Hari pernikahannya semakin dekat, namun tak ada tanda Kushina ingin ikut membeli gaun pengantin. Sasuke sedikit heran dengan sikap Kushina sekarang, ia merasa kalau wanita menghindar dari dirinya.

Apa yang membuatnya menjauhi dirinya?

Sasuke sendiri saat ini berada di apartemen Kushina, pria itu sering mengunjungi apartemen itu saat Kushina tak ada di sana. Lagipula, ia terkadang menginap di apartemen tersebut.

"Oh Sasuke?"

Kedua mata Onyx Sasuke bergulir ke asal suara tersebut, ia melihat Kushina yang melepas jaket tebalnya, dan meletakkannya di atas sofa. "Kau darimana?"

"Aku hanya keluar mencari angin, beberapa hari ini kantor sedang libur."

"Kau tak mengabariku Kushina."

Kushina menatap Sasuke. "Untuk apa? Aku pikir kau sedang sibuk dengan perusahaan milikmu."

Pria berambut raven itu menghela napas. "Aku bisa saja memberikan pekerjaanku pada sekertaris, terlebih lagi, aku selalu ada jika kau butuh apapun."

Kushina menggaruk tengkuknya, ia tak kuasa untuk menyunggingkan sebuah senyuman tipis. "Baik-baik, tuan keras kepala."

Sasuke tersenyum, ia kemudian menarik Kushina masuk ke dalam pelukannya yang hangat.

Tetapi, ekspresi Kushina tidak mengenakan sama sekali, seolah dia tak menikmati pelukan yang diberikan Sasuke padanya.

..

.

Cheating Kushina

Disclaimer: Masashi Kishimoto

Warning: Ficlet/Shortfic, Pure Smut, PwP, OOC, AU, Typo, cheating, dan lainnya.

..

Wajah Kushina sudah sangat merona sekarang, ia sangat malu saat tak memakai pakaian apapun di depan Naruto. Tubuh seksi itu terus di pandang intens oleh Naruto, sebelum akhirnya pria itu mulai menjamah kulit putih nan mulus itu.

Kushina menggigit bibirnya saat tangan dingin Naruto mulai mengelus permukaan kulitnya, ia merasakan geli yang tak terbayangkan saat disentuh oleh Naruto, berbeda dengan Sasuke yang beberapa kali menyentuh kulitnya. Naruto ini sangat romantis, bahkan lebih dari Sasuke.

Pria yang menjadi teman masa kecil Kushina itu sangat lihai dalam merangsang Kushina. Wanita itu tampak puas akan buaian yang diberikan Naruto. Ia ingin lebih dari ini, ia ingin Naruto yang menikahinya, dan meninggalkan Tokyo untuk kembali ke Konoha, kampung halaman mereka.

Entah kenapa, Kushina juga kurang suka dengan sikap Sasuke saat ini, berbeda dengan Naruto yang sedikit konyol dan Romantis, Sasuke terlihat dingin walaupun beberapa kali memberikan sebuah senyuman tipis.

"Sialan kau Kushina, tubuhmu bertambah seksi. Terutama kedua payudaramu yang entah kenapa ukurannya agak lebih besar dari sebelumnya," gerutu Naruto yang saat ini tengah menatap tubuh seksi milik Kushina. Kedua tangannya masih bergerilya di atas kulit Kushina. "Aku menyesal saat kau menjadi tunangan Sasuke."

Kushina sedikit mendecih mendengar perkataan Naruto barusan. "Sekarang...aku mungkin tak akan sudi berhubungan badan dengan dia."

Naruto tersenyum miring, "itu baru wanitaku." Naruto menyeringai menatap Kushina, ia kemudian merangkak di atas tubuh Kushina, kedua tangan wanita itu terikat di atas kepala merahnya, lalu kedua kakinya terikat di masing-masing ujung kasur itu. Narutl senang akan hasil kerjanya sekarang ini. "Kau terlihat lezat, Kushina."

"Diam!" Kedua violet Kushina mendelik menatap Naruto yang tengah menyeringai mesum.

Pria itu kemudian mengarahkan penisnya tepat di antara kedua payudara Kushina, ia mengapit penisnya itu menggunakan payudara Kushina, lalu menggerakkan pinggulnya maju mundur, Naruto merasakan bagaimana lembutnya buah dada Kushina.

Naruto tersenyum senang saat Kushina yang reflek membuka mulutnya, penis tegangnya itupun masuk ke dalam mulut Kushina. Lidah wanita itu menjulur keluar saat penis Naruto keluar masuk di dalam mulut Kushina.

"Ya, begitu...kau hebat sekali Kushina," desah Naruto yang menikmati tiap jilatan lidah Kushina. Ia terus menggerakkan pinggulnya. "Ukh! Terima ini Kushina!"

Cairan putih menyembur dari penis Naruto, menutupi wajah cantik wanita itu.

"Aahh, spermamu memenuhi wajahku! Cepat bersihkan!"

"Iya-iya, akan kubersihkan." Naruto menhambil tisu yang ada di meja dekat dengan kasurnya, ia mengambil beberapa lembar tisu, kemudian mengusap spermanya yang berada di wajah Kushina.

Kushina secara perlahan membuka kedua matanya, ia menghela napas lega karena sperma Naruto sudah tak ada lagi di wajahnya.

"Oke, kita ke tahap selanjutnya."

Kushina terkejut dengan perkataan Naruto barusan, ia merasakan sebuah sensasi berbeda di vagina miliknya. "Tu-tunggu! Akh! Si-sialan!"

"Terlambat!" Ujar Naruto disertai dengan sebuah tawa jenaka. "Ugh, entah kenapa, milikmu lebih sempit daripada sebelumnya."

Kushina tak menjawab, ia menggigit bibir bawahnya untuk menahan desahan yang akan keluar dari mulutnya, ia tak bisa bergerak banyak karena Naruto mengikat dirinya.

Pinggul Naruto mulai bergerak maju-mundur, ia sangat menikmati saat penisnya dijepit oleh dinding rahim Kushina. Wanita itu kembali menggigit bibir bawahnya, ia tak mau desahannya keluar mulus dari bibir seksinya.

Tetapi, Naruto tak tinggal diam, ia pun mendekatkan wajahnya kepada Kushina, bibirnya terbentur bibir Seksi milik Kushina. Pria itu mengecap bagaimana manisnya bibir seksi Kushina.

Ciuman Naruto pun beranjak, ia mulai mencium seluruh wajah Kushina, hingga sampai di leher jenjang milik wanita bermarga Uzumaki itu. Kushina tak kuasa untuk mengeluarkan desahannya, ia benar-benar tak tahan akan rangsangan yang diberikan teman masa kecilnya itu.

"Aku ingin mendengar suaramu, Kushina."

Tanpa pikir panjang, Kushina mengeluarkan suaranya yang ia tahan daritadi. Ia memang tak kuasa untuk mengeluarkan desahannya yang ditahan. "Yah, Naruto...aku ingin lebih! Ahhh, berikan aku lebih!"

Naruto tersenyum miring, ia kemudian melepas tali yang mengikat kedua kakinya, lelaki itu mengangkat kedua kaki putih itu, dan kembali memasukkan penisnya ke dalam liang Kushina. Lelaki tersebut mempercepat gerakan pinggulnya.

"Naruto!"

Tubuh Kushina menegang saat Naruto mempercepat gerakan pinggulnya, cairan miliknya membasahi penis Naruto yang masih di dalam tubuhnya.

"Kau sudah keluar ternyata," ujar Naruto yang masih menggerakkan pinggulnya. Hingga ia akan mengeluarkan semua sperma yang tersisa. "Si-ukh!"

Lelaki itu mengeluarkan spermanya, menancapkan penisnya dalam-dalam di vagina Kushina, hingga dirinya terkulai lemas di atas tubuh telanjang Kushina.

..

.

Beberapa tahun kemudian

..

.

"Kushina... Kenapa?" Tanya Sasuke yang sangat terkejut dengan seorang bocah yang sedang di gendong Kushina. "Ka-kau menghindariku, da-dan sekarang..."

Kushina tersenyum manis pada Sasuke. "Maafkan aku Sasuke," balas Kushina. "Tapi aku sudah tak punya hasrat bersamamu lagi saat kau yang terlalu sering datang ke apartemen."

"Ta-tapi..."

"Aky tahu, itu apartemenmu, dan kau menyewakannya untukku. Aku sendiri sudah mengembalikan cincin dan kunci apartemen itu padamu."

"Ta-tapi aku tak mengerti, kenapa kau membatalkan pertunangan kita?"

"Aku dihamili."

"O-oleh siapa!?"

"Suamiku, teman masa kecilku, Naruto Namikaze." Kushina mengatakannya dengan nada bahagia.

Sasuke menggertakkan giginya, dia sangat membenci nama tersebut, dari dulu. "Kenapa!? Kenapa kau berpaling dariku, dan memilih dia!? Dia orang jahat!"

"Kau bilang apa? Jahat? Dia tak seperti yang kau pikirkan Sasuke, aku mengenal dia sedari kecil, dan dia tak mempunyai niat jahat, sekalipun pada wanita yang sangat dicintainya."

"Tapi aku mencintaimu Kushina! Sangat mencintaimu!"

"Sayangnya, rasa cintaku padamu sudah hilang. Maaf, tapi aku harus pergi!" Kushina beranjak dari tempatnya duduk, rencana Kushina sebelumnya memang bertemu dengan Sasuke, namun malah menjadi sebuah perdebatan yang tak ada gunanya.

"Kushina!" Panggil Sasuke, namun saat dia ingin memanggil Kushina untuk yang kedua kalinya, ia melihat sosok pirang yang menjadi musuhnya. "Pirang sialan itu!"

Sasuke melihat Kushina dan Naruto tengah berciuman mesra di samping sebuah mobil keluarga. Sasuke meremas tangannya kuat-kuat, berawal dari dia yang ingin menghancurkan Naruto dengan merebut cintanya, dan berakhir dengan dia yang mulai mencintai Kushina.

"Sialan!"

..

.

End!