Salahkah kalau kitamenyukai orang yang jauh lebih tua dari kita?

Grow Up

Pair: Nakajima Atsushi x Izumi Kyouka

Disclaimer: Bungou Stray Dogs (c) Asagiri Kafka n Harukawa35

Warning: OOC, Gaje, dan kawan-kawan

Genre: Romance, Hurt/Comfort

Happy Reading~

Kalau salah, apa sebabnya? Tidak tertulis di undang-undang bahwa kita tidak boleh mencintai orang yang selisih umurnya lebih tua empat tahun dari kita.

Atau kira-kira itulah yang sedang Kyouka pikirkan sekarang.

Pasalnya Lucy mendatanginya saat ia sedang istirahat makan siang di kafe Uzumaki bersama Atsushi, kala makanan mereka sudah habis dan Atsushi ijin pergi ke toilet.

"Kamu," ujar Lucy, sambil menatap Kyouka sinis.

Kyouka menoleh, dengan tatapan yang tidak kalah sinisnya. Manik azurenya mendadak gelap seperti saat ia masih merupakan anggota Port Mafia.

Ia tidak pernah suka pada Lucy, mungkin benci bukan kata yang tepat, tapi ia merasa tidak nyaman dan tenang apabila Lucy ada di dekatnya ataupun Atsushi.

"Umurmu berapa, bocah?"

"Untuk apa aku memberitahumu?" Kyouka mengalihkan pandangannya pada secangkir kopi susu yang manis dan menyeruputnya pelan

Lucy terlihat kesal, tapi ia kemudian berhasil mendapat kendali dirinya.

"Tidak masalah. Tapi dilihat dari tubuhmu yang kecil itu, kamu pasti tidak lebih dari empat atau lima belas tahun," terka Lucy. "Dan kamu tahu usianya?"

Sepertinya Lucy sedang menyinggung tentang Atsushi, membuat Kyouka kembali menaruh perhatiannya pada Lucy, walaupun ia tidak ingin.

"Tahu pun tidak akan kuberitahu padamu." jawab Kyouka dingin.

"Sayang sekali aku sudah tahu jawabannya, bocah. Dia berusia delapan belas tahun. Young adult, dewasa awal, akhir masa remaja."

Kyouka meletakkan cangkirnya, kemudian menatap Lucy. "Lalu?"

"Artinya kemungkinan kalian bisa bersama sebagai pasangan kekasih saat ini sangat rendah. Kamu masih di bawah umur dengan tubuh mungil seperti itu, dia tidak akan menganggapmu seorang wanita, melainkan adik." kata Lucy.

"Lalu maksudmu apa? Hanya karena kamu lebih tua dariku, kamu bisa menjadi pasangannya, begitu?"

"Setidaknya kemungkinannya tidak serendah dirimu yang hanya dipandang adik olehnya. Alih-alih mencintaimu sebagai seorang wanita, ia hanya menjagamu sebagai saudara karena kamu masih terlalu kecil untuknya."

"Kecil? Seperti kamu tidak sama saja." ucap Kyouka dingin. Matanya melirik sengit Lucy.

Wajah Lucy memerah, ia menyilangkan kedua tangannya di depan dada. "Maksudmu apanya yang kecil? Dasar bocah mesum!"

"Tuh, kamu sendiri juga tidak ada bedanya denganku kan?" Kyouka meraih cangkirnya, menghabiskan isinya kemudian meletakkan sebuah koin lima ratus yen di meja dan meninggalkan kafe Uzumaki tanpa mengatakan sepatah kata apa pun lagi.

Dan disusul Atsushi yang baru selesai dari toilet lima menit kemudian.

(_)

Izumi Kyouka adalah pribadi yang pasif, namun sedikit agresif. Ia tidak jago merangkai kata-kata seperti anak perempuan yang sedang jatuh cinta pada umumnya. Contohlah sewaktu ia masih di Port Mafia, ia melihat Higuchi Ichiyou yang sangat mengagumi Akutagawa, mati-matian berusaha mencari perhatiannya dan sering berandai-andai atau berdelusi.

Kyouka tidak bisa seperti itu. Semua emosinya seakan menghilang di saat Yasha Shirayuki menebas kedua orangtuanya. Setelah ia dibawa ke Port Mafia dan di bimbing dan di sayang oleh wanita bernama Ozaki Kouyou pun, matanya tetap gelap tanpa cahaya. Dan Kouyou menjaga mata itu agar tidak pernah terisi oleh cahaya kembali dan tetap gelap seperti bunga yang mekar dalam kegelapan, sendirian.

Yang membawanya keluar dari kegelapan itu adalah Atsushi sendiri. Kencan pertama mereka berkeliling kota masih terpatri dengan jelas dalam ingatan Kyouka. Kalau diingat-ingat lagi, Kyouka merasa dirinya sangat egois terhadap Atsushi kala itu, mengira bahwa saat-saat menyenangkan itu adalah akhir hidupnya sebelum ia menyerahkan dirinya pada polisi dan di eksekusi.

Kyouka duduk dengan manis di depan meja, sambil memegang secangkir teh yang dihidangkan Naomi yang sepertinya sangat gemas dengannya.

"Kyouka-chan, mau tambah tehnya?" tawar Naomi dengan senyuman.

"Iya, tolong." Kyouka menyerahkan cangkirnya.

Naomi dengan sigap mengisinya kembali dengan teh panas dari pot. Dan menuangkan susu di dalamnya.

"Ah, Kyouka-chan manis sekali. Ingin sekali rasanya punya adik sepertimu. Atsushi-san beruntung sekali."

Kyouka sedikit terkejut. Naomi bahkan berpikiran bahwa ia dan Atsushi seperti kakak beradik. Kenapa semua orang berpikiran begitu? Apa karena usiaku yang tanggung ini? Terlalu berbanding terbalik dengan usianya seperti yang dikatakan pelayan magang di lantai bawah itu?

"Naomi-san.." ucap Kyouka pelan. "Boleh aku bertanya?"

"Wah, jarang sekali. Ada apa, Kyouka-chan? Tanyakan saja. Akan kujawab semampuku!" Naomi terlihat bersemangat.

"Anu ... menurut Naomi-san, apa salah kalau menyukai orang yang lebih tua ... uh... dalam hal percintaan?"

Sejenak Naomi terdiam, dua detik kemudian ia tersenyum lebar.

"Tentu saja tidak! Ya ampun, Kyouka-chan! Aku saja mencintai Nii-sama lebih dari sekadar kakak! Jadi apa salahnya mencintai orang yang lebih tua?" Naomi membeberkan pendapatnya. "Ada apa? Ada apa? Kyouka-chan sedang jatuh cinta pada orang yang lebih tua?"

Kyouka dapat merasakan wajahnya sedikit memanas saat Naomi blak-blakan menyebut kata "jatuh cinta".

"Ti ... Tidak juga." Kyouka mengalihkan pandangannya.

Tangan mungilnya terlihat sedikit gemetar saat memegang cangkir berisi teh panas, sangat kontras dengan kebiasaannya yang memegang pisau dengan mantap tanpa ragu.

"Yah, kalau Kyouka-chan tidak mau cerita juga tidak apa-apa." Naomi lekas memahami. "Tapi kalau kamu butuh bantuan, aku ada di sini, oke?"

Setelah tersenyum sekali lagi pada Kyouka, Naomi pun segera berlalu.

Setelah kepergian gadis berseragam sailor itu, Kyouka semakin merenungkan pernyataan yang diberikannya.

(_)

"Tadaima." Atsushi melepas sepatunya sebelum masuk ke dalam ruangan.

"Okaerinasai." balas Kyouka.

"Maaf hari ini aku telat pulang, Kyouka-chan." Atsushi menggaruk rambutnya yang berantakan. "Dazai-san selalu menggoda wanita saat bekerja tadi, membuat pekerjaan berjalan lebih lama dari seharusnya. Kunikida-san marah sekali padanya."

"Begitu ..." tanggap Kyouka.

"Kalau Kyouka-chan bagaimana, hari ini?" Atsushi bertanya balik.

"Tidak ada yang spesial. Aku menghabiskan sisa jam kerja di kantor setelah permintaan kerja untukku selesai dengan minum teh kemudian pulang."

"Ah, iya! Aku baru ingat, kenapa juga saat di kafe pada jam istirahat makan siang tadi kamu pergi begitu saja? Tidak menungguku?"

Yang dimaksud Atsushi mungkin adalah saat Kyouka meninggalkannya di toilet kafe saat Kyouka sudah muak dengan omongan Lucy.

"Ah, itu ..." Kyouka bingung ingin menjawab apa. "..aku hanya teringat kalau ... pekerjaanku di atas masih ada."

"Begitu. Padahal setidaknya kamu bisa menungguku dulu untuk pergi ke atas sana. Saat aku berpamitan dengan Montgomery-san tadi, sikapnya benar-benar dingin."

Kyouka menangkap nama yang tidak begitu ingin didengarnya, keluar dari mulut Atsushi.

"Ada apa dengan dia?"

"Dia menanyakan Kyouka-chan itu apa untukku."

Manik sapphire Kyouka membulat. Ia kaget.

"La-Lalu, kamu menjawab apa?"

"Eh? Sudah tentu kujawab Kyouka-chan adalah orang yang sangat kusayang seperti saudara sendiri."

Dua kata terakhir mampu meruntuhkan sisa harapan Kyouka yang hanya dianggap adik oleh Atsushi.

Seharusnya ia tahu ...

...Atsushi tidak pernah melihatnya sebagai seorang wanita..

Seperti kata Lucy, ia hanya memandangnya sebagai ...

"..maksudmu ... sebagai seorang adik?" tanya Kyouka gemetar.

"Nah iya, seperti itu." ujar Atsushi sambil tersenyum.

Hancur sudah.

"Kyouka-chan?" Atsushi merasa aneh karena Kyouka tidak kunjung membalas ucapannya. Dan melihat gadis itu sedikit gemetar. "Kenapa?"

Menguatkan dirinya, Kyouka balas menatap Atsushi dengan matanya yang ia kira sedikit berkaca-kaca.

"Tidak, tidak apa-apa." balas Kyouka. "Ah, aku kira aku harus keluar sebentar."

"Hm? Tidak masalah, asal jangan lama-lama ya. Memangnya mau kema-"

Kyouka sudah berlari kencang ke luar sebelum Atsushi menyelesaikan kalimatnya. Air mata membendung, kemudian mengalir pelan. Ia berlari hingga sampai di dermaga tempat Moby Dick jatuh.

Sakit. Hatinya sakit. Walau ia tidak mengatakan perasaannya secara langsung, hatinya sakit.

Kyouka menundukkan kepalanya,menangis di ujung dermaga. Air matanya mengalir tanpa henti walaupun ia mengusapnya berulang kali. Menumpahkan semua perasaan yang dimilikinya terhadap Atsushi. Bukan, bukan perasaan seorang adik terhadap kakaknya, melainkan perasaan tulus seorang gadis pada laki-laki yang dicintainya.

Biarlah hanya bulan dan air di hadapannya yang bersaksi atas patah hatinya malam ini. Biarlah ia sendiri di sini malam ini. Ia tidak sanggup pulang untuk menatap wajah cerah Atsushi yang sudah secara tidak langsung menyakitinya, walaupun Kyouka tahu dia tidak salah.

"Hiks hiks ... huee.."

Untuk pertama kalinya, hari itu,seumur hidupnya, Kyouka menangis untuk seorang laki-laki selain ayahnya.

~The End, atau To be Continued?~

Holaa Minna-san! Akhirnya Nii sempat menulis fanfic AtsuKyou ini. Sedih deh, mereka sering dikatai pedophilia, padahal secara umur cuma beda empat tahun, persis kayak OkiKagu Gintama.

Niatnya pengen fanfic ini lanjut sih, tapi menurut reader gimana? Plotnya sudah ada kepikiran, mungkin bisa mengembang jadi sekitar 4-5 chapter.

Yah, pokoknya nantikan saja ya XD Jaa nee