Disclaimer :

Demi neptunus naruto bukan punya saya, punya masashi sensei. sasuke punya saya *dibantai masashi sensei dan sakura*

.

TOLONG DI BACA APAPUN DI BAWAH INI, KEBIASAAN BEBERAPA READER MALAS BACA DAN BERAKHIR DENGAN ME-REVIEW HAL YANG TIDAK PERLU KARENA SUDAH TERCANTUM DI BAWAH INI.

.

Warning :

OOC, TYPO tingkat akut, AU, OOT, EYD berantakan, flame tidak diijinkan. DI LARANG MENG-COPY TANPA SEIJIN AUTHOR SASUKE FANS APALAGI NYOLONG!

.

.

.

Peringatan...!

Fic ini hanyalah cerita fiksi belaka yang tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan seseorang, sedikit mengambil sudut pandang dan selebihnya di karang-karang oleh author, tidak menyinggung apapun dan hanya merupakan fic untuk menghibur semata, author pun tidak akan mengambil keuntungan apapun selain kepuasan membaca dari reader.

.

.

= Enjoy for read =

.

But

.

! Don't like Don't Read !

.

.

[ I hate you all ]

~ Prolog ~

.

.

Aku yakin setiap orang memiliki kisah cintanya sendiri, bagaimana denganku? Aku juga punya sebuah kisah cinta, walaupun banyak beranggapan aku jarang terlihat bersama seorang pria, itu tidak benar, aku pernah,

memiliki,

pernah,

Sekali dalam hidupku, dan itu membuatku terus mengenang sikapku padanya.

Menatap sekitar, aku harus melihat kenyataan, kenyataan yang ada hadapan mataku.

Dia mengubah keras hatiku untuk menerima jika seorang pria perlu dalam hidupmu.

Neh..~

Kau mengingat kenangan itu?

Hingga sekarang rasa penyesalan itu akan terus terbayang olehku.

Bagaimana membayarnya?

Itu tidak akan terjadi lagi.

Aku selalu ingin melakukan yang terbaik untukmu, meskipun sekarang.

Aku sangat merindukanmu.

Rasanya aku ingin teriak dan mengatakan, kenapa sejak awal kau tidak perlu muncul dan pergi begitu saja! Kenapa harus membuat banyak kenangan dan kau harus pergi! Apa ini karma untukku?

Kembali.

Kembali!

Aku minta kau harus kembali dan mempertanggung jawabkan segalanya!

Lelah.

Aku hanya lelah dengan sebuah pemikiranku yang sangat-sangat terlambat ini.

Lalu,

Bagaimana tentang pandanganku terhadap arti seorang 'teman'.

Aku sampai membuat mereka kecewa dan membuatku merasa bersalah akan sikapku dan pandanganku pada mereka selama ini.

Aku benar-benar tak memahami akan arti sebuah pertemanan dengan benar dan membangun tembok untuk diriku sendiri.

Aku hanya terus membuat tembok yang semestinya tidak perlu untuk di bangun jika nantinya aku sendiri yang akan kesulitan menghancurkannya.

Kenyataan pahit yang membuatku menjauhkan diriku dari mereka, aku selalu menganggap benci pada mereka dan terus menahan diri untuk beberapa saat hingga dimana aku bisa membebaskan diri.

Namun,

Tolong jangan tinggalkan aku.

.

.

TBC

.

.