Genre : Humor (I hope :"D)
Warning! A bit OOC
.
.
.
.
.
.
Kuroko Tetsuya mendesah.
Bukan, bukan mendesah yang nganu. Tapi dalam artian menghela nafas lelah.
Benar. Tetsuya lelah.
Menjadi tak kasat mata sudah biasa baginya. Tak dianggap sudah menjadi makanan sehari-hari.
Tapi Tetsuya tak menyangka kalau kekasihnya pun demikian.
Baru kali ini, dadanya merasa sangat sesak karena diabaikan.
"Sei-kun..." bibir mungilnya memanggil dengan lirih, berharap pemuda merah tersebut menjawab.
Tapi sepertinya Tetsuya terlalu banyak berharap.
Jangankan disahut, dilirik pun boro-boro.
Akashi Seijuurou benar-benar mengabaikannya. Melupakan eksistensinya.
Ah...jadi begitu.
Padahal hari ini adalah hari kencan mereka berdua. Tadi pagi, secara tiba-tiba sang kekasih mengetuk pintu flat-nya. Sebuket bunga diberikan tak lupa disertai senyuman tampan.
Kejutan, katanya.
Tidak janjian tapi tiba-tiba diajak pergi oleh kekasih hati, bukankah itu romantis?
Tetsuya merasa hari ini pasti akan menjadi indah. Terlebih, mood-nya pagi ini buruk karena persediaan harian susu vanila habis, dan sialnya lagi ketika pergi ke minimarket pun minuman kesukaannya out of stock.
Tetsuya galau. Tetsuya tak bisa hidup dan menjalani hari dengan prima apabila belum mengecap si manis.
Jadi, ketika Seijuurou datang Tetsuya berharap akan diajak ke Majiba dibelikan susu kocok Vanilla.
Memang sih, mereka akan pergi ke Majiba.
Hari ini Seijuurou tidak membawa mobil mewahnya. Katanya, ingin mencoba berjalan kaki dan naik bus bersama Tetsuya. Biar lebih romantis dan memiliki sensasi tersendiri—sekali lagi, ini kata Seijuurou.
Tetsuya pikir, hari ini pasti benar-benar akan menyenangkan.
Tanpa ia tahu justru hal tersebut mendatangkan masalah. Ketika mereka sedang menyusuri pusat .pertokoan, secara tak sengaja mereka berdua bertemu dia yang berada di dalam salah satu toko, menatap mereka berdua dengan senyuman—yang menurut Tetsuya—aneh.
Demi apapun, dari semua isi yang ada di bumi dan jagat raya Tetsuya paling tidak mau bertemu dia
Kenapa? Karena selama beberapa bulan belakangan ini, dia telah merebut perhatian Seijuurou darinya.
Tetsuya yang duluan sadar kalau mereka akan berpapasan, tapi sebaik mungkin ia berusaha mengalihkan perhatian agar Seijuuro tidak melihat.
Sayangnya Tetsuya terlalu meremehkan emperor eye.
Seijuurou langsung memicing. Meski wajahnya tetap terlihat biasa dan masih cool, tapi Tetsuya bisa melihat binar bahagia di kedua manik heterochrome itu.
Kedua kaki berhenti melangkah, memandang sejenak paras dan rupa yang dimiliki dia.
Rambut panjang yang tergerai indah sampai punggung. Kedua mata bulatnya yang berbinar lembut, namun terkesan misterius. Kulitnya yang halus dan seputih salju, serta senyuman manis yang menghiasi bibir merah muda.
Seijuurou terpana.
Langkah perlahan namun pasti, Seijuurou masuk ke dalam toko, menghampiri dia yang selalu ada di sana. Genggaman ke tangan Tetsuya dilepaskan begitu saja.
"Sei-kun, kumohon jangan—"
Terlambat. Seijuurou sudah pergi jauh.
Tetsuya merasa diselingkuhi langsung di depan mata.
Kedua manik birunya menatap punggung kokoh itu dengan sendu. Berharap akan berbalik kembali padanya.
Tapi sekali lagi, Tetsuya terlalu banyak berharap. Dipanggil berapa kali pun, Seijuurou enggan menoleh.
Tidak mau langsung menyerah begitu saja, Tetsuya menyusul Seijuurou. Dilihatnya sang kekasih yang tenggelam di dunianya sendiri bersama dia.
Tangan putih dielus, "Halo sayang... Ah, kamu cantik seperti biasa. Kedua matamu sungguh indah. Membuatku seolah terhisap ke dalam dirimu yang begitu menawan."
Demi apa, itu adalah gombalan Seijuurou untuk Tetsuya ketika masih PDKT dulu! Dan sekarang Seijuurou melakukannya untuk yang lain?!
"Kau benar-benar sempurna... Aku tak sabar untuk membawamu ke apartemenku."
Apa?! Tidak, tidak boleh!
"Hm? Apa ini?" Seijuurou kembali memicing ketika mandapati lengan putih itu terdapat bekas goresan, sepertinya berasal dari benda tajam.
"..." Aura hitam sang emperor menguar dahsyat. Ia siap melabrak siapapun yang berani melakukan ini—
BRAKKK
Belum sempat Seijuurou melancarkan aksi, pintu kaca toko telah didobrak dengan tidak manusiawi. Pelakunya tak lain tak bukan adalah kekasih birunya, Kuroko Tetsuya.
Benar, kalian tak salah baca. Yang telah "menganiaya" pintu tersebut adalah Tetsuya. Aura gelap yang menyelimuti tubuh mungilnya tak kalah dengan milik Seijuurou. Wajahnya masih datar seperti pantat teflon yang tadi pagi dicuci mama Shiori, tapi iris birunya menatap dingin. Kedua tangan terkepal kuat. Langkah tegap mendekati Seijuurou dan dia. Pokoknya tampilan Tetsuya kali ini mirip tukang pukul bos mafia.
Kuroko Tetsuya mendadak menjelma menjadi sangar dan macho dimata Seijuurou.
"T-Tetsuya..?" seakan tersadar, Seijuurou langsung panik dalam hati. Demi saus tartar, ia kembali khilaf! Pose defensif segera Seijuurou ambil ketika tangan Tetsuya terjulur untuk menyentuh dia.
"Tetsuya, tunggu! Aku bisa jelaskan...!"
Tak pernah terpikir oleh Seijuurou kalau ia akan mengucapkan kalimat drama picisan yang selalu dia cibir habis-habisan. Faktor panik membuat otak jeniusnya mendadak koslet.
"Minggir."
Hanya satu kata. Namun mampu membuat seorang Akashi Seijuurou merinding.
"Sa-sayang...jangan, ya?"
"Berani sayang-sayangan?!"
"Oke, Maaf, tidak, Tetsuya—"
"Jadi Sei-kun betulan tidak sayang lagi?!"
'Ya Tuhann, serba salahh?!' Seijuurou menjambak rambut frustasi dalam hati. Susahnya menghadapi uke kesayangan yang sedang ngambek.
"Tetsuya, dengarkan! Sungguh, aku cuma mencintai Tetsuya. Tetsuya yang terbaik. Tetsuya yang paling oke. Tetsuya yang paling canti—eh, dia juga cantik, sih."
BRAK!
Meja terdekat yang tak berdosa jadi korban.
"Cukup! Aku sudah tidak tahan lagi. Dasar tukang selingkuh! Sei-kun selalu menduakanku dengan dia! Tidak peduli kita sedang kencan, makan bareng, ke bioskop, bahkan ketika kita bercinta sekalipun!" teriak Tetsuya terlalu frontal hingga membuat yang mendengar malu sendiri.
Sementara dia? Masih setia menonton dengan senyuman yang selalu menempel di wajah. Membuat Tetsuya tambah jengkel melihatnya.
"Aku tidak selingkuh, Tetsuya!"
"Terus saja mengelak!"
"Tentu saja, karena cuma Tetsuya kekasihku satu-satunya. Tak pernah ada orang lain! Jadi berhenti menuduh aku menduakanmu."
"Ya, Sei-kun memang tak menduakanku dengan ORANG lain. Tapi Sei-kun menduakanku dengan MAKHLUK DUA DIMENSI!" emosi Tetsuya sambil menunjuk pada action figure real size edition DIA yang berada di belakang Seijuurou.
Ya, kalian tak salah baca. 'Dia' tak lain tak bulan adalah salah satu karakter yang berasal dari anime terfavorit tahun ini.
Chihiro, namanya.
Awalnya Tetsuya tak masalah—dan agak bingung juga. Pasalnya, Seijuurou bukanlah seorang otaku tapi tiba-tiba tertarik pada karakter anime. Tapi okelah, Tetsuya tidak banyak berkomentar.
Pernah sekali Tetsuya menanyakan Seijuurou alasan kenapa ia suka sekali dengan Chihiro.
"Karena Chihiro mengingatkanku pada Tetsuya," jawabnya.
Pipi Tetsuya agak merona mendengar jawabannya.
Tapi lama kelamaan, 'penyakit' Seijuurou semakin parah. Ketika mereka berduaan, hal-hal yang dibahas selalu tak jauh dari Chihiro. Tetsuya tak tahan lagi. Emosi yang selalu ia pendam selama ini akhirnya meledak.
"Kita putus, Sei-kun!" ultimatum dikeluarkan, Tetsuya keluar dengan langkah dihentakan.
"APA?! Tidak! Tetsuya, Tungguu!" panik, Seijuurou langsung mengejar. Apa-apaan, seharusnya hari ini kencan berduaan sambil mesra-mesraan, kenapa jadi begini!
Well, Seijuurou-kun. Lain kali jangan sampai lupa sama pacar sendiri, ya.
"TETSUYAAA!"
FIN
Author's note :
Haloo, Sayaka lagi disini! Hehe
Untuk chapter ini, gak tau dari mana, tiba-tiba saya bayangin Akashi jadi otaku yang sayang waifunya, jadilah akhirnya cerita ini xDD tadinya mau saya buat Akashi lebih gila kagi, tapi nanti jatohnya OOC banget, ah wkwkwk
Sesuai judul buku, setiap chapternya itu cerita-cerita random (yang kebanyakan hasil dari ide sesaat/?). Gak ada jadwal tetap untuk updatenya.
Walau saya bilang genrenya biss berbeda tiap bab, tapi sepertinya mostly humor, hahaha
Semoga chapter ini bisa menghibur kalian.
See ya!
