Chapter 4: Chaos III, Final Fight: Naruto vs Lucifer

Disclaimer ;

Naruto ; Masashi kishimoto

High School DXD ; Ichie ishibumi

Serta tokoh lainnya bukan kepemilikan saya

Pair: Naruto X ...

OP Naruto, jinchuriki Juubi Naruto, Doujutsu Naruto.

Summary : Uzumaki Naruto, Shinobi yang hidup dalam kegelapan dunia, terlempar ke dimensi lain sebagai efek dari jutsu terakhirnya dalam menyelamatkan dunia Shinobi dari kehancuran dan terlempar ke dimensi lain, Mampukah ia menghadapi takdir yang menunggunya di masa depan?

Chap 4 starting

"Bunuh... Bunuh...Bunuh...Bunuh..."

"hmm..?"

"AKU ADALAH EKSISTENSI IBLIS YANG SEBENARNYA...AMARAH, DENDAM, KEBENCIAN, ITULAH MAKNA DIRIKU...TENGGELAMLAH DIDALAM KEKUASAAN SANG LUCIFER..."

"JUDGEMENT LUCIFER..."

'sriiiiinnnnnnnggggg'

Cahaya yang sangat terang terpancar dari arah Sirzech dan memancar terang hingga menembus langit dimensi Naruto. Dari atas langit, kini turun sebuah pilar cahaya putih yang kemudian perlahan turun, kemudian menyelimuti seluruh tubuh Sirzech. Bola bola merah yang tadinya berada di punggung Sirzech kini telah berubah, dengan sebuah cincin cahaya kini mengelilingi masing masing bola tersebut. Rambut merahnya yang tadinya masih berkibar kini telah berubah warna menjadi rambut putih yang menjuntai panjang kebawah. Sebuah kumpulan cahaya yang membentuk bulan sabit kini tersemat di belakang lehernya. Sebuah pedang dengan aura kegelapan yang sangat pekat kini berada dalam genggaman tangan kirinya. Perlahan, Sirzech kemudian membuka matanya, lalu menampilkan sebuah pupil merah dengan beberapa simbol rumit pada pupil matanya itu.

'transformasi, kah?...sepertinya kesadaran miliknya kini telah tergantikan oleh sebuah kesadaran dari wujud lain yang memiliki kontrak dengan tubuhnya itu. Mampu menguasai kekuatan cahaya dan kegelapan secara bersamaan, tak salah lagi, itu...'

'deggg'

'whusssssssss'

Sebuah hempasan aura kegelapan kini terasa dari tubuh Sirzech yang menyebabkan hempasan gelombang yang cukup kuat. Tatapan dingin kini terpancar dari wajah Sirzech, yang ia tujukan kepada Naruto yang masih tetap berdiri tegap sambil menggenggam tongkat Rikudou ditangannya.

Azazel dan Serafall yang kini telah memperoleh kesadarannya kembali, hanya bisa membulatkan mata mereka kala melihat wujud Sirzech saat ini.

Bagi Azazel yang pernah berhadapan langsung dengan wujud itu saat Great war puluhan ribu tahun yang lalu, tentu merasa seperti de Javu. Ia ingat betul, bagaimana wujud itu mampu mengalahkan ribuan pasukan yang dipimpin olehnya yang saat itu masih berstatus sebagai komandan perang pasukan malaikat jatuh, dan berhasil mengalahkan dirinya hanya dalam beberapa menit. Dan kali ini, ia dipaksa untuk kembali mengingat kejadian menyakitkan itu, hanya karna wujud itu yang kini kembali hadir dan tersaji didepan matanya saat ini.

Azazel segera terbang menuju lokasi dimana Grafia terbaring, lalu mengangkat tubuh wanita itu dan terbang menuju lokasi Serafall yang kini tengah berusaha berdiri.

'tap'

"Serafall, sebaiknya kita menjauh dari tempat ini. Sebentar lagi, wilayah ini akan menjadi arena tempur bagi mereka berdua. Lebih baik kita segera menuju tempat Amaterasu dan Michael disana."

"Ya, kau benar Azazel."

Mereka berdua pun segera menyingkir dan pergi menuju tempat berdirinya Michael dan Amaterasu saat ini.

""

""

""

Disisi lain, Naruto saat ini hanya diam dan tampak memikirkan sesuatu. Memang dahulu, saat awal awal kedatangannya dahulu ke dimensi ini, ia langsung mencari informasi informasi tentang sejarah dimensi ini dan menyusup ke berbagai alam dari mitologi mitologi yang tersebar di dimensi ini, termasuk juga ke Underworld. Disana, ia memang telah mendapatkan serangkaian informasi mengenai eksistensi yang ada didepannya ini, yang konon dikatakan sebagai ayah dari seluruh bangsa iblis, Lucifer, yang seharusnya telah lama tewas pada saat terjadinya Great war dahulu. Perawakan Raja iblis pertama yang sering digambarkan di Mekai itu sangat mirip dengan eksistensi yang ada didepannya ini.

Tapi, mengapa sekarang Raja iblis itu kini ada dihadapannya, apalagi berada didalam salah satu iblis yang jauh berbeda generasi dengan Lucifer? Hal itulah yang menjadi sebuah pertanyaan didalam benak Naruto saat ini.

Yah, ia akan mencari hal itu nanti. Yang terpenting saat ini, ia harus menyelesaikan pertarungan ini dengan segera. Tak ada gunanya ia membuang buang chakra Juubi yang kini masih dalam tahap pengumpulan chakra saat ini.

"Hmmm"

'trannkkk'

Lucifer kini telah memulai serangannya dan melesatkan pedangnya itu kearah Naruto, namun berhasil ditepis menggunakan tongkat Rikudou miliknya.

'traapp'

"Shinra Tensei"

sebuah gelombang tak terlihat kini menghempaskan tubuh Lucifer dan kini terpental sejauh puluhan meter.

'tap' 'tap' 'tap'

'aku bisa merasakannya, kekuatan iblis ini semakin meningkat sejak ia bertransformasi tadi... Enam bola energi dibelakangnya itu, tampaknya itu terbuat dari Power of Destruction milik Gremory itu yang dapat berubah menjadi berbagai senjata yang ia inginkan.' Batin Naruto sambil melihat siluet iblis yang kini keluar dari kumpulan debu didepannya ini. Menganalisis informasi musuh adalah yang terpenting, itulah yang ia pelajari saat menjadi Shinobi dulu.

'whussh'

Lucifer yang barusan terpental akibat Shinra Tensei pun kembali melesat sambil mengayunkan pedangnya ke leher Naruto, yang dengan sigap mengelak untuk menghindari tebasan pedang itu.

'trank' 'trankk'

Suara bunyi besi yang beradu kini terdengar ketika pedang milik Lucifer beradu dengan tongkat Gudoudama milik Naruto. Bosan menahan tebasan tebasan itu, Naruto kemudian terbang cepat dan mengambil sedikit jarak dari Lucifer

'whuss'

'bzitt' 'bziitt'

'trank'

'trank'

Dalam gerakan lambat, Lucifer langsung mengejar Naruto diikuti kilatan merah di sekitar tubuhnya, dan terus menggempur Naruto yang masih dengan mudah menahan tebasan tebasan cepat itu. Sharinegan miliknya terus bergerak membaca pergerakan kilat dari Lucifer.

'whussh'

Lucifer lalu mengambil sedikit jeda, kemudian menciptakan beberapa bola power of Destruction yang cukup besar lalu menembakkannya kearah Naruto secara beruntun

'boomm'

'boomm'

'boomm'

Ledakan secara berkala kini mengepung lokasi Naruto, yang saat ini melindungi dirinya dengan menghalangi laju bola energi itu dengan perisai Gudoudama miliknya

'sringg' 'sringg' 'sringg'

'sial, serangan itu hanya pengalih perhatian' Batin Naruto yang melihat Beberapa lingkaran sihir yang mengepung tempatnya melayang'

'Duaaarrrrrrrrrr'

Masing masing lingkaran sihir lalu memuntahkan puluhan bola energi merah itu ke arah Naruto secara brutal. Tak ingin dirinya terluka, ia lalu menggunakan Gudoudama miliknya untuk menciptakan perisai yang mengelilingi dan melindungi seluruh tubuhnya dari serangan brutal itu. ledakan akibat benturan antara Gudoudama dengan baik power of Destruction itu kini tercipta selama satu menit tanpa henti.

'tadi itu, serangan yang cukup berbahaya. Bila terlambat sedetik saja, bahkan akupun takkan bisa menghindari partikel partikel power of Destruction itu agar tak masuk kedalam tubuhku.' batin Naruto. Yah, itu memang masuk akal. Ia memang bisa untuk mengantisipasi beberapa ribu partikel dari beberapa serangan seperti sebelumnya, tapi bila sebanyak tadi dan ia terlambat sedetik saja, sedikit saja partikel penghancur itu masuk kedalam tubuhnya, akan fatal akibatnya.

'dan tampaknya, walaupun serangan itu tak mengandung senjutsu, tapi itu bisa menggores sedikit lapisan terluar dari Gudoudamaku tadi. Power of Destruction, aku tak tau bagaimana teknik turun temurun itu tercipta, tapi apapun itu... Mengambil posisi bertahan dalam kondisi ini hanyalah keputusan bodoh. Maka...'

'whusshh'

'sringggggg'

'aku akan menyerang'

Debu hasil ledakan itu pun langsung menghilang akibat hembusan kencang dari kumpulan chakra yang membentuk Shuriken dengan bola lava yang ada ditengahnya yang kini diciptakan Naruto.

"Senpo : Yoton Odama Rasenshuriken..."

Mencoba peruntungan untuk melakukan serangan jarak jauh, Naruto menciptakan dua buah Rasenshuriken lava itu, lalu melemparkannya kearah Sirzech.

'baiklah, sekarang apa yang akan ia lakukan. Rasenshuriken itu telah kutandai dengan Fuin Hiraisin milikku, jadi... Bila ia ingin menghindar maka aku akan mengubah arahnya dan berteleportasi kesana.'

'whusshh'

Dalam sekejap, sebuah tembok yang tercipta dari Power of Destruction tercipta dan menghalangi laju jutsu milik Naruto itu dan menghilang tanpa sisa.

'Dia menahannya dengan dinding Power of Destruction, kah... Walaupun jutsu itu mengandung energi alam, tetapi dia dapat meleburkan jutsu itu tanpa sisa sedikitpun' batin Naruto ketika melihat fenomena didepannya itu.

"Manusia Sialan, berani sekali monyet sepertimu menyerang ku..."

suara berat yang ia dengar tadi ternyata berasal dari tubuh didepannya ini yang kini menatapnya dingin. Rambut yang telah sepenuhnya putih, dengan 2 tanduk panjang didahinya itu... Eksistensi Raja iblis pertama ini tampaknya merasa tak senang dengan kehadiran dirinya yang mungkin menganggap bahwa Naruto adalah ancaman bagi kebangkitannya ini.

Naruto tau, bahwa ketika raja iblis itu telah bangkit sepenuhnya, maka hal ini tentu akan menarik perhatian dari seluruh makhluk supranatural didunia ini. Bisa dibilang, bangkitnya Lucifer tentu akan mengundang petaka yang datang terlalu cepat karna pastinya, Raja iblis ini tentu akan mengundang perang besar untuk memenuhi ambisinya yang tak tersampaikan pada great war dulu.

"Raja Iblis Pertama, Lucifer. Tampaknya kau memiliki masalah dengan kaum lemah sepertiku ini, bukan?" Ucap Naruto dengan tampang mengejek.

Ya, ia tau mengenai seberapa bencinya makhluk ini dengan yang namanya 'Manusia'. Karena Manusialah, Ia kehilangan cinta dari sang ayah yang amat ia hormati itu. Karena Manusialah, ia diusir dan kehilangan posisinya sebagai Malaikat tertinggi di alam Surga. Karena Manusia, makhluk yang dianggap paling lemah ini... Lucifer yang agung itu, harus mengalami semua penghinaan telak pada Great War dulu. Tentu, semua hal itu akan membuat Sang Raja iblis ini tentunya akan merasa amat teramat membenci yang namanya Manusia. Menyembah manusia, Harga dirinya tentu tak merasa bahwa manusia tak lebih baik dari dirinya yang merupakan mantan eksistensi Malaikat terkuat di Surga.

Tapi disini, eksistensi itu tentunya tak ada apa apanya dibandingkan dengan wujud Naruto saat ini. Dalam wujud ini, bisa dibilang bahwa dirinya dapat disejajarkan dengan makhluk terkuat yang tinggal di Gap Dimension, Great Red. Ophis, Great Red... Dua makhluk yang dianggap sebagai wujud terkuat saat ini di dimensi ini, sejajar dengan dua makhluk terkuat itu. tentunya akan menjadi momok yang amat menakutkan bila sampai menghadapi para makhluk terkuat itu. Dan tentunya, dengan kekuatan yang bisa dibilang belum bangkit sepenuhnya, Lucifer bukanlah hal yang menyulitkan bagi Naruto saat ini.

Tapi, yang hal merepotkan yang ingin ia hindari adalah... Perhatian para makhluk supranatural itu ketika wujud kekuatan sebenarnya ini diketahui oleh mereka. Saat ini, hanya para fraksi Dewa Jepang lah yang mengetahui keberadaan dirinya saat ini. Dirinya hanya ingin hidup tenang sambil merancang strategi dan mengumpulkan kekuatannya untuk menghadapi para Otsutsuki yang kini masih tersegel di ujung semesta sana. Saat Pertarungan di Konoha, ia hanya bisa mengambil keputusan untuk menyegel mereka karna ketidakmampuan dirinya dalam menghadapi Para Otsutsuki itu dalam kekuatan penuh. Semua kekuatan mereka itu diluar nalar, bahkan hewan yang dijuluki petaka, Thirexa, walaupun dengan setengah kekuatan makhluk petaka itu sudah mampu mendesak dirinya. Ditambah lagi dengan kemampuan Para Otsutsuki itu, dirinya tentu harus menjadi lebih kuat dan lebih licik lagi untuk memusnahkan eksistensi yang dapat mengancam keselamatan seluruh alam semesta ini.

Oleh karena itu, dirinya harus menyelesaikan pertarungan ini secepat mungkin. Ada beberapa opsi yang ia miliki. Pertama, ia bisa memusnahkan wujud didepannya ini. Tapi hal ini memiliki resiko, karna kehilangan salah satu Raja iblis, pihak supranatural itu pasti akan mencari informasi lebih dalam tentang dirinya, dan mengganggu ketenangan yang ia bilang tadi.

Opsi kedua, ia bisa menekan proses kebangkitan Lucifer, walaupun hanya bersifat sementara. Tentu saja, hal ini hanya akan menunda Kebangkitan iblis itu. Suatu saat nanti, ia pasti akan bangkit. Masa depan Sirzech hanya akan berakhir pada kebangkitan Lucifer, itu pasti. Salahkan kebodohannya yang melakukan percobaan bodoh itu.

'whussh'

'boommm'

Tiba tiba saja, Lucifer langsung melesat kearah Naruto dan berusaha melayangkan tinjuan padanya, namun berhasil ditangkap dengan mudah oleh Naruto.

"Hoo, jadi Monyet sepertimu masih bisa menahan pukulanku-, ehh"

ucapan Lucifer tampaknya harus berhenti kala melihat seringai Naruto saat ini. Entah kenapa, dirinya merasa takut saat melihat seringai Naruto yang seolah mengatakan 'apa kau bodoh' padanya.

"Kukira kau bisa menghiburku lebih lama lagi, tapi cukup sampai disini saja."

'duagghhh'

Detik berikutnya, Tubuh Lucifer kini meluncur keatas akibat pukulan keras dari Naruto yang mengenai dagu iblis itu.

'bziiit"

'duaggh' 'duaggh' 'duaggh' 'duaggh' 'duaggh'

'whuushh'

'boommm'

Tubuh Lucifer yang melayang diudara kini menjadi sasaran pukulan beruntun Naruto. Dipenuhi dengan kilatan kuning sebagai efek kecepatan jurusnya, Layaknya samsak tinju, Naruto mengakhiri serangannya dengan tendangan yang membuat tubuh itu melesat kebawah dan membentur tanah. Kawah besar segera tercipta akibat benturan itu.

"Belum selesai"

'sriiinnnggggggggg'

Mengadahkan tangannya kedatas, sebuah bijudama cukup besar kini terbentuk diatasnya. Tekanan kekuatan itu membuat udara sekitar berembus kencang serta debu yang terus bertebaran akibat perkumpulan Cakra positif dan negatif yang membuat bijudama itu tersenyum membesar. Jubah Rikudou miliknya kini berkibar kencang, dan detik selanjutnya, ia melepaskan bijudama itu kearah Lucifer yang baru saja bangkit.

'bbbooooooommmmmm'

Ledakan besar segera terbentuk dan menghancurkan area itu, menenggelamkan Lucifer yang ikut didalam Ledakan itu.

"Aku yakin itu takkan sukup membunuhmu"

Setelah ledakan selesai, ia bisa melihat tubuh Lucifer yang kini tergeletak dan berusaha bangkit berdiri. Lalu menatap tubuh Naruto yang kini melayang dengan wujud Rikudou miliknya.

"GHH, BANGSAT... Akan ku pastikan kau akan mati disini sekarang juga..."

'bziit'

Dalam sekejap, Lucifer menghilang diikuti kilatan merah yang melesat kearah Naruto. Sharinegan miliknya yang menangkap pergerakan itu pun membuat Naruto dengan mudah mengelak dengan membiarkan pukulan itu melewati sisi kirinya. Tau bahwa serangannya tak mengenai sang target, Lucifer menciptakan sebuah pedang dari Power of Destruction, lalu mengarahkan tebasan tepat di titik buta makhluk pada umumnya.

'duggh'

Tanpa Lucifer duga, Naruto kemudian menahan pergelangan tangan sang Raja iblis pertama itu, lalu menariknya sekuat tenaga hingga lengan itu terputus dari pangkalnya

'aaggghhh'

'Duaagghh'

Tak ingin memberikan kesempatan, Naruto dengan cepat berbalik lalu memberikan pukulan Uppercut berlapis chakra yang bersarang telak kesatu Raja Iblis itu.

'bziit'

'buaggh'

'buaggh'

'bzittt'

'buaggh'

Tubuh Lucifer yang melayang keatas kemudian menjadi sasaran empuk bagi Naruto, yang menghilang dengan kilatan biru dan menghajar tubuh itu dengan pukulan pukulan cepat berlapis Chakra.

'sringg'

"Habislah kau, Senpo: Goen Odama Rasenggan"

Naruto yang tiba tiba muncul didepan tubuh Lucifer langsung menyarangkan sebuah Rasenshuriken api yang berukuran besar dan langsung menelan tubuh Raja Iblis itu, lalu jatuh dan menghantam tanah dengan keras.

'tap'

Naruto pun lalu mendarat sambil melihat hasil serangannya yang masih berpijar dan membentuk ledakan beberapa belas meter tepat didepannya itu.

Setelah ledakan itu menghilang, kini tampak tubuh Lucifer yang berantakan kini tengah berusaha untuk berdiri didalam Kawah itu.

"Regenerasi kah, yah kalau dengan ini saja kau sudah kalah, kau sangat mengecewakanku lho..." Ucap Naruto yang melihat tubuh Lucifer kini perlahan beregenerasi. Tangannya yang putus tadi kini perlahan terbentuk, serta luka luka parah yang ia alami tadi perlahan mulai menutup.

"Hanya dengan serangan kecil seperti tadi saja sudah membuatmu kewalahan, apa kau itu memang Si Lucifer itu kah? Kemampuanmu itu tak lebih dan tak kurang seperti Iblis merah yang tubuhnya kau manfaatkan itu lho?... Atau karena kekuatanmu yang masih belum sempurna hingga kau tak bisa bertarung secara penuh? Kalau begini terus, aku akan dengan mudah bisa menyegelnya lagi lho?" Ucap Naruto dengan seringai mengejek terpampang diwajahnya.

"MANUSIA SIALAN...TAKKAN KUMAAFKAN KAU. JUDGEMENT LUCIFER : METEORIC JUDGEMENT"

Tiba tiba, area sekitar dimensi buatan itu gelap seketika. Diatas sana lima buah meteor yang sangat besar kini tercipta dari ketiadaan, dan terus mendekat menuju Naruto.

"SELANJUTNYA, KAU PASTI AKAN MATI MONYET SIALANNN... JUDGEMENT LUCIFER :INFINITE ETERNAL INFERNO BLAZE..."

sementara itu, sebuah lingkaran sihir raksasa yang besarnya mencapai 100 meter kini tercipta didepan Lucifer, lalu menembakkan Laser berwarna merah kehitaman dan melesat kearah Naruto.

"Aku merasa Dejavu, keadaan ini sama seperti kemunculan Madara di perang Shinobi dulu. Yang membedakan dengan saat ini ialah besar meteor itu,dan ..."

'sringggg'

"Tingkat kekuatanku saat ini..."

Mengambil sebuah gudoudama dibelakangnya dan mengarahkannya keatas, ia membuat Gudoudama itu semakin membesar. Luapan kelima elemen, serta teknik bayangan dan cahaya yang terus menyatu dan membuat Gudoudama itu terus membesar hingga seukuran Bijudama yang ia buat sebelumnya. Gudoudama besar itu lalu melesat kearah meteor yang ratusan kali lebih besar itu, Lalu mengeluarkan cahaya terang dan menghasilkan ledakan besar yang menelan seluruh Meteor itu hingga habis tak tersisa

'Kaaaabbbbbboooooommmmmm'

Sementara itu, Laser raksasa yang tadinya mengarah kepadanya kini tertahan dan terserap akibat sebuah energi tak terlihat yang kini tercipta tepat saat dia merentangkan tangannya saat ini.

"Indah sekali. Sudah lama aku tak melihat Fenomena kehancuran seperti ini." Ucap Naruto melihat hasil ledakan dari jurusnya itu.

Semua hanya bisa terdiam melihat ledakan yang sangat besar itu. Bahkan mereka yang berada didalam kekkai itu hanya bisa terdiam dengan mulut terbuka melihat besarnya ledakan yang menelan Meteor sebesar itu hanya dalam sekejap mata, serta Laser penghancur yang diserap oleh Naruto.. Sementara itu, disisi Lucifer... Ia hanya terdiam kala melihat kekuatan penghancur itu. Rasa takut yang telah lama tak ia rasakan perlahan timbul dipikirannya. Persis saat ia mencoba melawan Thirexa pada saat Great war dulu

"Tak Fokus pada musuh didepanmu hanya akan membuatmu berada di kematian, bodoh."

"Sial..."

'duaggghhh'

'stap'

'stap'

'stap''

'stap'

"Aaaarrrggghhhh"

Dalam sekejap, Lucifer kini telah terbaring, dengan kelima tongkat hitam yang menusuk tubuhnya pada 5 titik yang mengunci pergerakannya. Didepannya, Kini berdiri Naruto yang memberinya tatapan dingin, seakan bahwa dihadapannya, ia hanya melihat seonggok sampah disini. Rasa dingin kini mulai menyelimuti tubuhnya, seiring dengan kekuatan miliknya yang terasa ditekan akibat kelima tongkat hitam itu.

'aku tak bisa merespon kekuatanku...Tongkat sialan ini, benda ini terus menekan aliran sihirmu...' Batin Lucifer.

"Keadaan ini serasa membuatku bernostalgia, Kala waktu itu pain yang mencoba untuk menangkap ku diKonoha." Ucap Naruto.

"Sebenarnya... Makhluk macam apa kau ini" Lucifer kini bertanya, tampaknya ia masih tak menerima, bahwa dia...sang Raja iblis... dikalahkan oleh seorang manusia yang dianggap sebagai makhluk paling lemah diantara ras lainnya.

"Bukankah kau sudah mengetahuinya...dari ras apa aku berasal? Atau, apakah kau masih tak bisa percaya...bahwa dirimu dikalahkan oleh ras yang kau anggap lemah ini?" Jawab Naruto dingin, yang membuat Lucifer kini hanya bisa terdiam.

"Ini adalah kenyataan. Realitas yang akan membantah semua pemikiran sempit daripada kaum supranatural seperti kalian. Kalian berpikir, didunia manapun... Manusia hanyalah ras lemah yang hanya bisa kalian manfaatkan layaknya barang sekali pakai. Grigori, Mekai, Olympus, Asgard... Setiap tempat tinggal kalian para makhluk supranatural selalu menganggap hal seperti itu hanyalah hal biasa Dimata kalian, bukankah begitu?" Ucap Naruto yang tepat berada didepan Lucifer.

"Tapi, bukankah itu adalah fakta... Manusia diciptakan hanya sebagai alat bagi kami, Makhluk yang lebih kuat. Dari segi kemampuan, fisik, dan kekuatan... Manusia selalu berada ditempat terbawah di semesta ini. Sampah... Bukankah itu kata yang tepat untuk menggambarkan semua manusia disemesta ini?" Yang dikatakan Lucifer memang tidak salah, tetapi juga tidaklah benar.

Memang benar, dari segi kemampuan, fisik dan kekuatan... Manusia memang tak bisa dibandingkan dengan para makhluk supranatural itu. Sejak dulu, mulai dari terusirnya manusia dari surga... Umat manusia hanya selalu mengalami penderitaan. Hanya bisa menerima semua penderitaan akibat ulah para makhluk supranatural itu. Great War, Perang antar dewa Dewi Olympus dan Asgard, Civil War of Mekai... Semua itu hanya meninggalkan goresan pahit bagi manusia yang hanya bisa menerima, tanpa bisa sekalipun membalas mereka. Jadi apakah manusia hanya terlahir sebagai alat? Yang hanya bisa dipakai untuk tujuan para makhluk supranatural itu? Apakah itu tujuan Kami-sama menciptakan manusia?

Tentu saja tidak! Manusia diciptakan sebagai makhluk yang segambar dengan ciptaan Kami-sama yang lainnya, memiliki kebebasan dan hak yang sama didalam semesta ciptaan Kami-Sama ini, dan bukanlah sebagai alat ataupun barang yang dapat dipergunakan oleh para makhluk supranatural itu. Di semesta ini, bukan hanya ada tempat bagi kaum supranatural itu saja, tetapi disamakan juga ada makhluk yang bernama manusia, makhluk mortal dengan ambisi dan ketidakpuasan yang tak terbatas, makhluk yang bisa lebih baik daripada malaikat ketika bersama orang yang ia cintai, ataupun makhluk yang bisa lebih kejam dari iblis bila kehilangan hal yang ia cintai itu, itulah wujud manusia yang sebenarnya.

"Tapi, ingatlah fakta bahwa... Manusia ini telah berhasil mempermalukanmu saat ini, makhluk yang kalian anggap sampah ini...bahkan telah mampu melangkah maju dan melampaui kalian, bukankah itu adalah fakta yang terlihat saat ini?"

Ya, memang benar apa yang dikatakan Naruto tadi. Contoh saja, lihatlah selama 200 tahun belakangan ini, kemajuan pesat yang dialami oleh seluruh umat manusia ini. Hanya dengan bermodalkan ambisi, tekat, dan ketidakpuasan akan segala hal, kini umat manusia telah berhasil mengalami kemajuan yang amat pesat. Bahkan, makhluk yang tak memiliki sedikitpun sihir ditubuhnya itu, kini telah berhasil menggenggam dunia ini. Walaupun masih buta dengan hal hal yang berbau supranatural, kemajuan pesat ini bisa digapai umat manusia hanya dalam kurun waktu 200 tahun, dimana berbanding terbalik dengan para kaum supranatural itu yang membutuhkan ribuan bahkan puluhan ribu tahun hanya untuk mengalami sedikit kemajuan pada ras mereka masing masing

"Cihh, sampai kapanpun makhluk rendah seperti kalian takkan bisa sejajar dengan kami... Lepaskan tongkat tongkat bodoh ini dariku Sialan, akan kubunuh dan kucabik cabik tubuh sombongnya itu, monyet sialan..." Teriak Lucifer

'sringgggggg'

Sebuah bijudama yang cukup besar kini tercipta didepan Naruto yang memandang rendah Lucifer yang masih terbaring dengan 5 batang hitam yang menancap di tubuhnya.

"Mencabikku?Membunuhku?...HAHAHAHA...Aku tak tau apa kau ini bodoh atau tolol, apakah kau paham seperti apa keadaanmu sekarang, Iblis Bodoh? Apakah sampai sekarang kau masih belum paham juga, seberapa jauh perbedaan kekuatan kita ini? Kau yang sekarang bahkan tak bisa membebaskan dirimu dari tongkat milikku itu, bagaimana kau bilang bahwa kau mau membunuhku, JANGAN BERCANDA, IBLIS!" Ucap Naruto diakhiri dengan suara yang meninggi.

"Aku bersumpah, aku pasti akan membunuhmu monyet sialan... Saat aku lepas dari tubuh ini, Akan kucari kemanapun kau pergi, MONYET SIALAN..."

'dugghhh'

"Sepertinya kau cuma iblis yang besar omong ya?" Ucap Naruto sambil memijak kepala Lucifer

"Baiklah, suatu saat nanti akan kutunggu ucapanmu itu. Sekarang, lebih baik kau kembali tidur, aku muak mendengar ocehan ocehanmu itu, Iblis..." Ucap Naruto yang mulai melayang, Lalu menjatuhkan Bijudama itu ke tubuh Sirzech.

Sementara itu, disini lain, tepatnya didalam kekkai yang berisi keenam eksistensi berbeda itu hanya bisa melihat benturan kedua kekuatan yang bisa dikatakan tak seimbang itu. Serafall yang melihat bahwa Sirzech yang terletak didepan pria itu tentu tak bisa diam melihat sahabatnya yang kini tentu bisa terbunuh kapan saja.

"A-azazel, kita harus menghentikan dia. Kalau begini terus, Sirzech tentu saja akan terbunuh saat ini juga..." Teriak Serafall

"Tapi, bagaimana kita melakukan itu. Jujur saja, kekuatanku saat ini telah terkuras habis. Aku juga tak bisa menghubungi Baraqiel dan Shemhazai saat ini." Ucap Azazel

"Hal ini tentu takkan terjadi bila kalian berempat takkan menyerang dia saat itu. Kebodohan kalian yang memandang rendah dirinya tentunya telah mengakibatkan petaka bagi kalian, itu adalah hal yang wajar. Saat ini, bahkan bila kita semua menyerangnya, kita bahkan takkan mampu mengalahkan kekuatan abnormal miliknya itu." Susano'o kini mulai menanggapi ucapan Azazel tadi.

'boooommmmmm'

Sebuah ledakan besar kini kembali terjadi pada tempat pertarungan itu, yang membuat mereka berenam kembali terdiam menyaksikan ledakan besar tersebut. Debu dan asap kini membumbung tinggi dan menutupi seluruh area pertarungan tadi. Setelah debu tersebut menghilang, kini bisa terlihat kawah besar dengan Sirzech yang telah kembali ke wujud aslinya terbaring ditengah kawah tersebut, beserta Naruto yang kini masih melayang di atas Kawah besar tersebut dalam wujud Rikudou sempurna miliknya.

"Dengan begitu, dia takkan bisa keluar untuk sementara waktu." Ucap Naruto yang selesai menekan kembali Lucifer kedalam tubuh Sirzech. Kedua Rinnegan miliknya kini memandang seluruh area dimensi buatan miliknya itu yang kini telah rusak sepenuhnya akibat efek daripada pertarungan hari ini.

Didepannya, kini ia bisa melihat tubuh Sirzech yang dipenuhi oleh luka parah di sekujur tubuhnya. Seluruh armor yang dikenakannya kini telah musnah tak tersisa, dan hanya meninggalkan sepotong celana yang menutupi tubuhnya.

'sringgggggg'

Beberapa lingkaran sihir kini terbentuk didepan Naruto, lalu mengeluarkan beberapa penonton yang telah menyaksikan betapa brutalnya pertarungan yang tak seimbang barusan.

"SIRZECH..."

Serafall yang baru keluar dari lingkaran sihir itu langsung berlari ketempat tubuh Sirzech terbaring dan memeriksa keadaan sahabatnya itu.

"Dia masih hidup..."Ucap Serafall, lalu mengeluarkan sebuah botol kecil yang berisi cairan air mata Phenex, lalu meneteskannya ketubuh Sirzech

"Percuma... Kau takkan bisa menyembuhkannya dengan cairan itu iblis bodoh. Sebanyak apapun cairan yang kau gunakan pada iblis merah itu, kau takkan bisa menyembuhkannya bila kelima tongkat hitam milikku itu masih berada ditubuhnya, begitupula dengan iblis es itu..." ucap Naruto yang melihat tindakan sang Iblis yang bergelar Leviathan tersebut.

Serafall yang mendengar ucapan Naruto barusan pun segera berusaha untuk mencabut Tongkat hitam itu dengan seluruh kekuatan miliknya yang tersisa, namun saat menyentuh tongkat itu, ia hanya bisa terdiam akibat kekuatan miliknya yang tertekan oleh tongkat hitam itu.

"Kheh, Naif sekali... Apa kau berharap bahwa dengan kekuatanmu yang sekarang kau mampu menarik tongkat itu? Menyerahlah... Kematian mereka berdua ada ditanganku sekarang." Ucap Naruto

"DIAM KAU BAJINGAN..." Teriak Serafall lalu menembakkan beberapa tombak es kearah Naruto.

'trakk' 'trakk' 'trakk'

Semua tombak es yang melesat tadi langsung pecah dan berserakan didepan Naruto akibat berbenturan dengan Gudoudama miliknya yang dengan sigap langsung melindungi dirinya.

"Rupanya kau masih bisa melawan ya. Baiklah, kalau begitu...Bansho Tenin..."

'whusss'

'krakkkk'

"Aku akan mengirimkanmu ke Ketiadaan sekarang juga" Ucap Naruto sambil mencekik tubuh Serafall yang barusan tertarik akibat jurus milik Naruto itu.

"Aaakkkhhh" Serafall hanya bisa meringis kesakitan kala cekikan itu semakin lama semakin keras. Ia pun hanya bisa meronta akibat kesakitan yang ia dapat kala cekikan itu semakin keras dan siap untuk mematahkan lehernya kapan saja.

'tap'

Tiba-tiba, Susano'o yang tadinya hanya berdiri dibelakangnya kini menepuk pundak Naruto, diikuti oleh Amaterasu yang kini telah ada disampingnya.

"Naruto-san, bukankah ini sudah lebih dari cukup untuk memberikan sedikit pelajaran pada mereka berempat? Aku paham apa yang kau rasakan saat ini, karna kami juga pernah merasakan amarah darimu saat kami juga memperlakukanmu sama seperti yang mereka lakukan tadi. Mungkin ini agak menjengkelkan, tapi bisakah kau melepaskan mereka berempat sekarang? Membunuh kedua petinggi dari fraksi Iblis dan Malaikat jatuh saat ini juga tentunya bisa berdampak buruk pada keseimbangan dunia dan akan memicu perang besar nantinya. Kami tak ingin hal itu terjadi, dan tentunya kau juga tak ingin hal itu terjadi, bukan?"Ucap Susano'o yang kini berdiri dibelakang Naruto.

"Persetan dengan perang dan keseimbangan. Kehilangan mereka berempat dari dunia ini pasti takkan membuat dunia ini sangat kacau seperti yang kau katakan tadi, Susano'o... Dunia ini sudah sangat rusak akibat tindakan dari Makhluk makhluk seperti mereka ini. Mungkin kalian berdua tidak begitu mengetahuinya, tapi selama ini... Saat aku mengamati seluruh kehidupan makhluk Supranatural yang ada di dimensi ini dari balik bayangan, aku telah melihat segala macam penyimpangan, kelicikan, penipuan, dan juga tindakan tindakan menjijikkan mereka. Tenshi, Akuma, Datenshi, Nordik, Olympus, Swargaloka,. Aku telah melihat semual hal itu dari balik bayangan. Apakah hal itu merupakan sebuah bagian yang pantas untuk dipertahankan di semesta ini? Tidak. Sudah cukuplah ' Mereka' yang saat ini masih tersegel diujung sana yang telah merusak alam semesta ini" Ucap Naruto sambil memperkuat cemilannya pada Serafall.

"Mereka?"

"Saat ini kau tak perlu tau tentang siapa yang kukatakan tadi, Susano'o... Yang pasti satu saat nanti, saat mereka terlepas dari sana, bisa dipastikan takkan ada seorangpun yang bisa menahan mereka yang berasal dari dimensi ini. Mereka yang hanya haus akan kekuatan dan kekuasaan hanya akan memandang semuanya seperti sebuah kerikil yang bisa dihancurkan dengan mudah." Ucap Naruto, lalu memandang lurus keatas sambil membayangkan mereka yang ia sebutkan tadi.

"Maka dari itu... Kelompok kelompok pengacau seperti mereka ini, hanya akan menjadi hama pengganggu di dunia ini. Bukankah hama itu memang sepantasnya untuk dibasmi agar tak mengganggu orang lain?"

"Ta-tapi..."

"Jangan menggangguku, Susano'o... Walaupun kau dan fraksi Takamagahara telah kuanggap semabagi teman dan aliansi , tapi tak ada jaminan bahwa aku takkan menyerang kalian lagi bila kalian menghalangiku. Diduniaku yang dulu, membunuh seorang teman hanya untuk berjalannya dan berhasilnya sebuah misi adalah hal yang biasa dilakukan... Dan akupun juga telah melakukannya berkali kali. Jadi sekarang... jangan memaksaku untuk melakukan seperti yang kukatakan tadi, Susano'o" Ucap Naruto lalu menatap tajam salah satu dewa yang ada disampingnya itu.

"A-aaakkkhhh" Ringisan Serafall kali ini semakin kuat kala tubuhnya kini mulai tak bisa lagi untuk menahan rasa sakit dan sesak yang ia rasakan akibat cekikan yang semakin kuat itu. Azazel yang melihat hal itu pun kini mulai bersiap untuk menyerangnya dan

'tap'

'tap'

'tap'

'sreett'

Disaat keadaan yang semakin tegang itu, Tiba tiba Amaterasu berjalan tepat kedepan Naruto, lalu membungkukkan badannya dimana hal itu biasanya dilakukan oleh orang yang melakukan sebuah kesalahan yang ingin meminta maaf.

"Apa yang kau lakukan, Amaterasu?" Tanya Naruto.

"Naruto-san, kumohon Lepaskanlah mereka. Aku meminta hal ini sebagai teman padamu, Naruto-san. Aku paham tentang pandanganmu pada mereka dan juga makhluk seperti kami itu seperti apa, karena kami juga pernah melakukan hal yang sama seperti mereka. Tapi untuk saat ini, Kumohon...Kumohon untuk melepaskan mereka ini, Naruto-san. Kau yang telah mengubah sudut pandangku pada manusia, kau juga yang telah mengubah sudut pandangku pada dunia dan semesta ini. Saat ini, aku bahkan tak sanggup bila melihat para manusia yang akan menjadi korban saat terjadinya perang akibat tindakanmu ini, Naruto-san. Melihat mereka yang hanya bisa pasrah dan mengutuk nasib yang terjadi pada mereka, membayangkan hal menyakitkan seperti itu saja telah membuat hatiku sangat sakit, hiks...hikss" Ucap Amaterasu lalu kemudian berlutut dan membungkukkan badan tepat didepan Naruto, diikuti oleh Isakan tangis yang tiba tiba terdengar dari salah satu Dewi tertinggi Takamagahara itu.

'tap'

'duggh'

"Uhukkh...uhukkh...uhukkh"

Tubuh Serafall yang tadinya berada dalam cekikan itupun kini terlepas dan jatuh, diikuti oleh suara batuk dan tarikan napas panjang akibat cekikan Naruto tadi.

"Berdirilah..." Ucapan Naruto tadi tentunya bisa didengar oleh semua orang disitu, namun hal itu tak membuat Amaterasu berdiri dan masih terisak sambil berlutut didepan Naruto.

'tap'

Naruto pun kemudian menentang pindang sang Dewi, lalu membantunya untuk berdiri dihadapannya. Wajah cantik sang Dewi matahari, diikuti oleh air mata yang masih mengalir dipipi mulus itupun kini bisa ia lihat.

" Aku bersyukur karena kini kau telah belajar dari masa lalu setelah melihat bagaimana penderitaan yang dialami seluruh manusia dimuka bumi ini." Ucap Naruto sembari mengelap air mata yang mengalir dipipi Dewi itu, yang kini mulai menengadah dan menatap wajah pucat Naruto yang masih berada dalam Wujud Rikudou miliknya.

"Bagaimana mungkin aku bisa membunuh seseorang setelah merasakan perasaan bahagia yang ada di depanku ini? Hatiku bahkan sangat senang, melihat sang Dewi yang dulu hanya peduli pada Fraksinya saja, kini bisa merasakan dan memahami perasaan dan penderitaan yang dialami oleh ciptaan Kami-sama yang selalu dianggap remeh ini. Baiklah... Untuk saat ini aku akan melepaskan para hama ini.." Ucap Naruto lalu melepaskan tangannya dari pundak Dewi itu.

'tap' 'Tap' 'tap'

"Mau apa kau?..." Ucap Azazel yang kini kembali bersiaga saat melihat Naruto yang berjalan kearahnya.

"Lepaskan dia" ucap Naruto sambil menunjuk kearah iblis yang ada di punggungnya itu.

"Ja-jangan harap aku mau menuruti perkataanmu itu, sia-sialan" Jawab Azazel terbata bata saat berada didepan Naruto. Ia yang telah merasakan seberapa besarnya kekuatan pemuda yang ada didepannya ini, tentu takkan bisa bersikap tenang ketika makhluk yang bisa ia labelkan sebagai 'The Destroyer' itu kini berdiri tepat didepannya.

"Turuti saja apa perkataannya, Malaikat jatuh bodoh. Bukankah dia sudah mengatakan akan melepaskan kalian, tapi sepertinya kebodohanmu dan keegoisanku itu masih belum bisa mempercayai bahwa kalian telah kalah ya, sialan..." Ucap Susano'o.

"Tapi, bagaimana bisa aku mempercayai omongannya itu-..."

"Aku tak membutuhkan omong kosong mu itu, gagak kotor. Lebih baik kau tidur sekarang juga, Genjutsu : Rinnegan..."

'Deggg'

'duugghhhh'

Dalam detik kemudian, tubuh sang pemimpin Datenshi itu ambruk akibat Doujutsu dari mata Terkutuk itu. Rinnegan yang kini masih berputar perlahan berhenti.

"Azazel, sialan...apa yang kau lakukan pada Azazel, bangsat..." Serafall kembali hanya bisa berteriak melihat salah satu rekannya itu kembali tumbang bersamaan dengan sahabatnya yang berada di punggungnya itu.

'sringgg'

"Iblis berisik..." Ucap Naruto setelah menanamkan Genjutsu pada iblis Leviatan

Naruto kemudian berjalan kearah tubuh Grafia yang berada tepat di atas tubuh Azazel yang terbaring didepannya itu.

'whusss'

Tubuh iblis berambut perak itu kemudian melayang dan kini persis tepian berada dihadapannya.

"Seperti dugaaanku, Jantungnya pasti hancur akibat teknik Raikiri milikku tadi. Seandainya saja aku tak menancapkan Gudoudamaku padanya, sirkuit energi roh kehidupan pada tubuhnya itu pasti telah lenyap. Kalau aku melepaskan tongkat ini, sedetik saja, dia pasti akan mati saat itu juga" ucap Naruto sambil melirik Amaterasu yang kini berada disampingnya.

"Jadi, apakah kau bisa melakukan sesuatu untuk menyelamatkannya, Naruto-san..." Tanya Amaterasu.

"Sihir apapun takkan bisa menyembuhkan tubuhnya, karna salah satu prinsip dari Gudoudamaku milikku yang menetralisir seluruh Energi yang mencoba masuk ataupun keluar dari tubuhnya. Tapi ada satu teknik yang bisa menyelamatkannya. Walaupun sejujurnya aku sangat membenci saat aku menggunakannya pada orang orang yang kuanggap seperti mereka ini. Yah, tapi karna mendengar permintaanmu tadi, apa boleh buat..." Ucap Naruto sambil mengendikkan bahunya.

"Arigatou, Naruto-san" ucap Amaterasu sambil menundukkan kepalanya.

'jrass'

Naruto lalu memasukkan tangannya kedalam dada iblis yang masih berlubang itu, lalu mengambil beberapa potongan organ yang rusak akibat salah satu jurusnya itu

"Mungkin ini sudah cukup... Dengan mengalirkan energi kehidupan dari Rikudou, potongan organ ini akan meregenerasi dan membentuk sebuah organ baru. Chakra Rikudou adalah salah satu dari beberapa tipe energi yang takkan bisa dinetralisir oleh Gudoudamaku milikku ini. Lalu kalau aku menanamkannya seperti ini..." Ucap Naruto lalu meletakkan organ jantung yang baru terbentuk ke dalam dada Grafia yang berlubang itu...

"Ia akan beregenerasi dengan cepat dan menjadi jaringan yang sama dengan jaringan yang telah hilang sebelumnya. Saa, sekarang tinggal mencabut Gudoudamaku milikku. Susano'o, bawa kemari Tubuh iblis tomat itu, aku akan mencabut yang ada disana juga"

"Ha'i, Naruto-san"

'jrass'

'jrass'

'jrass'

Beberapa detik kemudian, batang batang hitam yang tertancap pada tubuh mereka berdua pun telah terlepas.

"Bagaimana dengan Azazel, kau tadi juga telah memotong salah satu tangannya kan?" Tanya Amaterasu.

"Kalau itu, biarlah itu menjadi bekas yang akan selalu diingatnya. Dengan Genjutsu yang kutanamkan padanya, ia akan berada dalam dunia ilusi yang terus menyiksanya selama 2×24 jam. Hal itu tentu akan menyisakan sebuah trauma mendalam baginya. Hehe kurasa hal ini cukup menarik, bagaimana melihat reaksinya saat kembali melihatku dan mengingatkannya akan waktu waktu penyiksaannya dalam ilusi itu"

"Ah-...ahahaha, sekarang aku jadi bingung siapa yang sudah menjadi iblis sebenarnya." Amaterasu hanya bisa tertawa kikuk mendengar penjelasan dari Naruto tadi.

"Sekarang, aku akan membuat mereka berdua melupakan kejadian ini. Aku tak ingin Fraksi iblis mengetahui siapa dalang yang telah membuat raja dan ratu mereka terluka seperti ini lalu kemudian mengejarku, haha.. hal itu sangat merepotkan bagiku. Tapi aku akan menanamkan Rasa Takut yang akan terus terbayang tentang hari ini. Rasa Takut tentu akan membuat seseorang akan membatasi segala tindakannya. Mereka takkan mengingat kejadian ini, tapi sebuah perasaan takut akan hari ini akan terus hinggap didalam diri mereka berdua" ujar Naruto lalu menunjuk kearah Sirzech dan Grafia.

"Ya, aku paham akan hal itu... Tapi, bagaimana dengan Azazel dan Serafall, juga iblis muda yang telah melihatmu tadi?" Tanya Amaterasu

"Mereka akan mengingat akan kejadian ini. Aku akan membuat sebuah segel pengikat pada jantung mereka berdua. Segel itu akan merespon otak mereka, lalu menghentikan pergerakan mereka dan membuat tubuh mereka kaku sementara saat akan mencoba memberitahu kejadian ini pada siapapun diluar sana. Mengenai iblis yang diluar itu, aku telah memerintahkan bunshinku untuk membuat Genjutsu pengikat di otak mereka, kalau mereka ingin memberitahu sedikitpun tentangku baik pada rekan mereka yang lain, Genjutsu itu akan aktif dan mengikat mereka sementara. untuk kedua Merpati itu..."

'sringgg'

"Aku akan membuat mereka melupakan hal ini untuk selamanya." Ucap Naruto setelah memberikan Genjutsu pada Michael dan Gabriel yang tak sempat untuk berkata sedikitpun.

"Souka...dengan begini tak ada yang akan mengetahui hal ini selain kami berdua, bukan begitu Naruto-san?" Tanya Susano'o.

"Ya, kau benar."

Setelah melakukan hal yang ia katakan tadi, Naruto kemudian melayang lalu terbang sejauh beberapa ratus meter keatas lalu merentangkan tangannya.

"Kerusakan yang cukup besar..." Ucap Naruto sambil memandang kesegala arah dimensi buatan miliknya itu.

'Sringgggg'

Dalam sekejap, Dimensi itu kini telah kembali seperti semula. Tak ada lagi kawah dan lubang besar hasil pertarungan tadi. Semuanya kini kembali menjadi Padang rumput luas yang ditumbuhi oleh beberapa pohon disekitarnya.

'tap'

"Dengan ini semua selesai. Selanjutnya, aku akan mengirim mereka kembali ke akademi Kuoh. Sepertinya diluar sana kini ada beberapa iblis yang sepertinya masih mencari dan menunggu mereka ini. Aku akan membawa kita ke tempat lain. Lagi pula, aku ingin memperkenalkan beberapa orang pada kalian berdua." Ujar Naruto. Dalam sekejap, keenam tubuh yang terbaring itu kini telah menghilang ditelan oleh blur cahaya kuning.

"Berpegangan pada padaku..Amaterasu, Susano'o."

"Ha'i"

'sringgg'

XXXX

"Huh, sepertinya boss telah selesai melakukannya, ya..?"

Sementara itu, disebuah apartemen yang tak jauh dari Akademi Kuoh, Bunshin Naruto hanya bisa menghela nafas setelah mengetahui keberhasilan dari biasanya itu. Disampingnya, kini terlihat Kurumi yang sedang duduk sambil membaringkan sang adik yang masih tertidur dipangkuannya.

"Ada apa, Bunshin-san?"

"Tidak, hanya saja sepertinya boss telah menyelesaikan urusannya dengan para cecunguk itu tadi. Ahh, Lupakan itu. Sekarang, apa kau telah paham akan kondisimu, dan apa yang sebenarnya tersembunyi dibalik kebenaran dunia ini, bukan?"

Berbekal saat yang lalu, Naruto-, bunshin Naruto itu telah menyelesaikan semua penjelasannya akan dunia supranatural. Ia pun juga menjelaskan tentang sejarah perang Great War yang terjadi puluhan ribu tahun yang lalu, tentang berkat Tuhan yang disebut juga dengan Sacred Hear, juga tentang Fraksi-fraksi Mitologi yang saat ini masih ada di alam semesta ini.

"Aku paham bahwa saat ini kau ingin untuk tidak mempercayai semua perkataanmu tadi. Tapi, ini adalah kebenaran yang telah kau lihat sendiri. Sacred Hear yang saat ini berada dalam tubuhmu itu kini telah menjadi incaran dari salah satu Fraksi, lebih tepatnya Fraksi Datenshi. Walaupun mereka adalah golongan pembangkang dari Fraksi itu, tapi hanya tinggal masalah waktu saja bagi mereka untuk merebut Sacred Gear itu dari tubuhmu...dan kau sendiri sudah mengetahui kan, apa akibatnya bila Sacred Gear itu dikeluarkan dari tubuhmu?"

"A-aku akan Ma-mati" Ucap Kurumi Terbata

"Ya, hal itulah yang akan terjadi padamu." Ucap Bunshin Naruto itu.

Naruto bisa melihat tubuh gadis didepannya itu yang kini kembali bergetar akibat Rasa Takut yang ia rasakan saat ini. Ia pun hanya bisa menghela nafas melihat respon teman sekelasnya ini, yang mana hal itu sangat wajar ia rasa.

"Begitulah hal yang terus terjadi pada pemilik Sacred Gear yang terus diburu oleh para makhluk Supranatural itu. Dimanfaatkan demi kepentingan dan untuk menghimpun kekuatan pribadi, mereka hanya menganggap bahwa manusia itu hanyalah sebuah barang yang bisa dengan mudah mereka pakai secara sembarang, lalu membuangnya begitu saja saat sudah tak dibutuhkan. Yang kuat akan semakin kuat, dan yang lemah hanya akan diinjak-injak." Ujar Naruto.

"Ta-tapi, apakah tak ada yang bisa dilakukan untuk mengubah semua lingkaran penderitaan ini? Apakah aku harus menjadi sangat kuat sepertimu untuk bisa mengeluarkan aku dan adikku dari kondisi ini, Naruto-san?" Ucap Kurumi yang kini mulai berhasil mengendalikan rasa takutnya itu.

"Menjadi lebih kuat dan siap untuk mempertahankan dirimu sendiri adalah langkah pertama untuk keluar dari lingkaran penderitaan itu. Apabila kau tak bisa melindungi dirimu sendiri, bagaimana kau bisa menyelamatkan orang-orang yang kau sayangi bila kau lebih lemah dari musuh-musuh sendiri? Bila dunia ini telah menjadi iblis, maka kau harus bertindak lebih kejam dari iblis itu sendiri. Apa kau tau, Tokisaki-san? Para Iblis dan makhluk Supranatural itu memang memiliki fisik atau apapun yang lebih unggul dari manusia... Tapi ada satu hal yang sama sekali tak bisa dimiliki oleh para makhluk Supranatural itu dan hal itu hanya dimiliki oleh Manusia. Apa kau tau apa itu, Tokisaki-san?" Tanya Naruto apa gadis yang masih duduk disampingnya itu.

"Apa itu, Naruto-san?"

" Sebuah Tekad untuk terus berkembang. Setelah mengalami sebuah penderitaan, manusia pasti akan terus berusaha untuk menjadi lebih baik dan berjuang untuk mengalahkan semua penyebab penderitaan yang telah ia alami sebelumnya. Mereka yang tak ingin jatuh ke lubang yang sama, akan terus berjuang dengan tekad agar bisa berkembang dan menjadi lebih kuat. Saat dimana para makhluk Supranatural itu masih bersantai dalam keunggulan mereka, para manusia terus berusaha dengan cara mereka sendiri... Tanpa henti... Tanpa lelah... dan mereka telah menunjukkan hasilnya. Manusia yang dulunya tak beradab, perlahan berkembang menjadi lebih kuat dan lebih baik, hingga bisa sampai pada masa sekarang dimana teknologi mereka yang kini telah berkembang pesat dan bahkan kini mulai ditiru oleh para makhluk Supranatural itu. Mereka yang tadinya hanya duduk tenang dan menikmati kejayaan mereka, tanpa sadar dibelakang mereka telah bersiap seorang predator yang terus berkembang dan siap menerkam mereka kapan saja. Dan kini, mereka ingin terus memanfaatkan para manusia yang telah berkembang melewati segala kesulitan kesulitan itu, JANGAN BERCANDA!" Ujar Naruto yang diakhiri dengan Nada tajam yang tak bisa ia tahan lagi.

"Manusia hanya perlu membuka mata mereka. Mereka hanya perlu berjuang keras sedikit lagi untuk keluar dari batasan batasan yang membelenggu mereka. Cinta untuk melindungi yang mereka sayangi, Rasa benci yang mereka dapatkan saat kehilangan yang mereka cintai, rasa sakit akan penderitaan yang mereka alami, dengan itu semua... Reaksi yang ada pada manusia itu akan semakin membara dan menguatkan tekad mereka, Itulah hal yang menjadi keunggulan bagi seluruh umat manusia ini" Ujar Naruto lalu berdiri dan berjalan kehadapan Kurumi.

"Jadi, kalau kau ingin keluar dari penderitaan ini, maka kau harus menjadi lebih kuat. Matamu kini sudah melihat kebenaran yang selama ini telah bersembunyi dibalik bayangan. Kau tak ingin kehilangan asli yang kau sayangi itu, maka kau sudah memiliki tekad untuk melindungi mereka. Kau tak ingin kan, suatu saat nanti, mereka hanya akan memakai adikmu sama seperti barang yang kukatakan tadi, kan?"

"Aku paham..."

Kurumi yang telah mendengar semua hal yang dikatakan Naruto tadi menjawab dengan tegas. Menurunkan kepala sang adik perlahan dari pangkuannya, ia pun lalu berdiri, dan kini menatap wajah pemuda yang lebih tinggi darinya itu.

"Naruto-san, kumohon latihlah aku agar bisa menjadi lebih kuat seperti yang kau katakan tadi. Walaupun harus mematahkan tanganku ataupun kakiku, asalkan aku bisa menjadi lebih kuat dan bisa melindungi semua yang ku sayangi, aku akan terus berusaha... Takkan kubiarkan..." Kurumi menjeda perkataannya sebentar, namun yang membuat Naruto terkejut adalah

"Takkan kubiarkan mereka merebut hal yang berharga bagiku" Ucapnya dengan tatapan tajam dengan kedua pupil yang berbeda, dimana mata kirinya yang kini membentuk sebuah pola jam dengan kedua belas angka Romawi yang tercetak Dimata itu.

'sepertinya Sacred Gear miliknya telah merespon melalui emosi yang dimilikinya.' Batin Naruto.

"Dengan ini, kau sudah berhasil membangkitkan Sacred Gear milikmu. Kau telah maju selangkah dari tempatmu sebelumnya." Ujar Naruto sambil menunjuk cermin rumah yang ada dibelakangnya.

Kurumi yang mengikuti arah tunjuk Naruto tadi pun segera menatap dan mendapati bahwa mata kirinya kini telah berubah menjadi bentuk seperti jam dengan dua belas angka Romawi yang tercetak Dimata kirinya.

"Apa ini Sacred Gear milikku?"

"Ya, tapi aku tak tau mengapa Sacred Gear milikmu mengambil bentuk seperti itu. Apakah Sacred Gearmu itu mampu mengendalikan jalannya waktu ataupun bukan, kita akan mencari tahu nanti. Tapi, saat ini aku hanya bisa mengucapkan selamat karena telah berhasil membangkitkan Sacred Gear milikmu" Ujar Naruto.

"A-arigatou Naruto-san."

'tok' 'tok' 'tok'

Suara ketukan pintu tiba tiba memecah keheningan diapartemen itu. Bunshin Naruto yang sudah tau siapa yang ada dibalik pintu itu hanya tersenyum simpul, lalu berjalan untuk membuka pintu apartemen itu.

"Sepertinya mereka telah sampai. Tokisaki-san, aku akan mengenalkan padamu dua dari para petinggi mitologi Shinto... Dewi Amaterasu dan Dewa Susano'o." Ucap bunshin Naruto sambil menunjuk kedua orang yang berdiri bersama Naruto asli didepan pintu itu.

Kedua orang yang disebutkan tadi hanya mengulas senyum simpul sambil menatap gadis muda itu.

"Dewi Amaterasu-sama dan Dewa Susano'o-sama..., Sebuah kehormatan bisa bertemu dengan kalian berdua" Ucap Kurumi lalu membungkukkan kepalanya didepan kedua Dea dan Dewi itu.

"Angkatlah Kepalamu, gadis muda. Semua orang yang dianggap Naruto-san sebagai temannya juga adalah teman kami juga. Naruto-san pasti melihat sebuah potensi darimu sehingga ia mau melakukan semua hal ini, bukan begitu, Naruto-san?" Ucap Susano'o pada orang yang berdiri di kirinya itu.

"Dan kau sudah melihatnya bukan, Susano'o? Mata kirinya itu adalah bukti dari Anugerah yang diberikan Kami-sama pada manusia. Padahal beberapa menit yang lalu, ia hanyalah seorang gadis yang tak tau apa apa dan buta akan kebenaran yang ada di dunia ini. Tapi sekarang, ia telah berhasil membangkitkan potensi yang ada pada dirinya dalam sekejap saja. Itulah potensi perkembangan manusia yang dulu kukatakan padamu, Susano'o" Ucap Naruto yang berdiri ditengah kedua Dewa dan Dewi itu

"Boss kalau begitu aku pergi dulu, tugas yang kau berikan padaku telah selesai, kan?"

"Baik, terima kasih atas kerja kerasmu"

'booft'

Bunshin Naruto itupun kini telah menghilang ditelan asap kecil yang biasa terbentuk akibat pelepasan bunshin miliknya.

"Nah, jadi apakah Gadis ini yang ingin kau kenalkan pada kami, Naruto-san?" Ucap Amaterasu pada pemuda yang berdiri dimana nya itu.

"Dia adalah salah satunya. Tokisaki-san, apakah disini ada wilayah yang memiliki sedikit ruang kosong" Naruto lalu bertanya pada Kurumi.

"etto, dibelakang ada sedikit ruang pada halaman belakang, apa itu cukup Naruto-san?" jawab Kurumi yang kemudian membuka pintu belakang apartemen kecil itu.

"Ya, ini sudah cukup. Susano'o, bisakah kau membuat Kekkai kedap suara di rumah Tokisaki-san dan halaman belakang ini? Aku tak ingin adik dari Tokisaki-san nanti terbangun dan juga agar pembicaraan kita tak didengar oleh seorangpun disekitar sini."

"Ha'i Naruto-san"

Sebuah lingkaran sihir pun tercipta ditangan Susano'o, lalu mengeluarkan aura yang kemudian melingkupi area apartemen dan halaman belakang itu.

"Bagus, dengan begini aku akan memulai proses pemanggilan mereka, kalian bertiga mundurkan sedikit" Ucap Naruto yang langsung dipatuhi oleh mereka.

"Mokuton no Jutsu"

Sebuah batang pohon pun kini tercipta ditengah tengah halaman belakang itu.

"selanjutnya..."

'jsett'

'jsett'

'jsett'

Naruto lalu menempelkan tangannya kebatang pohon itu, lalu mengalirkan chakra Rikudou pada batang pohon itu. Pohon yang ada didepannya itu pun kemudian merespon lalu membentuk 2 buah Zetsu putih yang kemudian tergeletak didepannya.

'booft'

Sebuah Gulungan kecil kemudian yang ia transfer dari dimensi penyimpanan telah ia genggam. Naruto lalu membuka Gulungan itu dan langsung mengeluarkan kepulan asap kecil dari ketiadaan. Setelah asap menghilang, kini terlihat 2 buah botol berisi cairan dan sedikit sel tubuh yang ada didalam botol itu.

"Dengan ini, semua syarat sudah lengkap...setelah itu" Naruto pun lalu menumpahkan masing masing isi botol itu ketubuh Zetsu putih yang masih tergeletak lalu merangkai beberapa Handseal.

"Edotensei no Jutsu..."

Setelah menyebutkan jurusnya tadi, Zetsu-Zetsu putih itu kemudian menegang dan kemudian diselimuti oleh lembaran lembaran kertas, lalu membentuk siluet 2 orang yang kemudian terbentuk sempurna dan berdiri tepat didepannya.

"Dimana ini..." Salah satu dari tubuh edotensei itu lalu berbicara dan mengamati sekelilingnya. Mata merah itu kemudian terkejut ketika menyadari siapa orang yang ada didepannya ini

"Kau kan..."

"Lama tak berjumpa, Uchiha Madara dan juga Senju Hashirama." Ucap Naruto pada dua orang yang memakai Jirah Edo tersebut.

"Bukankah itu kau, Naruto...Putra Yondaime? Mengapa kau memanggil kami ke dunia ini? Apakah terjadi sesuatu pada dunia Shinobi sehingga memaksamu untuk memanggil kami?" Tanya Sang Hokage Pertama yang dijuluki sebagai Dewa Shinobi itu.

"Saat ini keadaannya menjadi lebih pelik dari masalah dunia Shinobi, Madara-san, Hashirama-san...Aku akan menjelaskan situasinya nanti tapi saat ini kita sudah tak lagi berada di dunia Shinobi yang kalian katakan tadi. Aku memang telah berhasil menggagalkan kehancuran Dunia Shinobi, tapi jika disini aku mengalami kegagalan, bukan hanya Dunia Shinobi dan dimensi ini, semua Universe dan dimensi yang ada di seluruh alam semesta ini akan berada dalam kehancuran akibat APRA Otsutsuki itu." Ujar Naruto.

"Otsutsuki, bukankah itu adalah Klan dari Kaguya yang telah kau kalahkan?"

"Kau benar, Madara-san. Kebenaran dari Klan itu ternyata lebih luas dan sangat tak masuk akal. Mereka adalah Alpha, yang pertama dan paling mula dari segalanya, pasukan terhormat yang menjadi pelayan pertama sang pencipta sebelum proses penciptaan itu dimulai. Itu adalah identitas mereka yang sebenarnya." Ujar Naruto dengan ekspresi serius di wajahnya.

"apa maksudmu, merekalah yang akan memulai segala kehancuran yang kau katakan tadi?" Tanya Madara yang kini telah masuk dalam mode Seriusnya.

"Ya, setelah menilai kekuatan mereka dengan bertarung dengan mereka, Intensitas kekuatan mereka itu pasti bisa melakukan hal itu. Tingkat kekuatan yang tak masuk akal yang mereka ciri dari Sang Pencipta itu sangat besar dan tak masuk akal. Dan untuk menunda semua itu, aku hanya bisa menghela mereka diujung dimensi sana untuk sementara waktu. Hal itu pulalah yang membuat diriku hingga terlempar dimensi ini." Jawab Naruto.

"Apakah itu artinya mereka sengaja datang ke dunia Shinobi untuk mengejar dirimu yang mereka anggap sebagai ancaman bagi mereka?" Hashirama yang sejak tadi mengikuti arah pembicaraan itu kini mulai mengutarakan pendapatnya.

"Bisa juga dibilang begitu, tapi alasan yang paling tepat menurutku ialah mereka sengaja mengejarku untuk merebut kembali sebagian pecahan kekuatan yang kini ada. Kalian berdua tau kan, dalam pertarungan terakhir di Perang Dunia Shinobi keempat, aku berhasil menyerap kekuatan Kaguya dan Shinju sekaligus bukan?" Tanya Naruto yang dibalas anggukan oleh mereka berdua.

"Alasanku memilih untuk menyerap kekuatannya adalah karena saran dari seseorang yang merupakan inkarnasi salah satu pemegang kekuatan terkuat di Klan Otsutsuki. Dengan bergabungnya Kekuatan Kaguya dan Kekuatannya, hal itu akan membuka peluang untuk melawan ke-100 Otsutsuki yang selamat dari peristiwa itu. Tapi, Kekuatan itu haruslah dalam keadaan penuh dan dalam keadaan terkuatnya, maka hal itu baru bisa dilakukan." Lanjut Naruto.

"Jadi begitu, kami berdua telah paham akan situasi yang kau katakan ini. Memang benar, ini jauh lebih rumit dibandingkan dengan Keadaan di dunia Shinobi dulu. Aku dan Madara akan berusaha untuk membantumu semampu kami. Bukan begitu, Madara?" Tanya Hashirama pada sang Rivalnya itu

"Kheh, Kau selalu saja bersikap seperti itu, Hashirama. Tapi, untuk hal ini aku setuju denganmu. Setidaknya dengan ini aku mungkin bisa menebus semua dosa yang kulakukan dulu. "Jawab Madara.

"Arigatou, aku sangat berterimakasih atas bantuan kalian. Kalau begitu aku akan melakukan Rinne Tensei No Jutsu untuk mengembalikan tubuh dan kehidupan kalian seutuhnya. Bersiaplah."

"Tapi bukankah itu adalah Jutsu yang meminta nyawa penggunanya sebagai bayarannya?" Sanggah Madara

"Itu tak sepenuhnya benar, Madara-san. Memang, jurus itu akan memakan pasokan chakra yang sangat besar sebagai gantinya, tapi apakah Kau ingat bagaimana keadaan Obito saat menghidupkannya dulu kan? Saat itu, Chakra Gedou Mazou yang masih berada pada tubuhnya masih menyuplai energi kehidupan pada tubuhnya sehingga ia bisa terhindar dari kematian, walaupun itu tak berlaku ketika patung Gedou telah keluar dari tubuhnya. Dengan Shinju yang kini berada di tubuhku, pasokan chakra dan energi kehidupannya sudah lebih cukup untuk melakukan jurus ini. Walaupun saat ini, aku hanya bisa menggunakannya pada kalian berdua agar tak menghabiskan Chakra yang sedang berkumpul ditubuhku ini." Jawab Naruto.

"Souka, kurasa jawabanmu itu memang masuk akal."

Baiklah, kalau begitu aku akan melakukannya... Rinne Tensei No Jutsu" ucap Naruto sambil membentuk sebuah Handseal ditangannya.

'chesssssstttt'

Uap segera terbentuk ditempat mereka, diikuti oleh menghilangnya goresan goresan khas edotensei ditubuh mereka. Mata khas edotensei itu pun perlahan terkelupas dan hanya menyisakan bagian kosong Dimata mereka.

"Mendekatlah padaku, aku akan menyembuhkan kedua mata kalian, sekaligus tingkat kekuatan pecahan Rikudou, Indra dan Ashura hingga ke tingkat maksimalnya." Ucap Naruto, lalu menempelkan tangannya dibagikan mata mereka satu per satu.

"Coba bukalah mata kalian.." Ujar Naruto yang kemudian diikuti oleh mereka berdua.

Kedua Dewa Shinobi itu kemudian membuka mata mereka lalu memfokuskan pandangannya pada Naruto yang ada didepan mereka.

"Madara-san, Coba kau aktifkan Rinnegan milikmu" ujar Naruto.

Mata dari sang reinkarnasi Indra itu pun kemudian berubah pola dari Sharinggan bertomoe 3, menjadi Eternal Mangekyou Sharinggan, Lalu berubah menjadi Rinnegan yang kini telah aktif dimatanya.

"Bagus, itu berhasil. Aku telah memaksimalkan kekuatanmu hingga mencapai keenam tingkat elemen, yaitu air, api, angin, tanah, petir, dan elemen bayangan."jelas Naruto

"Ya, aku juga merasakannya, kekuatan yang mengalir ditubuhku jauh lebih kuat dari diriku yang dulu." Sambung Madara.

"Baiklah, Hashirama-san... aku juga telah memaksimalkan kekuatan Rikudou Ashura yang ada di tubuhmu. Sekarang, kau bisa menguasai ketujuh elemen air, api, tanah, angin, petir, cahaya, dan elemen bayangan. Cobalah kau konsentrasikan Ketujuh elemen itu, maka kau bisa menciptakan Gudoudama seperti yang kulakukan ini" Ucap Naruto lalu membuat sebuah Gudoudama ditangannya.

'jzuuuunngg'

Bola hitam Gudoudama pun kini terbentuk di tangan Hashirama, diikuti kesembilan Gudoudama yang juga terbentuk dibelakang punggungnya.

"Seperti tepat yang kau katakan Naruto, aku merasakan kekuatan lebih kini mengalir ditubuhku. Tapi, apa kau baik-baik saja Naruto-san? "Ucap Hashirama Khawatir ketika melihat hidung Naruto yang mengeluarkan darah.

"Hah..hah... Aku baik baik saja, mungkin aku hanya sedikit lelah akibat efek dari jurus jurus yang digunakan seharian ini" Ujar Naruto sambil mengusap darah yang mengalir dari hidungnya.

"A-anoo, apa kau baik-baik saja, Naruto-san?" Kurumi yang dari tadi hanya diam kini mulai bersuara menyuarakan kekhawatirannya pada teman yang telah menyelamatkannya itu.

"Ah, jangan khawatir, aku baik-baik saja Tokisaki-san. Amaterasu-san, Susano'o-san, Mereka berdua adalah orang orang yang ingin kukenal kan pada kalian berdua. Kalian bisa berkenalan sekarang. Tokisaki-san, bisakah aku meminta sedikit air, aku merasa sedikit haus setelah semua yang terjadi seharian ini" Pinta Naruto pada Kurumi.

"Ha'i, aku akan mengambilkannya untukmu" Ucap Kurumi yang langsung berlari kedalam apartemen itu.

"Kalau sudah selesai berbincang ya, aku akan menunggu didepan sambil istirahat sebentar."ujar Naruto meninggalkan mereka lalu masuk ke apartemen itu.

Sambil berjalan ke ruang tamu apartemen itu, disana ia bisa melihat adik Kurumi yang masih tertidur pulas diatas Sofa. Melihat wajah polos yang sedang tertidur itu tentunya akan membuat siapapun yang melihatnya akan merasakan rasa damai saat itu juga. Naruto hanya tersenyum simpul, lalu mengambil posisi duduk disofa sebelah kiri ruang tamu itu.

"Ini tehnya, Naruto-san" ucap Kurumi yang baru kembali dari dapur sambil membawa nampan yang berisi 5 gelas berisi teh, lalu meletakkan diatas meja yang berada ditengah posisi sofa itu.

"Arigatou" ucap Naruto, lalu meminum teh itu.

"A-ano, Naruto-san... Mengenai permintaanku pada Bunshin-san itu..."

"Ahh, ya aku tau dan aku bersedia untuk melatihmu. Sekarang, bisakah kau membawa adikmu kekamar atas? Aku tak ingin dia terganggu saat kita akan melakukan itu."

"Melakukan itu?" beo Kurumi

"Kita akan menyelami alam bawah sadarmu untuk menemui wujud Sacred Gear yang mendiami tubuhmu itu." Ujar Naruto memperjelas kalimatnya tadi.

"Ah, baiklah" Jawab Kurumi, lalu membawa adikmu perempuannya itu kekamar atas.

"Sementara itu, Naruto yang sendiri di ruangan itu kemudian mengambil posisi bertapa, lalu memasuki alam bawah sadar miliknya.

"Sepertinya kau baru saja bersenang senang hari ini, Gaki"

Suara itu...

"Sepertinya kau adalah yang pertama kali bangun dari fase hibernasi kalian ini, Kurama" jawab Naruto pada salah satu Bijuu sekaligus partnernya itu.

"Kheh, tentu saja... Jangan meremehkanku, Gaki. Sebagai pemilik ekor yang paling banyak diantara kami, sudah sepantasnya bukan bagiku untuk selesai mengumpulkan kekuatanku dibandingkan para saudaraku ini?" Ucap Kurama dengan sedikit nada sombong yang diselipkannya, lalu mengarahkan kepalan tangannya kearah naruto

"Kheh, kau dan harga diri ekormu itu." Sambung Naruto, lalu melakukan Ross kepalan dengan partner pertamanya itu.

"Selamat datang kembali, Kurama..."

"Arigatou, tapi sepertinya kau kini tersesat di dunia yang cukup menarik juga, bukan begitu Naruto" Ujar Kurama

"Ya, dan yang mengejutkannya lagi ternyata disini aku telah menemui spesies betina yang semacam denganmu. Mungkin kau bisa mengakhiri status perjakamu itu yang kini telah berusia ribuan tahun itu dengan menikahi Kitsune betina yang kukatakan tadi" ucap Naruto sambil menampilkan seringai mengejek diwajahnya.

"khhh, entah kenapa aku sangat kesal, tapi perkataanmu itu sangat menusuk ya, Gaki."

"Hahaha tentu saja, siapa juga yang bisa memecahkan rekor perjaka selama itu selain kau sendiri, .Kurama-chan"ejek Naruto

"Temee, lidahmu itu tampaknya kini semakin tajam ya, Gaki... Tapi, kuharap kemampuan bertarungmu itu tak berbanding terbalik dengan perkembangan kemampuan lidahmu itu." Ujar Kyuubi yang kini mulai memasuki mode Seriusnya.

"Jadi, apa rencanamu selanjutnya, Naruto.. kau tau kan bahwa segel yang kau buat itu akan terus melemah seiring waktu? Dan melihat berapa lamanya waktu setelah kau terdampar di dimensi ini, mungkin tak lama lagi mereka akan terlepas dari segel itu satu per satu" Lanjut Kurama.

"Kau tenang saja, saat ini aku sudah menemukan skenario yang tepat untuk kedepannya. Dengan memanfaatkan segala materi yang ada di dimensi ini, aku sudah merangkai rencana dan akan mengumpulkan komponen untuk maju ketahap selanjutnya." Jelas Naruto.

"Baguslah, kurasa sang inkarnasi itu memang pantas menunjukmu sebagai pewaris selanjutnya. Sudah saatnya bagi The Guardians untuk melakukan tugasnya, bukan begitu..Naruto?"

"Ya, aku akan melakukan apapun agar semua tahap demi tahap ini berjalan sempurna. Kita tak boleh menyia-nyiakan waktu sedikitpun. Dan selanjutnya, kuharap semuanya berjalan lancar untuk kedepannya"

"Ya, kuharap juga begitu. Sepertinya sudah ada yang menunggumu diluar sana. Nikmatilah masa mudamu itu, Gaki... "

"Hah kau ini"

'ctikk'

Tampilan yang tadinya berupa ruangan yang berlantaikan air kini berubah menjadi Padang rumput luas dengan Danau dan pegunungan yang membentang secara tiba tiba.

"Nikmatilah waktu istirahatmu, Kurama... Kalau aku memerlukan bantuan mu, aku akan segera memanggilmu" Ujar Naruto lalu berjalan menjauhi Lingkaran para Bijuu yang tertidur itu

"Tanpa kau panggil pun aku akan segera membantumu, Naruto" ucap Kurama lalu melompat ke arah Danau itu.

.

..

..

"Nar-san.."

"Naru-san..."

"Naruto-san..."

Mata onyx itu perlahan terbuka, lalu bertemu pandang dengan iris beda warna yang kini berada dalam jarak yang sangat dekat dihadapannya.

"Na-Naruto-san" Kini terdengar suara Kurumi yang dibarengi dengan nada gugup, yang masih tak sadar bahwa tangannya sejak tadi masih memegangi pipinya kanan teman sekelasnya itu.

"A-ahh, go-gomen Naruto-san..Kukira tadi kau tertidur, jadi kupikir a-aku ingin membangunkanmu da-dan..." Kurumi hanya bisa meracau yang semakin lama semakin terbata dibarengi dengan sedikit demi merah yang menghiasi pipinya.

"Ahh, tak apa... aku hanya sedikit mengantuk tadi. Tak perlu meminta maaf, lagipula Pria mana yang tak suka saat bangun langsung melihat siluet cantik seperti tadi?"

"Aaaa-...auuuu..." Kurumi hanya bisa kembali meracau tak jelas dibarengi dengan semu merah yang semakin pekat dipipinya

"Baiklah, sekarang apa kau telah siap untuk menemui wujud Sacred Gear yang ada di tubuhmu itu?" Tanya Naruto.

"Ha-ha'i"

'tap'

'tap'

"Duduklah disini" ucap Naruto sambil membuka sofa bagian kanan yang ia duduki.

"Sekarang coba kosongkan pikiranmu. Jangan pikirkan apapun, biarkan pikiranmu semakin larut kedalam batinmu" Ucap Naruto yang saat ini duduk berhadapan dengan Kurumi.

"Ha'i" Ucap Kurumi, lalu menutup matanya.

'dugh'

"masih kurang, terus kosongkan pikiranmu... Jangan memikirkan apapun, biarlah dirimu larut kedalam batinmu ini" ujar Naruto yang kemudian meletakkan telapak tangannya kepuncak Surai hitam gadis itu

'deg'

'deg'

'deg'

Walaupun berusaha untuk mengosongkan pikirannya, tapi detak jantung yang masih terus berdetak kencang itu terus membebani pikiran Kurumi. Dirinya hanya bisa memikirkan rasa nyaman akibat terpaan yang ada di pucuk suratnya itu, dan berefek pada semu merah yang kembali memekat diwajahnya.

"huh, sepertinya cara ini belum bisa berhasil padamu. Kita akan melatih konsentrasi mu setelah ini" ucap Naruto

"Go-gomen" jawab Kurumi yang masih berusaha untuk menormalkan detak jantungnya.

"baiklah, kalian begitu kita gunakan cara lain. Kurumi..." Panggil Naruto lalu menepuk pundak gadis itu

" Ha'i"

"Tatap mataku...Sharinggan"

'sringgg'

Setelah menatap mata yang berwarna merah darah itu, yang dilihat Kurumi sekarang hanyalah gelap. Tapi, diujung sana, ia bisa melihat setitik cahaya diujung sana. Perlahan, ia pun berjalan mengikuti arah cahaya itu, yang semakin lama berhasil ia dekati. Cahaya itu tiba tiba berpijar dan membuat dirinya harus menutup mata untuk menghindari silaunya cahaya itu. Saat ia membuka matanya, yang ada dihadapannya sekarang ialah sebuah altar, dengan gadis yang sangat mirip dengannya kini terpantau tepat didepan altar itu. Yang membedakan dirinya dengan kembarannya yang ada didepannya ini adalah ikatan rambut ponytail dan juga gaun coklat yang ia pakai, serta sebuah senapan yang berada di pinggang kiri yang terikat langsung dengan pinggang kembarannya itu.

"Itulah wujud Sacred Gear yang ada didalam tubuhmu"

Tjba tiba, Naruto muncul dan tepat berdiri disampingnya membuat ia sedikit terkejut.

"Bu-bukankah dia itu adalah aku?.." Tanya Kurumi

"Kalau kau hanya menilai sebatas penampilan, maka kau benar. Tapi, mengenai Aura yang keluar dari tubuhnya itu, maka pertanyaanmu tadi adalah salah besar." Ujar Naruto.

"Jadi, siapa sebenarnya dia ini?" Tanya Kurumi

"Aku juga tak tau, kau bisa menanyakan itu padanya secara langsung, tapi saat kau telah melakukan kontak dengannya. Dengan sirkuit mana sihir yang masih tertutup sebagian seperti ini, mustahil bagimu untuk melakukan kontak yang disengaja dengan Sacred Gearmu itu." Jawab Naruto.

"Tapi, bukankah Sacred Gear milikku tadi telah muncul, bukankah itu artinya aku telah melakukan kontak dengan Sacred Gear milikku itu?"

"Hal itu bukanlah sebuah Kontak yang disengaja. Menurut penilaian ku, SSacred Gearmu tadi hanya merespon emosimu yang sempat keluar tadi, kau ingat?"

"ya"

"Mungkin itu adalah kontak yang tidak disengaja antara batinmu dengan Sacred Gear yang bersemayam didalam tubuhmu ini. Dalam kasus ini, lebih baik kita harus membuka seluruh aliran mana sihirmu terlebih dulu, lalu kembali ketempat ini."

"Baiklah, Naruto-san."

"Kalau begitu, ayo kita kembali."

Detik berikutnya, ruangan itu kini hilang ditelan blur, bersamaan dengan cahaya terang yang memaksa Kurumi untuk menutup matanya. Ketika ia membuka kembali matanya, ia bisa melihat ruang tamu apartemen miliknya dan wajah pemuda yang ada dihadapannya ini yang kini tengah menatap lurus kearah matanya.

"Sepertinya Sacred Gearnya telah berhenti" Ucap Naruto sambil menunjuk kearah mata kiri gadis itu

"Sepertinya begitu, Naruto-san. Jadi bagaimana caranya agar bisa membuka aliran mana seperti yang kau katakan tadi?" Tanya Kurumi.

"Untuk membuka aliran laju mana, dibutuhkan aliran eksternal yang digunakan untuk mendorong aliran mana itu untuk menembus katup katup yang menutupi aliran itu. Itu adalah teori umumnya. Energi yang kumiliki adalah Chakra, yang memiliki konsentrasi energi yang lebih pekat daripada mana sihir. Kalau aku membenturkan Chakra dan aliran mana mu, maka hal itu akan menimbulkan percikan ledakan yang akan memberikan beban rasa sakit yang luar biasa pada tubuhmu. Walaupun akan berhasil, tapi hal itu dapat membuatmu kehilangan sistem gerak tubuhmu untuk sementara waktu." Ujar Naruto.

"Tapi aku memiliki solusi lain, kita bisa meminta Amaterasu ataupun Susano'o untuk membuka aliran mana sihirmu, karna setahuku mereka dan para makhluk Supranatural memakai energi type mana untuk membuat sihir mereka. Rasa sakit yang kau rasakan juga takkan sesakit yang kukatakan tadi jadi kau tak perlu khawatir akan hal itu, Tokisaki-san" Lanjut Naruto

"Jadi seperti itu, aku paham."

"Baiklah, sekarang kita temui mereka berdua."

...

Sementara itu, langit yang kini semakin gelap menandakan bahwa Malam telah tiba. Sinar bulan purnama yang ditemani oleh cahaya bintang yang berpijar diatas sana kini menemani keempat orang itu yang hingga kini masih berkutat dengan percakapan mereka.

"Jadi, kalian berdua itu adalah salah satu dari sekian Fraksi Makhluk Supranatural yang ada di dimensi ini ya? Ternyata benar, dunia yang kita datangi kali ini benar-benar menarik, benarkan Hashirama?" Ucap Madara yang masih berbincang dengan kedua Dewa dan Dewi ternama dari Fraksi Shinto itu.

"Hah, kau dan sikap maniak bertarungmu itu Madara... Kukira setelah kita mati, rasa haus bertarungmu itu ikut mati juga. Maafkan Sikap temanku ini, Amaterasu-dono, Susano'o-dono. Sejak dulu, yang ada dipikirannya itu hanyalah bertarung, bertarung dan bertarung..." Ucap Hashirama yang hanya bisa menghela nafas melihat tingkah sang rival abadi sekaligus sahabat perangnya itu.

"Hahaha, tenang saja, Hashirama-dono. Dunia ini memang dipenuhi oleh hal menarik seperti yang dikatakan oleh Madara-dono tadi, jadi itu memang hal yang wajar untuk menimbulkan niat bertarung dengan mereka yang memiliki kekuatan lebih, bukan begitu Madara-dono, hahaha?" Ucap Susano'o diakhiri dengan tawa miliknya.

'Tap'

'tap'

'tap'

"Sepertinya kalian sudah lebih akrab dari yang kuduga, baguslah."

Suara Naruto tadi membuat mereka berempat mengalihkan perhatiannya kearah pemuda itu. Dibelakangnya, kini berdiri Kurumi yang hanya menatap keempat orang didepannya itu.

"Ahh, Naruto-kun... Apa sudah selesai dengan istirahatnya?" Tanya sang Dewi Matahari itu pada Naruto.

"Ya, begitulah. Amaterasu-san,..bisakah kau menolongku untuk membuka jalur mana miliknya? Dengan begitu, ia bisa menggunakan sihir dan dapat mengaktifkan Sacred Gear miliknya secara langsung. Apa kau bisa melakukannya?"Tanya Naruto.

"Tentu saja. Tapi, apa dia sudah siap? Membuka aliran Mana secara paksa tentu akan menciptakan rasa sakit dan Trauma pada tubuhnya. Apa dia telah siap untuk menanggung rasa sakit itu?" Ujar Amaterasu yang kini memandang Kurumi.

"Ha'i, saya siap menanggung itu semua, Amaterasu-san"

"Baiklah, kalau begitu silahkan duduk di depanku." Ujar Amaterasu sambil menunjuk tempat didepannya.

Kurumi yang mendengar perintah itu pun langsung mengambil posisi tepat didepan Amaterasu.

"Kalau begitu, akan kulakukan sekarang. " Ucap Amaterasu kemudian memegang pundak gadis itu.

'sringgg'

Sebuah lingkaran sihir kecil kini tercipta di telapak tangan Amaterasu, lalu mengeluarkan sinar yang kemudian membalut seluruh tubuh Kurumi.

"aaaAAAAAggggghhhhh"

Suara teriakan Kurumi pun mulai terdengar akibat menahan rasa sakit yang kini mendera seluruh tubuhnya yang kini terasa seperti direndam dalam air yang baru mendidih.

"Sedikit lagi, tahanlah sedikit lagi, Tokisaki-san" Ucap Naruto yang duduk didepan Kurumi dengan Sharinggan yang terus mengamati pergerakan Mana gadis didepannya ini yang kini mulai bergerak secara perlahan.

"Aaaaaaaa-ittaii-iiiii-aaaaaaakkkhhhhh" Teriakan itu semakin keras terdengar kala Sinar yang menyinari tubuh Kurumi semakin terang menyelimuti tubuhnya. Beberapa detik kemudian, sinar itu perlahan meredup dan menghilang sepenuhnya.

'duughh'

Tubuh gadis itu kini mulai tumbang, namun berhasil ditahan oleh Naruto yang dengan sigap menahan tubuh gadis itu didekapannya.

"Hah..hah..a-aku...ber-hasi-l" Ucap Kurumi terbata

"Ya, kau berhasil. Sekarang beristirahatlah" itu adalah kata kata terakhir yang Kurumi dengar sebelum kehilangan kesadarannya.

'booft'

Sebuah bunshin kini tercipta disamping Naruto, yang kemudian memberikan tubuh gadis itu pada sang bunshin.

"Antar dia ke kamarnya"Ujar Naruto pada sang bunshin, yang kemudian menggendong dan mengantar gadis itu ke kamar atas.

"Jadi, apa yang akan kau lakukan mulai saat ini, Naruto-san? Para makhluk sialan itu pasti takkan diam saja dan mulai melakukan penyelidikan atas kejadian tadi, bukan? Apa kau kini akan menunjukkan dirimu kemuka Fraksi-Fraksi lainnya?" Tanya Susano'o.

"Akan ada saatnya aku melakukan hal itu. Tapi untuk saat ini aku hanya akan bermain melalui bayangan dari tindakan tindakan mereka itu. Mengenai gerakan ku selanjutnya, aku ingin bertanya, apa kalian telah menemui jejak dari dalang insiden yang memanfaatkan Tsukoyomi saat itu?" Tanya Naruto pada mereka berdua.

"Tidak, sampai saat ini, kami bahkan belum mendapatkan sedikitpun hal yang bisa menuntun kami pada dalang dibalik insiden itu. Para makhluk brengsek itu, rencana mereka sangat rapi hingga berhasil memanfaatkan adikku untuk melakukan Kudeta di Takamagahara." Jawab Susano'o geram.

"Tapi, apa hubungan gerakannya selanjutnya dengan insiden itu,Naruto-kun? A-Apa jangan-jangan kau sudah..."

"kau benar Amaterasu-san... Akhirnya bunshin milikku menemukan titik terang dari penyelidikan insiden itu. Dan, dalang dibalik rencana Kudeta Tsukoyomi itu adalah..."

.

..

...

...

...

...

"Sakra atau yang biasa dipanggil Indra..."

"Sakra.../Indra..."

Mereka berdua hanya bisa terdiam saat mendengar nama yang menjadi dalang dibalik kekacauan di Takamagahara beberapa tahun yang lalu. Indra, setelah menyelidiki seluruh hal yang telah ia temukan pada kekacauan itu selama beberapa bulan ini, nama itulah yang keluar sebagai hasil dari penyelidikan yang Naruto lakukan. Salah satu dari top 10 jajaran terkuat di semesta ini, Sang dewa penguasa surga dari Mitologi Hindu, Indra...

"Selama ini, akhirnya semua bukti telah mengarah padanya. Walaupun ada nama lain yang ikut didalamnya, tapi dialah dalang terbesarnya. Dengan memanfaatkan Tsukoyomi yang memulai pemberontakan, ia akan menjadikan Takamagahara sebagai panggung kekuasaannya dan berkuasa dibalik layar, dengan menggunakan Tsukoyomi dan kalian berdua sebagai wayang dalam panggung itu. Dengan menjatuhkan kalian bertiga, tentu rencananya itu pasti akan berhasil dengan menggunakan Tsukoyomi yang berada dalam kendalinya sebagai kedok untuk menjadi pemimpin di Takamagahara." Jelas Naruto.

"BANGSAT... Beraninya dewa sialan itu memanfaaatkan adikku untuk rencana busuknya itu... SAKRAA...Takkan kumaafkan Dewa sialan itu..." Ucap Susano'o murka.

"Naruto-kun, tadi kau sebut ada nama lain selain Sakra... Apa kau tau siapa mereka Naruto-san?" Tanya Amaterasu. Walau nada yang ia keluarkan itu cukup tenang, tapi ekspresi yang ia keluarkan juga menggambarkan kemarahan yang saat ini ia rasakan. Tangannya yang mengepal serta gertakan gigi menjadi bukti atas rasa marahnya pada dewa yang telah memanfaatkan adik perempuannya itu.

"Ya, dua yang lainnya berasal dari mitologi Yunani. Terakhir kali bunshinku yang saat ini sedang menyamar menjadi bawahan mereka memberi informasi, bahwa Hades dan Ares juga terlibat. Sepertinya mereka bertiga menciptakan sebuah aliansi yang entah apa tujuannya, tapi mereka bertigalah yang mendalangi kekacauan itu." Ucap Naruto lagi.

Aliansi antara top 7 dan top 5, ditambah sang dewa perang dari Olympus, Ares... Tentunya hal ini tak bisa dianggap remeh oleh fraksi manapun yang menjadi musuh itu adalah bukti bahwa kekuatan mereka itu sangat diakui dan berhak menduduki posisi tersebut diselesaikan ini. Dan dua nama lainnya yang Naruto sebut tadi membuat amarah mereka berdua semakin bertambah.

"Sialan.. beraninya mereka mempermainkan kita... Nee-sama, kita harus membalas mereka. Perbuatan mereka pada kita itu sangat menghina dan tak bisa dimaafkan lagi. Akibat perbuatan para bangsat itu, banyak saudara kita yang menjadi korban akibat perang yang mereka mainkan itu. Mau bagaimanapun, kita harus membalas mereka. Kau setuju denganmu kan, nee-sama?"

"Tapi, hal itu tentu akan menciptakan perang besar yang tentu akan memakan korban yang sangat besar. Susano'o. Aku tau kau marah...aku pun sama, aku tak bisa menerima perbuatan mereka... Tapi, kalau kita membalas dan menyerang mereka, Perang besar antar Fraksi pasti takkan terelakkan. Apa hal itu pantas menjadi hasil akibat tindakan kita, Susano'o?"

"ITU PANTAS... Walaupun harus berperang, kita harus melawan.. Walaupun banyak yang menjadi korban, tapi kita harus tetap menjunjung harga diri kita. Kita tak bisa membiarkan mereka menginjak harga diri kita Nee-sama...wala-"

"Dan... saat terjadi perang seperti yang kau katakan tadi, aku takkan segan untuk turun tangan untuk memusnahkan, baik itu Mereka... ataupun pihak kalian yang ada didalamnya" Ucapan Naruto tadi langsung membuat mereka terkejut, begitu juga Madara dan Hashirama yang sejak tadi melihat dan mendengarkan semua perkataan itu.

"Walaupun harus menghancurkan 1 Fraksi, 2 Fraksi, ataupun lebih dari itu...selama itu bisa menghancurkan kekacauan yang dapat memusnahkan masa depan manusia, dunia dan semesta ini, aku takkan segan untuk melakukan itu. Sudah kukatakan, aku memang bisa menjadi teman bagi kalian, tapi aku juga bisa menjadi musuh yang kalian tak ingin temukan di manapun. Kalau kau memang ingin melakukan ucapan bodohku itu, Susano'o... Maka saat ini juga, aku tak segan untuk bertarung dan menghancurkan mu." Ucap Naruto dingin.

"JADI, MAKSUDMU KAMI HARUS DIAM DAN MENERIMA KEHANCURAN KAMI SENDIRI... JANGAN BERCANDA, AKU TAKKAN MENERIMA KEPUTUSAN ITU. Walau harus kehilangan nyawaku, demi melindungi semua yang kusayangi aku rela membuang nyawaku itu."

Situasi semakin tegang akibat pernyataan dari Susano'o tadi. Sang dewa badai yang telah hidup ribuan tahun itu menaikkan intensitas dan tekanan di halaman belakang apartemen itu.

"HENTIKAN TINDAKAN BODOHMU INI, SUSANO'O..." Teriak Amaterasu lalu memegang pundak adiknya itu.

Tekanan udara yang tadinya sempat meninggi perlahan kembali normal setelah Teriakan Amaterasu tadi. Suasana yang tadi sempat tegang kini perlahan kembali normal setelah Susano'o berhasil sedikit meredam amarahnya itu.

"Maafkan tindakan Susano'o tadi, Naruto-kun. Tapi yang ia katakan itu ada benarnya. Aku pun juga tak bisa menerima perlakuan mereka itu. Jadi apa yang harus kami lakukan Naruto-kun? kalau perang bukanlah jalan yang bisa kami tempuh, apa yang harus kami lakukan? Apakah kami hanya harus diam dan terus menutup mata menerima perlakuan mereka itu? Aku juga tak mau perang besar itu terjadi, tapi... Kalau kami terus diam, perang itulah yang akan mendatangi kami dan mau tak mau kami juga harus mempertahankan diri kami dan yang kami sayangi... Apa yang harus kami lakukan, Naruto-kun?" Ujar Amaterasu.

"Aku tak pernah mengatakan pada kalian untuk diam, bukan...?" Ucapan Naruto tadi membuat mereka terdiam.

"Kalau kalian hanya diam dan menunggu kehancuran kalian sendiri, itu berarti kalian benar benar bodoh... Tak ada yang Mau hancur, apapun penyebabnya itu... Mereka pasti akan mempertahankan diri, itulah sifat makhluk yang hidup."

"Jadi... Kita memang harus-..."

"Dan bukankah perang itu juga akan menghancurkan kalian juga..?" Ucap Naruto memotong perkataan Susano'o.

"Akhir dari sebuah perang adalah kehancuran, baik itu dipihak yang menang dan juga yang kalah. Hanya kehancuranlah yang akan menjadi hasil dari sebuah perang. Dan kalau kalian katakan bahwa jalan satu satunya adalah perang, Kalian berdua hanya akan menghancurkan diri kalian sendiri." Ujar Naruto.

"Tapi... Apa yang harus kami lakukan?" Tanya Susano'o.

"Pikirkan ini, apa yang akan terjadi bila kalian memadamkan api dengan minyak?"

" Apinya hanya akan menjadi lebih besar" Jawab Amaterasu

"Benar, dan itulah yang mereka inginkan. Mereka pasti telah mempersiapkan hal jika Tsukoyomi mengalami kekalahan. Dan kalau kalian salah langkah, hal itu akan menjadi akhir bagi kalian. Mengambil keputusan dengan tenang dan tepat akan memperbesar peluang menang bukan? Jujur saja, kalau kalian menyuruhku membandingkan peta Kekuatan antara Takamagahara dan aliansi yang mereka buat, kalian pasti akan kalah. Aku bisa pastikan itu" Ujar Naruto.

"Jadi, Janganlah melawan mereka dengan kuantitas. Kalau musuh menang dalam kuantitas, maka kalahkanlah dengan kualitas. Peribahasa mengatakan lebih baik mengirim seekor singa Kejawanan domba daripada mengirim kawanan domba kepada seekor singa. Itulah yang harus kalian lakukan"

"Tapi, bagaimana kami melakukannya. Mereka itu Hades dan Indra, yang menempati posisi 7 dan 5 sialan semesta ini. Bagaimana kami bisa mengatasi hal itu?" Tanya Amaterasu.

"Hah... Apa gunanya aliansi yang kalian miliki denganku?"

"Aaa...Naruto-kun, jangan jangan..."

"Tepat, bukankah singa itu kini berdiri didepan kalian?" Ucap Naruto sambil tersenyum.

"Naruto-san..., Kau"

"Tepat, Susano'o-san... Sekarang, dunia akan gempar dengan eksistensi dari manusia yang akan menghajar para dewa itu. Mereka yang menganggap dirinya sebagai predator, mulai saat ini kebanggaan dan harga diri mereka itu akan hancur oleh makhluk yang biasanya mereka mangsa. Amaterasu, Susano'o, kalian tak perlu khawatir. Serahkan semuanya padaku, semuanya akan kugerakkan sesuai rencana ku. Mulai saat ini, perlahan aku akan keluar dari bayangan dan menunjukkan kepada dunia, tentang kehancuran yang akan menanti mereka didepan sana. Sesuai dengan ramalan sebelum seluruh semesta diciptakan, inilah awal dari era kegelapan bagi mereka yang selalu membanggakan harga diri mereka itu." Ujar Naruto, dengan Sharinnegan yang berputar dan menyala terang di kedua matanya.

"Arigatou, Naruto-kun/Naruto-san..." Ucap Amaterasu dan Susano'o sambil menundukkan kepalanya

"Dan kuharap mulai sekarang, kalian harus mempersiapkan dan memperkuat diri kalian. Jangan buang waktu yang kita miliki. Kalau kalian memang ingin bertahan di dunia ini, bertahan dan melindungi semua yang kalian cintai... Jadilah lebih kuat. Akan tiba saatnya kalian harus bertahan sendiri dengan kekuatan yang kalian miliki, bertahan dari kehancuran besar yang siap menerpa semesta ini..." Ucap Naruto lalu memandang lurus keatas

"Ya, kami paham Naruto-kun. Sekali lagi, ku ucapkan terima kasih banyak karena mau membantu kami sekali lagi." Ujar Amaterasu

"Hmm.."

"Baiklah, kurasa saat ini hanya itulah yang bisa kusampaikan pada kalian berdua. Jadi, bagaimana dengan keadaan Takamagahara sekarang?" Tanya Naruto

"Keadaan saya ini sudah stabil. Semua itu bisa kami lewati berkat kau, Naruto-kun. Di Takamagahara, semua kini telah menganggapnya sebagai pahlawan. Sikap mereka pun pada manusia kini telah berubah 180°. Mereka yang tadinya menganggap rendah manusia, kini telah menghormati dan menyayangi mereka seperti sesama kami. Tak ada lagi perbedaan kasta dan kubu, semua kini bersatu untuk memperbaiki dan membangun Takamagahara saat kami masih mewaspadai keadaan yang seakan akan bisa mengancam kami, tapi kini semua tela " Jawab Amaterasu menjelaskan tentang keadaan Takamagahara saat ini.

"Hmm, baguslah... Mungkin dalam beberapa waktu kedepan, aku akan mengunjungi Takamagahara nantinya."

"Kami akan menyambutnya dengan senang hati. Pintu Takamagahara akan selalu terbuka untukmu dan juga teman temanmu, Naruto-kun" Ujar Amaterasu sambil tersenyum

"Ahh, ada satu hal lagi yang ingin kusampaikan pada kalian."

"Apa itu Naruto-kun/Naruto-san?"

"Tentang mewaspadai, kuharap kalian terus berhati hati dengan sebuah organisasi yang bernama Khaos Brigade."

"Khaos Brigade?"

"Ya, itu adalah sebuah organisasi yang terdiri dari buronan dan kriminal tingkat tinggi dari dunia supranatural. Yang lebih berbahaya lagi, organisasi itu saat ini dipimpin oleh Ophis, sang Ouroboros Dragon"

"O-ophis..., Ophis pemimpinnya? Bukankah itu sangat berbahaya? Apa tujuan dari organisasi itu, Naruto-kun?"

"Kalau melihat Ophis sebagai pemimpinnya, kemungkinan besar ia ingin merebut celah dimensi dari tangan Gread Red. Saat pertarungan ku dengan Si Merah itu, dia tiba tiba muncul dan mengganggu pertarungan kami. Aku memang bisa memukulnya mundur, tapi karna dia jugalah aku terpaksa harus mundur dari Great Red saat itu. Yang terpenting kalian harus mewaspadai organisasi ini. Sampaikan juga kabar ini kepada Yasaka dan pihak Kyoto untuk mewaspadai mereka."

"Ha'i Naruto-kun"

"Ophis kah, sepertinya dunia ini memang akan mendekati kekacauan seperti yang kau katakan tadi, Naruto-san" Ujar Susano'o. Membayangkan dirinya yang berhadapan dengan sang Ouroboros, Susano'o tentu hanya bisa meneguk ludahnya.

"Eeeeeee, t-t-t-tunggu sebentar, kau bilang tadi kau berhadapan dengan mereka berdua Naruto-kun/Naruto-san" Teriak mereka berdua.

"Hah, apa kalian baru tau? Kukira aku pernah memberitahu kalian soal ini"

"Haaaaaaa, bukankah hal itu terlalu gila, menantang mereka berdua sekaligus, d-d-dan bahkan berhasil memukul mundur salah satunya, apa kau sudah gila Naruto-san?"

"Yah, apa salahnya bukan, saat itu aku lagi bosan... Jadi aku coba pergi ke celah dimensi, tapi tiba tiba dia datang dan langsung menyerang ku... Ya kulabrak sajalah... Kalau saja Ophis sat itu gak mengganggu, pasti akan jadi pertarungan yang menarik, bukan?.."

"Oh shit...seberapa gila memangnya kau ini, Naruto-san? Menantang Great Red karna bosan, Itu adalah hal yang paling gila yang pernah kudengar seumur hidupku"

"Aku juga"

"Hahaha, ya kalau bosan ya apa boleh buat kan?"

"Fuck..."

Susano'o hanya bisa menggeleng geleng kepala mendengar fakta gila yang baru ia dengar tadi. Yah, tapi hal itu membuktikan bahwa kekuatan yang Naruto miliki itu sangatlah besar. Pemuda didepannya ini bukanlah tipe orang yang pembohong, ia tau itu.

"Hah, sepertinya tanganku ini mulai gatal untuk bertarung. Naruto, kapan kapan kau bisa menunjukkan si Ophis dan Great Red yang kau bilang tadi."

Dan, tambah 1 lagi maniak bertarung

"Ya, tapi sebelum itu... Madara-san, Hashirama-san... Lebih baik kalian membeli beberapa pakaian kekota. Kalau orang melihat Jirah kumuh yang kalian pakai itu, bisa bisa kalian nanti dianggap sebagai orang gila lho?" Ucap Naruto sambil melihat Jirah khas Edo yang dipakai mereka berdua

"Heh, kau tak tau tentang nilai sejarah dari Jirah legenda ini, Naruto." Ucap Madara sambil mengelus baju Jirah berwarna merah tua itu

"Yayaya, terserahmu sajalah Madara. ini uangnya. Sekalian beli cemilan dan makanan untuk malam ini ya, Gunakan Doujutsu itu untuk menghapal lokasi kota ini." Ucap Naruto sambil memberikan beberapa lembar uang.

"Ya, tanpa kaubilang pun aku tau, ayo pergi Hashirama."

'whush'

Dalam sekejap, mereka berdua pun menghilang dengan shunshin, menyisakan Naruto, Amaterasu dan Susano'o ditempat itu.

"Hah, Kuharap Madara tak membuat onar dan membantai para makhluk Supranatural yang ia temui saat dikota nanti." Ucap Naruto sambil menghela Nafas karena ia tahu, jam jam malam seperti ini adalah jam ideal bagi para iblis liar untuk mencari mangsa diluar sana. Ia tahu, bagaimana akhir bagi iblis liar itu jika mereka bertemu dengan Madara disana.

"Saa, lebih baik kalian berdua ikut ke apartemenku. Aku ingin membicarakan tentang apa yang akan kulakukan selanjutnya dan juga apa yang harus kalian lakukan kedepannya. Apa kalian berdua keberatan?" Tanya Naruto pada mereka berdua.

"Tidak apa-apa, Naruto-kun... Kami sama sekali tak keberatan." Jawab Amaterasu.

"Baiklah, kalau begitu kita pergi"

'sringg'

..

...

...

TBC

Halo, berjumpa lagi dengan author di fic ini...Reader-san

12K+...Di chapter ini, saya menambahkan 2 karakter Shinobi yang akan membantu Naruto kedepannya. Kedatangan Madara dan Hashirama ke dimensi ini tentu akan berperan besar kedelapannya, dan itulah alasan bagi author untuk menambahkan mereka berdua kedalam fic ini.

Mengenai Typo, saya mohon maaf sebesarnya pada Reader-san sekalian bila ada kata dan kalimat yang salah dalam fic kali ini. Untuk kemajuan fic ini kedepannya, saran dan dukungan para reader sekalian sangat dibutuhkan bagi para author seperti kami ini.

Sekali lagi, author sangat berterimakasih atas kesabaran para reader sekalian yang masih menunggu kelanjutan fic ini. Silahkan klik tombol fav dan follow stories bagi kalian yang belum memfollow fic ini, karena itu juga merupakan bentuk dukungan bagi para author seperti kami.

Salam Damai dan Salam satu Inspirasi

Author Believe My Sword : Out...