Namanya Uzumaki Naruto. Terbangun dalam keadaan hilang ingatan pada usia 12 tahun. Dengan pribadi dan kekuatan yang baru, ia kini berusaha mencari jati diri sebagai shinobi Konoha, disamping mencoba mengembalikan ingatannya yang hilang. Takdir seperti apa yang harus ia hadapi?

Chapter 1: Kosong

Dua orang itu saling berpandangan. Bau obat yang khas tercium jelas di ruangan tersebut. Melihat satu anak pasien yang duduk di kasur, keduanya sama-sama menghela nafas.

"Haahhh, jadi Naruto benar-benar kehilangan ingatannya, sandaime-sama?" tanya ninja berpakaian jounin dengan masker yang menutupi hampir semua wajahnya,. Walau samar, tapi tatapan mata bosannya terlihat jelas.

Fuusshh! Orang tua disampingnya mengeluarkan asap rokok dengan santai. Orang yang dipanggil sandaime tersebut tampak memejamkan matanya. Perlahan, kedua kelopak matanya terbuka dengan tatapan serius.

"Ya, Kakashi. Lebih buruknya, Ibiki mengatakan bahwa ia tidak dapat menemukan ingatan Naruto bahkan setelah menelusuri seluruh pikirannya. Katanya lagi, ini lebih seperti penghapusan ingatan daripada hilang ingatan. Bisa dibilang, ini adalah kejadian yang disengaja. Tentang motif dan siapa pelakunya, kita masih tidak mengetahuinya sama sekali. Aku benar-benar khawatir tentang hal ini".

Kakashi mengalihkan pandangannya dari sandaime alias Hokage ketiga menuju Naruto yang mendengarkan dengan baik.

'Benar-benar terlihat seperti bukan Naruto. Tampang yang tenang dan tidak berisik seperti biasanya, hmm. Ck, dia bahkan jadi terlihat lebih keren dariku' batinnya nista.

"Hmmm, jadi.. Aku tak tahu apa yang terjadi-ttebayo. Bolehkah aku minta satu hal saat ini pada kalian?" tanya Naruto.

"Apa itu?" koor Kakashi dan Sandaime.

"Aku ingin boker" jawab Naruto innocent. Kakashi dan sandaime langsung sweatdrop mendengarnya.

"Ahahaha, lucu sekali muka kalian. Hmmm, tentu saja bukan hal itu. Mukaku sama sekali tidak kebelet kan?" kata Naruto. Muka Kakashi dan sandaime semakin sweatdrop. Namun, mereka berdua sama-sama merasakan sesuatu. Aura yang hangat menguar dari tubuh Naruto. Ya, hangat. Sangat hangat malahan.

"Hmm, bisa kau langsung saja katakan Naruto?"

"Yahh, sebenarnya hanya sedikit masalah. Dari pertama kali bangun dan aku sadar bahwa hilang ingatan, hanya namaku saja yang kalian ceritakan. Selebihnya, hanya pemeriksaan dan pemeriksaan. Aku bosan, kalian tahu." Naruto menggembungkan pipinya. Tangannya bersedekap didepan dada, terlihat lucu, atau.. menggemaskan?

"Jadi?.."

"Ceritakan semua tentangku, yang kalian tahu. Cukup itu saja.."

Dan kedua orang yang berdiri saling berpandangan.

*SYNL*

"Hmm, jadi aku adalah anak yatim piatu yang bodoh, berisik, dan suka buat onar. Orangtuaku tidak diketahui. Dan aku payah dalam teori maupun praktek akademi. Ck, kenapa terdengar begitu buruk?? Bodoh sekali si aku ini!!" marah Naruto sambil mencak-mencak. Sementara kedua orang didepannya hanya memasang wajah datar.

'Dia kelihatan lebih pintar dari sebelumnya. Dan, yahh. Setidaknya itu bagus, dan berisiknya mungkin aku akan merindukan hal itu' batin Sandaime.

"Untuk saat ini, sampingkan dulu masalah itu. Kau ambil istirahat saja Naruto. Dari kesembuhan luka-lukamu, kau sudah bisa pulang dari Rumah Sakit sekarang." ujar Sandaime. Luka? Ya. Tiga hari yang lalu, Naruto dikabarkan terluka parah dengan darah disekujur tubuhnya. Ia datang berjalan sempoyongan dari luar gerbang Konoha pada malam hari. Tepat satu langkah masuk Konoha, ia terjatuh pingsan. Dan setelahnya, Naruto hilang ingatan.

"Yah, sebenarnya Naruto. Lusa adalah pengumuman kelulusan Akademi. Tapi mengingat kondisimu, aku sarankan kau berdiam di apartemenmu dulu. Mengenai hasilnya, kami akan mengabarimu." kata Kakashi.

"Huh, kelulusan akademi? Aku harap aku bisa belajar ulang dan ujian ulang. Tentu hasilnya akan lebih baik. Tapi, yaa, sudahlah. Ngomong-ngomong, katanya aku punya apartemen. Jadi, apa benar aku punya apartemen disini?" tanya Naruto dengan tampang dan nada bicara yang.. Cool?? Oh, damn!

'Apa-apaan gaya bicara dan tampang sok keren itu!' batin Kakashi dan Sandaime.

"Ehem, ya. Kau punya sebuah apartemen kecil Naruto. Aku langsung yang akan mengantarmu kesana. Jadi. Kau bisa berdiri kan?" Sandaime memecah keheningan.

Naruto tersenyum,

'kampret! Kenapa habis amnesia dia jadi keren begini!' Jerit batin Sandaime dan Kakashi

"Yah. Mohon bantuannya, kakek Hokage!" tangannya terangkat dengan pose dua jari.

Beberapa saat kemudian, setelah mengurus administrasi dan segala macamnya, Naruto dan Sandaime langsung berangkat berjalan menuju apartemennya. Tentu saja, dengan beberapa pertanyaan membosankan yang harus dilayani Sandaime dari Naruto.

"Ini dia apartemenmu, Naruto. Dan ini... Kuncinya." Naruto menerima kunci pintu dari Sandaime.

"Ne, apa kau tau Jiji.. Apa yang kurasakan? Aku merasa.. Kosong" kata Naruto. Tatapannya mewakili perkataannya.

"Yahh, lupakan saja! Mungkin, aku hanya butuh adaptasi, kan? Kalau begitu, arigatou ne, Jiji! Maaf sudah merepotkan" kata Naruto sambil tersenyum hangat. Sandaime hanya terpaku.

'Apakah dia jadi lebih mirip seperti Minato? '

"Hmm, sama-sama Naruto. Kalau ada yang ingin kau tanyakan, bisa datang kepadaku atau Kakashi. Jangan sungkan. Bisa kutinggalkan kau sendiri disini?"

"Ha'i! Aku akan baik-baik saja."

"Baiklah kalau begitu, jaga diri baik-baik. Jaa ne!"

"Jaa ne, jiji!"

Setelah kepergian sandaime, Naruto berbalik menoleh pada pintu apartemennya. Membuka kuncinya perlahan, ia mulai membuka pintu. Dan cahaya pun mulai masuk memenuhi dalam apartemennya.

"Tadaima.."

*SYNL*

"Kau benar-benar mengerikan, kheh." siluet yang cukup besar terlihat. Menyerupai rubah, namun dengan ukuran moneter dan jumlah ekor yang terlampau banyak.

"Yah, ini semua demi Naruto, Kyuubi." sosok lain yang menyerupai manusia membalas.

"Kau adalah orang kedua yang kupercaya setelah si pertapa."

"Aku tidak punya eksistensi disini, kyuubi. Suatu saat, kuharap kau akan percaya pada orang lain yang kupilih."

"Kheh, dan itu Naruto kan? Tapi. Apa kau tidak berlebihan, menghilangkan ingatannya, sekaligus kekuatannya?"

"Itu adalah yang terbaik. Kekuatannya akan kembali, pada saat yang tepat. Bukan sekarang. Kau pun sudah merasakan efeknya, bukan? Naruto tak bisa lari dari peran yang telah ditakdirkan untuknya. Namun, ia bisa memilih bagaimana cara yang dilakukan. Sebagai penghancur segalanya, ia harus menjadi protagonis. Karena Naruto adalah... adik kesayanganku"

*SYNL*

Yooo minna-san! Perkenalkan, saya author ternewbie saat ini. Boleh dipanggil Kazu. Ini adalah fic pertama saya. Sebenarnya, saya sangat suka membuat cerita fiksi dari Naruto namun sebatas di lamunan atau pikiran saja. Dan Yah, karena tak terbiasa menulis. Beginilah jadinya cerita yang pertama kali aku tuangkan dalam bentuk tulisan, masih amburadul dan gak jelas hehehe. Saran dan kritik sangat saya perlukan. Maaf masih terlalu singkat :'(

For last, mind to review?