Meant To Be

.

.

By phoenixmaiden

.

.

Translate by Uchiha Kazusha

.

.

Harry Potter adalah punya JK Rowling, bukan punya saya...

Summary

Satu malam akan nafsu telah mengantarkan konsekuensi yang sangat drastis yang dapat merubah perang sepenuhnya. Harry harus pergi bersembunyi untuk melindungi dirinya dan rahasia yang sangat di jaganya. Tapi, akankah rahasia itu dapat membawa Harry dan Tom bersama? Hanya jika itu yang harus terjadi. M/M – TRHP – OOC – MPREG.

Chapter 1

Dia lari. Itu adalah apa yang bisa dia lakukan.

Lari.

Lari. Dan jangan sampai tertangkap.

Dia telah berpisah dengan temannya saat sedang berbelanja di Hogsmeade ketika sebuah penyerangan tiba-tiba terjadi dan sekarang dia tersesat. Dia tidak tau dimana dia berada, tapi dia tidak bisa berhenti untuk mencari tau. Dia mengutuk kebodohannya karena membiarkan membiarkan penjagaannya turun. Dengan serangan-serangan yang baru-baru ini, dia seharusnya tau lebih baik. Tapi sekarang tidak ada yang bisa dia lakukan.

Mereka mengejarnya. Dan mereka sudah dekat. Dia dapat merasakannya. Sejauh ini dia sangat beruntung karena telah melarikan diri sangat lama. Kalau mereka menangkapnya, tidak ada yang bisa mengatakan apa yang akan mereka lakukan padanya. Apalagi kalau mereka membawanya ke DIA. Dia menggigil tentang pikiran untuk datang kepada NYA; tidak akan ada lain kali kalau dia tertangkap.

Pohon-pohon ada di mana –mana. Sejajar dengan pandangannya dan menyembunyikannya dari pandangan tetapi juga menyembunyikan musuhnya. Bersembunyi dimana dia bisa dan bertarung kalau harus dilakukan, menaklukkan sebanyak yang dia bisa tetapi mereka ada banyak untuknya untuk bisa mendapat keselamatan. Jika saja tidak ada anti aparation wards dia dapat pergi lebih cepat, tetapi sebaliknya, dia harus mencari dimana akhirnya.

Adrenalin bergetar di seluruh tubuhnya, mamungkinkan dia untuk melanjutkan, tetapi dia lelah dan dia mulai melambat. Dia akhirnya berhenti untuk bernafas bersembunyi di balik semak tebal; mengawasi segala pergerakan. Dia mengintip keluar dari semak dan ketika telah jelas dia bergerak cepat ke belakang pohon dan ke yang lain. Tinggal sedikit lagi dan dia akan dapat meninggalkan hutan itu. Dia dapat merasakan dimana ward itu berakhir hanya beberapa langkah saja.

Sebuah kilatan cahaya adalah peringatan dan dia terkena sebuah mantra yang mengenainya dari belakang, menangkapnya tanpa sadar. Aku seharusnya lebih berhati-hati, dia pikir selagi dia berbalik untuk melihat mereka, topeng putih berkilauan di kegelapan, menyeringai kepadanya dengan kemenangan. Dia mencoba untuk melawan efek dari mantra tersebut, tapi dia tidak bisa. Harry Potter mengedip perlahan-lahan kepada mereka sebelum dia tidak sadarkan diri.

MMMMMM

Di waktu berikutnya dia bangun dia berada di ruang bawah tanah. Aku pasti berada di bawah tanah, dia berpikir untuk dirinya. Dia berpikir kembali kepada apa yang telah terjadi dan dia mengutuk kebodohannya lagi. Aku seharusnya lebih berhati-hati. Bagaimana aku dapat keluar dari sini? Dia meraba-raba sakunya, seperti yang dia kira tongkatnya hilang. Sial...

Harry melihat sekelilingnya dengan hati-hati dan mengetahui ruangan yang di tempatinya tidak punya jendela ataupun sebuah pintu; hanya sebuah dinding. Bagaimana caranya aku dapat keluar dari sini? Tunggu sebentar, bagaimana aku bisa masuk? Dia merasakan sekelilingnya dan tidak dapat merasakan apa-apa. Ruangannya dingin dan tidak ada apa pun, tapi ada sebuah draf yang datang dari suatu tempat yang membuatnya merinding, jadi pasti ada sebuah pintu di sana, dia hanya tidak bisa bisa melihatnya.

"Kau tidak dapat menyekap ku disini". Dia berteriak, berputar-putar dengan bingung, "Aku akan mencari jalan keluar dan melarikan dari sini". Tidak ada jawaban. Dia mengikuti draf tersebut dan mencari tau dimana pintunya. Dia menekan dindingnya beberapa kali tetapi tidak terjadi apa-apa. Jadi yang hanya dia lakukan adalah menunggu.

Harry pasti ketiduran karena selanjutnya yang dia tau suara batu yang bergerak membangunkannya. Dia melompat dan bersiap-siap untuk melarikan diri.

Jeritan tawa terdengar di telinganya tidak di depannya seperti yang dia kira, tetapi di belakangnya. "Sial", teriak nya dan mencoba berbalik, tetapi sebuah mantra menangkapnya lagi. Tidak lagi, dia mampu berpikir sebelum semuanya kembali gelap lagi.

End of chapter