Everybody has story. Semua tubuh punya cerita, kurang-tidak lebihnya begitulah artinya. Masalahnya, berperan sebagai apakah kita dalam sebuah cerita? Karena untuk mendukung tokoh utama, dibutuhkanlah tokoh sampingan.

Di situlah kadang letak kengenesannya.

Side Story

Naruto dkk belongs to Masashi Kishimoto

#EventChallangeFNI

Enjoy it! ^^

Lee itu cuma tokoh sampingan. Tidak hanya di serial asli, di fanfiksi saja tokoh ini sering kena deskriminasi. Ya walau harus diakui, rambut mangkoknya tidak memenuhi standarisasi karakter utama kartun-kartun di Jepang. Tapi tenang, side story bisa jadi pilihan alternatif untung mengatasi kesenjangan sosial ini.

"Tapi kan ... Anda pernah punya serial animasi Naruto SD dengan Anda sebagai karakter utamanya."

"Tapi saya maunya SMA," begitulah kata perwira berbaju hijau ketat kita ini.

Baiklah, jika SMA yang diinginkan beliau, ada satu fanfiksi yang mengambil latar di mana para gembong mafia kunci jawaban dibesarkan ini. Putri Lavenderku judulnya-sekalian promosi, ea. Di sana dia juga hanya jadi figuran yang muncul cuma dapat jatah satu dialog, jatah nasi bungkus saja tidak dapat. Tapi tenang, di side story ini, dia tokoh utamanya-walau tidak menjamin akan perubahan nasibnya.

Jadi, Lee adalah salah satu anggota basket Konoha High School bersama sang tokoh utama, Naruto. Sebenarnya Lee lebih jago dibanding Naruto. Di lapangan Lee adalah bintang, dia bisa lari berkelok-kelok lalu menjebloskan bola ke ring dengan kerennya. Sayang sekali, karena Naruto lebih mumpuni dengan kharisma berupa ketampanannya, dia harus tersisih di luar lapangan.

Suatu hari, sang tokoh utamanya bolos saat ada pertandingan, di situlah letak kesempatan bagi dia bersinar. Di pertandingan tanpa Naruto itu dia bermain dengan hebat, namun pada kuarter pertama dia mendapat serangan alam yang kuat. Dia pun meninggalkan lapangan dan menuju tempat pembuangan akhir sisa makanan. Karena terburu-buru, dia sampai tidak ingat pentingnya mengetahui jenis kelamin pintu toilet dan kegunaannya.

"Lee, apa yang kau lakukan di sini?" jerit Tenten saat ia hendak menunaikan tuntutan.

"Memangnya apa, ya buang-tunggu, kenapa kau di sini?!"

"KISAMAAAAA HENTAIIIII!"

Sebagai seorang akselerator di lapangan, seharusnya dia bisa cabut sebelum bencana menyerang. Tapi sayang, Tenten itu pemegang sabuk hitam Karate dan atlit berbakat sekolah, dia lebih mengerti bagaimana mengarahkan serangan sebelum lawan pamit undur diri.

Kejadian setelahnya berlangsung cepat dan penuh sensor yang dikenal dengan istilah, "Kasus kesalahan mengenali gender pintu toilet yang berujung celaka di antara kedua kakinya."

Well, ternyata letak kengenesan tidak dipengaruhi oleh jabatan di dalam sebuah cerita.

Fin

Cuma fanfict untuk berpartisipasi dalam tantangan 30 kalimat grup FNI. Nggak jelas? Emang wkwk.

Salam, terima kasihan, see ya~