Disclaimer : Naruto Masashi Kishimoto and Highschool Dxd Ichiei Ishibumi.

.

.

Keberuntungan : Pacarku dan Ibunya.

Lemon Story.

.

.

Apa yang akan kalian lakukan melihat wanita cantik dan sexy sedang tidur disofa hanya mengenakan handuk untuk menutupi tubuhnya. Membangunkanya atau memperkosanya, disituasi inilah Naruto sekarang.

Dia sebagai pekerja service pipa air mendapatkan panggilan dirumah ini, katanya air tidak mengalir. Maka dari itulah dia berada disini, namun setelah sampai dan mengetuk pintu tak mendapatkan jawaban dari pemilik rumah. Dia pun masuk karena pintu tidak dikunci, kurang sopan memang namun mau bagaimana lagi dia harus segera mengerjakan tugasnya.

Dan saat dia sampai diruang tengah, ternyata si pemilik rumah tertidur.

Entah beberapa kali Naruto menengguk liurnya sendiri, melihat kulit putih dan payudara yang besar itu. Mungkin karena dia belum mendapatkan jatah dari pacarnya dalam seminggu ini membuatnya sangat horny melihat wanita dewasa yang hanya memakai handuk.

"Cihh, aku tak peduli sudah seminggu aku tak mendapatkan jatah! Mumpung ada kesempatan dengan wanita sexy ini tak akan aku sia siakan!" Dia pun mengeluarkan penisnya yang sudah tegang sedari tadi, dengan perlahan melepaskan handuk dan terpampanglah payudara yang besar.

Itu lebih besar dari payudara pacarnya, penisnya semakin tegang melihat pemandangan yang indah tersebut.

"Rasanya pasti nikmat saat penisku dijepit payudara besar ini!"

Dia naik disofa dan memposisikan penisnya di belahan payudara, mengerakan secara perlahan. Tidak ada tanda bahwa akan bangun, Naruto memejamkan matanya merasakan sensasi lebih nikmat dari punya pacarnya.

"Nikmat sekali uhhhh~~"

Dua tangan Naruto menekan payudara itu membuat penisnya semakin kenikmatan merasakanya, gerakan Naruto semakin cepat karena nikmat yang dirasakan penisnya.

"Sshhhh~aargghh~sial payudara ini nikmat sekali~aahhh~" Naruto mempercepat pinggulnya, sensasi lembut dari payudara menjalar keseluruh tubuhnya.

"Aku keluarrr~"

Sperma Naruto keluar dengan banyak memenuhi wajah wanita itu, merasa ada yang menempel pada wajah dan payudaranya. Venelena mencoba membuka matanya, yang ada didepan matanya sebuah penis dengan ujung yang terdapat sperma.

"Si-siapa kamu!"

Naruto terkejut karena wanita itu sudah bangun, memegang kepalanya dan memasukan paksa penisnya dalam mulut.

"Aahhh~nyonya anda harus bertanggung jawab!"

Venelana mencoba mendorong pinggul Naruto agar penis itu keluar dari mulutnya, namun Naruto semakin kuat memaksa penisnya masuk dalam mulutnya.

"Aahhhh~mulutmu sangat nikmat nyonya, aku tidak sabar merasakan vaginamu memanjakan penisku aahhh~~" dia terlihat sangat kenikmatan merasakan mulut Venelana, mungkin faktor belum ngesex seminggu ini.

Venelana menatap takut Naruto yang akan memperkosanya, beberapa saat Naruto mulai mengerakan pinggulnya dengat cepat.

"Aku akan keluar nyonya aahhhh~aahhh~ aku akan keluarr dalam mulutmu nyonya!" Venelana menggelengkan kepalanya pertanda tidak mau, namun dia tidak bisa melepaskan penis itu dalam mulutnya.

"Aahhhhh~keluaarrrr~~~"

"Mmmmhhhhh~~"

Sperma Naruto keluar dan langsung masuk dalam tenggorokan Venelana, Venelana tak bisa melepaskan penis itu membuatnya harus meminum sperma dari Naruto.

Melepaskan penisnya dari mulut Venelana dan turun dari sofa, Venelana bisa bernafas lega sesaat. Membuka lebar paha Venelana dan mengesekan penisnya di bibir vagina.

"Tolong jangan masukan!" Venelana memohon pada Naruto.

"Maaf nyonya sangat tanggung tidak merasakan vaginamu!" Dengan perlahan Naruto mendorongnya.

"Jangan~j-jangan aahhhh~~" desah Venelana merasakan vaginanya telah penuh penis Naruto.

"Uhhh ini nikmat sekali!" Naruto mulai memaju mundurkan pinggulnya secara perlahan.

"Hentikan aahhh~ cabut itu mmmhhh~~" membungkam mulut Venelana dengan bibirnya.

Dua tangan Naruto meremas dan memilin puting payudara Venelana, membuatnya mendesah dalam ciuman. Venelana terus mencoba mendorong bahu Naruto, namun Naruto semakin mendekapnya dengan kuat.

Bibirnya terus melumat bibir Venelana dengan penuh Gairah, merasakan bibir dari wanita dewasa yang sangat berbeda dengan bibir remaja.

"Mmmuuaacchhh~aahh~aahhh~"

Melepaskan ciuman mereka, Naruto menatap wajah Venelana yang menahan desahan. Wajahnya terlihat merona dan itu terlihat cantik dimata Naruto, pinggulnya terus bergerak dengan cepat.

"Vaginamu sangat nikmat nyonya, aah~aahh~"

Kedua tanganya terus memberikan rangsangan pada payudara, membuat Venelana mengeliat sambil terus menahan desahanya. Penis Naruto terus menusuk pintu rahimnya, sesuatu yang belum pernah dia rasakan sebelumnya.

"Nikmati saja nyonya aahh~ sshhh~ jangan ditahan aahh~~"

Suara benturan kulit mereka terdengar nyaring ditelinga Naruto, pinggulnya masih tetap mempertahan kan gerakan cepatnya. Menghisap payudara kanan dengan kuat, membuat desahan Venelana lolos keluar.

"Aahhh~aahhh~aahh~"

Venelana tak dapat menahan desahanya lagi, rangsangan yang diterima tubuhnya membuatnya kalah. Dia juga sudah lama tak mendapatkan kenikmatan ini, sudah cukup lama vagina Venelana menerima gempuran Naruto.

"Aahhh~aku akan keluarrr~aahhh~" melepaskan hisapanya dan fokus mengejar klimaks.

"Keluarkan~aahhh~aahhh~ diluar ~aahh~" Venelana memohon disertai desahan.

Naruto melumat kembali bibir Venelana, kedua kakinya tanpa sadar melingkar dipinggul Naruto memaksa penis itu masuk semakin dalam.

"Mmmmmmmhhh~~"

Beberapa kali hentakan kuat Naruto menyemburkan spermanya bersamaan dengan Venelana mendapatkan klimaksnya, tubuh keduanya sama sama bergetar nikmat saat klimaks melanda mereka.

Bibir Naruto terus melumat bibir Venelana, mengeluarkan lidahnya dan menjilati bibir Venelana. Tanpa sadar Venelana mengeluarkan lidahnya dan disambut dengan hangat lidah Naruto.

"Mmmmmmhh~~"

Membuat ciuman mereka semakin intens, Venelana perlahan mulai mengikuti alur ciuman Naruto. 2 menit berlalu ciuman mereka berakhir, keduanya saling menjauhkan wajah.

"Haahh~haahh~"

"Tadi sangat luar biasa nyonya!" Penisnya masih tertancap didalam vagina Venelana.

"Cepat menyingkir dariku!" Venelana mencoba berontak, namun itu percuma Naruto dengan kuat mendekapnya.

"Penisku masih tegang didalam sana nyonya! Anda bisa merasakanya bukan penisku masih ingin merasakan nikmatnya jepitan vaginamu!"

"Lepaskan aku!"

"Tidak akan sebelum aku puas!"

Naruto kembali mengerakan pinggulnya, membuat Venelana mendesah kenikmatan merasakan penis yang menyentuh pintu rahimnya.

"Aaah~payudara anda masih bagus nyonya membuatku tak tahan ~aahhh~"

Menghisap payudara kanan dengan kuat, membuat Venelana semakin mendesah kenikmatan merasakan rangsangan pada tubuhnya. Sudah lama dia tak merasakan sensasi seks seperti ini, kedua kakinya melingkar dipinggul Naruto.

Venelana terus menahan desahanya dengan mengigit bibir bawah, tubuhnya terlalu lama tidak merasakan kenikmatan seperti ini. Tanganya mencengkram rambut dan bahu Naruto untuk menyalurkan kenikmatan yang dia rasakan.

Puas dengan payudara kanan Naruto menghisap yang kiri, kedua tanganya terus meremas payudara besar Venelana. Sekitar dua menit Naruto terus mengerakan pinggulnya dengan tempo sedang, puas menikmati payudara Venelana kini dia mencium bibirnya.

Naruto terus melumat bibir Venelana dengan agresif meski tak mendapatkan balasan sekalipun, dinding vagina mulai menjepit penis Naruto dengan erat.

"Mmmhhh~mmhh~"

Naruto semakin cepat mengerakan pinggulnya, membuat suara benturan kulit terdengar cukup keras. Melepaskan pangutan mereka membuat keduanya sama sama mendesah kenikmatan, beberapa kali Naruto menghentakan pinggulnya menusuk vagina Venelana.

"Aahhh~aahhh~aaahhhhh~~"

Tubuh mereka bergetar saat klimaks itu datang, sperma Naruto langsung memenuhi rahim Venelana. Naruto masih menusukan penisnya beberapa kali, membuat sensasi nikmat tersendiri saat melakukanya.

Melepaskan penyatuan mereka, Naruto duduk disebelah kiri Venelana. Keduanya mengambil nafas setelah mendapatkan kenikmatan tadi, Venelana mengambil nafas dengan memburu. Matanya tak sengaja melihat penis Naruto yang masih berdiri tegak, melihat itu entah kenapa vaginanya bergetar.

Melihat penis yang telah memberikan kenikmatan itu membuat Venelana takjub.

Naruto tak menyangka dia mendatangi rumah wanita yang sexy dan bisa mencicipinya, sudah seminggu memang dia tak mendapatkan jatah seks dari pacarnya yang keluar kota karena pekerjaan. Biasanya dia 3 atau 4 kali dia mendapatkan seks dari sang pacar dalam seminggu.

Venelana menutupi tubuhnya dengan handuk kembali. "Kau tukang pipa kan?"

"Ah, ya Nyonya saya tukang pipa?"

"Kenapa kau tidak membangunkan dan malah memperkosaku?"

Naruto tertawa mendengar pentanyaan itu. "Apa yang lucu?"

"Tidak ada Nyonya, hanya saja sebagai lelaki normal tentunya aku tidak akan mensia-siakan kesempatan ini!" Dia menyeringai senang saat mengatakanya.

"Dasar lelaki!"

Naruto tersenyum mendengarnya, dia pun berdiri didepan Venelana dengan penis yang masih tegang.

"Mau apa kau?"

"Blowjob dan anggap saja ini sebagai bayaranku Nyonya!"

"Mana sudi aku melakukanya!" Dengan tegas Venelana berkata.

"Apa anda ingin aku perkosa lagi, padahal aku sudah memohon!"

"Aku akan berteriak jika kau memperkosaku!" Dengan nada ancaman Venelana membalas.

"Kurasa itu percuma rumah anda sangat besar Nyonya, pastinya orang tidak akan dengar!" Dia menyeringai senang. "Tapi jika itu mau anda aku akan memperkosa anda sampai tidak bisa berjalan!" Dengan cepat Naruto memegang kedua tangan Venelana.

"J-jangan, aku akan melakukanya!" Dengan berat hati Venelana harus melakukan keinginan Naruto. Seringai kemenangan terukir dibibir Naruto, melepaskan tangan Venelana dan berdiri didepanya.

Dengan pelahan Venelana mendekati penis Naruto, tangan kananya menggengam penis itu. Dengan hati hati dia mengocoknya, besar dan keras itu yang Venelana rasakan.

Bibirnya terbuka dan memasukan penis dalam mulutnya, dengan perlahan kepalanya maju mundur. Naruto mendesih merasakan nikmat pada penisnya, memejamkan matanya menikmati blowjob Venelana.

Lidahnya mulai menjilati kepala penis, penis itu terasa keras saat lidahnya menyentuhya. Beberapa menit Venelana mengulum penis Naruto dan menjilatinya, belum ada tanda akan keluar. Dia pun menghisap penis itu dengan kuat.

"Oohhhh~itu nikmat Nyonya~ aahhh~~"

Gerakan Venelana teratur namun hisapanya meningkat, membuat Naruto semakin dilanda kenikmatan. Hampir 2 menit Venelana menghisap penis Naruto mulai ada tanda tanda akan keluar.

"Aahhh~ooohh~aku akan keluarr Nyonya~"

Venelana dengan telaten menghisapnya, seolah menanti sesuatu yang keluar dari penis tersebut.

"Oohhh~ooohh~ kellluaaaarrrr~~"

Sperma Naruto memenuhi mulut Venelana, membuatnya harus menelan sperma yang ada. Merasa tak sanggup menerima sperma yang keluar, Venelana melepaskan kulumanya.

Penis Naruto masih menyemprotkan sperma hingga mengenai wajah, payudara dan handuk Venelana. Menelan sisa sperma yang ada dalam mulutnya, Venelana merasa tubuhnya benar benar panas. Dia ingin merasakan penis itu dalam vaginanya kembali.

Naruto mengurung kembali penisnya yang masih tegang, Venelana menatap kecewa saat penis itu masuk kembali dalam celana.

"Terima kasih Nyonya itu nikmat sekali, nah sekarang bisa anda tunjukan kamar mandi anda Nyonya!"

"Mau apa kau?" Menatap takut Naruto.

"Tentu saja melihat apa masalahnya hingga air tidak mengalir!" Naruto menatap heran.

Venelana merasa malu sendiri, dia berdiri dan berjalan menuju kamarnya. Naruto mengikuti Venelana dari belakang, jika dia tidak ingat pekerjaan permainan akan tetap berlanjut.

Naruto menatap pantat sexy Venelana saat berjalan. 'Wanita ini memiliki body yang sexy' dia terus mengamati bagaimana pantat itu bergoyang saat berjalan.

Mereka telah sampai didepan kamar mandi.

"Baiklah aku akan mengeceknya, anda sedang tidak buru buru kan?"

"Maksudmu?" Tanya Venelana dengan bingung.

"Ah maksudku anda sedang tidak dalam keadaan buru-buru harus mandi!"

"Tidak, tapi aku akan mandi nanti karena telah kau perkosa!" Ucapnya dengan nada menyindir.

"Hahaha jangan seperti itu Nyonya anda juga menikmatinya lo!"

"Apa katamu!" Rona merah tercipta di pipi Venelana.

Naruto hanya tertawa dan masuk kedalam kamar mandi.

.

.

15 menit telah terlewati, Naruto belum keluar kamar mandi sama sekali. Sementara Venelana yang rebahan di ranjang miliknya sedang gelisah, gelisah akan penis yang telah memberinya kenikmatan tadi. Penis Naruto terus terbayang bayang dikepala Venelana, membuat Venelana tak bisa tenang.

Beberapa menit tangan kananya mulai mengusap vaginanya sendiri, membayangkan penis itu memasuki vaginanya kembali. Tangan kirinya meremas payudaranya sendiri, membayangkan tangan itu memanjakan payudaranya.

Menggigit bibir bawahnya untuk meredam desahan yang akan keluar, bisa gawat jika sampai terdengar Naruto. Merasa tak nyaman meremas dari balik handuk, melepaskan handuk tersebut dan meremasnya kembali.

Tubuh Venelana mengeliat nikmat, sudah cukup lama dia tak melakukan mastrubasi seperti ini, biasanya saat dia sedang horny saja akan melakukanya. Dalam kepala Venelana terbayang Naruto menyetubuhinya, dia tak bisa melupakan sensasi nikmat dari penis Naruto.

Dia sudah dikuasai nafsu, tidak peduli jika memang Naruto melihatnya dan memperkosanya lagi. Justru itu yang dia inginkan, penis itu sensasi nikmat itu Venelana ingin merasakanya lagi.

Sementara didalam kamar mandi Naruto memperbaiki pipa yang tersumbat, sebenarnya Naruto bisa saja melakukanya lagi pada Venelana. Namun dia menahanya, wanita itu belum mengakui kenikmatan saat bercinta tadi.

Naruto tau Venelana menikmatinya saat mereka bercinta, tubuh Venelana telah memberi tahunya. Namun hanya Venelana yang belum mengakuinya, jadi Naruto membiarkan Venelana sendirian terlebih dahulu.

Apakah Venelana bisa menahan gejolak dari dalam tubuhnya yang mengingginkan kenikmatan, setelah merasakan kenikmatan dari penisnya.

Kembali ketempat Venelana berada, masih diatas ranjang. Venelena terus mengeliat seperti ular, dua jarinya mengocok vagina dengan tempo sedang. Bibirnya terus menahan desahan yang ingin keluar, beberapa saat Venelana merasa akan segera klimaks.

"Mmmmmhhh~~mmmhh~" tubuhnya melengkung saat klimaks itu tiba, cairan dengan banyak membasahi sprey. Dengan nafas yang tidak beraturan Venelana mengistirahatkan tubuhnya, memejamkan matanya menikmati sisa klimaksnya.

Beberapa menit Venelana mengistirahatkan tubuhnya, dan saat itu Naruto keluar dari kamar mandi. Melihat Venelana yang telanjang bulat, membuat Naruto menyeringai senang.

Menutupi tubuhnya dengan handuk kembali, saat tau Naruto telah keluar dari kamar mandi.

"Oh kenapa anda menutupinya Nyonya, bukankah kita akan melakukanya lagi!" Naruto mulai mendekat keranjang.

Venelana hanya diam mendengar ucapan Naruto, dia bimbang disatu sisi tubuhnya menginginkanya dan satu sisi menolak melakukanya. Naruto mulai melepaskan semua pakaianya kecuali celana dalam, Venelana terlihat memerah malu.

Melihat laki laki telanjang didepan matanya, nafasnya terlihat memburu. Kedua matanya tak berkedip melihat postur tubuh Naruto, tubuh dengan warna kulit Tan terlihat sangat sexy dimata Venelana.

Tanda sadar Venelana bangun dan meraba tubuh Naruto, memeluknya dan menjilati dada bidang Naruto. Seringai kesenangan Naruto semakin terukir melihat kelakuan Venelana, dia semakin tak tahan melakukanya lagi dengan Venelana.

Mendorong Venelana hingga berbaring diranjang, dengan agresif Naruto melumat bibir Venelana. Menekan dan meremas rambut Naruto, kepala Venelana terasa pening dan kosong. Hanya nafsu yang ada dalam pikiranya, hanya kenikmatan yang dia inginkan.

Meremas kedua payudara Venelana dengan lembut, bibirnya terus menjelajahi bibir Venelana. Lidahnya pun tak kalah untuk menikmati bibir Venelana, membalas lumatan dan saling bergulat lidah dalam mulut.

"Mmmhhhh~mmhh~puuuaaaahhhh~~"

"Akan kuberikan kenikmatan yang lebih banyak lagi Nyonya!" Naruto mulai melepaskan celana dalamnya.

"Hm kuserahkan padamu dan tolong panggil aku Venelana!" Dengan wajah yang merona malu Venelana membalas.

"Baiklah Nyonya Ven~" belum selesai Naruto bicara bibirnya sudah dilumat Venelana, melumat bibir Naruto beberapa kali dan melepaskanya.

"Venelana saja!"

"Hm, baiklah Venelana panggil aku Naruto!"

"Tolong beri aku lagi Naruto-kun!"

"Akan kuberikan apa yang kamu mau Venelana!" Dengan perlahan Naruto mendorong pinggulnya, kepala penisnya mulai masuk kembali kedalam vagina Venelana.

"Hmmm~" Meremas pundak Naruto untuk melampiaskan rasa nikmat saat penis itu perlahan masuk. "Aaaaahhhhh~~" Desahan Venelana keluar saat penis Naruto telah masuk seluruhnya.

Memeluk tubuh Naruto untuk lebih dekat lagi, Naruto memejamkan matanya merasakan jepitan dinding vagina pada penisnya. Pinggulnya bergerak maju mundur secara perlahan, keduanya saling mendesah nikmat.

"Aahhh~uuhhh~terus Naruto-kun~aahhh~aahhh~"

Venelana terlihat sangat menikmatinya, wajahnya sangat senang merasakan kenikmatan ini kembali. Penis itu terasa penuh dalam vaginanya dan itu sangat nikmat.

Melumat bibir Venelana kembali sambil meningkatkan gerakan pinggulnya, Naruto terus melumat dan menghisap bibir Venelana. Mengimbangi apa yang Naruto lakukan, menekan kepala Naruto untuk membuat ciuman itu lebih dalam dan agresif.

Keduanya semakin intens dalam bercumbu, beberapa menit telah terlewati. Naruto ingin menyeprotkan spermanya dalam vagina Venelana, karena dinding vagina mulai menjepit penisnya dengan erat.

"Mmmmhh~mmmmhhh~"

Gerakan pinggul Naruto semakin cepat untuk mengejar klimaks mereka, suara benturan kulit terdengar keras dalam kamar.

"Mmmmmhhhhh~~"

Tubuh mereka melengkung saat klimaks itu tiba, sperma Naruto memenuhi rahim Venelana. Bibir mereka masih saling mengecap dan melumat, lelehan sperma perlahan keluar dari sela penyatuan mereka.

"Mmmuuuaaaccchhh~~" kedua bibir saling menjauh, Venelana tersenyum senang.

Melepaskan penyatuan mereka, membuat sperma yang keluar dalam vagina Venelana keluar mengenai sprey. Naruto merebahkan tubuhnya disamping Venelana, wanita itu memiringkan tubuhnya kearah Naruto.

"Bisakah kamu mengambil alih Venelana!"

Dengan malu malu Venelana mengangguk, dia mulai menaiki tubuh Naruto. Mengesekan bibir vagina dengan penis Naruto beberapa kali, lalu memposisikan penis itu dilubang vaginanya.

"Hmmm~~" dengan perlahan Venelana menurunkan pinggulnya, pertama kalinya dia melakukan seperti ini. Pinggul Venelana terus turun hingga penis Naruto tertelan semuanya. "Aaahhhh~"

"Sshhh~apa ini pertama kalinya untukmu?"

Menundukkan wajahnya karena malu, dia malu jika dianggap wanita yang tak berpengalaman.

"Tak usah kaku begitu, relax saja! Kamu akan menikmatinya nanti!" Kedua tangan Naruto mulai meremas lembut payudara Venelana.

Dengan perlahan Venelana mulai menaik turunkan pinggulnya, membuatnya merasakan sensasi yang berbeda dengan gaya yang sebelumnya. Penis Naruto terasa lebih kuat menusuk vaginanya, dan itu benar benar membuat Venelana kenikmatan.

"Aahhh~aahhh~aahhh~"

Naruto mendesis merasakan nikmatnya jepitan vagina Venelana, memilin puting Venelana untuk memberikan rangsangan lebih. Gerakan pinggul Venelana semakin cepat, merasakan kenikmatan yang menjalar keseluruh tubuhnya, vaginanya sangat senang merasakan penis Naruto memenuhinya.

"Aahhh~aahhh~keluuuaarrrr~~"

Tubuh Venelana bergetar saat klimaks itu datang, Naruto yang merasakan kedutan pada dinding vagina. Menghentakan pinggulnya beberapa kali dan menyusul klimaks.

Venelana menindih Naruto yang dibawahnya, memeluk tubuh wanita itu. Keduanya lalu berciuman, saling melumat dan memangut bibir dengan tempo yang pelan. Kedua tangan Naruto meremas pantat sexy Venelana, pantat yang sangat mengoda tadi akhirnya bisa Naruto remas.

.

.

.

Pukul 2 siang setelah permainan yang panas itu berlanjut, kini mereka baru saja selesai karena kelelahan. Venelana tak menyangka Naruto sangat kuat hingga bisa bercinta berjam jam, dia sangat kuwalahan melayani Naruto tadi. Namun Venelana sangat senang bisa mendapatkan kenikmatan batin kembali dari Naruto, diatas ranjang dua tubuh yang dalam keadaan tenlanjang.

Keadaan ranjang sangat acak acakan akibat permainan mereka berdua, keduanya masih mengatur nafas dengan memburu. Menandakan permainan mereka sangat panas dan penuh gairah, Venelana merasa lelah setelah permainan panas mereka dia pun memejamkan matanya untuk istirahat hingga kantuk membawanya terlelap.

Melihat Venelana yang telah tertidur, Naruto bangun dari ranjang dia harus kembali ketempat kerja. Sudah 2 jam lebih di bercinta dengan Venelana, rasanya sangat luar biasa tadi.

Bercinta dengan orang yang tidak dia kenal, memberikan sensasi yang hebat. Memungut pakaian yang ada dilantai dan memakainya, Naruto keluar dari kamar Venelana dan siap pergi dari sini.

Saat melewati ruang tengah, mata Naruto tak sengaja melihat sesuatu yang membuatnya terkejut setengah mati.

"I-ini . . .!"

.

.

.

Naruto telah kembali ketempat kerjanya, setelah memakirkan mobil dia masuk kedalam dengan beberapa alat yang dia bawa tadi.

"Oy Naruto kemana saja kau?" Seorang pria dewasa memanggilnya.

"Ah Boss aku baru saja kembali memperbaiki pipa yang rusak!" Orang itu adalah Boss Naruto, penampilanya cukup tua dan berkepala botak.

"Lalu kenapa lama sekalu Bodoh!"

"Hehehe aku tersesat dijalan tadi!" Dia berjalan mendekati pria itu.

"Bakayaro kuharap kau tersesat dan tak pernah kembali lagi, alasanmu selalu saja sama!"

"Ahahaha, jangan begitu lah bos begini begini aku anak buahmu yang paling rajin!" Naruto merogoh sakunya dan mengeluarkan uang, pria itu menerima uang dari Naruto.

"Yah kau paling rajin tersesat!" Naruto tertawa garing mendengarnya, dia memang sering lama dalam bekerja. Itu karena dia gunakan untuk menemui pacarnya.

"Ya sudah ada pekerjaan lagi untukmu, karena yang lain sudah berangkat maka kau harus pergi!"

"Siap Boss!"

.

.

.

Sore hari telah tiba, Naruto telah sampai di apartemen miliknya. Tubuhnya cukup pegal akibat permainan yang panas dengan Venelana dan banyaknya kerjaan.

Dia pun menghela nafas, lalu membuka pintu apartemenya. Dia menemukan sepatu kekasihnya di tempat rak, itu berarti kekasihnya sudah pulang.

Naruto bergegas masuk dan menemukan kekasihnya yang sedang berada di dapur yang terhubung dengan ruang tengah. Wanita berambut merah sedang sibuk dengan masakan yang dia buat, dengan celana pendek dan Koas yang longar milik Naruto.

Tentunya itu membangunkan hasrat yang melihatnya.

"Tadaima Rias-chan!" Salam Naruto, dia mendekatinya lalu memeluk tubuh ramping Rias.

"Okaeri Naru!"

"Kamu rindu ya denganku sampai tidak pulang dulu dan malah kesini!" Mencium aroma tubuh kekasihnya.

"Hihihi apa itu salah jika aku rindu dengan calon suamiku!"

"Aku juga sangat merindukanmu Rias-chan, sangat sangat merindukanmu!" Dengan sengaja Naruto mengesekan penisnya dipantat Rias.

"Hihihi, aku tau kamu pasti rindu itu, jadi berapa kali kamu Onani dalam seminggu ini!"

"Jangan menanyakan itu atau kamu akan kubuat tidak bisa berjalan!" Kedua tanganya meremas pelan payudara Rias.

"Hihihi kamu selalu membuatku tidak bisa berjalan setelah kita melakukanya!" Mematikan kompor dan menganggkat masakannya.

Naruto tersenyum hingga memperlihatkan giginya. "Aku tak bisa menahanya!"

"Itu karena kamu mesum! Ayo kita makan habis itu . .?"

Senyum lebar tercipta dibibir Naruto, dia tau saat Rias mengantung ucapanya. "Ayo aku sudah tak sabar menerkammu!"

"Duduklah aku akan menyiapkan semuanya!"

"Biar aku bantu!"

Naruto membantu menata masakan yang telah siap, membawanya kemeja makan. Kemudian mereka makan dengan sedikit candaan dari Naruto, meski Rias sering menegurnya untuk tidak membuat candaan saat makan. Namun Rias tetap tertawa mendengarnya.

Keduanya membawa piring kotor ke wasterfal, setelah meletakanya dengan cepat Naruto memeluk dan mencium bibir kekasihnya.

Membalas memeluk dan melumat bibir Naruto, keduanya terlihat sangat bernafsu ingin melakukanya. Saling melumat bibir lawan dan menghisapnya, keduanya semakin mempererat pelukan.

"Mmmmhh~mmmhh~mmhh~~"

Lidah mereka saling bertemu dan beradu, membuat ciuman semakin intens. Beberapa menit telah berlalu, ciuman itu mulai terlepas.

"Mmmuuuaaaacccchhhh~~"

Benang saliva membentang, wajah Rias terlihat merona. Nafasnya terlihat berat karena nafsu yang memenuhi pikiranya, kedua kaki Rias mengapit pinggul Naruto. Memegang pantat kekasihnya dan berjalan menuju kamar.

Melumat pelan bibir Rias sambil menuju kamar, setelah sampai Naruto membaringkan Rias diranjang membuat ciuman mereka terlepas. Ikut naik keatas ranjang, kedua tanganya langsung masuk kedalam kaos yang longar itu.

Rias terlihat pasrah dan menikmati rangsangan yang dilakukan Naruto, meremas kedua payudara dan menjilati perut kekasihnya.

Menaikan kaos dan Bra Rias, lalu meremas kembali payudara. Mencium kembali bibir kekasihnya, menekan kepala Naruto untuk memperdalam ciuman mereka.

Sambil terus meremas jarinya memilin puting yang tegang itu, membuat Rias sangat menikmatinya. Tubuhnya terlihat terus mengeliat merasakan kejutan listrik dari putingnya yang dipilin.

Melepaskan ciuman mereka, Naruto mulai turun kebawah dan melepaskan celana pendek Rias beserta CDnya. Vagina yang terlihat basah akibat cairan cinta yang keluar, mendekatkan wajahnya dan menjilati vagina Rias.

"Ooohhh~Naruuu~~" tubuh Rias melengkung merasakan sensasi nikmat yang tak dia rasakan dalam seminggu ini.

Cairan dari dalam vagina Rias terus mengalir keluar, Naruto terus menjilati vagina dan cairan yang keluar. Aroma vagina yang menyeruak dalam hidungnya membuat dia sangat bergairah.

"Mmmhh~oohh~oohhh~" Meremas bantal sebagai pelampiasan rasa nikmat yang dia dapatkan.

Puas menjilati vagina Naruto kini mengisapnya, membuat Rias mendesah keras. Naruto semakin bersemangat menghisap vagina kekasihnya, bahkan klitorisnya dia hisap.

"Aaahhh~aahhh~oohhhh~aku akan keluarrr~~" Rias tak dapat menahan gelombang nikmat dari vaginanya. "Aahhhhhh~~ keluaaarrrr~~"

Tubuhnya bergetar merasakan klimaks itu datang, Naruto menjilati cairan yang keluar dari lubang vagina kekasihnya. Menegakkan tubuhnya dan melepaskan semua pakaian yang dia kenakan, Rias masih mengatur nafas setelah klimaks.

"Aku sudah tidak tahan Rias-chan!"

"Tak apa lepaskan semuanya Naru, aku tau kamu sangat tersiksa seminggu ini!"

Memposisikan penisnya dilubang vagina Rias, dengan perlahan Naruto mendorongnya. Mata Rias terpejam saat sensasi nikmat dari penis yang menerobos masuk vaginanya, terus Naruto dorong hingga mentok menyentuh rahim Rias.

"Ssshhh~ vaginamu terasa lebih ketat Rias-chan!" Dengan tempo sedang Naruto mengerakan pinggulnya.

"Kamu bisa merasakanya aahhh~ vaginaku merindukan penismu oohh~ oohhh~~"

"Sshhh~ yahh aku bisa merasakanya Riass aahhh~~"

Merendahkan tubuhnya dan menghisap payudara kanan yang bergoyang goyang, Rias semakin mendesah kenikmatan. Tanganya terus meremas bantal untuk pelampiasan rasa nikmat yang dia terima.

Naruto menghisapnya cukup kuat, lidahnya terus memainkan puting yang ada dalam mulutnya. Tubuh Rias terus mengeliat dibawah kungkungan Naruto, dinding vaginanya mulai menjepit penis Naruto. Membuat penis itu terasa besar didalam vagina.

"Aahhh~aahhh~ Naru kiss ~oohhh~"

Melepaskan hisapanya dan melumat bibir Rias, dia tau sebentar lagi Rias akan mencapai klimaksnya. Mengerakan pinggulnya semakin cepat untuk mengejar klimaksnya juga.

"Mmmhhh~mmmhhh~~"

Kedua bibir saling melumat dan menghisap, menambahkan gairah dalam mengejar puncak. Hingga dalam satu getaran mereka mencapai klimaksnya, sperma Naruto mengisi rahim Rias.

Keduanya masih berciuman namun dengan tempo yang pelan, Naruto mendiamkan penisnya masih tertancap dalam vagina. Menikmati sisa klimaks mereka, beberapa saat puas berciuman mereka melepaskanya.

Menarik kembali kepala Naruto untuk lebih dekat lagi, Rias masih ingin merasakan bibir kekasihnya. Naruto mengerakan pinggulnya dengan tempo sedang, membuat gesekan terjadi antara penis dan dinding vagina.

"Mmmhhh~mmmhhh~~"

Keduanya sama sama dalam nafsu yang memuncak, seminggu tak melakukan seks membuat mereka sangat bergairah dalam permainan ini.

Meremas dua payudara Rias yang menganggur, pinggul Naruto terus keluar masuk vagina. Membuat keduanya dilanda kenikmatan bercinta, ciuman mereka mulai agresif.

Keduanya saling mencoba untuk mendominasi dalam ciuman, saling menghisap, melumat dan beradu lidah. Tak ada kata mengalah soal ciuman untuk mereka, gerakan pinggul Naruto semakin cepat dan kuat.

Menandakan bagaimana beringasnya dia menikmati tubuh Rias saat ini, kedua tanganya meremas dan memilin puting dengan kuat.

"Mmmuuuaaaccchhhhh~~~"

Ciuman panas itu terlepas karena kurangnya oksigen, desahan Rias terdengan merdu ditelinga Naruto. Sudah seminggu dia tak mendengarkan desahan kekasihnya, dia jadi semakin bersemangat.

"Aaaahhh~ooohhh~Naruuu~ aku~"

Naruto merasakanya dinding vagina menghisap penisnya lebih dalam lagi, Rias mengeliat tak karuan menerima sodokan dari kekasihnya yang cepat dan kuat itu. Mulutnya terus mengeluarkan desahan yang bagaikan sumber kekuatan untuk Naruto.

"Ooohh~oohh~ooh~keluuaaarrrr~~~"

"Aarrggggg~~ RIAS!"

Keduanya mengalami klimaks bersamaan, tubuh mereka bergetar saat gelombang nikmat menyapa. Rias merasakan sperma panas Naruto memenuhi rahimnya, bahkan ada yang sampai keluar dari sela penyatuan mereka.

Keduanya mengambil nafas setelah rasa nikmat menjalar keseluruh tubuh.

"Naru aku lupa!" Dengan wajah yang terangsang Rias menatap Naruto.

"Lupa apa Rias?"

"Aku lupa tidak minum pil tadi!" Wajahnya sedikit menunduk, namun itu terlihat imut dimata Naruto.

Mencium bibir Rias dan mengerakan pinggulnya secara perlahan, Rias hanya mengikuti alur yang Naruto buat. Beberapa saat Naruto melepaskan ciumanya, pinggulnya tetap bergerak dengan tempo pelan.

"Sshhh~ jika kamu hamil aku tinggal menikahimu saja Rias-chan~"

"Mmm~aahhh~ tapi aku hamil diluar nikah Naru ~ahh~"

"Kalau begitu besok aku akan datang kerumah untuk meminta restu ibumu!" Kedua tanganya meremas payudara Rias. "Malam ini akan kuisi penuh rahimmu aahh~"

"Sshhh~ jika memang begitu lakukan sesukamu aahhh~"

Naruto semakin semangat mendengarnya, memiringkan tubuh Rias kekiri. Kaki kanan ditaruh dipundak, pinggulnya bergerak kembali mengesek dinding vagina.

"Aahhh~aahhh~ terus Naru lebih cepat ahhh~aahhh~" desah Rias dengan mata terpejam, terlalu nikmat untuk dia ungkapakan.

"Aarrggg~sshhh~aahhh~ Rias~ aahh~"

Pinggul Naruto bergerak semakin cepat mengejar klimaksnya, begitu pula dengan Rias yang merasakan gesekan pada dinding vaginanya.

"Aahhhh~aahh~ Naruu~~"

"Aarggg~Riass~~"

Tubuh mereka bergetar, sperma Naruto masuk kedalam rahim Rias. Menurunkan kaki kekasihnya dan berpindah dibelakang Rias, penis Naruto masih dia tancapkan didalam vagina.

"Hahhh~haahh~" keduanya mengambil nafas setelah merasakan nikmat yang menghampiri.

"Perutku terasa hangat dan penuh spermamu Naru!" Rias memegang perutnya yang rata, merasakan sperma kekasihnya yang ada didalam.

"Itu cukup untuk memberi kita satu anak atau mungkin lebih!" Memeluk tubuh Rias dan ikut mengusap perut kekasihnya.

"Kamu ingin anak kembar?" Tanya Rias yang sedikit menoleh.

"Kurasa tidak buruk memiliki anak kembar, satu perempuan satunya lagi laki laki!"

"Kurasa itu memang bagus, tapi jika tidak kembar bagaimana?"

"Tidak kembar tidak masalah, kita tinggal buat anak lagi kan!" Ujarnya dengan senyum yang lebar.

"Mou kamu enak tinggal masukin penismu!" Mengembungkan kedua pipinya dengan bibir sedikit maju.

"Enakan kamu Rias-chan tinggal diam udah merasakan kenikmatan!"

"Mou bukan itu dasar Hentai!" Menyikut perut kekasihnya, Naruto hanya tertawa mendengar itu.

"Mau lanjut!" Ujarnya sambil mengerakan pinggulnya dengan pelan.

"Istirahat dulu Hentai mmhh~"

"Tapi vaginamu sangat senang aku gerakin!"

"Mou itu gara gara siapa yang buat aku ketagihan!"

"Hahaha penisku ingin terus berada dalam vaginamu Rias-chan!" Gerakan pinggul Naruto mulai meningkat.

"Mmmhh~aahhh~aahhh~ dasar hentai~aahh~" Rias pasrah menerima tusukan pada vaginanya, karena ini akan sangat lama selesainya.

.

.

.

Sementara dikamar Venelana, dia baru selesai melakukan mastrubasi. Bayangan Naruto menyetubuhinya tadi siang tak bisa dia lupakan, setiap sentuhan, setiap tusukan, setiap rangsangan yang diterimanya. Membuat Venelana benar benar gelisah, vaginanya bergetar hanya menginggat sensasi tadi siang.

Naruto telah membuatnya gila dalam beberapa jam saja, dia ingin merasakanya lagi. Vaginanya ingin penis itu menusuknya kembali, memberikan sensasi yang luar biasa saat bergesekan dengan dinding vaginanya.

Venelana terlihat acak acakan, kimono yang dia kenakan sudah terbuka. Sprey bekas percintaan tadi siang sengaja belum dia ganti, dia ingin menginggat saat Naruto memuaskanya diranjang ini.

"Naruto kamu sudah membuatku gila, kamu harus bertangungg jawab karena hal ini!" Dia tersenyum sambil menjilat bibir atasnya.

.

.

Matahari mulai muncul menunjukan sinarnya yang hangat, dikamar apartemen milik Naruto. Sepasang kekasih yang tadi malam bercinta dengan liar masih terlelap dalam mimpi mereka, keduanya dalam keadaan telajang dan selimut menutupi sebatas perut.

Naruto tidur memeluk Rias dari belakang, mengeratkan pekukanya membuat Rias terlihat sangat nyaman menikmatinya. Hingga beberapa saat Rias membuka matanya, mencoba mengumpulkan kesadaranya secara penuh.

Pelukan dari belakang membuat Rias membalikan badannya, menatap Naruto yang masih terlelap. Rias pun membalas pelukan kekasihnya, mengecup sekali bibir kekasihnya.

Hari ini dia libur jadi dia bisa menghabiskan waktu bersama Naruto, entah itu berkencan atau bercinta. Naruto telah membuatnya gila saat bercinta, dia tak bisa berpaling saat Naruto memuaskannya dalam ranjang.

Beberapa saat Naruto mulai menunjukan tanda akan bangun.

"Ohayou Naru-kun!" Kedua matanya yang baru terbuka mendapat sambutan lembut dari sang kekasih.

"Ohayou Rias-chan!" Balas Naruto yang dalam keadaan mengantuk, bibirnya mengecup sekilas bibir Rias.

"Kamu akan datang kerumah kapan Naru, siang atau malam?"

"Yah kapanpun aku siap datang!" Mengusap lembut rambut merah kekasihnya. "Memangnya kenapa?"

"Hm tak apa aku hanya bertanya?" Naruto menaikan satu alisnya mendengar itu.

"Kamu tidak sabar ya ingin aku lamar!" Wajah Rias memerah mendengar itu. "Agar bisa satu Rumah dan melakukannya setiap hari!" Naruto tersenyum bisa mengoda kekasihnya.

"Mm mungkin!" Mengelamkan wajahnya didada Naruto agar tak tau wajah merahnya.

"Hahaha aku juga tidak sabar menikahimu Rias-chan!" Dan juga ibumu!" Lanjutnya dalam hati.

Saat Naruto tau Venelana ibu dari kekasihnya, dia cukup terkejut mengetahui itu. Memang dia belum pernah kerumah sama sekali, dan Rias hanya menceritakan bahwa ayahnya telah tiada saat masih kecil.

Naruto benar benar beruntung jika mendapatkan keduanya ibu dan anak yang sexy, dan Naruto sangat yakin dia pasti mendapatkan keduanya.

"Jadi apa kamu akan pulang sekarang atau nanti?"

"Aku ingin jalan jalan, seminggu kerja diluar kota membuatku penat!"

"Begitukah, kupikir penatmu sudah hilang saat kita bercinta!" Goda Naruto.

"Ih dasar Hentai!"

"Hahaha, jadi kamu ingin ketempat biasanya!" Tebaknya, hanya ada 1 tempat favorit Rias di saat seperti ini.

"Hm, jika disana aku merasa nyaman!"

"Hehh jadi aku kalah nyaman ini!"

"Hmm mungkin iya hihi!" Rias bangun dan turun dari ranjang menuju kamar mandi dalam keadaan telanjang.

"Hey mandi tidak ajak ajak!" Naruto ikut bangun dan mengejar Rias.

"Aah tidak kamu akan memperkosaku jika ikut!" Dari dalam kamar mandi Rias menjawabnya.

"Ya mau bagamana lagi kamu telanjang kok!" Naruto ikut masuk kedalam.

"Dasar Hentaiii!" Teriakan Rias melengking keseluruh apartement.

.

.

Saat ini Naruto berada didepan pintu rumah Rias, dia datang malam ini untuk melamar Rias dan tentunya mendapatkan Venelana pula. Menekan bell yang berada di samping pintu, beberapa saat Naruto mendengar suara langkah dari dalam.

Pintu terbuka menampilkan Venelana yang terkejut mengetahui tamunya, menampilkan senyum tipis pada Venelana.

"Selamat malam Ven-!" Belum selesai Naruto mengucap salam, Venelana telah menciumnya lebih dahulu. Dalam hati Naruto bersorak gembira, Venelana menunjukan tanda menyukainya. Ini benar benar sesuai dugaanya, membalas lumatan Venelana yang terkesan agresif itu.

Venelana merasakan vaginanya terasa basah, hanya berciuman seperti ini sudah membuatnya sangat basah. Menekan kepala Naruto untuk semakin dalam berciuman, dia tak dapat menahan gairah untuk bercinta dengan Naruto.

Melepaskan ciuman mereka dan menatap Venelana yang merona, nafasnya terlihat berat dan wajahnya menunjukan sadang terangsang.

"Sangat agresif Venelana!"

"Naruto-kun apa kamu kesini untukku, untuk memuaskanku aahh~" mengesekan payudaranya dengan tubuh Naruto, Venelana terlihat sangat bernafsu.

"Ya aku datang kesini untukmu!" Nafas Venelana semakin berat mendengar itu, dia bisa membayangkan permainan panas yang akan terjadi nanti.

"Kalo begitu ayo masuk Naruto-kun, masukan kembali penis nikmatmu kedalam vagina nakalku!" Tangan Venelanan menuntun tangan Naruto menyentuh vaginanya, tangan Naruto masuk kedalam rok panjang Venelana dan merasakan sesuatu yang basah.

Dia menyeringai saat tau itu, Venelana sudah dia dapatkan tinggal cara membuat dia bisa memiliki Ibu dan anak itu.

"Kurasa kita tidak bisa melakukannya sekarang, apa kamu melupakan sesuatu!" Dengan pelan Naruto mengusapnya.

Tubuh Venelana bergetar pelan. "Aku tak tau!" Venelana benar tak bisa berfikir dengan jernih, hanya nafsu yang ada dikepalanya.

Naruto menghela nafas pelan. "Venelana aku datang kemari untuk melamar!" Naruto menekan vagina dengan dua jarinya membuat tubuh Venelana menegang sesaat.

"Melamar Rias-chan dan melamarmu!" Menekan semakin kuat dua jarinya, vagina Venelana semakin berkedut.

"Nnnngggg~~aahhhhh~~" tubuh Venelana menegang, dia telah mencapai klimaksnya. Naruto tersenyum Venelana mendapatkan klimaksnya, jarinya benar benar basah tersiram cairan cinta.

"Kuharap kamu bisa bersabar sebentar untuk permainan panas kita nanti Venelana, tidak tapi Istriku!"

.

.

Makan malam kali ini ada tamu di rumah Venelana biasanya dia hanya dengan Rias, namun ketika Naruto datang yang akan melamar.

Venelana sangat terkejut mengetahui Naruto pacar dari putrinya, memang Rias sudah lama berpacaran dengan Naruto namun mereka sama sekali belum pernah ketemu. Dan baru kemarin Venelana bertemu Naruto dan baru tadi dia mengetahui faktanya.

Venelana juga tak tau apa yang akan Naruto rencanakan, dia merasa bersalah ikut dalam hubungan putrinya. Namun di sisi lain dia benar benar dibuat tak berdaya oleh Naruto, memikirkan kata katanya tadi membuatnya jadi tak karuan.

Setelah makan malam selesai mereka berbincang disofa, Rias menempel pada kekasihnya dan Venelana duduk disebrang sofa tempat mereka berdua duduk.

"Jadi kedatanganmu untuk melamar Ri-chan?"

"Ya saya datang untuk meminang Rias-chan!" Dengan sangat sopan Naruto bicara.

'Beda sekali dengan kemarin, dia terlihat seperti orang baik saat ini' "Aku setuju saja, sepertinya Ri-chan juga sangat mencintaimu! Tapi dengan syarat?" Keduanya menaikan alis mereka mendengar itu.

"Syarat apa Kaa-chan?" Rias bertanya dengan heran, sementara Naruto hanya menatap diam Venelana.

"Na-Naruto-kun juga harus menikahiku juga!" Dengan nada yang malu Venelana bicara.

"Haaaa!"

"Apa yang Kaa-chan katakan?" Rias tak mengerti apa maksud ibunya bicara seperti itu.

"Naruto-kun harus menikahiku juga!" Wajahnya menunduk kebawah kedua pahanya dia gesekan.

"Kenapa Naru-kun harus menikahi Kaa-chan juga?"

"Soalnya kemarin Kaa-chan habis diperkosa Naruto-kun, d-dan tadi dia bilang sendiri akan melamarku juga tapi sekarang kenapa hanya melamar Ri-chan saja?"

Rias menatap tajam kekasihnya, dan yang ditatap hanya biasa saja seolah tak terpengaruh sama sekali. "Naru jelaskan!" Menekan setiap kalimat yang dia ucapkan.

Membalas tatapan Rias dengan senyum. "Gomenne Rias-chan aku tak bisa menahanya kemarin, jadinya ya aku melakukan itu dengan ibumu!"

Mencubit kuat perut Naruto, membuat sang empu mengaduh kesakitan. "Hanya karena aku kerja diluar kota kamu sudah bermain dengan wanita lain, terlebih itu ibuku calon mertuamu!" Menariknya secara perlahan membuat Naruto semakin kesakitan.

"Ittaaii, dari pada aku melakukan dengan wanita lain aduuhh ittaii!" Rias menariknya semakin kuat. "Tentunya kamu tidak mau kan!"

"Sepertinya kamu juga sudah melakukan dengan beberapa wanita saat aku tidak disini!" Tangan Rias mulai masuk kedalam celana Naruto dan dengan sengaja dia mencabut bulunya.

"ITTAAIIII!" Jerit Naruto yang kesakitan. "Ampun Rias-chan!"

"Ri-chan jangan apa apakan penis Naruto-kun kalau lecet bagaimana nanti?" Venelana khawatir jika penis Naruto kenapa napa.

"Biarkan ini hukuman untuknya karena sudah bermain dibelakangku!" Tanpa ampun Rias mencabutnya lagi, tentunya Naruto menjerit kesakitan.

Venelana semakin khawatir dia pun mendekat dan membuka celana panjang Naruto, beberapa helai bulu kelamin sudah tercabut.

"Apa yang Kaa-chan lakukan?" Dia melihat ibunya sedang mengocok penis Naruto.

"Mengobati penis Naruto-kun!" Nafas Venelana terasa berat saat mengocok dia pun menjilati penis tersebut.

Rias gelagapan melihat ibunya. "Naru-kun milikku Kaa-chan jangan seenaknya memainkan penis Naru-kun!"

"Habisnya kamu menyakiti penis Naruto-kun!"

"Tapi Kaa-chan tidak harus melakukan itu!"

"Maaf Kaa-chan sudah tidak bisa menahanya, penis ini sudah memberikan yang Kaa-chan inginkan selama ini!" Venelana kembali menjikati penis Naruto, sementara Rias terdiam mendengar itu.

12 tahun ibunya tak pernah lagi merasakan sentuhan pria, dirinya yang hanya seminggu saja sudah tidak tahan tak merasakan sentuhan dari Naruto. Lalu bagaimana dengan ibunya yang 12 tahun tak merasakanya, sama halnya dengan Naruto yang seminggu tak mendapatkan jatah darinya.

Dia sedikit mengerti akan hal ini.

"Apa kamu juga bermain dengan wanita lain selain Kaa-chan Naru?"

"Sshhh tidak Rias aahhh~ aku melakukan itu dengan ibumu hanya kemarin saja sebelumnya aku hanya Onani sshhhh~" desis Naruto saat lidah Venelana menjilati kepala penisnya.

Mendekatkan dirinya dengan Naruto. "Benarkah! Kamu tidak bohongkan?" Dia menatap kekasihnya yang keenakan merasakan service dari ibunya.

"Pernahkah aku berbohong padamu Rias aahhh~ kamu boleh melakukan apapun jika aku berbohong!"

Rias menghela nafas mendengar itu memang Naruto tak pernah berbohong padanya dia orang yang jujur meski sangat mesum.

"Baiklah aku percaya, tapi jika kamu sampai ketahuan akan kutpotong penismu!"

"Sshhhh iya aku mengerti! Sudah kan marahnya!"

"Memangnya kenapa?"

Dengan cepat Naruto menarik Rias dalam pelukanya dan menyatukan bibir mereka, melumat bibir atas dan bawah. Rias mengerang dalam ciuman tersebut, kedua tangan Naruto mulai mengerayangi seluruh tubuh Rias.

"Mmmhh~mmhh~"

Sementara Venelana sibuk menikmati penis Naruto, mengulumnya dan menjilati penis tersebut. Naruto semakin bergairah bercumbu dengan Rias, begitu pula sebaliknya Rias mulai bernafsu untuk bercinta.

Kepala Venelana naik turun semakin cepat, dia ingin segera merasakan sperma panas Naruto. Lidahnya terus menjilati kepala penis membuat Naruto mengerang dalam ciuman, hingga beberapa saat Venelana merasakan penis itu terasa berkedut dalam mulutnya.

"Mmmmmmmhhh~"

Sperma keluar dan memenuhi mulut Venelana, menelan sperma yang dikeluarkan Naruto. Melepaskan ciuman setelah mendapatkan klimaks, baju Rias telah terbuka dan menampilkan payudara kesukaan Naruto. Celana dalam Rias pun juga sudah terlepas dan menyisakan rok selutut, wajahnya terlihat memerah karena terangsang.

"Naruto-kun aku sudah tidak bisa menahanya kembali!" Venelana mulai meninggalkan semua pakainya, lalu berbaring disofa dengan kedua kaki menggangkang.

Naruto ikut meninggalkan semua pakaianya, mendekati Venelana dan memposisikan penisnya didepan bibir vagina.

"Ayo Naruto-kun cepat masukan kumohon!"

Dengan perlahan Naruto menekan penisnya, secara perlahan penis itu memasuki lubang vagina. Saat sudah setengah penis yang masuk, Naruto langsung mendorongnya dengan kuat membuat penis itu masuk sepenuhnya.

"Kyyaaahhh~~" pekik Venelana saat pintu rahimnya dihantam penis Naruto.

Dengan tempo sedang Naruto mengerakan pinggulnya, dia bisa merasakan dinding vagina Venelana mengurut kuat saat penisnya keluar masuk.

"Aahhh~aahhh~ kiimochhiiii~" Venelana mendesah keenakan merasakan gesekan nikmat yang diberikan penis Naruto.

Rias yang melihat itu jadi semakin panas, melepaskan semua pakaian yang menempel lalu meneluk Naruto dari belakang dan berciuman.

Pinggul Naruto sibuk mengenjot vagina, kedua tanganya sibuk memeras payudara dan bibirnya sibuk menikmati bibir Rias yang mencumbunya dengan agresif.

Kedua tangan Rias meraba dada Naruto, payudaranya dia geseknya dengan punggung kekasihnya. Naruto dapat merasakan puting yang keras mengesek punggungnya, dia jadi semakin tak tahan merasakan bercinta dengan dua wanita.

Pinggulnya bergerak semakin cepat, membuat Venelana meracau kenikmatan. Penis Naruto mulai berkedut dalam vagina, terus mengenjot vagina untuk mengejar klimaksnya.

"Aaahhh~aahhhh~aahhh~kyaaahhhhhhh~~"

Tubuh Naruto bergetar saat klimaksnya datang, sperma langsung masuk memenuhi rahim. Bersamaan itu Venelana mendapatkan klimaksnya tubuhnya bergetar hebat, melepaskan pangutan dan mencabut penisnya.

"Haah~hhaaah~" ketiganya saling mengambil nafas.

Rias masih memeluk Naruto. "Sekarang giliranku!" Dengan cepat Rias menarik Naruto untuk rebahan disofa dan dia naik diatas tubuh Naruto.

"Lihat penis mesummu masih tegang saja!" Mengesekan vaginanya dengan penis.

"Cepat masukan Rias-chan!" Naruto sudah tidak sabaran.

"Memohon lagi padaku Naru!" Rias masih mengesekan vaginanya dengan pelan.

"Rias apa kamu ingin aku buat seperti waktu itu!"

"Aku tidak yakin karena kamu sekarang melawan 2 wanita!"

"Hoo apa itu sebuah tantangan!"

"Kurasa iya!"

Naruto yang mendengar itu jadi bersemangat, memegang pinggul Rias dan memposisikan penisnya untuk memasuku lubang vagina Rias. Dengan satu hentakan kuat Naruto telah bersatu dengan kekasihnya, Rias menjerit saat vaginanya dimasuki penis.

"Kamu yang menantang jadi jangan salahkan aku!" Dengan gerakan sedang Naruto mengenjot Rias, mendekatkan payudara kesukaanya dan langsung di hisap.

"Oohhh~aahhh~aahhh~"

Meremas kuat pantat sintal Rias, gerakan pinggul Naruto semakin cepat. Rias terus mendesah dan meracau nikmat, merasakan penis yang begesekan dengan dinding vagina dan rasa nikmat saat pintu rahimnya bertubrukan dengan penis Naruto.

Meremas sofa dengan kuat sebagai pelampiasan rasa nikmat yang dia dapatkan, lidahnya terus memainkan puting Rias yang tegang. Pinggulnya bergerak dengan stabil, wajah Rias terlihat sangat menikmatinya.

"Aahhh~aahhh~aku mau keluaarrrr~"

Naruto semakin beringas mengerakan pinggulnya, merasakan dinding vagina Rias yang menjepit dan menghisap penisnya dengan kuat.

"Aahhh~aku keluaaaarrrrrr~~" tubuh Rias sampai melengkung karena nikmat klimaks yang didapatkan, beberapa saat kemuadian Naruto menyusul klimaksnya.

Tubuh Rias masih bergetar karena gelombang nikmat, terlihat dari raut wajahnya yang seperti haus seks dengan lidah yang keluar.

Naruto masih memainkan puting Rias namun dengan lembut, Venelana yang melihat permainan mereka telah usai mendekat.

"Naruto-kun apa kamu melupakanku!" Melepaskan hisapanya dan mendudukan tubuhnya dengan Rias dalam pelukanya.

"Tentu aku tidak akan melupakanmu!"

"Ri-chan sekarang giliran Kaa-chan!"

Rias yang masih menstabilkan nafas menatap sebal ibunya. "Aku masih mau bermain dengan Naru-kun!"

"Jangan begitu Ri-chan kamu harus adil pada Kaa-chan!"

"Memangnya siapa yang mau berbagi dengan Kaa-chan!"

"Hey hey sudah jangan bertengkar, aku milik kalian berdua dan kalian adalah milikku bagaimana!" Naruto mulai menengahi keduanya.

"Siapa yang setuju!"

"Aku setuju!" Dengan senang Venelana menjawab.

"Aku juga!" Dengan sengaja Naruto mengerakan penisnya yang masih didalam vagina Rias.

"Dasar hentai aahhh~"

"Kamu mau istirahat atau lanjut!"

"Aku tidak akan kalah dari Kaa-chan!"

"Kaa-chan juga tak akan kalah dari Ri-chan!"

Naruto tersenyum melihat ini, meski tak sesuai apa yang dia rencanakan namun dua wanita ini sudah berada dalam pelukanya. Dia benar benar beruntung mendapatkan ibu dan anak sekaligus.

.

.

.

Festival Hanabi, festival tahunan yang dinanti banyak orang. Terutama mereka yang memiliki pasangan, tak terkecuali bagi Naruto dan dua istrinya. Setelah malam itu mereka memutuskan untuk menikah dalam waktu yang dekat, dan dua bulan telah berlalu mereka menjadi suami istri.

"Naru-kun aku mau makan Soba!" Rias merengek seperti anak kecil, mungkin faktor kehamilanya membuat Rias manja.

"Iya kita kesana!" Naruto tentu menuruti keinginan jabang bayinya.

"Anata aku mau Ramen!" Giliran Venelana yang tak kalah ikut merengek.

"Sebentar ya, kita ketempat penjual Soba dulu!"

"Nanti keburu habis gimana!" Dengan nada yang sangat manja sambil mengusap perutnya yang hamil 1 bulan. "Tou-chan tidak mau menuruti permintaanmu nak!"

Tentu Naruto gelagapan melihat reaksi Venelana. "Kita kesana dulu bagaimana Rias-chan!"

"Tidak mau, beli Soba dulu mumpung tidak ada yang mengantri dan disana masih ada yang mengantri jadi masih lama!" Rias bersikukuh ingin membelai Soba terlebih dahulu, memang antrian Ramen tidak panjang tapi tetap saja masih harus menunggu.

Jika sudah begini Naruto binggung sendiri, keduanya jika meminta sesuatu tak ada yang mau mengalah. Ibu dan anak memang sama saja, mungkin benar kata pepatah yang mengatakan 'Buah jatuh tak jauh dari pohonnya' Naruto menghela nafas lelah merasakannya.

Tapi mau bagaimana lagi, sudah menjadi resikonya menikahi ibu dan anak sekaligus.

Memeluk erat tubuh Venelana. "Tsuma kita ketempat Soba dulu ya, nanti aku berikan jatah lebih padamu!" Dengan berbisik pada kalimat terakhir.

Venelana merona malu mendengar rayuan suaminya itu, dia memang sangat senang dan menikmati saat Naruto memanjakan tubuhnya yang sedang hamil. Sentuhan yang diberikan suaminya sangat berbeda saat sebelum mengandung.

"B-baiklah jika Anata maunya begitu aku menurut!"

"Sudah seharusnya yang tua mengalah pada yang muda!" Ucapan Rias mendapatkan tatapan jengkel dari Venelana, meski mereka ibu dan anak namun saat mengandung ini tak jarang mereka saling mengejek.

"Sudah sudah ayo kita kesana!" Jika tidak dia tengahi maka akan panjang, terlebih ini didepan umum. Memeluk dua wanita saja Naruto sudah menjadi pusat perhatian banyak orang.

.

.

.

Dihamparan rumput yang kuas mereka bertiga berada, ini merupakan tempat favorit Rias. Dan disebelah terdapat hutan kecil dengan cukup banyak pepohonan yang masih hijau, hanya mereka bertiga saja yang berada disini.

Kembang api mulai menghisai malam, berbagai warna yang begitu indah memenuhi langit.

"Sangat indah melihat dari sini!" Komen Venelana yang pemandangan yang begitu menakjubkan.

"Setiap tahun kami sering melihat dari sini!" Ucap Naruto memberi tahu kegiatan tahunan mereka saat masih pacaran.

"Pantas saja Ri-chan tidak pernah mau waktu aku ajak melihat bersama teman teman!"

"Memang siapa yang mau berkumpul dengan ibu ibu!" Venelana menatap jengkel putrinya.

"Tidak mau berkumpul dengan ibu ibu tapi sebentar lagi kamu jadi ibu bukankah itu aneh Ri-chan!" Kini Rias yang menatap sebal ibunya, Venelana hanya terkekeh melihat itu.

"Hahh~" Naruto hanya mengela nafas melihat tingkah istri istrinya.

"Kenapa Anata?"

"Tidak apa apa Tsuma aku bahagia memiliki kalian!" Memeluk erat kedua istrinya.

"Aku juga bahagia memilikimu Anata!" Membalas pelukan hangat suaminya. Rias hanya diam menikmati pelukan sambil memejamkan matanya.

"Ne Anata boleh aku minta sekarang!" Menatap wajah suaminya dengan mata yang sayu.

Naruto tersenyum sumringah mendengar itu. "Tentu Tsuma!" Meremas payudara besar Venelana dengan lembut, bibirnya melumat lembut bibir Venelana.

Rias yang melihat itu memutar matanya dengan bosan. "Dasar pasangan mesum!" Dan mendapatkan remasan dari Naruto, tangan Rias mulai masuk kedalam yukata dan mengusap penis Naruto.

"Mmmhhh~mmmhhh~" keduanya berciuman dengan lembut, menikmati bibir lawan main. Lidah mereka beradu untuk menambahkan gairah dan nafsu, Rias mengeluarkan penis kesukaan mereka dan menjilati ujungnya.

Tangan Naruto senantiasa meremas payudara istrinya, Rias mulai memasukan penis itu dalam mulutnya. Mengulum penis dengan tempo pelan, keduanya mulai melepaskan ciuman mereka.

Dengan wajah merona dan mata sayu Venelana menatap suaminya, yang ditatap hanya tersenyum. "Bisakah sshhh kalian melakukan seperti biasanya aahhh~" pinta Naruto pada kedua istrinya.

Venelana mengangguk dan menurunkan yukata bagian atas, menampilkan payudara besar dengan puting yang tegang. Keduanya tak memakai BH dan CD, Rias melukan hal yang sama payudaranya kini menyamai milik Venelana.

Keduanya lalu menjepit penis Naruto dengan payudara mereka, Naruto memejamkan matanya merasakan sensasi luar biasa ini. Lidahnya mereka menjilati ujung penis, mengerakan payudara naik turun dengan pelan.

"Sshhhh~aahhhh~sshhhh~" Naruto mendesah kenikmatan dia sangat menyukai ini, dimana payudara istrinya memanjakan penisnya. Terlebih dengan lidah mereka yang terus menjilati ujung penisnya, tubuh Naruto terus mendapatkan rangsangan nikmat.

"Sshhh~terus Tsuma ini nikmat aahhhh~" meremas rumput sebagai pelampiasanya.

Keduanya mulai mendekatkan bibir mereka, dan mulai menghisap kepala penis. Tentunya membuat Naruto mengerang kenikmatan, dia tak bisa menahanya lebih lama lagi ini terlalu nikmat baginya.

"Aahhhh~aku keluuaaarrrr~~" tubuh Naruto menegang saat klimaks itu datang.

Menyemprotkan sperma yang masuk kedalam mulut Rias dan Venelana, ada pula yang langsung mengenai wajah mereka.

"Aahh ini sangat banyak seperti biasa!" Venelana mengambil sperma yang ada diwajahnya dan memasukanya kemulut.

Rias mengelap sperma yang menempel pada wajahnya, Venelana berbaring direrumputan dengan membuka kakinya. Vaginanya terlihat sudah basah.

"Anata cepat aku sudah tidak bisa menahanya lagi!" Naruto berpindah didepan Venelana dan memposisikan penisnya.

"Aku masukkan!" Dengan perlahan mendorong pinggulnya, penis Naruto mulai menerobos vagina Venelana.

"Aahhhh itu masuk! Penisnya masuk!" Pekik Venelana yang merasakan penis suaminya telah memenuhi ronggo vagina.

Naruto merasakan penisnya dipijit dinding vagina dengan cukup kuat, rasanya dia bisa keluar kapan saja merasakan sensasi ini. Mengerakkan pinggulnya dengan tempo pelan, membuat keduanya dilanda kenikmatan.

Rias berdiri didepan Naruto dengan menaikan yukatanya. "Naru!" Dengan nada yang sangat manja Rias memanggil suaminya, tau apa yang diinginkan istrinya.

Naruto menjilati vagina basah Rias, tubuhnya melengkung saat meraskan sentuhan pertama dengan lidah. Meremas pundak suaminya untuk menyalurkan kenikmatan yang dia rasakan, suara desahan mereka menghiasi malam yang indah ini.

"Aahhh~aahhh~kimochiii~~" suara keduanya melantun dengan indah secara bersamaan, Naruto mulai meningkatan rangsangan pada kedua istrinya. Pinggulnya bergerak dengan tempo sedang, lidahnya terus menjilati bagian dalam vagina dan klitoris.

Tubuh ketiganya mulai memperlihatkan tanda tanda akan mencapai klimaksnya, dua wanita itu terus memejamkan mata sambil mendesah menyebut nama suaminya.

"Aahhhh~aahhh~Naruuu~~"

Secara bersamaan mereka mendapatkan klimaksnya, tubuh bergetar saat sensasi nikmat itu menghampiri. Naruto masih menjilati vagina Rias dan pinggulnya masih menusuk dengan pelan, Rias berpindah dari posisinya.

Saat kehamilanya dia butuh istirahat sebentar setelah klimaks, tubuhnya mudah lelah saat menggandung. Mencabut penisnya dari lubang kenikmatan Venelana, lalu berbaring ditengah istrinya.

"Istirahatlah Tsuma!"

Kedua istrinya mengambil nafas untuk memulihkan tenaga mereka, beberapa saat kemudian mereka memeluk suaminya.

"Sudah siap untuk lanjut!"

"Hm kamu belum bertemu dengan anak kita!" Ucap Rias sambil mengusap perut.

"Ingin bertemu dengan Tou-chan ya yang disini!" Naruto ikut mengusap perut Rias. "Aku ingin minum dulu boleh tidak!"

"Ini minumlah sesukamu!" Keduanya dengan kompak menyodorkan payudara mereka, saling menatap satu sama lain membuat percikan petir menghubungkan mata mereka.

"Dengan senang hati aku akan meminumnya!" Menyatukan puting kedua istrinya, memasukan kedalam mulut dan mulai menghisapnya.

"Aahhh~sshhhh~" keduanya mendesah bersamaan saat putingnya berada dalam mulut Naruto. Tangan Naruto memainkan payudara istrinya yang menggangur.

Rias tak dapat menahannya lagi, menaiki tubuh suaminya dan menuntun penis kelubang vagina. Menurunkan pinggulnya secara perlahan hingga masuk seluruhnya, Naruto membiarkan Rias melakukan apapun yang dia mau.

Dia masih sibuk menikmati ASI yang keluar dari payudara istrinya, Rias mendesah kenikmatan merasakan dinding vaginanya bergesekan dengan penis Naruto.

"Mmm Anata aku sudah tidak tahan aahhhh~" tubuh Venelana terus mengeliat.

Melepaskan hisapanya dan menatap Venelana, Rias menegakkan tubuhnya agar lebih leluasa bergerak.

"Kemarikan vaginamu Tsuma!" Venelana yang mengerti naik diatas wajah Naruto, melihat vagina basah Venelana Naruto langsung menjilatinya.

Dua wanita itu saling bertatapan dan mendesah bersama, tangan mereka bertumpu pada tubuh Naruto. Cairan cinta terus keluar dari vagina Venelana, Naruto menjilati itu dan menusukkan lidahnya.

Membuat tubuh Venelana menegangg saat merasakanya, Rias semakin gencar menggerakan pinggulnya. Menaikan temponya untuk memberikan nikmat pada keduanya, beberapa menit berlalu tubuh mereka mulai menunjukan tanda akan mencapai klimaksnya.

"Aahhh~aahhh~kelluuaaarrrrrr~~" dengan wajah mendongak keatas dan lidah yang terjulur keluar, mereka mancapai klimaksnya secara bersamaan.

"Haahh~haahh~" nafas dua wanita itu tak beraturan, tubuh mereka sangat lelah setelah klimaks. Keduanya mulai turun dari tubuh suaminya dan berbaring disamping tubuh Naruto.

Kondisi mereka tentu berantakan setelah permainan yang panas dimalam hari, terlebih berada di tempat terbuka. Meski ini bukan pertama kalinya untuk Naruto dan Rias, karena mereka sering melakukanya disini saat masih pacaran.

"Tadi itu sangat luar biasa Anata!" Venelana masih menstabilkan nafasnya, dia belum pernah merasakan bercinta seperti tadi.

"Ya kamu benar Tsuma, dulu kami sering melakukanya disini!"

"Jangan membicarakan yang sudah berlalu!"

"Tak apa kan kita sekarang sudah menjadi keluarga jadi saling terbuka itu penting!" Memeluk kedua istrinya dan memberi kehangatan. "Ayo rapikan pakaian kalian, kita harus pulang udara malam tidak bagus untuk anak kita!" Keduanya mengganguk dan merapikan yukata.

"Ayo kita pulang!" Keduanya memeluk lengan suaminya dengan manja, Naruto tersenyum melihat itu.

Mereka pun berjalan pulang dengan puas dan senyum dibibir.

.

.

End.