L'AMORE (CHANBAEK)

BOYSLOVE/YAOI

Main Cast :

Byun Baekhyun

Park Chanyeol

Summary :

Baekhyun tak terima jika kekasihnya harus menikah dengan orang lain, sementara Chanyeol berniat melindungi pernikahan adiknya dari segala macam gangguan termasuk dengan adanya kehadiran seorang lelaki mungil.

~Keseluruhan cerita berasal dari imajinasiku sendiri~

.

.

BB922020


L'AMORE : Chapter 1

Byun Baekhyun melajukan mobil putihnya dengan kecepatan di atas rata-rata membelah jalanan kota Seoul yang pagi ini tak begitu dipadati oleh kendaraan berlalu-lalang.

Sorot mata sipitnya terlihat begitu tajam menatap ke arah jalan raya dengan tangan yang fokus memegang stir mobil disertai urat-urat yang sedikit menonjol setiap ia mencengkram kemudinya dengan erat.

Pagi ini ia mendengar kabar tak mengenakan dari teman dekatnya. Sebuah informasi yang Baekhyun harap hanya bualan belaka namun sayangnya itu adalah sebuah fakta menyakitkan yang tak pernah sekalipun terlintas di pikirannya.

Perjalanan yang harusnya ditempuh selama dua jam berhasil Baekhyun persingkat menjadi satu jam lebih sedikit.

Kaki-kaki pendeknya langsung melangkah begitu cepat ketika ia keluar dari mobil setelah memarkirnya asal.

Dengan hanya mengenakan sweater polos biasa berwarna putih yang hampir menyeimbangi warna kulitnya dan celana jeans hitam, laki-laki berumur 27 tahun berparas cantik itu menaiki tiap anak tangga untuk sampai di gereja besar yang dipenuhi banyak rangkaian bunga putih dan merah muda di sekitarnya. Kesan yang sangat khas untuk sebuah upacara suci yang tengah berlangsung di dalam bangunan tersebut.

Sesampainya, Baekhyun langsung mendorong pintu gereja dan melangkah masuk membuat semua mata sontak tertuju pada kedatangannya, termasuk dua orang yang menghentikan gerakan bertukar cincin di atas altar.

Salah satu dari lelaki bertuxedo hitam di atas altar nampak menoleh dengan sangat terkejut. Matanya bergerak panik saat melihat sosok Baekhyun berjalan mendekat ke arahnya dengan langkah lebar.

"B-Baek.."

PLAKK..

Baekhyun tak kuasa menahan tangannya untuk tidak melayangkan sebuah tamparan keras di pipi lelaki tinggi yang baru saja membisikan namanya itu ketika akhirnya ia telah berdiri tepat di antara kedua insan yang sedang mengucap janji pernikahan.

Suasana menjadi ricuh tak terkendali dalam sekejap. Semua orang memekik terkejut dan berbisik-bisik tentang apa yang baru saja mereka saksikan secara langsung.

Baekhyun menatap tajam pada Oh Sehun, kekasihnya yang saat ini tengah memegang sebelah pipinya yang memerah.

"Hebat."

Sebuah sindiran yang mematikan.

"Empat bulan tanpa sedikitpun kabar darimu dan berita ini yang pertama kali kudengar setelah menunggumu cukup lama? Bukankah ini konyol, Oh Sehun?" Lanjut Baekhyun dengan nada bergetar yang tak dapat ia sembunyikan dalam suaranya.

Tangannya mengepal erat menekan mati-matian seluruh perasaannya untuk tak diluapkan. Hatinya hancur seolah ia diinjak-injak sampai jadi debu.

Ini adalah hal terkonyol yang pernah terjadi seumur hidup Baekhyun. Yaitu, menyaksikan kekasihnya sendiri menikahi lelaki lain secara sembunyi-sembunyi.

Berbulan-bulan Sehun meninggalkan Baekhyun dalam tanda tanya besar sebelum akhirnya ia harus mendapati lelaki itu tengah berdiri di sini dan mengucap kalimat sakral sehidup semati.

Baekhyun mengalihkan atensinya kepada lelaki semungil dirinya dengan penampilan luar biasa menawan yang berdiri di samping Sehun. Sang calon pengantin.

Baekhyun menggertakan giginya, merasa sangat marah kepada lelaki yang tak ia kenal tersebut.

"Kau senang merebut milik orang lain, huh? Apa kau tidak punya malu?" Tanya Baekhyun pada lelaki cantik yang menundukan tatapannya tak berani menatap balik Baekhyun.

"Jawab aku, sialan. Apa kau tidak punya mulut?"

Kalimat itu menjadi penghantar kekacauan ketika Baekhyun langsung menyerang lelaki berambut pirang bernama Park Luhan dengan menjambak rambut serta merusak pakaian yang lelaki itu kenakan tanpa ampun.

"Mati saja kau, brengsek."

Seluruh pihak keluarga tentu sangat marah menyaksikannya. Sebisa mungkin mereka berusaha menghentikan apapun yang sedang Baekhyun lakukan saat ini. Sayangnya Baekhyun terlanjur membuat Luhan terlihat sangat buruk di hadapan semua tamu.

"Hentikan!"

"Tuan, mohon menahan diri anda.."

"Apa yang lelaki itu lakukan?!"

"Baek, kumohon jangan seperti ini."

"Cepat usir lelaki itu!"

Di tengah gemuruh orang-orang yang berlari melerai dan sibuk membicarakan pasangan pengantin dan sang pengrusak acara, seorang pria tampan entah dari mana berjalan lebih dulu mendekati Baekhyun dan menariknya dalam sekali hentakan hingga tubuh Baekhyun tertarik dengan mudah melepas jas Luhan.

Pria itu membawa paksa Baekhyun yang hampir tak bisa mengendalikan keseimbangannya untuk keluar dari gereja sejauh mungkin.

Baekhyun berusaha memberontak. Emosinya masih meluap-luap tak terkendali dan ia belum puas merusak upacara pernikahan sang kekasih. Namun genggaman itu sangat kuat hingga menyakitkan. Genggaman dari sosok yang hanya dapat Baekhyun lihat dari balik punggung yang dibalutkan jas hitam.

"Aakhh! Lepaskan akuu!"


Semua bermula dari sini.

Baekhyun tengah duduk santai di sudut ruangan cafe dekat dengan kaca transparan yang mengarah ke luar jalanan kota Seoul.

Alunan musik jazz mengalun merdu memenuhi seluruh ruangan cafe bernuansa vintage yang dilatari dinding berwarna cokelat tua bersama aroma khas biji kopi yang menguar dengan sangat menenangkan.

Baekhyun sedang menikmati waktunya dengan menyeruput kopi ditemani beberapa lembar roti sembari merevisi kembali tulisan-tulisannya di layar laptop miliknya.

Ia adalah seorang penulis yang sangat terkenal di abad ini. Namanya sering kali terdengar berkat buku-buku terbitannya yang seluruhnya telah diangkat menjadi film maupun drama yang laris tak hanya di pasar Asia.

Selain itu, parasnya yang rupawan membuatnya dikagumi dan digemari dari segala kalangan. Kulitnya putih terawat dengan wajah mungil nan manis. Ia juga dikenal sebagai sosok yang cantik tanpa cacat bak malaikat. Sering kali hal itu membuat banyak orang salah mengenalinya sebagai idol. Ia terlihat seperti seseorang yang nyaris sempurna.

"Byun Baekhyun!"

Do Kyungsoo, lelaki yang merupakan sahabat baik Baekhyun terlihat dari pintu cafe tengah berlari ke arah Baekhyun dengan terburu-buru.

Tak biasanya aktor itu terlihat sangat heboh mengingat sifatnya yang terkenal selalu tenang dan santai.

Beruntung cafe elite yang memang dikhususkan hanya dapat dikunjungi oleh orang penting tersebut masih sepi pengunjung sehingga tak ada yang akan peduli dengan kehadiran aktor muda itu.

Baekhyun sedikit mengernyit melihat raut wajah Kyungsoo yang sulit diartikan saat tiba di samping mejanya.

"Ada apa?" Tanya Baekhyun penasaran.

"Kau.. Apa kau sudah dengar kabar dari Sehun?"

Alis Baekhyun terangkat. Sedikit tersentak. "Sehun? Kenapa? Ada apa dengan Sehun?"

Kyungsoo menggeleng pelan dengan ekspresi tak percaya yang sulit ia kendalikan. Ia menarik napas dan menghembuskannya tanpa ritme. "Ini tidak mungkin, kan? Ini pasti bohong, kan, Baek?"

"Apa maksudmu, Soo? Aku tidak mengerti. Sebenarnya Sehun kenapa? Kau menemukan keberadaannya?"

"Sehun tidak memberitahumu sesuatu?"

Melihat Baekhyun yang semakin kebingungan membuat Kyungsoopun yakin bahwa Baekhyun tak mengetahui apapun mengenai hal yang sedang berusaha Kyungsoo katakan.

Sehun pasti tak memberitahu Baekhyun.

Kyungsoo memijat keningnya sejenak. Ia segera merogoh saku celana dan mengeluarkan ponselnya sebelum menunjukan sesuatu kepada Baekhyun.

"Lihatlah."

Baekhyun mengambil ponsel itu masih dengan raut kebingungan. Ia sama sekali tak memprediksi akan apa yang sedang terjadi sebelum akhirnya dalam beberapa detik wajahnya menjadi tak terbaca.

Baekhyun terdiam memandang layar ponsel Kyungsoo yang menampilkan sebuah foto seseorang yang sangat ia kenal dalam balutan tuxedo hitam dan bunga mawar putih di saku jasnya yang tengah berdiri di hadapan cermin besar.

"Temanku Lisa baru saja memberitahuku bahwa Sehun sedang melangsungkan pernikahannya saat ini."

Baekhyun tentu terkejut mendengarnya. Namun ia juga tak bisa langsung percaya dengan apa yang dilihatnya.

Menikah? Semendadak ini? Dengan siapa?

"Calon pengantinnya adalah seorang dokter paru di rumah sakit yang sama dengan Sehun. Lisa juga mengenalnya. Pernikahan mereka diadakan secara tertutup dan Sehun hanya mengundang keluarga besar dan rekan kerjanya di rumah sakit." Lanjut Kyungsoo sambil menundukan kepala merasa sangat bersalah karena harus memberitahu kenyataan menyakitkan kepada sahabatnya.

Retakan hati Baekhyun berbunyi dengan sangat keras begitu ia mendengar ucapan Kyungsoo.

Ia sungguh tak ingin mempercayainya namun Baekhyun tidaklah bodoh untuk berpikir tak akan ada yang terjadi ketika Sehun menghilang tanpa kabar selama ini.

Kyungsoo menggigit bibir merasa cemas menantikan reaksi sang teman.

"Baekhyun.." Bisik Kyungsoo dengan gelisah.

"Apa.. aku berhak marah?" Gumam Baekhyun.

Ditinggal tanpa alasan yang jelas untuk berbulan-bulan, kemudian mendapati bahwa sang kekasih ternyata ingin menjalin hubungan yang lebih serius dengan orang lain. Apa Baekhyun punya hak untuk marah?

Lelaki itu hampir kehilangan kata-katanya. Napasnya tercekat.

Lelaki itu mengalihkan pandangannya untuk menatap kepada sahabat baiknya.

"Kyungsoo, katakan padaku. Jika kau jadi aku, apa yang akan kau lakukan?"

Kyungsoo jelas melihat raut sedih dan kecewa dari wajah Baekhyun, namun ia memilih untuk menjawab,

"Aku akan menghancurkan pernikahan mereka. Aku akan mengacaukannya."

Baekhyun memejamkan mata sejenak dan menghela napasnya dengan berat. Bisakah sekali saja ia menjadi egois dan bertindak di luar batasnya?

Baekhyun lantas bangkit dari duduknya dan mengembalikan ponsel Kyungsoo sebelum mengambil langkah tegas berjalan menuju pintu keluar.

Mata Kyungsoo membulat.

"Baekhyun! Kau mau kemana?!" Jerit Kyungsoo.


"Lepas!"

Baekhyun menarik lengannya dari cengkraman pria tak dikenal tersebut ketika mereka berhenti di luar gereja.

Baekhyun melirik sinis kepada sosok berjas itu dan mencoba mengambil langkah untuk kembali masuk ke dalam gereja. Sayangnya niat itu langsung dihentikan oleh pria tinggi tersebut.

"Tidak. Kau tidak boleh kembali ke dalam."

Dapat Baekhyun lihat pria tinggi di hadapannya memiliki sorot mata yang tajam dan rahang yang tegas. Tubuhnya jauh lebih berisi dibandingkan tubuh mungil Baekhyun. Bersuara berat dan sedikit serak.

Pria itu menahan lengannya dengan sedikit cengkraman.

Baekhyun berdecih seraya menghentakan tangannya. "Jangan coba ikut campur! Ini sama sekali bukan urusanmu."

"Hentikan."

"Tidak. Aku tidak akan berhenti. Aku akan menghancurkan pernikahan mereka. Aku akan menghancurkan semuanya!" Sahut Baekhyun diiringi nada yang menggebu-gebu. Wajahnya merah padam.

"Jangan bertindak bodoh! Yang kau lakukan saat ini tidak akan mengubah apa-apa." Balas pria tinggi tersebut.

Baekhyun merasa hatinya semakin panas. Ia menatap marah pada pria yang tak ia ketahui namanya itu.

"Memangnya kau tahu apa?! Kau pikir kau siapa?!"

"Aku kakak dari pengantin Sehun."

"Dan kau pikir itu memberi hak padamu untuk mengaturku?!" Baekhyun membentaknya dengan napas memburu. "Adikmu telah merebut kekasihku!"

"Lantas?!" Tanya pria itu dengan tak acuh. Ia menatap Baekhyun tajam tanpa menaruh rasa iba sedikitpun.

"Mereka akan tetap menikah apapun yang terjadi meski kau mengamuk seperti orang gila. Kau hanya membuang-buang tenaga jika berpikir tindakanmu saat ini akan membuahkan hasil. Pernikahan mereka akan tetap berjalan seperti yang seharusnya."

Baekhyun mengerjap seraya mengerutkan dahi tak percaya. "Bagaimana bisa kau tebal muka seperti ini dan membela adikmu yang jelas bersalah?"

Pria itu diam sejenak menghela napas sebelum mengarahkan tangannya ke arah luar area gereja. "Tolong angkat kaki dari sini. Jangan rusak hari bahagia adikku."

"Kau ingin bilang aku merusak?" Baekhyun tersenyum pahit mendengar itu. Hatinya seolah tertohok. Ia sungguh tak mengerti mengapa justri dirinya yang dianggap sebagai pengrusak.

"Kenapa kau menyalahkanku?"

"Pergilah sebelum para pengawalku menyeretmu."

Baekhyun mengepalkan tangannya. Pandangannya mulai buram sebab air mata memaksa ingin keluar dari persembunyiannya. Ia sangat ingin menangis. Ia merasa sangat berantakan. Untuk pertama kalinya ia merasa begitu kacau.

Baekhyun membalik badannya dengan perasaan hancur menuruni tiap anak tangga. Membiarkan pertahanannya runtuh ketika air mata mulai mengalir mengiringi langkah kakinya menjauh dari gereja yang menjadi saksi bisu bagaimana Sehun mengkhianati cintanya. Meninggalkan pria tinggi yang memandangi kepergiannya dalam diam.


Jam dinding sudah menunjukan pukul sebelas malam dan Baekhyun masih terlihat mencoba memejamkan matanya untuk pergi tidur. Nampaknya rasa kantuk tak akan menghampiri di saat kepalanya diisi dengan banyak pikiran.

Lelaki itu memandang kosong pada langit-langit kamarnya dengan selimut yang ia tarik hingga menutupi dada.

Pikirannya melayang. Ia merasa begitu sedih dan hampa, namun juga merasa penuh dengan ingatan-ingatan yang kini tinggal kenangan.

Ia ingat mereka baik-baik saja kala itu sampai Sehun memutuskan untuk menghilang bagai ditelan bumi. Baekhyun bahkan tak bisa menemui dokter jantung itu di rumah sakit karena Sehun seolah menghindar darinya.

Baekhyun menghela napasnya lagi entah sudah yang ke berapa kalinya hari ini. Berat. Punggungnya terasa sangat berat. Ia seolah menanggung banyak beban di pundaknya.

Nada notifikasi ponsel yang berbunyi membuat Baekhyun tersadar dari lamunan dan menoleh pada ponsel yang ada di nakas.

Sebuah pesan masuk datang dari orang yang paling ingin Baekhyun hindari saat ini.

Keluarlah dan bicara padaku, Baek.

Pesan singkat itu membuat Baekhyun bangkit dan menyibak tirai yang menutupi jendela di samping tempat tidurnya.

Sehun disana, berdiri di depan rumah dengan pakaian yang sama dengan yang dikenakannya di upacara pernikahan. Lelaki itu bersandar pada pintu mobil dengan kedua tangan di saku celana, memandang sendu pada jendela kamarnya yang kini membuat mereka langsung bertatapan.

Baekhyun mengeratkan genggamannya pada tirai sebelum menutupnya kembali dengan perasaan yang semakin bercampur aduk.

Mana mungkin Baekhyun mampu menemuinya? Baginya terlalu menyakitkan untuk menatap lelaki tersebut dengan perasaan yang masih sangat mencintai dan mengharapkan lelaki itu. Ia tampak begitu menyedihkan.

Bukan hanya itu saja, rasa kecewa yang besar semakin memberatkan langkah Baekhyun untuk menemui lelaki tersebut.

"Menjengkelkan."

Kini air mata mencoba kembali memaksa keluar tanpa mempedulikan pelupuk matanya yang sudah membengkak. Rasa sedih tak kunjung memudar. Baekhyun tetap saja masih ingin terus menangis sebanyak lautan, meski ia tahu itu tak akan membuat perasaannya membaik.

"Kau jahat sekali, Oh Sehun.. Kau yang paling jahat."

Baekhyun menutup wajahnya dengan kedua tangan dan tangisannya pecah sekencang-kencangnya. Terluapkan segala perasaannya lewat tangisan emosional itu.

Ia sungguh tak peduli jika Sehun mungkin akan mendengarnya dari luar sana. Ia hanya merasa begitu hancur dan dirinya terjebak dalam duka. Maka biarkan Sehun tahu betapa dalamnya luka yang ia torehkan di hati Baekhyun.

Sebuah pesan lain masuk ke ponsel Baekhyun, dan dapat dilihat pengirimnya masih dari orang yang sama.

Aku hanya mencintaimu, Baekhyun. Percayalah padaku. Aku bersumpah hanya kau satu-satunya untukku.

Tangisan Baekhyun semakin menjadi kala ia membaca pesan tersebut. Ia meremas ponselnya.

Bagaimana bisa Baekhyun percaya kata-kata itu? Mantan kekasihnya itu bahkan tak membuktikannya sama sekali. Lelaki itu membiarkan kisah cinta mereka selama dua tahun belakangan ini pada akhirnya selesai dengan tidak bahagia.

Kini yang tersisa hanyalah kenangan dan luka. Membiarkan harapannya tergantung dan membuat segala penantian menjadi sia-sia.

Sehun sudah mengambil langkah untuk meninggalkan semuanya dan Baekhyun.

Dengan kejam, hari ini telah meresmikan Sehun sebagai lelaki berumah tangga.

.

.

.

.


{ To Be Continued }


Halo semuanya~ Aku datang dengan ff lain hehe..

Ini baru chap 1 jadi masih nuansa galau dulu sebelum ada drama-drama perselingkuhan uhuks wkwkwk

Semoga aja banyak yang suka ff ini ya x.x oh iya, untuk ff ini tiap chapnya sebisa mungkin hanya memuat 2k-5k words aja jadi maklum kalau pendek banget.

Silahkan tulis review kalian untuk chap 1 ini ya, aku mau tau gimana menurut kalian.. Kalau ada yang mau kasih kritik dan saran boleh banget. Sampai jumpa di chap 2 ya! Terima kasih~