VKOOK; slight NAMJIN

BTS and some characters belong to God, their parents, and their agency.

T

Warn: BxB! Typo(s), boring, etc

Enjoy yas!

"Hyung!" Jungkook menarik ujung baju Taehyung dari belakang. "Mau ke mana?" tanya Jungkook dengan wajah cemberut dan keringat masih turun di pelipisnya satu dua.

"Jangan mengikutiku terus, Kook! Di sini saja! Aku mau ke kamar kecil!" Jawab Taehyung dengan nada tinggi dan berlalu sambil mengibaskan tangan tanpa menoleh lagi ke belakang.

Jungkook menghela napas panjang.

Saat red carpet tadi mereka masih baik-baik saja. Masih bersenda gurau. Jungkook masih sedikit banyak curi-curi pandang dengan Taehyung ketika kamera tidak banyak yang menyorotnya. Taehyung juga seperti itu, masih sesekali menjawil pipi dan rambut Jungkook. Tapi semua berubah saat mereka mulai memasuki venue MGM Arena, tempat acara Billboard hari ini. Mereka sama-sama duduk di ujung. Jungkook di ujung kanan, kekasihnya di ujung kiri.

Awalnya Jungkook biasa saja, tidak ambil pusing. Toh dalam beberapa acara semacam ini mereka tidak selalu duduk bersama. Saat perform, konser, dan di depan kamera juga, mereka tidak harus selalu bersama setiap waktu, bukan? Ia harus menyeimbangkan intensitas 'kebersamaan' dengan member lainnya juga. Lagipula Jungkook masih tidak siap hubungannya dengan Taehyung terendus media. Apalagi ini adalah acara Billboard Music Awards. Demi Tuhan, ini acara yang maha penting bagi Bangtan. Yah, semacam gerbang emas bagi grup yang telah membesarkannya untuk melebarkan sayap.

Lalu ia duduk santai dengan Namjoon di sampingnya lalu Seokjin, Hoseok, Yoongi, Jimin, lalu yang terakhir Taehyung, kesayangan Jungkook.

Namjoon tiba-tiba menyodorkan sebuah bungkusan kertas cokelat, kertas khas fast food. "Makanlah. Aku tahu kau tadi hanya sempat menelan beberapa gigit sandwitch saja sebelum berangkat."

"Kata siapa, hyung?"

"Seokjin Hyung." Jawab Namjoon sambil mengulas senyum, lesung pipi langsung terbit di pipinya. Sementara Seokjin yang merasa namanya disebut, menolehkan kepala.

"Apa?" Tanya Seokjin. Namjoon mengangkat dagu menunjuk Jungkook. "Ah iya, tadi kau kusuapi tapi tidak mau. Lalu aku lihat kau hanya memakan beberapa gigit sandwitch milik Taehyung dan Jimin."

"Aku bukan anak kecil lagi, hyung. Mana mau aku disuapi." Sanggah Jungkook, ia sebal jika Seokjin dengan sifat keibuannya keluar. Yah, meskipun itu salah satu yang Jungkook rindukan dari hyungnya jika ia tidak bertemu lama.

"Tapi aku yang merawatmu sejak kau awal datang ke agensi dan ingus masih mencuat dari hidungmu." Goda Seokjin.

"Oh, hentikan, Hyung! Itu menjijikkan. Aku tidak seperti itu." Kan. Jungkook sudah semakin sebal. Seokjin menertawai wajah Jungkook, matanya yang melotot dan hidungnya yang mengerut jengkel.

"Aigooo. Hentikanlah! Kalian berdua ini ya. Di acara besar seperti ini masih saja bertengkar! Jungkook cepat habiskan makananmu dan jangan sampai ingusmu mengotori bajumu." Kata Namjoon.

"Oh, sial, Hyung. Ternyata kau sama saja dengan Jin Hyung!" kedua hyungnya itu tertawa cekikikan. Ia mendengus kesal. Mereka itu seperti ayah dan ibu Jungkook tapi dalam versi yang sangat menyebalkan. Dikira Jungkook masih lima tahun apa, menuduhnya masih ingusan.

Jungkook menyantap makanannya dalam diam, sambil matanya fokus ke panggung utama pembacaan nominasi. Sesekali ia melirik Taehyung yang sedang mengobrol dengan Jimin dan beberapa artist Hollywood yang berada di belakang mereka.

Saat tangan Namjoon tiba-tiba berada di pundak Jungkook, merangkulnya, ia sedikit terkejut, "Sudah makannya?" tanya Namjoon.

"Ya, ayah!" Jungkook mengangguk malas dan matanya menggeliat ke lain arah, melirik Taehyung lagi dan Namjoon kembali menatap panggung.

Sudah berapa kali Jungkook menyeka napas beberapa waktu ini? Jangan ditanya. Ia sedang dalam 'ngambek mode on'. Di ujung sana, dengan seorang artis Hollywood papan atas dekat-dekat di sebelah kepala kekasihnya. Jungkook merogoh sakunya, mencari handphone. Ibu jarinya menelusuri layar ponsel, membuka aplikasi Instagram. Di kolom search ia mengetikkan 'beberexha', loading sejenak, melihat insta storynya dan ah benar saja. Mereka sedang hype bersama dan si Bebe itu mempublikasikannya. Oh menyebalkan sekali!

Seharusnya Jungkook tidak perlu merasa seperti itu jika ini menyangkut profesionalitas dan kebebasan Taehyung. Tapi ini juga masalah hati, ia kekasih Taehyung dan Taehyung itu miliknya. Tidak ada kompromi bagi Jungkook.

Masih dengan air mukanya yang mengeras, Jungkook memusatkan pikirannya ke panggung. Ayolah hari ini mereka akan tampil di panggung yang istimewa. Sabar, Kook. Ucapnya dalam hati.

Penampilan kedua diisi oleh Kelly Clarkson yang juga host BBMAs dengan lagu-lagu mendley-nya. Tidak kalah seru dengan Ariana sebelumnya. Semua artis yang datang dan penonton larut dalam lagu-lagu kelas atas.

Memang mata Jungkook ini tidak bisa diam, apalagi jika itu menyangkut Taehyung. Jungkook sebal sekali kenapa ekor matanya tidak berhenti meliriki kekasihnya. Oh, sekarang makin menjadi, ya. Kekasihnya itu bahkan sekarang jingkrak-jingkrak dengan wanita itu, dan mereka yea saling merekam dan eksis sekali. Jungkook di ujung sini hanya mengangguk-anggukkan kepala, yah, katakanlah hanya formalitas untuk menghormati irama. Katakanlah Jungkook seperti wanita PMS, tapi tak bisa dipungkiri hatinya benar-benar panas.

"Ayolah, Kook. Jangan diambil hati. Nanti saja marahnya." Ia membujuk hatinya sendiri.

Dan hatinya bisa sedikit banyak diajak kompromi untuk melunak saat riuh tepuk tangan menggema di seluruh penjuru di MGM Grand Garden Arena. Apalagi kalau bukan saat Bangtan menerima penghargaan Top Social Artist, standing applause yang semarak merupakan siraman surgawi bagi mereka bertujuh dan sedikit banyak membuat Jungkook memadamkan kebakaran di hatinya.

Dan benar saja, sudah lewat satu jam Taehyung pamit ke kamar kecil sesaat setelah perform kekasihnya itu tidak kembali. Menurut Jungkook, kekasihnya itu tidak tahu diri. Ia sudah meredakan amarahnya, tapi tetap tidak digubris. Padahal tadi ia juga sempat mengelap keringat Taehyung sehabis perform menggantikan coordi noona. Yah, ia tidak peduli jika dahinya sendiri masih basah dan mukanya kuyu. Yang penting ia ingin ada untuk Taehyung, ia ingin siaga untuk kekasihnya. Sebisa mungkin apa yang ada sangkut patunya denganTaehyung, ada Jungkook di sampingnya. Bukan di belakangnya. Setelah membenahi penampilan mereka ia juga sempat mengikutinya kemana-mana tapi berakhir dengan ucapan nada tinggi Taehyung yang menyuruhnya untuk tidak membuntuti. Jungkook kesal sekali.

Namjoon yang melihat paras Jungkook yang makin keruh bertanya, "What's wrong with you, Kook?"

"Nothing." Jawab Jungkook singkat. Sementara Seokjin di samping Namjoon hanya tersenyum maklum dan menggusak pucuk kepala juniornya.

Namjoon menaikkan alis kepada Seokjin. "Kenapa?" ia bertanya tanpa suara, hanya gerak bibir.

"Taehyung." Jawab Seokjin tanpa suara pula. Namjoon mengangguk mengerti.

"Hei, ayolah. Kau sekarang dengan Hyung saja. Kita sudah melewati semuanya, Kook. Kita sudah dapat membawa pulang piala indah itu, kita juga sudah melewati malam perform di panggung yang luar biasa. Kurang apalagi? Tunjukkan senyummu, setidaknya hingga pulang ke hotel. Oke?"

Jungkook diam sebentar lalu mengangguk mengiyakan. Seokjin tersenyum melihat perubahan air muka Jungkook dan menggamit tangannya untuk menenangkan.

Kurang lebih pukul satu malam Bangtan sudah berkutat kembali di hotel, tapi tidak dengan Taehyung. Tadi saat berkemas sebelum ke hotel ia mengatakan bahwa akan kembali belakangan dan ditinggal saja pada salah satu staff. Awalnya staff yang diajak bicara oleh Taehyung tidak mengizinkan, tapi tidak tahu saja bujuk rayu Taehyung, staff itu hanya diam mengiyakan.

Berakhirlah dengan Jungkook yang merecoki waktu pasangan Namjoon dan Seokjin. Ia sangat kesepian di kamarnya hingga memutuskan untuk mengunjungi kamar Jin. Dan bisa diduga, saat itu Jin Hyungnya sedang berduaan di sofa panjang bersama Namjoon. Sofa itu muat untuk empat orang tapi mereka berdua memilih berdempetan sambil menonton TV dan mengobrol ringan. Lalu tanpa permisi Jungkook masuk ke kamar Seokjin dan duduk di antara dua orang itu. Namjoon dan Seokjin kaget tentu saja. Tidak ada angin tidak ada topan Jungkook langsung menerobos kamarnya.

Ditambah juniornya itu sekarang malah merebahkan kepalanya di pangkuan Seokjin sementara kakinya diluruskan menumpang di pangkuan Namjoon.

"Hei, Jungkook, apa-apaan kau ini!?" marah Namjoon pada Jungkook.

Seokjin menyentuh bahu leader Bangtan itu. Mulutnya bergerak berkata, "Biarkan saja! Tidak masalah, kan?"

"Ah, kau itu Hyung! Lihat anakmu kalau sudah manja begini." Protes Namjoon.

"Anakku anakmu juga. Kau ini bapaknya cerewet sekali!" kelakar Seokjin sambil tangannya berlari menelusuri helai halus rambut Jungkook.

Namjoon mendengus kesal, "Yah, selama kau senang aku menurut saja, Hyung." Pada akhirnya ia menyerah jika Jungkook sudah mengambil Seokjinnya.

Mereka bertiga menikmati waktu yang diisi oleh suara TV. Seokjin yang tetap mengelus kepala Jungkooknya dan Namjoon yang sesekali memainkan handphone. Sampai pada Seokjin merasakan celana piyama tidurnya bagian paha basah, ia melongokkan kepala mencoba melihat wajah Jungkook. Lalu tiba-tiba ada suara ketukan, dan kepala Yoongi menyembul di balik pintu.

"Hyung, kau masih punya pasta? Aku lapar sekali." Tanya Yoongi saat memasuki kamar Jin.

"Sepertinya masih ada di meja. Bukannya tadi kau juga berbagi pasta denganku?"

"Punyaku dilahap Jimin. Anak itu, ingin kutendang saja. Hei, Jungkook-ah kenapa kau ΜΆ " tanya Yoongi terhenti saat Jin meletakkan telunjuk jarinya di depan bibir, menyuruh Yoongi tidak meneruskan kalimatnya. Lalu bibirnya bergerak lagi tanpa suara, "Taehyung."

Yoongi diam.

"Oh, Jungkook-ah. Jangan-jangan kau tadi belum memakan makananmu, kan? Aku mendengar suara perutmu barusan. Sudah makan apa belum?" Jungkook menggeleng lemah. "Ya sudah. Yoongi tolong ambilkan makanan Jungkook di kamarnya juga, ya. Bawa ke sini. Biar kusuapi bayi besar ini."

"Tidak mau. Aku tidak mau makan." Balas Jungkook dengan nada serak.

Seokjin diam, Namjoon juga. Sebelum Yoongi berlalu ke kamar Jungkook, ia merogoh ponselnya. Menelusuri layar sejenak lalu menempelkan benda itu di telinga.

Di ujung sambungan itu Yoongi mendengar suara riuh dan hentakan musik, lalu berangsur hilang saat orang di seberang berkata 'halo' merespon telepon Yoongi.

"TAEHYUNG-AH! PULANG SEKARANG ATAU KUSUSUL LALU KUBUNUH KAU DI TEMPAT!" ucap Yoongi final dan tidak bisa dibantah. Ia lalu menutup telepon, mendengus lalu berlalu keluar kamar Seokjin.

Namjoon tetap diam, dan tangan Seokjin mengelap pipi Jungkook yang basah.

END(?)

Yah, sebenernya aku cuma pengen nikmatin liburan sambil nyanyi El-Mariachi. Terus ada satu monyet (zheemy) nodong buat nulis ini ff soalnya dia habis baper liat Taehyung dan Bebe Rexha lagi chilling. Its okay kalo dia jealous untuk dirinya sendiri. But hell dia jealous buat Jungkook. Ketahuan bgt kalo vkook hardshipper asli wkwk. Jadi ya larinya ke ff satu ini.

Tolong jangan pikirkan judulnya, dadakan bgt nih bikinnya :"

MAKASIH yg udah mampir baca, apalagi review. WOWO poppo sini.

ED.