永遠の愛 (ー everlasting love)

Kimetsu no Yaiba ©️ Koyoharu Gotōge. Saya tidak mengambil keuntungan materiil apapun dari fanfiksi ini.


"when i'm no longer by your side, i wait for you in eternity."


Ada tawa, ada duka. Senyum dan Tangis. Tak bisa terpisahkan.

Banyak orang berlalu lalang, anak kecil yang sendirian, sepasang kekasih, sepasang suami istri.

Sepanjang jalan seperti ditutupi oleh kain sutra berwarna merah muda. Jalanan dipenuhi oleh kuncup-kuncup gugur bunga sakura. Giyuu melihatnya.

Kupu-kupu bersayap ungu itu hinggap di ranting. Seperti ciptaan Tuhan paling indah dan tanpa celah, warnanya sangat mencolok karena hanya ada bunga-bunga berwarna merah muda di sekelilingnya; sakura. Sekarang musim semi.

Giyuu mengingatnya.

Wanita yang sedikit demi sedikit tanpa Ia sadari telah mengisi hatinya, juga menghempaskannya, tanpa pernah berniat memperbaikinya. Entah apa alasannya, Giyuu tidak pernah mencari tahu. Ia terlalu mementingkan ego, terlalu memikirkan perasaannya sendiri.

Shinobu tidak pernah suka musim semi.

Indah, tapi aku lebih suka salju. Begitu yang Giyuu ingat.

Rasa bersalah semakin menjadi kala kupu-kupu itu tiba-tiba hinggap di pundaknya. Kalau ia mampu mengalahkan egonya, bertanya, karena alasan apa, kepada Shinobu, mungkin semuanya tidak akan berakhir seperti ini.

Giyuu terdiam sejenak alih-alih membiarkan kupu-kupu tersebut, ingin melupakannya, semua tentangnya terasa sakit, membiarkan hembusan angin menerpa wajahnya, kalau perlu, egonya juga harus ikut dihempas.

Mungkin kalau egonya terhempas, Shinobu masih ada di sini.

Menyambutnya sepulang menjalani misi.

Meledeknya.

Lihat? sekarang pun Giyuu masih sangat egois. Yang Ia pikirkan hanya perasaannya.

Siapa yang salah? tergantung dari sudut pandang masing-masing, bukan?

Tomioka-san

Tomioka-san

Semua orang membenci-mu, lho

Tomioka-san

Semua orang tidak suka padamu, lho

Yang hanya akan dibalas dengan gumaman tak jelas darinya. Kalau boleh mengulang waktu, Giyuu sangat ingin. Membalas ledekkan wanita itu.

Bukankah bulan-nya indah, Tomioka-san?

Giyuu membuka kelopak matanya, perlahan mengedarkan pandangannya terhadap pemandangan di depannya, memberi sedikit perhatian lebih pada kuncup-kuncup bunga sakura yang berjatuhan.

Kau lihat? Sakura-nya juga indah, Kocho.

Kupu-kupu itu masih bertengger di pundaknya.

Kuharap kau juga ada disini dan melihatnya.

Entah siapa yang salah, siapa yang ditinggalkan, siapa yang meninggalkan, Giyuu juga tidak tahu. Otaknya tidak bisa berpikir, hatinya sudah beralih fungsi. Kalau dilihat dari sudut pandangnya, tentu, Ia ingin menyalahkan Shinobu karena meninggalkannya duluan.

Tapi, bagaimana dengan Shinobu? Apakah wanita itu juga ingin menyalahkan Giyuu?

Tomioka-san, ada satu orang yang tidak pernah membencimu.

Aku hanya tidak ingin ada yang menderita kalau kita terus bersama, aku menunggu-mu, di semesta yang lain, Tomioka-san.