DISCLAIMER: Naruto dan Highschool DxD adalah milik masing-masing pembuatnya.

WARNING: Overpower!Naru, Alive!Minato, Alive!Kushina, OOC!, Speech-impaired!Naru.

SUMMARY: Perang akbar yang berkecamuk di Dunia nya telah berhasil ia menangkan, dia yang saat kecil sendirian kini berakhir dengan kesendirian kembali karena perang telah merenggut semuanya. Sekarang ia hidup di Dunia yang penuh konflik antar ras, namun disini ia hanya ingin hidup tenang karena baginya perangnya sudahlah selesai.

.

.

.

.

Chapter 1.

.

"Hoi Naruto!, mau berangkat kerja?."

"aaii. . ."

"Baiklah kalau begitu semangatlah!,"

"ooaa. . ."

Pagi itu terlihat tiga orang yang saling bertegur sapa, dua orang berusia 50 tahunan dengan seorang pemuda berumur 19 tahunan. Kedua pria berumur tua tersebut memakai baju santai sambil menuntun sepeda sementara pemuda yang dipanggil Naruto itu memakai pakaian formal dan bersih, ia tersenyum ramah pada kedua orang yang merupakan tetangganya itu.

sedikit saling sapa kini pemuda tersebut kembali berjalan kaki menuju tujuannya.

Salah satu pria tua itu menatap senyum kearah pemuda yang kini sudah berjalan menjauh darinya lalu menatap teman sebayanya.

"Dia selalu ramah dengan tetangganya, kasihan sekali dia tak punya orang tua." ucapnya dan dianggukkan oleh temannya

"Dia juga tak bisa bicara, tapi untuk ukuran hidupnya dia memiliki kesabaran yang sangat tinggi," timpal temannya sambil kembali menuntun sepedanya dengan santai.

"Yah kita do'akan supaya hidup dia tenteram dan jauh dari masalah, umur dia masihlah panjang,"

"Kau benar, harusnya dia bersenang-senang diumurnya yang sekarang namun keadaan harus membuatnya begitu."

"Dia anak yang baik,"

Dua pria tua tersebut kembali menaiki sepeda mereka dan mengayuhnya pelan-pelan dan menikmati udara bersih dipagi hari itu.

.

.

.

Namanya adalah Naruto, dia seorang pemuda penyandang tuna wicara. Pemuda berambut pendek berwarna pirang cerah dengan mata biru jernih, punya perawakan wajah yang jika orang melihatnya akan terasa sejuk, pemuda yang baik dan ramah disamping kekurangannya.

itu menurut para tetangga yang mengetahui perilaku pemuda yang baru pindah sekitar 6 bulan lalu ke kota Kuoh ini, dan dalam suratnya saat perpindahannya pemimpin wilayah setempat mengetahui jika Naruto pindahan dari Prefektur Kyoto.

Setiap hari pemuda tersebut bekerja, ia bekerja disebuah kedai ramen kecil yang ia dirikan sendiri, jadi bos, peramu dan pelayan semua ia lakukan sendiri dalam kedai tersebut.

Kini sekarang Naruto sudah berada dalam kedai kecil miliknya, ia menatap jam tangannya yang menunjukkan pukul 8 pagi.

"Aaiih aaii, (masih pagi)," ia lalu berjalan menuju belakang kedai untuk masuk kedalam dan tak lupa ia membawa kuncinya.

Seperti pada umumnya ia langsung menata kedainya, bersih-bersih tempat duduk yang hanya mempunyai 3 meja lengkap dengan kursi, namanya juga kedau kecil.

Setelah bersih-bersih ia membuka dua pintu masuk dan tak lupa membalik sebuah tulisan 'tutup' menjadi 'buka'.

Dengan santai ia menuju dapur untuk membuat bumbu dan bahan lainnya sambil menunggu pelanggan datang.

Seperti itulah yang dilakukan Naruto setiap paginya, dia selalu bersyukur dan tenteram dengan kehidupannya yang sekarang.

Kehidupannya yang sekarang?

yah mungkin lain kali membahas hal tersebut.

*Kling Kling*

"Naruto-san!, ramen miso pedas satu porsi dan ocha hangat,"

Satu suara terdengar digendang telinganya, ia mengintip sedikit dari ruang dapur dan mendapati seorang perempuan memakai setelan jas pegawai kantoran warna abu-abu biru, berambut perak kebiruan dengan wajah yang amat cantik dan perempuan tersebut tengah tersenyum menatapnya.

"Aku sudah lapar Naruto-san hihi," ucapnya sembari menatap sang pemilik kedai yang kepalanya nongol sedikit itu.

Sementara Naruto ikut tersenyum dan hanya mengacungi jempolnya untuk menjawab, ia pun dengan disiplin segera membuatkan pesanan perempuan tersebut.

Beberapa menit kemudian Naruto dengan memakai celemek datang membawa nampan yang berisi satu mangkuk ramen dengan ocha hangat dan segera ia menghidangkan didepan perempuan tersebut.

"Terima kasih Naruto-san, aku sudah tidak sabar memakan ramen dewa ini," perempuan itu berkata dengan matanya yang berbinar-binar menatap semangkuk ramen dengan uap harum yang mulai membelai hidungnya

Naruto tersenyum lalu menangkupkan jempol dan telunjuknya berbentuk huruf 'O'.

Setelah selesai ia segera kembali menuju dapur agar pelanggannya segera memakan pesanannya dengan nyaman namun saat ingin berbalik celemek yang ia kenakan ditarik oleh tangan perempuan tersebut, dengan heran Naruto menatap perempuan yang menahannya.

"Temani pelanggan setiamu ini, makan sendirian tidak asyik Naruto-san." ucap perempuan tersenyum sambil tersenyum sampai gigi putih bersihnya terlihat oleh Naruto.

"Aa. . ." dengan nadanya yang khas Naruto mengangguk dan duduk menemani perempuan yang memang merupakan pelanggan tetapnya ini, hitung-hitung juga belum ada pelanggan lain yang datang jadi ia masih senggang.

"Sluuurp, kyaah~ sudah kuduga ramen buatanmu selalu membuatku ketagihan," ujarnya sembari memuji, sementara Naruto hanya terkekeh dan ia pun membuat kode tangan 'terima kasih'.

melihat kode tangan tersebut perempuan itu tersenyum senang,

"Terima kasih kembali, Naruto-kun."

Naruto tetap tersenyum saat pelanggan perempuannya tersebut mengganti suffix untuknya, ia tidak mempermasalahkannya.

"Aku makan dulu ya." ucapnya dan naruto hanya mengangguk, mirip lalat dirinya cuma duduk diam menemani dan sesekali melihat tingkah perempuan itu yang menunjukkan gestur kepedesan.

Selesai menghabiskan semangkuk ramen pedas dan meminum ocha hangat terlihat jika keringat mulai merembes di wajah putih bersih dan leher jenjang perempuan tersebut sehingga membentuk kesan yang membuat para pria meneguk ludahnya, dan bagi naruto ia pun juga sekali meneguk ludahnya saat menatap hal erotis tersebut namun dengan cepat ia mengalihkan pandangannya ke sudut kedai, naruto tahu batasan dan ia harus sopan.

"Ah. . .aku sampai keringatan saking enaknya, untung aku bawa handuk kecil," ujarnya pelan sembari mengelap wajah dan lehernya, sementara Naruto hanya diam mendengar tanpa menoleh sedikitpun.

"Ini uangnya Naruto-san," dia mengganti suffix panggilan lagi, perempuan tersebut menaruh uang pembayaran di meja dan barulah Naruto kembali menoleh.

Perempuan tersebut berdiri dan merapikan pakaiannya diikuti oleh Naruto yamg ikut berdiri, ia kemudian menunjukkan jam tangannya ke pelanggannya itu dan langsung ditatap olehnya.

"Aih aku agak telat, tapi tak masalah. Naruto-san, Rossweisse akan datang lagi saat jam makan siang nanti," Naruto kembali tersenyum melihat tingkah perempuan bernama Rossweisse ini,

Rossweisse, ia langsung pergi sementara Naruto mengambil uang pembayarannya dan tak lupa membawa mangkuk dan gelas kosong itu kebelakang.

Gadis atau wanita itu memanglah pelanggan tetap Naruto semenjak ia membuka kedai ini.

Mengapa naruto menyebutnya gadis atau wanita?, itu karena ia sendiri tidak mengetahui status dari Rossweisse, dibilang gadis namun ia seperti perempuan yang sudah punya suami namun jika dibilang wanita tapi Rossweisse terlihat masih gadis tipe onee-san.

itu membingungkan baginya namun yang Naruto ketahui jika Rossweisse adalah seorang guru di sekolah swasta akademi kuoh yang kata orang merupakan surganya lelaki itu.

Meh naruto tak mau tahu perihal akademi yang merupakan sarangnya dari makhluk supranatural itu.

Sedikit rahasia dari Naruto adalah ia tahu apa yang terjadi di bumi yang ia pijaki sekarang dan semua yang ada disekitarnya.

Mulai dari Dewa, Naga, Malaikat, Iblis, Malaikat kesandung, elf, perang antar beda ras dan lainnya pun ia juga tahu.

Naruto hanya ingin hidup tenang dan nyaman, ia sudah lelah dan cukup dengan itu.

Naruto sudah selesai dengan pertempurannya.

Sebuah fakta jika ia bukanlah makhluk yang harusnya ada didunia ini.

Sedikit cerita jika di Dunianya yang dulu ia dan sahabatnya yang telah memenangkan pertempuran akhir melawan makhluk kuat dan berakhir dengan tewasnya sang sahabat dan tersegelnya makhluk itu di tubuhnya, di Dunia itu dia berakhir dengan kesendirian karena semuanya telah tewas.

Naruto yang sejak lahir memang sudah sendiri dan ia pun juga berakhir dengan kesendirian.

Perang yang tujuannya untuk melindungi orang-orang terkasih tapi malah berakhir dengan tewasnya semua orang.

dilain waktu sebuah cerita akan mengenang dirinya sebagai pahlawan, sebuah julukan yang membuatnya muak namun ia tak bisa menyalahkan jalur hidup yang sudah digarisnya.

Jika kesendirian sudah menjadi takdirnya maka Naruto dengan tawa dan sukacita akan melaluinya karena tak perlu dan tak berguna jika dipermasalahkan menurutnya.

Namun setelah meratapi kesendiriannya di Dunia itu setelah kematian sang sahabat tiba-tiba distorsi ruang hitam muncul dihadapannya dan dalam sekejap ia tersedot masuk kedalamnya.

Ia yang sudah tak peduli dengan hal tersebut hanya diam tanpa melawan, dan berapa lama Naruto didalam ruangan hitam tersebut ia sampai lupa karena ia merasa jika tempat itu tidak terkekang oleh sang waktu.

Namun yang pasti dengan distorsi ruang hitam itulah ia berakhir di Dunia ini sekitar 5 tahun yang lalu, Dunia yang menurutnya lebih maju dari Dunianya.

Ia yang mengira akan mati ternyata hidupnya cuma dialihkan kan Dunia lain, Naruto sama sekali tidak bingung karena seperti air mengalir ia akan melaluinya.

Karena ia bukanlah ninja bodoh yang dulu julukan itu selalu tersemat untuknya.

ia yang dulu sering banyak bicara dan melakukan hal bodoh kini hanya diam, bisu.

Sebenarnya Naruto masihlah bisa berbicara namun ia lebih memilih terus berdiam dalam artian tak mau bicara lagi.

Beban mental dan masalah yang telah Naruto lalui membuat dirinya lelah untuk berkata.

Ia merasa tak perlu lagi untuk berbicara dengan mulutnya.

Tenang dan nyaman sampai dirinya mati, hanya itu yang ingin ia gapai dan sesungguhnya Naruto juga sering merindukan teman-temannya yang tewas dan orang tuanya yang juga tewas saat ia masih bayi.

Orang tua?.

Naruto sendiri hanya sekali bertemu dengan mereka. . .

itupun juga terpisah.

Dan itu pun cuma sebentar.

Dan itupun saat ia sudah besar.

dan itu pun cuma wujud dari chakra yang tersegel.

Sang Ayah dan sang Ibu merupakan orang hebat, ia akui itu. Rasa benci dan terharu bersamaan saat melihat mereka berdua.

Benci karena dalam pandangannya merekalah telah membuat hidupnya menderita belasan tahun dan akan tetap membekas dalam hatinya yang paling dalam sampai sekarang.

Terharu karena akhirnya ia mengetahui jika dirinya ternyata punya orang tua seperti umumnya dan bukanlah monster seperti yang dikatakan oleh banyak orang di desa itu.

Namun sekarang Takdir telah menyembunyikan fakta jika dialah sang monster yang hanya ingin merasakan ketenangan batin dan jiwa.

Kekuatannya sendiri telah melebihi tingkat eksepsi khayalan tertinggi hitam dan putih.

Makhluk buas nan sempurna yang tersegel dalam tubuhnya telah kembali ia pecah menjadi sembilan makhluk berekor dengan kemampuan luar biasa yang sekarang ia genggam.

sembilan makhluk yang sampai sekarang telah menjadi teman sejatinya.

Teman yang selalu ada untuknya saat ia kesusahan dan senang.

Dan sekali lagi Naruto tekankan dalam dirinya walaupun sekarang ia punya kekuatan melebihi batas namun ia sudahlah cukup.

Ia sudah selesai dengan pertempurannya.

Naruto tak mau ikut campur dengan urusan di Dunianya yang sekarang, walaupun dia juga tahu banyak sekali peperangan yang terjadi disini.

Contoh saja pertempuran bulan kemarin dimana ia melihat pertarungan antara malaikat kesandung dengan 10 sayap hitam melawan kumpulan Iblis.

Drama pun terjadi disana dan Naruto melihatnya tak peduli dan memilih pergi.

Namun sebelum pergi ia sedikit terkejut saat melihat para Iblis yang mau K.O semua itu telah mendapat bantuan, seorang iblis perempuan berambut pirang panjang dengan wajah sangat familiar baginya muncul dari sebuah sihir teleportasi.

Dan yang membuat Naruto lebih terkejut lagi adalah perempuan itu telah mengalahkan malaikat kesandung yang mempunyai sepuluh sayap itu dengan sebuah jurus yang mengingatkan akan dirinya sendiri.

Sebuah jurus putaran tak beraturan super cepat yang terbuat dari chakra yang terkompres.

Naruto menggelengkan kepalanya. Tidak, ia tidak peduli dan masa bodoh dengan perempuan iblis pengguna chakra itu dan lebih memilih pergi saja tanpa mau berurusan secara lebih.

itu saja.

.

.

.

Kini Naruto terlihat begitu sibuk melayani beberapa pelanggan yang ingin merasakan ramen dikedai kecilnya, walaupun ini belum jam makan siang tapi kedai miliknya sudah ada beberapa pelanggan.

Para pelanggan yang sudah setia menjadi pelanggan tetapnya tak akan bingung dengan kondisinya yang tak bisa berbicara dan hanya memakai kode tangan, dan untuk pelanggan baru Naruto sebisa mungkin melayaninya dengan ramah tamah agar mereka nyaman.

Seperti itulah kebiasaannya sehari-hari yang jauh dari keributan dan Naruto sangat menikmatinya.

Sampai saat ini belum ada tanda-tanda dari para makhluk supranatural yang mengusik dirinya karena Naruto mampu menyamarkan kekuatannya yang melebihi batasan itu dengan amat baik.

Ia menyelaraskan kekuatannya dengan hawa makhluk hidup dibumi sekitarnya dengan salah satu kemampuan sinergi apiknya.

Bahkan sekelas Rossweisse pun tak bisa merasakannya.

Yah Naruto tahu jika perempuan perak yang menjadi pelanggan setianya itu adalah iblis reinkarnasi dibawah naungan pilar Gremory, yang sebelumnya merupakan seorang Valkyrie pendamping Dewa.

Ia tahu itu.

Namun Naruto tidak mempermasalahkannya karena Rossweisse memang murni menyukai ramen buatannya, dan bahkan Naruto pernah meminta perempuan cantik itu menjadi tester saat ia membuat menu baru dengan janji yaitu memberi ramen gratis padanya selama seminggu penuh.

Abaikan itu.

Sekarang kedainya kembali sepi setelah pelanggan terakhir meninggalkan tempatnya, Naruto sendiri juga langsung mencuci mangkuk dan gelas kotor sambil mendengarkan musik di radio lokal yang selalu menyala menemani kesunyian.

Dan setiap kali saluran radio itu menyetel lagu dari grup idol laki-laki atau perempuan dari Negara sebelah maka dengan cepat Naruto langsung mengganti saluran radionya.

Ia tidak suka dengan lagu mereka.

.

.

.

Mekai, wilayah kekuasaan Phenex.

Terlihat 3 orang yang sedang bersantai disebuah halaman yang luas dan indah dan dibelakang mereka berjejer beberapa maid yang sekiranya siap bertugas jika diperintah.

Mereka semua adalah Iblis, dan bukan sembarang iblis karena mereka dari clan iblis kuat, pilar clan phenex.

satu orang yaitu Minato phenex yang merupakan super devil dan disampingnya adalah Kushina Gremory dan sekarang berganti menjadi Kushina phenex karena menjadi istri dari Minato.

Sementara satu lagi adalah Naruko phenex, ia adalah putri dari keduanya, mereka kini duduk disebuah bangku panjang.

"Naruko, kau harus terus belajar mengontrol chakramu dengan baik, ingat! chakramu melimpah dan itulah yang membuatnya sulit," ucap lembut seorang wanita cantik berambut merah panjang, terlihat didekapannya ia tengah menggendong bayi mungil yang tengah tengah tertidur pulas dan dengan penuh kasih sayang wanita itu mengelus lembut bayi tersebut.

"Mou, aku sudah tahu Okaa-chan," celetuk seorang gadis muda berambut pirang panjang, kulitnya putih sedikit coklat membuatnya sangat cantik.

"Kontrol energi demonicmu juga belum begitu bagus, Naruko-chan," tukas satu-satunya pria disitu, dialah Minato phenex.

"Hehe kalau soal itu aku minta maaf, Tou-chan,"

"Tapi pengendalian api phenex mu sudah bagus," tanggap Minato lagi dan membuat putrinya itu tertawa riang.

"Nee nee Menma-kun, Onee-chan akan terus menjadi yang terkuat agar bisa melindungimu nanti," Naruko mengelus pelan adik kandungnya yang sekarang tengah terlelap dalam pelukan hangat sang Ibu.

Sementara Minato dan Kushina yang melihat interaksi keduanya pun ikut tersenyum, sekiranya Naruko sangat menyayangi adiknya yang baru lahir beberapa bulan ini.

Naruko Phenex, gadis iblis keturunan pilar Phenex dan Gremory yang saat ini berumur 18 tahun adalah salah satu iblis muda yang amat mumpuni, dia punya talenta yang hampir sempurna dibawah bimbingan orang tuanya sendiri dan membuat para dewan iblis bangga.

Naruko phenex sendiri merupakan salah satu dari sekian iblis muda yang punya kekuatan menjanjikan, diusianya yang masih 14 tahun dia sudah diberi hadiah oleh Maou Lucifer satu set bidak evil piece.

dan sekarang putri dari Minato phenex dan Kushina Gremory itu telah menempati posisi peringkat kedua dari rating game iblis muda bersama peeragenya.

Naruko sendiri berteman baik dengan heiress dari Gremory dan Sitri yaitu Rias dan Sona namun hubungannya dengan sesama phenex seperti Riser tidaklah begitu baik mengingat Naruko tidak suka dengan sifat buruk putra dari pamannya itu.

Bahkan pernah sekali Naruko hampir menghajar total Riser jika tidak segera dihentikan oleh Minato dan Ruval yang merupakan kakak tertua dari Riser.

Hidup mereka sangatlah sempurna dan bahagia, mungkin pengenalan mereka secara lebih akan muncul kembali nantinya.

Dan fakta telah menyembunyikan sesuatu jika Minato phenex dan Kushina Gremory memiliki aliran sirkuit chakra dalam tubuh yang tak dimiliki oleh iblis manapun dan itu mengalir ke putrinya dan yang mengetahui hal tersebut hanyalah orang dalam.

Minato dan Kushina, Merekalah orang yang sama, merekalah orang tua Naruto yang di Dunianya telah tewas tertusuk oleh kuku Kyuubi, namun ternyata mereka masihlah hidup dan tinggal di Dunia ini menjadi bagian dari Iblis karena sejatinya mereka memanglah Iblis.

Sampai sekarang Minato maupun Kushina sering memikirkan putranya tersebut karena tak pernah memberikan apapun padanya dan mereka pun juga tak bisa kembali ke Dunia tersebut.

Mungkin sekarang putra mereka sudah besar seperti putrinya, Naruto.

itu jika Naruto masih hidup.

Namun kehidupan harus tetap berlanjut, Minato dan Kushina berharap yang terbaik bagi putranya disana dan mereka akan merawat, menyayangi dan melindungi apa yang mereka miliki sekarang sebaik mungkin.

.

.

.

Malam sudah tiba kini Naruto telah bersiap-siap untuk pulang ke rumah kontrakannya setelah ia mengunci kedainya. Kembali memakai baju yang sama saat ia berangkat pagi tadi ia pun pulang dengan berjalan kaki karena jarak Kedai miliknya dan rumahnya hanyalah 3 km.

Sendiri dengan santai ia berjalan kaki menapaki pinggir trotoar dan sesekali ia bersiul-siul menikmati malam ini.

Saat melewati jembatan ia berhenti sejenak untuk melihat sungai sembari menikmati belaian lembut angin yang menerpa wajahnya dan matanya pun juga dimanja oleh gemerlap lampu-lampu penerangan, dengan nyaman tubuhnya ia senderkan ke tembok pembatas.

Namun hanya beberapa menit saja ia menikmati hal tersebut tiba-tiba mata biru jernihnya menatap seseorang dibawah sana tepatnya dipinggir sungai, seorang pria yang tengah duduk dan bersiap untuk memancing.

Naruto menatap pria tersebut dari atas jembatan pun mengambil sebuah batu ukuran sedang yang tergeletak dibawah kakinya, mengambil ancang-ancang dan kemudian ia melemparkan batu itu kearah pria yang tengah asyik memancing tersebut.

*Buaakkh*

Dengan cepat Naruto menunduk dibalik dinding pembatas setelah tak menyangka jika batu yang ia lemparkan ternyata tepat mengenai kepala pria tersebut, berjalan pergi dengan merangkak ia tertawa tertahan saat mendengar sumpah serapah seseorang dari bawah jembatan.

Keusilannya tidak pernah hilang.

Dan setelah dirasa aman Naruto kembali bangkit dan berjalan normal sambil bersiul.

Sementara itu. . .

["Yah sudah berapa puluh kali dia melempari makhluk itu dengan batu,"]

["Mmm kurasa sudah ratusan kali di setiap malam saat ia lewat jembatan,"]

["Keusilannya selalu muncul setiap saat,"]

["Meh, Naruto tetaplah Naruto walaupun sekarang ia tidak berisik seperti dulu,"]

["Jangan khawatir, makhluk yang dilempari batu oleh naruto itu tak akan mati jika dilempari seonggok besi 100 kg sekalipun,"]

Beberapa makhluk yang tinggal dalam tubuhnya terlihat mengomentari kelakuan usilnya.

.

.

.

Hanya beberapa puluh meter lagi Naruto sampai dirumahnya cukup dengan melewati gang kecil memanjang, tinggal belok kiri lalu belok kanan dan akan sampai namun sesaat kemudian ia menghentikan langkahnya ketika sebuah makhluk tinggi besar dengan wujud mengerikan menghadang jalannya.

Iblis liar.

"Hora. . . Makan malam sudah datang,"

dengan penuh intimidasi makhluk itu menatap bengis kearah dimana Naruto berdiri, air liurnya menetes seolah-olah makanan yang enak telah datang padanya.

Naruto sendiri menatap makhluk tersebut, bukan makhluknya namun ia menatap jalan yang telah ditutupi oleh makhluk dihadapannya ini sehingga dia sedikit tertunduk, jujur saja ia juga agak ngantuk dan lapar.

"Kiakiakia kau terlihat ketakutan sampai tertunduk begitu, nah sekarang. . ."

*Braaasshh*

Sebelum menyelesaikan ucapannya tubuh makhluk tersebut telah hancur terhantam sesuatu dan cipratan darahnya membasahi area jalan, sementara Naruto yang melihat itu hanya menggaruk kepalanya yang sedikit gatal padahal dia hanya diam saja dari tadi.

ia pun kembali melangkahkan kakinya dan pergi dari sana.

Masa bodoh dengan hal itu.

Dan sepeninggal Naruto cipratan darah dari makhluk tersebut telah hilang menjadi partikel yang menguap ke udara.

Sesampainya Naruto berhenti didepan sebuah rumah kecil dan sederhana, rumah tersebut memiliki sedikit pekarangan dan banyak tanaman holtikultura yang tertanam di pot-pot berbagai ukuran maupun tanaman hias, rumput yang hijau dan satu pohon cukup besar berdiri disamping rumah, inilah rumah kecil kontrakannya yang sangat nyaman ia tinggali sekarang.

Naruto langsung memasuki rumah tersebut tanpa permisi karena memang hanya dirinya saja yang menempatinya.

Menyalakan lampu berbagai sudut rumah.

Memasak air panas.

Menyeduh ramen kesukaannya..

setelah itu segera ia membersihkan diri, mengganti pakaiannya dengan pakaian yang nyaman.

Dan kini Naruto duduk diam diteras samping rumah sambil memandang sinar bulan yang bersinar sempurna, ditemani ramen yang uapnya masih mengepul.

Ia menikmati malam itu dengan nyaman seperti malam-malam sebelumnya.

Walaupun dengan kesendirian Naruto tetap menikmatinya dengan sukacita.

["Sampai kapan dia begini,"]

["Sampai kematian datang, kita akan selalu menemaninya,"]

["Satu-satunya manusia yang menjadi teman sejati kita,"]

.

.

.

~~PUTUS DISINI~~

.

.

AN: Saya author baru dan ini fanfict X-over buatan saya sendiri. Silahkan beri saran dan kritik dengan baik agar saya bisa berkembang lagi.

Terima kasih dan sampai jumpa di chapter selanjutnya.

7 juli 2020.