Bab 1

Basa basi (:'v) : Pernah membaca fanfic berjudul sally? Penulis sangat mengharap fanfic itu dilanjutkan... Tapi sepertinya tidak akan di lanjut... Penulis menambahkan beberapa scene dari fanfic tersebut ke cerita ini. Oiya, sebelumnya Penulis mohon maaf karena berulang kali reupload karena memperbaiki typo hehehe :v

Disclaimer : penulis bukanlah pemilik Naruto

Udah itu aja :v

.

.

.

Bresss!

Ck! Hujan... hhh...

Fix! Ini adalah hal terburuk yang terjadi padaku hari ini. Berjalan sendirian di malam hari, lalu kehujanan. Naasnya rumahku sudah dekat.

Kuedarkan pandanganku kesekitar jalanan yang diterangi cahaya lampu jalan dan menemukan toko roti di sebrang yang masih buka, tanpa pikir panjang aku langsung berlari kesana sebelum hujan semakin deras. Setelah sampai, aku berteduh dan duduk di kursi yang ada di teras toko itu.

Karena mumpung di toko roti, aku menyempatkan diri untuk membeli roti untuk mengisi perutku sekaligus membeli lebih untuk Nee-san dirumah. Ternyata tempat ini di penuhi oleh pengunjung yang kemungkinan berteduh juga. Canda tawa mereka ketika menyantap roti membuatku tersenyum tipis. Setelah menerima pesananku, aku keluar dari toko kemudian kembali duduk di kursi teras toko dan memakan roti ku.

Sambil menggigit rotiku yang mulai habis, aku menatap bosan kearah jalanan yang sepi karena hujan. Bola mataku bergulir kesamping lalu alisku menukik. Mataku menyipit.

"..." Aku terfokus ketika edaran mataku mendapati seorang wanita berambut pirang kusam panjang sepinggang, berdiri di depan sebuah restoran yang hanya diterangi oleh cahaya temaram lampu jalan dengan kepala tertunduk. Aku tidak tahu ekspresi seperti apa yang tengah ia keluarkan. Entahlah tapi obyek kali ini membuatku tertarik. Gila? Sepertinya tidak tapi mungkin juga iya.

Tak peduli, aku mengedikkan bahuku segera menelan rotiku yang memang tinggal sedikit kemudian berdiri. Hujan sudah mulai berhenti dan aku tidak mau menunggu hujan datang kembali. Hey! Aku tidak mau ketinggalan makan malam bersama Nee-sanku. Kami tidak bisa setiap hari bertemu.

Menatap langit, kemudian aku mulai kembali melanjutkan jalanku searah dengan tempat wanita yang masih enggan bergeser dari tempat berdirinya. Menunduk dalam diam, menyembunyikan wajahnya dengan helaian rambutnya.

Ketika aku melewatinya, mata safirku melirik kesamping dan di saat bersamaan wanita itu mendongakkan wajahnya, menampakkan iris aqua indahnya yang sedikit tertutupi oleh rambut basahnya.

Sontak aku berhenti, kemudian sepenuhnya menghadap kearah wanita itu, tatapannyalah yang membuatku berhenti. Tatapan... Kesepian.

Setelah semenit berdiri saja, aku mulai berjalan kearahnya, berdiri tepat dihadapan wanita itu.

"Ada apa denganmu?" Pertanyaan spontan itu meluncur begitu saja dari mulutku. Mataku menatap matanya yang masih menatapku dengan sendu. Kemudian aku memejamkan mataku ketika para pengunjung restoran menatap kami aneh.

"..." Wanita itu diam.

Tubuhku tiba-tiba merasa lebih dingin. Seragam sekolahku mulai basah total ketika langit menurunkan hujannya kembali. "Siapa namamu?" Ujarku seraya membuka mataku kembali.

"..." wanita itu masih saja diam tidak menjawab. Terdiam layaknya boneka hidup yang berdiri terguyur hujan.

Entah dorongan darimana, tanganku secara spontan langsung menggapai tangannya. "Ikutlah denganku, kau pucat."

Dia tidak melawan...

Kemudian aku mulai menariknya ikut denganku menuju kerumahku.

Tapi...

Bruk!

Ia terjatuh dengan lutut terlebih dahulu. Matanya terpejam dan tubuhnya bergetar menahan perih.

Aku meringis melihatnya. Kubantu ia berdiri, lalu menggendongnya dan langsung berlari secepatku menuju rumahku.

.

.

.

"Hoaaamh!..." Uap seorang remaja pirang ketika berada ditrotoar.

Namanya adalah Naruto, Uzumaki Naruto. Ia adalah siswa tahun kedua di akademi lilith.

"Hfffhuuuuh,,,, Dingin..." Ucapnya dengan menggosokkan telapak tangannya didepan mulutnya. Lalu menguapi tangannya dengan mulutnya.

"Sasuke... Kenapa kau mengajakku berangkat ke akademi sepagi ini..." Ujarnya kesal kepada temannya yang berwajah tampan bernama Sasuke itu dengan urat kekesalan yang muncul di dahinya. Dapat ia ingat dengan jelas bagaimana cara Sasuke membangunkannya dengan melakukan tarikan yang sangat keras terhadap kakinya kemudian menyeret paksa dirinya ke kamar mandi. Dan parahnya, dia dipaksa Sasuke mandi dengan air dingin.

Merinding rasanya ketika mengingat bagaimana dinginnya air mandi. Mulai sekarang ia akan menyetel alarm nya agar membangunkannya lebih pagi.

"..." Dan mengesalkannya lagi. Si empu malah acuh, tak mendengarkan Naruto sama sekali.

Urat kemarahan tercetak di kepala Naruto. "Jangan acuhkan aku Teme!"

"..."

Naruto POV

Aku menghela napas. Sahabatku yang satu ini hobi banget merenung.

Raut wajah sasuke berubah. hidungnya kembang kempis dengan seringai menjijikkan dimulutnya yang menampakkan gigi taring menjijikkannya dan dengan pandangan yang menjijikkan pula menatap kedepan. Tepatnya sebrang trotoar.

Aku, mengikuti pandangannya.

"Naruto-san! Sasuke-san!"

Boing boing

F..fuck

Mungkin itulah kata-kata yang cocok aku ucapkan. Tapi mulutku hanya membisu dengan keringat sebesar biji jagung menggantung di dahiku.

Disebrang sana, seorang cewe bersurai hitam mengkilap sepunggung dengan poni rata, wajah manis dan bentuk wajah agak bulat, dan iris mata berwarna perak keungu-unguan. Sebut saja Hinata Hyuuga karena memang itulah namanya. Dia berlari dari sebrang trotoar menuju kearah kami. Dan yang menjadi fokusku adalah betapa besarnya ukuran dua benda kenyal didadanya yang memantul tidak karuan ketika ia lari. Sangat mengherankan, padahal masih setingkat SMP kelas 3 sudah sebesar itu. Aku penasaran apakah volume benda itu masih dapat mengembang.

Dia adalah salah satu siswi paling populer di sekolah. Sifatnya yang baik hati, rendah hati, kalem, lembut, malu-malu, itu membuat hampir seluruh siswa di akademi mengagumi dirinya. Ditambah wajah manis, kulit putih, dan bentuk tubuhnya yang tidak terlalu tinggi tetapi begitu berisi menjadi nilai plus-plus-plus di mata para siswa di akademi tingkat SMP maupun SMA. Jujur saja, aku pun juga menyukainya.

"Gomen,... Sudah lamakah kalian menungguku?" Ujar Hinata seraya mengatur napasnya.

"Tenang saja, kami juga baru sampai disini, Hinata." Balas Sasuke.

Aku meringis dengan keringat sebiji jagung menggantung di kepalaku menatap Sasuke seakan mengatakan. 'Kau bercanda? Kita sudah satu jam disini. Satu jam! Dan kau baru saja bilang 'Baru saja'? Yang benar saja.'.

Kadang aku berfikir. Demi seseorang yang kau cintai, bahkan kau rela mengorbankan semua hal yang ada padamu. Dan sekarang ini aku adalah seorang korban cinta... Yang naasnya bukan cintaku sendiri, melainkan cinta si Kampret Sasuke.

Oiya ngomong-ngomong soal Sasuke, dia adalah seorang cowo bersurai hitam kebiru-biruan dengan gaya rambut di belah dua sedagu dan pada bagian belakangnya dicuatkan ke belakang seperti bokong ayam, wajah yang ehem!-tampan, dengan rahang kokoh, dan iris mata yang berwarna hitam pekat. Nama lengkapnya adalah Sasuke Uchiha. Dia adalah seorang pangeran (dalam arti yang sebenarnya) di kerajaan ini. Dia juga seorang pangeran di akademi yang sangat di elu-elukan oleh para cewe karena betapa sempurnanya dia.

Berbeda dengan Hinata yang populer karena kelembutannya. Si kampret ini populer karena sifatnya yang acuh, suka merenung, dingin, dan pintar. Dia keren, dia pintar, dia tampan, dia seorang pangeran, jadi tidak mengherankan kalau dia menjadi populer dikalangan para gadis di akademi.

"Kau tahu Hinata, Naruto sangat antusias terhadap ujian turnamen tingkat kota ini. Bahkan dia membangunkanku pagi-pagi hanya karena hal itu." Ujar Sasuke memulai obrolannya dengan Hinata.

Sasuke melirikku dengan seringai tipis di mulutnya.

Alisku berkedut.

What the...! Hey, bukannya si kampret ini yang membangunkanku over pagi dan over heboh sampai-sampai terkena tendangan kasih sayang dari Nee-san. Parahnya, akulah yang menjadi target tendangan kakakku.

Bekas tapak kaki kakak tersayangku saja masih terasa dan terlihat jelas di leherku.

Tapi aku diam saja menghiraukannya lalu mulai berjalan meninggalkan mereka yang tengah mengobrol. Oke urusan pertama selesai.

Jadi, masih ada urusan lagi?

Tentu saja, dan tentunya urusan yang selanjutnya lebih merepotkan ketimbang urusan yang ini.

Namun sebelum itu aku akan mengenalkan dunia seperti apa yang aku dan semuanya diami sekarang ini.

Aku tidak tahu kapan dunia ini dimulai...

.

Namun, legenda menyebutkan... Dulu di dunia ini terdapat dua kerajaan besar yang saling bermusuhan. Dua kerajaan tersebut adalah Kerajaan Rumania dan Kerajaan Britania.

Suatu ketika, kedua kerajaan tersebut berdamai dengan melakukan perjodohan antara anak ketiga dari kerajaan Britania dengan tuan putri dari kerajaan Rumania. Sang pangeran sangat senang karena tuan putri dari kerajaan Rumania terkenal dengan wajah cantik manisnya. Namun berbeda dengan sang putri, pada awalnya ia senang di jodohkan dengan pangeran dari kerajaan Britania. Tetapi, ia harus kecewa karena yang dijodohkan terhadapnya merupakan si bungsu. Sedangkan pujaan hatinya adalah kakak dari calon suaminya.

Bukan hanya sang putri yang kecewa, namun si anak kedua juga kecewa. Ia juga mencintai putri itu, namun selain itu, ia juga kecewa karena yang akan menggantikan ayahnya menjadi raja adalah adiknya. Ia merasa sebagai anak laki-laki tertua lebih berhak menggantikan ayahnya menjadi raja.

sehari sebelum berlangsungnya pernikahan, tuan putri bermalam di kerajaan sang pangeran.

Dua pangeran tersebut memiliki kakak, kakak perempuan. Namanya adalah Kaguya, ia sangat menyayangi adik pertamanya. Ia rasa adiknya tersebut mengalami ketidak adilan dari ayahnya sedari dulu. Adik bungsunya selalu mendapat apa yang ia mau sedangkan adik pertamanya harus berusaha untuk mendapatkan apa yang ia mau. Lagi, adik bungsunya itu tidak sedarah dengannya, beda ibu.

Pada keesokan harinya, sang raja ditemukan hanya tinggal jasadnya saja di kamarnya. Seluruh kerajaan bergemuruh, pasalnya raja itu telah menghentikan peperangan yang berlarut larut, dan raja itu jugalah yang telah membawa Britania kembali kepada kejayaannya. Kaguya sangat sedih, ia sangat menyayangi ayahnya.

Setelah di usut, semua bukti mengarah ke si bungsu.

Akhirnya, si bungsu di tangkap. Pernikahannya dengan tuan putri kerajaan rumania dan penobatannya sebagai calon raja selanjutnya dibatalkan digantikan oleh kakak laki-lakinya. Dia tidak meronta, dia tidak menolak, dan dia tidak mengucapkan apapun ketika di tangkap seolah-olah pasrah oleh keadaannya. Benarkah, benarkah dia pembunuh ayah Kaguya? Begitulah yang dipikirkan Kaguya.

Kaguya memutuskan untuk menemui adik bungsunya di sel tahanan pada malam harinya. Ia mengajak bicara adiknya dari luar sel tahanan. Kemudian menanyakan kepada adiknya itu alasan kenapa ia membunuh ayah mereka.

Adiknya terdiam, lalu dengan tatapan hampa menanyakan pada Kaguya apakah Kaguya percaya kalau dirinya membunuh ayahnya yang dengan ragu dijawab Kaguya dengan ucapan 'ya'.

Adiknya tersenyum lemah, kemudian mengucapkan terima kasih kepada Kaguya karena telah ragu. Lalu ia bercerita tentang ibunya yang di hukum penggal kepalanya karena terbukti telah membunuh raja sebelumnya dengan racun yang di campurkan di minuman yang ia bawa untuk raja. Lalu tentang alasan ibunya yang meracuni si raja karena telah membantai seluruh keluarganya dan telah menyetubuhi orang tua ibunya. Itu adalah cerita yang telah diceritakan ayah Kaguya kepada adik bungsunya. Adik bungsunya mengatakan kalau ayah mereka sangat mencintai ibunya dan sangat sedih ketika terpaksa harus memenggal kepala istrinya.

Kemudian adiknya menceritakan betapa sayangnya ayah mereka kepada adiknya tersebut. Tapi di balik itu ternyata ayahnya juga menempa adik bungsunya dengan melatihnya dengan latihan fisik tanpa ampun. Mengirim adik bungsunya ke peperangan sebagai assassin pada beberapa perang pemerdekaan daerah luar yang terjajah.

Misi yang paling adik bungsunya ingat adalah ketika dia di beri tugas untuk menguasai Kerajaan Orleans yang ketika itu mengalami masa keruntuhannya, banyak sekali pejabat kerajaan yang korupsi dan tidak melakukan tanggung jawabnya. Sang Raja orleans tidak peduli dengan nasib kerajaannya, dan malah berfoya-foya. Rakyat hidup sengsara sehingga menimbulkan rasa iba bagi ayah Kaguya saat itu.

Untuk misi tingkat S ini, Raja Britania mengirim anaknya yang berstatus rahasia dengan dua rekan sesama Assassin untuk menakhlukkan Orleans secara halus.

Singkat cerita Adik Kaguya dan kedua rekannya dapat menguasai Orleans setelah 3 bulan disana. Karena pembebasan ini, mereka bertiga begitu dipuji disana. Bahkan mereka bertiga diminta untuk menjadi penguasa baru disana. Namun mereka menolak, kemudian kembali ke Britania. Dengan ini, Orleans menjadi bagian dari Britania.

Terjadi keheningan, kemudian Kaguya memutuskan untuk menyudahi jengukannya dan kembali ketempatnya dengan pikiran yang berkecamuk.

Dapat Kaguya ingat ketika mulut adik tirinya mengucapkan kalau adik kandungnya lah yang membunuh ayahnya. Rasa ragupun menyelimuti hatinya. Dalam pikirannya selalu muncul sugesti bahwa adik tirinya berbohong, adik kandungnya tidak mungkin membunuh ayanya. Namun hatinya berkata lain. Ia bingung...

Karena penasaran ia memutuskan untuk menemui adik sulungnya. Namun baru sampai di depan pintu yang tidak tertutup rapat ia mendengar suara mencurigakan dari kamar adiknya. Suara desahan dan erangan wanita dan tawa puas seorang pria. Ia mengintip, disana terdapat lelaki yang diketahui adalah adiknya dan seorang wanita yang tidak lain adalah calon istri adik bungsunya. Mereka tengah bersenggama sambil tertawa bahagia. Namun dari hal itu yang membuat terkejut Kaguya adalah ketika adiknya berkata bahwa dirinya senang telah membunuh raja dan mengambil segalanya dari adiknya.

Dengan pandangan kosong dan wajah penuh rasa terluka, Kaguya tanpa alas kaki langsung berlari ke arah ruang penahanan adik bungsunya kemudian tanpa basa-basi ia mengambil kunci dari penjaga mengabaikan pertanyaan dari mereka.

Setelah membebaskan adiknya, Kaguya buru-buru kabur sebelum adik sulungnya menyadari tindakannya. Mereka akhirnya dikejar-kejar oleh para prajurit Kerajaan Britania. Tanpa alas kaki Kaguya berlari dengan kucuran air mata. Kakinya sakit, hatinya sakit, tubuhnya hampir rubuh kalau saja adiknya tidak menangkapnya. Kaguya tidak kuat lagi.

Tak lama kemudian para prajurit tiba, namun mereka tidak menemukan apa apa selain pepohonan dan tembok batu di depan mereka.

Di lain sisi, Kaguya dan adiknya tengah melarikan diri dari kejaran mereka dengan bantuan dua rekan assassin adiknya.

Mereka adalah Haya dan Hana. Mereka berdua menggunakan masker sehingga rupa mereka tidak terlihat jelas. Namun, yang jelas ternyata mereka telah bersumpah untuk mengabdi kepada adik Kaguya.

Kaguya yang tidak berdaya di gendong oleh Haya. Sedangkan Hana memimpin di depan dan adiknya di belakang. Mereka berempat melarikan diri menuju ke Orleans, daerah yang telah mereka bertiga bebaskan.

Setibanya di orleans, tak disangka-sangka mereka di sambut dengan haru oleh penduduk Orleans. Malahan mereka sudah menunggu-nungu kedatangan mereka bertiga kembali ke Orleans dan lagi adik Kaguya langsung ditunjuk sebagai raja di kerajaan Orleans. Kaguya pun merubah namanya menjadi Kagura yang di kemudian hari akan dikenal sebagai Putri Gura.

Akhirnya Orleans melepaskan diri dari Kerajaan Britania dan berkembang dengan pesatnya. Sehingga setelah Britania resmi mendapat raja baru, Orleans dapat bersaing dengan Britania.

Kemudian,

Tunggu, kenapa aku malah menerangkan Kisah Haru Asal-Usul kerajaan Orleans dan Kisah Suka-Duka Putri Gura?

Jadi kira-kira begitulah sejarah tempatku tinggal. Yap, benar sekali, aku tinggal di kerajaan Orleans.

.

Lalu untuk urusan merepotkan yang berikutnya adalah aku harus ke sekolah seperti yang sedang aku lakukan sekarang ini. Biasa memang. Lalu apanya yang merepotkan? Menunggu. Lebih tepatnya bosan... hari ini adalah hari turnamen. Dan turnamen hari ini adalah duel 1 lawan 1 yang mana ada 200 peserta dari 4 sekolah berbeda, Akademi St. Martha, Lilith, Paris, dan St. John. 50 peserta akan berduel di sekolahku, yang artinya setidaknya 25 duel akan terjadi di sekolahku. Setiap peserta akan mengambil nomor undian yang jumlahnya 25x2 dan untuk nomor yang sama akan melakukan duel.

Dan asal tahu saja nomor duelku adalah 24. Betapa apesnya aku, aku harus menunggu lama untuk duelku sendiri. Lawanku hari ini adalah Rock Lee dari Akademi St. Martha. Dan aku lebih merasa apes karena kabarnya, Akademi St. Martha terkenal karena selalu melahirkan petarung jarak dekat terbaik di dunia. Sedangkan aku sendiri tidak begitu ahli bertarung jarak dekat. Tapi aku yakin menang. Karena aku bukanlah murid biasa.

Mengesampingkan hal itu, sekarang aku sedang duduk melamun di atap, tepatnya di pojok atap menatap kearah perkotaan yang ramai hingar-bingar kegiatan penduduk paris.

Tak terasa mataku mulai merasakan kantuk. Perlahan, aku mulai kehilangan kesadaranku. Ku baringkan tubuhku ke belakang, kurasakan kepalaku mendarat pada sesuatu yang lembut. Ya, ini sepasang paha seseorang. Kubuka sedikit mataku, hal yang pertama kulihat adalah sepasang iris ruby menatapku dan surai merahnya. Aku mengenalnya... kemudian setelah itu aku kehilangan kesadaranku.

.

.

.

Ckriet!

Pintu rumah terbuka ketika ku dorong. Tubuh wanita di belakangku terasa dingin. Oh tuhan, dia dingin sekali...

"Tadaima!" Ucapku ketika aku memasuki rumahku.

"okaeri..."

Itu suara Kakak ku, kedengarannya berasal dari dapur.

Aku bergegas pergi ke kamar mandi bersama dengan wanita yang ku gendong tadi untuk menghangatkan tubuhnya yang dingin. U-uhm, maksu-dku tentu saja dengan air hangat.

Setelah aku masuk ke kamar mandi, ku nyalakan shower yang kemudian mancurkan air hangat.

Perlahan dengan ragu ku lepaskan kancing baju kemeja panjang yang ia kenakan kemudian ku lepas juga rok panjang ungu yang ia kenakan. Lalu kemudian aku juga melepaskan Bra hitam dan celana dalam hitam yang ia kenakan.

"..."

Aku tertegun melihat tubuh putihnya yang dipenuhi memar. Aku tidak tahu siksaan apa yang telah di alami wanita ini, tapi yang jelas ia telah menderita hingga tidak sanggup untuk menerima kenyataan. Bahkan luka bekas cambukan masih melekat di punggung wanita ini.

Ku tuangkan sabun cair yang biasa aku gunakan ke tanganku lalu ku gosokkan ke seluruh tubuhnya. Kemudian ku gosok meng-kramasi rambutnya dengan shampoku.

Setelah itu aku membilas seluruh tubuhnya dengan shower.

Aku kembali tertegun, wanita ini tadinya sangat buluk dan kumal. Sekarang aku dapat melihat dia begitu cantik, kulit putih, rambut pirang platinum berkilau, dengan tubuh yang elok dipandang. Kuteguk ludahku melihat betapa berisinya paha, pantat, dan payudara nya. Uhh, puting payudaranya berwarna ke ungu-unguan dan juga bibir merah jambunya, lalu... Oh tuhan, apa yang kupikirkan. Ampuni hambamu yang berdosa ini.

Setelah aku juga mandi, kumatikan shower lalu mengeringkan tubuhku dan tubuhnya dengan handukku. Kemudian aku melilitkan handuk kepahaku dan menggendong wanita itu keluar dari kamar mandi.

Ketika melewati dapur seorang perempuan manis berkulit putih pucat, bersurai putih twintail, dan ber iris merah darah menatapku kaget.

"Naruto-kun?"

Seketika rahangku jatuh. Gawat, aku melupakan eksistensinya, padahal tadi ia menjawab salam ku. Dia adalah kakakku, namanya adalah Naruko. Dia adalah homonculus yang diciptakan ayah angkatku untuk menemani ku. Tapi dia benar-benar manusiawi, ayah menciptakannya berdasarkan ciri-ciri ayah. Mereka benar-benar mirip kecuali sifat mereka.

Ngomong-ngomong sekarang ia mulai berjalan kearahku dan aku langsung menatapnya horror. Gawat!

Kutatap wajah wanita yang ku gendong.

"..."

Aku terdiam. Dia, tertidur?

"Naruto-kun,"

Aku kembali bergidik ngeri mendengar suara horror kakak ku yang ternyata sudah di depanku. Wajahku membiru! Mati aku!

"-Kau apakan anak orang..."

"A-a-a-a i-ittai!"

Ujarku seraya mengikuti arah kuping kiri ku yang di jewer olehnya.

"N-nee-san, dengarkan penjelasanku!" Ujarku.

Akhirnya ia melepaskan telinga kiriku yang demi sempak nee-chan yang sangat wangi, saat ini pasti dalam keadaan yang sangat mengenaskan.

"Naruto-kun, siapa dia?"

"Aku tidak tau."

...

Kami saling bertatapan. Ia dengan tatapan innocentnya dan aku dengan tatapan galak ku.

Ia menghela napas.

"Kalau begitu aku rubah pertanyaannya, bagaimana kau bisa bertemu dengannya."

tbc

.

.

.

Fic pertama saya, mohon bimbingannya... :)

.

.

.

Arigatou gozaimasu!