His Bitch (Chanbaek - Mpreg)
Summary: 2 tahun Hidup berdua dengan kekasihnya yang putus sekolah itu, Baekhyun menjadi rusak. Alkohol, gulungan tembakau yang terbakar disela bibir tipisnya, sex, hingga suntikan yang membuatnya melihat bintang-bintang. Bersama janin yang tumbuh dirahim si carrier, mereka menentang dunia dengan tangan yang saling menggenggam.
Chapter 1
.
...
.
Sudah berapa banyak tangan yang terulur untuknya, memintanya kembali dan menatap matahari dengan cara yang sama seperti 2 tahun silam. Sudah berapa banyak mulut yang terbuka untuk memohon, berusaha memasukkan kembali lembaran-lembaran masa lalu kedalam ingatannya tentang seorang remaja yang mengemut sendok es krim sambil tersenyum, mata bulan sabit yang selalu berbinar, pergi ke gereja setiap Minggu pagi, dan bibir yang hanya bisa mengucapkan kalimat bermakna lembut nan lugu.
Entah sudah berapa banyak orang yang mengatakan bahwa mereka merindukan Byun Baekhyun.
Bukan Byun Baekhyun yang saat ini tengah memasukkan beberapa kotak kondom di balik bajunya secara diam-diam, tapi Byun Baekhyun yang dulu selalu memposting foto kebersamaannya dengan orang-orang tersayang di laman Instagram.
Tak terhitung ada berapa banyak hal yang telah berubah. Bahkan Byun Baekhyun yang hidup hari ini sudah tak lagi mengingat siapa-siapa saja mereka yang ada didalam foto itu; Kyungsoo si murid teladan sekolah yang suka mengomel, pemuda berkulit putih susu dan paling berisik bernama Luhan, Sehun serta Jongin yang merupakan 'bodyguard' bagi 3 bidadari yang tersenyum paling lebar di foto itu. Mereka berlima memakai seragam sekolah yang sama, dengan topi kerucut bermotif lucu dimasing-masing kepala mereka. Ruang kelas yang penuh balon, pita serta konfeti itu menjadi latarnya, dengan sedikit kekacauan sana-sini karena ini adalah perayaan ulang tahun si diva Byun ke-18.
Kiriman terakhir tertanggal 21 Maret 2017, dengan total 113.466 likes dan komentar yang melampaui 20.000. Byun Baekhyun duduk ditengah-tengah apitan ayah dan ibunya diruang keluarga. Dibelakang sofa, berdiri seorang pria berparas rupawan dan bertubuh tinggi. Tangan besarnya mencubit pipi gemuk Byun Baekhyun, memamerkan ekspresi wajah yang dibuat sangat menggemaskan. Laki-laki tampan itu adalah Shim Changmin; calon tunangannya.
"Aku turut berduka. Kuharap dia cepat ditemukan."
"Demi Tuhan, siapa yang tega menyakiti anak secantik dan semanis dia?"
"Kudengar dia alumni SMA Yongsan. Anak orang kaya memang rentan menjadi target kejahatan. Aku turut berduka."
"Kasihan sekali orangtuanya... Dan tunangannya juga. Hidupnya sempurna, tapi seseorang dengan tega merusaknya."
"Hai, Baekby. Ini aku sahabatmu, saingan tercantikmu disekolah, yang duduk disebelah bangkumu, temanmu bercerita, dan kita sering rebutan roti coklat saat dikantin dulu. Aku sampai mengganti akun karena akun lamaku terlalu banyak menyimpan kenangan tentang kita. Aku tidak bisa lagi memakainya. Itu membuatku sakit tiap kali melihat kumpulan gambar yang mengabadikan momen liburan kita, pesta tahun baru dirumah Kyungsoo, bahkan fotomu saat digendong tinggi-tinggi oleh Sehun dan Jongin masih sering mendapat likes. Jika kau melihat tulisanku ini, kuharap kau mengerti. Kami tidak pernah lelah untuk menunggumu pulang. Kami mencintaimu."
Sekarang terjawab sudah kenapa ada begitu banyak likes dan komentar yang terbubuh di postingan terakhir akun Instagram pribadi milik Byun Baekhyun. Kabar tentang menghilangnya anak tunggal keluarga Byun itu sempat menjadi headline dibeberapa situs berita untuk beberapa waktu, sebelum akhirnya tenggelam dengan sendirinya karena tak ada kabar lanjutan tentang kemalangan yang dialami si remaja carrier.
Sampai empat musim pun berganti-ganti, kepulangan Byun Baekhyun yang dinantikan oleh keluarga dan teman-temannya tetap menjadi angan yang semu belaka. Yang mereka dapatkan hanyalah desas-desus tentang sepasang kekasih yang sering mampir ke bar kelas bawah tiap Rabu malam, menyundut sebatang rokok dan menghisapnya bergantian, serta berciuman panas didepan puluhan pengunjung yang juga sama bejatnya. Ya, hanya desas-desus. Tanpa tahu bahwa itulah kenyataan yang terjadi sebenarnya.
Byun Baekhyun tersenyum dipangkuan laki-laki tinggi berambut legam, memegang rahang tegas itu dengan tangannya yang lentik. Ada bekas luka kecil di tulang pipi si laki-laki dominan, hasil perkelahian 2 hari lalu dengan preman lokal di sebuah basement tak terpakai
Dari ujung kaki sampai ujung rambut, hingga pada luka lecet kebiruan yang dimiliki laki-laki itu, Byun Baekhyun mencintai seluruhnya. Segala hal yang ada di diri Park Chanyeol akan selalu membuat Baekhyun jatuh cinta.
e)(o
"2 kaleng sprite, totalnya 800 Won."
Kasir wanita itu menyebut nominal yang tertera di mesinnya, menerima uang pas yang membuatnya tak perlu mengeluarkan kembalian.
"Terimakasih, silahkan datang lagi."
Laki-laki cantik bersoftlens biru itu terlalu sibuk mengunyah permen karetnya sehingga tak punya waktu untuk sekedar membalas senyum si penjaga kasir.
Langkahnya yang santai membawa ia menuju sebuah mobil sedan keluaran 1998 berwarna biru gelap, membuka pintu di kursi penumpang lalu duduk dengan nyaman.
"Hai, babe. Selesai berbelanja?"
"Ya. Dan aku dapat banyak."
Matanya yang melengkung serupa bulan sabit saat tersenyum itu mengundang laki-laki didepannya untuk ikut tersenyum juga. Tangan besar si pria mengusak rambut almond itu dengan sayang.
Dari salah satu kantung jaket milik sang kekasih yang kebesaran dibadannya, keluar beberapa bungkus rokok filter dengan merk yang sama, 4 batang coklat, serta 2 strip pil pencegah kehamilan. Dikantungnya yang lain ada kotak kondom dengan berbagai merk dan rasa, inhaler khusus untuknya yang rentan pilek, dan terakhir 4 bungkus camilan rumput laut kering.
Oh, sebenarnya itu bukan yang terakhir.
Baekhyun mengangkat sedikit kausnya, mengeluarkan sebungkus koyo putih dan lipbalm rasa stroberi yang terselip diantara jeansnya.
"Koyo? Untuk apa?"
Laki-laki tinggi itu, Chanyeol, menyatukan sedikit alisnya ketengah sambil mengangkat benda itu ditangannya.
"Semalam kau bilang punggungmu pegal-pegal. Jadi untuk siapa lagi?"
"Tapi kau langsung memijatnya untukku. Sekarang sudah tidak apa-apa."
"Ya sudah, simpan saja. Kalau-kalau punggungmu pegal lagi."
Chanyeol mengangkat bahu asal sambil terkekeh kecil, menyimpan bungkus itu dikantung celananya.
"Oh, permen karetnya cuma satu ngomong-ngomong. Maaf."
Baekhyun nyengir lucu menunjuk mulutnya hingga membuat Chanyeol berdecak gemas.
"Kasir itu sungguh bodoh. Harusnya dia memperhatikan kalau aku tidak mengunyah apapun saat memasuki tokonya."
Sambung si mungil lagi sambil menyerahkan kantung plastik berisi dua kaleng soda pada kekasihnya.
Chanyeol membuka salah satunya dan meneguk minuman berdesis rasa lemon itu dengan cepat. Dia cukup haus ngomong-ngomong. Kalau minum soda yang dibeli dengan uang sendiri rasanya jadi jauh lebih melegakan. Lucu memang.
"Pakai sabuk pengamanmu, sayang. Kasir itu berteriak dibelakang kita."
Dengan mata yang melirik spion dalamnya, Chanyeol membuang asal kaleng soda kosong itu keluar jendela. Tangan kanannya dengan cekatan memutar kunci dan langsung memasukkan gigi, bersiap tancap gas meninggalkan tempat dimana ia memarkir asal mobilnya.
Baekhyun tertawa sambil menatap kebelakang, dimana gadis berseragam kasir itu berlarian dengan wajah kesal dan tangannya terayun-ayun diudara, berharap mereka kasihan kemudian berbalik untuk mengembalikan barang hasil curian. Mimpi saja.
"Kau ingin makan apa, baby?"
Chanyeol mengemudi dengan kecepatan normal saat mereka telah menjauh dari lokasi minimarket tadi.
Si mungil dengan piercing di lidahnya itu mengetuk-ngetukan telunjuknya di dagu, tampak berpikir walau sebenarnya hanya akting. Dia sedang tak ingin makan yang macam-macam tentu saja. Apapun terdengar enak untuknya saat ini.
Sudut mata sipitnya tak sengaja merilik pada deretan truk makanan penjual jajanan kaki lima. Malam-malam begini mungkin enak jika makan sesuatu yang berkuah dan pedas.
"Aku ingin budae jigae, Yeol."
Lidahnya menjilat bibir sekilas sambil mengelus perut datarnya yang sedikit keroncongan. Chanyeol tersenyum dan mencubit kecil pipi Baskhyun, mengiyakan keinginan kekasihnya.
Disinilah mereka, duduk di kursi plastik dengan meja kecil ditengah dan tenda yang menjadi atap. Truk makanan itu disulap menjadi dapur yang siap membuatkan menu pesanan para pelanggannya.
Dua mangkuk berisi makanan yang berbeda tersaji bersama botol-botol air mineral dan Soju. Chanyeol yang tak pernah cocok dengan makanan pedas tentu saja memesan jjajangmyeon kesukaannya malam ini. Berbanding terbalik dengan Baekhyun yang tak bisa makan kalau hidangannya tidak pedas.
Ketimpangan selera diantara mereka ini seringkali membuat Baekhyun leluasa untuk melakukan aksi jahil pada kekasihnya. Pernah suatu hari dia membuat sushi sendiri di flat kecil tempat mereka tinggal. Baekhyun menyemprot banyak pasta wasabi untuk gulungan sushi miliknya. Dia makan dengan sangat nikmat sampai-sampai Chanyeol penasaran, apa yang membuat kekasihnya bergumam seperti di surga tiap kali memasukkan sushi kemulut. Dengan senyum penuh arti, dia menyuapkan 1 potong untuk Chanyeol.
Wajah laki-laki itu lantas memerah sampai ke telinga lebarnya, berlari menuju kulkas untuk mencari botol air dingin. Diteguknya air itu dengan rakus, tak menghiraukan air mata yang sudah mengalir dipipinya juga Baekhyun yang sibuk tertawa terpingkal-pingkal.
"Besok aku akan pergi bersama Zico ke daerah Gangnam. Ada seseorang yang katanya mau menawarkan pekerjaan padaku."
Chanyeol yang lebih dulu menyelesaikan makanannya kini buka suara sambil menuangkan Soju ke gelas kecil, lalu meneguknya habis dalam sedetik.
Baekhyun mempercepat kunyahannya agar bisa segera menanggapi. "Gangnam? Distrik elit itu?"
Mata sipitnya sedikit membulat. Tak biasanya ada tawaran untuk Chanyeol yang datang dari tempat seperti itu; pusat kantor-kantor bergedung tinggi ada disana. Begitu juga dengan apartemen mewah, perumahan bergaya cluster, mall, hotel, club dan restoran berbintang yang hanya bisa dinikmati oleh kaum berkantong tebal saja.
Distrik itu dulu begitu akrab bagi Baekhyun. Tapi persetan, dia sudah lama tidak mempedulikan apapun yang berhubungan dengan rumah dan masa lalunya.
"Iya. Dan itu tandanya kau tidak bisa ikut, sayang. Tunggulah dirumah. Aku akan segera kembali sebelum sore."
Chanyeol mengusak lembut pucuk kepala kekasihnya, membuat si mungil balas mengangguk paham. Dia melanjutkan makannya yang sebentar lagi habis.
"Ngomong-ngomong, kemarin saat di studio aku dan teman-teman menonton video porno berbayar yang situsnya berhasil diretas oleh si jomblo Jaehyuk. Kau tahu Bee, pinggul dan kaki wanita itu sangat fleksibel. Sampai-sampai posisi kakinya itu bisa didorong melampaui kepala. Aduh, bagaimana menjelaskannya ya... Agak susah diilustrasikan kalau pakai kata-kata saja."
Mata bulat Chanyeol itu berapi-api saat bercerita, membuat Baekhyun dengan mudah mencerna makna dari fantasi yang tersembunyi dibalik otak mesum kekasihnya itu.
"Iya-iya. Malam ini kita akan melakukannya persis seperti yang kau lihat di video."
Baekhyun berucap cuek lalu meneguk air putihnya dengan cepat. Laki-laki tinggi didepannya itu lantas bergumam yes! dengan suara tertahan.
"Lagipula, kita tidak boleh menyia-nyiakan karet tipis elastis dan pil kontrasepsi yang sudah kau ambil di minimarket tadi."
Baekhyun berdecih saja saat telunjuk Chanyeol mencolek dagu runcingnya sambil memamerkan alis yang naik turun. Menyebalkan, walau tetap terlihat tampan.
"Tahan sedikit libidomu itu, wahai penggila JAV. Jangan lupakan kalau besok pagi kau ada janji dengan Zico."
Cibir Baekhyun penuh kemenangan, sedikit lebih beruntung karena besok dia masih bisa tidur sampai siang. Jadi tak masalah kalau Park Mesum Chanyeol itu mau menggempur habis badannya malam ini.
e)(o
To Be Continued?
A/N: Fanfic ini sudah mengendap di draft selama sebulan. Aku mengalami sedikit konflik batin antara mau menyelesaikan fanfic ini dalam bentuk Oneshoot atau Chaptered.
Well, semua tergantung dari respon pembaca.
Tolong review-nya yang bersifat kritik san saran yang membangun ya. Tembus 40 review maka akan ada fast update :)
btw besok aku akan up Chapter 2 utk "My Arrogant Mom" kalau sudah pas 40 review jg hehehe soalnya udh 37 review disana sekarang