Rahasia spesial itu tetap di pendam oleh keduanya, tak ada yang tahu akan hubungan spesial yang dijalin oleh Naruto dan Kushina saat ini, mereka terlihat seperti sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara, setiap hari mereka habiskan dengan bercinta, tiap waktu kosong yang mereka miliki dihabiskan dengan berduaan.
Kushina sendiri mulai bisa menerima Naruto sebagai seorang lelaki yang mencintai dirinya, dia juga mulai mencintai Naruto. Semua terjadi sejak beberapa bulan yang lalu, hubungan mereka sudah berjalan tiga bulan setelah kejadian Kushina yang hampir diperkosa oleh Kiba. Naruto mulai menjelaskan secara terperinci bagaimana Kushina bisa menjadi bahan Gosip seantero Konoha.
Dia dengan tenang menjelaskn semuanya satu persatu, tepat dihadapan Kiba Inuzuka. Teman-teman Naruto mulai mempercayai ucapan pemuda itu, mereka tak menemukan satupun kebohongan di mata biru itu. "Jika aku berbohong, aku akan pensiun menjadi Ninja serta menanggalkan semua atributku, atau kalian bisa memotong lidahku saat ini juga."
Pemuda itu sangat tegar saat mengatakan segalanya, bahkan Ibu Kiba yang saat itu datang pun tak percaya jika putranya melakukan hal sekeji itu, wanita itu bahkan mencabut titel Kiba sebagai pewaris sah dari Klan Inuzuka, dia terpaksa memberikan titel pewaris itu kepada Kakak perempuan Kiba.
Di dalam hati, Naruto senang akan semua kejadian yang baru saja dilaluinya. Beban di kedua pundaknya hilang seketika saat dia menjalin hubungan spesial dengan sang Ibu. Dia sungguh senang saat itu juga.
Naruto memeluk perut rata Kushina, dia mendekatkan tubuhnya pada tubuh Kushina, mengeratkan pelukan yang ia berikan pada wanita itu. Naruto meletakkan dagunya pada bahu telanjang Kushina, dia juga mengecup singkat pipi merah itu.
"Anak dari Kaasan manja sekali sekarang ya?" Kushina tertawa kecil, dia terus mengupas jeruk yang tersedia di sebuah meja kayu, ia membiarkan Naruto memeluk dirinya, serta merasakan kehangatan yang diberikan oleh kekasih-nya itu. Tawa kecil dari Kushina masih belum hilang, dia malah merasa geli karena Naruto mulai menciumi lehernya. "Geli Naruto, jangan dicium begitu."
Naruto tak membalas pernyataan Kushina, dia terus menciumi leher putih Kushina, kedua tangan yang semula ada di perut Kushina pun mulai merangkak naik hingga sampai pada dua buah payudara Kushina. Pemuda itu mulai meremas gundukan yang masih diselimuti oleh kaos itu.
"Uhh..." Kushina mendesah, dia menghentikan kegiatannya mengupas jeruk. Buah itu menggelinding saat Kushina melepas genggamannya, dan menggenggam tangan Naruto. Kushina memenjamkan matanya menikmati perlakuan dari putra semata wayangnya itu, dia benar-benar dibuai oleh Naruto saat ini. Wanita itu sungguh menyukainya. "Ka-kau belajar darimana, sayang?"
"Tanya saja pada Guru Jiraiya di kuburannya."
Kushina tak menjawab, dia sebenarnya sudah tahu bagaimana Naruto bisa membuatnya terbuai seperti ini. Kushina menggigir bibir bawahnya, menahan desahan yang akan keluar saat Naruto menciumi lehernya.
"Aku ingin mendengar desahanmu, Kaasan."
Kushina mulai membuka bibirnya, napasnya mulai tak beraturan. "Ahhh... Naru..."
Naruto menyingkap kaos yang dikenakan Kushina, dia melihat dua buah payudara dengan putingnya yang sudah mengeras. "Tanpa bra?"
"Nafsumu besar, jadi Kaasan tak menggunakan ahh... Bra di-di rumah.. ungghh..." Kushina kembali mendesah saat puting susunya di cubit oleh Naruto, tubuhnya bersandar di tubuh Naruto, dia juga merasakan pantatnya dicolek oleh sebuah benda keras. "Naruto..."
Namun, sebuah ketukan pintu membuyarkan kegiatan mereka. Naruto mengerang kesal saat mendengar ketukan pintu tersebut, Kushina sendiri tertawa kecil mendengar erangan kesal dari Naruto.
"Cepat, buka pintu itu, mungkin ada yang berkunjung atau ingin memberikan informasi," ujar Kushina. Dia mencium sekilas bibir Naruto, lalu mengambil kembali jeruk yang tadi baru saja ia kupas, dia juga tak lupa untuk merapikan kembali pakaiannya."
"Aku akan segera kembali, Kaasan."
Kushina mengangguk kecil sebelum akhirnya Naruto menarik dirinya untuk beranjak ke pintu masuk rumahnya. Kushina menatap jeruk itu intens, dia merasakan puting susunya yang masih tegang, dia juga merasakan sesuatu keluar dari sana. Wanita cantik itu mengerjapkan matanya beberapa kali, pakaiannya basah akan sesuatu.
"Eh?"