Fate Series: Type-moon

Naruto: Masashi Kishimoto

Highschool DxD: Ichie Ishibumi

Warning: Typo, Ooc, ServantNaru! Harem! Bahasa tidak baku, Bermasalah pada EYD.

Genre: Action, Adventure, Fantasy

Rated: M (untuk jaga-jaga)

Pairing: Naruto x ? x ?

Summary: Seseorang tidak akan pernah bisa lolos dari takdir yang mengikat dirinya. Takdir yang sudah ada pada masing-masing manusia sejak lahir. Takdir yang harus diikuti meski itu bertentangan dengan keinginan seorang manusia. Hal itulah yang dialami oleh Uzumaki Naruto.

.

.

--The Fate Of The Heroes--

.

.

Sore wa oroka Naru na da ga toko wa motomu

(Sebodoh apa pun sebuah nama, waktu'kan tetap berjalan)

(Layar memperlihatkan delapan buah kartu yang memiliki gambar yang berbeda setiap kartunya.)

Fukutsu no eiyuu sono monogatari wa

(Ini adalah... kisah tentang... pahlawan... yang... abadi)

(Layar kemudian menjauh dan memperlihatkan sebuah tulisan 'The Fate Of The Heroes' dengan hutan sebagai latarnya.)

Sfx First

(Layar kemudian mulai menjauh kembali dengan latar hutan yang berganti menjadi perkotaan.)

Sfx Second

(Layar juga menjauh dengan latar tanah tandus yang berganti menjadi hamparan rumput luas)

Chiisaku kanadeta ai wa hazama o samayou

(Lagu cinta yang dinyanyikan menggaung sampai di kejauhan)

(Layar memperlihatkan Arthuria, Nero dan Merlin yang sedang berdiri dihamparan mayat sambil membelakangi dan menundukkan kepala)

Todokanai unmei ga azawarau

(Takdir yang tak tergapai pun menertawakanmu)

(Layar kemudian memperlihatkan Jeanne yang sedang menatap sendu kearah langit dan Naruto dibelakangnya yang sedang berjongkok dengan topeng menutupi wajahnya)

Hedateru sekai o koete ano uta ni oitai

(Dalam dunia penjara ini... kuingin menggapai lagu itu)

(Kali ini layar memperlihatkan Raikou dan Jack sedang duduk diatas batu, Gilgamesh dan Karna saling membelakangi serta Atalanta yang sedang bersender dibahu Scathach)

Mi o kogasu sono ai ga wakatsu made

(Nyalakanlah cinta itu... agar bisa terbagi)

(Layar kembali memperlihatkan Anastasia, Quetzalcoatl dan Ushiwakamaru sedang berjalan bersama melewati banyak mayat)

Hito wa sakenda, seigi o sono hata o takaku kage

(Orang menyebutnya keadilan dan mengibarkan bendera itu tinggi-tinggi)

(Layar kemudian memperlihatkan tiga pasukan Fraksi yang sedang berlari kearah satu sama lain)

Kako no unmei Tate

(Berdirilah dipuncak... masa lalu)

(Kemudian layar berganti memperlihatkan tiga Dewa Naga dan Dua Naga Surgawi)

Yami o hari susume kono mi ushinau tomo

(Kuusir kegelapan ini dan terus maju meski tubuh ini tercerai berai)

(Layar memperlihatkan pertarungan Gilgamesh melawan naga Merah, Karna melawan naga putih dan berubah menjadi pertarungan Anastasia, Nero, Atalanta, Scathach, melawan pasukan iblis dan malaikat jatuh)

Osore yo hirefuse watashi ga hasha to naru

(Takutlah, menunduklah, ku'kan jadi sang pemenang)

(Layar juga memperlihatkan Naruto yang sedang mengatupkan kedua tangannya dengan kedua mata yang sudah berubah menjadi Kaminogan, dibelakangnya ada Jeanne, Arthuria, Merlin, Raikou dan juga Jack)

Sei araba susume ganzen no shouri o

(Ku kan terus menerjang... selama aku masih hidup)

(Layar juga memperlihatkan sebuah pertarungan Quetzalcoatl melawan Ares dan berubah memperlihatkan Kami-sama bertarung dengan salah satu Dewa Naga sebelum ledakan besar terjadi)

Akatsuki tabidate yoake wa mou suhu

(Tak lama lagi... cahaya fajar... akan... menyingsing)

(Kemudian layar berganti memperlihatkan para Servant yang melihat matahari terbit di laut sambil tersenyum)

Sfx Three

(Kemudian layar berganti memperlihatkan setengah wajah para Servant saling bersebelahan dan diakhiri beberapa senjata yang tertancap dipadang rumput hijau yang luas)

--Opening Fate Apocrypha: EGOIST-Eiyuu Unmei no Uta--

.

.

--The Fate Of The Heroes--

.

.

Pertempuran di Underworld saat ini sedang memanas karena bergabungnya Fraksi Malaikat yang di pimpin oleh Seraph Michael. Pemimpin asli mereka, yaitu Kami-sama saat ini sedang bertarung melawan ketiga Dewa Naga sehingga yang memimpin Fraksi Malaikat dalam pertempuran ini adalah Michael.

Di sisi lain pertempuran sendiri juga ikut memanas karena pertarungan salah satu Raja Iblis, yaitu Beelzebub melawan kedua Servant berbeda Class, yaitu Arthuria Pendragon bersama penyihir kepercayaannya yang tidak lain adalah Merlin.

Arthuria merasa tidak kesusahan melawan Beelzebub karena spesialis Raja Iblis ini lebih berfokus pada serangan sihir dan semua serangannya itu bisa dilawan dengan sihir Merlin.

"Oya Beelzebub-san, apa hanya ini kemampuanmu?" tanya Merlin setelah berhasil mengubah serangan Beelzebub menjadi ratusan kelopak bunga.

Arthuria melirik kearah penyihirnya itu. "Merlin, berhati-hatilah dengan ucapanmu."

"Gomen My King."

Arthuria tidak mempermasalahkan hal tersebut karena ia lebih berfokus pada sang Raja Iblis. Dengan memompa Prana di kedua kakinya, Arthuria melesat kearah Beelzebub yang kebetulan tidak menggunakan sayap iblisnya.

Melihat musuhnya mendekat, Beelzebub segera menunjuk kearah Arthuria. "Musnahkan dia."

Kelima lingkaran sihir dibelakang Beelzebub berputar pelan sebelum memuntahkan puluhan serangan. Tidak ingin dirinya terluka, Arthuria segera menghindarinya meski ia juga menangkisnya.

Duar! Duar! Duar!

Ledakn-ledakan besar terjadi didekat Merlin sehingga mau tidak mau dirinya harus menghindar. Arthuria tetap berlari dan segera mengayunkan pedangnya. Beelzebub sendiri langsung melapisi kedua tangannya dengan Demonic power sehingga kedua tangannya bisa menjadi sebuah pedang.

Tebasan Arthuria berhasil ditangkis oleh Beelzebub namun gadis yang menjadi seorang raja itu tidak mau mengalah sehingga ia kembali mengayunkan invisible swordnya. Tebasan-tebasan itu selalu berhasil ditahan sehingga membuat Arthuria cukup terkesan.

Sret!

"Bagaimana manusia? Kau sudah tahu bukan perbedaan antara iblis dengan makhluk rendahan sepertimu." tanya Beelzebub sambil tetap memasang posisi.

"Maaf saja, tetapi aku sama sekali merasa tidak tertantang dengan melawanmu." jawab Arthuria.

Senyum kecil diwajah Beelzebub menghilang digantikan raut datar. Iblis itu langsung melesat kearah Arthuria yang belum siap sama sekali.

Crash!

Tubuh Arthuria langsung terbelah menjadi dua ketika Beelzebub menebasnya secara horizontal. Beelzebub menunjukan wajah remeh sebelum tergantikan menjadi raut terkejut saat melihat kalau tubuh Arthuria justru menjadi ratusan kelopak bunga.

"Apa yang-"

"Anda terkejut sekali, Beelzebub."

Beelzebub menoleh dan mendapati kalau Arthuria berdiri tegap dibelakangnya sambil menancapkan invisible sword didepannya.

"Bagaimana bis-"

"Bagaimana bisa? Satu hal yang harus anda ketahui kalau manusia itu adalah makhluk yang penuh kejutan." Arthuria mencabut invisible sword dan langsung melesat kearah Beelzebub.

Beelzebub yang tidak sempat bereaksi harus merasakan sakit ketika dadanya ditebas oleh Arthuria. Luka hasil tebasan itu terus mengeluarkan asap meski Beelzebub sudah mengalirkan demonic power.

"Kenapa? Kenapa luka ini tidak bisa sembuh!!?" jerit Beelzebub saat terus merasakan sakit.

Sing!

"Asal anda tahu, Beelzebub. Pedangku ini adalah pedang yang tercipta dari harapan manusia. Harapan menang, harapan selalu sehat, bahkan harapan untuk mengalahkan makhluk sepertimu dan rasmu." ujar Arthuria sambil menunjuk Beelzebub menggunakan invisible sword.

Raut wajah Beelzebub perlahan menjadi murka saat mendengarnya. "Kepar*t! Matilah!"

Sepuluh lingkaran sihir tercipta dibelakang Beelzebub dan langsung menembakkan puluhan demonic power berjenis penghancur. Arthuria tetap berdiri tenang meski puluhan bola penghancur itu mengarah padanya.

"Anda tidak melupakan saya, Beelzebub-san."

Suara pelan nan merdu terdengar dikedua telinga Beelzebub dan ia langsung terkejut saat melihat kalau semua serangannya itu justru menjadi ratusan kelopak bunga kembali. Ia menoleh kebelakang dan melihat kalau Merlin sedang tersenyum manis.

"Kurang ajar!"

Blaaar!

Ledakan besar seketika terjadi ditempat Beelzebub berada sehingga membuat Arthuria ataupun Merlin sedikit terhempas meski bisa menahannya dengan menggunakan senjata masing-masing.

"Merlin! Berhati-hatilah!!"

"Baik My King!"

Arthuria melihat kedepan dimana ada sebuah kubah berwarna ungu yang mengelilingi tempat Beelzebub berada. Dari tekanan ini sudah cukup untuk membuat baik Arthuria ataupun Merlin sedikit gemetar.

Wush!

Setelah beberapa saat, kubah ungu itu pun menghilang sehingga Arthuria ataupun Merlin dapat melihat dengan jelas dibaliknya. Merlin sedikit terkejut saat melihat wujud Beelzebub yang kembali berubah.

Tanduk yang pertama hanya satu langsung menjadi dua tanduk. Gigi taring atas yang semakin mencuat panjang. Matah berwarna ungu terang dengan tubuh bertambah besar plus disertai retakan ungu dan sayap yang justru lebih besar.

Arthuria ataupun Merlin segera bersiaga karena dapat mereka rasakan besarnya kekuatan milik Beelzebub saat ini. Sedangkan Beelzebub sendiri justru menyeringai saat melihat respon kedua manusia yang berhasil membangkitkan kekuatan sejatinya.

"Bagaimana? Ini adalah kekuatan asliku! Dengan kekuatan inu, aku bisa membunuh kalian berdua! Khakhakhakha!!!" tawa Beelzebub.

Merlin melihatnya dengan sangat serius sebelum menghentakkan tongkat sihirnya ketanah sebanyak dua kali. Arthuria pun seketika melesat dengan cepat dan langsung muncul didepan Beelzebub.

Melihat kalau gadis bersurai pirang yang muncul didepannya. Beelzebub dengan refleks yang meningkatkan, memiringkan kepalanya dari tusukan invisible sword milik Arthuria.

Tusukan-tusukan dan sesekali menebas Arthuria lakukan tapi tidak ada yang kena. Melihat ada sedikit celah ketika Beelzebub menghindar dari serangannya, Arthuria langsung memutar badan dan menendang Beelzebub.

Duagh!

Beelzebub terdorong beberapa meter kebelakang dengan kedua tangan yang di silangkan. Ternyata dia menahan tendangan milik Arthuria. Melihat kedepan, Beelzebub tersentak saat merasakan aura kuat yang berasal dari Arthuria.

"Wahai angin, musnahkan musuhku." Arthuria langsung melakukan gerakan menusuk sehingga angin yang berkumpul di invisible swordnya menerjang Beelzebub.

Angin topan yang berputar kencang itu menuju kearah Beelzebub sehingga membuat salah satu Raja Iblis yang menguasai Underworld itu memasang posisi bertahan.

"Jangan remehkan aku!!" teriakan Beelzebub tidak terdengar lagi setelah ia diterjang angin topan tersebut. Merlin yang melihatnya dari jauh terlihat senang.

"Bagus, My King! Kita sudah mengalahkannya!" Merlin bersorak bahagia.

Arthuria hanya diam tidak menanggapi pujian Merlin. Invisible sword yang ia pegang masih teracung kedepan.

Sring! Duagh! Wush!

"My King!!"

Merlin berteriak khawatir ketika melihat kalau Arthuria dipukul oleh Beelzebub yang langsung muncul didepan Arthuria hingga terlempar jauh hanya menggunakan satu tangan saja.

Beelzebub menatap datar dimana tangan kirinya sedikit mengeluarkan asap. Kondisi tubuhnya bisa dibilang tidak baik karena banyaknya goresan-goresan kecil ditubuhnya akibat menahan terjangan angin topan tersebut.

Padahal ia tadi sudah melapisi tubuhnya dengan Youki (Demonic power). Tapi angin topan itu masih bisa menggores tubuhnya.

"Sepertinya tergores sedikit." gumamnya.

Ia tidak mempermasalahkan tangan kirinya yang tergores akibat pedang milik Arthuria ataupun tubuhnya yang tergores akibat serangan angin topan tadi. Ia mengalihkan pandangannya pada Merlin yang berjarak beberapa meter darinya sambil menyeringai.

"Sekarang giliranmu, rendahan."

Beelzebub pun langsung melesat cepat sehingga membuat Merlin sedikit bersiaga karena mau bagaimana pun dirinya adalah tipe support serta bertarung diam-diam dan bertarung secara langsung itu bukanlah tipenya.

Secara tiba-tiba ia dikejutkan kalau Beelzebub sudah ada beberapa langkah didepannya. Ia semakin waspada sambil menggenggam tongkat sihirnya.

"Jadi, hanya tinggal dirimu saja?" Beelzebub bertanya sambil tersenyum sinis.

Merlin tidak menjawab melainkan berjalan mundur menjauhi Raja Iblis yang ada didepannya ini. Beelzebub yang melihatnya lawannya mundur perlahan justru semakin tersenyum sinis, secara tiba-tiba dibelakangnya tercipta 5 lingkaran sihir berwarna ungu dalam ukuran besar.

"Musnahlah manusia rendahan!!"

Kelima lingkaran sihir itu berputar kencang sebelum memuntahkan puluhan laser bertipe penghancur. Merlin terkejut dan segera menghindar meski dirinya sedikit terpental akibat gelombang kejut.

"Ugh..." Merlin mengintip kearah tempat dimana tubuh Arthuria yang tertimbun batu-batu besar karena tadi membentur bukit.

"My King..." lirihnya.

Tap! Grab!

"Kyaa!"

"Ada apa rendahan? Menangisi kematian Raja bodohmu itu? Sayang sekali, padahal dia itu sangat cantik namun harus berakhir tragis." Beelzebub berbisik tepat ditelinga Merlin. "Sebenarnya aku ingin menjadikannya pemuas nafsuku jika masih hidup, kukukuku."

Merlin tidak bisa melakukan apapun karena ia sendiri sedang kesakitan karena rambut putihnya ditarik. Ia membuka sedikit matanya untuk melihat kearah batu-batu besar.

"KHAKHAKHAKHA!!! Tapi sepertinya kau sudah cukup untuk menjadi pemuas nafsuku."

Dan detik itu pula Beelzebub merasakan sakit tepat didadanya. Ia melepaskan rambut Merlin dan menggenggam sesuatu tak terlihat yang telah menusuknya.

"A... apa-apaan ini..." ujarnya terkejut.

"Bagaimana? Sakit bukan?"

Deg!

Beelzebub menegang saat mendengar suara halus nan lembut namun mematikan yang berasal dari belakangnya. Ia menoleh dan betapa terkejutnya saat melihat kalau Arthuria yang telah menusuknya.

"Ba-bagaimana bisa...?*

"Sudah kubilang bukan, manusia itu adalah makhluk yang penuh kejutan."

Dengan sengaja Arthuria menarik kasar pedang miliknya sehingga dada Beelzebub memuncratkan darah bersamaan dengan keluarnya asap pekat dari luka itu. Ia melihat kearah tempat Arthuria tertimbun tapi betapa terkejutnya saat melihat kalau yang disana hanyalah ribuan kelopak bunga.

"Ugh... Kau... Kau... MATILAH!!!"

Puluhan lingkaran sihir berwarna ungu langsung muncul dibelakang Beelzebub sehingga membuat Arthuria bersiaga. Beelzebub memandang Arthuria dengan sorot mata yang sangat tajam. Ia murka karena sudah dipermainkan oleh manusia dihadapannya.

"Kau hanyalah makhluk rendahan! Lebih baik musnah!!"

Semua lingkaran sihir itu berputar kencang dan langsung menembakkan laser dalam kecepatan tinggi. Arthuria yang melihatnya pun hanya bisa tenang sambil mengarahkan invisible sword ketanah dan menutup matanya.

"Lakukan, Merlin." bisiknya.

Satu detik kemudian, Beelzebub tidak dapat menahan keterkejutannya saat melihat kalau semua serangannya sudah berubah menjadi ratusan kelopak bunga. Ia juga semakin terkejut saat menyadari kalau dirinya sudah terikat oleh rantai yang tersambung dengan dua pasak kayu di kedua sisinya

"Apa-apaan ini!!"

"Kau sebenarnya sudah kalah daritadi, Beelzebub."

"Huh?"

"Ya, kau sudah kalah sejak Merlin mengetuk kan tongkatnya di tanah saat kau berubah tadi. Sejak saat itulah kau berada didalam ilusi buatan Merlin yang terlihat sangat nyata."

Beelzebub lagi-lagi terkejut saat mendengar perkataan Arthuria. Jadi dari tadi itu ia berada dalam ilusi. Ia yang merupakan Raja Iblis terkuat kedua dikalahkan oleh dua manusia rendahan hanya menggunakan ilusi?.

"Keparat!!" raung Beelzebub yang mencoba membebaskan diri tapi rantai yang mengikat dirinya semakin kencang.

Arthuria menoleh saat menyadari kalau Merlin sudah berdiri disampingnya. Merlin mendongak kearah Beelzebub yang masih mencoba membebaskan diri dan menoleh kearah Arthuria.

"Silahkan My King. Saya mengizinkan anda untuk melakukannya." ujar Merlin sambil merunduk hormat.

Arthuria mengangguk dan segera menutup matanya. Kedua tangannya yang memegang erat invisible sword perlahan diarahkan keatas. Secara perlahan invisible sword tersebut mulai menunjukkan wujud aslinya.

Beelzebub bahkan sampai berhenti memberontak dan dibuat terpana oleh wujud pedang tersebut. Pedang terindah yang pernah ia lihat sekaligus dirinya ketakutan saat merasakan betapa murninya aura suci didalam pedang itu.

Arthuria menghirup nafas pelan sambil memompa prana miliknya. Pedang yang dipegangnya pun mulai mengeluarkan cahaya yang menenangkan.

This light is the hope of the planet!

The proof of life that illuminates the earth!

Let's put an end to this!

Tubuh Beelzebub semakin bergetar ketakutan saat merasakan betapa berbahayanya pedang itu. Ia pun mencoba membebaskan diri namun tidak berhasil.

"Ex-

Arthuria perlahan membuka matanya dan memperlihatkan iris mata berwarna hijau yang tampak indah. Ia menatap Beelzebub dengan sangat tajam.

-Calibur!!"

Arthuria langsung mengayunkan pedangnya dan langsung menciptakan sebuah shockwave yang sangat besar. Shockwave itu melaju kearah Beelzebub yang masih terikat.

"Ti-tidak!!" jerit Beelzebub.

Itulah teriakan terakhir dari salah satu Raja Iblis sebelum melebur menjadi abu karena terkena serangan Noble Phantasm milik Arthuria Pendragon, salah satu Servants class Saber.

Merlin menatap tempat terakhir Beelzebub berada sebelum berjalan kearah Arthuria yang terlihat lelah. Hal itu bisa dilihat dari nafasnya yang sedikit terengah-engah.

"Selamat atas kemenangan anda, My King." puji Merlin sembari memegang bahu Arthuria.

Arthuria sedikit tersenyum saat merasa kalau rasa lelah dalam dirinya perlahan menghilang. "Terima kasih Merlin, kita harus segera menghentikan peperangan ini dan mencegah ada makhluk yang menganggu pertarungan Kami-sama."

Merlin mengangguk dan ikut berlari dibelakang Arthuria yang telah duluan berlari menuju medan perang yang lain. Menuju tempat dimana peperangan masih berlanjut. Meninggalkan bekas pertarungan yang berada dalam wilayah Klan Astaroth.

-- At Nero --

Blar! Blar! Blar!

Nero saat ini masih saja mencoba untuk menangkis semua serangan sihir Asmoudeus sehingga membuat wilayah sekitar hancur berantakan.

Ini merupakan pertarungan yang cukup sulit bagi Nero. Asmoudeus adalah petarung jarak jauh sedangkan dirinya adalah petarung jarak dekat. Menurutnya ini akan sedikit susah untuk melawan makhluk sekaliber Asmoudeus.

"Hahaha! Ada apa makhluk rendah!? Apa kau hanya bisa menghindar saja!?" tanya Asmoudeus dengan ekspresi senang.

Nero tidak merespon perkataan Asmoudeus karena ia saat ini sedang fokus untuk menangkis semua serangan yang keluar dari lingkaran sihir yang mengurung dirinya. Asmoudeus hanya diam sambil melihat kalau semua lingkaran sihir yang ia ciptakan mampu membuat Nero sedikit kesusahan.

"Sepertinya serangan segala arah tidak berguna, kalau begitu..." gumam Asmoudeus.

Raja Iblis itu kemudian mengangkat tangan kanannya kedepan. Ia tersenyum remeh kearah Nero.

"Sepertinya dirimu tidak kesusahan sama sekali, kalau begitu bagaimana dengan yang ini?"

Ctik!

Seketika semua lingkaran sihir yang mengurung Nero langsung bergerak menuju depan Asmoudeus. Raja Iblis itu pun tersenyum sinis.

"Matilah rendahan!!!" ia pun menjentikkan jarinya.

Ctik!

Nero segera bersiaga namun dia langsung dikejutkan oleh puluhan serangan yang berasal dari lingkaran sihir ciptaan Asmoudeus. Kaisar Roma itu menatap tajam serangan tersebut dan mengayunkan pedangnya yang ia genggam seerat mungkin.

Tiba-tiba pedang merah itu langsung diselimuti api membara. Nero pun mengayunkannya dengan sangat kuat sehingga kobaran api itu menghanguskan semua serangan Asmoudeus.

Asmoudeus tetap memandang remeh. "Bagaimana kalau yang ini?"

Ctik!

Lima lingkaran sihir kembali muncul didepan Asmoudeus. Perlahan kelima lingkaran sihir itu berputar dan langsung memuntahkan puluhan Demonic Power yang sangat padat.

Nero yang tidak ingin diam langsung melesat kearah Asmoudeus sembari menangkis semua serangan itu. Asmoudeus sendiri segera menyiapkan pedang miliknya dan menyambut tebasan dari Nero.

Trink!

Mereka berdua kemudian saling beradu pedang sambil tubuh mereka yang tertarik oleh gravitasi. Nero sedikit menggerakkan kepalanya kesamping sehingga tusukan Asmoudeus hanya melewati kepalanya.

Ia dengan cepat segera menendang perut Asmoudeus sehingga Raja Iblis itu terlempar. Dengan cepat, Nero melakukan gerakan memutar dengan pedangnya yang diselimuti api.

"Makan ini!" Nero pun mengayunkan pedangnya.

Asmoudeus tersentak dan segera memposisikan pedang tipe rapier yang dipegangnya. Dentingan besi kembali terdengar saat kedua pedang beda ukuran itu beradu.

Entah itu Nero ataupun Asmoudeus, mereka berdua menyunggingkan seringai ataupun senyum ganas. Mereka berdua kembali mengadu pedang.

Rapier yang diselimuti Youki.

Pedang merah yang diselimuti api membara.

Suara dentingan besi menggema ditengah-tengah peperangan. Namun mereka berdua tidak mikir hal lain selain fokus pada duel ini. Duel antara salah satu Raja Iblis melawan manusia yang menjadi Servant.

Nero sesekali menghindar dari tusukan rapier milik Asmoudeus dan membalasnya dengan menebaskan pedangnya. Asmoudeus juga sesekali menghindar dan membalasnya.

Mereka berdua terlihat tidak mau mengalah dan itu bisa dilihat jika sekeliling mereka berdua sudah rusak parah. Tanah terbelah, retakan yang sangat lebar, asap-asap yang mengepul. Dan itu semua itu terjadi akibat duel pedang, tanpa adanya sihir.

Asmoudeus sedikit memundurkan kepalanya saat pedang merah besar yang diselimuti api itu mengincar kepalanya. Setelah menghindar, Asmoudeus segera melakukan gerakan menusuk sebanyak delapan kali.

Nero juga menghindari tusukan itu meski tiga diantaranya berhasil menggores tubuhnya hingga terluka. Menggenggam erat pedangnya, Nero menatap serius sehingga api yang ada dipegangnya itu semakin membara. Asmoudeus sendiri melompat mundur saat merasakan bahaya yang berasal dari Nero.

Nero segera menebas pedangnya dengan cepat, sehingga sebuah sayatan api raksasa langsung melesat menuju ketempat dimana Asmoudeus berada. Asmoudeus segera memasang posisi bertahan, dan secara tiba-tiba sebuah lingkaran sihir tiga lapis muncul di telapak tangannya untuk berlindung dari serangan Nero.

Blar!!

Ledakan besar terjadi ketika antara serangan dan pertahanan saling berbenturan. Nero pun melesat kedalam gumpalan asap. Didalam asap dapat ia lihat kalau Asmoudeus sedikit kesusahan untuk melihat.

Karena mendapatkan kesempatan yang tidak akan datang dua kali, Nero pun berniat menggunakan Noble Phantams miliknya. Dengan sebuah tangkai mawar ditangan kanannya yang entah datang darimana, Nero menutup matanya dengan kelopak mawar mekar didepan bibirnya.

"Regnum Caelorum Et Gehenna." Nero pun melemparkan tangkai mawar itu keatas.

Wake up, O my theater!

Show your sparkle here!

Come true!

"Aestus Domus Aurea!"

Seketika disekitar Nero ataupun Asmoudeus tercipta dinding-dinding emas yang tampak megah sedang mengurung mereka berdua. Asmoudeus yang bisa melihat karena asapnya sudah menghilang, langsung terkejut saat merasakan tubuhnya terduduk tiba-tiba dan tidak bisa bangun.

"Urg... A-apa yang...?" gumamnya sambil mencoba berdiri.

Merasa usahanya sia-sia, Asmoudeus menatap kedepan namun seketika matanya membulat saat melihat, kalau Nero sedang mengarahkan pedangnya keatas dan pedang itu diselimuti oleh prana berwarna merah.

"Tirai langit, jatuhlah!" Nero segera memasang posisi sambil memegang erat pedangnya dan langsung melesat kearah Asmoudeus.

"Rosa Ictus!!"

Crash!

Nero saat ini berdiri tepat dibelakang Asmoudeus yang sedang terdiam. Raja Iblis itu terdiam namun secara perlahan darah merembes keluar dari luka melintang ditubuhnya dan seketika Asmoudeus hancur menjadi abu.

Dinding-dinding emas itu menghilang bersamaan dengan pedang merah miliknya. Ia melihat kebelakang dimana abu kematian Asmoudeus berada yang ditaburi oleh kelopak mawar merah.

"Satte, disini sudah selesai." Ia sedikit meregangkan tubuhnya yang sedikit kaku. "Lebih ketempat peperangan lainnya berada."

Nero segera berlari meninggalkan tempat itu dan menjadi saksi bisu kalau Raja Iblis Asmoudeus mati ditangan seorang manusia yang telah menjadi Servant. Tempat yang berada didalam wilayah Klan Paimon menjadi tempat berakhirnya Asmoudeus.

-- At Atalanta --

Wush! Wush! Cleb! Cleb!

Puluhan anak panah terus menancap tepat ditubuh pasukan Malaikat Jatuh ataupun Iblis. Pelaku penembakan anak panah itu tidak lain adalah Atalanta yang berdiri tepat diatas sebuah bukit tinggi yang tidak mungkin dijangkau.

Ia memiliki keuntungan karena tidak ada yang menyadari, hawa kehadirannya dibukit yang terlihat tandus. Menarik dua anak panah sekaligus, Atalanta membidik Malaikat Jatuh yang sedang bertarung dengan salah satu Iblis.

"Matilah."

Wush! Cleb! Cleb!

Malaikat jatuh dan Iblis yang dijadikan target oleh Atalanta pun langsung mati begitu anak panah tersebut menancap tepat di tenggorokan. Sedangkan sisa pasukan berbeda Fraksi itu mulai mencari dimana keberadaan sosok yang membunuh teman mereka.

"Disana! Di arah jam 2!!" tunjuk salah satu Malaikat Jatuh yang sepertinya tipe sensor.

Atalanta hanya berdecak kesal ketika ia ketahuan. Menembakkan satu anak panah lagi kearah salah satu Iblis, Atalanta segera pergi dari bukit itu.

Disela-sela berlari, Atalanta sesekali menghindar sambil menembakkan anak panah kearah Malaikat Jatuh, ataupun Iblis yang sedang terbang mengejarnya. Atalanta merasa diuntungkan karena ia berada di Class Archer, sehingga semua tembakan panahnya selalu akurat mengenai musuh.

Satu persatu anak panah ia tembakkan meski harus selalu melirik kearah belakang. Pasukan Malaikat Jatuh yang merasa kalau jarak mereka dengan Atalanta sudah cukup dekat langsung membuat light spear.

"Lempar sekarang!!" komando salah satu Malaikat Jatuh.

Wush! Wush! Wush!

Puluhan light spear melesat dengan cepat kearah Atalanta yang kebetulan sedang menarik sebuah anak panah. Ia menambah kecepatan berlarinya sebelum melompat melewati sebuah jurang lebar. Selagi di udara, Atalanta memutar tubuhnya dan mengarahkan anak panah kearah pasukan Malaikat Jatuh.

"Jangan harap makhluk seperti kalian bisa membunuhku." ujarnya dingin sambil mengompres Prana kedalam anak panah tersebut.

Ctash! Wush!

Anak panah itu melesat sebelum terpecah menjadi puluhan. Light spear yang dilemparkan oleh pasukan Malaikat Jatuh langsung hancur karena anak panah milik Atalanta berhasil menghancurkannya. Malaikat Jatuh yang melihat itu tidak sempat membuat sihir pelindung sehingga hanya bisa menerima nasib.

Cleb! Cleb! Cleb! Cleb! Tap!

Atalanta mendarat dengan aman diseberang jurang, matanya menajam saat melihat kalau satu persatu Malaikat Jatuh yang mengejarnya tadi satu persatu berjatuhan karena terkena anak panah miliknya.

Melihat kalau masih ada yang selamat, Atalanta kembali menarik anak panah yang entah sejak kapan ada di busurnya. Ia membidik salah satu malaikat jatuh yang sedang terbang kearahnya.

Ambil nafas. Buang. Tatapan menajam. Aura prana menyelimuti anak panah. Atalanta siap menggunakan salah satu tekniknya.

"Shooting Star!!"

Wush!

Anak panah yang diselimuti prana berwarna hijau itu melesat cepat sehingga meninggalkan jejak hijau yang seperti ekor. Malaikat jatuh yang diincar tidak sempat bereaksi sehingga anak panah itu menembus tubuhnya.

Anak panah itu terus menembus tubuh malaikat jatuh hingga malaikat jatuh yang paling belakang. Anak panah itu terus saja melesat sebelum meledak dan menimbulkan shockwave.

Malaikat jatuh yang masih selamat menatap tidak percaya kalau serangan tersebut memiliki dampak yang sangat besar. Mereka semua juga tidak menyadari kalau Atalanta sudah membidik kembali.

Atalanta menarik nafas pendek. "Binasalah."

Anak panah tersebut langsung melesat dan berpecah menjadi dua. Berpecah lagi menjadi empat. Menjadi enam dan terus berpecah hingga menjadi ratusan anak panah.

Malaikat jatuh yang masih terpaku dengan ledakan pertama tadi langsung tewas dan berubah menjadi bulu-bulu hitam. Beberapa malaikat jatuh ada yang selamat karena langsung membuat lapisan pelindung.

Atalanta segera membidik kembali malaikat jatuh yang selamat sebelum instingnya meneriakkan bahaya. Ia segera lompat kebelakang dan tiba-tiba sebuah bola api mengenai tempatnya berdiri tadi.

Mendongakkan kepala dan bisa dilihat kalau pasukan iblis baru saja datang namun justru bentrok dengan malaikat jatuh yang masih selamat. Karena adanya kesempatan, Atalanta menyiapkan kembali satu anak panah yang tercipta dari prana dibusurnya.

"Kali ini aku tidak akan main-main." gumamnya.

Ia menutup matanya dan sedetik kemudian aura disekitarnya langsung berubah. Tubuhnya sendiri diselimuti aura hijau yang tampak halus namun mematikan.

O Apollo! O Artemis!

Bless my arrows and bow!

I present this peculiarity!

Atalanta membuka matanya dan segera mengarahkan anak panah itu kearah langit. Aura yang ada disekitar tubuhnya perlahan terpusat di anak panah tersebut.

"Phoebus Catastrophe!"

Wush!

Anak panah itu melesat cepat keatas dan menembus awan hasil peperangan. Dari jauh Pasukan Iblis yang masih bentrok seketika berhenti saat merasakan sesuatu. Merasa ada yang datang, satu persatu menghadap kearah langit yang dimana tampak terang dibalik gelapnya awan.

"Apa itu?"

Salah satu dari sekian banyaknya pasukan Iblis yang diperkirakan ada sekitar 100.000 lebih itu bertanya. Sedangkan malaikat jatuh yang berkurang drastis akibat bentrok tadi juga terdiam melihat kearah langit.

Tidak ada yang menjawab karena sedang menebak apa yang akan terjadi dan melupakan buruan yang ada diseberang. Atalanta yang melihatnya pun menyeringai.

"Bodoh."

Wush! Cleb!

Satu iblis langsung mati dan berubah menjadi abu saat benda yang jatuh dari langit mengenainya. Awan yang ada di langit pun langsung menghilang dan bisa mereka semua lihat kalau yang jatuh itu adalah sebuah serangan anak panah dengan tingkat konsentrasi prana yang sangat tinggi. Salah satu iblis yang kemungkinan adalah pemimpin pasukan terkejut saat melihatnya.

"Semuanya! Segera buat lapisan pelindung yang sangat kuat!" pintanya.

Mereka semua tersadar dan segera membuat sihir pelindung berukuran sangat besar dan berlapis-lapis. Pasukan malaikat jatuh juga langsung membuat lapisan pelindung karena sadar betapa bahayanya serangan itu. Atalanta yang melihatnya hanya tersenyum remeh.

"Bodoh sekali, Phoebus Catastrophe adalah Noble phantams ber-rank B anti army. Mau sekuat apapun pertahanan kalian, Noble phantams milikku pasti akan selalu menembusnya." gumamnya.

Betul saja yang dikatakan oleh Atalanta. Lapisan pelindung pertama yang dibuat oleh pasukan iblis bisa ditembus dengan mudah. Begitu juga dengan lapisan kedua, ketiga dan keempat. Komandan pasukan itu menggertakkan giginya.

"Jangan menyerah!!"

Prang! Cleb! Cleb! Cleb! Duar!

Itulah teriakan terakhirnya sebelum lapisan kelima sekaligus terakhir hancur dan menjadi akhir bagi pasukan iblis. Semua anak panah yang diselimuti prana yang terkonsentrasi tinggi itu menancap ditubuh para iblis sebelum meledak.

Atalanta menatap datar ledakan besar itu sebelum berbalik pergi meninggalkan kawasan Klan Sitri dimana ia membantai dua pasukan berbeda fraksi sekaligus. Ia berlari kearah tenggara untuk membantu pasukan malaikat yang sedang bertempur.

-- At Gilgamesh --

Gilgamesh menatap datar kearah Lucifer sambil melipat kedua tangannya didepan dada. Iris merah delima miliknya mengikuti pergerakan Lucifer yang terus menghindari semua serangan harta mulia miliknya. Harta mulia yang berasal dari 15 lingkaran sihir yang berbentuk riak air berwarna emas yang ada dibelakangnya.

Tangkis menangkis Lucifer lakukan karena hujaman pedang dari manusia yang sedang dilawannya ini sangatlah cepat. Bisa dilihat jika kedua mata Lucifer menyala terang berwarna merah gelap, menandakan kalau ia menggunakan mata saktinya untuk menangkis.

Percikan api diikuti kilauan emas kembali terlihat saat Lucifer berhasil menangkis satu senjata berbentuk kapak. Matanya menatap tajam kedepan ditempat Gilgamesh berdiri.

'Siapa dia sebenarnya? Kekuatan yang dimilikinya sangatlah besar dan aura ini bukanlah Youki atau Tengeki, tapi aura apa sebenarnya.'

Gilgamesh terlihat bosan dan menghentikan serangannya meski lingkaran sihir berpola riak air keemasan masih setia dibelakangnya. Ia mengangkat dagunya sedikit dan menatap rendah Lucifer.

"Kupikir kau kuat tapi ternyata hanya seonggok tikus kecil yang tidak berguna. Seharusnya aku tidak perlu membuang-buang harta muliaku, zashu." suara yang dikeluarkan terdengar sangat arogan menandakan kalau dia sangat meremehkan lawan didepannya.

Amarah sempat mengambil alih Lucifer sebelum ia menenangkan diri. Setelah tenang, Lucifer menunjukkan seringai ganasnya. Seringai yang bahkan membuat kedua pasukan musuh ketakutan beberapa saat yang lalu.

"Tarik kembali ucapanmu itu, manusia. Karena kau akan melihat wujud sejati Lucifer."

Gilgamesh mendengus remeh. "Silahkan saja, zashu."

Lucifer semakin memperlebar seringainya, ia memompa Youki dalam dirinya. Aura tidak mengenalkan perlahan memenuhi udara bahkan membuat ketiga pasukan beda fraksi bergetar ketakutan. Padahal jarak Lucifer dengan ketiga pasukan itu sejauh 10 km.

Gilgamesh sama sekali tidak terpengaruh dengan aura tidak mengenalkan itu. Ia justru menanti adanya hal yang menarik dari Raja Iblis didepannya ini.

"RrrrrrrrRRAAAAAAAAAGGHHH!!!!!"

Lucifer berteriak dengan sangat keras dan diikuti oleh ledakan Youki yang sangat besar dan dasyat. Saking dahsyatnya ledakan Youki itu sehingga membuat tanah yang ada dibawah retak parah seluas 1 km.

Gilgamesh tetap melihat kedepan seakan-akan jika ledakan Youki itu hanyalah angin saja. Jika dilihat secara cermat, ia saat ini sedang melayang setinggi 10 cm dari tanah.

Setelah beberapa saat, bisa Gilgamesh lihat kalau Lucifer didepannya ini sudah berubah total. Sayap iblis yang membesar 3x lipat. Ekor dengan ujung berbentuk anak panah yang terlihat tajam.

Kedua taring atas yang mencuat. Kedua tangan yang membesar dan tulang runcing yang keluar dari sikunya. Serta dua buah tanduk besar yang tumbuh di kepala nya. Asap terlihat keluar dari dalam hidungnya.

"Raaaaarrgh!!" teriakan Lucifer sukses membuat tanah yang sudah retak parah menjadi hancur dan menciptakan kawah. Menandakan betapa besarnya kekuatan yang dimiliki oleh Raja Iblis pertama ini.

Hembusan angin membuat rambut pirang Gilgamesh bergerak acak mengikuti hembusang angin tersebut. Ia melirik sekeliling jika tempat itu sudah rusak dengan sangat parah. Kelima belas lingkaran sihir masih setia dibelakangnya.

"Haah~" kepulan asap keluar dari dalam mulut Lucifer. "Kali ini kau tidak akan bisa menang, manusia."

Gilgamesh tetap menatap remeh kearah Lucifer. Sebuah pedang beronamen emas keluar dari dalam lingkaran sihir dan melesat kearah Lucifer. Namun dengan mudahnya pedang itu dihancurkan oleh Lucifer.

Dua pedang kembali melesat kearah Lucifer namun berhasil dihancurkan lagi. Beberapa senjata tajam beronamen mewah kembali melesat kearah Lucifer. Tetapi semua itu sia-sia karena Lucifer bisa menangkisnya.

Setelah menangkisnya, Lucifer menyeringai. "Keluarkan semua senjata yang kau punya, manusia."

Gilgamesh melirik kebelakang sebelum melihat kearah Lucifer. "Kalau begitu bagaimana dengan ini."

Puluhan- tidak tetapi ratusan harta mulia berbentuk senjata yang dimiliki oleh Gilgamesh melesat cepat kearah Lucifer. Ratusan harta mulia itu melesat bagaikan rentetan peluru yang hanya meninggalkan blur berwarna keemasan.

Pecahan-pecahan senjata sebelum berubah menjadi kilauan emas memenuhi tempat itu. Lucifer terus mengayunkan pedang Gram miliknya untuk menangkis serangan itu. Ia menebasnya dengan cepat, sehingga jika dilihat oleh orang amatiran hanya terlihat blur berwarna merah.

Gilgamesh sedikit menyeringai dan menghentikan serangannya. "Sepertinya 15 lingkaran belum cukup. Kalau begitu, bagaimana jika puluhan!"

Deg!

Aura kuat memenuhi tempat itu, Lucifer melihat kearah Gilgamesh dan betapa terkejutnya ia. Dibelakang Gilgamesh saat ini ada sekitar puluhan lingkaran sihir berpola riak air. Setiap lingkaran sihir itu mengeluarkan berbagai senjata. Dimulai dari tombak, kapak, pedang, pisau, bahkan senjata aneh dengan bilah tajam juga ada.

Sadar atau tidak, Lucifer sedikit menelan ludahnya saat merasakan betapa kuatnya aura yang dikeluarkan oleh lingkaran sihir itu. Aura yang bukan berasal dari Youki yang dimiliki oleh kaum iblis. Tengeki yang dimiliki kaum malaikat jatuh Ataupun Divinity yang dimiliki kaum malaikat. Namun lebih kearah Divinity yang dimiliki oleh seorang...

...Dewa.

Lamunan Lucifer pecah saat merasakan sebuah pisau kecil menggores wajahnya sebelum luka itu sembuh dengan cepat. Melihat kedepan dan harus Lucifer akui kalau iblis biasa tidak akan bisa bertahan dari serangan ini.

Hanya menangkis yang bisa dilakukan oleh Lucifer. Ia menggertakkan giginya dengan kuat saat merasakan kalau dirinya menjadi pengecut. Hanya bisa menangkis tanpa membalas. Mau ditaruh dimana mukanya nanti jika kalah!!

"Rraaaaarr!!"

Gilgamesh tidak menunjukkan respon apa-apa ketika Lucifer menangkis serangannya sambil berlari kearahnya. Puluhan lingkaran sihir yang ada dibelakangnya juga terus mengeluarkan harta mulia miliknya. Harta mulia yang ia kumpulkan selama masih hidup dahulu kala.

Sambil menangkis hujaman senjata yang tidak terhitung jumlahnya itu, Lucifer melapisi tubuhnya dengan sesuatu. Aura tidak mengenakkan yang berwarna hitam pekat. Aura itu membungkus tubuh Lucifer dibeberapa bagian. Seperti kedua lengan, kedua kaki, bahu dan juga ujung tanduknya.

Itulah wujud sejati yang dimiliki oleh Lucifer. Wujud sejati yang sudah ia persiapkan untuk melawan Belial dan Michael, harus digunakan untuk melawan manusia yang ada dihadapannya. Ia terus menangkis sambil berlari kearah Gilgamesh.

Tapi entah kenapa semakin mendekat, ia semakin sulit untuk menangkis seluruh hujaman senjata itu. Bahkan tangan kanannya terlihat bergetar karena terus menerus menangkis. Sambil menangkis, ditangan kirinya sudah berkumpul aura berwarna hitam pekat yang berbentuk bola.

Ia menekuk kaki kiri dan melompat keatas dimana tidak ada hujaman senjata sama sekali. Gilgamesh mendongak dan bisa ia lihat kalau Lucifer sudah menyiapkan sesuatu ditangan kirinya.

"Matilah!!"

Bola hitam itu melesat kearah Gilgamesh yang merasakan hal buruk. Oleh karena itu, Servant yang mendapatkan julukan 'Eiyuu Ou' merentangkan tangan kirinya kearah bola hitam tersebut.

"As your master, I called you here! Come and protect your master from various dangers! Shield of the gods!!"

Boom! Blaaar!!

Ledakan besar tercipta ditempat Gilgamesh berada. Ledakan itu bahkan terdengar hingga ditelinga ketiga pasukan fraksi. Bagian Arthuria, Merlin, Nero dan Atalanta bisa mendengar suara ledakan itu.

"Ledakan apa itu, Merlin?"

"Saya tidak tahu, My King."

"Umu, besar sekali ledakannya."

"Siapa yang membuat ledakan sebesar itu?"

Tap!

Lucifer mendarat di tanah dan melihat kedepan dimana asap masih mengepul akibat serangan yang ia lancarkan. Serangan yang akan menghapus segalanya secara mutlak.

[Absolut Power Of Destruction] namanya. Sebuah kemampuan yang hanya dimiliki oleh Lucifer. Serangan berbentuk kekuatan penghancur mutlak yang akan menghancurkan apapun. Dan ia sudah menggunakan satu teknik untuk melawan manusia itu.

Ia tidak terlihat kelelahan karena saat ini sedang berada dalam wujud sejati yang ia miliki. Mata merahnya memandang tajam kedepan tempat Gilgamesh berada.

Deg! Deg!

Mata merahnya membola saat melihat kalau ditengah-tengah asap yang masih mengepul itu ada sebuah kubah. Setelah beberapa lama, Lucifer bisa melihat jelas kubah apa itu. Kubah yang terlihat mewah dengan ornamen berwarna emas dan batu zamrud yang menghiasi kubah itu.

Perlahan kubah itu menghilang dan memperlihatkan Gilgamesh yang masih dalam kondisi segar bugar. Iris merah delima miliknya melihat sekitar jika sebuah kawah selebar 50 m tercipta dengan ia sebagai pusatnya. Gilgamesh menatap kedepan dimana Lucifer masih terdiam.

"Sudah cukup sepertinya aku bermain-main. Sudah saatnya menghapuskan keberadaanmu disini, zashu." Gilgamesh menatap dingin dengan mata yang tampak menyala.

Puluhan lingkaran sihir berbentuk pola riak air kembali tercipta dibelakangnya. Ratusan projektil senjata itu dimuntahkan dan melesat cepat kearah Lucifer.

Sang Raja iblis itu dengan cepat membuat sebuah pelindung yang berasal dari absolut power of destruction miliknya, sehingga semua senjata yang mengenai pelindung itu hancur tak bersisa. Gilgamesh melihat itu dengan datar sebelum tangan kanannya terangkat keatas.

Wush!

Lucifer mendongak dan betapa terkejutnya dia saat melihat ada sekitar 10 lingkaran sihir berpola riak air muncul diatas kepalanya. Ia menggerakkan giginya dan meraung.

"Raaaaagghhh!!!"

Pedang iblis Gram ia tancapkan dan tiba-tiba tanah naik membentuk sebuah kubah melindungi Lucifer. Detik berikutnya juga kubah itu terus dihujani ratusan senjata yang berasal dari arah depan dan atas. Gilgamesh masih menatap datar.

Didalam kubah itu sendiri terlihat kalau Lucifer sedang bertumpu pada pedangnya. Ia mengangkat wajahnya dan bisa dilihat jika sorot matanya sudah penuh dengan amarah. Aura tidak mengenakan kembali menguar dari dalam tubuhnya yang menandakan kalau dia sudah sangat marah.

Blar!

Gilgamesh tetap tidak bergeming dengan ledakan Youki yang berhasil mementalkan semua serangannya. Bahkan sepuluh lingkaran sihir yang ada di atas nya juga dihancurkan. Gilgamesh bisa lihat kalau tubuh Lucifer diselimuti oleh aura hitam yang bergelora bagaikan api.

"Kubunuh kali ini."

Lucifer melesat dengan cepat kearah Gilgamesh yang saat ini sedang memegang sebuah pedang ditangan kanannya. Ia langsung menahan tebasan Lucifer namun ia justru terpental keluar dari kawah yang menandakan betapa kuatnya tebasan Lucifer.

Memposisikan dirinya dengan baik, Gilgamesh kali ini bertarung pedang dengan Raja iblis. Dentingan besi dan percikan api menghiasi pertarungan mereka. Mereka berdua tampak tidak mau kalah.

Meski sering menggunakan harta mulia miliknya dari jauh, namun jangan pernah meremehkan Gilgamesh jika bertarung jarak dekat karena ia juga menguasai ilmu pedang meski tidak sampai ahli, tapi cukuplah membuat Lucifer tersudut juga.

Saking seriusnya beradu pedang, kawasan disekitar mereka telah luluh lantah. Menandakan betapa kuatnya musuh berbeda ras ini. Tanah-tanah yang retak sangat parah, tanah terbelah, pokoknya tempat itu terlihat hancur.

Wush!

Pendar hitam tipis mengarah kepada Gilgamesh saat Lucifer menebaskan pedangnya. Gilgamesh segera melompat dan melayang di udara. Ia menatap datar Lucifer yang saat ini sedang terbang 10 meter dihadapannya menggunakan sayap iblisnya.

"Hebat juga untuk manusia sepertimu yang berhasil seimbang denganku." puji Lucifer tanpa melepaskan pandangannya dari Gilgamesh.

"Seimbang?" Gilgamesh tersenyum remeh. "Jangan samakan aku yang merupakan Raja agung ini dengan makhluk rendahan sepertimu, zashu."

Lucifer tetap diam sebelum tersentak akan sesuatu dari arah belakang. Ia menoleh dan langsung terkejut saat sebuah rantai sudah melilit tubuhnya.

"Rantai apa ini?!!" Lucifer mencoba meloloskan diri tapi rantai tersebut semakin kuat melilit tubuhnya.

Gilgamesh menatap tertarik saat Lucifer mencoba membebaskan diri dari lilitan rantai miliknya itu. Rantai yang tidak akan bisa dilepaskan karena rantai tersebut ia buat dari sisa tubuh sahabatnya yang telah lama pergi. Enkidu, itulah nama sahabat yang telah merubah pandangannya.

Merasa sudah cukup dengan pertunjukkan mencoba membebaskan diri, Gilgamesh memerintah rantai tersebut secara batin untuk membanting Lucifer. Sang Raja iblis juga harus merasakan sakit saat tubuhnya dibanting ketanah dengan keras.

Wujud sejatinya sudah hilang saat ia mencoba membebaskan diri. Ia juga sudah kehabisan energi, bahkan untuk mengambil pedang Gram yang tertancap disampingnya saja sudah tidak mampu.

Tap!

Lucifer perlahan mendongak keatas dan bisa ia lihat kalau Gilgamesh sedang menatapnya rendah sambil bersidekap dada. Lucifer kembali meringis saat rantai itu semakin melilitnya dengan erat. Gilgamesh memandang sebentar sebelum berbalik pergi.

"Ikat dia, Enkidu."

Wush!

Beberapa lingkaran sihir berwarna emas dan berpola riak air muncul di sekeliling Lucifer. Dari dalam lingkaran itu, keluarlah rantai-rantai yang langsung mengikat Lucifer sehingga Raja Iblis pertama itu melayang dalam kondisi terikat. (Posisinya sama ketika Heracles diikat oleh Gilgamesh)

Gilgamesh melirik sebentar. "Musnahkan dia, semua hartaku. Vimana!"

15 lingkaran sihir muncul dan membentuk lima meter didepan Lucifer. Gilgamesh sendiri sudah menaiki kendaraan berbentuk singgasana miliknya. Ia menoleh kebelakang dan tersenyum remeh.

"Nikmatilah kematianku, Zashu."

Wush!

"Keparat kau manu- arrrrgghh!!!"

Umpatan Lucifer tidak selesai karena ia langsung dihujani oleh senjata-senjata yang keluar dari dalam lingkaran sihir tersebut dan otomatis bakalan mati juga. Gilgamesh mendengus singkat dan tetap melaju menuju medan peperangan ditempat lain.

-- At Karna --

Wush! Blarrr!!

Ledakan besar terjadi ketika sebuah tombak cahaya raksasa mengenai tanah. Dari dalam asap hasil ledakan itu, melesat sebuah tombak api yang membara. Sang pelaku pelemparan tombak cahaya yang tidak lain Belial berhasil menghindari tombak tersebut sebelum melesat masuk kedalam gumpalan asap.

Ledakan besar lagi-lagi terjadi bahkan sampai membuat tanah menjadi retak parah seluas 5 km. Dari dalam gumpalan asap itu, keluar seorang pria berambut putih acak-acakan. Ia memasang posisi melempar ketika di udara dengan tombak emas yang diselimuti api panas membara.

"Brahmastra Kundala!!"

Tombak itu melesat dengan cepat namun berhasil dihindari oleh Belial dengan cara terbang ke udara. Belial mengangkat tangannya dan sebuah tombak cahaya sebesar rumah dengan panjang 100 meter tercipta. Belial pun langsung melemparkan tombak cahaya miliknya dengan sekuat tenaga.

Tombak cahaya itu melesat dengan cepat kearah Karna, tapi dengan sigap servant yang memiliki class Lancer itu menahannya menggunakan dua perisai yang ada dibahunya. Ledakan besar kembali tercipta dan bisa dilihat dari jauh, menandakan kalau kedua orang beda ras ini sedang bertarung habis-habisan.

Belial memperhatikan asap itu sebelum tersentak dan memiringkan kepalanya. Betul saja karena sebuah bola api bersuhu sangat tinggi melewati wajahnya. Belial yakin kalau dia akan langsung mati jika terkena bola api itu.

Merasa kalau serangan pertama tidak berhasil, Karna kembali membuat serangan dengan cara mengompres bola api bersuhu tinggi sebelum mementalkannya kearah Belial. Lagi-lagi serangan bola api mengarah dengan cepat tapi berhasil dihindari lagi, tapi Belial langsung terkejut saat sebuah laser api mengarah padanya.

Belial berhasil menghindari laser tersebut meski melubangi bahu kanannya. Bau daging gosong tercium dari bahu Belial yang berlubang. Melihat kedepan, Belial menciptakan sebuah tombak cahaya ditangan kiri dan melesat kearah Karna yang juga melesat dengan tombak emasnya.

Dua tombak berbeda unsur itu saling beradu dan menghasilkan sebuah shockwave yang sangat luas dan menghancurkan daratan. Cahaya kuning dan api membara membuat dari tubuh mereka berdua dan saling mengadu tombak masing-masing.

Tusukan demi tusukan. Tangkisan demi tangkisan. Mereka berdua seakan-akan melupakan sekitar yang dimana sudah hancur lebur. Tanah yang terbelah, api yang membara dan bersuhu panas ada dimana-mana, sebuah bukit yang sudah hancur dan terdapat sisa api.

Duel mereka berdua berlangsung dengan sangat cepat, hanya kilatan-kilatan berwarna kuning terang dan merah kekuningan yang mewarnai langit Underworld. Bunyi benturan dua senjata berbeda unsur itu menghiasi alur pertarungan.

Bahkan Belial juga menghiraukan pasukannya yang mati akibat pertarungan mereka berdua. Pertarungan yang mengambil jalur ksatria dan secara habis-habisan.

Trink!

Mereka berdua saling beradu tombak, Belial memasang wajah serius dengan tatapan tajam, Karna memasang wajah serius dengan tatapan kalem. Saking seriusnya beradu, retakan besar tercipta di tanah tepat dibawah mereka.

"Hebat juga dirimu, Tuan Karna." puji Belial disela-sela aduan.

"Anda juga hebat, Malaikat jatuh Belial." Karna membalas pujian tersebut.

Mereka berdua saling menghentakkan tombak masing-masing. Mereka berdua saling bertahap muka dengan jarak sejauh 10 meter. Belial terus menatap tajam sebelum sadar akan sesuatu. Bagaimana manusia dihadapannya ini bisa terbang tanpa sayap?

"Bagaimana anda bisa terbang, Tuan Karna? Dan manusia seperti apa kau ini? Tidak pernah ada manusia yang punya kekuatan sebesar ini." Belial bertanya sambil menatap serius.

Karna tetap diam sebelum mengarahkan tombak emasnya keatas. "Anda tidak perlu tahu, Malaikat jatuh Belial."

Hawa panas tiba-tiba dirasakan oleh Belial dari atas. Ia mendongak dan terkejut saat melihat sepuluh tombak api dengan suhu panas sudah mengarah padanya. Ia dengan cepat melindungi tubuhnya menggunakan keenam pasang sayapnya dan dilapisi cahaya yang sangat padat.

Blaar!

Ledakan terjadi ditempat Belial berada ketika sepuluh tombak itu mengenainya. Karna tidak pergi dari tempatnya dan ia justru memperhatikan tempat Belial berada.

Wush!

Api membara muncul diujung tombak emas Karna. Dengan sigap ia menebaskan tombaknya kedepan sehingga api itu membakar tujuh tombak cahaya yang mengarah padanya.

Karna kembali menebaskan tombaknya untuk menyingkirkan asap hasil serangannya tadi. Setelah menyingkirkan asap itu, Karna melihat sekeliling untuk mencari keberadaan Belial yang tidak keliatan batang hidungnya.

Instingnya memperingati dan dengan segera Karna menghindar saat sebuah tombak cahaya hampir menusuknya dari atas. Ia mendongak dan bisa dia lihat kalau kondisi Belial tidak cukup baik.

Keenam pasang sayap yang terluka, baju sudah robek, nafas tersengal-sengal dan jangan lupa darah segar yang mengalir dari tangan kirinya. Sepertinya tadi Belial mengorbankan tangan kirinya untuk bisa lolos dari serangan tombaknya.

Belial terengah-engah dan merobek baju yang ia pakai. "Hebat, hebat sekali Tuan Karna. Tidak kusangka jika ada manusia sekuat anda. Oleh karena itu jika anda berkenan untuk mengakhiri pertarungan ini dengan satu serangan terkuat."

Mendengarnya entah kenapa membuat Karna tersenyum kecil. Ia mengangkat tombaknya keatas dan tombak itupun diselimuti oleh api membara. Malaikat jatuh yang dilawannya ini sangat menjunjung sifat ksatria.

"Baiklah malaikat jatuh Belial. Namaku adalah Karna, Son The Gods of Sun. Sebagai seorang servant, aku mengakuimu sebagai lawan yang kuat di kehidupan keduaku. Oleh karena itu, aku harap engkau mau menerima serangan terkuatku." tegas Karna dengan nada suara yang terdengar bijaksana.

Belial tersenyum kecil dan mengarahkan tangan kanannya kedepan dengan telapak tangan yang mengarah keatas. Titik-titik cahaya kecil berwarna putih bagaikan kunang-kunang mulai bermunculan.

Gubernur malaikat jatuh itu mendongak kearah Karna. "Baiklah Tuan Karna, saya harap juga anda mau menerima serangan terkuat saya."

Karna menutup matanya sambil tersenyum tipis sebelum membuka matanya dan menatap tajam serius kearah Belial. Jilatan api mulai bermunculan diatas tanah dan jilatan api itu mulai membesar. Belial bahkan bisa merasakan betapa panasnya api yang dihasilkan oleh Karna. Padahal jaraknya dengan Karna adalah 50 meter.

(Note: jika ada tanda ] itu berarti miliknya Karna sedangkan ] miliknya Belial)

[Know the majesty of the King from the Gods!]

[[O light that illuminates the world!]

Perlahan api yang awalnya ada diujung tombak itu mulai merambat ke seluruh bagian tombak. Titik-titik cahaya putih itu perlahan menyatu diatas telapak tangan Belial dan membentuk sebuah bola seukuran bola sepak.

[This is the attack that destroys all the evil dragons that live in this world!]

[Come and fulfill your master's call!]

Perlahan tombak itu berubah bentuk dimana ujungnya menjadi lebih lebar dan ujungnya yang meruncing serta sebuah pembatas berbentuk matahari. Cahaya putih diatas telapak tangan Belial itu mulai menyusut mengikuti gerakan tangan yang seperti mencengkram.

[The world is watching the sunset!]

[[To light up the world that is coming to an end!]]

Sebuah api kecil yang memiliki suhu seperti permukaan matahari muncul diujung tombak itu dan membuat daerah sekitar terbakar saking panasnya. Cahaya putih itu sudah menjadi kecil seukuran kelereng dan Belial menggenggamnya dengan erat.

[Blazing!]

[Shine up!]]

Karna menodongkan ujung tombak itu kearah Belial. Begitu juga Belial yang menarik tangan kanannya kebelakang dan mendorongnya kedepan.

"Vasavi Sakthi!!"

"Light of destruction!!"

Wush! Wush!

Blaaaaarrr!

Dua serangan penghabisan itu saling beradu dan menghasilkan shockwave yang menerbangkan benda apapun. Tanah-tanah yang terbakar terus terhempas dan menjadi abu. Hanya kehancuranlah yang disebabkan oleh dua serangan penghabisan.

Entah itu Karna ataupun Belial saling berusaha agar tidak kalah. Mereka berdua saling menatap tajam satu sama lain. Perlahan serangan Karna yang berbasis api itu mulai mendorong serangan Belial yang berbasis cahaya.

Belial menggertakkan giginya dan terus mengeluarkan semua kekuatannya. Tapi karena faktor kelelahan dan terluka akibat pertarungan sebelumnya sehingga konsentrasi Belial hilang. Serangannya juga pun ikut hilang dan menjadi akses lancar serangan Noble Phantams milik Karna.

'Haha.' Belial tertawa kecil. 'Tidak kusangka kalau makhluk lemah seperti manusia bisa mengalahkan ku.' batinnya.

Belial sama sekali tidak berteriak kesakitan saat serangan itu melewati tubuhnya. Karena sebagai putra Dewa Api, Karna bisa meningkatkan suhu api miliknya hingga menyamai panasnya permukaan matahari yang memiliki suhu sekitar 5.800 K. Benda apapun yang terkena suhu sepanas itu pasti akan lenyap.

Karna menurunkan tombak nya dan melihat kedepan dimana sudah tidak ada tanda kehidupan Belial. Ia melihat sekeliling yang dimana sudah hancur lebur akibat pertarungan mereka berdua. Pakaian yang ia kenakan sendiri hanya tersisa sebuah baju hitam ketat. (Seperti yang ia kenakan setelah kalah dari Siegfried)

"Disini sudah selesai." gumamnya sebelum ia pergi dari tempat itu setelah turun ketanah. Meninggalkan satu tempat pertempuran yang menjadi saksi bisu kalahnya seorang Gubernur malaikat jatuh ditangan manusia yang menjadi seorang Servant.

-- At Scathach --

Wush!

Sepuluh paku es berukuran raksasa mencuat dari dalam tanah dan melesat kearah wanita yang memegang tombak berwarna merah. Wanita itu tidak lain adalah Scathach, servant class Lancer. Scathach bergerak lihai menghindari hujaman paku es milik Leviathan, salah satu dari 4 Raja Iblis.

Leviathan menggeram sebelum mengarahkan tangan kanannya kesamping, dan sebuah sabit raksasa tercipta. Ia memegang erat sabit itu sebelum melesat ke arah Scathach. Wanita pemegang class Lancer itu menyambut Leviathan dengan memasang Fighting Stance miliknya.

Bunyi benturan kedua senjata itu menjadi awal duel mereka. Leviathan menggenggam dengan erat sabit miliknya, sebelum mengayunkan sabitnya kembali. Scathach dengan lihainya memainkan tombak merah yang ada ditangannya itu. Mendorong, memutar, mengayunkan, bahkan ia dapat melakukan gerakan defensif saat menerima serangan Leviathan.

Hanya tinggal mereka berdua yang berada di tempat itu, karena baik Leviathan ataupun Scathach menyuruh pasukan malaikat atau iblis, untuk membantu yang lain. Kedua pasukan yang berbeda fraksi itu hanya menurut saja, dan meninggalkan tempat yang menjadi pertempuran mereka berdua. Tempat yang berada dalam wilayah Klan Lucifuge.

Angin kembali menderu. Tempat yang sangat luas ini berada dalam kategori [rusak]. Tanah yang retak dan hancur lebur serta meninggalkan bekas seperti baru saja terjadi gempa. Leviathan sama sekali tidak dapat menahan seringai miliknya.

Ia adalah Raja iblis yang terkenal bukan karena kekuatan, kepintaran ataupun banyaknya Youki yang dimiliki. Ia tidak seperti Lucifer yang terkenal dikalangan iblis, karena tidak ada kaum iblis yang bisa menyamai kekuatannya. Ia tidak seperti Beelzebub yang terkenal karena memiliki kepintaran diluar nalar. Ia juga bukan seperti Asmoudeus yang memiliki Youki melimpah.

Ia terkenal dikalangan iblis karena memiliki hasrat bertarung melebihi iblis manapun. Ia akan sangat berhasrat bertarung saat menemukan lawan yang sangat kuat. Meski begitu, sepertinya Leviathan tidak tahu kalau ketiga temannya sudah mati mendahuluinya.

Lucifer mati karena tertusuk ribuan senjata milik Raja Pahlawan. Beelzebub mati karena terkena Noble Phantams milik Raja Ksatria. Ataupun Asmoudeus yang mati karena terkena Noble Phantams milik Raja Romawi. Padahal dia punya jangkauan sensor yang mencapai jarak ratusan km. Sepertinya karena keasikan bertarung dengan Scathach dia tidak terlalu memperhatikan sekitar.

Slash! Wush! Tap!

Scathach melompat mundur untuk menjaga jarak dari Leviathan. Bukan, bukan karena takut, tapi bisa ia sadari kalau Leviathan mulai sangat serius. Jika lawan serius, kita juga harus serius, kan?

"Sepertinya kau mulai serius, Raja Iblis?" Scathach memutar tombaknya sebelum memasang Fighting Stance kembali. "Kalau begitu aku juga akan serius."

Leviathan tidak menyahut perkataan Scathach, dan justru memilih memasang Fighting Stance miliknya juga. Mereka berdua masih berdiam diri, saling mengobservasi mencari titik kelemahan musuh.

Wush! Wush!

Scathach ataupun Leviathan saling melesat, kearah satu sama lain dengan kecepatan tinggi. Saking cepatnya sehingga meninggalkan debu-debu yang beterbangan. Masih dengan kecepatan tinggi, Scathach melompat dan mencoba menusuk perut Leviathan yang denga mudahnya di blok olehnya.

Gadis class Lancer itu menarik tombaknya dan menundukkan kepalanya saat Leviathan menebaskan sabitnya. Setelah itu, Scathach melakukan menuver menusuk dengan tombak yang ada ditangannya, tapi tusukan itu berhasil ditangkis oleh Leviathan.

Saling adu senjata tidak terelakkan kembali. Kedua gadis berbeda ras itu saling menyerang, saling menangkis dan saling menghindar. Tombak merah yang terbuat dari logam melawan sabit raksasa yang terbuat dari es kokoh. Tidak raut lelah di wajah mereka, yang ada justru raut senang di wajah Leviathan, dan raut dingin di wajah Scathach.

Menangkis sabetan sabit ataupun tusukan tombak untuk kesekian kalinya, Scathach dan Leviathan melompat menjauh hanya untuk mengobservasi kembali. Leviathan masih tetap setia memegang erat sabitnya, meski sedikit terengah-engah.

Begitu juga Scathach, gadis itu memegang erat tombaknya tanpa mengalihkan pandangannya dari Leviathan. Suasana kembali sunyi karena mereka berdua sedang berpikir untuk mengalahkan musuh didepan mereka.

"Sepertinya kita harus mulai serius, manusia." Leviathan berujar senang.

"Ufufu~ aku tidak keberatan sama sekali, Raja Iblis. Sekedar info, panggil aku Lancer." Scathach kemudian menciptakan berbagai rune di udara.

Kemudian berbagai lingkaran sihir berwarna biru es muncul di langit. Leviathan sedikit berkeringat saat tahu betapa bahayanya lingkaran sihir itu. Untuk berjaga-jaga, Leviathan menancapkan ujung runcing sabitnya ketanah.

"Javelin Blizzard." Setelah mengucapkan nama tekniknya, keluar banyak sekali tombak es dari dalam lingkaran sihir itu.

Melihat serangan Scathach yang sangat banyak, Leviathan langsung menarik sabitnya keatas, dan tiba-tiba kubab es tebal tercipta dari dalam tanah. Tombak es milik Scathach kemudian berbenturan dengan kubah es milik Leviathan. Kedua gadis yang punya skill bertarung jarak dekat itu, ternyata memiliki elemen yang sama.

Didalam kubah sendiri, Leviathan tampak menggeram saat tahu kalau lawannya bisa melakukan sihir juga. Genggaman pada sabitnya semakin sabit, bahkan membuat gagang sabit itu retak.

"Ini tidak bisa dibiarkan." Leviathan berujar dengan mata yang bersinar biru terang.

Diluar kubah di tempat Scathach berada, gadis itu hanya melihat diam kearah kubah es itu. Ia cukup kagum kalau kubah itu bisa menahan serangannya. Serangan yang berasal dari sihir rune primordial miliknya.

Sihir yang dimilikinya berbeda dengan sihir milik malaikat, malaikat jatuh ataupun iblis. Sihir miliknya adalah sihir rune yang sangat kuno pada masa zaman dewa. Scathach tersentak saat merasakan aura kuat dari dalam kubah. Ia kembali bersiaga dan memasang kembali Fighting Stance miliknya.

Blaaar!!

Kubah es itu pun meledak dan hancur berkeping-keping. Scathach membuka matanya dan bisa ia lihat dengan jelas kalau Leviathan sudah berubah dalam hal fisik.

Sayap iblisnya yang terbentang lebar, dan dilapisi es dingin yang dimana ujungnya runcing. Badannya juga dilapisi oleh gaun putih dengan aksen biru es. Kristal es yang tumbuh dikedua pundaknya dan sepasang anting es di telinganya. Scathach tidak bisa pungkiri kalau musuh didepannya adalah wanita yang sangat cantik, tapi sayang wanita didepannya adalah iblis.

Leviathan membuka matanya dan menatap lurus Scathach dengan mata biru bekunya. "Bagaimana? Inilah True Form milikku. True Form yang mampu membuat 95 persen Underworld menjadi padang es yang membeku." (A/N: bayangin saja True Formnya sama kayak Aurora di Mobile Legend)

Scathach tidak membalas sama sekali perkataan Leviathan. Ia menggenggam erat tombaknya dan menghilang dengan kecepatan tinggi, sehingga hanya terlihat blur berwarna ungu saja. Scathach pun muncul tiba-tiba didepan Leviathan, dan melakukan gerakan tusukan meski bisa ditahan dengan mudah.

Leviathan memiringkan kepalanya untuk melihat Scathach yang terhalang oleh dinding es. "Lebih baik menyerah saja, dengan kekuatanku sekarang kau tidak lebih seekor semut."

Scathach tidak membalas namun lebih memilih lompat mundur. Memutar tombaknya sekali lagi, Scathach menatap serius Leviathan, dan sepuluh replika Gae Bolg muncul dibelakang Scathach dalam kondisi melayang. Sepuluh replika itu melesat kearah Leviathan dan menghancurkan dinding es tersebut, namun Leviathan dengan mudahnya membekukan kesepuluh tombak itu, hanya dengan hembusan nafas saja.

"Ternyata tidak semudah yang kukira." gumamnya.

Leviathan memandang datar dan segera menyentuh tanah dibawahnya menggunakan tangan kanan. Nafas dingin tampak keluar dari dalam mulutnya. "Membekulah."

Crack! Crack! Crack!

Es merambat dengan sangat cepat diatas tanah. Es itu merambat dalam jangkauan luas, sehingga entah itu pasukan iblis, malaikat jatuh ataupun malaikat, akan langsung membeku. Scathach sendiri bisa menghindarinya karena ia sempat melompat keatas, membiarkan es yang merambat itu melewatinya.

Melihat sekeliling, Scathach juga harus mengakui kalau musuhnya ini sangat mengagumkan karena bisa membekukan tanah seluas ini. Luasnya es itu merambat membuat Scathach yakin kalau jangkauannya mencapai 7 km. Setelah sadar kalau ia sedikit lengah, Scathach kembali bersiaga dan menatap dingin Leviathan.

Leviathan juga menatap Scathach dengan tatapan dingin juga. Tangan kanannya ia angkat keatas, dan membuat Scathach bertanya-tanya. Entah apa yang dilakukannya?

Sepertinya pertanyaan Scathach terjawab karena jika tidak dengan segera menghindar tadi, ia pasti sudah tertusuk oleh tombak-tombak es yang ada dibawah itu. Sekali lagi ia harus menghindar saat tombak es muncul kembali.

Leviathan hanya melihat saja dari jauh karena ia menyerang Scathach menggunakan serangan jarak jauh. Bisa berbahaya kalau membiarkan Scathach menyerang dari dekat. Dalam True Form miliknya ini, Leviathan hanya bisa melakukan serangan jarak jauh, sehingga Leviathan akan dengan mudah dikalahkan jika diserang dalam jarak dekat.

Tombak-tombak es terus muncul mengejar Scathach, tidak jarang juga Scathach menghancurkannya menggunakan tombaknya. Leviathan bisa lihat kalau Scathach kewalahan menghindar dari tombaknya. Merasa sudah cukup bermain-main, Leviathan menghentikan tombaknya yang terus bermunculan dan membuat Scathach bingung dengan tanda tanya yang melayang diatas kepalanya.

"Sebagai ucapan terima kasih karena sudah menghiburku, akan aku akhiri penderitaanmu tanpa merasakan rasa sakit." Scathach mulai merasakan hal buruk saat melihat kedua tangan Leviathan yang diangkat keatas.

Benar saja dengan apa yang dirasakan oleh Scathach, bisa ia lihat kalau sebuah meteor es raksasa sedang jatuh menuju arahnya. Meski bisa bergerak cepat, tapi Scathach tidak yakin bisa menghindarinya mengingat kalau ukuran meteor itu sangatlah besar. Bisa dikatakan kalau meteor itu memiliki diameter seluas 1 km.

Jika meteor itu mengenai tanah, bukan hanya Scathach saja tapi Leviathan juga akan kena. Namun itu bukan masalah bagi Leviathan, dalam wujud True Form miliknya ini ia tidak akan bisa mati kecuali masa waktu True Form sudah habis. Jadi, selama ia masih memakai True Form, Leviathan tidak akan bisa mati karena begitu tubuhnya hancur menjadi pecahan es, maka tubuhnya akan beregenerasi.

Boom!

Ledakan yang cukup memekakkan telinga terdengar ketika meteor itu menghantam tanah yang dilapisi oleh es. Scathach tidak sempat menghindar dan sudah pasti akan mati. Sedangkan ditempat lain, terlihat pecahan-pecahan es yag mulai bergerak ke satu titik. Perlahan percahan es itu membentuk seorang wanita yang sangat cantik.

Wanita yang tidak lain adalah Leviathan itu membuka matanya, bisa ia lihat kalau didepannya sudah hancur lebur dengan beberapa bongkahan es raksasa. Leviathan menghela nafas dan menonaktifkan True Form miliknya. Ia sedikit terengah-engah karena kelelahan.

"Hah... Hah... Hah... Menggunakan True Form sambil konsentrasi penuh ternyata cukup melelahkan." Leviathan memandang kedepan. "Setidaknya dia sudah mati."

"Benarkah?"

Deg! Duagh!

Leviathan terlempar jauh saat punggungnya dipukul keras oleh sesuatu. Leviathan tertatih-tatih bangun dan melihat siapa yang menyerangnya. Betapa terkejutnya Leviathan saat tahu yang menyerangnya adalah Scathach.

"Ba-bagaimana kau bisa selamat?!" Leviathan tidak percaya dengan apa yang dilihatnya. Bagaimana mungkin manusia didepannya ini nisa selamat, setelah dijatuhi oleh meteor es raksasa.

"Kau pikir aku tidak bisa menghancurkan es rapuh itu. Jika dilihat sekilas saja memang terlihat kalau es itu sangatlah berat dan padat. Mustahil untuk bisa menghancurkan es jika susunan partikel es nya sangatlah padat. Namun es milikmu tidaklah begitu, hanya ukurannya yang besar tapi sangat rapuh."

"Tapi bagaimana mungkin kau bisa menghancurkannya!!?"

"Asal kau tahu, Raja Iblis. Sekeras apapun benda, pasti akan memiliki titik rapuh." Scathach kemudian menyiapkan kuda-kuda untuk melakukan gerakan yang sangat cepat. Tombak merahnya telah siap.

Ia menghilang dalam blur, dan muncul tepat didepan Leviathan yang masih terduduk kelelahan, dan kesakitan akibat serangan dadakan tadi. Ia kemudian melakukan serangan pertama yang membuat Raja Iblis itu terlempar ke udara dan tidak bisa menghindar. Scathach memasang posisi untuk menggunakan Noble Phantams miliknya.

"Gae Bolg Alternative!!"

Ia menggenggam erat tombaknya dan melemparkan tombaknya dengan sekuat tenaga. Alhasil tombak itu melesat cepat dan langsung menembus tubuh Leviathan, didada kiri yang seharusnya tempat jantung berada, saat ini sudah berlubang tembus kebelakang, dan menjadi akhir Leviathan.

Tubuh tanpa nyawa itu jatuh mengikuti gravitasi dan menghasilkan bunyi 'dumb!' karena jatuh dengan keras. Scathach berjalan kearah mayat Leviathan, ia berjongkok dan menyentuh tubuh tersebut. Perlahan tubuh itu diselimuti oleh es yang menyebar hingga ke seluruh tubuh.

Scathach mengambil tombaknya yang menancap tidak jauh dari tempatnya, Scathach kemudian memukul tubuh Leviathan yang menjadi es itu menggunakan ujung tumpul tombaknya, dan membuat tubuh Leviathan hancur berkeping-keping.

Ia memutar tombaknya untuk menghilangkan bekas darah. Melihat sekeliling, Scathach segera pergi dari tempat tersebut menuju medan peperangan lainnya.

.

.

--To Be Continued--

.

.

Note: Akhirnya selesai juga nulis ini Chapter. Setelah beberapa hari akhirnya selesai walau baru 7 Servant yang baru muncul.

Terima kasih karena sudah menunggu para reader sekalian. Terima kasih juga temen-temen grup yang sudah kasih semangat dan motivasi. Walau niat ane mau kasih muncul langsung semua Servant, tapi setelah diskusi dengan salah satu author. Mending beberapa Servant saja yang muncul. Untuk Naruto sendiri akan muncul dichapter selanjutnya.

Lalu bagaimana adegan Fightnya? Jika kurang memuaskan ane minta maaf soal itu. Ane sudah berusaha semaksimal mungkin. Soal 'A New Dimension', chapter 8 bakalan ane nulis dibuku dulu karena hari ini sudah harus kembali keasrama. Kalau mau nulis sekarang waktunya tidak akan sempat.

Jika ada yang mau tahu kenapa para Servant tidak terlihat kelelahan, itu karena yang memanggil mereka sekaligus adalah Kami-sama. Untuk Arthuria sendiri, ia sedikit kelelahan karena harus membutuhkan konsentrasi tinggi untuk mengeluarkan NP-nya. Jadi, selama bertarung di peperangan itu, mereka semua terus mengonsumsi Prana milik Kami-sama.

Terkecuali kasus untuk Naruto. Ane bikin dia disini masih memiliki chakra. Tapi dia tidak menggunakan Prana milik Kami-sama untuk bertarung, namun digunakan hanya untuk mempertahankan wujudnya saja.

Oh iya, ada yang ane lupa. Ngomong-ngomong, ane ingin mempromosikan sesuatu sebelum penutupan. Ane tergabung dalam sebuah Group Chat Whatsapp yang berisikan banyak author serta reader fanfiksi. Ada cukup banyak author senior dan author baru, seperti 4Kagisetsu, FCI. CursedEternal, The World Arcana, Phantom No Emperor, Kang Nasgor, Dradlos dan masih banyak lagi. Jika ada yang berminat bergabung, silahkan PM ane baik itu dari web ataupun aplikasi.

Terima kasih banyak! See You Later~~

--Selasa, 18-Agustus-2020--

--Pukul 05:50--