Disclaimer : Masashi Kishimoto & Ichie Ishibumi


"Talking"

'Thinking'

"Monster Talking."

'Monster Thinking'

"Technique"


Di setiap mata memandang, dari ujung hingga ke ujung lain nya tak ada apa apa selain warna dasar mencolok dengan berbagai motif asing. Ruang kosong namun berbahaya dengan tekanan tinggi dan hanya yang terkuat mampu bertahan namun dengan tubuh tidak bersih tentu saja.

Ini bagaikan ruang ketiadaan sesungguhnya, warna di setiap arah bukan sesuatu yang bisa di kategorikan baik, siapapun kecuali tuan rumah hanya bisa bertahan beberapa detik sebelum tubuh nya hancur di remas ketiadaan, artinya membutuhkan perlindungan magic khusus untuk bertahan hidup, itupun tidak di barengi dengan keberuntungan untuk tidak bertemu dengan makhluk besar berwarna merah bergerak dengan kecepatan di atas rata rata, di sertai kekuatan besar layaknya impian menguar secara gila gilaan dan menjanjikan kematian bagi siapa pun yang merasakannya.

Contoh pemuda ini, Ia satu satu nya dari milyaran jenis makhluk tidak mempunyai keberuntungan. Dalam balutan bola hitam pekat, ia menahan api puluhan ribu derajat celcius yang berusaha menembus pertahanan nya, meskipun jelas di lihat ini tidak mungkin, bola itu cukup kuat untuk di hancurkan oleh serangan makhluk besar di depan nya.

Serangan berakhir, bola yang melindungi nya menghilang lalu ia melayang jauh menghindari ekor Naga cukup untuk menghapus sebuah gunung besar, ia terlalu cepat untuk di kalahkan.

Pemuda 18 tahun itu memiliki perawakan tidak terlalu pendek maupun tinggi, rambut putih menantang gravitasi, di dahinya terdapat sebuah ikat kepala dengan lambang bola spiral seperti bentuk obat nyamuk, jubah putih tanpa hoodie terlihat sebuah tulisan kanji Hiragana jika di baca berbunyi Sandaime Uzukage, bola yang melindungi dari serangan api berubah bentuk seperti semula berupa bola hitam yang melayang di punggung sang pemuda berjumlah 9 buah, kedua tangannya memegang tongkat hitam dengan panjang dan ukuran sama persis. Mata berwarna biru secerah lautan menatap Naga penjaga celah dimensi tanpa rasa takut di hatinya.

"Kau yakin tidak mau menggunakan kan ku, Naruto?" Suara berat terdengar di kepalanya, "Tujuan kita bukan untuk menang, kau tahu makhluk ini terlalu kuat untuk kita hadapi dengan setengah cakraku yang tersisa, bagaimanapun caranya kita harus bisa melarikan diri."

"Bagaimana dengan Bunshinmu?" Pemuda bernama Naruto yang duduk di atas monster rubah berekor 10 menggelengkan kepalanya, "Cukup banyak hal tidak ku mengerti, susunan material tempat ini sangat asing, Kurama. Ratusan Shiki sudah ku coba dengan masing masing rangkaian yang berbeda dan itu tidak cocok dengan formula tempat ini, aneh bukan?"

"Bagaimana dengan Hiraishin no Jutsu lv 3? Kita ke tempat ini setelah Hiraishin mu mengalami sinkronisasi dengan Kamui Uchiha itu." Naruto mengangguk, "Itu hal yang akan ku coba, cukup dengan Hiraishin lv 3 dan mempertaruhkan setengah lagi cakraku dan kita akan selamat."

"Aku bisa memulihkan cakramu seperti semula, Naruto." Rubah berekor 10 nampak tidak senang, hal inilah yang membuat Kurama sedikit tidak menyukai patner nya, meskipun saat ini Kurama termasuk yang terkuat, ia sama sekali tidak berguna di hadapan Uzukage muda ini. Naruto terkekeh pelan, "Semua ada penyebabnya, aku baru menyadari jika tempat yang kita pijak tak jauh berbeda dari Dimensi Kamui Obito namun lebih komplek, dan tenang saja, aku akan membutuhkanmu nanti untuk bertarung babak ke dua dengan makhluk besar di sana."

Dengan susunan seperti itu, Naruto tidak lah bodoh untuk mengeluarkan seluruh kekuatannya. Naruto tahu tempat ini bukan tempat umum untuk setiap makhluk yang ada, tanpa balutan energi berlapis lapis di sekitar tubuhnya, Naruto yakin ia sudah tewas beberapa detik setelah menginjakan tempat ini. Jika susunan seperti yang Naruto katakan sama seperti Kamui Mangekyou, seharusnya ada kehidupan lain di luar, inilah alasan utama Naruto, ia tidak mau menarik terlalu banyak perhatian kepada dirinya.

Naruto juga tahu ini bukanlah Element National, setelah berhadapan dengan Kaguya, Naruto mulai menyadari tentang konsep ruang dan waktu ke tingkat selanjutnya dan Kaguya adalah sebagian kecil dari itu semua. dewi itu mempunyai 6 Dimensi yang berbeda dan keluar masuk kapan pun dewi itu mau.

Terkejut? Tentu saja Naruto terkejut, skeptis konyol berdasarkan sesuatu yang mustahil di lakukan menampar dirinya, ini sangat realistis, kecelakaan saat menghadapai Uchiha palsu bernama Shin membuka mata Naruto jika ia bukan apa apa selain bidak yang di gerakan oleh Dunia dan segala keajaiban nya.

Namun Naruto tidak memiliki waktu untuk memikirkan itu semua, ada desa yang Naruto tinggalkan di balik warna warni celah dimensi, terserah mau bagaimanapun caranya, ia harus pulang, Makhluk besar merah ini tidak bisa menghalangi keinginan Naruto.

"Kita pergi, Hiraishin lv tiga sudah aku pasang dan selanjutnya kita akan bertarung ke babak selanjutnya."

Dalam balutan aura kuning, sebelum sang Naga impian memberikan serangan penghancur lebih tinggi dari serangan sebelumnya, ia menghilang dan aura tidak bisa di rasakan. Hiraishin pada dasar nya membutuh kan rangkaian Shiki sebagai tanda, namun Hiraishin lv 3 merupakan pengecualian, Hiraishin dan Jikkuan Ninjutsu sikron satu sama lain sehingga menciptakan Jutsu baru, itu yang di namanya Hiraishin lv 3, gabungan Hiraishin lv sebelumnya dan berbagai varian Jutsu lain nya.

"Lagipula, Uchiha imitasi bernama Shin itu tak akan selamat." Kecuali dia memiliki kemampuan seperti Naruto. Ia pergi dengan harapan bisa pulang ke dunianya.


-Unknown Location-

Tatapan itu tampak kosong, iris perak tertutupi oleh kelopak mata bulat menawan telah kehilangan cahayanya, tangan perempuan itu memainkan sepasang sumpit dan menatap mie enak di hadapannya tanpa berniat memasukan satu helai mie pun ke mulutnya.

Wajah bagaikan boneka porselin sama sekali tidak menunjukan emosi yang berarti, dalam balutan pakaian Maid biru perak khas Prancis, wanita itu diam tanpa bergeming namun tak lama kemudian cairan bening jatuh dan semakin deras di setiap detiknya.

Ia menangis diam tanpa suara apapun, sedangkan tangan kanannya sibuk mempermainkan makanan berupa mie berbagai toping mengabaikan seseorang berdiri tak begitu jauh dengan tatapan mengisyaratkan kesedihan.

Wajahnya memang datar, namun air mata terus mengalir memberikan sebuah tanda jika wanita muda itu sedang dalam keadaan tidak baik baik saja, begitupula seorang pria yang berdiri di belakangnya.

Pria itu hanya diam tapi bukan berarti hatinya tidak bergejolak, ia ingin memeluk dan menenangkan istrinya, namun di sisi lain ia juga merasakan perasaan itu, perasaan di mana kekuatan penghancur sebagai Maou Lucifer tidak berarti apapun, rasa kehilangan sejak lama terkubur oleh kehidupan baru mereka berlahan menunjukan tanda tanda jika melupakan kenangan berarti di hidupnya tidak dapat menyelesaikan apa apa kecuali rasa yang semakin kuat setiap kali dia mencoba.

Foto adalah gambar diam baik berwarna maupun hitam-putih yang dihasilkan oleh kamera yang merekam suatu objek atau kejadian atau keadaan pada suatu waktu tertentu namun sebuah foto bisa di sama artikan dengan kenangan dan itu bukan hal yang mudah untuk di lupakan. Foto hanya wadah dari symbol itu sendiri.

Gambar tanpa bergerak itu menampakan tiga orang berbeda usia tengah tersenyum bahagia, seorang wanita muda berpakaian Maid tersenyum tipis sedangkan di sisi kiri wanita itu, seorang pria menggunakan setelan Toxedo hitam memegang bahu anak kecil berusia sekitar 9 - 11 tahun, rambut merah sedikit menentang gravitasi, tangannya membentuk 'peace' ter-ulur ke arah kamera, selain itu, di bawah masing masing model foto, tertera nama nama yang jika di samakan dengan orang orang di dalam foto berupa, Wanita berpakaian maid, Grayfia Lucifuge, Pria bagaikan sosok masa depan anak kecil berdiri di tengah tengah dua orang dewasa itu, Sirzechs Lucifer dan figur terakhir tertera nama, Naruto Gremory.

Foto itu terletak di meja yang sama di gunakan oleh Grayfia, tangan lembutnya menyentuh figur Naruto dan kali ini isakan pelan terdengar padahal ia sudah berusaha meredam nya, "Ibu sangat merindukanmu sayang."

Sirzechs menatap itu prihatin, rasa bersalah menyerang hatinya secara mendadak, Sirzechs mulai berandai andai, sesuatu yang membuat belahan hatinya menangis memang bukan salahnya, namun perasaan bersalah menyerang setelah ia paham dan tau jika ia tidak bisa melakukan tugasnya sebagai Ayah dan Suami bagi keluarga kecilnya.

'Maafkan aku Grayfia.' Maou itu memilih pergi meninggalkan Istrinya, untuk sekarang, keputusan ini lah yang terbaik demi keduanya, ia yakin sebentar lagi Grayfia juga baikan, ia tau istrinya merupakan wanita yang kuat baik fisik maupun batin, lebih kuat darinya.

-Change Scane-

Sirzechs duduk di ruang kerjanya, tumpukan kertas yang menggunung bahkan ia abaikan dan lebih memilih membenamkan kepalanya di atas meja, setiap umpatan yang keluar untuk kertas kertas ini ia simpan untuk nanti ketika hatinya sudah merasa lebih baik dari ini.

"Apa yang harus Ayah lakukan sekarang, Naruto?" Sirzechs menggeram tertahan, matanya teralihkan oleh sebuah bingkai foto, gambar anaknya tersenyum senang di taman kota Lilith ketika usianya 7 tahun, di samping anak itu, sang ratu kehancuran memasang wajah kesulitan di saat Naruto sengaja menariknya ke lingkup yang bisa di jangkau kamera.

Sirzechs tersenyum lembut, ia sadar ini hanya kenang kenangan lama dan mustahil untuk kembali di ulang, ia rela membolos waktu kerjanya meskipun cuman satu jam untuk bermain dengan Naruto, menikmati putera mahkota dengan segala kejahilan nya, bahkan seluruh anggota peerage Lucifer merasakan hal yang sama, ada yang hilang di hari hari mereka.

Ia menerawang salah satu hal menyenangkan bersama putranya, tanpa sadar, sang Maou Lucifer itu terus mengembangkan senyuman dan delusi terbentuk dari kenangan lama, di hadapan matanya.

-Flasback singkat-

Naruto dan Sirzechs saling melotot.

"Apa yang kau katakan itu salah! Kau memberontak melawan ayahmu sendiri?" Sirzechs menunjuk wajah 10 tahun anaknya, sang putra mahkota ya itu julukan yang di berikan oleh warga Mekkai padanya, memasang wajah tanpa rasa takut.

"Ibu akan senang bahwa putranya membela dirinya sendiri." Ujar Naruto tak mau kalah. Sirzechs menggelengkan kepalanya. "Kamu hanyalah anak kecil. Kamu pikir kamu bisa mengalahkanku? Raja Iblis?"

"Aku tahu aku bisa! Lagi pula apa yang perlu di takutkan dari Lucifer Siscon sepertimu?" Naruto berkata dengan percaya diri.

"Kau hampir membuatku bangga anakku ... percaya diri seperti itu! Tapi biarkan aku menunjukkan kebodohan pada pilihanmu."

"Kebodohan? Tidak ada kebodohan." Kata Naruto, mengulurkan lengannya ke kanan. Hampir seperti cermin, Sirzechs meniru tindakannya.

Keduanya menatap mata satu sama lain dengan tak kenal lelah.

Ada jeda singkat.

Secepat mungkin, keduanya mengambil mangkuk ramen masing-masing, dan mulai melahap mie lezat dan 12 mangkuk selesai di habiskan.

Persaingan makanan sangat ketat, karena ayah dan anak memakan ramen sebanyak yang mereka bisa. Namun, tiba-tiba berhenti ketika Grayfia dan Venelana tiba, wajah menyeramkan dari kedua wanita itu terpantul kan oleh cahaya remang remang ruang kerja Sirzechs justru menambah kengerian dari pasangan ayah dan anak Gremory ini.

"Ini bukan seperti apa..." Kata Sirzechs dan Naruto sekaligus, mereka terjebak seperti Rusa yang mencoba berbohong ke kawanan Singa jika dagingnya gak enak, pahit dan susah di cerna.

"Lalu, anakku sayang, seperti apa yang kamu maksud hm?" Venelana bertanya, ibu Gremory itu tetap memasang senyum meskipun di mata Sirzechs terlihat menyeramkan.

"Sirzechs-sama... Berapa kali aku harus memberitahumu untuk tidak ikut kompetisi memakan makanan tanpa protein itu?" Kata Grayfia dingin. Naruto menyadari bahwa semua perhatian nenek dan ibunya adalah ayahnya, mencoba menyelinap pergi, hanya saja rantai es melilit pinggang hingga ke kaki.

"Kamu pikir kemana kamu pergi?" Grayfia mengalihkan perhatiannya ke putranya.

"Kamar mandi." Naruto menjawab asal.

Sementara itu Sirzechs menggelengkan kepalanya. 'Naruto, Itu tidak akan berhasil! Coba yang lain! ' Sirzechs menggunakan alasan untuk keluar dari pekerjaan lebih awal.

"Ibu sangat meragukan itu," kata Grayfia.

"Kata ibu, hari ini aku harus siap pukul 08:00, sekarang sudah pukul 07:30 dan aku harus bersiap siap untuk hari pertamaku sekolah."

"Dengan seragam yang ibu berikan semalam? "

"Tentu saja itu tidak mungkin, seragam itu terlalu nyentrik dan susah untuk di gunakan."

"Berarti tidak ada ramen satu bulan dari sekarang." Naruto membulatkan matanya, "Mustahil, bagaimana aku bisa hidup tanpa itu?"

"Pakai atau tidak sama sekali." Ancaman dari nada berbahaya Grayfia membuat bibir Naruto maju se-cm, "Ini penyiksaan, aku akan melaporkanmu ke komisi perlindungan anak!" Balas Naruto mulai ngawur justru memancing kekehan ringan di sekitarnya.

"Hoo bagaimana kau melakukannya Naru-chan?" Putra mahkota Gremory merinding melihat tatapan aneh di atas nya, "Aaa- aku pikir aku harus segera bersiap." Ia berlari menghindari amukan ibunda nya setelah rantai yang membelenggu hilang.

"Dan anda pikir mau kemana, Sirzechs-sama?"

"Menyusul Naruto-kun tentu saja."

"Tidak, hari ini aku yang mengantar Naruto-kun sekolah." Harapan Sirzechs untuk kabur dari tumpukan kertas tak ada habisnya hangus begitu saja.

"Ada apa ini?" Sebuah pertanyaan timbul dari mulut gadis Gremory yang memiliki usia tak begitu jauh dari Naruto. "Ufufu~ Sirzechs ingin mengejar Naruto-kun, itu cukup lucu, Rias." Venelana tertawa singkat, ia cukup terhibur dengan tingkah konyol ayah dan anak itu.

-Flasback singkat berakhir-

Sirzechs mengedipkan matanya berkali kali, itu adalah ingatan cukup segar di kepalanya, ya kompetisi memakan ramen, mereka biasa melakukan ini sedikitnya 2 kali seminggu meskipun Grayfia selalu menegur dan Venelana memberikan hawa menakutkan. Kenangan manis, semanis buah hati mereka berdua, Naruto Gremory.

Sirzechs kembali mengulum senyum, "Padahal sudah hampir satu tahun kamu pergi, namun luka dan kenangan tentang mu, terlalu sulit untuk di lupakan, anak ku." Itu adalah senyum sedih, "aku sungguh tak percaya kau pergi mendahului kami, ibu tak akan pernah memaafkanmu, begitupun aku."

Jam sudah menunjukan pukul 7 malam waktu iblis, tatapan Sirzechs teralihkan oleh langit ungu Underworld dan 7 bulan yang berjarak cukup jauh di atas sana, di balik jendala itu, delusi kembali terbentuk di mana senyuman seorang remaja 16 tahun terukir indah, Sirzechs tertegun namun tak lama ia tersenyum lembut mengerti, "Aku tak peduli mengenai seluruh takdir makhluk Injil, namun Ayah meyakini satu hal, Naruto. Kau telah bahagia di tempat mu saat ini, Ayah sungguh mempercayai itu." Sudah sebagai tugas orang tua mempercayai anak nya bukan? Naruto Gremory memang sudah tiada, namun sang Putra Mahkota tetap ada di hati mereka sampai kapan pun!.

Sirzechs bangkit dari duduknya, ia meregangkan otot ototnya setelah duduk dan berdelusi selama beberapa jam tanpa ia sadari, ia bersiap untuk pulang dari Castil Lucifer, sebelum itu, ia menyempatkan diri nya memandang langit Underworld dari balik jendela Castil, "Kebahagian ibumu, kau tak perlu khawatir, Naruto. Tanpa dirimu meminta pun, sudah menjadi tugas Suami untuk membahagiakan istri mereka." Dan sang Maou Lucifer melangkah keluar, kesedihan beberapa menit yang lalu hilang bagaikan ilusi tingkat tinggi, terlalu lama terpuruk tak akan membawa Naruto kembali, Sirzechs Lucifer tau akan hal itu.


-Dragon Mountain, Underworld-

Uzumaki Naruto, Jinchuuriki no Kyuubi dan satu satunya Jinchuuriki sempurna dari Kyuubi bahkan melebihi pendahulunya. Namun julukan itu hanya sekedar masa lalu, ia berubah, bukan lagi Jinchuuriki no Kyuubi, melainkan Jinchuuriki ekor sepuluh setelah menyerah seluruh ekstensi Ootsutsuki Kaguya, tidak hanya itu, bersama rinkernasi Indra, ia melepaskan seluruh korban Mugen Tsukoyomi dan memutus rantai ikatan rinkernasi antara kedua anak Rikudou Sannin tersebut.

Dan kini sang anak dalam ramalan entah bagimana merutuki atas seluruh takdirnya, entah dewa manapun yang mengatur, ingin sekali ia menghantamkan Rasengan ke wajahnya, konyol. Naruto tak mengerti kenapa bisa dalam kurun waktu belum satu hari harus ber-urusan dengan makhluk mitos bernama Naga ini, sialan.

"Aku merasakan kau bukan Manusia biasa, gaki. Katakan padaku bagaimana kau berada di sini." Sosok Naga setinggi belasan meter menatapnya penuh hawa intimidasi, wajah kadal tersebut menunjukan ketidakpercayaan setelah mendengar langsung bahwa sosok kecil ini merupakan Manusia meskipun dia sudah mengetahui dari auranya, rasa tidak percaya itu muncul bagaimana manusia biasa mampu bertahan hidup di sini.

Naruto menghela nafas pasrah, sial sekali ia harus di interogasi seperti ini. Ia bisa kabur, namun ada sesuatu yang harus ia pastikan sendiri, "Aku terlibat di pertarungan, sesaat setelah penghujung pertempuran itu, aku mencoba mengejar lawanku menggunakan salah satu Teknik ku dan berakhir di tempat kosong penuh warna." Berbohong pun tidak akan menghasilkan apa apa, tapi sebisa mungkin Naruto mencoba menutupi Identitas nya di sini.

Naga itu nampak tak percaya, sekeras apapun mencoba mencari kebohongan, semakin yakin jika Naruto sama sekali tidak mengarang cerita, "Apa kau bertemu dengan Naga besar bergerak dengan kecepatan tak masuk akal di sana?"

Naruto menganggukan kepalanya, "Aku terlibat pertarungan kecil dengan Naga yang kau sebut itu, meskipun ya memang harus ku katakan aku kalah."

"Dan kau masih selamat?" Naruto mengangguk, "Aku mengorbankan setengah energi ku untuk kabur." jawab Naruto tanpa kebohongan, ia yakin Naga ini tidak akan menanyakan bagaimana ia melakukan itu.

Sang Naga menghela nafas, sungguh sebuah kejutan ia terima di sini. Bukan tanpa alasan dia terkejut, dia sendiri tidak yakin bisa selamat jika bertemu dengan Naga penjaga celah dimensi yang terkenal sangat mengerikan bahkan namanya tertulis di Al-kitab. Dia paham jika yang terkuat lah mampu bertahan di Dimension Gap, bahkan Tuhan sekalipun tidak mampu menundukannya.

"Gaki, kau tahu tempat apa yang kau maksud itu." Karena tak mengerti, akhirnya Naruto lebih memilih menggelengkan kepalanya. Inilah yang Naruto cari, "Sebelum itu, kau bisa memanggilku Tanin, mantan Raja Naga sekaligus menjaga Dragon Mountain yang kau injak ini."

"Aku Uzumaki Naruto, hanya itu." Ini penting. Ia merupakan Shinobi, menyembunyikan identitas sama saja menjaga rahasia dari musuh, bahkan hanya dengan sebuah nama, membunuh mu bukan lagi mustahil karena apapun setiap tindakan selalu tercatat oleh sejarah.

"Makhluk yang kau lawan itu adalah Great Red, penjaga Dimension Gap, tidak satu pun makhluk mampu memberikan perlawanan, jikapun dia ingin, membalikan Dunia bukan hal sulit, Gaki. Kau beruntung masih bisa hidup." Naruto tidak membalas. Makhluk terkuat kah? Apa Kurama termasuk di antara jajaran makhluk mampu bertahan dengan Great Red?

"Jangan samakan aku dengan Cicak itu, Naruto." geram pelan Kurama. Ia saat ini berbeda, bukan lagi Kyuubi dengan kekuatan pecahan dari ekor sepuluh, tentu saja dari segi power, Kurama merupakan yang terkuat di dunianya.

Naruto menepuk pelan kepala rubah besar itu. Ukurannya tidak lagi 100 meter, jauh lebih besar, mata Rinne Sharingan menyala dalam ruangan cahaya remang remang layaknya selokan, bulunya berwarna oranye masih sama namun yang membedakannya adalah ekor Kurama berjumlah 10, kekuatan dan besar tubuh Kurama layaknya Juubi perubahan pertama di Perang Dunia Shinobi ke 4. Naruto percaya, dari segi kekuatan murni, Kurama yang sekarang sudah cukup untuk mengalahkan makhluk bernama Great Red dalam pertempuran satu lawan satu.

"Kau nampak masih kesal nee, Kurama. Bukankah aku sudah berjanji akan membalikan apa yang sudah Naga itu perbuat, suatu saat kita akan mengalahkan nya." ujar Naruto yakin.

"Aku tidak ingin mendengar ketakutan dari mu, Naruto."

"Apa maksud mu, Kurama?" balas Naruto tertawa pelan, "Aku hanya lah manusia biasa, berbeda denganmu. Di dunia ini aku yakin tak seorang pun mampu mengalahkan mu?" tawa kecil Naruto.

"Tidak ada manusia biasa mampu merubah sejarah Bijuu, kau tahu. Astaga aku bahkan tidak habis pikir bagaimana kau melakukan hal segila itu." Naruto menaikan nada gelinya, ia masih tidak menjawab karena tau Kurama masih memiliki kata kata lagi, "Bahkan Ootsutsuki Kaguya sekalipun tidak bisa melakukannya, Rikudou Sannin hanya bisa membelah, tidak seperti mu."

"Artinya aku melebihi Kaguya, bukan begitu? Dewi kelinci hanya lah cangkang kekuatan, di banding Madara, Hantu Uchiha jauh lebih mengerikan kau tahu. Kuat bukan berarti hebat dan Madara mempunyai keduanya." Masih bersih di ingatan Naruto bagaimana sulitnya menghadapi Madara bahkan setelah ia memperoleh kekuatan Ashura sekalipun. Naruto yakin jika last boss Perang Dunia Shinobi ke 4 adalah Madara, ia tak yakin bisa menang dengan enggota tubuh masih utuh. Kekuatan Kaguya memang melebihi Madara, namun Madara mempunyai aspek yang mendukung seluruh kekuatan Rikudou.

"Madara menangis melihatmu yang sekarang, Naruto hahaha."

"Mereka yang hanya mengikuti sejarah tidak akan pernah mengubah dunia. Kuro Zetsu salah satunya, ia mengubah Dunia dengan memanipulasi sejarah walaupun harus kusesali dengan membunuh nya, ia terlalu berbahaya meskipun terlahir tanpa kekuatan apapun." Ingatan Naruto beralih ke sosok Nutrijell, penyebab dari setiap kerusuhan Shinobi.

"Jadi sekarang baik nya bagaimana? Nyatanya kita tersesat dan tak mungkin bisa pulang, setidaknya untuk saat ini." ujar Kurama.

"Jika keadaan mengharuskan kita tinggal, tidak apa apa, selama ini tidak merugikan kita." balas Naruto. Sebagai salah satu Shinobi pernah bermain dengan waktu, ia paham harus melakukan apa. Meskipun dunia saat ini ia pijaki lebih complex dari yang ia duga.

"Hahaha menarik, ngomong ngomong silahkan pergi dari sini, kau tampak mencurigakan di hadapan cicak ini, Naruto."

Tanin selesai menjelaskan. Jadi begitu, ini adalah Underworld, lebih tepatnya Mekkai. Seluruh Iblis dan berbagai macam keluarga Pillar tinggal dan hidup di sini. Ada pula Grigori, tempat Da-Tenshi bernaung. Tidak banyak yang Naruto tahu karena Tanin hanya menjelaskan dua tempat itu saja. Namun cukup, setidaknya ia bisa bertahan hidup sementara sebelum memulai mencari informasi lebih dan pulang ke dunianya.

"Melihatmu baik baik saja, aku semakin tidak yakin kau Manusia biasa, gaki." Maksud Tanin begini, Underworld adalah tempat paling berbahaya untuk Manusia biasa kecuali dalam kategori Manusia, rentu saja. Tekanan di sini jauh lebih berat dari dunia Manusia, seluruh dataran Underworld memiliki luas 3 kali lebih besar dari Bumi namun tidak sebaik dunia atas. Populasi Underworld saat ini tidak lebih dari setengah populasi umat Manusia bahkan setelah Akuma dan Da-Tenshi bersatu. Tanin tidak mau menjelaskan kenapa karena ia sadar pengetahuan itu tidak seharusnya di ketahui oleh Manusia.

"Kau salah, Tanin-san. Beberapa aura memang cukup menggangu, aku menggunakan salah satu kemampuan ku untuk bertahan." tolak Naruto, tentu dia berbohong. Tidak mungkin Manusia biasa bisa melakukan seperti yang Tanin katakan, ia memang tidak merasakan apa apa namun bersikap bagaimana seharusnya Manusia berada memang perlu untuk dirinya sendiri.

"Kemampuan mu? Cukup mengesankan namun biasa saja untuk kami, makhluk supranatural." Naruto membalasnya dengan senyuman, ya tanpa mengeluarkan apapun, bagi makhluk supranatural ini sudah biasa bahkan di tingkat terendah sekalipun.

"Jadi ini adalah Dragon Mountain, bukan? Tempat para di mana kau membawa Naga Naga dari dunia Manusia. Mau kah kau memberitahu ku di mana aku harus menemukan sesuatu yang bisa untuk bertahan hidup, tentu saja aku harus pulang ke dunia atas."

Untuk beberapa saat, Tanin terdiam. "Kau bisa pergi ke utara dengan menuruni gunung, kau lihat di sana." Tanin menunjukan sesuatu menggunakan jari telunjuk besarnya, "Itu adalah wilayah Gremory, dan tenang saja, semua yang kau lihat itu mengambil dari referensi dunia atas, tidak berbeda jauh dari kebiasan Manusia beraktivitas sehari hari."

Naruto mengangguk, setidaknya dia harus bersiap siap, Naruto tidak tau berapa lama dia tinggal di Mekkai. Jika ucapan Tanin-san benar, maka untuk ke dunia Manusia, Naruto harus melewati Dimension Gap mengingat tempat itu menghubungkan tiga tempat yang berbeda, setidaknya itulah yang Naruto dapat dari Tanin.

"Arigatou, Tanin-san. Semua informasi yang kau berikan sangat berguna untuk ku." kata Naruto membungkukan sedikit tubuhnya. Tanin tampak tidak peduli, Naga itu menatap Naruto pergi dengan mata yang memincing, 'Dia bukan Manusia biasa, sesuatu yang kuat dari dalam tubuhnya seakan akan memiliki symbol ketidak terbatasan, dia sangat berbahaya aku tahu meskipun mencoba menyembunyikan nya.' batin Tanin kemudian pergi dengan tanda tanya di kepalanya.

"Dia mulai curiga, Kurama. Ini tidak baik." ucap Naruto. Uzukage muda itu memiliki kepekaan di atas Manusia normal.

"Semua juga berpikir sama tentang nya, Naruto. Kau Manusia dari aura mu, mendengar informasi barusan, Mekkai bukan tempat biasa untuk Manusia." balas Kurama memberikan pendapatnya.

"Tapi melihat sifatnya, Tanin tidak akan memberikan berita yang tidak perlu untuk dirinya sendiri. Aku tidak akan bertindak gegabah, untuk sementara, mencari informasi satu-satunya jalan paling tepat mengingat kita tidak memiliki pengetahuan tentang sistem kekuatan dunia ini." Naruto pikir, Naga memiliki kesamaan dengan Bijuu dari kepribadian nya yang tidak mau ambil pusing selama tidak merugikan nya, Naruto beruntung karena makhluk pertama yang ia temui adalah Naga.

"Kita akan ke wilayah Gremory, setelah itu pergi ke wilayah lain bila perlu ke Grigori untuk menari informasi untuk pergi ke dunia atas, kau mengerti maksud ku bukan? Kurama." Naruto tahu Kurama merupakan Bijuu yang cerdas meskipun saat ini menggunakan bentuk lain, Kurama pasti mengerti mengingat makhluk itu telah mengenal Naruto bahkan sejak pertama kali Naruto melihat dunia.


-Gremory Territory-

8 jam telah berlalu. Wilayah pusat Gremory yang memiliki luas sama besarnya dengan pulau Jepang tampak ramai oleh para Akuma tengah melakukan aktifitas mereka, termasuk Uzumaki Naruto. Dia bergerak sembunyi sembunyi dari gang satu ke gang lain nya tanpa bisa di sadari oleh siapapun.

Meskipun begitu, Naruto tampak teramat santai untuk ukuran seorang Shinobi. Matanya bergerak liar hingga terkunci oleh Iblis sipil kebetulan berjalan melewati gang sepi. Naruto bergerak dengan kecepatan tinggi, menyeret Iblis tersebut lalu melakukan tugasnya.

Beberapa menit berselang, Naruto berjalan keluar gang dengan pakaian yang berbeda, tidak ada lagi setelan Jounin Uzugakure dan jubah kebesaran nya. Ia hanya menggunakan pakaian simple berupa jaket hitam berhodie lengan panjang dan celana jeans panjang, alasan sederhana berupa sepatu berwarna putih menjadi bagian terakhir untuk menyamarkan wujudnya saat ini. Ia tidak mau mencolok dengan pakaian yang menurutnya berbeda itu, bahkan aura Naruto jelas tersamarkan oleh aura Iblis yang Naruto ambil dari Iblis muda sebelumnya. Sempurna.

Naruto bisa saja menggunakan Henge namun terlalu beresiko, ketika ia menggunakan jutsu, otomatis kobaran cakra menyelimuti dirinya untuk mempertahankan wujud Henge. Mungkin Iblis sipil tidak terlalu bisa merasakan, namun tentu saja Iblis kelas atas bisa dengan mudah mendeteksi keberadaan Naruto dalam mode Henge dan merasakan bahwa dirinya merupakan Manusia, terlalu berbahaya.

Naruto menghentikan langkahnya, ia membaca sebuah brosur yang terletak di pintu masuk Minimarket lalu tidak lama kemudian Naruto menganggukan kepalanya mengerti, ia membuka pintu itu kemudian mencari sesuatu bisa menahan cacing sialan di perut nya.

Berbeda di Element National, di Mekkai menggunakan mata uang bernama dollar untuk bertransaksi, Naruto sudah mengerti setelah mempelajari brosur di depan, Uzukage muda itu memiliki kemampuan cepat mempelajari sesuatu.

"Ini berapa, Obaa-san?" tanya Naruto, di tangannya roti lapis dan sebotol air mineral menjadi pilihan untuk memberikan solusi atas unjuk rasa cacing di perut nya.

"Semuanya 2 dollar, anak muda." Bibi itu tersenyum. Naruto mengambil uang yang di tentukan kemudian melangkah pergi dengan sekantung makanan cepat saji di tangannya.

"Terima kasih telah berbelanja." Hanya senyum kecil yang Naruto berikan sebelum tanganya mendorong pintu minimarket tersebut. Ia menarik hoodie jaket hingga hanya bagian mulut yang terlihat.

"Ngomong ngomong, ini bagaimana aku memakannya?" Naruto tambah menggerutu sebal bagaimana Kurama menertawakan dirinya. Hei ayolah, roti lapis dengan sayur sayuran di tengah dan daging panggang tidak pernah ada di Element National.

Naruto mengabaikan kekehan kecil dari Akuma Akuma di sekitarnya, respon lucu melihat Uzukage muda itu bergelut dengan roti lapis justru nampak menggemaskan untuk di pandang lama lama. Beberapa menit berselang makan sambil berjalan, Naruto mengelap wajahnya penuh akan saos itu, terlalu sibuk dengan urusan pribadi hingga ia tidak menyadari seorang wanita berjalan anggun berlawan arah darinya.

Dan terjatuh.

Perempuan berambut silver menggunakan pakaian Maid. Jiwa Naruto sebagai laki laki langsung merespon membereskan beberapa benang benang wol dan beberapa jarum mengabaikan tatapan tidak percaya dari perempuan di hadapannya. Semua Naruto masukan ke dalam kantung kecil entah apa yang ingin di gunakan wol ini, ia tidak peduli kemudian tersenyum tipis setelah pekerjaan nya selesai.

Hoodie yang menutupinya secara otomatis terbuka di saat Naruto ingin jongkok, rambut merah, mata blue sapphire, dalam Base mode, inilah Naruto sebenarnya. Keturunan Uzumaki murni kebanyakan memiliki rambut merah dan mata violet, tapi mengingat Naruto setengah Namikaze, matanya mengikuti keturunan sang Ayah.

Grayfia, perempuan atau bisa di sebut wanita itu menerima begitu saja plastik penuh berisikan gulungan benang wol dan jarum, ia memang tidak jatuh ketika menabrak Naruto, namun seluruh belanjaanya menjadi korban. Namun saat ini Grayfia seakan akan melupakan barang barang nya, pikiran kosong hanya menatap lurus senyum simpul Naruto tengah meminta maaf.

Ia tidak berkedip sedikitpun, pikiran-nya masih membedakan kenyataan dan ilusi, dan ketika Naruto melewati wanita itu, kepalanya seakan terhantam oleh beban puluhan kilo gram untuk menyadarkan nya.

"Tu-tunggu..."

Semua terlambat, belum sempat Grayfia menyelesaikan kata katanya, Naruto sudah tidak ada di jalur nya. Pemimpin Uzushiogakure itu telah menghilang secara misterius, meninggalkan perasaan tak menentu istri Lucifer saat ini. Tidak percaya, dengan cepat menghilang tertelan oleh aura merah maron. Grayfia teleportasi dengan tergesa gesa.

Beralih ke Naruto, membetulkan posisi hoodie nya. Ia melompat dari bangunan satu ke bangunan lain tanpa bisa di lihat oleh orang lain. "Wanita tadi berbahaya, mungkin mencoba menyembunyikan seluruh kekuatan ke batas nol tapi aku jelas bisa merasakan wanita itu mempunyai kapasitas sekelas Kage."

"Pergerakanmu saat ini justru tambah mencurigakan, Naruto." terang Kurama. Ia sudah terlihat selayaknya Assassin.

Naruto menegakan tubuhnya, saat ini berdiri di atas bangunan super besar dengan model futuristik Eropa abad pertengahan, lebih mencolok dari bangunan di sekitarnya. "Dengan kekuatan seperti itu, seharusnya dia bisa dengan mudah merasakan aura manusia ku meskipun sudah berusaha menyamarkan nya." Naruto tidak tahu system kekuatan dunia yang ia pijaki, tidak mustahil jika ada yang mengetahui penyamarannya.

Karena ketidaktahuan itulah, Naruto tidak menyadari jika sistem keamanan bangunan yang ia gunakan sebagai tempat pijakan terselubung oleh Kekkai, bukan Kekkai biasa, lebih tepatnya berguna selayaknya radar dan secara otomatis memberitahukan pembuatnya jika ada seseorang tidak di undang memasuki wilayah kastil, nama tempat itu.

Dan benar saja, "Kau ceroboh, Naruto." tutur Kurama menyeringai menyeramkan. Tidak lebih dari 2 detik setelah Kurama mengutarakan pendapatnya, tebasan pedang dari arah belakang hampir saja memenggal Uzumaki Namikaze itu. Pelakunya seorang pria berusia sekitar 25 tahun tengah berdiri gagah setelah tebasan pertama berhasil Naruto hindari dengan membungkuk dan salto ke belakang.

"Simpan ucapan mu untuk nanti, Kurama." Karena tidak memerlukan alasan khusus untuk bertarung, Naruto meloncat jatuh ke bawah meninggalkan pria berpedang itu yang bersiap mencoba mengejar Naruto. Kakinya menapak ke halaman kastil, kemudian Shunshin ke arah perkebunan samping kastil tetapi pria dengan pedang sebagai senjatanya memiliki kecepatan tidak masuk akal.

Tebasan lain berhasil Naruto hindari, wajahnya masih bersembunyi di balik hoodie. "Assassin kah? tidak ada satupun penyusup lolos setelah memasuki wilayah ini, kau tahu." Okita Souji berniat menciutkan nyali Naruto.

Namun apa yang Okita harapkan sungguh di luar ekspetasi, Naruto tidak menjawab. Ia mengeluarkan kunai cabang tiga dan kunai biasa di tangan kanannya. Naruto sudah siap bertarung jika di perlukan, wajah Naruto di balik hoodie tidak menunjukan ekspresi apa apa, selain ketenangan yang luar biasa.

Naruto melemparkan kunai cabang tiganya. Kunai biasa sudah bersiap untuk memulai debut nya pertama kali di dunia ini. Yang perlu Naruto lakukan ada mencoba mengobservasi musuh lalu mengalahkan bila perlu atau pergi jika mempunyai kesempatan. Sekali lagi, Naruto tidak mempunyai alasan untuk bertarung.

Okita menaikan alisnya bingung, namun tidak lama kebingungan itu terjawab. Iris nya melebar sempurna tidak percaya, Naruto bergerak secepat cahaya menghunus kan kunai nya ke leher Okita membiarkan kunai Hiraishin melewati mereka begitu saja. Naruto menyeringai tipis, bukan dari satu hal saja, tapi ada maksud tersembunyi lainya.

Begitu ujung kunai Naruto hampir mengenai leher Okita, kesatria itu bergerak lebih cepat menyamping membiarkan tusukan kunai mengenai udara kosong. Okita sudah menyiapkan serangan balasan, Okita memang cukup terkejut dengan serangan kecil ini, satu kunai mencoba mengalihkan perhatian, sedangkan Naruto bergerak secepat kilat membawa serangan kedua. Okita memberikan respect kepada Naruto meskipun sangat si sayangkan, penyusup tidak di biarkan begitu saja dan Okita bertugas untuk membunuh atau menangkap Naruto.

Itulah kira kira pikiran Okita, namun sungguh sangat di sesalkan, karena tujuan Naruto bukan menyerang, melainkan melarikan diri. "Apa!" Mengejutkan, belum saja Okita mengayunkan pedangnya. Naruto sudah muncul 50 meter tepat di mana kunai cabang tiga tertancap. Inikah rencana Naruto untuk melarikan diri, biarlah musuh mencoba berpikir jika tujuan Naruto menyerang sehingga titik serangan musuh mengendur karena mencoba memfokuskan untuk bertahan. Kunai Hiraishin di biarkan begitu saja melewati Okita dan ia mengendurkan serangan Okita sehingga dapat dengan mudah Naruto melakukan Hiraishin. Keberuntungan Naruto karena musuh tidak mengetahui cara kerja Hiraishin.

Naruto tahu musuhnya memiliki kecepatan tinggi, maka dari itu Naruto harus bergerak lebih cepat. Naruto bersiap melakukan Shunshin tapi serangan lagi memaksa Naruto untuk melompat mundur menghindari sihir kegelapan dari seseorang tengah terbang di atasnya, lingkaran sihir kembali menyala lalu serangan berikutnya membombardir Naruto meskipun sang Shinobi mampu membaca semua serangan, hasil nya tidak main main, perkebunan Gremory telah berlubang di berbagai sisi.

"Semua semakin runyam saja." ujar Naruto pelan. MacGregor Mathers, nama pria yang menyerang Naruto membabi buta. Satu saja serangan mengenai Naruto, ia yakin tidak akan bersih setelahnya meskipun bisa saja Naruto keluar dari situasi ini dengan Rikudou Mode atau Ashura Mode atau bahkan menjadi Jinchuuriki Juubi sekalipun, namun Naruto sadar hal itu akan memperkeruh keadaan.

Terakhir kalinya Naruto melakukan salto, Naruto menarik dahinya bingung kenapa serangan berhenti hingga suara Kurama memperingati Naruto. "Di sampingmu, Naruto." Peringatan itu agak sedikit terlambat, meskipun Naruto telah menyilangkan tanganya, ia terpental oleh tinjauan tangan besar dari seorang pria setinggi 2 meter memancarkan aura tidak mengenakan bagi lingkungan sekitar.

Pillar yang menangga kokoh kastil Lucifer berlubang menenggelamkan Naruto di dalamnya, jika pukulan tadi mengenai manusia biasa mungkin ia tidak akan selamat, seluruh tulang tulang nya terasa remuk, sialan, itu tadi menyakitkan.

Tanpa di perintang pun Kurama melakukan tugasnya dengan baik, Naruto mengusap darah di sudut bibirnya, ia menunjukkan seringai tipis. Seluruh luka di tubuhnya telah sembuh total, Kurama selesai melakukan yang seharusnya.

"1 vs 3 ya, kalian benar benar menjengkelkan." guman pelan Naruto, sebelum benar benar keluar dari reruntuhan, Naruto kembali menutupi wajahnya menggunakan hoodie, itu perlu di lakukan agar orang lain tidak mengetahui identitasnya. Setelah keluar dari situasi ini, Naruto akan aman jika wajahnya tidak di kenali oleh satupun Akuma di sini.

Naruto telah di kepung, tiga Akuma berkekuatan setara Kage di hadapan Naruto saat ini.

"Kenapa kau bisa menyusup ke kastil ini?" tanya Okita, dia mewakili kedua rekannya. Apalagi Okita mendapatkan tugas dari Sirzechs untuk menangkap penyusup yang satu ini.

"Aku pikir dia bisu, dia tidak mau bicara, Souji. Mungkin dengan sedikit pelajaran mampu membuka mulutnya." Pria besar bernama Surtr Second menimpali, dia sudah menyiapkan tinjunya.

"Aku sempat merasakan salah satu kemampuannya berani bersumpah jika orang ini mampu melarikan diri dengan mudah, Surtr. Berhati hatilah." bantah Okita, pria itu telah menyiapkan pedang nya.

"Pesan dari Sirzechs-sama adalah, tangkap hidup hidup atau bunuh jika di perlukan." MacGregor ikut menambahkan, Bishop Lucifer itu adalah bantuan jika Okita tidak mampu melakukan tugasnya, sedangkan keberadaan Surtr tidak di sengaja.

Naruto tidak memperdulikan ucapan ketiga orang di depannya, dua kunai cabang tiga telah kembali di tanganya, dengan strategi baru, Naruto yakin ia bisa lolos itupun jika suara baru menginterupsi kan Naruto untuk mengagalkan serangan dan kabur.

"Aku tidak menyangka penyusup itu semenarik ini, bahkan mengharuskan tiga bidak ku untuk menjatuhkan mu." Ternyata Sirzechs melihat semuanya. Naruto semakin mengeratkan pegangan kunai nya, sensor nya mengatakan jika Akuma baru saja bergabung sangat lah berbahaya, kekuatannya melebihi tiga Akuma yang menyerang Naruto baru baru ini. Jika di perlukan, mungkin Naruto akan menggunakan Bijuu Mode jikalau Naruto harus di paksa bertarung. Ia merutuki rubah bodoh di kepalanya cuman tertawa mengejek, ya pertarungan seperti ini pasti membawa nafsu membunuh rubah itu untuk bertarung.

"Diamlah rubah tua!"

"Ghahaha apa kita akan menghajar mereka?"

"Dengan persentasi 10% mungkin, 90% nya akan ku gunakan untuk kabur. Seperti sebelumnya, setelah kita mendapatkan informasi, kita akan kembali dan membalas jauh lebih dari ini."

"Tsk, kau tidak asik, Naruto." Uzumaki itu kembali membalas dengan tawa mengejek padahal situasi tidak mendukung untuk sekedar bercanda ria.

Bulatan kecil Horobi no Chikara terbentuk di telapak tangan Sirzechs, kekuatan penghancur di tingkat abnormal itu melepaskan petir petir hitam merah crimson mengenai lantai keramik dan hancur menjadi ketiadaan. Ruin The Extinct, teknik mengerikan yang membawa Sirzechs ke level Super Devil melebihi para pendulunya, ketiga bidak nya menengguk ludah kasar, Naruto tidak akan selamat bahkan meski ukuran Horobi no Chikara hanya sebesar bola kasti. Sungguh kekuatan yang mengerikan, Naruto tau itu maka ia tidak membiarkan dirinya tergores sedikitpun.

"Seperti kata Souji-kun tadi, kau terlalu berbahaya dengan kecepatan mu, aku tidak bisa mengambil resiko dengan menangkap mu hidup hidup." tutur Sirzechs. Naruto tidak takut meskipun lawanya memiliki kekuatan yang tidak bisa dibilang cemen. Naruto telah menghadapi Madara Rikudou Mode, Obito Rikudou Mode bahkan awal mula terbentuknya Ninshu, Ootsutsuki Kaguya dan keluar sebagai pemenang, melawan empat makhluk tidak lebih kuat dari tiga mantan musuh Naruto di atas, ia yakin mampu mengatasi semuanya, tanpa adanya pemenang.

"Apa boleh buat." hela napas Naruto. Dia memasukan kedua kunai Hiraishin nya. Tangan Naruto membentuk handseal tiger, secara berlahan Naruto menarik cakra murni Kurama dalam mode Kyuubi membuat ke empat musuhnya menaikan kewaspadaan mereka, terutama Sirzechs berniat melepaskan Horobi no Chikara sekarang. Udara tertekan, kekuatan Naruto berlahan meningkat drastis, jauh dari Naruto dalam base mode, jilatan jilatan jingga berlahan lahan mulai terbentuk di sekitar tubuh Naruto.

"Tunggu... "

Suara kembali mengintrupsikan mereka berlima, terutama Sirzechs dan para bidaknya. Mereka jelas mengenal suara itu, sang ratu kehancuran Underworld, Grayfia Lucifuge muncul dari balik sihir teleportasi Gremory. Wanita itu memasang wajah tidak dapat di mengerti oleh semua orang, bahkan Naruto berniat mencoba kabur setelah ia merasa ini saat nya, semua orang lengah oleh kedatangan Grayfia.

Belum sempat Naruto memulai gerakan, hoodie jaket nya telah di buka oleh Grayfia, sedangkan tangan kanannya di tahan tidak membiarkan pergi.

Serangan Naruto berniat melukai Grayfia secara mendadak berhenti, Naruto terkejut melihat ekspresi sendu Grayfia dan usapan lembut di pipinya. Perasaan aneh menjalar di hati Naruto, perasaan itu hanya muncul sekali selama ia hidup, yaitu ketika bertemu dengan Kushina, ibu kandungnya. Aneh sekali, Naruto tidak melawan oleh perlakuan Grayfia kepadanya, kunai senjata untuk menyerang si Lucifuge terjatuh begitu saja.

Air mata jatuh menelusuri pipi porselin itu, Grayfia menatapnya dengan mata sudah berkaca kaca justru membuatnya semakin bingung, terutama perasaan ini, apa apaan?

"Kau Naruto kan? Naruto-kun ku."

TBC or Stop?

Yaa aneh banget, saya Newbie, maaf kalo Kaku nulisnya, senpai. Terima kasih.