House of Wolfhard

Presiousca's

.

.

Wolf AU! Alpha Chanyeol! Omega Baekhyun!

MATURE | YAOI | MPREG

e)(o

.

.

"Baekhyun Hyung, cepat bangun!"

.

"Besok adalah ulang tahunmu yang ke tujuh belas! Ayo berburu kelinci di hutan!"

.

"Ayo Hyung! Bangun!"

.

.

.

.

"HYUNG!"

Sepasang mata sabit itu terbuka dengan tiba-tiba. Langit gelap bertabur bintang jadi pemandangan pertama yang di dapat. Sekawanan burung terbang melintasi pandangannya dan pergi menghilang.

Ini bukan rumah.

Jemarinya bergerak pelan di atas bebatuan sungai. Kasar. Dirasakan permukaan lumpur, air dan kerikil yang kini menjadi alasnya berbaring. Basah dan menyakitkan.

"Se...hun," panggilnya terbata.

Tak ada jawaban. Sehun tidak ada dimana pun sepanjang mata memandang.

Dia pasti terdampar di sungai Lycarus. Sungai terpanjang yang mengalir melewati tujuh desa di sepanjang lembah. Juga, sungai terdalam yang dipilih untuk menenggelamkannya malam itu.

"Argh..." keluh bibir pucat itu ketika dirasa, seluruh tubuhnya diselimuti oleh kesakitan.

Dia pikir satu gerakan lagi dia buat, maka maut akan menjemputnya.

Byun Baekhyun, pemuda berusia tujuh belas tahun itu mencoba untuk setidaknya menyingkir dari tepian sungai yang dingin ini, namun sayang tubuhnya telah kehabisan tenaga.

Persendiannya juga terasa patah dimana-mana. Belum lagi pelipis kanannya yang ternyata sobek dan berdarah. Pantas saja kepalanya sangat pusing.

Sudah berapa lama dia terdampar di sini?

"Tangkap keparat itu!"

Dari kejauhan suara teriakan terdengar disertai dengan suara langkah seseorang. Semak yang terinjak dan suara langkah seseorang terdengar bersahutan. Semakin mendekat.

Perasaan Baekhyun berubah waspada dalam sekejap. Pemuda itu berusaha untuk setidaknya bersembunyi dari apa pun itu di luar sana. Siapa pun itu, yang berpotensi membuatnya dalam bahaya.

Tiba-tiba seorang pria berpakaian serba gelap terguling jatuh dari bukit. Sosoknya mendarat tepat di tepi pantai. Sambil meringis menahan sakit, kaki pincangnya berlari menghampiri bukit, bersembunyi di balik sana.

Saat itulah, pandangan keduanya bertemu.

Rambut hitam basah nan berantakan itu jatuh menutupi dahi. Garis rahangnya terpatri dengan tegas. Bibirnya sobek dan berdarah kemungkinan karena terjatuh tadi. Seluruh tubuhnya juga kotor oleh tanah.

Dia sangat berantakan dan...menakutkan.

Baekhyun tatap mata hitam nan tajam itu dengan sisa tenaga. Wajah asing di sana terpaku dalam tenang. Pastinya tak menyangka akan ada seseorang terbaring di pinggir sungai dengan keadaan yang mengenaskan begini.

"Sshhh..." Pria itu memintanya diam sembari menempelkan telunjuk di depan bibir.

Pemuda malang itu mengangguk lemah sebagai balasan. Entah mengapa nalurinya berkata agar ia menuruti apa yang pria asing itu inginkan.

Padahal, belum tentu dia adalah seorang yang bisa membuat Baekhyun aman, melihat dirinya sendiri sedang menjadi buruan.

"Terus cari! Si brengsek itu pasti belum jauh dari sini!" teriakan itu terdengar lagi, dibarengi dengan suara langkah bersahutan yang terdengar makin menjauh.

Setelah dirasa aman, pria itu bangkit dari persembunyian. Baekhyun pikir dia akan ditinggalkan disini sendiri dan dibiarkan mati.

"Kau bisa berdiri?"

Namun ternyata tidak. Pria itu menarik lengannya untuk bangkit dan langsung mengangkat tubuhnya untuk digendong di punggung. Perlakuannya kala itu sangatlah kasar.

"Apa pun itu yang kau genggam nanti, genggamlah dengan erat."

Suara berat pria itu menyapu telinga dan meninggalkan kesan yang dalam. Sangat dalam dan memikat. Sesuatu di dalam diri Baekhyun mendadak melolong lemah. Merintih meminta perlindungan.

Rasanya sungguh tak nyaman.

"Pegang yang erat!"

Baekhyun otomatis mengeratkan genggamannya pada rompi pria itu kuat-kuat.

Tiba-riba suhu tubuh pria ini jadi semakin panas dan penuh dengan ketegangan. Otot bahunya mengencang dengan cepat. Ukuran tubuhnya juga membengkak dengan tidak masuk akal.

"Aarrgghh!" pria di pelukannya ini terdengar menggeram kasar.

Tiba-tiba seluruh pakaian yang dikenakannya sobek dan terlepas. Tubuh pria asing yang tengah menggendongnya itu perlahan ditumbuhi bulu lebat berwarna hitam pekat.

Tangan dan kakinya juga menjelma serupa milik serigala.

Baekhyun terkesiap saat dirasa, kedua tangannya sudah mencengkeram bulu di leher sang serigala. Pria ini baru saja melakukan perubahan wujud.

"Ggrrr!"

Kepala itu menoleh ke arah Baekhyun. Mata merah pekat itu kini meliriknya dengan tajam. Gigi taring itu berjajar tajam, menggeretak di balik seringainya. Pemuda malang itu berusaha agar tetap tenang.

Serigala yang ditungganginya mulai berlari membelah hutan. Lajunya cepat nan gesit melewati celah-celah pepohonan. Gelapnya malam bahkan tidak menjadi halangan bagi serigala ini untuk terus berlari kencang.

Baekhyun menatap barisan pohon pinus yang melintas sambil lalu. Tiba-tiba saja, nasihat yang dulu Ibunya sering ucapkan terlintas di benak.

Suatu hari nanti, akan ada seorang Alpha yang bersedia mati untukmu.

Kau akan mendengarnya. Jauh di dalam jiwa serigalamu, kau akan mendengarnya melolong. Mengatakan kepada dunia bahwa kau sudah jadi miliknya.

Pemuda malang itu memejamkan matanya pelan. Tubuhnya sudah kehabisan daya tenaga. Baekhyun taruh seluruh kepercayaannya disini, di atas punggung serigala yang bahkan belum ia ketahui namanya.

"Ibu..." bisik Baekhyun dengan lemah sambil merasakan bulu serigala mengusak pipi.

Kesadarannya kian terkikis kala itu, ketika sang serigala yang ditunggangi melolong panjang, memecah sunyinya hutan di malam yang kelam.

Bibir pucatnya tersenyum lemah, "...aku pikir aku mendengarnya."

.

.

.

NEXT or WRAP?


Bacods:

Hela! Genre baru, tantangan baru. Tbh aku ga pede bikin ini tapi ngebet wkwk. Makanya aku pos prolog dulu pengen liat respon kalean. Lanjut ga?