Chapter 1

warn: typos/ gaje/ my first fanfict/woman rape man/ bondage/ rate: M for language and lemon/ mohon maaf apabila cerita agak melenceng dari summary-nya(maybe). Newbie author/NOT FOR UNDER 21 YEARS OLD, and etc

Summary: "Kehidupan bahagia Naruto bersama 7 istrinya yang sudah berlangsung selama 13 tahun harus berantakan karena sebuah masalah baru yang menimpa Naruto. Kali ini masalah tersebut jauh lebih ekstrem dari sebelumnya. Kira-kira apa masalah baru yang menimpa Naruto kali ini?"

Keterangan usia chara:

Naruto: 35 tahun

Konan: 36 tahun

Yugao: 40 tahun

Tayuya: 35 tahun

Shizuka: 35 tahun

Guren: 36 tahun

Hinata: 35 tahun

Hanabi: 30 tahun

don't like don't read.

Naruto Masashi Kishimoto

Let the story begin...

Tengah malam di desa Konoha...

Terlihat seorang lelaki yang berusia sekitar 30 tahunan dengan ciri-ciri memiliki wajah tampan, mrmiliki iris berwarna biru langit, dan surai berwarna kuning jabrik sedang berjalan sendirian dengan langkahnya yang tergesa-gesa melewati sepinya jalan malam di desa yang bisa terbilang besar dan terlihat maju tersebut.

Lelaki tersebut mengenakan kaos lengan panjang berwarna orange, dan dibalut rompi jounin shinobi desa Konoha. Dan untuk bagian bawahnya ia mengenakan sebuah celana jounin berwarna hitam dan sepasang sepatu jounin yang berwarna senada.

Lelaki tersebut bukannya takut untuk melewati jalan desa yang bisa dibilang sudah sepi tersebut. Akan tetapi ia ingin segera mencapai kediamannya dan segera mengistirahatkan tubuhnya yang sudah lelah karena ia baru saja menyelesaikan tugas-tugasnya yang menyita sebagian besar waktunya.

Setelah beberapa saat berjalan, akhirnya langkah lelaki tersebut berhenti di depan sebuah rumah yang bisa terbilang megah dan besar.

Cklek

Tanpa menunggu lebih lama lagi, lelaki tersebut membuka pintu rumah besar tersebut saat ia sudah berdiri di depan pintu tersebut dengan gerakan pelan dan berusaha tidak menimbulkan suara yang bisa membangunkan orang yang berada di dalam rumah megah tersebut.

Lelaki tersebut bukan pencuri lho ya... Akan tetapi dia adalah sang pemilik rumah megah tersebut. Pasti kalian bertanya, 'Jika dia memang sang pemilik rumah, kenapa gerak-gerik lelaki tersebut seperti seorang pencuri?'. Jawabannya simpel, 'karena ia tidak mau membangunkan anggota keluarganya yang ia asumsikan sudah beristirahat atau telah terbuai oleh mimpi mereka'.

Setelah berhasil membuka pintu rumah megahnya tanpa menimbulkan suara, lelaki tampan tersebut langsung melepaskan sepasang sepatu jounin yang melekat di kakinya dan meletakkannya di rak sepatu yang berada di dekat pintu masuk. Lalu lelaki berparas tampan tersebut berjalan dengan langkah mengendap-endap untuk mencapai salah satu kamar yang ada di dalam rumah megah tersebut.

Pemuda berparas tampan tersebut menghentikan langkahnya untuk sejenak saat ia berada di depan ruang tamu rumah tersebut. Ia berhenti di depan ruang tamu hanya untuk menyempatkan dirinya melihat jam dinding yang ada di ruangan itu.

'Ternyata sudah dini hari.' Ucap lelaki tersebut dalam hati saat iris safirnya melihat jam dinding ruang tamu yang menunjukkan angka 02.13 waktu setempat.

Dan setelah itu, lelaki tersebut kembali menggerakkan sepasang kakinya untuk kembali mengendap-endap menuju salah satu kamar dari beberapa kamar yang ada di dalam rumah tersebut.

Cklek

Lelaki berparas tampan itu, langsung membuka pintu kamar tersebut dengan gerakan pelan dan langsung masuk kedalamnya setelah ia membuka pintu itu sebagian. Kamar tersebut terlihat gelap gulita karena lampu kamar tersebut sedang dalam keadaan mati.

"Hah..." Dan setelah berada di dalam kamar gelap tersebut, lelaki tampan bersurai kuning jabrik itu langsung menyandarkan punggungnya di pintu kamar dan menghela nafas panjang.

"Kenapa kau mengendap-endap seperti seorang pencuri begitu, Naruto kun?" Tiba-tiba dari salah satu sudut kamar yang lumayan luas tersebut terdengar suara seorang perempuan yang melontarkan sebuah pertanyaan yang sepertinya ditujukan pada sang lelaki.

Lelaki tersebut yang tidak lain adalah Naruto langsung berjingkat kaget saat mendengar sebuah suara perempuan yang melontarkan sebuah pertanyaan yang berasal dari sudut kamar yang gelap gulita tersebut.

Ctak

Tiba-tiba terdengar sebuah suara tombol yang ditekan. Dan setelah itu, kamar yang sejak tadi gelap gulita tersebut menjadi terang dan memperlihatkan 7 orang wanita cantik yang entah sejak kapan berada di dalam kamar tersebut sedang memasang pose yang berbeda-beda.

Seorang wanita cantik berusia kepala 3 bersurai hitam yang diikat pony tail dan mengenakan piyama berwarna biru terang, terlihat duduk di tepi kasur king size yang ada di dalam kamar tersebut dengan kaki yang disilangkan. Kedua tangannya terlihat memegang tepi kasur king size tersebut.

Lalu di sudut kamar ada seorang wanita cantik yang berusia sekitar 40 tahunan sedang berdiri sambil menyilangkan kedua tangannya di depan dada. Wanita kedua tersebut terlihat lebih tua dari wanita yang pertama, akan tetapi wajah wanita tersebut tidak kalah cantik dengan wanita pertama. Wanita kedua ini memiliki surai ungu gelap yang tergerai indah menutupi punggungnya yang sedang menyandar di sudut kamar tersebut. Sepertinya wanita tersebutlah yang barusan melontarkan pertanyaan.

Sementara itu di sisi lain sudut kamar tersebut terlihat dua orang wanita yang berusia 30 tahunan memiliki wajah yang juga cantik. Salah satu dari mereka memiliki surai berwarna biru yang diikat pony tail dan satunya memiliki surai berwarna merah pucat yang tergerai indah dibelakang tubuhnya. Terlihat dua wanita cantik tersebut sedang berdiri sambil menatap sang lelaki dengan pandangan tajam masing-masing.

"Ta-tadi aku-" "Jangan mencoba mengelak dengan memberikan alasan klasik, Naruto kun." Ucapan Naruto yang hendak mengelak langsung terputus saat telinganya mendengar sebuah suara bernada dingin dan tegas yang berasal dari kasur berukuran king size di ruangan itu.

Naruto langsung mengalihkan pandangannya ke arah asal suara tersebut untuk melihat seorang wanita bersurai coklat dan beriris lavender sedang duduk sambil menyandarkan punggungnya pada sandaran kasur.

"Ha-Hanabi chan, ti-tidak baik memotong ucapan seseorang se-seperti itu." Ucap wanita lain dengan nada lembut dan terdengar gugup. Wanita yang baru berucap barusan memiliki surai sebahu berwarna indigo dan memiliki iris yang sama dengan wanita yang barusan memotong ucapan Naruto.

"Iya-iya, Hinata nee san..." Jawab wanita yang dipanggil Hanabi barusan dengan nada yang terdengar malas.

Wajah tampan Naruto langsung dibanjiri keringat dingin saat mata birunya melihat keberadaan 6 wanita yang ada di dalam kamar. Otaknya langsung berpikir dengan keras untuk mencari cara melarikan diri dari sana secepat dan seefektif mungkin.

'Tunggu dulu, 1, 2, 3, 4, 5, 6.' Ucap Naruto dalam hati saat ia menghitung wanita yang berada di dalam kamar tersebut. 'Kog sepertinya ada yang kurang.' Lanjutnya setelah memastikan beberapa kali bahwa dia memang tidak salah menghitung jumlah wanita yang ada di depannya.

Cklek

"HUAAA..." Brukk

Belum selesai Naruto berpikir sambil memastikan jumlah wanita yang ada di depannya, lelaki berwajah tampan tersebut langsung tersungkur ke atas lantai kamar saat pintu yang menjadi sandarannya terdengar terbuka dan mendorong tubuhnya yang sedang menyandar di pintu tersebut.

"Aduh-duh-duh... Ittaiii..." Ucap Naruto sambil menggosok wajahnya yang mencium lantai kamar.

Setelah beberapa saat menggosok wajahnya yang dibanjiri keringat dingin ditambah berubah memerah karena mencium lantai kamar, lelaki bersurai kuning jabrik tersebut mengalihkan pandangannya pada pintu kamarnya yang sedang terbuka dan menampilkan sosok wanita cantik lain yang memiliki surai berwarna biru langit serta sebuah hiasan origami bunga mawar yang menempel di sela telinga sang wanita cantik tersebut.

Wanita cantik tersebut berdiri dengan aura angker dan sambil memasang senyuman manis di wajah cantiknya.

"Kau sudah berjanji pada kami bahwa kau tidak akan pulang terlambat lagi, Naruto kun." Ucap wanita berparas cantik tersebut yang sedang berdiri di depan pintu kamar yang sedang terbuka. Ia juga menekankan kata pulang terlambat lagi dalam kalimat yang ia ucapkan barusan.

"Go-gomen minna, ta-tadi aku ha-harus menyelesaikan se-setumpuk dokumen ya-yang sangat penting dan ha-harus aku selesaikan malam i-ini juga." Ucap Naruto yang memberi alasan dengan nada tergagap.

Tap tap tap tap

Wanita cantik yang sedang berdiri di depan kamar tersebut langsung melangkahkan kaki jenjangnya untuk mendekati sang lelaki yang saat ini sedang terduduk di atas lantai kamar sambil terus memandangnya dengan pandangan horror.

"Ka-kau mau apa, Ko-Konan chan?" Tanya sang lelaki dengan nada yang masih terdengar gugup.

"Bukan apa-apa." Jawab Konan dengan nada santai sambil tangannya melakukan rentetan handseal rumit.

"Ka-kalau bu-bukan apa-apa, me-mengapa kau me-melakukan handseal, Ko-Konan chan?" Tanya Naruto yang merasakan firasat buruk yang merayapi hatinya saat mata birunya melihat handseal rumit yang di lakukan Konan.

"Kalian tahu apa yang harus di lakukan kan, minna?" Bukannya menjawab rasa penasaran Naruto, Konan malah melontarkan sebuah pertanyaan kepada 2 dari 6 wanita yang berada di ruangan tersebut.

"Hai'." Jawab 2 wanita yang sedang merasa di beri pertanyaan oleh wanita bersurai biru langit tersebut. Sementara 4 yang lainnya hanya diam di tempat mereka masing-masing.

"dokusha ni kisuwosuru" Ucap Konan yang menyebutkan nama jutsunya.

Naruto yang mendengar nama jutsu yang akan dilakukan Konan padanya langsung panik dan merinding disko.

'Aku harus segera pergi dari sini.' Ucap lelaki tersebut dalam hati.

Dan setelah berucap demikian, Naruto mencoba meninggalkan kamar tersebut menggunakan hiraishin, akan tetapi selalu gagal karena dia sudah terlanjur panik.

Greb greb

Tiba-tiba 2 dari 6 wanita yang berada di dalam kamar langsung bergerak dengan cepat meninggalkan tempat mereka dan muncul di dekat sang pemuda. Lalu dengan gerakan yang tidak kalah cepat, dua wanita tersebut langsung mengunci pergerakan sang lelaki agar tidak memberontak.

Wanita bersurai hitam dengan gaya pony tail yang sejak tadi diam sambil duduk di tepi kasur aka Shizuka langsung turun dari kasur tempatnya duduk dan mengunci tangan kanan Naruto menggunakan kedua kaki dan tangannya. Sementara wanita bersurai ungu gelap yang sedang berdiri sambil menyandar di sudut kamar aka Yugao juga langsung menghilang dari tempatnya dan melakukan hal yang sama seperti Shizuka hanya saja wanita tersebut mengunci tangan kiri sang lelaki

"Arrrggghhh..." Lelaki tampan tersebut langsung merintih kesakitan saat tangannya di kunci terlalu kuat oleh salah satu wanita yang sebenarnya hanya ingin menahan pergerakannya.

"Cobalah untuk menikmati jutsu itu, Naruto kun." Ucap Wanita yang memiliki surai berwarna coklat dan beriris lavender aka Hanabi yang masih duduk sambil menyandarkan punggungnya di atas kasur king size dikamar itu.

Naruto langsung meronta semampunya. Ia berusaha untuk melepaskan kedua tangannya dari kuncian 2 wanita cantik yang menguncinya dengan kuat.

Mata biru lelaki tersebut terlihat melebar saat ia melihat Konan yang mendekatkan wajah cantiknya ke arah wajahnya.

Naruto mencoba memamlingkan wajahnya ke arah lain untuk menghindari wajah cantik Konan yang semakin mendekati wajahnya.

TEP

Tidak kehabisan akal, Konan langsung memegang pipi sang pemuda dan mengarahkannya pada wajah cantiknya menggunakan kedua tangannya. Pegangan tangan Konan juga bertujuan untuk menahan sang pemuda agar tidak memalingkan wajahnya ke arah lain lagi.

Dan setelah itu Wanita berparas cantik tersebut menempelkan bibirnya ke bibir sang pemuda yang terlihat tertutup rapat.

Konan memberikan sebuah kode ke arah Shizuka untuk memperkuat kunciannya pada tangan lelaki tersebut menggunakan jari tangannya.

Shizuka yang mengerti dengan isyarat dari Konan langsung mengeratkan kunciannya pada tangan Naruto.

"Arrrgg-emmhhh emmmhhh..." Akibat kuncian Shizuka pada tangannya menguat, Naruto langsung membuka mulutnya yang tertutup rapat untuk berteriak. Akan tetapi teriakan lelaki tampan tersebut berubah menjadi gumaman tidak jelas saat lidah Konan sudah mengobrak-abrik isi mulutnya.

"TOU CHAN..." Saat memori yang ada di dalam pikiran Naruto mulai masuk satu persatu kedalam pikiran Konan, tiba-tiba terdengar teriakan seorang gadis yang berasal dari pintu kamar tersebut yang ternyata masih terbuk.

Teriakan gadis tersebut berhasil mengejutkan semua orang yang berada di dalam kamar tersebut.

Secara refleks Konan langsung melepaskan ciuman paksanya dari bibir Naruto dan menjauhkan wajahnya yang berubah memerah saat telinganya mendengar teriakan tersebut.

'Padahal sedikit lagi.' Ucap Konan dalam hati yang merutuki kedatangan sang gadis yang berteriak barusan.

Kini di depan pintu kamar yang masih terbuka terlihat seorang gadis remaja berusia belasan tahun memiliki paras cantik dan rambut berwarna kuning panjang sepunggungnya. Gadis tersebut langsung berlari masuk kedalam kamar tersebut saat iris birunya melihat sosok yang ia panggil tou chan sedang berbaring di atas lantai dengan tangan yang di kunci.

Yugao dan Shizuka juga langsung melepaskan kuncian mereka dari kedua tangan Naruto dan langsung berdiri di samping lelaki tersebut sambil mengalihkan pandangan mereka ke berbagai arah. Kedua wanita cantik tersebut berlagak seolah tidak sedang melakukan apa-apa.

'Hah... Penyelamatku datang.' Ucap Naruto dalam hati saat telinganya mendengar suara gadis barusan.

Greb

Gadis berparas cantik berusia kisaran 13 tahun tersebut langsung memeluk tubuh Naruto yang sudah berubah menjadi duduk di atas lantai.

"Tou chan dari mana saja? Mengapa pulangnya larut sekali? Mengapa tou chan duduk di atas lantai kamar? Dan apa yang sedang kaa chan Yugao dan para kaa chan yang lain ada di dalam kamar?" Tanya beruntun gadis tersebut dengan suaranya yang terdengar merdu dan imut.

"Jangan bertanya secara beruntun begitu, Naruko chan." Ucap Naruto sambil mengelus puncak kepala kuning sang gadis yang sedang memeluknya. "Tou chan jadi bingung menjawabnya." Lanjut Naruto sambil tersenyum manis dan tetap mengelus puncak kepala gadis tersebut.

"Apa tou chan di ganggu oleh perempuan saat berjalan menuju rumah?" Tanya sang gadis tersebut aka Naruko dengan aura dan nada bicaranya yang tiba-tiba berubah angker. Sepertinya sifat fathecom gadis tersebut langsung kambuh saat ia menyampaikan opininya barusan.

"Tentu saja tidak, Naru chan yang cantik." Ucap Naruto dengan nada lembut sambil mengukir sebuah senyuman manis di wajah tampannya. "Tadi tou chan harus mengerjakan setumpuk dokumen yang sangat penting dan harus selesai malam ini. Maka dari itu tou chan pulang terlambat." Lanjut Naruto menjelaskan sebelum gadis cantik tersebut salah paham lebih jauh.

"Owh..." Naruko hanya ber 'oh' saja sambil menganggukkan kepalanya setelah mendengar penjelasan dari Naruto barusan. "Lalu kenapa Yugao kaa chan dan para kaa chan yang lain berada di kamar tou chan?" Lanjut Naruko bertanya sambil melepaskan pelukannya pada Naruto, lalu ia mengalihkan pandangannya pada semua wanita yang ada di kamar tersebut.

DEG

Semua wanita yang berada di kamar tersebut langsung saling pandang satu sama lain saat mendengar pertanyaan dari gadis tersebut.

Sementara Naruto hanya memasang wajah senang sambil tersenyum dalam hati saat mendengar pertanyaan tersebut keluar dari salah satu anak gadisnya.

Para readers pasti bertanya kenapa para istri Naruto terlihat kelabakan saat mendengar pertanyaan tersebut keluar dari mulut Naruko. Itu karena jika mereka memberi alasan yang kurang tepat atau tidak jelas, maka gadis tersebut akan marah bahkan bisa mengancam mereka untuk tidak memasuki kamar Naruto selama beberapa waktu.

"Uh... Etto..." Yugao selaku sang ibu kandung dari gadis tersebut terlihat paling gelisah dari para wanita yang lain. Itu dikarenakan dia merasa bertanggung jawab untuk menjawab pertanyaan dari anak gadisnya yang memiliki sifat fathercom tersebut.

"Para kaa chan ada di kamar tou chan, karena mereka menunggu kedatangan tou chan, Naru chan." Jawaban ini bukan berasal dari salah satu wanita yang berada di kamar tersebut. Akan tetapi jawaban ini berasal dari sang lelaki yang masih terduduk di atas lantai kamarnya aka Naruto.

Semua wanita langsung bernafas lega saat mendengar jawaban yang diucapkan Naruto barusan.

" Tapi Naru chan tidak bertanya pada-" "Sebaiknya Naru chan tidur lagi ya. Ini sudah larut malam dan besok Naru chan masih harus berangkat misi keluar desa bukan ?" Ucapan protes yang akan keluar dari mulut gadis tersebut langsung diputus oleh ucapan lembut Naruto yang menyuruh salah satu anaknya tersebut untuk segera kembali tidur.

"Hah... Baiklah..." Jawab gadis tersebut dengan nada yang terdengar terpaksa setelah ia menghembuskan nafas panjang.

Setelah itu Naruto dan Naruko berdiri dari atas lantai kamar tersebut secara bersamaan.

"Selamat istirahat, tou chan." Ucap gadis tersebut saat ia sudah berdiri dari posisi duduknya.

"Hm... Selamat tidur juga Naru chan." Ucap Naruto sambil mengelus puncak kepala gadis tersebut.

Setelah sang lelaki selesai mengelus puncak kepala Naruko, gadis tersebut langsung melangkahkan kakinya yang indah untuk menuju pintu keluar kamar tersebut.

"Yugao kaa chan dan para kaa chan mau ngapain lagi?" Tanya Naruko sambil menghentikan langkahnya saat ia sudah berada di ambang pintu kamar yang masih terbuka tersebut sambil menaruh kedua tangannya di pinggangnya.

"EH?!" Para wanita yang berada di kamar tersebut langsung tersentak saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan sang gadis yang saat ini sedang berdiri di ambang pintu keluar kamar tersebut.

"Apa kalian mau menganggu istirahat tou chan?" Tanya gadis tersebut dengan nada yang kembali menjadi angker. Sepertinya gadis berparas cantik ini sangat protektif pada sang tou chan.

"Ten-tentu saja tidak, Na-Naruko chan." Jawab Hinata dengan nada tergagap yang mewakili para wanita yang berada di kamar tersebut. Sementara para wanita yang lain langsung menganggukkan kepala mereka tanda setuju dengan Hinata.

'Untuk kali ini kau bisa selamat Naruto kun.' Ucap 6 wanita tersebut dalam hati masing-masing kecuali Hinata yang memang tidak mengucapkan apapun dalam hatinya.

Dan setelah itu, 7 wanita tersebut langsung melangkahkan kakinya untuk berjalan menuju pintu keluar kamar tersebut dengan langkah yang terlihat berat.

Sementara Naruko dengan posisi yang tidak berubah, terlihat menunggu sambil terus memandang para wanita tersebut berjalan menuju pintu keluar kamar satu persatu.

'Huh... Untuk sekarang aku bisa selamat.' Ucap Naruto dalam hatinya sambil bernafas lega saat iris blue safirnya melihat 7 wanita yang berada di kamarnya berjalan menuju pintu keluar.

Setelah melihat semua wanita tersebut sudah keluar dari kamar, Naruko langsung menutup pintu kamar tersebut dengan gerakan pelan hingga hampir tidak menimbulkan suara.

Cklek

Tapi selang beberapa detik kemudian, pintu kamar tersebut kembali terbuka dan menampilkan sosok sadako(#PLAKK...). Maksud Phoenix menampilkan sosok wanita bersurai ungu gelap yang berdiri sambil menatap tajam sang lelaki yang sedang berdiri di kamarnya dengan pandangan dan auranya yang angker.

Setelah memandang pemuda tersebut dengan pandangan dan aura angkernya selama beberapa saat, ia membuat isyarat memotong leher menggunakan salah satu tangannya. Yugao membuat isyarat tersebut dengan dengan auranya yang tidak berubah sama sekali.

DEG

Wajah tampan Naruto langsung dibanjiri keringat dingin saat iris biru langitnya melihat sang sadako #Phoenix digebukin Yugao XD# maksud Phoenix saat iris biru langit Naruto melihat wanita cantik tersebut memberikan isyarat memotong leher menggunakan tangannya serta merasakan aura sang wanita yang angkernya bukan main.

Cklek

Dan setelah itu pintu kamar Narutop tertutup kembali.

Naruto langsung menghempaskan tubuhnya yang masih merasa merinding ke atas kasur king size yang berada di kamarnya.

'Sepertinya aku akan segera menemui ajalku.' Ucap Naruto dalam hati sambil nangis ala anime.

'HAHAHAHA...' Setelah sang pemuda berucap demikian dalam hatinya, tiba-tiba terdengar suara yang terdengar berat sedang tertawa terbahak-bahak yang berasal dari hati sang pemuda.

DONGG

'Terima kasih sudah menertawakanku, Kurama' Ucap Naruto dalam hati sambil pundung di atas kasur dengan aura suram saat ia mendengar suara tawa yang sangat ia kenal barusan.

'HUAHAHAHA...' Bukannya merasa kasihan atau iba kepada lelaki tersebut, suara tawa yang berasal dari hati sang lelaki malah terdengar lebih keras dari sebelumnya. Sepertinya makhluk apapun yang sedang tertawa tersebut sangat senang jika Naruto disiksa oleh para istrinya.

Sementara aura suram yang menyelimuti Naruto langsung menjadi lebih pekat saat ia mendengar suara tawa barusan terdengar lebih keras dari sebelumnya.

Beberapa saat kemudian...

Akhirnya tawa makhluk yang dipanggil Kurama oleh Naruto barusan berangsur-angsur mulai berhenti.

'Naruto, temui aku di dalam mindscapemu.' Ucap suara tadi yang tiba-tiba berubah serius dan tidak bercanda.

'Ada apa, Kurama?' Tanya Naruto dengan nada yang berubah serius juga.

'Sudahlah jangan banyak tanya, temui saja aku di mindscapemu.' Ucap suara makhluk yang dipanggil Kurama oleh Naruto. Sepertinya apapun hal yang ingin dibicarakan makhluk tersebut merupakan hal yang serius.

Tanpa menunggu lebih lama lagi, lelaki tersebut lagsung menutup kedua kelopak matanya yang berwarna biru langit dan berkonsentrasi untuk memasuki alam bawah sadarnya.

Mindscape

Dan beberapa saat kemudian sang lelaki muncul di sebuah ruangan yang lantainya berupa genangan air setinggi mata kaki orang dewasa.

Di depan sang pemuda terlihat seekor rubah yang memiliki bulu halus berwarna orange, berukuran raksasa, dan memiliki 9 ekor yang terus bergerak kesana kemari. Terlihat rubah tersebut sedang duduk di atas genangan air di ruangan tersebut.

"Ada apa Kurama?" Tanya sang lelaki bersurai kuning jabrik aka Naruto kepada rubah berekor 9 di depannya.

"Naruto, apa kau tidak merasakan ada yang aneh dengan aliran chakramu akhir-akhir ini?" Tanya balik rubah berukuran besar berbulu orange tersebut kepada lelaki yang sedang berdiri di depannya.

Setelah mendengar pertanyaan dari rubah besar di depannya, terlihat lelaki berparas tampan tersebut memegang dagunya untuk memikirkan ucapan rubah besar di depannya aka Kurama.

"Aku tidak merasakan ada keanehan dan juga aku merasa baik-baik saja Kurama." Ucap Naruto setelah ia berpikir beberapa saat dan tidak menemukan keanehan yang dimaksud Kurama.

"Hah..." Kurama hanya menghela nafas panjang saat mendengar jawaban yang dilontarkan Naruto barusan.

Naruto langsung menyipitkan matanya saat mendengar Kurama yang menghela nafas barusan.

Setelah itu, makhluk besar yang sedang duduk di depan Naruto tersebut mengambil nafas panjang lewat hidungnya lalu membuangnya lewat mulutnya. Sepertinya makhluk tersebut hendak menjelaskan sesuatu kepada Naruto.

"Naruto..." Panggil Kurama dengan nada yang serius. "Beberapa minggu terakhir aku merasakan keanehan dalam aliran chakra milikmu. Hal itu membuatmu menjadi cepat lelah dan karena pengendalian chakramu yabg juga berubah menjadi buruk seiring dengan penggunaan chakramu." Ucap Kurama panjang lebar yang menjelaskan kondisi Naruto saat ini.

"Contohnya?" Tanya Naruto dengan nada penasaran.

"Begini..." Ucap Kurama menggantung. Setelah itu rubah berukuran besar tersebut mengambil nafas panjang sebelum menjelaskan sesuatu kepada Naruto.

"Contohnya, jika biasanya untuk menggunakan sebuah hiraishin kau memerlukan chakra segini." Ucap Kurama sambil menangkup air yang ada di ruangan tersebut menggunakan satu tangannya. Setelah itu rubah besar tersebut kembali menumpahkan air di tangannya ke atas lantai.

"Akan tetapi beberapa minggu terakhir kau menggunaan chakra untuk sebuah hiraishin sebanyak ini." Lanjut rubah tersebut sambil menangkup air yang ada di ruangan tersebut menggunakan kedua tangannya. Selanjutnya rubah berekor 9 tersebut menumpahkan air di kedua tangannya kembali ke atas lantai.

"Apa itu bisa berpengaruh buruk untuk diriku, Kurama?" Tanya Naruto yang mulai mengerti dengan penjelasan Kurama.

"Itulah yang tidak aku mengerti, Naruto." Jawab Kurama dengan nada yang terdengar bingung. "Karena chakramu selalu bisa terisi kembali dengan lebih cepat dari waktu ke waktu dan juga chakramu yang kembali melebihi kapasitas yang bisa tubuhmu tampung dari sebelumnya." Lanjut Kurama dengan nada yang berubah khawatir.

"Bu-bukankah, hal itu bisa berbahaya untuk aliran chakraku?" Tanya Naruto dengan nada gagap dan ada sedikit nada takut di pertanyaannya barusan.

"Bahkan hal itu bisa menghancurkan aliran chakramu sewaktu-waktu, Naruto." Ucap Kurama dengan nada serius. "Atau..." Lanjut Kurama terdengar menggantung.

"Atau apa Kurama?" Buru Naruto yang ingin segera mengetahui kalimat apa yang akan keluar dari mulut rubah besar di depannya.

"Hal itu bisa merubah fisik dan auramu secara perlahan-lahan atau bisa merubah tubuhmu secara langsung dan mendadak dalam waktu yang tidak diketahui kapan tepatnya." Lanjut Kurama setelah menggantung kalimatnya barusan.

DEG

Jantung Naruto seolah berhenti berdetak setelah mendengar pernyataan Kurama barusan. Mata pemuda tersebut juga langsung membelalak dan terlihat membesar.

"Tapi kemungkinan terburuk dari hal ini bukanlah dua hal tadi, Naruto." Ucap Kurama yang seolah masih ingin memberi kabar lebih buruk kepada Naruto.

"Apa masih ada kemungkinan lain yang lebih buruk, Kurama?" Tanya Naruto yang berkesan memaksa rubah besar tersebut untuk segera memberitahunya apa kemungkinan terburuk dari hal yang tidak ia sadari selama beberapa waktu.

"Hal terburuk itu bisa mempengaruhi dimensi ruang dan waktu pada orang-orang yang ada di sekitarmu." Ucap Kurama memberitahu Naruto.

DEG

Lagi-lagi jantung Naruto serasa berhenti saat telinganya mendengar kemungkinan yang kali ini bisa merembet ke orang sekitarnya atau bahkan orang terdekatnya.

"Sebenarnya apa yang kau lakukan akhir-akhir ini sampai tubuhmu bisa berada dalam kondisi seperti ini Naruto?" Tanya Kurama pada sang lelaki yang terlihat belum sadar dari rasa terkejutnya.

"Sebenarnya..." Dan setelah itu Naruto menceritakan apa yang ia lakukan beberapa waktu yang lalu. Ia menceritakan semua hal yang kira-kira memiliki kemungkinan dengan apa yang terjadi pada tubuhnya saat ini.

Sementara itu dengan 7 wanita yang tadi berada di kamar Naruto aka para istri sang lelaki tampan bersurai kuning tersebut...

Note: Para istri Naruto, tidur di kamar mereka seperti sebelum mereka menikah dengan Naruto dulu. Sementara anak-anak mereka yang bergender laki-laki tidur satu kamar di kamar yang berbeda pula. Begitu juga untuk anak-anak Naruto yang bergender perempuan.

7 wanita berparas cantik yang berada di kamar berbeda tersebut terlihat sedang gelisah di waktu yang bersamaan. Entah mengapa firasat buruk terus merayapi hati mereka malam itu.

'Kenapa perasaan ini tidak kunjung pergi?' Ucap seorang wanita cantik bersurai biru dengan iris kuning indah yang menghiasi wajah cantiknya yang terlihat masih terbuka. Wanita cantik tersebut sedang berguling kesana kemari di atas kasurnya yang berukuran queen size.

Sementara seorang wanita bersurai ungu yang sekamar dengan wanita yang pertama, sebenarnya juga merasakan hal yang sama. Akan tetapi wanita tersebut mencoba terlihat tenang dan berusaha menguasai apa yang sedang ia rasakan saat ini.

'Sepertinya Konan chan juga merasakan hal yang sama dengan apa yang kurasakan saat ini.' Ucap wanita yang memiliki surai ungu tersbut dalam hatinya.

Ternyata hal serupa juga terjadi pada 5 wanita lain yang berada di kamar berbeda.

Mereka juga terlihat gelisah dan dengan apa yang sedang merasakan saat ini.

Beberapa saat kemudian...

Setelah beberapa saat berguling kesana kemari, terlihat wanita yang memiliki surai biru dan beriris kuning aka Konan mengubah posisi berbaringnya menjadi duduk.

"Ada apa Konan chan?" Tanya wanita bersurai ungu yang sekamar dengan wanita bersurai biru itu aka Konan dengan nada yang mencoba terlihat tenang. Sebenarnya ia sudah mengetahui apa yang sedang dirasakan wanita cantik tersebut karena ia sendiri merasakan hal yang sama. Akan tetapi ia bertanya untuk memastikan bahwa apa yang dirasakan wanita tersebut merupakan perasaan yang sama dengan apa yang ia rasakan.

"Entahlah Yugao chan." Jawab Konan sambil menggelengkan kepalanya. "Sejak beberapa saat yang lalu aku merasakan perasaan gelisah merayapi hatiku." Lanjut Konan menjelaskan.

'Ternyata benar perkiraanku.' Ucap Wanita cantik yang memiliki surai berwarna ungu tersebut aka Yugao.

"Apa kau juga merasakan hal yang sama, Yugao chan?" Lanjut Konan melemparkan sebuah pertanyaan balik ke arah Yugao yang berada di sampingnya saat iris kuning indah miliknya melihat wanita cantik bersurai ungu tersebut hanya diam saja dan terlihat tidak fokus.

"Hai'." Jawab Yugao singkat sambil menganggukkan kepalanya. "Sejak tadi perasaanku juga terus dilanda perasaan buruk." Lanjut wanita cantik bersurai ungu tersebut menjelaskan tentang apa yang ia rasakan sejak tadi.

Setelah itu mereka berdua keheningan kembali menyellimhuti kamar tersebut seperti sebelumnya.

Sementara itu di kamar yang lain...

Terlihat 2 orang wanita yang memiliki iris yang serupa sedang duduk di atas kasur queen size yang menjadi tempat tidur mereka berdua. Yang membedakan mereka berdua adalah surai mereka yang memiliki warna yang berbeda. Wajah kedua wanita cantik tersebut terlihat gelisah karena sebab yang masih belum jelas.

"Ha-Hanabi chan, me-mengapa kau belum tidur juga ?" Tanya seorang wanita cantik yang memiliki surai berwarna indigo ke arah wanita yang wanita yang memiliki surai coklat.

"Kau sudah tahu jawabannya, nee san." Jawab sang wanita dengan nada dingin tapi masih bisa terdengar ada nada gelisah di ucapannya barusan. Ditambah lagi keringat dingin yang terus membanjiri wajah cantik wanita tersebut yang tak kunjung berhenti sejak beberapa saat yang lalu.

Sementara wanita yang memiliki surai indigo langsung menundukkan kepalanya saat mendengar jawaban wanita barusan. Sebenarnya ia memang sudah mengetahui tentang apa yang dirasakan wanita yang berada di sampingnya, hanya saja ia ingin memastikan apa yang ia perkirakan itu benar atau tidak.

Sementara itu di kamar lain yang masih berada di rumah yang sama...

Terlihat 3 wanita cantik yang sedang duduk di atas lantai. Kelihatannya 3 wanita tersebut sedang membicarakan sesuatu yang serius.

"Sial perasaan buruk ini seolah-olah melekat kuat di hatiku!" Ucap seorang wanita dari ketiga wanita disana. Wanita tersebut memiliki surai merah pucat yang tergerai indah menutupi pakaian tidur bagian belakangnya.

"Aku juga merasakan hal yang sama sepertimu, Yuya chan." Ucap seorang wanita yang memiliki surai berwarna hitam yang di ikat pony tail dan memiliki iris berwarna hijau yang indah.

"Bagaimana kau bisa berucap setenang itu jika perasaanmu sedang diselimuti perasaan yang sama denganku, Shizuka chan?" Ucap sang wanita cantik bersurai merah pucat yang tidak lain adalah Tayuya.

Sementara sang wanita bersurai hitam aka Shizuka yang mendapat pertanyaan tersebut langsung diam seribu bahasa. Sebenarnya ia juga gelisah seperti wanita tersebut, hanya saja ia berusaha menutupinya dengan ketenangannya.

Sementara seorang wanita lain yang memiliki surai biru yang indah terlihat diam saja sambil memegang dagunya menggunakan jari tengah dan jari telunjuknya. Sepertinya wanita tersebut sedang berpikir serius sampai dahinya berkerut.

"Sebenarnya ada apa ini?" Tanya wanita cantik yang memiliki surai merah pucat yang tergerai indah di punggungnya entah pada siapa.

Dan pertanyaan wanita cantik tersebut hanya di jawab oleh keheningan yang kemudian menyelimuti mereka bertiga.

Mari kita kembali lagi ke kamar sang lelaki tampan yang memiliki surai kuning jabrik aka Naruto...

Terlihat lelaki tersebut sedang duduk di samping kasur king size yang berada di kamarnya yang cukup luas tersebut. Mata biru lelaki tersebut terlihat meredup dan tak secerah sebelumnya setelah pembicaraan yang lumayan panjang dengan partnernya yang berada di mindscape miliknya beberapa saat yang lalu.

Flashback start

"Hah..." Terdengar sebuah helaan nafas panjang yang berasal dari seekor rubah besar yang memiliki bulu berwarna orange dan 9 ekor yang bergerak kesana kemari. Rubah besar tersebut sedang duduk di atas genangan air yang berada di ruangan dengan pencahayaan yang minim. Ia menghela nafas panjang setelah telinganya mendengar cerita dari sang lelaki yang saat ini sedang berdiri di depannya.

Sementara wajah sang lelaki yang sedang berdiri di depan rubah tersebut terlihat khawatir setelah iris birunya melihat rubah besar di hadapannya menghela nafas panjang barusan.

"A-apa ada yang salah dengan ce-ceritaku barusan, Kurama?" Tanya lelaki tersebut dengan nada yang sedikit takut bercampur khawatir.

"Sebenarnya tidak ada yang salah, Naruto." Jawab sang rubah besar yang sedang duduk tersebut aka Kurama. "Hanya saja caramu dalam berlatih untuk mencoba mengendalikan kekuatan itu, itulah yang salah." Lanjutnya memberitahu lelaki di depannya aka Naruto sambil menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri.

Sementara sang lelaki aka Naruto hanya bisa menundukkan kepalanya saja setelah mendengar pernyataan dari sang partner. Ia tidak bisa membantah kalimat sang partner karena apa yang di ucapkan rubah besar tersebut memang benar adanya.

"Mengendalikan dimensi ruang dan waktu bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan. Hal itu harus dilakukan secara pelan-pelan dan tidak bisa dilakukan dengan cara yang instant yaitu memaksa tubuh sampai melebihi batas kemampuan yang bisa di terima tubuh tersebut. Hal tersebut sangat berbahaya untuk dirimu dan orang-orang yang berada di dekatmu Naruto." Ucap Kurama panjang lebar yang memperjelas bahwa apa yang dicoba sang lelaki itu merupakan hal yang sangat berbahaya.

"Jika kau gagal dalam menguasai jutsu dimensi ruang dan waktu yang sedang kau latih tersebut, hal itu bisa merubah lingkaran waktu pada dirimu dan orang sekitarmu." Lanjut Kurama dengan nada yang berubah khawatir. "Bahkan hal tersebut bisa merubah takdir yang telah kau lewati." Ucap Kurama sambil menghembuskan nafas panjang.

Naruto langsung bungkam saat mengetahui jika jutsu yang sedang ia kembangkan bisa berakibat sangat fatal seperti itu. Ia tidak bisa berkata apapun lagi saat ini.

Setelah itu keheningan menyelimuti mereka selama beberapa saat.

"Apakah memiliki solusi untuk mengendalikan chakraku yang semakin membludak ini, Kurama?" Tanya Naruto kepada rubah besar di depannya sekaligus memecah keheningan yang terjadi di antara mereka berdua.

Kurama hanya bisa menggelengkan kepalanya setelah mendengar pertanyaan sang pemuda baruisan. Sepertinya rubah tersebut tidak memiliki solusi untuk masalah yang di emban sang lelaki bersurai kuning jabrik itu.

Dan setelah melihat gelengan dari sang partner, Naruto langsung meninggalkan mindscapenya tanpa mengucapkan apapun.

"Maafkan aku yang tidak bisa membantumu, Naruto." Ucap Kurama setelah iris merahnya yang memiliki pupil vertikal melihat kepergian sang lelaki bersurai kuning jabrik tersebut.

Flashback end

Naruto langsung menghempaskan punggungnya yang terasa lebih berat dan lelah dari sebelumnya ke atas kasur king size yang sedang ia duduki saat ini.

'Hah... Semoga saja masalah ini tidak menjadi lebih buruk.' Ucap Naruto dalam hati yang berharap agar masalah yang ia emban saat ini tidak berubah menjadi lebih buruk.

Akan tetapi sepertinya do'a yang Naruto ucapkan barusan ditolak mentah-mentah oleh Kami sama.

"ARRRGGGHHHH..." Tiba-tiba Naruto yang sedang berbaring di atas kasurnya langsung berteriak dengan sangat keras bersamaan dengan tubuhnya yang terlihat mengejang seperti orang yang tersengat listrik yang sangat besar.

Sementara itu dengan 7 istri Naruto...

Setelah berpikir beberapa saat di dalam kamar masing-masing dan tidak berhasil menemukan solusi yang tepat untuk menenangkan hati mereka yang terus gelisah, 7 wanita tersebut berjalan meninggalkan kamarnya dan melangkahkan kaki mereka menuju ruang keluarga.

"ARRRGGGHHH..."

Belum sempat ada yang membuka suara untuk memecah keheningan, mereka langsung dibuat terkejut dengan teriakan seorang lelaki yang tidak lain adalah suami mereka yang berasal dari kamarnya.

Mata mereka langsung membelalak saat mendengar teriakan tersebut. Dan dengan sigap mereka langsung meninggalkan ruang keluarga dan langsung berlari menuju kamar suami mereka.

CKLEK CKLEK CKLEK BRAK BRAK BRAK

"NARUTO, APA YANG TERJADI?!" Tanya seorang wanita cantik yang memiliki surai biru dan iris mata berwarna kuning dengan nada panik saat ia sudah sampai di depan pintu kamar sang suami. Wanita tersebut juga menggedor-gedor pintu kamar suaminya setelah ia tidak berhasil membuka pintu kamar suaminya.

"Kalian semua tolong minggir." Ucap Seorang wanita cantik yang lain yang memiliki surai berwarna coklat dan iris berwarna lavender.

Setelah itu 5 wanita yang sedang berdiri di depan kamar sang lelaki langsung menyingkir setelah mendengar ucapan yang bernada perintah tersebut dari sang wanita bersurai coklat tersebut. Kecuali seorang wanita yang bersurai indigo yang sedang berdiri di samping sang wanita bersurai coklat.

"BYAKUGAN" "BYAKUGAN"

Ucap kedua wanita yang sedang berdiri bersampingan tersebut secara bersamaan. Dan setelah itu terlihat otot di sekitar iris lavender mereka setelah mereka mengucapkan kalimat barusan.

Kedua wanita berparas cantik tersebut langsung memasang gaya bertarung mereka yang terlihat sama.

"JYUUKEN" "JYUUKEN"

Ucap kedua wanita tersebut secara bersamaan kembali. Dan setelah itu mereka melayangkan pukulan telapak tangan mereka yang terbuka untuk mendobrak pintu kamar suami mereka yang berada di hadapan mereka.

BRAKKK

Pukulan kedua wanita cantik tersebut berhasil melepaskan pintu kamar di depan mereka dari engselnya hingga terpental masuk ke dalam kamar.

Dan setelah itu ketujuh wanita berparas cantik dan memiliki surai berbeda warna tersebut langsung berlari memasuki kamar yang baru saja di dobrak oleh 2 wanita berparas cantik tadi.

"NARUTO APA YANG TERJADI PADAMU?!" Ucap seorang wanita yang memiliki surai berwarna ungu gelap dengan nada panik sambil kedua tangannya memegang kedua bahu sang lelaki yang mengejang. Sementara 6 wanita yang lain langsung memegang tubuh bagian lain sang lelaki. Mereka berharap sang tubuh sang lelaki tersebut bisa berhenti mengejang.

"ARRRRGGGHHHH..." Lelaki bersurai kuning jabrik tersebut kembali berteriak dan tubuhnya yang sudah dipegangi oleh 7 istrinya malah mengejang lebih hebat dari sebelumnya. Bahkan iris biru lelaki tersebut terlihat membelalak seolah hampir keluar dari tempatnya saat menatap langit-langit kamarnya.

Tiba-tiba tubuh Naruto beserta istrinya terlihat diselimuti oleh sebuah lingkaran hitam yang berasal dari punggung sang lelaki.

Para istri sang lelaki langsung membelalakkan mata mereka saat iris mereka melihat sebuah lingkaran hitam yang menyelimuti tubuh mereka secara perlahan-lahan. Dan beberapa saat kemudian lingkaran hitam tersebut berhasil menyelimuti tubuh mereka sepenuhnya seperti sebuah kepompong. Tapi hal tersebut hanya berlangsung selama beberapa saat dan setelah itu lingkaran hitam misterius itu kembali menghilang seolah masuk kedalam tubuh sang pemuda.

Dan setelah lingkaran tersebut menghilang, terlihat 8 manusia yang berada di dalam kamar tersebut sudah terlelap dibuai mimpi mereka.

Keesokan harinya...

"Aduh... Apa yang terjadi?" Ucap sebuah suara yang terdengar merdu dan lemah lembut sambil membuka iris matanya yang tertutup.

Dan berkat suara merdu barusan, para manusia lain yang berada di kamar tersebut langsung membuka mata mereka masing-masing. Terlihat mereka mengerjapkan mata mereka beberapa kali sebelum mereka mengalihkan mata mereka pada sekitarnya. Akan tetapi orang lain tadi yang tidak lain adalah 7 istri Naruto langsung membelalak terkejut saat mereka melihat seorang sosok yang tidak mereka kenali berada di kamar tersebut.

"Siapa kau?!" Tanya seorang wanita cantik yang memiliki surai berwarna biru dengan nada suaranya yang berubah menajam serta iris kuningnya yang juga menajam.

6 wanita yang lain yang berada di kamar tersebut juga langsung menajamkan mata mereka setelah mereka melihat orang asing yang berada di kamar tersebut.

"Siapa yang kau maksud Konan chan?" Ucap suara merdu tadi yang berhasil membangunkan semua orang disana setelah mendengar pertanyaan dari wanita di depannya.

"JANGAN MAIN-MAIN!" Bentak sang wanita cantik yang memiliki surai berwarna biru aka Konan dengan nada yang sangat keras. "KATAKAN PADAKU SIAPA DIRIMU ATAU KAU AKAN AKU HANCURKAN SEKARANG JUGA!" Lanjut Konan dengan nada yang terdengar tidak main-main. Dan beberapa saat kemudian sebuah tombak yang terbuat dari kertas terlihat melayang di atas surai biru wanita berparas cantik tersebut.

Sementara 6 wanita yang lain langsung berusaha menenangkan sang wanita berparas cantik tersebut setelah melihat bahwa wanita tersebut sedang dibakar oleh api amarah. Tapi sepertinya usaha mereka sia-sia saja saat mereka melihat sebuah tombak yang terbuat dari kertas tersebut masih melayang di atas surai biru wanita cantik tersebut dan tidak juga menghilang.

"A-apa yang kau bicarakan Konan chan? I-ini aku Naruto, suami kalian." Ucap suara tadi yang menjelaskan dengan nada takut.

"JANGAN BERCANDA, KAU TIDAK MUNGKIN NARUTO DASAR WANITA JALANG SIALAN!" Ucap Konan yang sepertinya sudah kehilangan kendali atas dirinya sendiri.

"Tu-tunggu dulu, Wanita jalang sialan?" Ucap suara merdu yang berasal dari seseorang yang sejak tadi mengaku bahwa dirinya adalah Naruto.

"SHINIGAMI NO-" Ucapan Konan yang hendak menyebutkan jurusnya langsung terputus saat wanita cantik tersebut merasakan sebuah tekanan chakra yang sangat kuat dari seseorang yang hampir ia serang barusan.

Wajah cantik Konan serta 6 wanita lain yang berada di kamar tersebut langsung dibanjiri keringat dingin. Mereka juga terlihat kesulitan untuk bernafas saat mereka merasakan tekanan chakra yang sangat kuat dari sosok yang berada di depan mereka saat ini. Mereka sangat mengenali siapa pemilik dari tekanan chakra yang sangat kuat yang seolah mencekik mereka saat ini.

Setelah melihat 7 wanita di depannya terlihat lumayan tenang, orang itu mengembalikan tekanan chakranya seperti sebelumnya.

"Sudah kubilang aku ini Naruto, suami kalian." Ucap orang itu aka Naruto dengan suara merdunya.

"Tidak mungkin..." Ucap 7 wanita yang berada di kamar tersebut sambil membelalakkan mata mereka. 7 wanita cantik tersebut juga menutup mulut mereka yang mengaga menggunakan kedua tangan mereka.

"Kalian kenapa sih?" Tanya Naruto yang masih belum mengetahui apa yang terjadi pada dirinya.

"Le-lebih baik kau melihat cermin, Na-Naruto kun." Ucap seorang wanita cantik yang memiliki surai berwarna indigo dengan nada yang tergagap.

Setelah itu Naruto turun dari kasur dan berjalan menuju sebuah lemari pakaian berukuran besar dan ada cerminnya yang berada di kamar luas tersebut.

DEG

Jantung Naruto serasa berhenti dan matanya membelalak saat melihat bayangan yang ditampilkan cermin yang menempel di lemari pakaiannya.

"Tidak mungkin..." Ucap Naruto saat melihat seorang bayangan dirinya di dalam cermin di depannya.

Cermin lemari tersebut menampilkan seorang gadis cantik bersurai kuning panjang selutut yang sedang berdiri menatap cermin lemari pakaian yang ada di kamar itu. Gadis cantik serta manis tersebut memiliki kulit wajah yang putih dan iris berwarna biru langit yang terlihat indah dan memiliki usia berkisar 20 tahunan. Dia juga masih mengenakan pakaian yang sama seperti yang ia gunakan semalam.

Brukk

Naruto langsung terduduk di atas lantai kamarnya sendiri setelah melihat pantulan dirinya di cermin lemari yang ada di dalam kamarnya. Kedua kakinya seolah tidak kuat menahan beban tubuhnya sendiri akibat shok yang ia rasakan saat ini. Setelah itu ia mengalihkan pandangannya ke arah 7 wanita yang berada disana.

Naruto kembali membelalakkan matanya saat melihat keadaan 7 istrinya saat ini.

"Ada apa Naruto kun? Kenapa kau membelalakkan matamu seperti sedang melihat hantu?" Tanya seorang wanita cantik yang memiliki surai berwarna ungu gelap.

"Lebih baik kalian juga melihat diri kalian di depan cermin ini." Ucap Naruto dengan suaranya yang berubah merdu.

Setelah mendengar perkataan Naruto barusan, 7 wanita tersebut langsung melangkahkkan kaki mereka untuk melihat pantulan diri mereka di cermin yang ada di ruangan tersebut.

7 wanita berparas cantik tersebut langsung membelalakkan iris mereka yang berbeda warna saat melihat apa yang ditampilkan cermin di depan mereka.

Cermin tersebut menampilkan 7 perempuan cantik yang memiliki usia sekitar 20 tahunan sedang berdiri menatap cermin dengan pandangan yang tidak percaya. 7 wanita cantik tersebut kembali menutup mulut mereka yang menganga menggunakan kedua tangan mereka setelah melihat pantulan bayangan mereka di cermin.

Setelah itu mereka membalikkan badan mereka dan melangkahkan kaki mereka untuk mendekati Naruto dengan wajah sangar dan aura angker yang muncul dari punggung mereka.

Sementara Naruto hanya bisa merinding disko saat melihat 7 istrinya melangkahkan kaki mereka untuk mendekati dirinya dengan wajah sangar dan aura angker masing-masing.

Tapi saat 7 wanita cantik tersebut yang kini terlihat lebih muda sudah berada di dekat suami mereka yang sudah menjadi sosok perempuan, tiba-tiba wajah mereka yang semula sangar menjadi memerah padam dan aura angker mereka langsung lenyap begitu saja saat iris indah mereka melihat sesuatu yang menonjol di balik celana perempuan bersurai kuning yang sedang duduk di atas lantai kamar tersebut.

Naruto yang sedang ketakutan hanya bisa menatap wajah 7 istrinya yang tiba-tiba berubah drastis dengan pandangan penasaran. Setelah itu lelaki tersebut mengikuti arah pandang 7 istrinya yang sepertinya terfokus pada sesuatu yang berada di celananya.

Wajah penasaran Naruto langsung ikut memerah seperti 7 istrinya saat iris birunya melihat sesuatu yang menonjol di balik celananya hitam yang ia kenakan saat ini.

Tik tik tik

"KAMI SAMA APA YANG TERJADI DENGAN TUBUHKU!"

BRUKKK

Dan setelah berteriak dengan sangat kencang, Naruto tiba-tiba langsung pingsan di tempat dengan suara benturan yang sangat keras.

"NARUTO KUN!" Dan akhirnya pagi yang awalnya sunyi tersebut langsung berubah menjadi gaduh karena teriakan 7 istri Naruto saat iris indah mereka melihat suami mereka yang sudah menjadi perempuan pingsan di tempat

TBC