Naruto The Psycho in Magic World

Crossover: NARUTO/ナルト,.Beelzebub/べるぜバブ,.High School DxD/ハイスクール DxD
Pair: [Namikaze Naruto,.?] Beelbo/Kaiser de Emperana Beelzebub [Lee,.?][Cao Cao,.?]
Genre: Fighter,. Schooll,. Magic, Slash Fighter, Drama, Action, Adventure.
Episode: Kenapa?
By:Madara45678uchiha.

Maaf tak bisa melanjutkan Fanfic dalam waktu lama ini karena saya lupa pasword akun saya dan sekarang saya di ijinkan bergabung di akun ini mulai sekarang saya akan melanjutkan cerita saya yang ini, yah meski saya harus upload ulang dengan menyalin isi cerita di akun saya yang lama

Pada suatu hari di sebuah kota terlihat seorang pemuda berambut pirang dengan pandangan dingin mata sebiru es beku menatap ratusan mayat yang terbantai secara mengenaskan, ada yang kepala hancur, dada berlubang dan lain sebagainya, tangan pemuda itu ternodai darah, tangan pemuda berambut pirang dengan mata sebiru es itu terdapat sebuah pisau kecil yang dibasahi oleh pekatnya darah kental, dengan hampir seluruh tubuhnya ternodai oleh darah darah para mayat yang kemungkinan dia yang membunuhnya ia menatap segerombolan polisi yang menodongkan pistol ke arahnya , remaja itu tersenyum, senyum datar tanpa ada rasa senang sinis atau pun benci.

Para Polisi langsung waspada pada remaja aneh itu.

"Angkat tangan atau kami tembak" perintah para polisi mencoba jalan damai, pandangan remaja pirang itu kosong dengan mata birunya ia menatap ke arah para polisi, namun sebenarnya yang di lihatnya hanya kehampaan.

"Heh" gumam nya lalu mengangkat tangannya ke atas.

"Lepaskan senjatamu!" perintah para polisi pada remaja itu.

'Namaku Uzumaki Naruto, dalam beberapa jam yang lalu aku dikepung oleh ratusan geng motor yang ingin menyerangku, ketika mereka menyerangku, aku melawan mereka dengan seluruh kemampuanku, dengan mematahkan salah satu tangan dari mereka lalu aku ambil pisau ditangannya dan menggunakannya untuk membunuh yang lainnya, termasuk yang menggunakan senjata api, entah kenapa tidak ada yang bisa membunuhku, aku sudah muak hidup dimana tidak ada lawan yang sepadan ini, lebih baik aku mati ditangan para polisi dari pada jadi tahanan' gumam batin remaja tadi, lalu dengan cepat Naruto atau remaja berambut pirang itu melemparkan pisau lipat ditangannya ke arah salah satu polisi dan mengenai jantungnya.

{Srak} {Dududududududududuaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrr!} suara tembakan keluar, ternyata itu adalah perbuatan Polisi yang secara reflek menembak Naruto saat teman mereka terkena serangan Naruto, akhirnya Naruto mati akibat serangan dari pak polisi, tubuh Naruto berlubang hampir disetiap incinya.

"Akhirnya aku kehilangan nyawaku, mah aku harap Tuhan membalas semua dosaku" gumam Naruto lalu ia menutup matanya.

Naruto berpikir kalau ia sudah mati, atau begitulah setidaknya dalam pikiranya, namun tanpa ia ketahui secara tiba tiba tubuh Naruto hancur menjadi pecahan cahaya dan pikiran Naruto yang kosong kembali.

'Apa ini aku kenapa? Detak jantung ini, kembali, apakah" gumam pelan Naruto ia membuka matanya ia melihat sebuah meja dan tangan ia mengangkat kepalanya dan menatap ke sekitar, ia melihat banyak orang sedang duduk dimeja, meski pakaian tidak seragam, namun semuanya sama seperti sekolah, 'Apa aku sedang dalam sebuah sekolah?' tanya batin Naruto dan saat ia menatap kedepan terlihat seorang dengan tampang mengerikan, memakai pakaian serba hitam, wajah penuh luka menatap tajam dirinya, namun Naruto sama sekali tidak takut dengan pandangan itu karena sejatinya ia telah membunuh lebih daro seratus jiwa dengan tangannya sendiri, ahli bertarung, memasteri penggunaan senjata dan juga ahli dalam seni membunuh.

"Apa?" tanya Naruto dengan pandangan kosong dan juga nada bicaranya serasa seperti orang yang mati segan hidup tak mau, mata birunya menjadi sebiru es batu yang begitu dingin pandangannya seolah mengisyaratkan pergi jangan ganggu aku.

"Apa?! Apanya yang maksudmu apa hah?! Dengar yah, kau itu berani beraninya tidur di kelasku kau benar benar ingin kena hukum hah!" teriak orang iti pada Naruto bahkan air liurnya juga sampai mengenai wajah Naruto.

Pandangan Naruto masih seperti tadi wajahnya juga masih sama datarnya, 'Jadi dia senseinya, hn seram juga, aku heran mereka bisa bertahan, kalau aku sih wajar, karena guruku jauh lebih kejam dari dia' batin Naruto, dengan sedikit menggaruk kepalanya ia menjawab kata kata dari gurunya dengan nada datar dan tanpa hasrat "Kalau begitu silahkan hukum aku" ucap Naruto.

"Keluar dan berdiri di luar kelas!" perintah sang guru.

Dengan santai Naruto keluar, semua murid di kelas memandang ke aah Naruto dan saat Naruto, berada diluar Naruto pun berdiri, Naruto pun membatin 'Ternyata hukumannya cuman disuruh berdiri diluar, heh kalau guruku yang dulu, salah sedikit aku disuruh berjalan diatas paku' batin Naruto sambil geleng geleng kepala.

Naruto merasa sangat bosan berdiri di luar dan menatap ke arah samping kiri dan disana ia melihat ada seorang murid memamerkan kehebatannya dengan memunculkan lingkaran aneh dan dilingkaran itumemunculkan bola api.

'Heh bahkan leluhurku mampu mengendalikan elemen jauh lebih baik darinya' batin Naruto, yah leluhur Naruto adalah Koura, Avatar setelah Aang, lalu ia juga memiliki pengendalian energy chi yang hebat, meskipun energy chi miliknya bukan untuk mengendalikan elemen, namun objek apapun yang di aliri oleh energy chi milik Naruto maka tingkat kekuatan dan kekerasan dan juga ketajaman objek itu meningkat, Naruto juga seorang pisikopat yang sangat berbahaya di kotanya, memang sekarang di tempat Naruto, tidak ada yang memilki kemampuan pengendalian elemen, karena ajaran leluhur juga sudah semakin hilang, Naruto hanya belajar mengendalikan energy Chi dasar, yang artimya ia belum sampai tahap pengendalian.

"Sebenarnya dimana ini, karena perasaan seluruh manusia sangat jarang ada yang memiliki kendali elemen, kalaupun ada mereka akan menyembunyikan kekuatannya, kalau sampai berani terang terangan seperti itu, itu berarti semua yang ada disini adalah orang yang memiliki kemampuan special" gumam Naruto, selain chi Naruto juga mempelajari teknik Reiatsu dari guru nya yang sangat dirahasiakan, Reiatsu ia dapatkan dari gurunya yang merupakan seorang Quenshi, chi dari ajaran leluhur, tubuh Naruto, juga sering ia latih sehingga kekuatannya luar biasa, dengan Reiatsu ia mempelajari semua teknik teknik Quenshi meski belum tamat setidaknya ia bisa menciptakan busur dan anak panahnya dari energy miliknya, lalu Kidou Shinigami, lalu yang paling keren adalah Naruto memiliki dua kemampuan Janpakutou Shinigami tanpa menggunakan Janpakutounya, yaitu Senbonzakura dan Zangetsu, hanya dengan katana biasa ia bisa menggunakan serangan jarak jauh dengan energy Reiatsu yang diberinama Getsugat tensou, lalu menggunakan kekuatan dari Senbonzakura dengan merubah Katana ditangannya menjadi pecahan kelopak bunga Sakura yang lembut tajam ringan elastis dan juga mudah dikendalikan, bukan hanya dari katana ditangannya, namun ia juga bisa merubah seluruh benda mati termasuk udara menjadi bunga Sakura yang sangat tajam itu.

Karena terlalu bosan Naruto pun akhirnya pergi ke sebuah tempat, 'Jika spekulasiku benar, maka akan banyak buku buku yang mencakup cara cara mengaktifkan kekuatan, maka dari itu perpustakaan adalah sesuatu yang tepat untuk mencari informasi' batin Naruto berucap ia pun masuk kedalam perpus dan disana ia melihat ada seorang gadis berkacamata dengan rambut hitam pendek sedang memeriksa sebuah buku.

"Maaf bolehkah saya bertanya" ucap Naruto dengan nada datar.

"Hn?" gumam gadis itu sambil menatap mata Naruto, terlihat mata berwarna sebiru es bertemu dengan mata berwarna violet yang terlindungi kacamata.

"Apa anda tau dimana buku buku sejarah tentang tempat ini?" tanya Naruto pada gadis misterius itu.

Gadis itu sedikit membetulkan kacamata bulatnya lalu menjawab.

"Buku yang tuan cari ada di laci A.67 yang ada dilantai atas nomor dua" jawab gadis itu.

Dengan cepat Naruto menuju tempat yang dimaksud dan membaca semua isinya.

"Hoooh, jadi nama tempat ini adalah Agres, dan di tempat ini memiliki sekolah yang dibangun oleh Senju Hashirama dan Uchiha Madara untuk menciptakan Knight dan Wizard yang berbakat, disini ada sistem energy yang belum aku ketahui yaitu Mana, hmmm disini juga ada beberapa bangsawan terkenal karena sukses menjadi wizard yang hebat, para bangsawan itu adalah, Uchiha, Hyuuga, Oda, Mori, Azai, Uzumaki, Pendragon, Senju, Otsutsuki dan masih banyak lagi, Sekolah ini diberinama Konoha Gakuen. Di dunia ini juga terdapat beberapa Ras, yaitu Manusia, Angel, Falen Angel, Demon and Devil, lalu ada juga beberapa mahluk lain seperti Yokai dan mahluk mitologi lainnya"

Setelah selesai membaca sebagian dari buku itu Naruto kembali dan membawa buku itu {Tak!} gadis itu langsung menatap ke arah Naruto.

"Maaf mengagetkanmu Megane Ona, aku hanya ingin meminjam buku ini" ucap Naruto dengan nada dingin.

"Em silahkan" ucap gadis itu kemudian memberikan stempel pada buku itu "Tapi usahakan seminggu dari sekarang harus dikembalikan" ucap gadis itu.

"Seminggu... Baiklah akan saya kembalikan dalam seminggu Anu-?"

"Sona, Sona Sitri" jawab gadis itu pada Naruto.

"Uzumaki Naruto" jawab Naruto lalu pergi meninggalkan Sona seorang diri di sebuah Perpustakaan dan menuju asrama lelaki, ia tidak mengetahui apapun tentang tempat dimana ia berada dan ia mengetahui asrama lelaki dari seorang murid kelas Knight.

"Jaaa, mari kita lihat apa kita bisa tau dimana kamarku" ucap Naruto dan ternyata setiap pintu kamar telah diberi nama, klan dan nama pemiliknya.

"Uzumaki Menma?" gumam Naruto lalu melihat ke arah samping lagi dan terdapat tulisan Namikaze "Namikaze? Itu rasanya klan milik ayahku, tapi karena ayah sudah meninggal sebelum aku lahir aku menggunakan Klan ibu yaitu Uzumaki, tapi di pintu Uzumaki nama yang tertulis bukan namaku" lalu Naruto menatap sebuah pintu bertuliskan Namikaze 'Tulisannya namaku, hm apa mungkin ayahku masih hidup' batin Naruto berucap, lalu ia pun masuk kedalam kamarnya, Naruto pun melihat sebuah kamar yang cukup berantakan.

"Heh kenangan selagi kos adalah kamar yang berantakan" gumam Naruto lalu berjalan menuju kasurnya dan di meja belajar Naruto melihat ada sebuah buku, Naruto pun membukanya dan membacanya.

*Isi Catatan*

*12 Oktober*

^Hari ini aku mulai mendaftar di sebuah sekolah elit bernama Konohagakuen disana merupakan Sekolah yang banyak sekali mencetak generasi orang orang hebat, Wizard dan Knight terkenal di dunia berasal dari Akademy ini, Aku belajar bagaimana caranya menjadi Wizard yang hebat agar aku bisa mengangkat nama dan derajat klan Namikaze,,,,,,,,,,... Owwwhh! Aku sudah tidak sabar lagi!...^

Pandangan Naruto datar melihar isi catatan itu, yah karena Naruto yang ini memiliki sifat yang sangat berbeda dan kontras dari Naruto yang asli dari dunia ini. "Kelihatannya diriku di dunia ini memiliki sifat ceria dan ramah tamah" gumam Naruto sambil menatap nanar buku catatan itu.

*13 Oktober*

^Hari ini aku melakukan ujian masuk sekolah, aku sangat antusias, disana aku bertemu dengan banyak sekali orang, mulai dari Klan yang terkenal seperti, Uchiha, Otsutsuki, Senju, Hyuga dan Uzumaki..., Yosh! Aku tidak sabar menyelesaikan ujian ini^

^Kenapa? Kenapa ini terjadi padaku?...Aku tidak memiliki bakat sebagai Wizard hanya karena kapasitas [Mana] ku yang sama sekali tidak ada, yang artinya kualitas Manaku nol dan itu lebih rendah dari pada manusia biasa, Apakah aku ini seorang pecundang, sial! Bagaimana nanti aku menghadap dengan Ayah dan Ibu,,,, sial, maafkan anak kalian yang tidak berguna ini ^

Disini Naruto baru tersenyum, 'Meski tak punya Mana namun yang perlu diketahui, aku menggunakan dua jenis energy, Chi dan Reiatsu, bisa dipastikan kalau aku adalah orang yang special, baiklah, semua orang pasti meremehkanku, dan aku akan membuat mereka tercengang lihat saja, diriku yang disini' batin Naruto sambil menyeringai hebat.

*14 Oktober*

^Hari ini aku berlatih sebagai Knight, hal itu wajar karena kalau kau tidak bisa menjadi Wizard maka secara Otomatis kau akan menjadi seorang Knight, dan aku rasa itu tidaklah buruk karena menjadi Knight artinya aku akan menjadi ahli pedang atau tombak yang hebat, dan aku bertemu beberapa orang yang senasib denganku. Aku juga mendapatkan seorang sahabat dan kami berdua memiliki tekat dan tujuan yang sama, namanya Rock Lee, ia bilang ia sama sekali tidak berbakat menjadi penyihir Mana pun hanyalah 24 yaitu Mana yang setara dengan manusia biasa, namun jangan remehkan taijutsunya, aku pernah melihat ia menghancurkan sebuah batu hanya dengaan 4 kali tinju^

"Hoooh Tomodachi soste orei no Rival kah" gumam Naruto yang senyum senyum sendiri, "Dari catatan ini sudah dipastikan kalau aku adalah orang yang akan sangat diremehkan karena tidak memiliki Mana dan tak memiliki perkembangan hah, kelihatannya sedikit menyenangkan, aku suka memulai dari nol, atau sebenarnya ini hanya kelihatan seperti memulai dari nol, karena kekuatan Chi dan Reiatsuku masih sama" gumam Naruto lagi, Naruto.

*14 November*

^Sudah sebulan aku bersekolah disini dan menjadi seorang Knight dan hei pada bulan ini entah kenapa aku merasa kalau dewi keberuntungan berpihak padaku karena hari ini ada sesuatu yang penting terjadi, aku bertemu dengan seorang perempuan yang membuatku jatuh cinta pada pandangan pertama, nama perempuan itu adalah Kirigaya Lyfa, salah satu dari 5 Great Onesama, ia sangat cantik, aku menyukai semua yang ada pada dirinya, dia cantik, mata hijau emerlad, rambut priang di ikat ponitaile, ia juga murid pindahan dari Kota Sylpy dan artinya adalah seorang peri, dan yang penting saat ia tersenyum hati ini serasa meleleh^

"Haaaah masa muda" gumam Naruto, kelihatannya ia sedikit tertarik untuk memiliki kehidupan normal sekarang karena dulu kehidupannya sebagai seorang Pisikopat dia memiliki kejahatan hebat di dalam dirinya yang membuatnya tidak bisa mendapatkan pasangan hidup, Naruto pun membuka halaman berikutnya dan wajahnya mengalami perubahan ekspresi meskipun tidak begitu terlihat namun wajahnya mengatakan kalau dirinya sangat tertantang.

*19 November*

^Hari ini adalah hari yang begitu suram bagiku, namun ketika aku memikirkannya maka itu sebenarnya batu lonjakan agar aku bisa lebih kuat, dan itu adalah caranya untuk menyemangatiku, yah disaat aku ingin melamarnya dia mengatakan sesuatu yang agak gimana gitu padaku... Dia benar benar menolaku, namun dengan caranya yang berbeda dengan gadis lain yaitu *Jika kau ingin menjadi pacarku, maka kau harus mengalahkan kakakku Kirigaya Kirito dia adalah seorang Knight, tapi karena dia tidak ada maka aku menantangmu untuk mengalahkan satu murid dari kelas Wizard, jika kau bisa melakukannya mungkin aku akan memikirkannya, apa kau tidak mau atau kau tidak bisa, mah jika begitu artinya lebih baik enyah dari sini, aku tidak butuh laki laki yang lebih lemah dariku, karena itu hanya akan merepotkanku, apa lagi kalau harus berhadapan dengan musuh tingkat tinggi, apa kau bisa melindungiku* itulah kata kata penolakan darinya aku hanya diam karena memang benar, bagaimana bisa seorang kesatria tanpa Mana melakukannya^

"Tenang saja Namikaze-san, aku Uzumaki Naruto akan mendapatkannya untukmu" ucap Naruto dengan seringainya.

Berikutnya Naruto membacanya dengan senyum karena tebakannya benar, Namikaze Naruto akan selalu diremehkan dan dibenci lalu dihajar habis habisan, dan karena sudah tidak sanggup ia berdoa pada Tuhan untuk merubah nasibnya, lalu aku Uzumaki Naruto yang ahli dalam Chi dan Reiatsu dipanggil lalu tubuh kami berdua disatukan dan akhirnya aku mendiami tubuh Namikaze dan dengan begitu aku bisa mengatakan kalau aku akan merubah pandangan mereka pada Namikaze Naruto, Uzumaki Naruto sang pembunuh perantai ahli senjata dan ahli bertarung tangan kosong serta ahli siasat dan racun akan mengucapkan selamat tinggal pada para Wizard kurang ajar dan sombong.

Naruto sekarang tinggal di Benua Pargua, di kerajaan Agres, kerajaan Manusia, yang terbagi atas beberapa Provinsi yang dipimpin oleh Bangsawan besar, sedangkan dirinya Namikaze hanyalah Bangsawan kecil yang memimpin sebuah desa, namun Naruto tidak peduli asalkan itu merupakan sesuatu yang bagus dan sedikit berbeda dengan kehidupan lamanya ia sudah cukup senang.

Keesokan harinya.

Di pagi buta Naruto bangun dari tidurnya, dan ia memakai pakaian Traning Devinisi Knight, meskipun sebenarnya Naruto lebih berharap masuk sebagai Assassin, hari ini ia ingin mengetes kemampuannya dalam bertarung dengan seorang Knight di kelasnya. Karena ia ingin tau seberapa kuat kemampuannya dan orang orang di dunia baru ini, tapi selama ia masih memiliki seluruh kemampuan Shinigami dan juga Quenshi maka semua itu tak masalah.

Naruto berjalan dan mencoba menghapal seluruh Reiatsu dan Chi mereka, agar Naruto bisa mengetahui yang mana manusia dan yang mana murid pindahan, saat ia Fokus ia melihat ada banyak benang benang Riatsu atau benang Roh yang melayang disekitarnya, ia sudah diajarkan dalam hal ini, putih adalah manusia dan Quenshi, merah adalah Shinigami, namun Naruto melihat warna baru dua warna baru yang tidak ia ketahui, yaitu Hijau terang dan biru beraura gelap, Naruto menyentuh dua kain itu, putih ber aura gelap berada di sebuah Asrama dan berjalan lambat ke arah Perpustakaan sedangkan hijau dengan aura terang berada di perjalanan menuju sekolah.

"Heh masaka" gumam pelan Naruto lalu ia berjalan santai ke kelas nya setelah sampai ia mengambil sebuah pedang kayu dan berjalan menuju halaman belakang sekolah, disana Naruto berlatih keras, seluruh gerakan tebasannya sangat teratur, kemampuan berpedang Naruto tak bisa diragukan lagi, Naruto merasakan kehadiran Chi asing di sebuah tempat lalu menatap ke arah sana namun sayang orangnya tidak terlihat.

"Yang mengintaiku kelihatannya bukan manusia sebaiknya aku memeriksanya" gumam Naruto lalu setelah berkonsentrasi munculah benang benang Reiatsu, lalu Naruto menyentuh sebuah kain benang Reiatsu yang berwarna Hijau beraura terang, Naruto langsung tau keberadaannya yah dia berada di balik pepohonan sedang mengintainya.

'Sebaiknya aku harus berhati hati, mulai dari sini aku tidak boleh menggunakan teknik Reiatsu, karena aku takut ia adalah seorang mata mata' batin Naruto.

Lalu Naruto melanjutjan latihannya dengan mengayunkan pedangnya kemana mana, orang yang berada dibalik pohon itu sedikit tersenyum

"Namikaze-san aku harap kau bisa tumbuh menjadi Knight hebat" gumam gadis berambut pirang di balik pohon itu lalu pergi meninggalkan Naruto yang sedang berlatih.

Naruto pun kembali ke Perpustakaan dan ia ingat kalau Reiatsu orang yang ada diperpus bukanlah Reiatsu seorang manusia, jadi siapa dia.

"Yo Sitri-san aku kembalikan buku ini padamu" ucap Naruto pada gadis berkacamata yang ada disana, ia menyerahkan buku yang barusan ia pinjam semalam pada gadis berkacamata itu sambil tersenyum palsu, namun senyuman itu terlihat seperti tulus. Gadis dari keluarga Sitri menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan, lalu ia mengangguk lalu menyimpan buku itu ke meja nya dan kembali fokus ke buku yang ia baca.

"Terimakasih telah mengembalikannya" ucap Sona dengan datar dan kembali berkutat pada buku tebalnya

Naruto menatap ke arah buku buku yang merupakan sumber pengetahuan itu hanya diam karena terlihat sama sekali tidak tersentuh oleh satu orang pun.

"Haaah, untuk apa perpustakaan ini kalau sama sekali tidak ada yang berminat, padahal buku buku disini adalah gerbang ilmu" gumam Naruto.

"Mungkin karena mereka lebih menyukai praktek dari pada mempelajarinya secara materi" jawab Sona.

"Hm yang kau katakan ada benarnya, tapi ini sangat keterlaluan kalau hanya kau dan aku yang mengunjunginya" ucap Naruto sambil membaca baca isi dari buku yang ada di rak raknya lalu mengembalikannya.

Sona yang melihat Naruto membuka buka buku yang ada lalu mengembalikannya menjadi sedikit merasa aneh.

"Buku juga tidak berguna jika hanya dilihat sekilas seperti itu, kau tidak akan bisa ingat isi dan maksud penyampaiannya" ucap Sona mengejek.

"Sitri-san barusan kau bilang apa? Dengar yah aku ini adalah orang yang memiliki daya ingat tinggi jadi jangan remehkan aku" ucap Naruto.

"Iya iya terserah padamu" jawab Sona.

"Sitri-san, boleh aku bertanya padamu?"

"Silahkan" jawab singkat Sona.

"Kau dari ras apa, aku merasakan Reiatsumu berbeda dengan manusia?" tanya Naruto pada Sona, Sona langsung kaget mendengarnya dan menatap ke arah Naruto.

"Maaf aku tidak bisa mengatakannya karena, ini adalah masalah pribadi" jawab Sona pada Naruto. 'Barusan dia bilang Reiatsu, apa itu sebenarnya?'

"Sokah mah jika kau tidak mau memberitahukan masalah pribadi aku tidak akan memaksa, jadi sekarang aku ingin menanyakan dimana aku bisa mendapatkan buku sihir pemula sampai pro?"

Karena Sona malas bicara ia hanya mengambil kertas dan menulisnya lalu memberikannya pada Naruto.

^Rak 1678 di sebelah kanan baris ke empat sampai ke delapan^

Naruto pun dengan cepat mempelajari buku buku disana, tujuannya bukan untuk menggunakannya namun mencari kelemahan dari setiap sihir yang ada, agar ia bisa mengalahkannya dengan mudah, [Element Magic Book][Summoner Magic Book][Dimension Space Magic Book][Crafing Magic Book][Image Marker Magic book] dan [Unknown Magic Book], semua tipe memiliki kelemahan dan kelebihannya masing masing, lalu Crafing Magic dan Image Marker sebenarnya adalah tipe Magic yang hampir sama dan juga sangat langka, yang membedakan adalah tingkat kesulitan dari sihirnya saja, kalau Crafing Magic adalah sihirnya cukup simpel namun kelemahannya adalah ribet karena kita harus memiliki bahan dari benda yang ingin dibuat, berikutnya Marker Magic adalah sihir penciptaan dari kehampaan, yang artinya kau bisa membuat apa saja kecuali element, ya maksudnya benda apa saja berupa senjata atau peralatan lainnya hanya menggunakan mana tanpa harus memiliki bahan baku, namun yang jadi masalah adalah tingkat konsentrasi harus tinggi, karena harus membayangkan bahan dan proses pembuatannya, kelemahan lainnya adalah sihir ini membutuhkan banyak Mana sehingga tidak bisa dipelajari sembarangan.

Naruto meletakan kembali buku buku itu kedalam raknya tanpa sisa, artinya Naruto telah hapal semuanya dan tidak perlu membawanya ke asrama.

"Sitri-san aku pamit ke kelas" ucap Naruto lalu pergi.

Sona hanya diam dan tidak membalas Naruto pun pergi, "Heh Sona adalah orang yang kalem, sungguh tipeku kalau boleh jujur, tapi aku tidak ingin membuat Namikaze-san kecewa, maka aku harus mendapatkan Lyfa untuk Namikaze setelah berhasil, aku harus mendapatkan Sona, terserah kalian mau bilang aku serakah atau apa, tapi mendapatkan Lyfa itu hanya sebagai tanda trimakasih, kalau Sona adalah targetku, lagi pula aku yakin mereka berdua bukanlah manusia.

Setelah melewati masa masa membosankan di sebuah kelas, Naruto pergi menuju sungai disana ia bersantai dan menatap sungai yang sangat indah, mengalir dengan pelan dan tenang, airnya jernih sehingga ikan ikan yang berenang di air dalam itu bisa terlihat {Cling} "Apa ini Reiatsunya kuat sekali" gumam Naruto yang langsung duduk ketika merasakan tekanan Reiatsu yang kuat Naruto melihat benang Reiatsu yang berwarna putih dengan aura gelap bergerak pelan mengikuti arus sungai, karena penasaran Naruto pun menunggu mahluk apa yang memiliki tekanan Reiatsu yang begitu kuat itu.

Tak lama kemudian Naruto melihat seorang pria berbadan besar dengan otot yang wow, memakai pakaian dalam hanyut dan mengapung disungai, dengan kekuatan Reiatsunya Naruto merubah air yang ada dibawah pria besar itu benjadi kelopak bunga Sakura yang berterbangan dan bergerak menutupi seluruh tubuh pria tua itu dan mengangkatnya kedaratan dan setelah itu kelopak kelopak bunga Sakura itu kembali menjadi air dan Naruto pun memeriksa orang tua itu.

"Pak tua, kau baik baik saja?" tanya Naruto dengan nada datar, tatapan seperti es beku itu menatap pa tua berotot itu dengan pandangan yang susah untuk dipahami, lalu ketika ia ingin meninggalkan pak tua itu tiba tiba tubuh pak tua itu terbelah dan didalamnya terdapat seorang bayi laki laki berambut hijau bermata besar dengan warna hitam dan telanjang.

'Bayi?' tanya batin Naruto

Bayi itu memiringkan kepalanya menatap Naruto jangan lupa dimulutnya juga terdapat dot "Emmm" gumam bayi itu seperti memeriksa sesuatu dari Naruto.

'Bayi ini bukan bayi sembarangan aku bisa merasakan Reiatsu dari bayi kecil ini sangat besar dan warnanya sama dengan warna Sitri-san, siapa bayi ini?' tanya batin Naruto memeriksa bayi itu.

"Mengagumkan" pa tua itu tiba tiba bangun dan berdiri.

"Hm" ucap Naruto kaget lalu ia pergi.

"Sayonara Watashi no Tenshou!" teriaknya sambil menceburkan dirinya lagi kesungai, Naruto pun tidak punya pilihan selain menatap bayi itu dan memikirkan sebuah solusi yang tepat agar ia bisa mengembalikan bayi itu ke orang tuanya, dulu banyak bayi yang menangis olehnya, meskipun ia memasang senyum manis tapi aura iblis pembunuh yang ada dalam dirinya tidak bisa ia kontrol, jadi apapun ekspresinya bagi orang yang bisa melihat aura orang lain maka Naruto adalah mahluk yang mengerikan.

"Yo Bou-kun kau tersesat?" tanya Naruto ekspresi matanya menyipit aura di sekitarnya mengelap dan terlihat seperti ekspresi orang yang sedang meremehkan musuh.

"Eeeehhhh!" bayi kecil itu merangkak mundur menjauhi Naruto.

'Salahkah, kalau begitu jauh lebih lembut' batin Naruto lalu mencoba ekspresi lain.

"Ya...ya..ya..ya.. Hm salah juga kah" ucap Naruto ketika bayi itu tidak bereaksi dan diam saat melihat Naruto merentangkan kedua tangannya ke udara, dan tersenyum bak penjahat dengan mata yang menyeramkan.

Lalu tiba tiba aura Pysco Naruto terpancar dan ekspresinya malah lebih menyeramkan lagi bahkan ia terlihat seperti iblis beraura kegelapan.

"Yo! Bou-san! Mau Jadi boneka daging!" teriak Naruto secara langsung ke arah bayi itu. Kemudian mata bayi itu tba tiba bersinar dan dengan cepat ia melompat ke wajah Naruto sampai Naruto terjatuh dan terbaring ditanah, lalu bayi itu mengusap ngusapkan wajahnya di wajah Naruto seolah ia benar benar menyukai Naruto.

Naruto kaget bukan main, karena ini adalah kali pertamanya ada bayi yang mau nempel dengannya.

Dengan cepat Naruto berdiri dan mengelus rambut bayi itu dan berjalan menuju asramanya karena sudah tidak ada lagi yang ingin dia lakukan, sedangkan Bayi itu menempel dibelakang Naruto dengan menggenggam erat baju Naruto.

'Heh rasanya tidak buruk juga ketika ada yang menyayangimu' batin Naruto berucap, wajah Naruto tersenyum manis, bayi itu tiba tiba memanjat baju Naruto dan duduk di bahu Naruto.

"Ada apa Bou-kun, kau lapar?" tanya Naruto.

"Da?" ucap ucap bayi itu sambil memegang perutnya dan perutnya berbunyi.

"Kalau begitu tunggu sebentar, aku akan membelikanmu susu" ucap Naruto, karena waktu sekolah selesai, maka Naruto pun melesat keluar akademy dan berusaha untuk membeli Susu dan botol susu bayi untuk bayi itu di sebuah toko terdekat.

Setelah sudah selesai Naruto membeli Termos kecil untuk persediaan kalau kalau bayi itu lapar, lalu ketika sampai di asrama.

"Tenangya Bo-san aku akan membuatkanmu susu" ucap Naruto sambil merebus air, ketika air mendidih Naruto langsung memasukan susu bubuk ke dalam botol susu, lalu memasukan separu air panas dan menutup botolnya dan mengguncang guncang botol itu agar susunya merata, bayi berambut hijau itu terlihat senang ketika Naruto membuat, susu bubuk itu, lalu agar suhunya tidak terlalu panas untuk seorang bayi Naruto mencampurnya dengan air dingin di teko dan memberikannya pada bayi itu.

"Syah Bou-san minumlah" ucap Naruto sambil memberikan botol susu itu pada bayi berambut hijau yang ia temukan dengan wajah yang tersenyum lembut Naruto memberikan botol susu itu pada bayi itu seperti seorang ayah.

"Da!" sambut bayi itu lalu dengan cepat ia meminum dan menghabiskan satu botol air susu itu "Da" ucapnya.

"Apa kau ingin lagi"

"Da da" ucap bayi itu pada Naruto.

"Heh, baiklah" ucap Naruto yang sekali lagi membuatkan susu untuk bayi itu dengan tersenyum.

"Daa buu aik bu da da bu" ucap bayi itu lalu meminum sekali lagi dan akhirnya ia mengantuk dan tertidur, Naruto pun membaringkan bayi itu dengan lembut di kasurnya lalu menyelimutinya dengan sebuah selimut.

Lalu Naruto kemudian melihat sebuah surat di kotak suratnya dan ia pun membacanya.

^Untuk anak kesayanganku, Naruto,... Hey bagaimana keadaanmu sayang? Ini aku ibumu..., Namikaze Kushina-Tatebane!^

"Heh ternyata sampai tulisan surat pun ada gaya bicara unik ibu didalamnya ahahahahaha, jadi ingat masa lalu" gumam Naruto lalu ia melanjutkan bacaan dalam surat itu

^Selamat atas diterimanya kau kedalam Akademy Konoha... Kami sangat bangga akhirnya kau bisa menjadi seorang Wizard, sebagai hadiah karena telah menjadi seorang Wizard, ibu berikan kamu sebuah batu Mana, dan uang 10 koin emas, pastikan kau menggunakan batu itu dengan bijak putraku... Salam sayang ibumu, Kushina^

Naruto tersenyum tulus melihat surat dari sang ibu, yah sama sewaktu dulu dimana ia sering mendapatkan surat dari ibunya sampai akhirnya sang ibu hilang tanpa kabar, dan setelah di usut ternyata ibunya dibunuh oleh Ratusan Geng motor ketika sang ibu pergi ke kota untuk menemuinya, sejak saat itu Naruto marah dan membantai seluruh Geng motor itu, karena kemarahan dan dendam, air mata Naruto menetes tanpa disadari, jujur kehilangan sosok ibu dan tiba tiba memilikinya kembali benar benar hal yang sangat mengharukan di tambah ia bisa melihat wajah ayahnya suatu saat nanti.

"Heh aku rasa aku akan jujur saja nanti kalau aku hanyalah seorang Knight" ucap Naruto sambil tersenyum dan menyiapkan persiapannya, ia memasak dan menyiapkan sesuatu yang bisa dibilang bahan sarapannya nanti.

*Skipe Time*

Naruto pun bangun pagi lagi dan memasak untuk sarapan nya dan berikutnya Naruto memasak air dan memasukannya kedalam termos kecil dan berikutnya Naruto memasukannya kedalam botol susu bayi, lalu membangunkan bayi kecil itu.

"Boya, hoy Boya bangun"

"Em" bayi mungil nan montok itu terbangun dan langsung dihadapannya ada sebuah botol susu.

"Daabuuu!" ucapnya lalu meminum dan menghabiskan botol susunya setelah selesai Naruto memandikannya dengan menggunakan air basah yang di usapkan ketubuh bayi itu.

"Bayi kecil kau mau ikut aku ke sekolah?" tanya Naruto, pada bayi itu dan bayi itu langsung menaiki tubuh Naruto dengan menggenggam pakaiannya dan mendakinya dengan cepat. Lalu ia duduk di bahu Naruto

"Nda!" ucap bayi itu, lalu Naruto pun berjalan, namun sebelum itu, karena masih pagi dan dingin, Naruto takut kalau Bayi itu mati kedinginan dengan cepat menggunakan energy Chi untuk menhangatkan tubuh bayi itu, Naruto tidak tau siapa orang tua dari bayi itu, memang Reiatsunya sama, namun ada perbedaan yang sangat besar dari energynya, itu membuktikan, Sona bukan keluarganya meskipun satu ras.

Orang orang mulai kembali memandangi Naruto, karena Naruto membawa seorang bayi, yang artinya, hmmm sudahlah yang pasti semua orang termasuk para guru tercengang akan hal itu, Naruto bahkan terlihat merawat bayi itu seperti anaknya sendiri.

Siang hari kemudian.

Lagi lagi Naruto menuju sebuah perpustakaan dan lagi lagi disana ada Sona.

"Yo Sitri-san" panggil Naruto dengan nada datar, Sona pun menatap Naruto dan pandangannya terkunci pada bayi yang menempel di bahu Naruto, karena ia tau betul mahluk apa yang ada di bahu Naruto, adalah Iblis, namun ia tidak bisa memberitahukan Naruto, karena ia yakin kalau ia memberitahu Naruto siapa bayi itu maka Naruto juga akan tau kalau dia adalah Iblis.

"Hn ada apa Uzumaki-san" tanya Sona pada Naruto.

"Hm seperti biasa kau dingin sekali, pantas kau sama sekali tidak memiliki teman" gumam Naruto.

"Uzumaki-san tadi kau bilang apa?" tanya Sona sambil menatap tajam Naruto.

"Hm" gumam Naruto tak peduli sambil menatap ke arah buku buku dan di ikuti oleh Bayi yang menempel dibahunya, bahkan ekspresi Naruto juga di ikuti oleh Bayi itu.

"Da!"

"Bayi itu siapa?" tanya Sona pada Naruto.

"Aku tidak tau, aku menemukannya dan dia menempel padaku, karena aku tidak tau siapa orang tuanya jadi aku yang akan merawatnya sampai ada yang ingin mengambilnya" jawab Naruto.

"Lalu satu lagi yang ingin aku tanya padamu Uzumaki-san" ucap Sona.

"Apa itu?"tanya Naruto.

"Kau itu Menma atau Naruto, karena Uzumaki yang ada di sekolah ini hanyalah Menma dan Naruto yang bersekolah disini berasal dari klan Namikaze bukan Uzumaki" ucap Sona ia merasa kalau Naruto membohonginya.

"Namikaze adalah klan Ayahku dan Uzumaki merupakan Klan ibuku, jadi apa salah sewaktu perkenalan aku menggunakan klan Uzumaki" jawab Naruto.

"Tidak juga" ucap Sona.

"Dabuuuh!" {krurururururuk} perut bayi yang ada di di bahu Naruto berbunyi, lalu tubuh bayi itu mulai mengeluarkan percikan listrik.

"Boya kau lapar, tunggu sebentar yah aku akan membuatkan susu untukmu" ucap Naruto sambil menurunkan bayi itu dari bahunya dan ia berjongkok meletakan bayi itu dilantai, tak lama kemudian Naruto membuka sebuah tas yang isinya adalah botol Susu bayi, kotak susu bubuk bayi, lalu termos kecil, Naruto pun memulai proses pembuatan susu bayinya, sedangkan Bayi itu terlihat gembira menunggu Naruto.

"Dabu ai da da dabu aik"

"Nah minumlah" ucap Naruto setelah ia mengocok beberapa kali botol susu itu, bayi itu pun minum dengan lahap.

"Hoy Namikaze-san kenapa bayi itu kau biarkan telanjang?" tanya Sona.

"Uangku tidak cukup untuk membeli pakaian bayi" jawab Naruto pada Sona.

"Oh" gumam Sona yang kembali menatap bukunya 'Entah kenapa aku merasakan ada aura raja iblis dalam tubuh bayi itu' batin Sona.

Skipe time.

Malam hari pun tiba Naruto mengajak Sahabatnya Lee ke asramanya.

Terlihat bayi montok dan mungil itu memeluk erat wajah Naruto "Hmmmm Dabuuu" gumam bayi itu.

"Jadi kenapa kau memanggilku Naruto?" tanya Lee.

"Lee aku hanya ingin kau membantuku untuk mencari orang tua bayi ini" ucap Naruto.

"Kenapa? Bukannya dia lebih senang bersamamu?" tanya Lee.

"Aku tau, tapi persediaan uangku hampir habis, belum lagi aku harus berulang kali ke toilet ketika ia kencing di kepala dan bajuku apa lagi kalau sampai buang air besar, lalu kalau beli popok aku tidak punya uang, harga susu bayi juga mahal jadi aku tidak mungkin bisa mengurus bayi ini dalam waktu lama" ucap Naruto, meskipun ia senang bisa memiliki teman yaitu bayi kecil di bahunya yang sedang mengusap ngusapkan wajah nya dengan wajah miliknya.

"Kenapa tidak kau buang lagi?" tanya Lee.

'Aku memang seorang Psycho tapi bukan berarti aku mau melakukannya soalnya bayi ini bukan bayi manusia, kalau aku meninggalkannya, listrik bertenaga tinggi akan menghantam tubuhku, tidak aku tidak mau' batin Naruto.

"Ada solusi lain kawan hal itu sungguh tidak berperi kemanusiaan" jawab Naruto.

"Hm, nikmati saja hidupmu, tapi jika kau butuh dana, aku bisa bantu sedikit" ucap Lee.

"Kau tau Lee, sebenarnya bayi ini tidak ingin pisah dariku" ucap Naruto.

"Melekat padamu, heh! Kelihatannya kau sungguh beruntung" ucap sebuah suara perempuan yang langsung muncul di kamar Naruto, Lee dan Naruto cukup terkejut dan menatap ke arah suara, bersama dengan bayi itu, mereka bertiga pun melihat seorang gadis cantik ber oppai besar, dengan rambut pirang, terikat oleh kepangan dengan poni segi tiga terbalik menutupi sebelah matanya, lalu ia memiliki mata hijau tua dengan pandangan tajam ke arah Naruto. "Bou-chama tidak akan pernah memerlukan orang sepertim!, Sineh Dokou!" ucap tajam gadis itu, oh iya ia juga memakai pakaian Maid loli gotic meskipun sebenarnya ia Mlf, di tangannya terdapat sebuah payung.

"Heeeeeeeeeeeeeeeeh! Si-siapa kau?!" teriak tanya Lee yang kaget akan kedatangan wanita itu.

"Siapa yang kau sebut Sampah? Maju kau kemari dan hadapi aku!" umpat Naruto sambil menunjuk gadis itu, terlihat tubuh Naruto mengeluarkan aura berwarna merah, sedangkan bayi itu menatap dengan tenang ke arah wanita yang tiba tiba muncul tanpa di undang.

"Heh!" lalu gadis itu mendekat dan mengulurkan tangannya ke arah Naruto, namun yang lebih tepat ke arah bayi yang menempel di bahu kanan Naruto. "Sekarang Tuan Muda, ikutlah denganku. Hilda disini untuk membawa anda pulang" ucap gadis itu lalu sedikit mengangkat tangannya ke atas.

"Membawanya pulang?" gumam Lee.

"Wa!" ucap bayi itu sambil memalingkan wajahnya ke belakang, lalu tangan kanannya memebang leher Naruto.

{Treeek!}

"Fuu, kelihatannya dia tidak mau dan tak menyukaimu!" ucap Naruto dengan nada meledek dan juga wajah anehnya.

"Dasar aneh" gumam Lee sambil menatap ekspresi Naruto yang terlihat aneh.

"Ayolah, Tuan muda.." ucap Gadis itu dengan wajah yang terlihat cantik dengan matanya yang sedikit membesar dan pipinya memerah malu "Saatnya untuk pergi!" ucap gadis itu lagi sambil berusaha mengambil bayi itu, terlihat Bayi itu melawan dengan memegang erat baju Naruto, "Lepaskan dia, Tuan Muda!" ucap gadis itu dengan kers sambil menarik narik tubuh bayi mungkil yang masih menempel di baju Naruto.

"Haaah, sebenarnya apa yang terjadi?" gumam Naruto melihat gadis pirang itu berusaha mengambil bayi itu darinya, ia mencoba menebak nebak siapa gadis itu.

"Naruto, menurutku kau sebaiknya melepaskannya.. Jika kau memberikan bayi itu padanya kau akan terbebas dari tangguk jawabmu" ucap Lee pada Naruto.

{Dooong}

"Hora! Dia datang menjemputmu bayi mungil! Terikak Naruto sambil mencoba melepaskan pegangan bayi itu dari bajunya, "Lee jangan diam saja bantu aku!" umpat Naruto.

"Tentu saja" ucap Lee dan akhirnya ia ikut menarik bayi itu, namun tangannya menyentuh otong bayi itu dan menariknya, entah apa tujuan Lee malah menyentuh bagian sensitif itu.

{ting ting}

"Aik. Iaiaiaiaiaiaiaiaiaiaiaiaieaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa!" tangis keras bayi itu dan dalam tangisannya dibarengi dengan sambaran petir mengerikan dengan tegangan yang sangat kuat.

'Sial terjadi lagi' batin Naruto.

"Huaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrrggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggggg!" teriak Naruto dan Lee berserta gadis itu ketika bayi itu menangis keras, mereka bertiga tersetrum dan {Blaaaaaaaaaaaaaaaarrrrrrrrrrrrrrrrrrrr!} kamar asrama itu meledak.

Akhirnya, Naruto, Lee dan juga gadis itu duduk dilantai dengan ke adaan yang kurang baik, dan bayi itu duduk manis dipangkuan Naruto.

"Aku minta maaf" ucap gadis itu pada Naruto dan Lee lalu ia mulai melanjutkan kembali bicaranya. "Aku iblis Hildegarde, dan aku adalah pengasuh bayi iblis itu"

'Iblis' batin Naruto dan Lee. 'Hooh jadi kalau warna kain putih dengan aura gelap itu adalah Iblis' batin Naruto manggut manggut saat ia berkonsentrasi, dan memang benar ada tiga orang sekarang yang memiliki benang putih ber aura gelap, Bayi yang ia asuh, gadis yang ada dihadapannya lalu Sona.

"Lalu bayi itu yang akan menjadi raja iblis kami. Namanya Kaiser de Emperana Beelzebub IV. Dengan kata lain dia adalah raja iblis" tambah Hilda lagi, Naruto dan Lee pun menatap tak percaya ke arah bayi itu.

"Ra raja iblis" ucap Lee kaget, sedangkan Naruto ia memasang ekspresi santai karena, ia tidak peduli akan siapa pun bayi ini, yang penting punya teman tak masalah.

"Eto Hilda-san, apa benar begitu? Trimakasih atas penjelasannya... Tapi baguslah karena kau sudah datang menjemputnya, dengan begitu... Hahahaha" ucap Lee dengan gugup.

"Tidak, itu tidak mungkin. Karena kau sepertinya sudah terpilih" ucap Hilda sambil menunjuk Naruto yang masih memasang muka santai. "Sebagai ayah dari raja iblis!" tambah Hilda pada Lee dan Naruto, sedangkan Naruto malah tidak terlalu peduli. "Aku datang kesini atas perintah raja iblis untuk mencari manusia yang pantas menjadi orang tua dari tuan muda. Untuk menghancurkan umat manusia"

"Heeeeeeeeh!"

"Oh apa ini rumahmu?" tanya Hilda pada Naruto.

"Bukan ini adalah asrama sekolah, maaf bukannya aku tidak mau merawat bayi ini, tapi seperti yang kau lihat, kehidupanku benar benar pas pasan, aku tidak bisa memberikan Beelbo susu karena persediaan uangku telah menipis, susu yang ada hanya bertahan selama seminggu selebihnya akan habis" jawab Naruto. Yang merupakan penolakan secara halus.

"Untuk hal semacam itu aku sudah menyiapkan semuanya, jika kau mau kau bisa pindah bersamaku ke apertementku, disana semua kebutuhan Bou-chama dan kau sudah tersedia" ucap Hilda.

"Baiklah kalau begitu, tapi satu yang harus kau ketahui, kalau aku adalah murid disini jadi untuk meninggalkan asrama perlu ijin dari pihak sekolah" ucap Naruto.

"Baiklah aku akan menunggu keputusan pihak Sekolah" ucap Hilda.

"Kalau begitu pergilah, kalau sampai orang orang melihat ada perempuan dikamarku aku bisa dikeluarkan dari sekolah" jawab Naruto.

Ucap Naruto mengangkat tubuh Beelzebub lalu menidurkannya dikamar dengan menyanyikan sebuah lagu, katika bayi itu tertidur Naruto menyelimutinya dengan selimut.

Hilda melihat jiwa ke ayahan Naruto, jadi sedikit tersenyum, karena setidaknya Naruto jauh lebih bertanggung jawab dari pada orang tuanya yang sebelumnya, yang bernama Oga Tatsumi, yah meskipun tak bisa dipungkiri kalau Oga Tatsumi adalah orang yang cukup bertanggung jawab dan juga kuat, namun Oga terbunuh ketika menghadapi iblis tingkat tinggi lalu meminta Alandolond membawa pergi Beelzebub menjauh.

Sekarang Beelzebub kecil berada dalam tanggung jawab Naruto. Hilda pun pamit pada Naruto.

Ke esokan harinya

Naruto berjalan dengan bayi itu menempel di bahunya, dan diperjalanan Naruto mendengar orang orang meremehkan dirinya, namun ia memilih diam dan tidak menggubris ucapan para Wizard bodoh itu.

"Lihat ada pecundang terbesar datang"

"Saat masuk ia memiliki nilai terendah"

"Dan aku dengar kapasitas Mana nya adalah kosong"

"Buruk sekali , jika aku jadi dirinya mungkin aku akan keluar dari sekolah ini"

"Cuih dasar pecundang! Kenapa masih bersekolah disini dengan bakat serendah itu"

Naruto tetap berjalan dengan santai tanpa memikirkan ucapan orang orang, namun beda Naruto beda juga dengan Beelzebub

"Errrrr Daaaaa buuu aik!" bayi itu mengeram seolah tidak terima kalau Naruto diremehkan.

"Ada apa Beelbo kau marah? Tenang saja para manusia bodoh itu tidak akan tau namanya kekuatan senjati sampai mereka melihatnya" ucap Naruto sambil tersenyum.

Bersambung