Chapter 11 Naruto vs 4 Penjaga Mata Angin : Pertarungan Penentuan.

Keempat Makhluk Yang dianggap hanya sebagai mitos semata, Sang makhluk yang dikatakan sebagai titisan dewa untuk menjaga kestabilan pada dunia ini, 4 Makhluk yang dapat mengakibatkan kehancuran besar akibat setiap serangannya. Suzaku, Seiryuu, Genbu, dan Byakko, Keempat makhluk yang sering disebut sebagai sang penjaga 4 arah mata angin dunia ini. Dan saat ini, seorang remaja kini berdiri didepan keempat makhluk legenda itu, tanpa rasa takut sedikitpun terpancar dimatanya, menatap keempat makhluk itu dengan tatapan seolah dirinya merupakan pemangsa yang siap mengincar mangsa yang tepat berada didepannya.

"Susano'o"

Sebuah makhluk astral yang menyamai ukuran keempat makhluk legenda itu. Wujud kekuatan yang merupakan hasil dari manifestasi kekuatan yang ada pada tubuhnya itu. Sesosok wujud yang hanya bisa dicapai dengan membuka tingkat evolusi tertinggi dari mata terkutuk yang dipercayakan padanya itu. Sosok astral yang siap untuk melakukan perlawanan penuh pada keempat Makhluk legenda itu.

"Rooaarrrrrrrrrr"

keempat makhluk legenda yang merasakan kehadiran dari perwujudan terkuat dari Mangekyou Sharinggan itupun mengaum dengan keras, menggetarkan tanah, dan menciptakan gelombang suara yang menghancurkan pepohonan dan area sekitarnya. Remaja itu tak gentar. Ia tetap menatap keempat makhluk itu dan dalam sekejap, sebuah perisai kini tercipta ditangan kiri perwujudan makhluk yang ia panggil itu, lalu melindungi tubuh Susano'o miliknya dari gelombang suara keempat makhluk itu.

Sebuah katana kini terwujud ditangan kanan susano'o itu, seakan memberikan sinyal pertarungan besar yang tampaknya sebentar lagi akan dimulai.

"saa, majulah kalian semua... Penjaga Mata Angin.."

Disclaimer ;

Naruto ; Masashi kishimoto

High School DXD ; Ichie ishibumi

Serta tokoh lainnya bukan kepemilikan saya

Naruto : My Destiny

Pair : Naruto x …

Rate : M [for save]

"Hai" (percakapan antar tokoh)

'hai' (batin sang tokoh)

"Hai" (jutsu atau pun jurus yang dikeluarkan)

"Hai" (percakapan yang dilakukan monster maupun bijuu)

'Hai'(batin monster maupun bijuu)

Chapter 11 start

'Roarrrr'

'whusss'

Byakko yang berada dalam wujud harimau raksasa itu pun melesat kearah Susano'o Naruto diikuti dengan Suzaku yang kini terbang, Seiryuu yang merayap untuk menyerang, dan Genbu yang juga melesat kearah Susano'o milik Naruto yang bersiap dengan perisai dan katana di kedua tangan Susano'o itu.

'ctrankkk'

Suara benturan yang sangat keras terdengar ketika perisai milik Susano'o itu menahan serangan berupa cakaran dari Byakko. Dari kanan, Seiryuu pun datang dan mencoba untuk melilit tubuh dari Susano'o itu, namun berhasil ditahan kembali oleh katana yang ada ditangan kanan Susano'o itu.

'duaagghh'

Genbu yang datang dari kiri pun berhasil menyerang Susano'o milik Naruto dan terpental sejauh puluhan meter. Sementara itu, Mangekyou milik Naruto pun menangkap siluet Suzaku yang kini tengah terjun cepat kearah epat di dengan paruh berapi dari burung itu yang mencoba untuk menusuk bagian Kepala Susano'o tempat ia berlindung.

"Sial..."

'booommmmm'

Didetik terakhir, ia berhasil menahan serangan burung api itu dengan perisai yang melindungi bagian kepala Susano'o itu, namun ia harus rela untuk terpental kembali akibat serangan dari Suzaku barusan.

'sringggggg'

Suzaku kembali menyiapkan sebuah serangan berupa bola api yang kemudian memasang didepan paruhnya, lalu menembakkan laser api dengan intensitas yang sangat panas kearah Naruto. Melihat serangan itu, Naruto segera memposisikan perisai Susano'o tepat didepannya untuk menghalangi laju api yang melesat kearahnya itu.

'whuuussshhhh'

'booommm'

Ledakan yang cukup besar terjadi dan terlihat Naruto yang terus berupaya untuk menahan serangan laser api dari Suzaku tersebut. Susano'o itu kini terlihat mulai terseret kebelakang akibat intensitas api yang dikeluarkan Suzaku tampaknya mulai meningkat. Akibat panasnya api yang ditahan, kini membuat perisai Susano'o itu perlahan mulai meleleh. Tiba tiba, sebuah bola angin melesat kearah Susano'o itu dan membentur keras bagian tangan kanannya hingga hancur. Api yang semakin besar itu tentunya menyulitkan pandangan dari Mangekyou untuk melihat lurus ke depan. Byakko yang melihat posisi Susano'o yang sedang terpojok pun menciptakan sebuah pusaran angin tornado untuk meningkatkan intensitas serangan. Api yang berasal dari Suzaku pun merespon angin dari Byakko yang kemudian menyatu dan menciptakan tornado api yang kemudian menelan Susano'o Naruto kedalam pusaran api itu.

'krakkk'

"Ghuhhh, panas api ini bahkan mampu melelehkan zirah Susano'o sedikit demi sedikit. Aku harus keluar dari pusaran api-...SIAL..."

Naruto tak sempat menyelesaikan kalimatnya akibat munculnya dua pilar tanah yang kemudian menjepit Susano'o itu tepat ditengahnya. Tangan dari Susano'o itu terus berusaha untuk menahan tanah itu agar tidak menjepit dia lebih dalam, namun hal itu membuat posisi depan tak lagi tertutup oleh perisai yang terbuka lebar untuk menerima serangan. Keempat makhluk itu pun tak menyia-nyiakan kesempatan ini, lalu melesat kearah Susano'o itu.

'BOOOOMMMMMM'

'krakk' 'krakkk' 'krakkk'

Siaran benturan keras pun terdengar akibat benturan itu, yang membuat Susano'o itu terhempas dan kemudian pecah akibat tak mampu menahan beban benturan itu. Naruto yang tadinya berada didalam Susano'o pun ikut terhempas sejauh puluhan meter dan terseret sejauh beberapa meter dari tempat ia jatuh.

"Hah...Hah...hah... mereka-..ohoekk...hah..mereka bahkan mampu menghancurkan Susano'o milikku, sungguh kekuatan yang sangat besar..hah...hah..." Ucap Naruto sambil mengusap darah yang keluar dari mulutnya.

Pertarungan itu kini telah berjalan selama 5 menit, itu berarti tinggal 15 menit lagi waktu yang ia miliki sebelum kekkai ini menghilang. Posisinya sekarang sedang tidak menguntungkan. Naruto sedang terpojok, ia tau itu. Sejak awal, ia telah memprediksi bawa pertarungan ini akan sangat sulit baginya. Melawan keempatnya sekaligus itu sangat berat. Pilihan yang ia miliki hanya sedikit. Ia tak bisa menggunakan Genjutsu pada mereka seperti yang ia lakukan pada Kyuubi akibat artefak itu yang masih mengikat pikiran keempat makhluk itu. Ia harus menghancurkan artefak itu dulu, itu adalah hal yang harus ia prioritaskan. Tapi, keempat makhluk yang berada dalam kendali Kokabiel itu tentu takkan membiarkannya. Jadi,...

'apa yang harus kulakukan..?'

"Kau takkan bisa mengalahkan mereka berempat. Sejak awal, kau tak memiliki kesempatan untuk menang dalam pertarungan ini. Kekuatan yang mereka miliki sangat besar, sangat besar bahkan mampu menyaingi Bijuu dan Naga Kolosal itu. Jadi apa yang membuatmu merasa bahwa kau memiliki peluang untuk menang, Anak muda..." Ucap Kokabiel yang terbang di atas keempat makhluk itu dengan sepasang sayap cahaya di punggungnya.

"Hah..hah.. sebagai seseorang yang hanya bisa bersembunyi dibelakang keempat makhluk itu, bukankah kalimat mu tadi terdengar sangat sombong, paman? Kau yang bertindak seperti pengecut tak layak berkata seperti kekuatan mereka berempat seperti menjadi milikmu, paman?" Ucap Naruto yang mendengar perkataan Kokabiel barusan

'waktu yang kumiliki hanya tinggal 15 menit lagi sebelum Kekkai ini berakhir, aku harus bertindak lebih cepat lagi. Senjutsu milikku hanya bisa bertahan 8 menit lagi, tapi aku masih memiliki 1 bunshin yang mengumpulkan chakra diluar kekkai, aku tak perlu khawatir. Tapi, posisiku saat ini sedang terdesak. Mangekyou milikku hanya bisa mewujudkan Susano'o sempurna sebanyak 4 kali lagi, aku tak bisa membiarkan serangan mereka menghancurkannya lagi seperti tadi. Sekarang, aku menduga bahwa mereka telah terbebas dari kurungan artefak itu. Bila aku tak bisa menyelesaikan pertarungan ini setelah Kekkai ini berakhir, aura kuat pertarungan ini pasti akan terasa hingga ibukota dan memancing mereka untuk kesini. Kalau hal itu terjadi, habislah aku. Aku harus menghancurkan artefak itu, itu adalah Prioritas ku. Tapi, keempat makhluk yang berada dalam kendali Kokabiel itu takkan membiarkanku melakukan itu, jadi...'

"SUSANO'O"

'Aku harus mengalahkan mereka berempat terlebih dulu...'

...

...

XXXX

Sementara itu, Ibukota kerajaan yang tadinya berada dalam kondisi yang sangat kacau kini perlahan mulai berangsur normal. Para tentara kerajaan dan pasukan spesial ANBU kini perlahan telah berhasil membunuh dan menghabisi para monster yang datang dari penjuru ibukota. Para korban yang terluka akibat pertempuran pun kini telah dibawa ke lokasi medis untuk menjalani perawatan. Lingkaran sihir yang menjadi media teleportasi daripada monster monster itu telah dihancurkan satu per satu.

Saat ini, beberapa kompi yang tadinya bertugas untuk menahan amukan Kyuubi kini telah berada disekeliling Bijuu itu yang kini masih dalam keadaaan tertidur. Beberapa dari mereka kemudian memasang sebuah kekkai untuk berjaga-jaga apabila Bijuu ekor 9 itu tiba tiba mengamuk kembali.

"Shisui-san, kurasa Kyuubi saat ini berada didalam sebuah sihir ataupun pengaruh dari artefak sihir yang berhubungan dengan sihir ilusi. Jadi, apa kita harus membagi pasukan menjadi beberapa regu untuk mencari siapa pengendali ilusi ini? Kita tak bisa terus berdiam diri disini. Kekkai seperti itu tentu takkan bisa menahan serangan dari Kyuubi yang bahkan bisa menembus armor milik Susano'o kita berdua." Ucap Itachi yang berdiri didepan Kyuubi.

"Ya, kau benar Itachi. Tapi, kalau kita membagi pasukan menjadi regu kecil pencari...aku ragu sisa pasukan kita ini akan mampu untuk menahan gelombang serangan musuh berikutnya. Sisa pasukan yang bisa berperang saat ini hanya sebanyak 4 kompi pasukan. Kalau kita membagi 2 kompi pasukan untuk membentuk regu pencari, maka 2 kompi sisa pasukan kita tentunya takkan bisa menahan serangan berikutnya, bukan?... Saat ini, kita dalam posisi sulit dan hanya bisa bertahan karena kekurangan pasukan. Solusi bagi kita saat ini ialah menunggu pasukan bantuan dari masing masing wilayah bangsawan ataupun menunggu para petinggi untuk keluar dari jebakan dimensi musuh." Shisui Uchiha, salah satu Prodigy uchiha sekaligus pimpinan dari Keempat kompi pasukan itu berujar sambil menatap Bijuu didepannya itu.

'tapi, siapa sebenarnya orang itu tadi? Bahkan dengan mata milikku ini, aku masih belum mampu untuk menjebak makhluk sekaliber Kyuubi ini untuk masuk kedalam ilusi milikku. Tapi bahkan dalam sejarah sekalipun, hanya ada 1 orang yang bisa melakukan itu dan mengendalikan Bijuu ini. Dia adalah... Tidak, itu tidak mungkin. Mana mungkin dia masih hidup hingga dimasa ini' batin Shisui

"Shisui-san, ada apa?"

"Ahh, tidak. Aku hanya memikirkan siapa kira kira orang yang mampu mengendalikan Kyuubi ini. Tapi hanya ada 1 nama yang terlintas di pikiranku."

"Uchiha Madara, kan?"

"Ya, kau juga berpikiran seperti itu rupanya."

"Tapi, apakah itu mungkin. Mungkin agak konyol mengatakan hal ini, tapi rentang waktu antara jaman ini dengan jaman mereka itu hampir 200 tahun? Apa mungkin manusia biasa bisa hidup sampai selama itu?"

"Yah, aku juga tak tau mengenai hal itu. Tapi, bukankah dunia ini memang dipenuhi oleh berbagai keanehan yang belum diketahui asal usulnya? Yah, tapi mendiskusikan hal itu saat ini tidak ada gunanya. Mungkin Menma-sama dan temannya itu melihat siapa orang itu tadi." Ucap Shisui, lalu memandang tubuh para murid akademi yang masih berbaring dibelakangnya.

'kuharap firasatku tadi itu salah.'

'tap'

"Lapor Taichou, semua monster dan lingkaran teleportasi yang ada di seluruh penjuru ibukota telah berhasil dimusnahkan" Ucap seorang ANBU yang muncul dibelakang Shisui.

"Bagus, bagi yang terluka, segera bawa ke bagian medis. Bagi pasukan yang masih bisa bertarung, bentuk pasukan menjadi 2 regu, 1 untuk berjaga dan yang lainnya untuk membantu korban dan membawa mereka ketempat aman. Tetap jaga Koordinasi dan tetap waspada."

"Ha'i, Taichou." Ucap ANBU itu, lalu kembali menghilang.

'tap'

"Kapten Shisui... Pasukan kami dibagikan barat melihat sekelompok orang yang tampak seperti didalam poster pencarian."

"Poster... Apakah itu Night Raid"

" Ya kapten."

"Cihh, disaat seperti ini... Itachi, ikut denganku. Kita akan membantu pasukan kita yang ada di bagian barat. Regu 12, ikut dengan kami berdua. Sisanya tetap berjaga disini."

"BAIK KAPTEN/TAICHOU"

Lingkaran sihir kini tercipta didepan Shisui dan 1regu pasukan yang ia sebutkan tadi, lalu menghilang menuju lokasi yang dikatakan salah satu anggota pasukan tadi.

XXXX

"Hah...hah...hah..sial. Boss, bagaimana ini...hah...Pasukan Kerajaan itu terus mengejar kita."

"Teruslah berlari, Leone. Saat ini, pasukan kerajaan yang ada di ibukota hanya sedikit. Mereka saat ini pasti tengah berusaha untuk mengatasi kekacauan di bagian lain. Kalau kita berhasil keluar dari situasi ini, maka kita akan aman."

"BERHENTIIII KALIAN, PARA PENGKHIANAT..."

Saat ini, Kelompok Night Raid berada dalam kejaran beberapa regu pasukan kerajaan yang terus mengejar dan menembaki mereka dengan serangan sihir.

"Boss, kalau kita tidak melawan mereka, kita takkan bisa kabur dari situasi ini. Walaupun gerbang keluar ibukota tinggal beberapa blok lagi, Mine dan tatsumi kelihatannya mulai kewalahan untuk mengikuti kita. Kita harus menghabisi kedua regu pasukan kerajaan itu untuk keluar dari ibukota ini." Ucap Akame yang berada tepat dibelakang Najenda.

"Gghhh. Situasi saat ini memang menyulitkan kita. Kalau begitu... Leone, Mine, dan Tatsumi, teruslah berlari keluar ibukota. Aku, Akame dan Bulat akan menahan pasukan itu agar tak mengejar kalian."

"Tapi, Boss..."

"Jangan membantah. Hanya inilah pilihan terbaik bagi kita. Kau tau kan kalau kita semua menghadapi mereka hanya akan menguras stamina kita lebih dalam lagi. Leone, percayalah pada kami. Kami berjanji bahwa kami akan menyusul kalian secepatnya." Najenda lalu mengambil dua buah Pisau belati dari tangan sintetiknya.

"Ya, Boss benar. Dengan pedang ini aku bersumpah akan membawa mereka berdua dengan selamat." Ucap Akame dengan mengangkat pedang miliknya.

"Jadi, kalian juga harus berjanji agar terus berlari sekuat yang kalian bisa dan terus menjauhi ibukota."ucap Bulat pun lalu bersiap mengaktifkan Teigu milknya

Bulat, Akame, dan Najenda pun kemudian berbalik arah dan menghadang kedua regu pasukan kerajaan itu.

"Boss...Akame...Bulat... Kami pegang Janji kalian. Ayo Mine, Tatsumi"

"Tapi Nee-chan... Kita tak bisa membiarkan mereka bertiga menghadapi musuh sebesar itu sendiri-sendiri..."

"BERHENTI MERENGEK DAN TERUS LARI TATSUMI...PERCAYALAH PADA MEREKA BERTIGA"

"Mine.."

"Mine benar. Tatsumi, kau tau kan kalau mereka berdua itu sangat kuat? Mereka pasti akan selamat. Boss itu bukanlah tipe orang yang mengumbar janji-janji kosong. Aku tau betul bagaimana kuatnya mereka bertiga itu. Jadi percayalah pada mereka."

"Nee-chan... Baiklah, aku akan percaya pada mereka."

"Bagus... Ayo kita pergi Mine, Tatsumi."

Sementara itu, Najenda, Bulat dan Akame kini tengah berdiri dihadapan 2 regu pasukan yang kira kira berjumlah 25 orang itu.

'tap'

Beberapa detik kemudian, seorang pria berambut hijau mendarat dibelakang mereka. Salah satu dari anggota Night Raid itupun kemudian berjalan lalu berdiri tepat disamping Najenda.

"Bagaimana, Lubbock? Apa kau berhasil mengalahkan mereka?"

"Ha'i, Najenda-san. Walaupun sulit, tapi aku berhasil mengatasi regu yang mengejarku tadi. Namun, sepertinya disini kita juga dalam posisi yang sulit ya? Omong omong, dimana Mine, Leone, dan Tatsumi?"

"Aku menyuruh Leone untuk membawa Tatsumi dan Mine keluar ibukota lebih dulu. Fisik mereka berdua sepertinya sudah mencapai batasnya. Cukup bicaranya, lebih baik kita bersiap untuk menyerang mereka. Akame, Lubbock, Bulat, kita maju sekarang."

"Ha'i Boss/Okee/Okee boss, INCURSIOOO..."

"JANGAN REMEHKAN KAMI, PENGKHIANAT, SERANGGGG..."

"HUOOOOOO"

Bulat dan Akame segera berlari dan menerjang menuju sisi kanan regu pasukan kerajaan itu, sementara Najenda dan Lubbock berlari kearah sebaliknya.

'trank'

'crassh'

'buaggh'

Murasame yang berada di tangan Akame itu terus menerus menebas tubuh lawannya, diikuti dengan gerakan dan refleks cepat dalam menangkis dan menyerang lawannya.

'buaggh'

"Aaakkkhhh"

Sementara itu diposisi Bulat, 6 orang langsung terpental akibat sapuan yang ia lakukan menggunakan tombak senjata dari Teigu miliknya itu.

"JANGAN GENTAR... HUJANI MEREKA DENGAN SERANGAN SIHIR KITA..."

"YAAA..."

'boomm'

'boommmm'

'booomm'

Hujan serangan sihir yang dilancarkan oleh regu pasukan kerajaan itu membuat para anggota Night Raid kini fokus untuk menghindari serangan sihir itu. Debu dan asap kini bertaburan di sekitar area pertempuran itu. Pasukan yang tersisa di regu itu kini tinggal 15 orang lagi.

'whusss'

Dari balik debu itu, Akame tiba tiba meluncur dan melesat menuju kearah regu pasukan kerajaan itu, lalu diikuti oleh Bulat, Najenda dan Lubbock dibelakangnya.

'crassh'

"Aaaakkhhh..."

'buaggh'

"Uoooaaakkh''

'sreett'

"Ohokkkk"

5 menit kemudian, pertempuran itupun usai. 25 orang pasukan kerajaan itu berhasil dikalahkan oleh keempat anggota Night Raid itu. Hembusan Nafas yang tak beraturan pun kini terdengar pada masing masing keempat orang itu.

"Hah...Hah...hah... Kalian baik baik saja kan?" Teriak Najenda kepada mereka bertiga

"Hah..hah..ya boss." Jawab Akame yang kini berdiri dengan bertumpu pada pedang miliknya itu.

"Hah...hah... Ayo kita pergi dari sini boss"

"Ya, kau benar Bulat... Ayo kita-...SEMUA, MENGHINDARRR..."

"FIRE MAGIC : GREAT FIREBALL SHOOT"

Ketika mereka hendak pergi dari tempat itu, 4 buah bola apali raksasa tiba tiba meluncur deras kearah mereka berempat. Teriakan keras Najenda tadi pun langsung membuat refleks tubuh mereka bekerja dan segera menghindar dari laju tembakan bola api raksasa itu, lalu berkumpul di satu tempat.

'sringggggg'

Lingkaran sihir kini tercipta didepan mereka, lalu mengeluarkan beberapa orang yang jumlahnya hanya 1/2 dari jumlah yang mereka hadapi tadi. Tapi, dua orang yang berada didepan regu Pasukan itu kini membuat keempat anggota Night Raid itu kini hanya bisa melebarkan mata mereka.

"B-boss, mereka itukan pasukan ANBU"

"Ya, kau benar Bulat. Cihh, sepertinya waktu kini tak berpihak pada kita. Ini sangat buruk... Kita takkan bisa menang melawan Duo Uchiha itu dengan tim ANBU khusus itu sekarang." Ucap Najenda sambil menggertakkan giginya.

"Hah...hah... Jadi, bagaimana ini Bisa? Jujur saja, sekarang tubuhku takkan sanggup lagi untuk menahan beban kutukan dari pedang Murasame ini...hah...hah... Pedangku ini telah memakai energi yang sangat besar dari tubuhku...Hah...hah... Kalau begini terus..." Akame kini hanya bisa berbicara dengan nafas yang tersengal-sengal. Tampaknya, fisik dari Gadis berambut hitam itu kini telah mencapai batasnya.

"Najenda, lebih baik Menyerahlah sekarang juga dan biarkan Kerajaan menghukum kalian. Tindakan kalian sekarang ini sudah tak bisa ditolerir lagi. Kupikir kau itu adalah orang yang memiliki harga diri yang tinggi, Najenda." Ucap Shisui

"Tapi... Setelah melihat tindakanmu dan kelompokmu itu hari ini, kau membuatku harus menarik kata kataku kembali, Najenda. Melakukan penyerangan besar besaran seperti ini hingga membuat korban sipil berjatuhan, ternyata kau sama saja dengan penjahat yang hanya membunuh demi kesenangan semata. Dan sebagai salah seorang warga kerajaan ini..."

'whusss'

'trank'

"Sudah seharusnya aku menghentikan tindakan kalian ini"

Dalam sekejap, Shisui kini telah berada didepan Najenda dan langsung menggerakkan tantou miliknya untuk menebas Najenda.

'cepat sekali... Teleportasi miliknya itu telah jadi lebih cepat daripada yang dulu ya. Dengan kecepatan ini, kami tentu akan kesulitan dan kewalahan untuk menahan serangannya' batin Najenda sambil menahan laju tebasan Shisui dengan belati miliknya.

"Boss..., Sialan...Terima iniiiii..."

'boommmm'

Bulat yang melihat Najenda diserang pun langsung berdinding dengan mengayunkan tombak miliknya ketempat Shisui. Shisui yang melihat sebuah serangan yang mengarah tepat kearahnya langsung menghindar dan menghilang, lalu mendarat tepat disamping Itachi

"Cih, dia sangat cepat, Boss. Aku bahkan tak bisa melihat pergerakannya." Ucap Bulat yang kini berada didepan Najenda.

"Shisui Sang Teleporter, Ia dikenal dengan julukan itu sejak bergabung dengan pasukan khusus sejak dulu. Walaupun masih dibawah kecepatan dari Hiraisin milik Raja itu, tapi kecepatan pergerakannya yang tak membutuhkan aksara kanji Fuin itu membuat jangkauan pergerakannya menjadi lebih luas dan tak bisa diprediksi. Ditambah lagi dengan Sharinggan dimatanya itu, kombinasi itu tentunya akan sangat menguntungkannya dalam menganalisis dan membaca serangan lawannya." Ujar Najenda.

"Akame, apa kau masih bisa bertarung?"

"Hah…hah…walaupun sulit tapi akan kucoba bertarung semaksimal mungkin."

"Baiklah, tapi tetaplah waspada. Lubbock, bisakah kau membuat beberapa penghalang lagi dibeberapa tempat disekitar kita? Dengan penghalang dari benangmu itu, kita akan mempersempit jangkauan pergerakan mereka.

"Baik, Najenda-san." Ucap Lubbock lalu menyebar benang dari senjata kerajaan yang ada di tangannya itu.

Sementara itu, diposisi pasukan Anbu yang dipimpin oleh Shisui, Kini Itachi dan Shisui yang telah mengambil posisi untuk bertarung, bersiap untu melesat kearah mereka berempat.

"Kalian semua, kumpulkan korban-korban dan bawa mereka ke tempat yang aman. Aku dan Itachi akan melawan dan menangkap mereka berempat." Ucap Shisui pada regu yang ia pimpin itu.

" Tapi Kapten, kami ingin tetap bertarung bersama Kapten disini-…"

"Kalian tak perlu ikut bertarung. Lebih baik prioritaskan korban yang trelah jatuh dan cari mereka yang masih selamat. Kami berdua sudah lebih dari cukup untuk melawan mereka. Melihat kondisi mereka itu, kuyakin mereka pasti kelelahan karena terus bertarung dengan para pasukan kita."

"Baik Kapten" Ucap regu ANBU itu, lalu menyebar ke segala penjuru tempat para korban yang bergeletakan itu.

"Saa, Ikuzo Itachi"

"Ha'I.."

...

...
"Akame, Bulat, kuserahkan Uchiha Shisui pada kalian. Lubbock, kita akan menghadapi rekannya yang satu lagi" Teriak Najenda

"Ha'I Boss / Oke Najenda-san."

Akame dan Bulat lalu melesat kearah Shisui, diikuti oleh Najenda dan Lubbock yang kemudian melesat kearah Itachi.

'trankk'

"Takkan kubiarkan kau mendekati posisi boss" Ucap Akame sambil menahan laju Tantou dari Shisui.

'trank'

"sangat disayangkan mantan pasukan khusus sepertimu menjadi seorang pembunuh dan pemberontak seperti ini, Akame. Menyerahlah dan serahkan dirimu pada Kerajaan. Dengan begitu mungkin kau bisa menghindari hukuman mati dari kerajaan bila kau menyerahkan dirimu dan keluar dari pasukan pemberontak itu."

'trank'

"Jangan memberikan pernyataan bodoh seperti itu, Uchiha Shisui. Walaupun harus membuang nyawaku, tapi aku takkan sudi untuk kembali bergabung ke Kerajaan sialan itu. Tanganku ini sudah berlumuran darah, tapi hal itu takkan bisa dihindari untuk mengubah Neraka ini, mengubah dunia yang busuk dan diliputi oleh kejahatan ini, lalu mengembalikan Prinsip Keadilan pada dunia ini"Ujar Akame lalu sembari terus menahan tebasan dari Shisui yang terus menggempurnya.

"Tak ada keadilan dari tindakan kalian ini. Membunuh, Membunuh, dan terus membunuh… Apakah tindakan pembunuhan yang kalian lakukan ini menggambarkan prinsip Keadilan seperti yang kau bilang tadi?" Ucap Shisui lalu mengambil langkah mundur ketika melihat Bulat yang akan menyerangnya.

'tap'

"Lihatlah… Akibat dari tindakan bodoh kalian ini… Berapa banyak korban sipil yang berjatuhan akibat serangan ini" Tunjuk Shisui pada korban korban yang bergeletakan tak jauh dari tempat itu.

"Mereka yang harusnya memiliki waktu untuk hidup dan menghabiskan waktu dengan orang yang dicintainya… Orang-orang yang tak bisa apa apa untuk melawan saat akan kehilangan nyawanya…Bagaimana bisa kau mengatakan hal ini sebagai wujud Keadilan? Tindakan kalian tak lebih hanya sekedar Membunuh demi kesenangan kalian sendiri…Membunuh tanpa memiliki alasan yang jelas dan demi ego kalian itu…ITULAH YANG KALIAN LAKUKAN ITU…"

'whusss'

Pergerakan Shisui barusan yang hanya menyisakan blur kembali mengejutkan Akame yang tak bisa mengikuti pergerakan itu. Instingnya yang berteriak keras menghasilkan gerakan refleks untuk menghindari tebasan tiba tiba yang berasal dari arah kirinya. Lompatan yang ia lakukan itu tampaknya sedikit terlambat hingga Shisui berhasil menggores bahu kirinya. Belum selesai, Shisui kembali menghilang lalu muncul disisi kanannya, dengan tebasan tantou yang siap menebas kearah leher Akame, dan lagi lagi hanya mengandalkan refleks instingnya, ia berhasil menahan laju tebasan Tanto itu yang menyisakan beberapa centimeter lagi dari lehernya dengan Murasame miliknya. Tak ingin diam, Shisui yang melihat celah langsung mengarahkan tendangan tepat ke rusuk kanan gadis itu hingga membuatnya terhempas sejauh beberapa meter.

"Gaakkkkhhh"

"Akame, kusooo mati kauuu..." Teriak Bulat lalu melesat kearah Shisui dengan Tombak miliknya.

'Trankkkkkk'

'Trankkkk'

'boommmm'

'Traaannnkk'

Bunyi khas besi yang beradu kembali terdengar saat Bulat yang terus mencoba mendaratkan tebasan tebasan yang akan melukai Shisui. Tebasan Tebasan bertenaga dari Bulat masih belum mampu mengenai Shisui yang dengan lincah menahan dan menghindari tebasan itu dengan lincah. Walaupun bertenaga, tapi satu kelemahan dari gaya bertarung dari Bulat yang tentunya disadari oleh Shisui adalah kurangnya kecepatan dan kelincahan pemuda bertubuh kekar itu. Memanfaatkan hal itu, Shisui pun mengalirkan sedikit mana sihir di tangan kanannya, lalu berhasil mendaratkan pukulan keras di bagian perut Zirah milik bulat hingga ia kehilangan keseimbangannya. Serangan Shisui kembali dilanjutkan dengan tebasan berlapis sihir petir yang berhasil melukai tubuh Bulat lalu mendaratkan tendangan berlapis sihir ke bagian kepala zirah itu hingga terhempas kearah yang sama dengan Akame tadi.

'buaaggghhhh'

Bulat hanya bisa mengerang kesakitan saat merasakan luka ditubuhnya itu. Disampingnya, ia bisa melihat Akame yang masih berusaha berdiri sambil memegangi bagian rusuk yang terkena tendangan dari Shisui tadi.

"Akame, kau baik baik saja?" Tanya Bulat yang khawatir pada rekannya itu, lalu membantu gadis itu untuk berdiri

"Ohokkkk, hah..hahh, sepertinya beberapa tulang rusukku ada yang patah... Hah...hah, kecepatannya itu sangat merepotkan...hah...hah..., Aku sama sekali tak bisa mengikuti dan membaca serangan yang ia lakukan..hah...hahh, kalau begini terus, Ki..kita takkan selamat dari sini." Ucap Akame dengan Nafas tersengal, lalu menyeka darah yang keluar dari mulutnya.

"Kau benar, Akame... Aku juga belum bisa menemukan cara untuk mendaratkan serangan padanya. Ditambah lagi, keadaan mereka berdua sepertinya tak jauh berbeda dari kita. Duo Uchiha ini memang sangat kuat.." Ucap Bulat sambil menahan perih apperih akibat luka tebasan di tubuhnya itu dan melirik kearah pertarungan antara Lubbock dan Najenda.

"Apa kau masih bisa bertarung, Akame?"

"Hah..hah... Walau sulit tapi aku masih bisa bertarung...hah..hah.. Apa kau punya rencana, Bulat?"

"Aku tak tau ini akan berhasil atau tidak, tapi kalau rencana ini berjalan lancar, Kita pasti bisa keluar dari situasi menyusahkan ini." Ucap Bulat

"Kalau begitu, aku ikuti rencanamu.."

...

Sementara itu disisi lain pertarungan, Kini terlihat Lubbock yang saat ini masih berusaha untuk menjebak Itachi yang dengan lincah melompat ke berbagai arah untuk menghindari ikatan dari benang Lubbock. Sharinggannya masih terus menyala untuk mengikuti arah benang itu, sambil sesekali menahan serangan pisau dan peluru yang dilancarkan oleh Najenda.

'tap'

'tap'

'tap'

Tak ingin terus berada dalam tekanan, Itachi lalu mengambil sedik langkah mundur, lalu menciptakan lingkaran sihir yang mengeluarkan sihir api dan melesat kearah mereka berdua.

"Fire Magic : Great Fireball"

Bola api besar itu langsung melesat kearah Lubbock dan Najenda, yang kemudian melompat kesamping untuk menghindar dari laju bola api itu.

"Water Magic : Great Dragon Water Shot"

Lingkaran sihir berikutnya kembali tercipta dan mengeluarkan dua Naga air besar yang melesat kearahnya mereka berdua, yang kembali melompat untuk menghindari serangan itu. Tanpa diduga, kedua Naga air yang berhasil mereka hindari tadi ternyata masih kembali menyerang mereka dari belakang.

"Fire Magic : Great Fire Ball Missile"

12 lingkaran sihir kini tercipta didepan Itachi, lalu menembakkan 12 bola api besar yang mengikuti gerakan Najenda dan Lubbock yang kini berpencar untuk menghindari Naga air besar itu.

"Cihh, sihir yang menyusahkan. Mereka terus mengikuti kami..., Kalau begitu, aku akan menggunakan ini." Ucap Najenda yang terus berlari dan menghindari serangan serangan yang mengejarnya, lalu mengeluarkan sebuah benda berbentuk bola kecil dari sakunya, lalu melemparkannya kearah serangan Itachi yang ada di belakangnya itu.

Lingkaran sihir lalu tercipta di tempat bola itu jatuh, lalu menyerap semua serangan yang mengejarnya tadi tanpa sisa.

"Kalau begitu, kukembalikan padamu..." Sebuah Lingkaran sihir lalu tercipta didepan Najenda, lalu mengeluarkan semua serangan yang diserap tadi dan mengarahkannya kearah Itachi.

'booommm'

'chessssss'

Ledakan besar dan asap pekat kini tercipta ditempat Itachi berdiri. Disampingnya, kini berdiri Lubbock yang berhasil menghindari serangan tadi dengan cara melindungi seluruh tubuhnya dengan benang miliknya.

"Apakah berhasil, Najenda-san"

"Entahlah, tapi kita harus waspada. Ku yakin dia takkan kalah semudah itu." Ucap Najenda yang menyipitkan mata untuk memfokuskan penglihatannya pada lokasi tempat Itachi berdiri tadi.

"Sial, karena air tadi benangku jadi basah. Kalau begini, aku tak bisa menggunakan benang-benang ku ini secara efektif." Ucap Lubbock yang melihat gulungan benang ditangannya itu.

"Sepertinya begitu, kecepatan benang benang mu itu pasti akan berkurang akibat beban yang memperlambat gerakan Cross Tail milikmu itu." Ucap Najenda yang masih terus fokus pada lokasi ledakan itu.

Asap dan debu yang mengepul perlahan menghilang dari tempat itu, dan menyisakan kawah dan wilayah kosong tanpa apapun dan siapapun disana.

"Dia Menghilang?.. Apa dia kabur?"

" Itu tak mungkin, Lubbock tetap waspada dan amati sekelilingmu." Ucap Najenda, lalu memunggungi Lubbock.

Mereka berdua kini terus fokus dan mengedarkan pandangannya dengan waspada. Seorang sekuat Uchiha Itachi takkan kabur hanya karena serangan seperti itu, itulah yang mereka pikirkan.

"Lubbock, apa kau melihat sesua-..."

'jrasshhhh'

Tak sempat menyelesaikan perkataannya, Sebuah Tebasan melintang kini tercipta didada Lubbock hingga menciptakan cipratan darah yang mengenai wajah Najenda.

"Sial.."

'duaagghh'

Detik berikutnya, sebuah tendangan berlapis sihir mendarat di perut Lubbock hingga membuat mereka berdua terpental sejauh 10 meter.

"Lubbock... Ilusi, pantas saja dia tak merasa kesakitan.. ternyata dia terkena ilusi dari mata itu, tapi kapan ia menanamkan ilusi itu pada Lubbock?" Ucap Najenda melihat keadaan Lubbock yang terbaring dengan mata kosong yang terkena Ilusi Sharinggan.

"Lepas" ucap Najenda sambil mengalirkan sedikit mana sihirnya, lalu menopang tubuh Lubbock yang masih belum sadar.

"Lukanya cukup dalam, Aku harus menutup lukanya ini, kalau dibiarkan, dia akan mati kehabisan darah..." Ucapnya melihat luka melintang yang terus mengucurkan darah segar.

"Ohokkkk...ohokkkk"

"Kau sudah sadar Lubbock.."

"Ohhokk... Terima kasih karena telah menolongku, Najenda-san...Maaf, karna kebodohanku aku bisa masuk kedalam ilusinya itu" Ucap Lubbock yang terbatuk batuk sambil mengeluarkan darah di mulutnya.

"Lupakan itu, lebih baik minum elixir ini.. Mungkin ini tak bisa menghilangkan rasa sakit itu sepenuhnya, tapi dengan ini lukamu itu pasti bisa tertutup sebagian" ucap Najenda lalu memberikan sebotol kecil cairan yang ia ambil dari sakunya

"Arigatou.." ucap Lubbock lalu meminum cairan itu.

"Elixir yang kita punya kini hanya tersisa 1. Kalau keadaan kita yang tersisa terpojok seperti ini, kita takkan mungkin selamat dari sini. Apapun dan bagaimanapun caranya, kita harus bisa keluar dan kabur dari kerajaan ini" Ucap Najenda.

" Ya, tapi hal itu sangat sulit, Najenda-san.. Dan sepertinya, mereka berdua juga sama terdesaknya seperti kita, apa kau punya sebuah rencana, Najenda-san?" Tanya Lubbock sambil melihat kearah Akame dan Bulat.

"Aku masih belum bisa membuat rencana, tapi untuk saat ini kita harus mengkombinasikan serangan kita dan jangan biarkan dia balas menyerang seperti tadi. Kalau ada celah, segera kau ikat dia dengan benang mu itu, Lubbock. Bola bola sihir yang kumiliki hanya sedikit, dan mana sihirmu juga hanya tersisa sedikit. Kita harus memanfaatkan semua ini dengan baik."

"Baik Najenda-san".

"Kalau begitu, aku akan membuka celah dengan menyerang dari dekat, Lubbock, kau harus berusaha untuk mendaratkan benang mu padanya. Jangan kasih dia ruang bebas untuk bergerak dengan leluasa." Ucap Najenda, lalu menyiapkan sebuah pisau belati dan pistol sihir di kedua tangannya.

"Baik, Najenda-san"

'whussh'

'trankk'

Najenda yang melesat kemudian mendaratkan tebasan ya kearah Itachi, namun berhasil ditahan menggunakan tantou miliknya.

'dorr'

'dorr'

Dua buah tembakan energi sihir terdengar dari senjata ditangan kirinya itu, namun Itachi kembali berhasil menepisnya dengan tantou miliknya.

'syeetttt'

'syeetttt'

Dari kiri dan kanan, benang benang Lubbock kembali berusaha untuk mengikat Itachi, namun kembali berhasil dihindari dengan cara melompat dan bersalto ke berbagai arah.

'dorr'

'door'

Kembali, tembakan peluru energi sihir itu berhasil ditepis oleh Itachi. Sharinggannya terus menyala dan mengamati semua pergerakan, baik dari serangan maupun tubuh mereka berdua.

''whusssh'

Dua buah tombak yang terbuat dari gulungan benang kini melesat dan mengarah ke Itachi. Itachi yang melihat kedua tombak itu kemudian melompat ke udara, dan melayang selama beberapa detik. Lubbock yang melihat hal itu mengarahkan benangnya lalu kembali berusaha melilit Itachi.

'dorr'

'dorr'

'dorr'

3 buah peluru sihir kini melesat kearahnya Itachi yang masih melayang di udara. Melihat 3 serangan itu, Itachi pun bergerak memiringkan tubuhnya secara Vertikal dengan menarik benang benang dari Lubbuck dan membiarkan ketiga peluru itu melewati dirinya

Dalam keadaan melayang secara vertikal, Itachi lalu merentangkan tangannya lalu menciptakan 5 buah lingkaran sihir didepannya.

"Fire Magic : Fire Lance Missile"

Lingkaran lingkaran sihir itu kemudian mengeluarkan tombak tombak api secara beruntun, lalu mengarah dan mengejar mereka berdua.

'tap'

"Fire Magic : Infinity Mini Fireball Shot"

'shutt'

'shuut'

'shuut'

'shuut'

Kelima lingkaran sihir itu kembali menembakkan peluru bola bola api yang sangat banyak dan menghujani lokasi dimana Najenda dan Lubbock yang terus berlari menghindari tombak tombak api yang mengejar mereka.

"Gaakkkkhhh, panas..."

3 buah tombak api itu dapat mengenai Najenda dan meledak sehingga mnghempaskan tubuhnya sejauh 5 meter. Tepat Didepannya, bola bola api kecil itu kini melesat dan bersiap untuk mengenai dirinya.

'boomm'

'boomm'

'boomm'

"Najenda-san bertahanlah..."

Sebelum bola bola api itu mengenainya, Lubbock telah terlebih dahulu berdiri didepannya, lalu menciptakan sebuah tembok dari benangnya yang menghalangi laju bola bola api yang hampir mengenai dirinya.

'stap'

Sebuah kertas beraksara ledak kini menancap tepat disamping mereka berdua, dimana sang pelaku, Itachi barusan melompat dan melemparkan kertas itu dengan sebuah pisau kecil dari sakunya.

"Siallll..."

'Booooommmmm'

XXXX

"Baiklah, ayo kita lakukan, Bulat..."

'tap'

'tap'

"Release of Body Limits : Release"

'boomm'

Aura energi tiba tiba muncul dan menyelimuti tubuh Bulat yang berlapis Jirah itu. Tekanan yang meningkat serta debu yang mulai berterbangan disekitar Bulat sebagai pertanda bahwa sihir pelepasan batas tubuh telah ia aktifkan, sebuah teknik yang ia dapatkan dengan berlatih keras hingga melampaui batas raga manusia pada umumnya.

"Ayo maju, Akame..."

"Ha'i"

'whussh'

Dengan kecepatan yang hanya menyisakan blur, Bulat melesat kearah Shisui dan menyerang cepat dengan menggunakan tombak yang ada ditangannya. Tebasan dari kiri yang ia lancarkan berhasil terbaca oleh Shisui yang menghindar dengan memiringkan sedikit tubuhnya kearah kanan. Dari kanan, Akame langsung melepaskan tebasan yang mengarah ke leher menggunakan Murasame miliknya, namun Shisui berhasil menahannya menggunakan Tantou miliknya.

'Dia meningkatkan power tubuhnya hingga melampaui batas kecepatan manusia dan hampir bisa mengikutiku, sepertinya itu adalah sebuah teknik yang membuat tubuh manusia mampu melewati batasannya' batin Shisui yang terus bertelepon tadi menghindari serangan gencar dari bulat.

'bziit'

'trank'

'bziit'

'trank'

Akame hanya bisa melihat blur dan percikan api akibat kedua besi yang saling berbenturan dalam kecepatan tinggi itu. Kalau saja tubuhnya tak terluka separah ini, ia pasti bisa membantu Bulat dalam pertarungan kecepatan seperti ini, itulah yang ia pikirkan.

'tetap fokus, Akame. Kau hanya perlu satu tebasan saja untuk membunuhnya. Hanya satu tebasan' batin Akame yang terus melihat pergerakan yang hanya menyisakan blur dan percikan api itu.

'sreett'

'disana...'

Melihat Shisui yang sedikit terpental dan terseret, Akame segera melesat maju dan melayangkan tebasan kearah Shisui dengan cepat. Shisui yang melihat Akame melesat kearahnya lalu memiringkan kepalnya kemanan untuk menghindari laju pedang kutukan yang ingin menghindar lehernya itu.

'bziit'

Bulat yang kini telah berpindah tepat ke kiri Shisui langsung menebaskan tombaknya kearah Uchiha tersebut. Shisui yang melihat serangan dari kiri langsung mengarahkan Tantou ya untuk mengubah sedikit arah laju tombak itu dan melewati pinggul belakangnya.

'duaaagghh'

Bulat yang melihat lawannya sedang terpojok langsung mendaratkan sebuah tendangan keras yang mengarah ke bagian perut Shisui, yang membuat tubuh pemuda itu terpental kebelakang. Akame yang melihat sebuah kesempatan langsung melompat dan berusaha menikam tubuh Shisui yang saat ini tengah terbaring.

'Kau lengah'

"BERHENTI AKAME..."

"Sharinggan"

'deg'

'crassh'

"Gahhhhkkkk"

'duagghhh'

Didetik detik terakhir, Akame melakukan kesalahan yang sangat fatal yang berhasil dimanfaatkan oleh Shisui. Ketika menghadapi seorang Uchiha yang menguasai Sharinggan, hal pertama yang harus terus kau ingat adalah... Jangan pernah menatap matanya secara langsung saat pertarungan. Akame yang lengah dan yang tadinya fokus untuk mendaratkan satu goresan ketubuh Shisui kini menjadi bumerang dan dihadiahi sebuah genjutsu singkat dan tusukan telak dibagian perut oleh Uchiha tersebut. Shisui yang melihat Tubuh gadis yang kesakitan itu langsung mendaratkan tendangan keras hingga membuat tubuh Akame terpental dan berhasil ditangkap oleh Shisui.

"Kelengahan didetik detik terakhir adalah kesalahan yang sangat fatal dalam pertarungan. Dan memanfaatkan kelengahan musuh adalah hal yang harus dimanfaatkan untuk mencapai kemenangan" Ucap Shisui lalu berdiri sambil membersihkan bercak darah yang ada diwajahnya.

"AKAME...AKAME...BANGUNLAH AKAMEE..."

"Ohokkkk...ohokkkk..." Darah segar mengalir dengan deras dari mulut Akame yang memuntahkan cukup banyak darah. Ia merasa bisa kehilangan kesadarannya kapan saja. Genggamannya pada Murasame semakin lama semakin melemah seiring rasa sakit yang semakin bertambah ia rasakan di seluruh tubuhnya.

"AKAME...TETAPLAH SADAR...AKAMEE.." Teriak Bulat yang memangku tubuh rekannya itu ditangannya.

"Ma...maafkan ak..u kare..na tela..h ga...gal, Bu..lat" Ucap Akame lemah.

"Nah, sekarang semua telah selesai. Lebih baik kalian berdua menyerah dan terimalah hukuman kalian. Aku tak ingin melanjutkan pertarungan yang tak seimbang ini."

'whusssh'

"Sepertinya kau sudah selesai melumpuhkan mereka, Itachi" Ucap Shisui yang melihat Itachi barusan melempar dua tubuh yang kini tak berdaya itu ketempat Bulat.

"Ya, dan sepertinya disini juga hampir selesai, Shisui-san" ucap Itachi saat melihat ketempat Bulat dan Akame.

"BOSS...LUBBOCK..." Teriak Bulat sambil memanggil nama kedua rekannya itu, lalu berlari

"Uggghhh, ma...maafkan kami, Bulat...ohokkkk...kami gagal untuk menghentikannya." Ucap Lubbock yang terbaring dengan luka bakar yang cukup parah disekitar tubuhnya. Sementara itu, disampingnya juga terbaring Najenda yang tak sadarkan diri dengan pakaian yang sebagian besar hangus dan juga Luka bakar yang serius di beberapa bagian tubuhnya.

"Tidakkah, Jangan meminta maaf Lubbock...Melihat kalian berdua masih hidup saat ini saja aku sangat bersyukur..." Ucap Bulat yang telah melepas zirahnya itu.

"Lubbock... Bisakah kupercayakan mereka padamu.?... Bisakah kupercayakan permintaan terakhirku untuk membawa mereka berdua keluar dari sini?" Ucap Lubbock lalu memberikan senjata kerajaan miliknya pada Lubbock

"Apa maksudmu Bulat... Kita berempat...Kita berempat akan keluar dari sini... Jangan katakan perkataan aneh seperti itu" Ucap Lubbock yang berusaha untuk berdiri.

"Tidak...tak ada jalan lagi, sudah saatnya aku meneruskan apa yang Sheele dan teman kita yang lainnya lakukan untuk menyelamatkan rekan dan melanjutkan perjuangan ini."

"Lubbock..., Jangan bilang kau..."

"Ja..ngan laku...kan itu Bu...Lat..."

"Akame, Lubbock, dan juga yang lainnya... Kalian harus tetap hidup dan melanjutkan perjuangan ini. Hanya dengan cara ini, perjuangan dan pengorbanan teman teman kita yang telah pergi dapat dilanjutkan. Aku akan menggunakan teknik terlarang itu untuk mengulur waktu. Saat itu, Lubbock... Tolong...tolong kau gunakan seluruh kekuatan yang kau miliki untuk membawa mereka berdua keluar dari kerajaan busuk ini" ucap Bulat lalu mengambil sebuah pil berwarna merah jg dari sakunya.

"Ini adalah tingkat terakhir dari teknik penguatan milikku. Dan ini adalah akhir yang pantas dari perjalanan seorang petarung sepertiku. Walaupun harus mengorbankan nyawa ini, tapi untuk perjuangan ini... Untuk teman temanku... Dan untuk masa depan cerah didepan sana...BAGIKU ITU ADALAH SEBUAH KEHORMATAN TERTINGGI YANG PERNAH KUDAPATKAN..." Teriak Bulat lalu menelan pil itu. Setelah menelan pil itu, Ledakan aura merah segera memenuhi tempat itu hingga menciptakan kawah dan debu yang bertebaran akibat efek dari perubahan tekanan energi tersebut

"Final Release: The Last level of body strengthening...RELEASE..."

"Final Release: The Last level of Inner Strengthening...RELEASE..."

"Final Release: The Last Level of Soul Strengthening...RELEASE..."

setelah menyebutkan ketiga kalimat itu, ledakan aura itu kembali membesar dan menguatkan dengan liar. Tubuh Bulat yang kini diselimuti aura merah, hingga kulit tubuhnya yang mulai mengelupas sedikit demi sedikit, serta rambut yang menguat dengan liar menjadi efek dari teknik itu.

"Kutitipkan Incursio padamu dan berikan pada Tatsumi. Ia pasti bisa menggunakan senjata itu. Sekarang pergilah, aku akan menahan mereka disini. LUBBOCK, AKAME, NAJENDA... TERUSKAN PERJUANGAN KITA DAN TERUSLAH BERTAHAN HIDUP DIDUNIA YANG BUSUK INI..."

"hikks... Baiklah, Bulat... aku bersumpah...atas nama pedang kutukan dan jiwaku ini Kami akan teruskan permintaanmu itu/ Akan kami kabulkan permintaanmu itu... Bulat..."Ucap Akame dan Lubbock yang membopong Najenda lalu berjalan tertatih dan meninggalkan tempat itu.

"Takkan kubiarkan mereka kabur..." Itachi yang melihat hal itu langsung melesat menuju Akame dan Lubbock.

'duaaaggghhhh'

Belum sempat beberapa meter, Tubuh Itachi langsung terpental cukup jauh akibat menerima tendangan yang sangat keras di tubuhnya

"Sebelum kau melukai mereka...Lewati dulu mayatku ini..."

XXXX

'whusaahhh'

'booooommmmm'

Sementara itu, kembali ke tempat dimana Naruto yang saat ini tengah terbang dengan Susano'o miliknya dan menghindari kejaran dan tembakan bola api raksasa Suzaku yang tengah terbang dan mengejarnya. Susano'o itu terus meliuk kesana kemari sambil menghindar serangan beruntun dari ketiga monster lainnya.

'syuuttt'

'syuuutt'

Dua buah tembakan bola angin raksasa dilepaskan Byakko dan mengincar Susano'o yang saat ini tengah terbang.

'bugghhhh'

'bugghhhh'

Naruto yang melihat kedua serangan angin itu langsung memposisikan katana Susano'onya dan menepis serangan itu hingga berubah arah dan menabrak dinding kekkai itu.

'groaaaaarrrr'

Dari atas, Suzaku tiba tiba terbang menukik tajam dan menyerang menggunakan paruh yang dilapisi api panas di bagian paruhnya. Tak ingin Susano'onya kembali hancur, ia pun menangkis serangan burung api itu dengan menggunakan perisai Susano'o yang ada dibagian tangan kanan Susano'o itu.

'boommmm'

Hempasan angin yang sangat kuat segera menghempas sekeliling area itu akibat benturan yang terjadi. Susano'o miliknya sedikit terhempas kebawah akibat tekanan dari serangan Suzaku tersebut. Mangekyou Sharinggan miliknya terus memantau seluruh kondisi dan pergerakan keempat monster kolosal itu. Mata Terkutuk miliknya itu dengan cepat menangkap serangan lanjutan yang akan diarahkan Seiryuu dari bawah, yang kemudian melepaskan tembakan laser air yang mengincar bagian kanan Susano'o miliknya. Ia pun segera melemparkan Katana Susano'o itu ke kanan, dan selanjutnya ia menghilang dan bertelepon tadi kelokasi katana itu, dan berhasil menghindari serangan dari Seiryuu.

'siall'

Tak berhenti disitu, Naruto hanya bisa mengutuk akan keterlambatannya menyadari Genbu yang saat ini berhasil menyerangnya. Kura kura raksasa itu dengan cepat menabrakkan tubuhnya ke Susanoo miliknya hingga kehilangan keseimbangan dan terjatuh. Byakko yang melihat musuh terjatuh langsung melompat cepat dan mengarahkan cakarnya kebagian kepala tempat Naruto berada. Tak memiliki waktu untuk bertelepon tadi, Naruto menggunakan Katana Susano'o itu untuk menahan cakar yang setajam pisau itu.

Dalam posisi yang sangat terjepit, Seiryuu langsung mengambil kesempatan dan membelit separuh bagian bawah Susano'o itu. Naga berbentuk ular bersayap itu mengencangkan belitannya pada Susano'o milik Naruto yang saat ini tengah terbaring sambil menahan cakaran Byakko dan kepala Genbu yang akan membenturnya.

'cihh, mereka berhasil memojokkan ku sampai seperti ini, siall' Batin Naruto geram.

"Sepertinya sampai disini saja pertarunganmu, anak muda... Kuakui kau memang sangat kuat hingga mampu bertahan dalam 10 menit ini. Tapi, kekuatanmu itu masih belum cukup untuk mengalahkan keempat monster milikku ini. Sejak awal, peluangmu untuk menang sangatlah kecil... Tapi aku kagum dengan kegigihanmu dalam bertahan selama ini. Anak muda, sebelum ini berakhir... Katakanlah padaku, apa sebenarnya alasanmu hingga membuatmu bertarung sekuat ini melawanku. Apakah hal ini demi melindungi kerajaan busuk itu? Apa gunanya bagimu melindungi kerajaan rusak yang hanya menindas orang banyak itu? Apa kau hanya ingin melindungi kerajaan yang telah menjadi sumber penderitaan bagi orang banyak itu, melindungi bangsawan bangsawan sialan yang hanya bisa memikirkan perut dan kepuasannya itu? Apakah itu alasanmu untuk bertarung disini?" Ucap Kokabiel yang barusan mendarat diatas kepala Suzaku.

"Ketahuilah, mereka takkan pernah mengakui apa yang kau lakukan saat ini. Tak ada gunanya bertarung demi melindungi para benalu itu. Menjadi pahlawan, kau kau memang berpikiran bahwa menjadi pahlawan akan membuat namamu diakui, maka kau salah besar... Anak muda... Para benalu itu hanya akan menganggap bahwa sudah menjadi kewajiban dan hal yang lumrah bagi mereka yang lebih rendah untuk mati demi mereka, mati demi memenuhi hasrat mereka. Pengakuan, cih jangan bercanda. Hal itu takkan pernah kau dapatkan di dunia yang telah rusak ini. Disemua tempat, dimana pun semua sama saja. Takkan ada yang namanya pahlawan di dunia yang busuk ini. Apakah itu yang menjadi alasanmu hingga bertarung sekuat ini? Kalau hanya itu, lupakanlah hal itu, anak muda... Kau hanya membuat tujuan hidupmu sia sia dengan melakukan hal itu, karena aku sendiri juga pernah melakukan hal yang sama dengan yang kau lakukan itu." Ucap Kokabiel.

"HAHAHAHAHA..."

Kokabiel hanya bisa menyipitkan matanya saat mendengar tawa Naruto yang menggelegar di tempat itu.

"HAHAHAHA... Apa kau sudah selesai dengan ocehanmu itu? Mendengar hal itu dari mulutmu secara langsung membuatku tak bisa menahan tawa, Kokabiel... Melindungi,,, diakui... Aku tak peduli dengan semua ocehanmu itu..." Ucap Naruto dengan tawa Sarkas.

"Nee, Kokabiel... Mendengarmu mengatakan hal itu membuatmu terlihat seperti anak kecil, kau tahu?...Sepertinya kau sangat menginginkan pengakuan yang kau sebut sebut itu, apakah itu yang membuatmu berkhianat? Kau terlihat seperti anak kecil bodoh yang hanya hidup dalam khayalanku itu, Kokabiel..." Ucap Naruto dengan seringai mengejek yang terpampang diwajahnya.

"Apa?..."

"Jujur saja, aku tak peduli dengan kerajaan dan para bangsawan bodoh itu. Kalau kau menanyakan apa alasanku, maka aku akan mengatakan satu hal... Aku hanya ingin mencapai tujuanku. Menjadi pahlawan dan mendapatkan pengakuan, persetan dengan hal bodoh itu."

"Dan apa tujuanmu itu?"

"Apa kau sangat ingin mengetahuinya Kokabiel? Yah, kalau kau memang ingin mengetahuinya, akan kukatakan sebuah petunjuk. Bisa dibilang, Untuk menjadi wujud yang sempurna."

"Wujud yang sempurna? Apa maksudmu anak muda..."

"Sudah kukatakan, itu adalah petunjuk... Kokabiel. Kau tahu, Dunia ini menyimpan banyak rahasia yang belum bisa dibongkar oleh umat manusia. Sejarah dunia yang penuh peperangan telah menutup semua rahasia yang terkubur didalam sana. Kebodohan dan keserakahan manusia telah menutup tirai panggung yang menyimpan hal itu semua. Itu adalah salah satu tujuanku, Kokabiel." Ucap Naruto.

"Kalau begitu, mengapa kau bertarung denganku? Kalau memang itu tujuanmu, bukankah pertarungan ini tak ada untungnya bagimu?"

"Kokabiel, kukira kau adalah orang yang penuh pengetahuan dan analisis, tapi sepertinya aku salah dalam menilaimu ya? Apakah kau kira semua orang akan menjawab semua pertanyaanmu, anak kecil?..."

"JANGAN MEMPERMAINKAN KU SEOLAH KAU TAU TENTANG DIRIKU, SIALAN..."

'groaaaaarrrr'

Perkataan Naruto yang memancing emosi Kokabiel sepertinya berhasil. Suzaku yang terbang itu mengumpulkan energi didepan paruhnya, lalu menembakkannya laser api raksasa kearah Susano'o Naruto yang tengah terbaring.

'syuuutt'

'whussh'

Didetik terakhir sebelum ledakan, Naruto melemparkan sebuah kunai jauh kekana, lalu bertelepon tadi ke arah lokasi Kumai itu.

'kabooommmmm'

Ledakan besar segera terbentuk ditempat Naruto tadi, dan menelan Seiryuu, Byakko, dan Genbu yang berada di tempat itu.

"Oh ya, kudengar kau pernah memiliki seorang istri, kalau tak salah namanya Theresia Van Astrea, sang putri pedang bukan? Kalau tak salah... Hal itu terjadi 12 tahun yang lalu, apa aku salah?"

"Ke-kenapa kau bisa tau hal itu, siapa sebenarnya kau ini?"

"Kau tadi mengatakan bahwa tak ada gunanya membahas masa lalu, jadi apakah kau sudah melupakan sang putri pedang itu, Kokabiel?"

"Diam..."

"Tapi, seingatku dia meninggal delapan tahun yang lalu...Kalau tak salah saat pertempuran di Abuya, dia mengorbankan nyawanya untuk melindungi dan memberikan waktu bagi pasukan bangsawan kerajaan untuk kabur dari Medan perang, apa aku salah?..."

"Diam..."

"Dan karna hal itu, Kokabiel sang suami memutuskan untuk berhenti dari jabatannya sebagai salah satu komandan pasukan kerajaan, dan setahun kemudian keluar dari kerajaan... Apa aku salah mengenai hal itu?"

"DIAMMM KAU SIALANNNNN..."

'groaaaaarrrr'

Keempat Makhluk itu segera melesat dan menyerang Naruto dengan ganas. Amarah Kokabiel sepertinya membuat mereka lebih ganas dan menyerang secara bersamaan

'Dapat kalian...'

"Mokuton Hijutsu :Jukai Kotan..."

Sulur sulur kayu raksasa yang sangat banyak tiba tiba terbentuk dan menyerang mereka berempat setelah Naruto menyebutkan nama jurusnya itu. Keempat Makhluk kolosal yang melihat hal itu tak sempat menghindar dan berusaha menghancurkan sulur sulur kayu yang mencoba mengikat tubuh mereka.

"Kayu...inikan teknik milik Senju Hashirama..." Ucap Kokabiel yang terbang untuk menghindari kayu kayu yang akan mengincarnya.

"Akan kutambah lagi...Mukoton Hijutsu : Kajukai Kourin..."

'bruuuugggghhh'

5 buah bunga raksasa segera tumbuh dan membuka kelopaknya. Kelopak kelopak bunga itu masing masing mengeluarkan serbuk berwarna kuning yang langsung memenuhi tempat dimana keempat makhluk itu yang meronta akibat telah terikat oleh kayu raksasa itu.

"Serbuk racun, kalau begini..."

Persis dengan apa yang dipikirkan Kokabiel, dari atas ia bisa melihat keempat monster panggilannya yang mulai melemah akibat menghirup Serbuk racun itu. Susano'o Naruto yang terbang diatas Bunga Bunga itu memandang hasil dari jurus yang memakan cukup banyak chakra tersebut.

"Hah...hah...sepertinya aku berhasil membuat mereka melemah. Kalau begitu, saatnya memutus kontrak dan menyegel mereka." Ucap Naruto kemudian menutup hidungnya, lalu keluar dari wujud Susano'o miliknya.

'tap'

"Baiklah pertama akan kulepaskan segel kontrak itu." Ucap Naruto lalu merangkai beberapa segel tangan.

Seketika itu juga, aksara fuinjutsu langsung terbentuk lalu menjalar kearah bagian kepala dimana segel kontrak itu berada, dan kemudian menelan segel itu seperti yang terjadi pada Kyuubi di ibukota.

" Bagus... Selanjutnya aku akan meleburkan kumpulan mana tersebut dan menjadikannya sebagai energi mana milikku. Dengan ini, aku akan bisa menggunakan teknik sihir seperti yang ada saat ini. Fuinjutsu : Yottsu Fuboshi Oshiru."

'Sringgg' Cahaya terang segera terbentuk ditempat itu. Dalam sekejap, keempat Makhluk itu melebur menjadi kumpulan energi yang memadat, lalu masuk kedalam tubuh Naruto sebagai wadahnya.

"Aaarrrggghhh"

Naruto hanya bisa mengerang sambil menahan rasa sakit dan panas akibat kumpulan energi asing yang masuk kedalam tubuhnya.

"Hah...hah...hah...sepertinya aku berhasil" ucap Naruto yang hampir kehilangan keseimbangan. Tubuhnya sangat terasa berat akibat rasa sakit yang ia rasakan sangat membebani tubuhnya.

Serbuk racun yang tadinya memenuhi tempat itu kini telah menghilang sepenuhnya. Sekarang yang tersisa adalah pertarungan terakhir, antara dirinya dan Kokabiel yang masih terbang diatas sana. Batang batang pohon yang memenuhi tempat itu perlahan menghilang dan kembali kedalam tanah. Wilayah didalam kekkai itu kini telah hancur sepenuhnya, menyisakan kawah kawah besar dan daratan kosong akibat kehancuran dari pertarunga sebelumnya. Potongan potongan tubuh kini hanya tersisa sedikit karena sebagian besar telah hangus dan menghilang akibat ledakan ledakan pada pertarungan sebelumnya.

Senjutsu miliknya kini hanya tersisa sedikit, dan tubuhnya saat ini sangat berat dan penuh luka akibat bertarung dengan keempat makhluk itu. Disisi lain, Kokabiel masih dalam kondisi terbaiknya. Ia masih melayang dengan sayap cahaya di punggungnya, dan peralatan turun dan mendarat sambil menatap Naruto.

"Tak kusangka kau akan menyerap kekuatan mereka berempat sekaligus kedalam tubuhmu. Kau... Kau itu memang benar benar monster. Memiliki mata Terkutuk dan menguasainya hingga ke tingkat evolusi tertinggi, menguasai teknik dan kekuatan seperti Uchiha Madara dan Senju Hashirama, julukan Monster adalah kata yang pas bagimu. Tapi, meskipun begitu...Tubuhmu yang masih dalam wujud manusia saat ini telah menerima efek samping dari penggunaan teknik dan luka luka yang kau dapatkan itu, apa aku salah?"

"Heh, kau benar. Tak ada yang sempurna di dunia ini sebelum kau mendapatkan segalanya. Tapi walaupun dengan kondisi seperti ini, meremehkanku akan membuatmu terbunuh lho, Kokabiel..." Ucap Naruto sambil merobek bajunya yang sudah tak layak pakai itu.

"Tidak, aku takkan meremehkanku seperti tadi lagi. Sekarang aku paham bahwa kau adalah wujud yang paling berbahaya bagi dunia ini. Rencanamu sepertinya telah gagal saat ini, tapi bukan berarti akan gagal dimasa depan. Dengan mengalahkannya disini, akan membuka lemparan lagi bagiku untuk menyelesaikan rencanamu dimasa depan, Sword of Light" sebuah pedang yang terbentuk dari energi cahaya kini ada digenggaman Kokabiel.

"Kalau begitu, inilah pertarungan terakhir. Yang kalah akan kehilangan segalanya, dan yang menang akan bisa mewujudkan tujuannya." Ucap Naruto, lalu menciptakan sebuah katana petir ditangan kanannya.

'Senjutsu milikku hanya tersisa sedikit. Aku tak bisa membiarkan pertarungan ini lebih lama lagi. Kekuatan Mangekyou sudah mencapai batasnya. Yang kumiliki sekarang adalah beberapa teknik Hiraisin dan Jutsu elemen. Kalau chakra senjutsu habis, peluangmu untuk menang juga habis. Sekarang aku tak bisa menggunakan chakra original dari tubuhku akibat benturan kedua jalur energi itu untuk sementara ini, jadi...'

''aku tak boleh lengah. Dia sangat kuat dan licik, keuntunganku saat ini adalah kondisi tubuhnya, dan akan kumanfaatkan hal itu. Pertarungan ini tak boleh berjalan terlalu lama... Saat ini, mereka pasti telah keluar dari tempat itu dan akan mencari dalang dibalik kekacauan dikerahkan. Aku tak bisa membiarkan diriku tertangkap, jadi...'

'trank'

' AKU HARUS CEPAT MENGALAHKANNYA'/'AKU HARUS CEPAT MENGALAHKANNYA'

Benturan kedua pedang energi itu menjadi awal dari pertarungan akhir ini. Keduanya kini saling mengerahkan tenaga masing masing dan saling menahan laju pedang mereka. Ditangan kiri Kokabiel, terbentuk sebuah pedang cahaya lainnya dan segera menegaskannya kearah Naruto.

'seettt'

Dengan segera, Naruto menghindar dari laju tebasan pedang itu dengan melompat, lalu memberikan tebasan yang melaju tepat diatas kepala Kokabiel.

'trankk'

Kokabiel dengan sigap menahan laju pedang petir itu dengan keduluan pedang cahaya miliknya.

'sringg'

'sringg'

'sringg'

3 buah lingkaran sihir terbentuk dan mengunci kearah Naruto yang ada diatas Kokabiel, lalu menembakkan pedang pedang cahaya yang melaju cepat kearah Naruto. Ia pun dengan sigap melompat dengan menggunakan kedua tangan Kokabiel sebagai pijakan, lalu menghindar dari laju tembakan pedang pedang cahaya itu. Lingkaran sihir itu masih terus mengunci lokasi Naruto yang masih melayang, lalu menembakkan serangan lanjutan pedang cahaya lainnya.

'tap'

Tak ingin terluka, Naruto pun segera merangkai segel tangan, lalu menyebutkan Nama jurus miliknya

"Senpo :Katon Goukakyou No Jutsu"

'whusshhh'

Sebuah bola api raksasa terbentuk dan Menyapu habis kumpulan pedang pedang cahaya yang mengarah padanya. Ledakan segera terbentuk dibarengi dengan debu yang bertebaran dan menghalangi pandangan Kokabiel.

Insting veteran miliknya langsung berteriak keras saat Naruto tiba tiba berada dibelakangnya dan melakukan serangan tebasan. Dengan refleks, ia menempatkan pedang cahaya tepat dipunggung ya untuk melindungi tubuhnya dari laju pedang petir milik Naruto.

'trankk'

Percikan api terlihat kala kedua pedang energi itu kembali berbenturan. Selanjutnya, mereka berdua bergerak cepat dengan hanya menyisakan blur dan percikan api tanda mereka saling beradu pedang dengan kecepatan yang sangat tinggi.

'sringg'

'trankk'

'sringg'

'trankk'

'sringg'

'duggh'

Pertarungan cepat itu kini berhenti dan keduanya kini kembali saling menahan pedang milik lawannya.

"Teknik berpedang yang bagus, anak muda."

"Terimakasih, tapi aku tak butuh pujianmu itu paman"

'trankkkk'

Naruto berhasil menjatuhkan salah satu pedang Kokabiel dari tangan kirinya dengan cara menendang tangan itu dengan kakinya.

'tap'

'tap'

Kokabiel lalu mengambil sedikit jarak dengan cara bersalto kebelakang guna mengatur Nafas dan staminanya. Ia pun sedikit memegang tangan kirinya yang barusan menerima tendangan dari Naruto.

'sudah kuduga ini takkan mudah... Bahkan saat dia sudah mulai kelelahan akibat pertarungan sebelumnya, tapi kelincahan dan kecepatan serta pengamatannya sama sekali tak menurun.' batin Kokabiel sambil memandang pemuda didepannya ini.

"Ada apa paman? apakah usia yang menua membuat stamina dan gerakannya semakin menurun?" Ucap Naruto sedikit mengejek.

"Hah, sepertinya orang tuamu tak pernah mengajarkan sopan santun terhadap yang lebih tua ya, anak muda?"

"Orang tua? Sejak kecil mereka bahkan tak pernah menganggap ku ada, paman... Yang mereka berikan padaku bahkan sejak aku lahir hanyalah penderitaan dan juga Luka didtubuhku ini. Orang tua yang kuingat hanyalah bajingan yang bahkan menyiksa dan membunuhku... Bahkan... Bahkan setelah aku berusaha keras untuk mendapatkan kasih sayang mereka yang kuinginkan, yang kudapatkan hanyalah mereka yang berusaha untuk membunuhku dan menyingkirkanku, hanya karena mana yang tak ada didalam tubuhku..." Ucap Naruto dingin

"Kalau begitu, mereka pasti orang tua yang buruk hingga menciptakan seorang monster sepertimu in-" Ucapan Kokabiel tiba tiba terhenti saat dia mengingat sesuatu... Kata kata itu... Ia ingat seseorang yang juga mengatakan hal yang mirip seperti yang dikatakan oleh pemuda didepannya ini, juga dengan kondisi yang sama dengan yang diucapkan oleh pemuda ini. Seorang bocah yang dulu pernah dekat bersama dirinya dan juga istrinya.

"K-kau... Ja-jangan-jangan Kau ini..."

Flashback...

Disuatu sudut gang sempit, Seorang anak berambut pirang berumur 4 tahun kini terbaring dengan luka diselimuti tubuhnya. Darah yang mengalir segar dan mengotori bajunya yang robek menjadi pemandangan yang amat memilukan bagi mereka yang melihatnya, jika mereka memang masih memiliki hati sebagai seorang manusia. Anak yang bahkan belum berusia lima tahun itu hanya bisa menatap langit dengan tak berdaya. Rasa sakit yang ia terima dari orang orang dewasa yang baru saja menindasnya itu sangat sakit, membuat ia hanya bisa menatap langit yang dimatanya itu hanya terlihat gelap.

Naruto Pov

sakit...lagi lagi, kenapa disini terasa sangat sakit...seseorang...tolong..tolong hilangkan rasa sakit ini...tolong..siapapun...tolong katakan bagaimana menghilangkan rasa sakit ini...

Kenapa dunia ini sangat membenciku? Apa yang telah kulakukan sehingga dunia bahkan tak mau menerima diriku? Kesalahan apa... kesalahan apa yang telah kulakukan sehingga aku menerima semua ini... Ayah, ibu...bahkan kakak dan adikku, nee tolong katakan apa yang telah kipernya? Kenapa aku berbeda dari kalian? Kenapa aku tak bisa merasakan senyum sama seperti kalian? Kenapa aku tak bisa tertawa bersama kalian?

Kalian selalu menyebutku sampah, pembawa sial, Kenapa kalian jijik pada Naru?... Kenapa kalian menyebut Naru berbeda dari yang lainnya? Kalau itu bisa membuat Naru bisa tertawa bersama kalian, Naru akan menerima itu... Tapi, kenapa Naru tak bisa? Ayah...ibu...hiks..hiks...kenapa kalian tak mau bersama Naru...

Naruto PoV end

tanpa disadari Anak itu meneteskan air mata sambil memegangi dadanya yang terasa sakit. Rasa sakit pada Luka di sekujur tubuhnya sama sekali tak sebanding dengan rasa sakit dihatinya yang membuatnya hanya bisa menangis dalam diam. Hanya isapan lemah yang keluar dari bibir yang bercampur darahnya itu.

Sampah, itulah kata yang selalu disematkan padanya. Tak ada orang yang mau menerimanya, bahkan oleh keluarganya sendiri. Sejak berumur 1 tahun, ia hanya dibiarkan tak terurus serta tak terawat meskipun ia adalah anak dari sang raja dengan kekuasaan yang diakui dunia karena ia tak memiliki sesuatu seperti saudara saudarinya, ia menerima semua ini. Dikucilkan, ditindas, hingga penyiksaan yang setiap hari ia terima. Tubuhnya yang kurus kering, dibarengi dengan luka yang bahkan ada pada setiap bagian tubuhnya itu menjadi jejak akan hal yang ia terima selama ini.

Hari ini saja, waktu bahkan belum berada pada tengah hari dan ia sudah berakhir seperti ini. 15 orang pria dan wanita yang merajam dan menghajar dirinya tadi kini telah meninggalkan tubuh penuh luka itu didekat pembuangan sampah digang sempit itu. Sebuah roti bulat yang kini tak berbentuk itu ada di genggaman tangannya. Hanya karena roti kecil itu, ia harus berakhir mengenaskan seperti ini. Sejujurnya, ia tak ingin memakan roti kecil itu. Ia hanya ingin memberikan roti itu pada anjing kecil yang kini telah mati disampingnya. Salahkah ia ingin memberi makan hewan yang memiliki nasib sama sepertinya dirinya itu? Salahkah ia mengasihani hewan yang sama sepertinya ini? Salahkah itu?...

'tap'

'tap'

'tap'

'mau apa lagi mereka? Tak puas kah mereka setelah membuatku seperti ini' batin Naruto saat mendengar dua buah langkah kaki yang berjalan kearahnya.

"B-Bunuh...s-saja aku" hanya ucapan putus asa itu yang didengar oleh kedua orang yang ada didepan Naruto saat ini.

"Kokabiel-kun, bukankah anak ini..."

"Ya, kau benar Theresia-chan. Anak ini adalah putra dari Minato-sama dan Kushina-sama" Ucap Kokabiel sambil memandang Naruto.

"Tapi, kenapa? Kenapa dia bisa seperti ini? Luka-luka ini... Kenapa dia yang merupakan pangeran kerajaan ini bisa mengalami semua ini?" Ucap perempuan berambut merah itu lalu membungkuk didekat Naruto.

"Sepertinya, Minato-sama dan Kushina-sama sama sekali tak mengangap bahwa anak ini bukanlah putra mereka karna hal itu"

"Hal itu?"

"Huh...ia tak memiliki sedikitpun energi sihir pada tubuhnya. Keluarga kerajaan sama sekali tak menginginkan hal memalukan seperti itu. Sebenarnya Minato-sama dan Kushina-sama berniat membunuh anak ini setelah ia lahir, tapi karna saat itu Sarutobi Hiruzen-sama yang masih hidup mengancam mereka, mereka tak bisa melakukan hal itu. Setelah Hiruzen-sama meninggal, keluarga kerajaan lalu menyebarkan rumor palsu tentang anak ini, hingga menjadi seperti saat ini" Jelas Kokabiel.

"Jadi, karna hal sepele seperti itu... Mereka melakukan semua itu pada anak ini. Cih, sebenarnya apa yang dipikirkan Raja dan Ratu itu? Bukankah anak ini adalah darah daging mereka sendiri? Apakah perasaaan mereka sebagai manusia hilang karena kekuasaan itu?" Ucap Theresia lalu mengambil sebuah botol kecil berisi cairan biru, lalu meneteskannya ketubuh Naruto.

Seketika itu juga, pendar cahaya biru langsung menyelimuti tubuh Naruto. Luka luka yang baru terbentuk kini menghilang secara perlahan. Naruto yang merasa hangat di sekujur tubuhnya berlahan bangkit, lalu duduk didepan perempuan berambut merah itu.

"Syukurlah kau sudah sembuh, adik kecil.." Ucap Theresia dengan wajah gembira

"Kenapa?..."

"Ehh?"

"Kenapa kalian menyembuhkan ku...?" Ucap Naruto pelan

"Etto... Kalau kau menanyakan kenapa, ehhmmm... Aku akan menjawab bahwa itu sudah jadi kewajiban ku."

"Kewajiban?"

"Ia, Kewajiban. Kewajiban untuk menolong mereka yang membutuhkan. Kau tau, saat kita menemukan seseorang yang membutuhkan pertolongan, saat itu juga kita harus berinisiatif untuk menolongnya. Tak peduli kalau kita bisa atau tidak dalam melakukannya, tapi dengan memiliki inisiatif dan membantu orang lain, kita telah melakukan suatu kebaikan. Saat kita melakukan kebaikan, orang lain juga akan senang dan itu akan membuat dirimu juga senang. Saat dirimu senang akan kebaikan yang kau buat, kau pasti akan melakukan kebaikan kebaikan lainnya. Itu adalah siklus perputaran kebaikan. Kau paham, adik kecil?" Jelas Theresia panjang lebar

"Theresia-chan, perkataanmu sangat panjang dan itu pasti sulit untuk diterima oleh anak berusia 4 tah-"

"Aku paham..."

"Ehh?/ehhh?"

"Saat kita melakukan kebaikan, maka orang lain akan senang dan itu akan membuat kita senang dan membantu orang lain lagi, karena hal itu merupakan kebaikan... Bukan begitu, Nee-chan?" Jawab Naruto.

"Kau lihat itu, Kokabiel-kun? Anak ini ternyata anak yang pintar lho?" Ucap Theresia sambil memeluk Naruto kecil

"Ya, sepertinya begitu..."

"Tapi..."

"Hmmm?"

"Kenapa aku tak pernah mendapatkan itu? Saat aku mau mendekati mereka, mereka bahkan langsung memukuliku dan menghajarku. Padahal aku hanya ingin merasa senang dan membantu mereka? Bahkan Ibu dan Ayah juga tak pernah baik padaku...Kenapa aku tak bisa mendapatkan apa yang Onee-chan bilang tadi? Kenapa mereka menjauhiku seperti itu? Kenapa hanya aku yang diperlakukan berbeda seperti itu, Onee-chan?" Tanya Naruto membuat Theresia terdiam.

Sang putri pedang hanya bisa terdiam mendengar pertanyaan yang dilontarkan oleh bocah kecil didepannya ini. Ia bisa merasakan rasa sakit, kesepian, ketidakadilan, dan penderitaan dari Naruto kecil. Diluar sana, ia telah melihat banyak penderitaan yang dialami oleh para penduduk kecil, tapi mendengarnya secara langsung dari bocah yang bahkan belum genap berusia lima tahun, hatinya meringis sedih saat mendengar ucapan bocah didepannya ini.

"Ka-kalau itu..."

"Jawabannya hanya satu. Teruslah berusaha untuk mendapatkan hal yang kau sebutkan tadi, anak muda..." Jawab Kokabiel memotong perkataan Theresia.

" Penderitaan memang sangat sulit saat kau mengalaminya. Tapi, kalau kau menyerah hanya karena kau mengalami sebuah penderitaan, maka saat itu juga kau akan kehilangan sesuatu yang kau inginkan. Sebagai manusia, berusaha menjadi lebih kuat dan menghadapi sebuah rintangan adalah hal yang wajib dilakukan untuk menjalani kehidupan. Jika kau menginginkan sesuatu, maka kau harus berjuang lebih keras untuk mendapatkannya. Ingatlah anak muda, setiap Usaha yang kau lakukan takkan pernah mengkhianati hasil yang akan kau dapatkan" Ucap Kokabiel tegas.

"Itu semua benar. Adik kecil, teruslah berusaha untuk mendapatkan hal hal yang kau inginkan tadi. Dunia ini memang sulit, tapi keindahan yang kau dapatkan setelah mengalami kesulitan itu akan menunggumu diujung jalan itu. Jadi, jangan pernah menyerah dan teruslah untuk menjadi kuat, adik kecil..." Ucap Theresia lalu mengusap kepala Naruto Kecil dan memeluknya.

"Onee-chan, Ojii-san..."

Air mata itu jatuh saat dalam pertama kali dalam hidupnya ini, ia merasakan kehangatan yang sangat menghangatkan hatinya ini. Ia tak bisa menahan rasa bahagia ini... Tangis yang dikeluarkan Naruto kecil bukanlah tangis sedih yang biasa ia keluarkan, tapi saat ini perasaan bahagia inilah yang menjadi penyebabnya. Kehangatan pelukan pertama yang ia rasakan, ia berjanji akan mendapatkan sebuah hal yang sama di depan sana.

"Onee-chan, Ojii-san, arigatou...Naru berjanji akan menjadi lebih kuat dan lebih berusaha. Jadi, tolong... Bisakah Onee-chan dan Ojii-san melatihku untuk menjadi lebih kuat? Naru... Naru takkan mengeluh dan akan berlatih dengan giat, walau harus terluka sekalipun... Tapi, Naru akan terus berusaha... Jadi, Onee-chan, Ojii-san... Tolong latihlah Naru..." Ucap Naruto berdiri, lalu membungkukkan badannya kepada dua orang didepannya ini.

"Semangat yang bagus, anak muda. Besok temukan kami didepan toko itu, kami akan menemuinya dan melatihmu mulai besok..." Ucap Kokabiel

Flashback end

"jangan jangan... Kau ini, Naruto putra dari Minato dan Kushina..." Ucap Kokabiel dengan raut wajah terkejut.

"Akhirnya kau mengingatku, Kokabiel Ojii-san... Ya inilah aku yang pernah kau latih dulu bersama Theresia Onee-chan, putra gagal dari kerajaan sialan ini... Inilah aku, Naruto..." Ucap Naruto.

"Mustahil... Tapi, bukankah kau sudah dibunuh oleh ayahmu? Hanya petinggi kerajaan yang tau hal itu, tapi itulah yang sampai padaku... Kalau kau selamat dari hal itu, kenapa kau tak kembali bersama kami, Naruto. Karena kematianmu itu, Theresia-chan bahkan sangat depresi saat mendengar kabar itu. Ia sangat terpukul dan terus membawa rasa sedih itu hingga saat terakhir kematiannya, NARUTO..." Ucap Kokabiel sedikit marah.

Naruto hanya bisa mendengarkan orang yang pernah melatihnya ini dalam diam. Jujur saja, ada sedikit rasa bersalah dihatinya setelah mendengar ucapan Kokabiel. Theresia dan Kokabiel, dua nama itu adalah orang yang sangat berharga bagi dirinya dimasa lalu. Kasih sayang dan perkataan dari Theresia Onee-chan sampai saat ini masih terus ada dalam kenangannya. Mereka berdua adalah orang yang sangat berjasa bagi dirinya dimasa lalu.

"Kalau saja... Kalau saja kau kembali saat itu, Theresia-chan pasti takkan pernah melakukan misi bodoh itu. Kalau saja... Kalau saja kau kembali saat itu, ia takkan membawa perasaan sesedih itu hingga akhir kematiannya. Kau tahu, Naruto... Setelah mengetahui kabar kematianmu itu, yang bisa ia katakan setelah itu hanyalah perasaan bersalah karena tak mampu menjagamu... Rasa sakit itu terus keluar dari mulutnya setelah mendengar kabar itu. Baginya, kau telah dianggap sebagai orang terdekat yang bahkan seperti keluarga baginya dan juga bagiku... Tapi Kenapa, kenapa kau tak kembali saat itu, NARUTO..." ucap Kokabiel diakhiri dengan teriakan amarahnya.

"Bagiku...Itu semua hanyalah masa lalu, Jii-san..." Ucap Naruto

"Saat ini, aku sudah memutus ikatan itu... Memang benar itu semua salahku, dan kau juga berhak menyalahkan ku atas apa yang dialami oleh Onee-chan... Tapi, bagiku... Semua hanya masa lalu yang telah kuputuskan untuk membuangnya. Aku telah membunuh semua perasaan dimasa lalu itu, semua kenangan bersama kalian berdua... Aku sangat berterimakasih pada kalian berdua atas waktu yang telah kita habiskan bersama, tapi... Sekarang aku... Berdiri disini sebagai musuh bagimu, dan bagiku... Kau juga adalah musuhku... Penentuan dari pertarungan akhir ini, akan menentukan tujuan siapa yang berhak berdiri diakhir jalan sana." Ucap Naruto memandang lurus kearah Kokabiel.

"Naruto, sebegitu inginkah kau untuk menjadi sempurna seperti yang kau katakan tadi. Sebegitu mudahkan kau membuang semua yang telah kau , aku dan Theresia alami bersama. Bagiku, kau sudah seperti keluargaku... Naruto. Apakah tak ada jalan lain selain membuang semua hal itu, semua yang telah Theresia-chan berikan padamu? KATAKAN PADAKU, NARUTOOO..."

" Inilah jalan yang kutempuh, Ojii-san... Semua yang telah kalian berikan padaku memang sangat berharga bagiku, Tapi... Tujuanku yang menunggu diakhir sana jauh lebih berharga daripada semua itu. Inilah akhir dari semua kenangan itu... Saat ini, yang akan kulakukan disini... Hanya perlu membunuhmu..." Ucap Naruto dingin.

"Begitu... Sepertinya kau telah rusak sejauh ini ya, Naruto... Baiklah, sudah menjadi tugas seorang pembimbing untuk bertanggung jawab atas kesalahan bawahannya. Sudah kuputuskan, sekarang kau adalah ancaman yang sangat berbahaya bagi dunia yang ingin aku dan Theresia-chan rubah ini. Jadi sekarang, aku akan membunuhmu disini, saat ini juga... Naruto..." Balas Kokabiel.

"Itu adalah kata kata yang harusnya kukatakan padamu, Jii-san... Saa, sudah saatnya pertarungan akhir ini mencapai puncaknya. Lawan aku dengan semua kekuatan penuhmu...KOKABIEL..."

"NARUTOOO..."

Kokabiel dan Naruto saling menerjang satu sama lain. Saling adu pukul jarak dekat kini terjadi antara Naruto dan Kokabiel yang bertarung atas tujuan mereka masing masing. Ikatan antara pembimbing dan murid telah putus, dan menyisakan pertarungan akhir yang menentukan tujuan dan masa depan mereka, apakah akan pupus disini saja, atau mereka yang menang akan mendapat kesempatan untuk mewujudkannya.

'duaagghh'

Naruto dengan sigap menahan pukulan Kokabiel dengan menyimpangkan tangannya tepat didepan wajahnya. Mata Sharinggannya terus menyala untuk membaca pergerakan Kokabiel yang semakin liar dalam melakukan serangan pada Naruto. Pukulan pukulan berlapis mana sihir yang dilancarkan Kokabiel mengharuskan Naruto untuk menangkis dan menghindari, sembari melakukan pukulan balasan pada Kokabiel.

'duggh'

Pukulan Kokabiel kini dibalas dengan tendangan horizontal dari Naruto yang mengarah ke leher sebelah kiri Kokabiel, yang kemudian menahannya dengan tangan yang dilapisi oleh mana sihir. Tendangan yang dilapisi chakra itu tentunya membuat tubuh Kokabiel sedikit terhempas kesamping akibat beratnya tendangan yang coba ditahan oleh Kokabiel.

Naruto mulai menyerang, ia segera mengikis jarak dirinya dengan Kokabiel, lalu mengambil sebuah Kunai dari saku belakangnya. Dengan gerakan cepat, ia langsung melakukan tebasan pendek yang mengincar bagian leher Kokabiel serta bagian vital lainnya. Kokabiel yang merasa dalam bahaya kemudian menciptakan sebuah pedang cahaya, lalu menahan laju tebasan Kunai milik Naruto yang terus berusaha untuk melukai dirinya. Saling adu dan tepis senjata kini terjadi antara mereka berdua.

'trankkkk'

Mereka berdua kini saling berhadapan dan saling menahan senjata yang saling beradu didepan mereka. Dengan satu tangan, Naruto lalu membuat sebuah segel tangan untuk mengaktifkan jurus miliknya.

"Kage Bunshin no Jutsu"

'booft'

dua buah bunshin tercipta tepat dikedua sisi , lalu mengarahkan Kunai mereka masing masing untuk menusukkannya ke tubuh Kokabiel. Tak Meu menjadi sasaran empuk, Kokabiel segera melompat kebelakang dan menjaga jarak dari Naruto dan dua bunshinnya itu.

"Sebuah clone, itu akan sangat mengganggu dalam pertarungan jarak dekat... Kalau begitu..."

'sringg'

'sringg'

'sringg'

3 buah lingkaran sihir cukup besar kini tercipta didepan Kokabiel yang masih menatap Naruto sambil merentangkan tangannya kedepan.

"Akan kuhancurkan dulu bunshinnya... Light Magic : Giant Spears of Light" Ucap Kokabiel.

'syuuutt'

'syuuutt'

'syuuutt'

Ketiga lingkaran sihir itu langsung menembakkan Tombak cahaya berukuran besar yang melesat kearah Naruto. Melihat serangan berkapasitas penghargaan cut mengarah padanya, Naruto segera melompat jauh dari area itu dengan segera.

'kabooommmmm'

Ledakan besar segera menghancurkan tempat Naruto berpijak tadi dan menelan kedua bunshin miliknya yang tak sempat menghindar dari area balik debu dan asap itu, Naruto kembali merasakan tekanan energi dan ketika memfokuskan pandangannya, ia bisa melihat tombak cahaya lainnya yang mengarah padanya.

'tap'

Naruto segera merangkai beberapa Handseal, dan bersiap untuk mengeluarkan jurus miliknya

"Katon :Goukamekakyou"

'whussshhh'

Gelombang api besar segera menyapu dari tempat Naruto, dan mengarah kearah tombak tombak cahaya itu. Kedua serangan berbasis penghancur itu segera berbenturan, dan menciptakan ledakan besar yang terbentuk dan menghancurkan area yang cukup luas.

''hah..hah.. sepertinya aku tak boleh membiarkan pertarungan ini lebih lama lagi...hah..hah... Chakra senjutsu milikku sebentar lagi akan habis...hah...hah... Kalau begitu, di serangan berikutnya, aku harus bisa membunuhnya.' batin Naruto

Nafas yang ia keluarkan sedikit tak beraturan akibat tubuhnya yang mulai lelah serta rasa sakit akibat penyegelan yang semakin sakit pada tubuhnya.

'Boss... Kami tak bisa menahan kekkai ini lagi, chakra yang kau berikan kini telah habis. Sebaiknya bisa segera menyelesaikan pertarungan ini. Dari luar sini, aku bisa merasakan bahwa pasukan ibukota kini telah berpencar dan mulai menyusuri berbagai tempat. Sebentar lagi, tempat ini akan segera ketahuan oleh mereka. Dan juga, sepertinya mereka telah berhasil keluar dari dimensi yang mengekang para bangsawan itu. Kau harus segera menyelesaikannya, boss...' Ucap bunshin Naruto yang menahan kekkai itu melalui telepati.

'baiklah... Kalau begitu, lepaskanlah kekkainya. Diserangan berikutnya, aku akan menggunakan seluruh chakraku untuk mengalahkannya. Kalian boleh pergi sekarang'

'maafkan kami, boss'

'Booft'

Keempat bunshin itu telah berubah menjadi asap dan menghilang. Kekkai ya g menyelimuti area itu perlahan mulai menghilang sepenuhnya. Kokabiel yang memperhatikan hal itu segera menyadari bahwa Kekkai itu kini telah menghilang sepenuhnya.

'Kekkainya menghilang... Sepertinya ia telah berada dalam kondisi terburuknya. Aku harus segera menyelesaikan pertarungan ini, dari sini aku bisa merasakan bahwa mereka kini mulai mendekat ke arah sini.' Batin Kokabiel ketika merasakan kedatangan pasukan dengan jumlah tak sedikit pada sensornya.

"Sepertinya kau mulai kehabisan semua tenagaku, Naruto. Dari sini, kau pasti bisa merasakan bahwa pasukan kerajaan sedang mengarah kesini kan? Aku akan mengalahkanmu dan harus segera pergi dari sini. Sementara kau dalam kondisi yang buruk dan harus menahan ku disini hingga bala bantuan datang dan menangkap ku. Sepertinya kita berdua dalam kondisi yang sama sama buruk..bukan begitu, Naruto?" Ucap Kokabiel

"Ya, tapi ada sedikit kesalahan dari perkataanmu itu... Aku bukan sedang menahanmu dan menunggu bantuan, tapi aku akan segera membunuhmu disini. Aku sama sekali tak peduli dengan bantuan yang kau bilang itu, tapi aku akan dalam masalah kalau menunggu hingga mereka sampai kesini" balas Naruto.

"Hahaha...baiklah, sepertinya ini akan menjadi bagian akhir dari pertarungan ini. Naruto, sekarang mari kita buktikan, siapa yang lebih kuat dan lebih pantas untuk hidup untuk menggapai tujuan kita. Aku akan mengeluarkan serangan terkuatku, dan akan membunuhmu saat ini juga..."

'sriiiiiinnnnggggggg'

Sebuah lingkaran sihir yang sangat besar kini tercipta Silangit dan bercahaya sangat terang. Seperti yang dikatakan Kokabiel tadi, ini adalah serangan terkuat yang dimilikinya saat ini dan akan menjadi penutup pada pertarungan ini. Sebuah sihir skala besar yang bersifat penghancur luar biasa dan menunggu untuk diluncurkan. Dan bukan hanya satu, Lingkaran sihir raksasa itu kembali terbentuk hingga mencapai keangka 10 dan menyelimuti langit hingga mencapai luas hingga 800 meter.

"Ini adalah sihir kuno terlarang yang telah berhasil kukuasai. Naruto, kalau kau memang ingin mencapai tujuanmu itu, maka kau harus bisa bertahan dari serangan ini. Kuakui, kau telah tumbuh menjadi pria yang sangat kuat. Tapi, ini adalah akhir dari pertarungan kita." Ucap Kokabiel yang mulai melayang dengan sayap cahaya dibelakangnya.

"Sialan kau, Kokabiel... Kau bermaksud untuk menghancurkan area ini bersamaan denganku, kau menghindar diatas ketinggian sana...sialan..." Ucap Naruto yang melihat serangan berskala besar itu.

"Tepat, dan ini adalah hal yang tepat untuk menjadi penutup acara yang meriah ini. Naruto, sekarang terimalah ajalmu dan Matilah disini... Forbidden Magic : Heavens Falldown"

'Sriiiiiinnnnggggggg'

'Kaboooommmmm'

10 buah lingkaran sihir itu mulai aktif dan bercahaya sangat terang. Detik berikutnya 10 laser cahaya raksasa langsung meluncur dan menghasilkan ledakan raksasa dan menghancurkan segala area hutan itu hingga mencapai 5 km dan menciptakan kawah raksasa akibat ledakan energi itu menciptakan getaran besar yang mengguncang hingga keseluruh area hutan luas itu.

Setelah ledakan besar itu berhenti, Kokabiel hanya bisa jatuh akibat telah kehabisan mana sihirnya. Sayap cahaya di punggungnya itu perlahan mengurai menjadi partikel kecil hingga tak bersisa. Pakaian yang dikenakannya kini robek dibeberapa bagian akibat terkena sedikit pecahan dari ledakan energi tadi yang sempat mengenai dirinya.

"Hah...hah...hah... Mengaktifkan sihir terlarang ini langsungenghabiskan mamaku dalam sekejap... Hah...hah...tapi dengan ini, siap pasti takkan bisa selamat dari serangan ini. Maafkan aku, Theresia-chan... Aku telah membunuh Naruto yang sangat kau sayangi itu... Tapi, tak ada jalan lain... Aku...hah...hah... Demi dunia yang cerah dimasa depan... Aku harus membunuhnya.." ucap Kokabiel sambile memandang ke seluruh area kawah yang hancur itu. Darah segar sedikit mengalir dari mulutnya akibat dirinya yang kehabisan mana miliknya. Tubuhnya kini sangat lelah hingga ia hampir takkan bisa menopang tubuhnya dengan kakinya itu. Tapi, dengan ini...semua telah selesai...

..

...

...

...

'jraassshhh'

Itulah yang dipikirkan Kokabiel sedetik yang lalu...

Namun, hal itu sepertinya telah terbantahkan ketika ia melihat kearah dadanya, sebuah tangan yang dialiri listrik kini menusuk tepat dijantungnya, dan menembus dadanya itu. Dirinya hanya bisa diam karena tak percaya atas apa yang terjadi padanya. Ia tak tahu bagaimana hal ini bisa terjadi, dan kemudian...matanya hanya bisa terbelalak kaget saat melihat sosok yang harusnya telah ia bunuh, kini berdiri tepat dibelakangnya dengan tangan yang menusuk tepat kejantungnya.

"Na...Na..ru..to... Bagai..mana bisa ka..u..." Ucap Kokabiel dengan suara bergetar.

Dibelakangnya, Naruto masih berdiri tegak dengan mulut yang mengeluarkan sedikit darah. Ia tak mengerti, bagaimana Naruto bisa berdiri disana... Padahal seharusnya ia berada jauh di tengah kawah ini dan harusnya, ia tak bisa menghindar dari ledakan itu. Saat melihat lebih teliti lagi, dipundak mantan muridnya itu, ia bisa melihat seekor elang yang bertengger dipundak mantan muridnya itu.

"Ma...Mata Bu..rung i..tu... ke..napa. bis..a?"

"Izanagi... Sebuah teknik mata terlarang dari clan Uchiha yang bisa mengubah takdir yang dimilki seseorang. Dengan memanfaatkan Mangekyou Sharinggan yang tertanam dimata burung ini, aku bisa menggunakan teknik mata terlarang itu. Teknik sempurna dengan bayaran kehilangan cahaya penglihatan pada penggunanya, Aku menggunakan Izanagi dan berhasil keluar dari situasi itu, Kokabiel..." Ucap Naruto.

Flashback...

"Sialan kau, Kokabiel... Kau bermaksud untuk menghancurkan area ini bersamaan denganku, kau menghindar diatas ketinggian sana...sialan..." Ucap Naruto yang melihat serangan berskala besar itu.

'bahaya...ini sangat berbahaya. Kalau begitu, aku harus menggunakan teknik terlarang Izanagi untuk keluar dari situasi ini. Tapi, dengan menggunakan jurus itu, aku akan menghabiskan Chakra senjutsu sepenuhnya. Aku harus menggunakannya disaat saat terakhir agar Kokabiel tak menyadari dan melihat aku menggunakannya. Aku akan memanggil elang yang membawa mata itu, lalu menggunakan teknik terlarang itu disaat terakhir. Ya... Hanya itulah pilihan yang kupunya.'

"Tepat, dan ini adalah hal yang tepat untuk menjadi penutup acara yang meriah ini. Naruto, sekarang terimalah ajalmu dan Matilah disini... Forbidden Magic : Heavens Falldown"

'Sriiiiiinnnnggggggg'

'inilah saatnya...Kuchiyose no Jutsu '

seekor burung elang muncul tepat dipundak Naruto. Sebuah Mangekyou Sharinggan tampak menyala dimata kiri burung elang itu.

"Izanagi..."

Flashback end...

'booft'

"ini adalah akhirnya dan Kau telah kalah, Kokabiel..." Ucap Naruto dingin dan melepaskan tangannya dari dada Kokabiel, lalu berjalan dan berdiri tepat dihadapannya. Burung elang yang ada dipundaknya itu kini telah menghilang

"Be...gitu, Jadi itu yang ter...jadi" Ucap Kokabiel Lalu jatuh terduduk. Kepalanya perlahan terangkat dan menatap wajah Naruto yang berdiri didepannya itu.

'sring'

Naruto lalu mengeluarkan sebuah Kunai dari kantong belakangnya, dan mengarahkannya kearah leher Kokabiel.

"Apa kau punya kata kata terakhir sebelum aku mencabut nyawamu, Kokabiel? Sebagai mantan guruku, aku tak ingin membuatmu mati perlahan. Aku akan segera melepas beban dan rasa sakit mu itu dalam sekejap." Ucap Naruto.

"Tak ada yang per..lu kukata...kan... Kalah tetaplah kalah... Dengan begini... Tujuanku...hanya sampai disini saja... begitu juga beban dan rasa sakit ini..." Ucap Kokabiel semakin lemah.

"Yang kumaksud bukanlah beban dan rasa sakit akibat tujuanmu itu... Tapi, beban dan rasa sakit akibat kematian Theresia Onee-chan lah yang kumaksud. Semuanya sudah berakhir bagimu, Kokabiel, Kuharap kau bisa bertemu lagi dengan Theresia Onee-chan dialami sana. Dia pasti telah menunggumu disana." Ucap Naruto lalu mendekatkan Kunai itu keleher Kokabiel.

"Berte...mu dengannya la...gi...Kau benar... Naruto... Kuharap...rasa sakit dan beban ini segera berakhir saaat bertemu dengannya lagi... Naruto... Sebelum aku mati... Bisa katakan padaku...apa sebenarnya tujuan akhirnya itu?...ohokkkk... Apa yang akan kau lakukan... Setelah mencapai wujud sempurna yang kau bilang tadi..?"

"Ya, itu pasti... Kau...kau akan bertemu lagi dengan Onee-chan, Kokabiel. Mengenai tujuanku... Aku akan merombak ulang dunia ini... Dunia yang busuk ini... Akan kurubah dunia ini walau harus memusnahkan penguasa dan seluruh perusak didunia ini. Itulah tujuanku setelah mendapatkan wujud sempurna itu. Bukan hanya Kerajaan ini, tapi juga seluruh dunia ini. Aku akan mengubah kondisi yang mengalami kerusakan ini, menjadi masa depan impian yang berisikan kedamaian dan kebahagiaan bagi segala orang. Itulah tujuanku yang sebenarnya." Ujar Naruto.

"Souka...setelah mendengar itu, kurasa... Aku bisa mati dengan tenang... Naruto... Ku serahkan masa depan yang akan kau ubah itu padamu..." Ucap Kokabiel lalu menutup matanya

"Ya, serahkan padaku... Kokabiel Ojii-san"

'jrasshhhh'

Kunai itu langsung menebas leher Kokabiel hingga putus. Darah segar langsung memancar deras dari tubuh tanpa kepala itu.

"Kokabiel Ojii-san, maafkan aku karena aku tak sepenuhnya mengatakan padaku mengenai tujuanku itu. Sebenarnya, cara kita untuk menggapai tujuan kita itu tak jauh berbeda. Kau yang mengobarkan pertempuran di kerajaan sialan ini, tak peduli bila harus mengorbankan nyawa orang yang tak berdosa, kau menganggap bahwa hal itu memang menjadi sebuah hal yang menjadi bayaran atas rencanamu itu. Tapi, yang kau lakukan itu hanya berdasarkan kebencianmu pada kerajaan ini...hah...hah...ohhookkkk"

"Hah...hah... Hal yang kau lakukan itu hanya akan bertahan dalam sekejap saja... Kalau kau tak membasmi hingga keakarnya, maka para tumbuhan parasit itu akan terus tumbuh. Dunia ini telah kehilangan hal hal baik miliknya dan hanya menyisakan keburukan saja. Dengan menghancurkan sumber keburukan itu, maka masa depan putih yang kau katakan itu takkan pernah ada. Karena, kebencian yang ada pada dirimu juga adalah salah satu dari sumber keburukan itu, Kokabiel Ojii-san. Jadi, serahkan hal ini padaku dan beristirahatlah dengan tenang disana. Kekacauan ini, zaman yang buruk ini, sebentar lagi akan segera berakhir...hah...hah...cougggh..."

Naruto tiba tiba jatuh terduduk. Darah segar mengalir deras dari mulutnya akibat rasa sakit yang tak dapat ia tahan lagi. suhu tubuhnya yang sangat panas, serta napas yang tak beraturan... Rasa sakit pada tubuhnya itu kini semakin terasa sakit akibat penyerapan energi para monster yang mulai menyatu pada tubuhnya tadi.

'tap'

'tap'

"Disini... Aku menemukan seseorang disini..."

'tap'

'tap'

Keadaan mulai bertambah buruk saat para pasukan kerajaan yang melihat dirinya kini mulai berkumpul didepannya. Sepertinya ledakan tadi langsung membuat mereka mengetahui tempat ini. Seorang pria dengan poni pirang kini berdiri tepat didepannya, dan orang itu adalah orang yang paling merepotkan bagi Naruto karena bertemu dengannya saat ini.

"Sepertinya kau harus menjelaskan semuanya, Naruto..."

"Kepala sekolah Azazel... Maaf saja tapi seperti yang kau lihat, tubuhku saat ini mengalami luka parah akibat bertarung dengan orang ini..." Ucap Kokabiel sambil menunjuk tubuh tak bernyawa a didepannya itu.

"Oi oi, bukankah orang ini..."

"Kalau tak salahkan tubuh itu..." ucap Regu pasukan itu saat melihat tubuh tak bernyawa itu. Tentunya, semua orang yang ada disitu mengenal betul saat melihat tubuh itu. Sang veteran yang telah menjadi buronan kerajaan, Kokabiel.

"Hah... Sepertinya memang begitu. Tapi, aku tak bisa melepaskanmu sebelum kau menjelaskan semua ini. Sebaiknya kau ikut dengan kami saat ini juga. Biarkan para pasukan Intel yang memutuskan tentang keadaanmu nantinya" Ucap Azazel tenang.

"Ya, lagipula tak ada untungnya bagiku untuk melawan saat kondisiku seperti ini, sepertinya aku tak punya pilihan lai, ya?..." Ucap Naruto sambil mengangkat bahunya.

'hah, ini pasti akan merepotkan..' batin Naruto.

Sebuah lingkaran sihir terbentuk dikaki mereka, lalu membawa mereka menghilang dari tempat itu bersama dengan Naruto dan tubuh Kokabiel.

Xxxx

Sementara itu, diapartemen Naruto...sebuah pusaran dimensi tiba tiba terbentuk dan mengeluarkan dua orang gadis serta bunshin Naruto. Lee Fay dan Kouko, kedua gadis itu masih tertidur akibat Genjutsu yang ditanamkan oleh Naruto tadi.

"Sebelum chakraku habis, aku akan melepas Genjutsu boss pada Lee Fay dan memberitahu kondisi Boss saat ini" Ucap bunshin itu lalu mendekati tubuh Lee Fay yang tertidur dilantai apartemen itu

"Genjutsu : Kai" ucap Bunshin Naruto sambil menyentuh tubuh Lee Fay

"Emmmhhh" perlahan, Lee Fay memfokuskan pandangannya dan ia berhasil melihat bunshin Ariyo yang ada didepannya.

"Emmmhhh, dimana ini Onii-chan?"

"Saat ini kita ada di apartemen boss, Lee Fay-sama. Aku yang ada disini hanyalah bunshin dari bisa saja. Saat ini, bisa telah menyelesaikan pertarungannya dengan musuh yang menyerang kerajaan." Ucap Bunshin itu lalu membantu Lee Fay untuk duduk.

"Onii-chan, bagaimana keadaan Onii-chan?" Tanya Lee Fay Khawatir.

"Keadaan boss saat ini sangat tidak menguntungkan. Selain terluka dan kehabisan chakra, Boss saat ini juga telah dibawa oleh Azazel agar bisa mau menjelaskan semua yang ia lakukan. Aku tak bisa lebih lama lagi disini, karna sebentar lagi, chakra yang diberikan boss padaku akan habis. Lee Fay-sama, sebaiknya anda mengganti pakaian yang Anda kenakan. Akan gawat bila nanti Kouko menyadari bahwa anda adalah putri kerajaan ini, Lee Fay-sama." Ucap Bunshin Naruto, lalu berjalan kearah Kouko untuk melepas Genjutsu yang tertanam padanya.

"Onii-chan..."

"Tentang keadaan Boss, Lee Fay-sama sebaiknya tak usah khawatir. Boss itu orangnya sangat kuat. Dalam keadaan apapun, boss pasti bisa menjaga dirinya. Percayalah pada boss..." Ucap Bunshin Naruto untuk meyakinkan Lee Fay yang khawatir.

"Saa, lakukanlah apa yang kukatakan tadi Lee Fay-sama... Aku akan melepaskan Genjutsu yang tertanam pada Kouko."

"Ha'i"

Sebuah lingkaran sihir tercipta dibawah kaki Lee Fay, dan dalam sekejap.. Lee Fay telah mengganti pakaian yang dikenakannya menjadi pakaian yang lebih umum.

"Yosh, Genjutsu :Kai"

"Nah, sekarang aku pamit Lee Fay-sama... Satu lagi yang ingin kukatakan, Boss saat ini tengah dibawa ke penjara bawah tanah kerajaan. Disanalah kemungkinan, mereka akan mencoba mengorek informasi dari boss. Baiklah kalau begitu, saya pamit dulu Lee Fay-sama.."

'booft'

Bunshin itu tadi kini telah menghilang dan berubah menjadi kepulan asap, meninggalkan Lee Fay yang masih khawatir akan keadaan Naruto, dan juga Kouko yang masih belum sadar.

"Onii-chan..."

.

...

...

TBC

13K+, yah kuharap chapter ini bisa menjadi ucapan maaf dari author karena tak up dalam waktu yang tak sebentar ini.

Akhirnya, Arc penyerangan ibukota berakhir, dan Naruto keluar sebagai pemenangnya. Tapi sebagai bayarannya, ia kini tertangkap oleh kerajaan dan akan diinterogasi. Apa Naruto akan menunjukkan siapa dirinya dan kekuatannya? Atau ia hanya masih akan bermain dibalik bayangan dan bermain aman, yahh tunggu aja di chapter chapter selanjutnya.

Night Raid kembali kehilangan anggotanya. Author ingin meminta saran pada reader semua, mengenai siapa karakter yang cocok menggantikan Bulat di Night Raid. Silahkan beri pendapat kalian di kolom komentar.

Mengenai fic milikku yang lain, author harap para reader sedikit bersabar. Saya juga tengah merangkai cerita dan alur fic itu, jadi bagi yang mau menunggu silahkan menunggu dengan sabar...

Kritik dan saran serta dukungan anda sangat berharga bagi kami para author. Jadi, teruslah mendukung kami para author yang tanpa pamrih ini untuk terus memberikan jalan cerita yang menarik bagi para reader sekalian. Mengenai Typo dan salah kata, Author mohon maaf atas kekhilafan dan kesalahan pengecekan. Juga, terimakasih saya ucapkan pada reader yang masih setia menunggu update update selanjutnya dari fic My Destiny ini. Kalau ada yang ingin ditanyakan, silahkan PM author. Saya akan berusaha untuk menjawabnya bila ada waktu

Salam Damai dan Salam Satu Hobi Berinspirasi

Author Believe My Sword... Out...'