemuda didepannya itu.

"aku mengerti tentangmu dari pertama kali kau sampai disini dan dari kaa-sanmu sendiri.." hiruzen menjeda kalimatnya dan melihat ekspresi naruto yg hanya datar namun tersimpan suatu amarah dimatanya. karna ini bersangkutan dengan keluarganya.

"lagipula tidak baik mengobrol didepan pintu naruto-kun. dan aku ingin berbicara sesuatu denganmu."lanjut hiruzen.

Benar seperti dugaannya, naruto akan bereaksi seperti itu. Hiruzen mencoba untuk menenangkan pemuda itu dan berbicara baik-baik.

"hm"

.

.

_oOo_

.

.

Disebuah ruang keluarga di desa konoha, disebuah rumah yang terlihat tidak berkembang ketimbang rumah dan bangunan lainnya. tetap terlihat bersih dan rapi. Pertanda bahwa rumah ini terawat dengan baik walau tiada perubahan dari bentuk arsitekturnya.

Seorang laki-laki berumur sekitar 16 tahun sedang duduk di sebuah tempat duduk dengan ekspresi wajah yang tak terlihat karna posisi wajahnya yang menunduk tertutup surai pirangnya. Ditangannya juga memegang sebuah benda yang ternyata adalah sebuah kertas.

Sedangkan seorang kakek yang memiliki nama hiruzen sedang duduk dihadapan pemuda yang menunduk itu. Posisi mreka dibatasi dengan sebuah meja kecil.

Hanya suasana hening yang ada setelah pemuda pirang bernama naruto itu menbaca tulisan yang ada di kertas itu. Seakan hiruzen tau dengan keadaan naruto sejak tadi hiruzen hanya diam membiarkan naruto kalut dalam pikirannya. Hiruzen tak tau bagaimana ekspresi pemuda itu. Dia hanya bisa menebak. Yang jelas pemuda itu pasti..

"aku tau kau sedih naruto-kun. tapi kau masih memiliki harapan. Kau masih memiliki sesuatu yang harus kau lindungi.." ucap hiruzen agak pelan mencoba menenangkan pemuda pirang itu.

Bergetar. Tubuh pemuda itu bergetar. Bukan takut, bukan sakit, tubuh pemuda itu bergetar menahan suatu gejolak perasaan dalam dirinya. Suatu perasaan yang menyakitkan. Prasaan yang bahkan membuat pemuda yang selama tiga tahun ini berpetualang dan berlatih di setiap jalan'nya itu lemah. bahkan dia lebih memilih melawan monster, naga dll daripada harus mengalami hal ini.

Tes

Tes

Menangis. Pemuda itu menangis dakam diam. Tubuhnya bergetar, tatapannya menyendu dengan linangan air mata pada wajah dengan ekspresi datarnya.

Dalam keadaan terparah sekalipun. Naruto harus berada dalam kondisi setenang mungkin. Walaupun kondisi terberatnya saat ini, dia harus tetap tenang. Dia terbiasa dengan sikapnya ini. Sensei'nya selalu mengajarinya menahan emosi, menjaga ketenangan hati dan pikirannya.

Tapi dalam keadaan ini. Ijinkan dia menangis. Ijinkan dia meluapkan emosinya. Ijinkan dia meluapkan rasa sedihnya untuk yang terakhir. Ijinkan dia untuk memiliki tujuan lain yang harus dia lakukan dan wajib di seleseaikan..

"siapa mreka jii-sama?" Sebuah suara dingin sedingin es yang menusuk siapapun yg mendengarnya.

Air matanya berhenti menetes.

Hiruzen selaku kepala desa konoha yang ditanya itu pun tubuhnya agak menegang. Seakan dirinya terintimidasi oleh pertanyaan naruto tadi. Dia sudah tau ini akan terjadi. Suasana mendadak mencekam. Seolah tempat ini merupakan tempat persembunyian monster dengan monster yang siap menyerang siapun yang masuk.

Hiruzen mencoba tenang.

"aku tidak tau siapa pelakunya naruto-kun.." jawap hiruzen

Glek

Ludah kakek kepala desa itu tercekat. bagaikan sebuah pedang bermata dua yang menusuknya. Tatapan tajam dengan ekspresi dingin itu mengarah padanya. Seoalah-olah hiruzen'lah yg akan menjadi target pemuda itu.

Naruto menatap hiruzen.

"apa tugasmu sebagai kepala desa disini?, apa gelar kepala desa padamu itu hanya bualan semata untuk menunjukan kau adalah penguasa disini?.." amarah naruto mulai tersulut.

"seharusnya kau itu menjaga pendudukmu dengan taruhan nyawamu. Aku tau kau kuat. Walau kau sempat melupakanku tadi terbukti saat pertemuan kita digerbang, tapi kau langsung paham dengan tujuanku. Kau itu cerdik! Kau-.."

Semua hinaan dan tuduhan dari naruto langsung dipotong hiruzen dengan menoyorkan sebuah kotak berukuran sedang dan menaruhnya diatas meja.

"didalam kotak ini, terdapat semua bukti-bukti yang telah kukumpulkan dari shinobi desa ini. Mreka adalah shinobi kepercayaanku.."

Tanpa harus basa-basi hiruzen memberitahu isi kotak persegi empat dengan warna hitam serta terdapat kertas fuin diatasnya.

"satu hal lagi.."

Hirizen berdiri dari duduknya sambil menghembuskan asap dari pipa rokoknya. Kepala desa itu menatap naruto lemah lembut bagaikan pemuda tersebut adalaha cucunya sendiri.

"aku diberi pesan oleh kaa-san'mu untuk kau melindungi seseorang. Besok pagi pergilah ke kantor kepala desa."

"aku paham." Ucap naruto datar, jejak air matanya telah ia hapus dengan punggung tangannya.

Tepat seperti dugaan. Pemuda itu cerdas. Sudah sejak naruto kecil hiruzen mengamati naruto. Kakek itu tau, naruto sejak kecil cerdas, pandai berkelahi, dan sangat menyayangi keluarganya.

Walaupun hiruzen sempat lupa dengan sosok naruto kecil yg beberapa jam lalu bertemu di depan gerbang konoha, tapi di langsung ingat karna surai pirang dan wajah datarnya itu. Makanya hiruzen tidak merasa curiga dengan pemuda itu.

Dia percaya pemuda tersebut.

Karna bagi hiruzen siapapun yang berada di desa konoha ini. Mreka orang-orang baik. Dan tugasnya untuk melindungi penduduknya. Walaupun pihak kerajaan pasti membantu, tapi setidaknya pertahanan desa ini harus kuat sampai bantuan kerajaan datang.

"baiklah. Kau ingin mendengar lebih detailnya, datanglah besok.. Dan satu Teteskan saja darahmu untuk membuka kertas segel itu. Karna aku khusus membuatnya untukmu dengan DNA mu. Skarang beristirahatlah." Hiruzen pergi dari ruangan itu berjalan menuju pintu keluar kediaman lama naruto.

"hm."

Hiruzen yg berjalan menjauh tersenyum di wajah tuanya. 'kau sudah dewasa. Ini saatnya untukmu naruto.' Batin hiruzen.

Naruto hanya menatap hiruzen yg telah pergi sambil menutup pintu. Apakah kepala desa itu tau kelemahan'nya?.. Mungkin adiknya yg memberitahukannya..

Sipa peduli. selama dia tidak mengancam keslamatannya dan adiknya yang saat ini masih hidup.

jikalaupun itu terjadi, naruto akan membunuhnya.

Menyingkirkan pemikirannya, ada hal lain yang harus dia lakukan. Pemuda itu harus istirahat karna lelah dan hari pun memang sudah malam.

Naruto melihat kotak diatas meja kayu kecil di depan dirinya lalu mengambilnya. Membawa kotak hitam itu menuju kamar lamanya.

Flashback end.

"aku harap kau bangkit naruto dan menjadi lebih kuat lagi atas meninggalnya ibumu.."

Hiruzen bergumam di tempat duduknya menatap langit yang terlihat dari balik jendela di sampingnya. Bagaimanapun juga, ditinggalkan oleh orang berharga itu menyakitkan. Hiruzen pernah merasakannya saat kematian istri tercintanya. Dan itu menjatuhkan mentalnya.

"tapi aku tau walaupun aku tak merasakan 'sumber' kekuatan apapun darimu. Tapi aku yakin.. kau akan melebihiku suatu saat nanti naruto." Hiruzen sempat berpikir memang. Apa kekuatan naruto sebenarnya. Pemuda pirang itu bahkan hanya seperti manusia biasa tanpa 'sumber' kekuatan apapun dari naruto kecil hingga pertemuannya kemarin dan tadi pagi. Tapi dari tatapannya hiruzen tau..

naruto sangatlah berbahaya jika dia menjadi musuh.

"jangan-jangan.." mata hiruzen membola sejenak. bagaikan tersambar petir mendadak karna sifat pikunnya mulai kambuh karna faktor usia. Betapa bodoh kenapa dirinya baru ingat. Hiruzen merutuki dirinya sendiri

Kepala desa itu baru ingat. Ternyata benar dugaannya. Sesuai dengan fakta yang ada.. Hiruzen tersenyum.

"kau penuh misteri naruto.. Tak kusangka setelah ribuan tahun." Ucap hiruzen mengingat buku yang dia baca beberapa tahun lalu.

Slurp..

"hah.. Teh buatan kaguya-chan memang nikmat." Ucap kakek itu setelah menyesap sedikit teh buatan kaguya beberapa jam tadi. Kaguya sempat mdembuatkannya teh sebelum dia pergi dengan naruto sebagai ucapan terimakasih pada hiruzen atas kabar gembira kedatangan naruto.

Dan sepertinya teh itu sudah dingin karna beberapa jam suhu panas pada teh itu menurun.

"ha?.. Aphwa inwi?.."

Hiruzen merasa sesuatu berada dalam mulutnya. Dia mengambilnya lalu melihatnya dan..

"APA!.. DARIMANA EKOR CICAK INI!.."

Dengan gaje nya seorang kepala desa terhormat di desa konoha itu berteriak gaje karna sebuah ekor cicak berasal dari dalam mulutnya yg hampir tertelan dengan tehnya menyebabkan burung-burung berterbangan menjauh dari atap kantor itu..

Sepertinya tehnya sudah kejatuhan ekor cicak karna terlalu lama dibiarkan tidak diminum apalagi ditutupi..

.

.

_oOo_

.

.

Siang hari disebuah tanah lapang yang luas dengan padang rumput dan pepohonan disekitarnya. Seorang pemuda yang babak belur dengan kondisi pakaian seperti orang gelandangan yang menyisakan celana hitam panjangnya saja.

Disekitar tempat ia berdiri terlihat kobaran api kecil dan bekas hitam yang berarti telah hangus terbakar. Tapi anehnya pemuda berambut pirang itu tidak ada luka bakar sama sekali. Hanya luka lebam yang sepertinya hasil dari kdrt. Atau bisa dibilang pukulan serta tendangan yang terlihat bekas kaki di bagian perut berotot nya. Tak lupa sebuah cap telapak tangan merah yang ada di pipi kirinya.

"kau sudah puas yu-nee.?. kau menyerangku dengan seluruh kemampuanmu." Dengan keadaanya naruto hanya biasa dengan ekspresi datarnya.

Beberapa jam lalu dia dihajar oleh si pemilik surai ungu itu. Karna sifat naruto yang tetap seperti dulu. Tidak peka terhadap perempuan walau dengan tingkat kecerdasan diatas rata-rata orang seusianya.

"muu.. Salahmu sendiri naruto-kun." Ucap yugao kesal namun terkesan manja. Berbeda dengan apa yg sudah dilakukannya pada naruto. Bahkan melihat ekspresi naruto yg tidak berubah seakan terbiasa dengan sikap naruto. Berbeda dengannya yang datar kepada orang lain dan kekanak-kanakan saat bersama naruto.

"hm.. maaf."

"bilang yang tulus dong!"

"iya yu-nee.. aku maafkan kesalahanku.." ucap naruto setulus mungkin sambil agak merendahkan tubuhnya seakan didepannya adalah tuan putri.

"baiklah. Ku trima permintaan maafmu." Yugao tersenyum puas dengan hasilnya.

Yugao berjalan mendekati naruto yang beberapa meter didepannya. Saat ampai, dia melepas pakaian tak layak naruto dan membuangnya asal. Naruto hanya menurut.

"na-.."

Perkataan yugao berhenti saat melihat tubuh naruto. Wajah putih yugao memerah. Tubuh kekar dengan otot disetiap incinya itu terlihat mengagumkan dan menggoda untuk kaum hawa seperti dirinya. Perlahan jari-jari lentiknya terangkat menyentuh dada pemuda pirang itu. Tubuh itu tidak over seperti binaragawan. Ideal, namun terbentuk sempurna untuk tubuh keras berotot itu. Jarinya menelusuri dada, turun ke perut six pack naruto, naik lagi menuju pundak lalu turun ke lengan. Ada yang berbeda..

"sudah?.." ucapan naruto memotong aksi perempuan cantik itu. Yugao semakin memerah malu. Dia menghentikan aksinya.

"ma-maaf naru.. aku hanya-.."

"mesum."

Jleb!

Bagaikan senjata makan tuan. Perkataan yang dilontarkannya pada naruto berbalik kepada yugao.

"AP-APA!.. Ti-Tidak kok. Aku hanya.. Hanya.." ucap yugao glagapan menghadapi tuduhan naruto.

"kau bilang aku seperti itu tadi. Kau melakukan seperti yang tak sengajaku lakukan dulu. Tapi kali ini kau sengaja yu-nee. Jadi aku hanya mengembalikan perkataanmu."

"aa- aa.. apa na-naru.. a- aku.." wajah cantik yugao semakin memerah padam. Bahkan keluar ilusi asap dari kepalanya. Dia bahkan tak menyangka, atau dia lupa bahwa naruto itu pintar. Tapi kenapa dia mulai paham masalah seperti 'itu'.

"aku bercanda yu-nee. Silahkan kau menyentuhku karna kau nee-san yang slalu melindungiku dulu.. Aku hanya asal bicara tadi." Naruto tersenyum. Kali ini senyum yang benar tulus ia berikan pada kakak perempuannya.

"na- naruto.."

Greb!

Setelah mendengar dan melihat senyum tulus naruto. Yugao tau, naruto tidak berbohong. Perempuan cantik itu langsung memeluk naruto erat.

"arigatou naruto.."

"hm." Naruto bergumam tetap dengan senyum tulusnya.

"pakai ini naruto.." yugao melepaskan pelukannya dan memberikan pakaian berupa baju jaring atau pakaian khas shinobipada naruto yang diambilnya dari kantung ninja di belakangnya.

"knapa kau membawa pakaian ini? Bukannya ini milik shinobi?." Naruto menerima itu dan memakainya.

"ntah. Aku baru ingat saja kalau aku kemarin saat berburu minotaur aku membawa baju jaring cadangan.. Kau tau sendiri kan monster itu lumayan menyusahkan." Balas yugao.

"dan kau menghabisi makhluk setinggi tiga meter itu sendirian?, yah. Aku tidak heran jika kau suka membunuh." Ucap naruto Paham.

"khu.. Khu.. Aku membunuh karna ada tujuannya naruto-kun. Aku membutuhkan tanduknya untuk crafting." Sifat monster Yugao kambuh lagi jika membahas bunuh-membunuh.

"dasar monster."

Setelah acara berpelukan beberapa menit dan beberapa obrolan kecil di tengah tanah lapang atau biasa shinobi konoha sebut training ground alami. kini mreka berdua duduk berdampingan di bawah pohon besar dipinggir tanah lapang itu. Mreka memutuskan untuk beristirahat sambil mengobrol.

"ne, otouto.. sekali lagi aku minta maaf atas meninggalnya kaa-san. Aku.. aku..-" ucap yugao sedih sambil menundukan kepalanya karna dia merasa bersalah karna tak bisa melindungi amanah dari adiknya itu.

"tak apa yu-nee. In adalah takdir. Sejak kau menyelamatkanku dari serangan monster saat inaiden 'itu' terjadi, kau sudah ku anggap kakak kandungku sendiri dan kau menerimaku menjadi adik angkatmu.." naruto menatap yugao yang masih menunduk.

"walau kaa-san tidak ada lagi bersamaku, tapi aku masih memiliki seorang keluarga lagi selain kau yang harus ku jaga.. aku senang bisa bertemu lagi denganmu."

"na- naruto.." hanya kata itu yang bisa diucapkan yugao saat ini karna dia merasa berharga dimata naruto.

Jujur yugao juga merasa bersyukur karna bisa dipertemukan lagi dengan naruto pagi tadi di kantor kepala desa. Karna saat yugao diberi kabar oleh bawahan hiruzen bahwa seorang yg dia kenal baru tiba setelah waktu yang lama, dia penasaran dan datang kesana. Dan setelah berada diruang kepala desa, dia disambut oleh hiruzen dan seorang laki-laki berambut pirang seperti yang dia kenal.

Dan setelah drama adik kakak yang baru bertemu setelah tiga tahun lamanya. Akhirnya mreka berada disini setelah naruto mendapat penjelasan tentang ibu dan adiknya.

"arigatou naruto.. hidupku menjadi lebih bermakna karna kehadiranmu. Aku akan selalu ada saat kau butuhkan naruto." Ucap yugao tersenyum manis pada naruto yang menatapnya damai.

"hm.. Arigatou yu-nee." Ucap naruto dengan senyumnya.

"lalu kapan kau akan menyusul adikmu naruto?" tanya yugao

"beberapa minggu lagi yu-nee. Karna pendaftaran akan baru dibuka satu bulan lagi. Dan aku ingin istirahat sebentar didesa ini sebelum aku meninggalkan kediaman peninggalan kaa-san." Jawab naruto.

Karna memang naruto masih rindu dengan ibunya dan ingin lebih lama berada di tempat peninggalan ibunya. Hanya dengan begitu dia akan merasakan kehadiran kaa-san yang telah merawatnya selama ini. Walaupun sebenarnya ibunya selalu berada dekat dengannya..

Dihati naruto.

"baiklah. Selama itu pula aku akan terus berada didekatmu. Aku akan menemanimu tinggal di kediaman ibumu naruto." Yugao menatap naruto bagaikan seorang kakak yang melindungi adiknya.

"hm." Naruto menatap heran dan menurut saja. tapi dia tau maksut nee-san angkatnya itu apa. Perempuan cantik bersurai ungu itu ingin berada didekat naruto sebelum Pemuda pirang itu meninggalkan desa konoha.

Beberapa menit keheningan terjadi diantar mereka. Karna masing-masing dari mreka kalut dalam pikiranya masing-masing.

"umm.. dan naruto, bagaimana kau bisa selamat dari kunai peledak'ku tadi disaat terakhir?." Tanya yugao penasaran menghapus keheningan diantara mereka.

karna yugao merasa serangan terakhirnya tadi bisa dibilang ekstrim karna bisa membunuh naruto karna ledakan yang memang terbilang lumayan untuk lima kunai dengan kertas peledak itu. Bahkan sekelas minotaur saja akan terluka dan memberikan efek luka bakar. Setidaknya berefek fatal untuk manusia. Namun kenyataannya tubuh naruto tak terluka sedikit pun. Walau yugao sengaja mengetes seberapa jauh naruto berkembang.

"sebut saja itu kelebihku selain fisik dan berpedangku." Jawab naruto singkat.

"benarkah?. Tapi memang benar selain fisik dan berpedangmu tadi aku seperti melihatmu melakukan sesuatu tapi ntah apa itu tak terlihat jelas."

Yugao melihat fisik naruto yang memang diatas fisik manusia rata-rata. Terbukti dari betapa kerasnya tubuh naruto saat dia sentuh dan tendangannya pun seperti menendang bongkahan batu keras. Apalagi tehnik naruto memainkan tantou'nya membuat yugao kerepotan.

Naruto sudah menjadi lebih kuat dari dirinya.

"itu hanya kelebihanku dari kekuranganku yang tidak sempurna sepertimu yu-nee." Naruto hanya menatap datar kedepan tanpa melihat yugao yang memperhatikannya.

"aku tau naruto. Tapi kau juga hanya bertahan menangkis semua seranganku. Atau kau tidak mau menyakiti kulitku yang mulus ini ne, otouto~.." yugao berkata menggoda dengan membungkukan tubuhnya menghadap naruto memperlihatkan belahan dadanya.

"tidak yu-nee. Itu adalah salah satu Kemampuanku. Dan aku hanya ingin melihat seberapa kuat sang monster." Naruto hanya datar melihat aksi yugao yang menggodanya.

"muu... kau tetap seperti dulu. Tidak tergoda oleh aset terindahku naru." Yugao bersidekap dengan memanyunkan bibirnya dan merasa kesal. Tingkahnya yang seperti anak kecil mulai kambuh.

"ntah. Aku hanya belum menemukan apa itu kata 'sensasi payudara' seperti yang dijelaskan buku ini." Ucap naruto yang saat ini telah memegang sebuah buku kecil ntah darimana dan memakai kacamata baca padahal dia matanya normal.

"BUANG BUKU ITU DASAR BODOH!"

Bugh!

Duagh!

Blarr!

dan sebuah suara menggelegar terdengar ditraining gound itu dengan burung-burung dan hewan lain yang belari menjauh dari sekitar kawasan training ground itu.

.

.

_oOo_

.

.

sudah satu minggu naruto berada di desa konoha sejak saat itulah dia mengenal banyak orang. dan tidak sedikit pula ada orang yang mengingat naruto tapi dia tidak mengingat mereka.

sudah seminggu pula sang nee-san angkatnya berada dirumah naruto menemani naruto tinggal di rumah peninggalan orang tuanya. mereka seperti sepasang kekasih malahan ketimbang saudara. bagaimana tidak, setiap tidur mereka tidur bersama, mandi pun mereka bersama. salahkan yugao yang selalu mengikuti aktifitas naruto dirumah itu. dia memaksa untuk itu semua.

tapi bagi naruto, itu semua adalah hal biasa. dia hanya menganggap kasih sayang kakak kepada adiknya. walaupun terkadang naruto agak risih, namun tetap dia harus terbiasa. toh, nee-san itulah yang menyelamatkan dia dulu dan sebentar lagi dia juga akan meninggalkan yugao lagi untuk menyusul adiknya. dan kemungkinan dia tidak akan kembali hingga waktu lama. ntahlah yang jelas naruto akan tetap melindungi kakaknya jika kakaknya itu membutuhkan bantuan.

selama seminggu ini pula naruto dilatih oleh yugao dalam seni berpedang, melempar kunai, membunuh dalam senyap. dan beberapa guru juga mengajarinya keahlian masing-masing. contohnya saja hiruzen, naruto diajarkan bagaimana mengontrol tenaga dalamnya walaupun naruto tidak memiliki 'sumber energi' seperti mereka namun naruto memiliki potensi lain. Itulah yang dipikirkan hiruzen tentang naruto.

Walaupun naruto bisa dibilang sudah ahli dalam berpedang, tapi tidak ada salahnya jika dia menambah pengetahuan dari guru yang mengajarinya. semakin banyak pengetahuan, semakin besar pula untuk kesempatan menang dalam pertarungan. Apalagi hiruzen juga memiliki pengalaman yang lebih banyak ketimbang naruto, walaupun sensei bau tanah'nya saja sudah cukup untuk membuat dirinya kuat dan memberikan pengetahuan lebih padanya.

Siang hari di training ground dipinggiran desa konoha terlihat empat orang dan dua orang memakai pakian serba tertutup ninja. Atau yang biasa desa konoha ini sebut sebagai anbu konoha.

Dua orang yang berada dipinggiran training ground saat ini adalah seorang laki-laki paruh baya mengenakan pakaian putih berjubah khas pemimpin serta topi melingkar bertulasan 'kage'. Seorang lagi adalah gadis berambut ungu diikat ponitail berpakaian khas anbu wanita dengan rompi anbu yang sepertinya dia sedang dalam tugas. Kedua orang tersebut adalah hiruzen dan yugao.

Yah, memang benar yugao adalah salah satu anbu khusus konoha yang sangat ahli dalam kenjutsu, dan membunuh dalam senyap. Sangat efektif melawan monster ataupun sesama pengguna. Dan saat ini yugao hanya dalam tugas berjaga-jaga saja. Istilahnya adalah patroli melihat disekeliling perbatasan konoha. Karna bisa saja goblin, ataupun makhluk lain akan menyerang konoha. Dan saat ini dia menemani naruto setelah patroli dipagi hari tadi.

Sedangkan dua orang anbu serba tertutup itu berada dibelakang hiruzen. dan dua orang terakhir berada di tengah lapangan training ground sedang dalam keadaan siap bertarung.

Seorang disudut kiri adalah pemuda dengan surai pirang berkulit putih bermata biru shappire memakai pakaian hitam dengan kemeja biru berlengan panjang berkerah dan Memakai celana panjang hitam dan sepatu khas anak muda seusianya. Tak lupa sebuah kantung ninja di pinggang belakang disisi kanannya dan sebuah wadah kunai di paha kanannya. Sedang berdiri tegak menghadap lawan didepannya dengan memegang tantou'nya ditangan kirinya.

Sedangkan seorang yang berhadapan dengan naruto adalah seorang laki-laki memakai pakaian hitam dengan rompi hijau bersurai hitam dengan ikat kepala khas shinobi berlambangkan khas desa konoha, menghisap sebatang rokok dengan membawa sebuah senjata khusus seperti kunai namun berbeda. Senjata itu terlihat ada genggamannya. Kunai chakra.

"apa kau siap asuma?.." orang yang dipanggil asuma itu menoleh keasal suara yang tak lain merupakan hiruzen.

"ha'i,.. jii-sama. Kita bisa mulai skarang."

Asuma kembali menatap naruto yang ada didepannya sambil menghembuskan asap rokoknya. Kunai chakra'nya siap ditangan kanannya dengan kuda-kuda bertarungnya.

"naruto?.." tanya hiruzen dari pinggir lapangan kepada pemuda yang saat ini merupakan lawan asuma.

"hm.." jawab naruto datar melihat lawannya kali ini. tanpa mengubah posiainya naruto hanya merubah posisi tantou'nya memutar hingga membuat bilah lancipnya dibawah genggamannya. atau bisa dibilang tehnik khusus naruto. Berpedang dengan genggaman terbalik.

"dia menggunakan tehnik itu langsung?.." gumam yugao bersidekap menyaksikan latih tanding antara naruto dan asuma yang akan segera dimulai. Namun hiruzen hanya melirik kearah yugao saja.

"baiklah. Peraturannya sederhana.. dilarang membunuh.. kalian mengerti?" hiruzen memberikan instruksi.

"Hai'/hm"

"baiklah.. HAJIME!"

Setelah seruan mulai dari hiruzen. Asuma langsung berlari dengan kecepatan penuhnya untuk mengikis jarak antara dia dan naruto. sedangkan naruto hanya diam ditempatnya yang membuat asuma agak bingung. Apa dia yang terlalu bersemangat?. Batin asuma.

Trank!

Sebuah suara dentuman besi yang beradu terdengar oleh siapapun ditraining ground itu saat naruto menangkis secara horizontal serangan vertikal dari asuma yang saat ini kunainya telah dilapisi chakra biru.

Asuma kaget saat serangannya ditangkis dengan mudah, apalagi kunai khususnya yang bahkan bisa menembus monster batu golem tidak bisa memotong tantou milik naruto yang digenggam terbalik dimana bilahnya berada dibawah dan genggamannya diatas. Jarang sekali seorang menggunakan tehnik memegang senjata tajam seperti ini. Bahkan hampir tidak pernah ditemuinya. Kecuali..

Sret! Swush!

Asuma melakukan tendangan memutar kearah kaki naruto namun dihindari dengan mudah olehnya. Asuma memutar kunainya. Hingga saat ini kedua orang ini memakai kedua senjata itu dengan posisi yang sama.

Asuma kembali melakukan tendangan keudara yang bertumpu pada tangannya untuk mengenai perut naruto yang masih melayang diudara menghindari serangannya tadi, namun dapat dihindari naruto dengan bersalto kebelakang menggunakan serangan asuma sebagai tumpuan kakinya.

Sret!

Wush!

Asuma kembali melesat kearah naruto dengan kecepatannya. Dan menyabetkan kunainya secara horizontal kearah naruto dan ditangkis secara vertikal oleh pemuda pirang itu.

Asuma terus melakukan serangan kepada naruto namun selalu ditangkis oleh naruto.

"a-apa ini.. bocah itu cepat sekali. Dia bisa menangkis semua serangan asuma-sama dengan mudah."

"sugoi!.. dia mempunyai pertahanan yang baik."

Beberapa pujian terdengar dari anbu beetopeng dibelakang hiruzen. Ketua desa itu melirik kepada yugao yang saat ini tersenyum bangga pada naruto.

"ne, yugao-chan.. apa kau yang mengajarinya kenjutsu sebaik itu?." Tanya hiruzen.

"tidak hieuzen-sama. Hamba bahkan baru tau tehnik kenjutsu naruto itu sama dengan kita para shinobi saat satu minggu lalu aku berlatih tanding dengannya.. bahkan cara dia memegang senjatanya saja sudah sangat berbeda dari kita pada umumnya." Ucap yugao saat dia hanya terus melihat naruto yang hanya bertahan tanpa menyerang daritadi.

"hm.. hm.. Kau benar yugao-chan. Dia memegang senjatanya dengan tangan kirinya, apalagi cara memegang gagangnya terbalik yang memang dikhususkan untuk bertahan dan membunuh dalam diam.." hiruzen berasumsi sambil mengelus janggutnya yang berarti saat ini dia dalam mode berpikir.

"tehniknya dikususkan untuk bertahan. Tapi bisa dilihat bahwa naruto memang seperti sudah ahli dalam permainan pedang seperti ini." Ucap yugao.

"siapun guru yang mengajarinya, dipastikan sangat ahli dalam membunuh dalam diam dan memberikan tehnik mematikan ini pada naruto.. benar-benar mesin pembunuh yang berbahaya jika dia musuh."

Apapun yang dikatakan hiruzen adalah fakta. Siapapun yang memegang senjata dengan gagang diatas dan bilah tajamnya dibawah merupakan ciri khas seorang ninja atau shinobi yang terbiasa membunuh dalam senyap. ditambah pertahanan yang naruto gunakan sangat baik. Dan jangan lupakan kebiasaan tenangnya dalam menghadapi apapun membuatnya menjadi teror dalam diam yang sangat berfungsi dalam pertahanan. Karna jika ketenangan hilang maka hilang pula konsentrasi yang membuat pertahanan itu terbuka.

"anda benar hiruzen-sama. Dan jangan lupakan ekspresinya. teror yang tidak terlihat yang bisa membunuh kapanpun." Ucap yugao membenarkan ucapan hiruzen ketika melihat tatapan datar naruto.

"hm.. dari semua aspek yang ada menunjukan jika naruto adalah shinobi daripada sorcerer. Namun tetap tidak bisa dianggap seperti itu karna naruto bukan pengguna chakra seperti kita para shinobi.." Ucap hiruzen sambil menghembuskan asap rokoknya yang ntah sejak kapan dia menyalakan rokoknya

"hahh.. Ntahlah hiruzen-sama. Saya juga bingung sekaligus prihatin masalah itu.." ucap yugao sedih.

Terkadang yugao merasa prihatin kepada naruto yang berbeda dengan kaumnya yang memiliki chakra hingga bisa melakukan jutsu. Namun ntah kenapa pula naruto juga berbeda dari kaum pengguna lainnya. Sehingga membuat naruto hanya bisa menggunakan fisik dan kenjutsu.

Namun dari itu semua sepertinya anggapan bahwa naruto lemah itu terpatahkan. Nyatanya setelah tiga tahun pergi, saat ini pemuda pirang yang suka berkelahi semasa kecilnya dulu itu, skarang dapat mengimbangj asuma yang lebih sempurna ketimbang naruto.

"tapi aku yakin. Dia akan menjadi kuat.. Lebih kuat dari 'kita'." Yugao yang mengerti arti ucapan hiruzen hanya bisa berharap untuk adik angkat kesayangannya itu.

Kembali ke naruto, saat ini dia masih terus menangkis serangan kunai asuma dari segala arah. Membuat asuma agak geram dengan naruto karna merasa diremehkan.

Trank! Trank! Trank!

Asuma terus menyerang naruto dengan kunai khususnya. Saat dia melihat celah terbuka naruto dia mendang naruto kearah perutnya.

Namun naruto yang merasa serangan asuma lebih lemah dari serangan sensei'nya tiga tahun lalu, dengan mudah menghindar dengan bersalto kebelakang beberapa meter menjaga jarak antara dia dan asuma.

Asuma tak tinggal diam, dia melempar kunainya yang dilapisi chakra kearah naruto yang masih bersalto kebelakang namun dengan mudah dihindari naruto melompat kesamping.

Namun belum sempat naruto menginjakan kakinya ke tanah matanya agak membola melihat asuma membuat segel tangan khusus shinobi. Hendseal.

(Katon : Gokakyu no jutsu!)

Sebuah bola api besar yang dikeluarkan oleh asuma langsung mengarah pada naruto yang tak sempat menghindar.

Wush! Blarr!

"naruto!.. " yugao yang melihat Ledakan lumayan besar terjadi ditempat naruto mendarat hingga menyisakan suatu kobaran api dan asap ditempat itu panik karna dia melihat sendiri naruto tidak sempat mengindar.

Hiruzen menajamkan penglihatannya ketika melihat serangan itu mengenai tempat dimana naruto mendarat.

Tap!

Asuma yang telah melakukan serangan dari udara mendarat dengan mulus dengan kedua kakinya dan mengambil satu kunai khususnya lagi dari kantung ninjanya. Direksi penglihatannya tak sedikitpun mengalihkan perhatiannya dari kobaran api itu.

Sekian berapa detik saat api itu hilang digantikan asap yang perlahan menghilang. Namun tiba-tiba..

Syuut!

Trank!

Asuma yang kaget dengan datangnya sebuah suriken yang mengarah pada kepalanya langsung menangkisnya. Mata semua shinobi ditraining ground itu membola saat melihat siluet seseorang yang berdiri tegak.

Setelah asap hilang sepenuhnya, terlihatlah seorang pemuda bersurai pirang yang memegang tantou ditangan kiri dan tiga buah shuriken ditangan kanannya.

Syutt! Syutt! Syutt!

Tiga buah shuriken dilempar oleh Naruto menuju Asuma. Tak mau menjadi sasaran lempar shuriken, laki-laki dewasa bersurai hitam itu menangkis semua shuriken itu.

Tak tau apa yang terjadi, penglihatan asuma membola saat dia menangkis shuriken tadi ntah sejak kapan naruto telah ada di depannya menyabetkan tantounya sambil menunduk kearah perutnya secara horizontal dari kiri ke kanan.

Jrass!

Dengan usia yang lebih tua dari naruto yang otomatis pengalamannya lebih banyak dari naruto dia langsung menghindar kebelakang merelakan perutnya yang tergores. Darah merembes dari pakaian dan rompinya. Asuma menatap tajam naruto.

'apa-apaan ini.. daritadi dia tidak menyerang, setelah hanya dengan sekali menyerang dia langsung mengenaiku?.' Asuma membatin sambil mengatur nafasnya yang tersengal.

Dari sudut lapangan itu terlihat semua orang ikut kagum dengan kecepatan naruto yang hanya dengan sekali saja bisa melukai asuma yang dari tadi menyerangnya.

"jangan-jangan.." hiruzen baru tahu apa yang terjadi sekarang.

"ya hiruzen-sama. Naruto melakukan counter attack saat stamina lawan terkuras karena dari tadi menyerang. ditambah mengeluarkan jutsu yang lumayan menguras chakra.." yugao membenarkan apa yang dipikirkan hiruzen. Kakek tua itu menatap naruto dengan intens.

"dan jutsu elemen api asuma yang sepertinya tidak berefek apa-apa pada naruto.." ucap hiruzen mengutarakan pikirannya.

"seperti yang kuduga.." yugao menyutujui ucapan hiruzen.

Asuma kembali mengambil sebuah kunai khususnya dan memegang dengan tangan kirinya hingga sekarang dia membawa dua buah senjata di kedua tangannya.

Wush! Wush!

Kedua orang itu langsung merengsek maju kembali mengikis jarak diantara mereka.

Trank! Trank!

Duagh!

Dengan kecepatan yang melebihi asuma, naruto menyabetkan tantounya miring dari atas kiri ke kanan bawah membuat asuma menahannya dengan kunai ditangan kirinya, namun saat asuma menyerang dengan kunai ditangan kanannya kearah naruto, pemuda pirang itu merendahkan tubuhnya kearah belakarang seperti sikap kayang, dan langsung memberikan tendangan depan yang langsung mengenai luka asuma hingga membuat asuma terpental kebelakang.

Sreett!

Asuma yang berhasil menyeimbangkan tubuhnya langsung membuat hendseal sebelum kedua senjatanya dia masukan kedalam kantung ninja di belakang pinnggang kanannya.

Diwaktu yang sama sambil menahan perih karna lukanya yang tadi, asuma menyebutkan jutsunya..

(Fuuton : Shinku renpa!)

Tercipta banyak pedang angin yang mengarah pada naruto. Namun tak mau mati terpotong-potong, pemuda pirang itu membelah setiap pedang angin yang mengarah padanya.

Crass! Crass! Crass!

Namun, walaupun dia berhasil menangkis puluhan pedang angin itu, naruto tetap harus merasakan sakit karna setiap inci tubuhnya harus tergores oleh jutsu asuma yang terbelah. Darah merembes dari pakaian naruto yang saat ini robek disana-sini.

"hah.. hah.. hebat sekali kau naruto. Dapat meminimalisir jutsu tingkat A milikku tanpa melakukan tehnik pertahanan apapun.. hah.." asuma tampak kelelahan sambil memandang naruto yang tampak biasa saja walau dengan luka yang lebih parah dari dia.

"tidak juga asuma-sensei.." naruto yang merasa dipuji hanya biasa saja. Namun dia tetap merasakan efek luka yang diterimanya.

Diluar lapangan, terlihat yugao yang khawatir dengan keadaan naruto. Begitu juga dengan hiruzen. Dua orang anbu yang melihatnya pun ikut khawatir dengan naruto, walaupun mereka tidak ragu dengan kemampuan naruto. Pasalnya daritadi naruto hanya menggunakan tehnik berpedang dan kecepatannya saja. Walau dengan begitu dia tetap Mengimbangi asuma yang lebih sempurna karna memiliki chakra dalam tubuhnya.

"naruto.." yugao hanya dapat bergumam dan berharap ini cepat selesai agar dia dapat merawat luka naruto.

"hebat, naruto bahkan terlihat baik-baik saja walau dengan keadaan yang terluka parah seperti itu.." ucap anbu dengan topeng neko.

"tidak. Kalian hanya dapat melihat sikap tenangnya saja. Walaupun dengan ekspresi datarnya dan pengaturan nafasnya yang seakan-akan menunjukan dia baik-baik saja.. tapi, lihatlah secara seksama.." hiruzen membenarkan ucapan neko dan mengintruksikan anbu tersebut untuk melihat lebih seksama kearah naruto.

"ha?.. Benar juga ucapan anda hokage-sama. Naruto memang terlihat baik-baik saja dengan luka yang diterimanya. Tapi, dari gerakan tubuhnya terlihat sedikit gemetar dan dadanya seperti susah mengambil nafas. Tapi hebat sekali bocah itu dapat mengatur nafasnya dan bertahan seolah-olah tidak terjadi apa-apa.." Anbu neko berdecak kagum kepada naruto.

"hmm.. benar neko, bahkan untukku yang sudah setua ini sejak aku muda tidak pernah bisa setenang dia.." ucap hiruzen.

Yugao hanya mendengar interaksi antara hiruzen dan neko. Dia juga tidak menyangka jika naruto akan mendapat pujian seperti ini. Karna notabennya baru seminggu naruto disini dan berlatih dengan mereka untuk memperkuat fisik, kemampuan berpedang dan mengontrol energi dalam tubuh melalui meditasi. Karna setiap makhluk hidup pasti memiliki energi dalam tubuh walaupun tak memiliki chakra seperti para shinobi. dan yugao tahu..

Semankin Naruto terluka akan semakin kuat dia.

"baiklah sensei, kita akhiri ini.."

Setelah naruto mengucapkan kalimatnya, ia menguatkan genggaman pada tantou'nya dan menyiapkan kuda-kudanya.

Asuma yang mengerti segera memasang kuda-kudanya dan mengalirkan chakra pada kedua kunainya.

"majulah naruto!.."

"akan kutunjukan latihanku selama ini sensei!.."

Swuss! Swuss!

Kedua orang berbeda surai itu merengsek maju dengan kecepatan penuh mereka masing-masing.

Trank! Trank! Trank!

Naruto dan asuma beradu serangan dan dapat dilihat kecepatan mereka semakin cepat.

Naruto yang sudah tau bagaimana pola serangan asuma langsung balik menyerang asuma tanpa henti. Berbeda dengan asuma yang kewalahan karna serangannya digantikan dengan seringnya dia bertahan. Membuat keadaan menjadi terbalik.

Trank! Duagh! Duagh!

Setelah keduanya melakukan serangan terakhir, keduanya secara bersamaan mengenai tendangan meraka pada masing-masing sisi membuat keduanya terpental kearah yang berlawanan.

Keduanya berdiri dengan bertumpu pada lutut mereka. Selang beberapa detik, Keduanya kembali dalam posisi berdiri tegak.

Asuma menyiapkan kuda-kudannya..

Naruto menyiapkan tantou'nya didepan tubunya yang agak merunduk dan menyentuh ujung gagang tantou'nya dengan telapak tangan kanannya siap memberikan dorongan dan tangan kirinya memperkuat pegangannya pada gagangnya.. ujung lancip itu menghadap kedepan. Kearah asuma.

"kita akhiri ini naruto.."

"hm.."

Sring!

Kedua kunai chakra asuma terlapisi chakra Kembali dan Naruto siap dengan posisinya.

Naruto berlari memutar kearah asuma. Laki-laki penghisap rokok itu langsung melempar kunai di tangan kirinya kearah naruto.

Jlebb! Krakk!

Kunai dengan lapisan chakra itu membelah udara sangat cepat membuat naruto kewalahan. Namun naruto dapat menghindarinya dengan melompat kedepan hingga kunai itu hanya menancap ditanah hingga tanah itu retak seperti sarang laba-laba.

Tidak menunggu naruto menapaki tanah, dengan sangat cepat asuma langsung menghilangkan aliran chakra pada kunainya dan menggigitnya agar dia bisa membuat hendseal.

(Fuuton : Kunai shintaigyoku!)

Asuma mengambil nafas dalam-dalam dan meniupkan sebuah misile angin berukuran sedang dimana didalam misile angin itu terdapat kunai khusus berlapis chakra yang dengan sangat cepat menuju kearah naruto.

'aku tidak akan kalah..' batin naruto.

Naruto yang tidak mau tubuhnya berlubang dia juga menggumamkan tehniknya yang hanya dia sendiri yang dapat mendengarnya

Shring! Whuss!

Blarr!

Bagaikan tak terlihat, hanya sebuah banyangan biru yang terlihat karna kecepatan naruto yang meningkat drastis melewati serangan berkecepatan penuh milik asuma hingga hanya mengenai tempat naruto mendarat tadi dan menyebabkan ledakan lumayan besar hingga area itu tertutupi oleh debu..

"a-apa.. bagaimana mungkin?.."

"mustahil!.."

Beberapa decakan tidak percaya terdengar dari kedua anbu dibelakang hiruzen. Sedang kan kakek tua itu hanya bisa mematung dengan mata membola sempurna.

Bayangkan saja bagaimana ekspresi seorang kepala desa terhormat yang 'lulus' dengan gelar Kage yang merupakan gelar yang diakui diseluruh academi kerajaan. Karna untuk mencapai gelar tersebut memerlukan syarat tertentu yang dimana shinobi biasa tidak akan bisa. Merupakan hal yang sangat bodoh jika hiruzen tidak tau bagaimana naruto bisa sampai berhasil menghindari serangan dengan kecepatan penuh milik asuma yang hanya sepersekian detik setelah naruto mendarat.

"sangat cepat.."

Hiruzen hanya berdecak kagum melihat akhir dari latih tanding antara asuma dan naruto.

Berbeda dengan yugao yang saat ini melihat naruto cemas karna dengan luka seperti itu dia harus menggunakan tehnik khas miliknya. Yang dimana hanya naruto yang menguasainya dan dari yang yugao tau..

"itukah tehnik ciptaan'nya?.. Dia menggunakan 'tehnik itu' dalam waktu yang benar-benar terdesak.." ucap yugao yang tau tehnik apa yang digunakan naruto.

Karna satu minggu ini yugao selalu bersama naruto, otomatis yugao sering bertanya-tanya perihal naruto. Dan tehnik itu dia ketahui langsung dari ucapan naruto. Dan saat ini dia melihat sendiri, bagaimana mengerikannya tehnik itu jika digunakan untuk membunuh..

Mata semua orang disana tertuju pada siluet kedua orang yang saat ini berada di satu titik dengan posisi yang berbeda.

Dimana setelah kepulan debu menghilang, terlihat asuma yang berada dalam posisi berdiri menatap tak percaya kedepan kearah bekas jutsu'nya..

Dan seorang lagi yang merupakan naruto berdiri dengan posisi merendah dengan kaki kiri membentuk kuda-kuda kedepan yang ditekuk dan kaki kanan membentuk kuda-kuda lurus kebelakang. Dengan posisi merendah setinggi perut asuma, pemuda pirang itu memegang tantou'nya yang dimana ujung lancipnya mengarah tepat satu centi dari dada kiri asuma. Tangan kirinya yang memegang gagang tantou'nya terbalik dan telapak tangan kanannya menyentuh ujung gagang yang menghadap naruto itu siap memeberikan dorongan kapan saja kearah jantung asuma..

Semua yang melihat aksi naruto hanya semakin mematung dengan berbagai ekspresi yang sulit diartikan.

Bagaimana tidak, kecepatan naruto yang tiba-tiba melebihi manusia normal itu mematahkan jutsu asuma bagaikan hanya menyentuh bayangan naruto jika dilihat biasa. Tapi jika dilihat lebih teliti, serangan itu dihindari naruto dengan sangat cepat dan langsung menyerang asuma yang pertahanannya terbuka.

"apa kau tau tehnik itu yugao?.." sekian beberapa detik hiruzen terpaku dengan tehnik naruto, dia bersuara kepada yugao hingga kedua anbu itu ikut melihat kearah yugao..

Yugao yang diperhatikan oleh kepala desa dan kedua anbu terpercayanya segera memandang mereka dengan pandangan serius..

"tehnik itu.. tehnik khusus yang diciptakan naruto sendiri. Yang berarti itu adalah tehnik rahasianya.. yang dia bilang tehnik itu adalah.."

.

.

.

.

.

"[ITTOU SHURA].."

.

.

To be continue...


.

A/N : hai salam kenal buat para readers dan author senior yang sudah baca fict gaje kyo ini. Mohon maaf jika terdapat bebagai kesalahan dalam penempatan kalimat dan lainnya. Tentu dengan kritik dan saran author senior dan readers akan sangat membantu untuk kyo lebih baik dalam menulis.

Yang pertama-tama, di chap: 1 ini masih banyak misteri yang belum terbuka. Atau memang sengaja saya buat seperti itu. Misteri tentang dunia naruto, apa yang dimaksut dua pengguna, sorcerer, alur yang terkesan cepat dan sebagainya.. Itu semua akan terjawap seiring berjalannya waktu.

Untuk kenapa disini naruto terkesan mesum. Tapi tidak. Hanya beberapa aksi 'bidadari' -nya saja yang membuatnya terlihat seperti itu. Serta tentang kekuatan naruto. Mungkin para readers ada yang sudah tau dan belum, karna scan fighting di chapter ini terkesan naruto over karna sedikit mengeluarkan tehnik. Tapi tidak. Mereka imbang, atau bisa dibilang naruto lebih kuat dari asuma, tapi tidak over. Dan memang sengaja saya buat seperti itu untuk menambah misteri tentang naruto dan membuat readers sekalian penasaran.

Jika ada pertanyaan dan lainnya yang menurut kalian tidak jelas silahkan PM kyo atau review. Akan kyo jawap lewat PM, review atau di chapter-chapter kedepan.

Glosarium:

Tantou: sebuah pedang kecil seukuran 30-40 cm yang biasa digunakan untuk membunuh dalam senyap. Senjata khas ninja

Minotaur: seekor monster yang bertubuh banteng setengah manusia dengan tanduk besar membawa kapak besar. Memiliki ukuran tubuh 2 meter bahkan lebih.

Mungkin cukup ini saja dulu yang bisa saya beritahu. Untuk chapter selanjutnya..

Chapter 2: Academi knight.