Do You Really

Do You Really?

Summary: Sasuke selalu suka sama Sakura, kekasihnya. Tapi akhir-akhir ini tiba-tiba dia plin-plan dengan perasaannya, padahal dia dan Sakura sudah merencanakan sesuatu yang besar. Sequel to First Surprise. SasuSaku!

Disclaimer: I DO NOT OWN ANY OF THIS THINGS! Noh, puas? Request-an-nya odol grape dan dedicated to odol hebal. Dia bilang nyang First Surprise endingnya nge-gantung. Makanya, di sini mau aku 'clear' semuanya. Tentang 'I DO NOT OWN ANY OF THIS THINGS' itu, sebenernya engga' niat dari dalem ati. Aku pengen punya Kiba en Naru...!!

Sebelum ke cerita, mari kita (kita? Lo aja kali gue engga) balas review-review di First Surprise:

Sora Aburame: Makasih.. Ini sequelnya. Baca ya..!

Do You Really?

CHAPTER 1: After That Night

Hujan turun dengan derasnya. Tak ada satupun bintang menampakkan dirinya malam itu. Walau hujan terus mengguyur Konoha, tapi matahari terus bersinar bagai Haruno Sakura. Ia sedang menatap layar hape-nya. Ia tersenyum lebar. Sangat lebar hingga sepertinya rahangnya hampir copot. Ia baru mengalami malam terindah sepanjang masa. Walaupun berakhir dengan kehujanan, toh itu lebih baik. Ia teringat akan kejadian beberapa jam yang lalu, ketika ia masih ada di hutan Asamanokawa.

Flashback

Sakura & Sasuke sedang duduk di atas sebuah batu tinggi, memandang air terjun yang jatuh ke bawah dari puncak gunung. Mereka duduk dalam diam. Seperti biasa, tak tahu haru bicara apa. Tapi kemudian, Sakura yang buka mulut.

"Sasuke?"

"Hn?"

"Hoh.. kukira kau mati, tak ada suaranya dari tadi," kata Sakura menghela nafas.

"Apa yang kau maksud dengan 'mati'? Kau mau aku 'mati'?" tanya Sasuke.

"Eh, tidak sih. Mana mungkin aku mengharapkanmu mati!" Tanpa sengaja, terbesit kata 'mati' di pikirannya. Ia kelepasan.

"Oh, baguslah kalo' gitu," kata Sasuke.

"Iya," jawab Sakura.

Muka mereka berdua memerah. Mereka diam lagi (kalo' ada Tsunade, pasti tu anak 2 udah dikemplang kali). Walaupun mereka menatap ke arah yang berlawanan, tangan mereka masih bergenggaman, satu sama lain.

Tiba-tiba, Sasuke melepaskan genggamannya dan melompat turun. Sakura tak mengerti kenapa ia melakukan itu. Setelah sampai di bawah, Sasuke duduk bertumpu pada satu kakinya. Sakura kira ia akan melamarnya. Tapi mereka kan baru pacaran 1 tahun??

"Sakura, turunlah," kata Sasuke, sukses melepaskan khayalan Sakura.

"Eh?"

"Ayo, turun aja. Ga' apa-apa kok," kata Sasuke.

"Tapi, gaun-nya.."

"Ga' pa-pa. Nanti aku bilang kamu kepeleset. Mereka pasti ga' bakal marah," jawab Sasuke sambil tersenyum. (Ayo, herbal! Bayangin Sasuke senyum yang.. menurut elo kawaii!)

Melihat senyuman Sasuke yang..yah..gimanaaa gitu..Sakura akhirnya turun.

Mereka akhirnya maen air selama kurang lebih 2 jam (aye ngitung gityu loch!).

Setelah puas, mereka akhirnya pulang. Gandengan tangan lagi! (Maap ya, herbaaaaaaalll...!!)

Ketika mereka sedang berjalan pulang, tiba-tiba Sasuke berkata, "Mau ga' 2 taun lagi kita nikah?"

Sakura menoleh padanya. Kaget. Mukanya me-rebus. Sasuke hanya diam. Sepertinya ia keceplosan atau gimana, mukanya merah menahan malu. Akhirnya Sakura hanya menjawab sepatah kata, "Mau!"

End of Flashback

Sakura menatap pada sebuah foto berbingkai hati. Di dalam bingkai berwarna pink-ungu tersebut terdapat fotonya sedang bersama Sasuke. Sakura tersenyum. Tapi kemudian ia menguap. Ia melihat jam. Sudah jam 11. Ia masih agak belum ngantuk jadi ia putuskan untuk menulis diary.

Dear diary,

Hari ini, tanggal 15 April 2008, adalah hari bersejarah untukku dan Sasuke! Hari ini tepat 1 tahun kami jadian! Awalnya kami lupa, tapi kemudian Godaime mengutus kami untuk sebuah 'misi'. Ia mengirim kami ke hutan Asamanokawa untuk membawa geng "Kekkai" ke Konoha. Tapi ternyata Ichi, anggota "Kekkai", memberitahu kami kalau misi itu ternyata bohongan! Benar-benar! Akhirnya Ichi menyuruh kami untuk pulang, kamipun pulang. Sampai di desa, ternyata mereka sedang menyiapkan sebuah pesta. Untuk kami! Kemudian mereka membawa kami ke Ichiraku Ramen. Udah didekorasi seperti restoran Prancis! Menunya-pun... plok, plok, plok!! Keren! Teman-teman juga menukar baju kami menjadi baju pesta. Bagus sekali, aku masih menyimpannya. Ketika kami sudah selesai makan, Sasuke membawaku ke sebuah air terjun di dalam hutan Asamanokawa! Kami kemudian main air disana. Di perjalanan pulang, dia berkata, "Mau ga' 2 taun lagi kita nikah?". Percaya tidak dia berkata seperti itu?? Seorang Sasuke Uchiha berkata seperti itu?! Senangnya!

Tentu saja. aku jawab, "MAU!". Aku tak sabar menunggu 2 tahun lagi! Ini sudah jam 11:06, aku harus tidur. Bye!

Dia pun menutup buku diary-ku dan terlelap.

--

Hari sudah pagi. Tapi Sakura tidak merasa bahwa ketika ia bangun, ia dalam ruang lingkup jam 7:30. Langit gelap, mendung. Tidak ada burung yang berkicau pagi hari itu. Tak ada satupun. Ketika bangun, hal pertama yang Sakura lakukan adalah membuka HP-nya. Ia sering melakukan itu ketika bangun tidur, untuk melihat apakah ada pesan baru atau tidak. Ia membuka HP-nya. Ada beberapa pesan dari teman-temannya. Tapi ada 1 pesan yang menangkap matanya (haaah?? Nangkep mata?!). Pesan itu berasal dari no. 08561827xxx, nomor HP Sasuke. Sakura segera mengklik pesan tersebut. Ia membacanya perlahan.

"Sakura, selamat pagi. Sudah bangun? Aku cuma mau tanya itu doang. Keluargaku (klan Uchiha masih hidup semua. Lengkap, kap, kap! Dan Itachi anak baik.) hari ini mengadakan 'Hari Bersih-Bersih Nasional'. Kami harus membersihkan seluruh area rumah, mungkin sampe jam 12. Tapi klo kmu telepon, aku bakal angkat. Klo kmu udah baca pesan ini, telepon ya, abis tadi aku telpon ga' diangkat. Masi tidur?"

Sakura segera keluar dari pesan itu. Ia melihat daftar missed call. Ada Sasuke, batin Sakura. Ia berdehem dan segera memencet nama Sasuke (nelpon).

TUUUT...TUUUT...

"Halo?", terdengar suara Sasuke di seberang telepon.

"Sasuke? Kau masih bersih-bersih?" tanya Sakura langsung.

"Iya, nih. Tapi untung hari ini mendung. Tapi, sayang juga sih kalo' mendung... kan bisa-bisa entar ujan," jawab Sasuke.

"Oh... Eh, tadi pas kamu telpon aku masih tidur. Maaf ya..." kata Sakura.

"Ga' papa kok. Lagi kan aku telponnya kepagian," jawab Sasuke.

"Sasuke! Bantu aku sini!" teriak seseorang ditempat Sasuke.

"Iya! Eh, aku harus pergi. Itachi mau aku bantuin dia ngecat pager. Dah.."

"Daaah... Ngecat-nya yang bener ya, jangan belepotan," kata Sakura sambil menahan tawa.

"Iyee.. Udah ya, daaah.."

"Daah.."

PIP!

Sakura menutup HP-nya. Ia memandang keluar jendela sebentar. Langit masih gelap. Ia berpikir, mungkin keluarga Uchiha terlihat bodoh sekarang, bersih-bersih disaat mendung. "Hihihi..." Sakura tertawa sendiri. Ia kemudian meregangkan tubuhnya dan keluar kamar untuk mandi.

--

Sasuke sedang mengecat pagar rumahnya. Warnanya pink muda. Ia tak tahu mengapa orang tua-nya memilih warna ini tapi ia sedikit berterima kasih pada mereka. Ketika melihat warna pink muda yang sedang dicat ke pagar olehnya, ia teringat akan seorang gadis. Gadis berambut pink muda. Gadis ceria yang dulu ia sebut sebagai "Forehead girl" (sekarang pun kadang-kadang ia menyebutkannya, tapi didalam hati. Takut digampar). Gadis yang ia cintai dari dulu. Gadis yang baru 'dilamar' olehnya kemarin malam. "Tunggu, lamar? Apa benar yang kemarin itu bisa disebut lamaran?" tanya Sasuke dalam hati. Ia menggelengkan kepalanya, berusaha mengeluarkan semua yang ada di pikirannya. Ia kemudian terdiam sesaat, menatap kakaknya yang sedang mengecat dengan hikmatnya, kemudian melanjutkan mengecat. Tapi kemudian ia berhenti mengecat pagar. Ia berpikir, kenapa akhir-akhir ini dia selalu saja mencoba menepis pikiran apapun tentang pacarnya itu. "Well, buka akhir-akhir ini, tapi dari kemarin malam. Kenapa ya?" tanya Sasuke dalam hati. Ia bingung dan heran pada dirinya sendiri. Mungkin Sakura tidak begitu memperhatikannya. Masih memikirkannya, ia kembali mengecat pagar.

--

Sakura memutuskan untuk menengok Sasuke setelah sarapan. Setelah mandi, pakaian dan pake aksesoris (deodorant, parfum, de el el), Sakura turun ke bawah. Dibawah, ia melihat ibunya sedang menumis dan ayahnya sedang minum kopi. "Selamat pagi ayah, selamat pagi ibu," kata Sakura memberi salam sambil menarik kursi berseberangan dengan ayahnya.

"Selamat pagi, Sakura-chan," jawab orang tua-nya serempak.

"Hari ini kita makan apa, bu?" tanya Sakura.

"Oh, hari ini kita makan kreasi baru ibu. Sushi-Celup-Goreng-Bakar-Rebus!!" kata ibunya semangat.

"Sushi Cengo Reng Rong Baka Rhobus?" tanya Sakura dan ayahnya bersamaan.

"Ih! Sushi-Celup-Goreng-Bakar-Rebus! Kreasi baru ibu tuh!"

"Oh ya? Gimana makannya? Kaya'nya ribet bener?" tanya ayah Sakura.

"Gampang lagi! Tinggal 'leb'! Maksud ibu, tinggal 'haup'!"

Sakura dan ayahnya masang tampang bingung bin cengo.

"Aduuuh.. maksud ibu tuh ya, ibu udah nyiapin sushi bakar, sushi rebus dan sushi goreng. Tinggal celup ke wasabi ato saos apapun deh!" jawab ibu Sakura.

"Ooooooooooooooooooooooooooooohhhhhhhhhhh..." kata Sakura dan ayahnya. Mulut mereka membentuk bulatan besar.

"Iya!"

"Tapi, emang ada gitu sushi direbus-rebus, digoreng-goreng, dibakar-bakar? Sushi kukus aja Sakura 'lom pernah denger,"

"Ya adalah! Ini ibu lagi nge-goreng! Pokoknya, tunggu aja deh!"

"Cepetan ya, udah laper neh!" kata ayah Sakura.

3 menit kemudian...

"Taddararaaaaaammmm..."

"Paan neh?" tanya ayah Sakura dan Sakura bersamaan.

"Sushi-nya bedon!" jawab ibunya. Ni ibu kejem amet ya? Masa' anak ama suami sendiri dibilang bedon?

"Oooooooooooooooohhhhhhhhhhhh..." sekali lagi mereka berdua bilang begitu.

"Ayo! Tunggu apa lagi? Ayah udah laper nih! Itadakimasu!"

"Selamat makan!" kata Sakura dan ibunya bersamaan.

Nyam...nyam...nyam...

"Hmm.. enak juga,"

"Apa kan ibu bilang?"

"Enak banget! Apalagi pake wasabi-nya!" kata Sakura sambil nyelupin sushi-nya ke wasabi didepannya.

"Siapa dulu dong! Ibu!" kata ibu Sakura sambil nepok dada.

"Eh, ibu. Sakura nanti mau kerumah Sasuke. Sasuke dan keluarganya lagi kerja bakti. Sakura boleh bawa ni makanan kan? Lumayan buat promosi.." kata Sakura merayu.

"Terserah deh. Yang penting Sushi-Cengo-Reng-Rong-Baka- maksud ibu, Sushi-Celup-Goreng-Bakar-Rebus ibu terkenal!"

"Terserah deh..."

Setelah kenyang sarapan, Sakura mengeluarkan sepeda pink-nya dan meletakkan kotak makanan berisi sushi-celup-blah-bleh-bloh itu kedalam keranjang sepedanya. Kemudian ia mengayuh sepedanya keluar rumah.

Di perjalanan, ia melihat beberapa pasangan asyik jalan berdua. Gandengan tanganlah, yang rangkul-rangkulanlah, yang apalah, yang apalah. Sakura agak sedikit iri. Ia sedikit berharap turun hujan dan menyingkirkan semua pasangan itu dari jalan. Langit masih gelap tapi hujan belum turun. Petir-pun tidak ada. Ketika melewati Ichiraku Ramen, ia teringat akan percakapan dengan Sasuke kemarin malam. "Apakah itu bisa disebut lamaran?" tanya Sakura dalam hati. Mukanya memanas. Ia menggelengkan kepalanya, membiarkan semua pikiran tentang itu keluar. Ia tersenyum dan mengayuh sepedanya lebih cepat.

Sampai di rumah keluarga Uchiha, terlihat sepasang anak laki-laki sedang main kejar-kejaran. Mereka berdua tertawa dengan riangnya. "Ah, itu Sasuke dan Itachi! Sepertinya mereka senang sekali" batin Sakura. Ia kemudian masuk ke pekarangan rumah Uchiha.

"Permisi,"

Nyonya Uchiha menengok ke arah pagar.

"Sakura! Selamat pagi, nak. Ada apa kemari?" tanya Nyonya Uchiha ramah.

"Saya ingin bertemu dengan Sasuke. Oh, saya juga ingin mengantarkan ini. Ibu saya baru membuat kreasi baru dengan sushi. Namanya sushi-celup-goreng-bakar-rebus," kata Sakura tersenyum.

"Oh, terima kasih, nak. Sasuke ada disana, sedang bermain dengan Itachi. Saya kedalam dulu ya,"

"Terima kasih, tante," jawab Sakura. Ia melangkah menuju tempat dimana Sasuke dan Itachi berada, sedang tertawa-tawa.

"Kalian berdua tampaknya sedang bersenang-senang," kata Sakura.

"Sakura! Sedang apa kau disini?" tanya Sasuke kaget.

"Aku datang mengantar sushi kreasi terbaru ibuku. Jadi ceritanya aku ga' boleh kesini lagi?" tanya Sakura.

"Bukan, aku... Kukira kau bakal dirumah. Mendung gini," kata Sasuke, bangun dari duduknya.

Itachi yang sejak tadi menatap mereka berdua dengan tampang seceng-cengo-nya, langsung bangun dan berkata,"Ah, sushi! Aku harus liat dan bantu ibu! Aku suka sushi! Makasih ya, Sakura-chan!" Lalu ia berlari masuk rumah, meninggal Sasuke dan Sakura sendirian.

"Sini," kata Sasuke menepuk rumput disampingnya, menyuruh Sakura duduk. Sakura-pun duduk. Mereka duduk dibawah pohon rindang. Udah mendung, ditutupin pohon rindang pula! Mirip di gudang bawah tanah, remang-remang (emang lampu?)!

"Jadi..." kata Sasuke.

"Jadi?" tanya Sakura balik.

"Engga jadi deh," kata Sasuke. Ia ingin menanyakan Sakura tentang 'lamaran' itu tapi dia malu. Akhirnya cuma jadi 'jadi-jadian' deh.

Di dalem rumah, Itachi dan orangtua-nya udah gigit jari. Gregetan banget liat tuh sepasang manusia 17 taon! (Ya ga' usah diliatlah, mbak!)

"Ayolah, Otoutou!" semangat Itachi dari dalam rumah.

Di halaman...

Masih dieeeeemmm...

"Sa-sasuke?"

"Hn?"

"E-engga jadi deh!" kata Sakura, memalingkan mukanya. Sasuke rada 'retarted' ngeliat ceweknya kaya' gitu. Akhirnya ia jadi ngomong sendiri didalem ati. "Brani ga' ya? Brani, engga, brani, engga, brani.. Tapi kan ada mamih-papih di rumah! Mana ada aniki lagi, yang terkenal dengan mulut 'tong bocor'-nya! Tapi akhirnya dia mikir lama. Lamaaaaaaaaa... banget! Ampe pingin author ganti bohlam diatas kepalanya. Akhirnya..

"Sakura."

"Hm?"

Tiba-tiba Sasuke menarik Sakura kedalam sebuah pelukan. Sakura mau mangap, tapi ga' bisa. Di dalem rumah, penghuinya lagi sorak-sorai.

"HOREEEEE...!! PAPIH, KITA BERHASIL!!" teriak Nyonya Uchiha, Mikoto.

"IYA, MIH! KITA BERHASIL!!" teriak Tuan Uchiha, Fugaku, ga' kalah norak en lebaynya ama istrinya.

"Berhasil apa?" tanya Itachi.

"Ada deeeeh... Makan sushi-nya ibunya Sakura dulu yok!" ajak Mikoto.

"Yok! Itachi, ikut ga?" tanya Fugaku.

"Ah, iya! Hehe... gue, Itachi, si raja 'tong bocor', bakal nyebarin ni gosip ke seluruh Konohagakure! Wuehehehe..."

"Apa yang mo digosipin? SasuSaku pelukan mah udah biasa kali?" tanya Fugaku.

"Tapi SasuSaku pelukan didepan aniki en papih-mamih-nya kan ngga biasa?" tanya Itachi dengan evil smirk-nya.

"Oh iya, ya!"

"Kalian! Sushi-nya udh mateng neh!" teriak Mikoto dari dapur.

"Tunggu, mih! Kaeknya bakal ada sesuatu yang seru deh. Itachi ambil hendikem dulu," kata Itachi.

"Papih ikut dong!"

"Mamih juga! Apaan, apaan?" tanya Mikoto sambil lari tegopoh-gopoh dari dapur. Maklum, buat omongan kalo' majlis ta'lim...

Di halaman...

"Sa-sasu-ke?" tanya Sakura dengan gagap (gempita!).

Tanpa banyak ngomong, Sasuke segera menunduk dan mencium bibir yang ada didepannya. Itachi udah siap hendikem dan langsung nge-shoot.

"MAMIH! PAPIH! LIAT, LIAT!!" teriak Itachi histeris. Mami papi-nya mah emang udah liat. Mata mereka berdua berbinar-binar.

"Pih, tau ga' apa artinya ini?"

"Tau, mih!"

"RENCANA B!" teriak mereka berdua.

"Rencana B?" kata Itachi bingung.

"Kamu bakal tau, anakku Itachi.." kata Fugaku sambil nepok pundak Itachi, berlagak sok dramatis.

"Iyalah apa. Tapi skarang Itachi mau nge-shoot mereka berdua du- yaaah... udah selse.. Papih! Mamih! Salah kalian neeeeh..!!"

"Kita ga' tau apa-apa loh.." kata papi mami-nya Itachi sambil ngeloyor pergi.

Di halaman...

"Sa-sasuke?"

Sasuke diam.

"Kau kenapa? Sakit ya?"

"Ti-tidak kok!"

"Kalau begitu kenapa kamu tiba-tia nyium aku?" tanya Sakura. Polos bener ya ni anak?

"Eh.. biasa aja kaleee..." kata Sasuke sambil berdiri.

"Sasuke!"

"Ayo! Kalo' kamu bisa ngejar aku, aku kasi tau kenapa!" Setelah itu diapun segera berlari.

"Sasuke!! Awas kau, ya!" kata Sakura. Ia kemudian berdiri dan mulai mengejar Sasuke keliling pekarangan rumah Uchiha yang luas.

CHAPTER 1 END.