Title : The Torment of Akatsuki

Rating : T for language and a little(?) Sexual content on the later chapter

Summary : Seorang penghuni RSJ dari negeri Jamban Kirihara Hisoka yang lebih seneng dipanggil Author dan beberapa kroni-kroninya yang ga kalah gila bakal bikin Organisasi Ninja criminal kelas S a.k.a Akatsuki yang terkenal itu stress setengah idup dengan segudang dare dan game seru!! Orang sableng vs Organisasi abnormal!! Penasaran sama hasilnya?? Baca aja!!!

Warning : sedikit banyak –Jadi yang mana?!- ada shounen-ai nya, tapi aman kok! Gajhe stadium akut, lebay tingkat tinggi, kegilaan yang amat sangat, Bahasa Nano-nano, OOC, OC, beberapa Cross-over chara!

Disclaimer : Naruto, Beauty and the Beast, Titanic, Jack Sparrow, dan One piece, semuanya bukan dan gak bakal pernah jadi milik saya!!

~~~~~~~~~~~~~~~O~~~~~~~~~~~~~~~

Author: (nangis bombay) "UWA!! Minna-san! Sori saya baru sempet update! Bulan Januari dan Februari, saya bener-bener sibuk sama yang namanya try out, kompetisi bahasa inggris sama berbagai tugas (sesat) dari sekolah nih! Ini aja saya udah nyuri-nyuri waktu hibernasi saya buat ngapdet fic ini, (ketauan banget boongnya) karena itu tolong maafkan saya! Kalian boleh gantung saya kok!!" (pasang tampang pasrah ala uke-kebelet-boker)

Akatsuki: (nyamperin Author sambil bawa-bawa tali kolor) "UWO! Ayo gantung dia!!"

Author: (ngelemparin akatsuki pake cimol –Author lagi kelaperan nih-) "Bukan kalian, dodol! Udah pergi aja lo semua sana, gue lagi bad mood nih!" (ngusir akatsuki pake garem –dikira lintah apa?!-)

Hana: (muncul dari dalem kulkas) "Udah dong! Kalo lo maen-maen mulu kapan mulainya nih?!"

Author: "Iya, iya! Oh, ya, saya juga mau minta maaaaaaaaaf buanget buat FINNruleTHEworld/Finnlovevodka karena saya ternyata gak bisa ngepost fic bleachnya! *digebukin sampe tepar* Gimana kalo kita bikin fic kolab aja? *puppy eyes* Yah, minna-san, daripada kebanyakan dragging, saya persembahkan cerita cacat super ngaco ini untuk para pembaca sekalian. Enjoy!"

~~~~~~~~~~~~~~~O~~~~~~~~~~~~~~~

Chapter 4b: The Beast and The Beast ?! Part 2

"Ka-kamu kan!" Teriak Belle dengan tampang nepsong sambil menunjuk-nunjuk Beast.

'Ke-kenapa nih anak?! Kok mukanya berubah horror gitu?! Apa jangan-jangan dia tau tentang rahasia gue?!' Batin Beast panik. Iler sudah mengucur deras dari tubuhnya - (Narator: *ill feel* "YAICKS!!") –

"Ka-kamu kan Zetsumanto! Buronan trantib yang katanya suka nyolong dan makan kolor warna ijo itu ya?!" Pekik Belle sok tau dengan semangat 45 yang membuat Beast langsung bergubrak ria.

"Dapet informasi gila darimana lagi lo?! Gue gak pernah nyolong kolor kok! Suer deh! Kalo kutang sih pernah!" Seru Beast membela diri yang langsung disambut oleh gebukan massal dari tetangga-tetangga Author yang kutangnya sering ilang. – WTF?! –

"Oh, gitu ya? Ternyata aku salah orang! Ehehe… Maaf deh" Kata Belle sambil memberikan wink yang dijamin bakal bikin Beast gak bisa tidur nanti malem gara-gara kejang-kejang.

"Ya udahlah, gak penting. So? Kamu itu siapa? Mau apa kamu ke sini?" Tanya Beast.

"Ah, iya! Kamu masih inget kan, laki-laki parno sesat nan gak jelas bernama Thomas yang nyasar ke sini kemarin? Malu dan berat untuk mengakunya sih, tapi yah, dia itu ayahku! Dan aku disuruh dia ke sini buat jadi istri kamu" Jelas Belle dengan santainya.

"Oh, iya ya! Kemaren ada orang gak jelas kaya gitu ya yang datang ke sini…" Gumam Beast sambil memperhatikan Belle dengan tampang nepsong, si Belle emang montok banget! Gak kalah montok dari Ade ray! Walau mukanya gak jauh beda sama preman bantar gebang sih…

Tapi ada yang aneh… kok ini anak kayaknya sama sekali gak takut sama Beast? Udah gitu mau-maunya lagi jadi istri dia! Padahal orang laen pasti udah ayan on the spot duluan kalo ngeliat tampang nistanya si Beast!

'Pasti ada apa-apanya nih anak…' Batin Beast penuh curiga, 'Pasti dibalik cadar buluk itu ada sesuatu!' Batin(gak jelas)nya lagi – (Narator: *swt* "Woalah, Beast, beast! Apa coba yang mau disimpen si Belle dibalik cadar buluk itu selain bibir jontor nan monyongnya??" *Narator dibakar Belle*)-

"Hallo?? Kamu dengerin aku gak sih?" Tanya Belle sambil mengibas-ibaskan tangannya di depan muka Beast.

"E-eh? Kenapa?" Tanya Beast yang tersadar dari lamunannya.

"Kamu jadi nggak ngejadiin aku sebagai istri kamu?" Tanya Belle lagi yang semakin menambah kecurigaan Beast. 'Niat amat nih anak!' Batinnya.

"Hmm, boleh, tapi kamu harus buka cadar kamu dulu!" Perintah Beast. Mencari kesempatan di tengah kesesatan.

"Eeh?! Harus ya?" Tanya Belle, tampangnya keliatan gak enak banget tuh, ah, tapi mungkin bagi Beast sih, se-gak enak apapun tampangnya, asal bisa dimakan sih pasti enak aja kali ya?

"Harus!"

'Ukgh… ya udah deh, demi uang…' Batin Belle sambil bersiap membuka cadarnya.

'Ekh?! Beneran bakal dibuka sama dia?!' Batin Beast kaget saat melihat Belle benar-benar bersiap untuk membuka cadarnya.

"A-aku buka nih ya!" Kata Belle terbata-bata, entah darimana lagu ayat-ayat cinta langsung berkumandang untuk mengabadikan momen bersejarah ini… - (Readers: "Bersejarah dari Hongkong!!") –

Beast hanya bisa H2C sendiri ala orang yang mau dihukum mati menunggu wajah sebenarnya dari wanita (apa laki-laki?) yang nantinya akan menjadi makan ma- eh… istrinya itu.

'Apa wajahnya mirip Rianti Catwright?! Atau Rhoma Irama?! Apa mirip Kakuzu?! – Ya iyalah!! - Atau malah mirip Michael Jackson?!' Batin Beast. Makin stress.

1 tahun kemudian… nggak ding, Cuma 12 bulan kemudian! – sama aja dudul! -

"AAH! Kelamaan lo! Keburu bangkotan nih gue!" Seru Beast kehabisan kesabaran. Wong si Belle daritadi udah ditungguin sampe busuk yang keliatan baru idung peseknya doang! "Lo niat gak sih! Sini biar gue yang buka!" Lanjutnya sambil mencoba menarik paksa cadar buluknya si Belle.

"Kyaa~! Beast-sama~! Dasar Muka Belang~! Jangan~!" Teriak Belle lebay sambil masang tampang uke-ketabrak-troton- andalannya.

"Oy, kakus! Kok lo jadi jijay gitu sih?! Jangan bikin gue keliatan kaya si oro-pedo dong!" Bisik Beast ke Belle yang lagi heboh beringas sendiri itu.

"Mau diapain lagi! Ini kan tuntunan peran! Gue juga gak mau begini dodol!" Bisik Belle yang langsung menuai lemparan kaos kaki dari Author.

"Beast-san! Belle-chan! Makan malem dan siap tuh!" Seru Tanaka dari atas genteng – KOK?! –

Mendengar kata makanan, Beast langsung meninggalkan Belle dan berjalan ke ruang makan – ya iyalah! Masa mau ke genteng?! -

'Ah, gue selamet!' Batin Belle sambil ngikutin Beast ke ruang makan. 'Makanan gratis, eike datang~!'

Tapi ternyata, tidak semua makhluk di dunia sarap ini yang mendapatkan kebahagiaan seperti Belle. Yah, contohnya ya, 3 orang sarap ini…

TOK, TOK, TOK!

"Hiiii~! A-a-ayah aja tuh yang buka!" Teriak Isabella panik sambil berusaha ngumpet di dalam kulkas.

"Ng-gak mau! Enak aja! Bellarossa aja tuh!" Tolak Thomas mentah-mentah sambil berusaha ngumpet di dalem koper – Serius deh mas! Mana muat?! –

"OGAH!!!" Teriak Bellarossa sambil terus nutupin mukanya pake bantal. – apa gunanya coba kalo badan lo keliatan?! –

"Yuhuu~! Thomas~! Eike dateng nagih utang nih~!" Seru Oro-pedo, berusaha membuat suaranya terdengar seimut mungkin, padahal aslinya mah, amit-amit cabang babi deh!!

'Gyaa~! Iblis pencabut keperawanan dateng!' Teriak trio malang itu dalam hati.

"Ki-kita harus cari cara buat bikin dia pulang! Coba aja kita bisa bikin dia berfikir kalo kita lagi gak ada di rumah… Tapi gimana nih?" Kata Thomas, mencoba mencari cara untuk selamat dari neraka dunia a.k.a Grepean Oro-pedo itu.

"Gi-gimana dong kak?!" Seru Isabella dari dalem kulkas – gak mati kedinginan apa nih banci?! –

"Oh? Itu sih gampang!" Seru Bellarossa sambil memberikan senyuman terbaiknya yang dikabarkan bisa membunuh orang-orang yang tampangnya kaya Dedi corbuzier sekalipun.

"Eh?" Tanya Isabella dan Thomas kompak, tumben banget tuh si Bellarossa otaknya jalan.

'Tapi kok perasaan gue gak enak ya?' Batin mereka.

"ORO-PEDO!! PULANG GIH! KITA LAGI GAK ADA DI RUMAH NIH!!!" Teriak Bellarossa dengan santainya, membuat mulut Isabella dan Thomas ternganga lebar. Sangking lebarnya, dipastikan tv berukuran 14 inch juga bisa masuk lho! – halah!! –

"Gyaa!! Dasar ikan!! Kalau begini, bukannya malah pergi dia malah bakal mendobrak masuk tau!!" Teriak Isabella sambil berlinang air mata. Thomas hanya bisa mengangguk pasrah sambil menulis surat cinta untuk si medit (a.k.a Belle) yang sebenarnya sudah ia cintai sejak jaman prasejarah itu… - (Thomas: *kalap* "NARATOR!! Bener-bener minta dikubur lo ya!!" Narator: *kabur* "Ugyaa~!!") –

"Oh… gitu ya? Ya udah, kalo orangnya lagi gak ada, saya dateng lain kali aja deh!" Seru Oro-pedo sebelum beranjak pergi.

"He-heh?! Dia beneran percaya?!" Teriak Isabella dan Thomas kompak untuk yang kedua kalinya. Mereka bener-bener gak nyangka kalo sebenarnya si Oro-pedo ternyata sebodoh itu!

"Tuh kan, berhasil!" Seru Bellarossa bangga dengan dirinya sendiri atas perbuatan konyolnya yang (anehnya) berhasil itu.

"Ternyata kau hebat kak!" Puji Isabella sambil memberikan pelukan dingin untuk kakaknya itu. Kenapa dingin? Wong dia abis dari kulkas! – halah! -

"Yah, dia memang hebat…khukhukhu…"

"Ya, iya lah! Anakku gi-!" Thomas tak bisa melanjutkan kata-katanya saat ia menyadari bahwa suara fals nan mencekam tadi bukan berasal dari kedua anak angkatnya. "O,o…"

'Oh, jashin-sama… please jangan bilang kalo di belakangku sekarang udah ada tuh siluman uler pedopil…!' Batin Thomas sambil berkomat-kamit gajhe. Namun, doa sesat dari orang sesat ini terbukti tidak dikabulkan oleh dewa sesat yang dipujanya saat dirasakannya dua buah tangan sesat memeluknya dari belakang – (Readers: "Sesatnya gak kebanyakan tuh?") -

"Hai, Thomas sayang~! Merindukanku???" Bisik Oro-pedo di telinga Thomas, membuat Thomas dan Author (yang nulis nih kata-kata nista) kebelet mati.

"K-k-k-kenapa l-l-l-l-lo bisa ada di sini?" Tanya Thomas tergagap-gagap ala Aziz gagap. Tampangnya sekarang gak jauh beda sama orang yang pake bedak ketebelan alias pucat pasi!

"Kenapa? Ya karena aku masuk dong! Kok kamu tambah bego sih?? Tapi aku tetep suka sama kamu kok! Khukhukhu…" Kata Oro-pedo, semakin mengeratkan pelukannya pada si malang Thomas.

'Hii~! Nenek-nenek mau mampus juga tau kalo lo bisa ada di sini karena lo masuk! Lagian, mendingan gue mati keselek biji duren deh daripada harus dipeluk sama makhluk semacem lo! Lepasin dong! Bisa kena rabies nih gue kelamaan nempel sama lo!!'

"Da-darimana lo bisa ma-masuk?" Tanya Thomas, berusaha mengulur waktu sementara dirinya berusaha mencari cara untuk meloloskan diri. Namun, setelah ia tidak juga menemukan jawaban, ia pun menengok ke arah anak-anaknya untuk mencari pertolongan.

'Woi, tolongin ayah do-!' Lagi-lagi Thomas tak bisa melanjutkan kata-katanya saat ia melihat kedua anaknya yang tidak lucu dan amit-amit itu sudah tidak ada di ruangan itu.

"Dasar anak-anak… DURHAKA! PENGHIANAT!!!" Teriak Thomas panik, air mata mulai jatuh bercucuran dari pelupuk matanya.

"Anak-anak kamu pinter ya? Tau aja kalo orang tuanya lagi butuh waktu sendiri. Khukhukhu…" Puji Oro-pedo, semakin mengeratkan pelukannya yang dari sananya udah erat banget itu ke Thomas.

"Butuh waktu sendiri dari jamban! Justru sekarang gue lagi butuh dukungan mental tau!" Protes Thomas, berusaha melepaskan diri dari pelukan Oro-pedo. "Gyaa! Jangan pegang-pegang!" Teriak Thomas saat tangannya Oro-pedo mulai berkelana ke tempat-tempat yang tidak menyenangkan…

"TIDAK!!!"

Dan suara teriakan kematian Thomas itu pun terdengar sampai rumahnya pak SBY di bogor sana…

Sementara itu, di suatu tempat yang aman…

"Maafkan aku yah, aku terlalu cakep buat mati konyol di tangan makhluk kaya gitu…" Isak Isabella. Memeperkan ingusnya pada baju buluk Bellarossa yang sedang menulis nama ayah mereka di atas sebuah nisan.

"Yah, semoga pengorbanan arwah ayah kita bisa diterima di sisi dewa Jashin, dewa sesatnya itu…" Ujar Bellarossa sambil memeluk nisan yang bertuliskan 'Thomas bin abu rokok'.

Mereka terdiam sebentar untuk mengenang jasa-jasa ayah mereka sebelum…

"Terus, setelah ayah… siapa yang mau jadi korban?" Tanya Isabella, memecah keheningan.

Mereka pun terdiam lagi sampai…

"Lo!" Teriak mereka kompak sambil menunjuk satu sama lainnya.

"Kok gue?! Enak aja, Lo!" Teriak mereka lagi, dua-duanya sama-sama tidak punya niat untuk mengalah.

"Lo harus ngalah dong sama kakak lo!"

"Ada juga, kakak kali yang harus ngalah sama adiknya! Kok malah kebalik sih?!"

"Apa?!"

"Gak ada siaran ulang, hiu tengik!"

"Apa lo bilang, teroris kesiangan?!"

Setelah beberapa kali berdebat, saling cakar, berguling-guling, bercanda tawa(?) namun masih belum juga menemui kesepakatan, akhirnya mereka pun memilih jalan tengah,

"Belle!!!" Seru mereka kompak lalu ber-high five bersama.

"Kalo kita bisa bikin dia pulang ke sini, pasti utang kita bisa lunas dan kita berdua gak bakal jadi mangsa empuk buat si oro-pedo!" Seru Bellarossa sambil terus berjoget ria, tidak memperdulikan wajah pengen muntah adiknya.

"Tapi, gimana caranya kak? Gak mungkin dia mau pulang ke sini lagi! Dia kan udah hidup bahagia di mansion mewah itu!" Seru Isabella berusaha untuk tidak muntah melihat kelakuan kakaknya itu.

"Tenang aja! Kakak punya ide kok!" Seru Bellarossa dengan kepedean yang bahkan bisa menyaingi kepedean America atau Prussia dari Hetalia sekalipun.

"Yah… semoga aja kali ini kita tidak berakhir tragis…" Gumam Isabella, sama sekali gak yakin kalau otak kakaknya yang agak (sangat) bodoh itu bisa memikirkan rencana yang brilliant untuk menyelamatkan nyawa mereka.

Sementara itu, Belle…

"HUACHUU!" Bersin Belle. Tepat di wajah Beast dan Tanaka yang sedang berdiri di depannya.

'Kayaknya ada orang kaya yang lagi ngomongin gue nih! – Gak mungkin!! – Apa penagih utang ya?' Batinnya. Sama sekali gak memperdulikan Beast yang telah megap-megap di depannya.

"BWUAH!! APA-APAAN SIH LO?! GAK SOPAN BANGET!!!" Protes Beast. Berusaha memeperkan ingus Belle yang ada di mukanya ke baju Tanaka.

"Hah, walaupun anehnya minta ampun., di saat-saat begini gue bersyukur didesain pake topeng sama bang Masashi!" Gumam Tanaka lega. Namun, berubah panic saat melihat majikannya berusaha memeperkan wajah belepotannya itu ke bajunya, "Wua! Beast-san! Jangan meper ke Tanaka dong! Baju Tanaka mahal tahu! 10ribu dapet 12!" Protes Tanaka, mencoba menjauh dari Beast.

"Mahal dari jamban! Lagian itu kan property boleh ngutangnya si Author! Sini lo! Jangan kabur!" Protes Beast, mengejar Tanaka keliling meja makan ala Tom and Jerry.

"Ya, ya whateverlah! Aku makan duluan ya!" Seru Belle sambil dengan santainya duduk di salah satu kursi dan mulai memakan hidangan yang disajikan oleh Tanaka.

"Woi! Enak banget lo! Udah kaya rumah sendiri aja! Emang lo pikir ini salah siapa hah?!" Teriak Beast pada Belle sambil membersihkan mukanya dengan kain kafan, nggak deh, kain lap.

"Ya salah Author lah! Nyam nyam. Kan dia yang buat ini fic nggak jelas!" Seru Belle yang masih terus makan dengan lahap tanpa rasa berdosa. Tidak memperdulikan Beast yang langsung mengambil celurit dan bersiap memutilasinya.

"LO! Tanaka, minggir lo! Biar gue jadiin dia makan malem gue!" Seru Beast, berusaha menyingkirkan Tanaka yang menghalanginya untuk melakukan perbuatan criminal.

"Wa! Eling Beast-san! Eling! Kalo dibunuh sekarang, kutukan Beast-san gak bakal bisa ilang!" Seru Tanaka berusaha menenangkan Beast. Tapi, langsung diam saat menyadari bahwa ia mengatakan sesuatu yang seharusnya tak ia katakan.

"Ssst! Dasar bego! Gimana kalo nanti dia jadi penasaran?!"

"Kutukan? Hmm, whatever lah! Emang gue pikirin! Enak juga nih daging! Daging apaan nih?" Tanya Belle pada Tanaka.

"Ada ya Heroine yang sifatnya cuek bebek kaya gini?" Gumam Beast, menghela napas.

"Oh itu? Itu daging tukang kebun tetangga sebelah! Tadinya sih Tanaka mau beli daging kuda nil, tapi dagingnya udah abis! Jadi Tanaka pake yang ada aja deh! Enak kan?" Jawab Tanaka dengan polosnya, tidak memperdulikan wajah Belle yang langsung berubah warna jadi hijau tosca – dikira cat tembok?! - setelah mendengar jawabannya.

'Daging manusia buat gantiin daging kuda nil?! Dasar pelayan gila!!' Batin Belle. Namun, tetap tidak memuntahkan makanan laknat itu gara-gara mubazir. – (Narator: *Ill feel* "Justru lo yang lebih gila, medit!!") -

"Oi, Tanaka! Kalo kamu masak daging manusia kaya gini, aku jadi gak bisa makan kan! Gimana sih?!" Bentak Beast.

"Oh iya ya! Beast-san kan udah gak boleh makan itu lagi ya? Tapi Beast-san bisa makan kulitnya kan?" Saran Tanaka, sambil mengambil kulit manusia mentah dari dalam dapur -YAIKS!!!-

'Huek! Siapa sih yang mau makan kaya gituan selain Sumanto sama kekasihnya si Zetsumanto itu?!' Batin Belle. Mukanya lagi-lagi berubah warna menjadi polkadot. – (Belle: *sewot* "Sekalian aja abis ini lo bilang muka gue berubah jadi pelangi!" Narator: "Ehehe, niatnya emang gitusih!") -

"Oh, iya ya! Ahahaha!" Ucap Beast sambil mengambil sepotong kulit dan memakannya.

'Ralat! Di depan gue ada satu orang sarap yang mau makan!! Ampun deh! Kok nih fic jadi kaya acara fear factor gini sih?!'

"Belle-chan? Kok gak dimakan? Masakan Tanaka gak enak ya?" Tanya Tanaka dengan ekspresi sesedih mungkin. Walaupun gak bakal ada yang ngeliat gara-gara dia pake topeng gitu sih. Yah, hanya tuhan yang tahu… - (Readers: *Nimpukin Author* "Apa sih?! Gajhe deh lo!") -

"Yah, enak sih… - Sekarang siapa cobayang kanibal?! – Tapi siapa coba yang mau makan kaya ginian?" Jawab Belle, memasang ekspresi sejijik mungkin. – ( Narator: *pasang tampang lebay* "Please deh, Bel! Tanpa harus masang tampang jijik, muka lo emang udah menjijikan dari sananya kok!" *Narator dimakan Belle*) –

"Aku mau kok! Dan tadi juga kamu makan kan?" Kata Beast, masih terus mengunyah makanan tak layak makan itu layaknya makanan itu layak dimakan.

"Ukh… jangan ingetin gue…"

"Tapi, untuk makan malam hari ini, Tanaka Cuma punya daging ini! Kalo Belle-chan mau makan yang laen, kamu harus beli di warteg deket kuburan Jerman sana! Dan makanan di sana nggak murah lo!" Jelas Tanaka yang langsung membuat Belle terdiam. Otak meditnya berfikir keras.

Kira-kira inilah yang ada dalam pikirannya…

Rumus Hukum medit by Belle alfa edison

Persamaan A) Harus beli=Keluar duit

Persamaan B) Nggak murah=mahal

Mencari kerugian:

Persamaan A+B) Keluar duit + mahal = Tekor Bin melarat

Setelah menemukan jawaban dari Teori nista buatannya sendiri, Belle pun langsung berteriak, "SELAMAT MAKAN!!" dan melahap semua makanan nista yang ada di meja.

'Yah… semoga aja nih orang yang gue makan gak kudisan, kalo nggak mahal nih biaya ke rumah sakitnya!' Pikirnya. Dasar mahkluk sarap!

Dan Belle pun melewati malam itu dengan santai tanpa memikirkan bahwa esok, nasib sial akan menanti dirinya…

(A/N : Sebenarnya saya pengennya chapter ini cukup sampai di sini aja. Tapi, karena saya udah ngaret update… lanjut dong! kemon kang~!)

Esoknya…

"Kamyu kamyu kamyu laghi~! Rindyu rindyu rindyu laghi~! Ikh~ Sebel~!" Terdengar suara fals nan alay milik Belle dari arah kamar mandi. Ia sedang bersalto(?!) dan berjoget ria di dalam kamar mandi sambil memakai sabun.

- (Belle: "Lho?! Kok lo tau sih gue lagi ngapain?! Lo ngintip gue ya?! Dasar mata keranjang! Hidung belang!" *namparin Narator* Narator: *sewot* "Yeeh! Siapa juga yang mau ngintipin lo! Itu kan emang tugas narator buat memberikan penjelasan buat pembaca!" Author: *grin* "Tapi intinya lo tetep ngintip dia kan?" Narator: "Ukh…" *Narator tepar digebukin massa*) -

"Belle-chan! Ada tamu buat kamu tuh!" Seru Tanaka, kali ini dari dalam bak mandi.

"Gyaa! Kok lo bisa muncul dari situ?! Lagian… tamu buatku? Siapa lagi tuh? Kalo itu Rentenir, lintah darat, tukang tagih utang, tukang minta-minta, tukang es krim, atau tukang sol sepatu, mendingan usir aja deh!"

"Eh, bukan semuanya kok! Yang dateng tuh tukang sampah! Udah ya, Tanaka mau ikut rapat butler se-kota jamban dulu ya! Nanti telat nih, udah ditungguin sama yayang Sukarni soalnya! Bye~!" Kata Tanaka sebelum menghilang dengan misterius – halah! –

'Ngapain tukang sampah nyariin gue?' Batin Belle kebingungan sambil bergegas memakai bajunya dan berlari ke pintu mansion untuk membukanya. Dan benar saja, ada seorang tukang sampah di sana.

"So? Kamu ada urusan apa nyariin aku? Kamu bukan penagih utang yang nyamar jadi tukang sampah kan? Soalnya kalo iya, dijamin pas pulang nati lo pasti udah tinggal nama!" Kata Belle, sambil mengacungkan golok ke lehernya tuh tukang sampah.

"Da-damai coy! Peace! Gue bukan rentenir kok! Gue ini cuma sekedar tukang sampah keturunan darah murni! – lo kira vampire apa ada darah murninya segala?! - Gue mau ngasih ini ke lo!" Ujar Tukang sampah itu sambil mengeluarkan sepucuk surat dari dalam gerobak sampahnya – surat ditaro dalem gerobak sampah?! WTF?! –

"Lo… Ngasih surat cinta buat gue?" Gumam Belle sambil terus memperhatikan surat yang dibawa tukang sampah itu.

'Amit-amit deh gue ngasih surat cinta buat banci macem lo! Kalo gue gak digosok pake kain sutera juga- ee… maksud gue, kalo gue gak disogok pake ayam goreng tulang lunak dan sapi lada hitam juga mana mau gue nganterin surat ini!' Batin si tukang sampah. Gak berani ngomong langsung demi keselamatan jiwa dan mentalnya.

"Bukan tau! Itu tuh surat dari kakak-kakak lo! Gue cuma disuruh nganterin doang!" Ujar si tukang sampah. – (Readers: "Emang sejak kapan tukang sampah nganterin surat?") –

"Hah?! Serius deh! Ngirim surat pake tukang sampah?! Emang mereka gak bisa nyewa jasa TIKI apa?! – bukan bermaksud promosi lho! – Lagian teknologi kan udah maju! Hari gini gitu, masa masih pake surat! Kirim e-mail kek, sms kek!" Jelas Belle. Tampangnya udah kaya orang yang lagi orasi promosi hp aja tuh!

"Emang lo punya hp?" Pertanyaan si tukang sampah membuat Belle terdiam.

"…Enggak"

'TOLOL!'

"Ee… ya udahlah, karena tugas gue udah selesai gue mau kerja dulu ya!" Seru si tukang sampah sebelum beranjak pergi membawa gerobak sampah kesayangannya.

"Apaan ya isinya?" Gumam Belle sambil membuka surat yang ada di tangannya.

Isi surat Belle:

Dear, Belle

SOS! EMERGENCY! Kemarin Oro-pedo dateng dan sekarang Ayah jadi sakit jiwa! Dia gak berhenti kejang-kejang! Kamu harus segera pulang! Katanya ayah, kalo dia gak ngeliat muka medit kamu sekarang juga, dia bakal mati mengenaskan! Terus ayah juga bilang kalo ayah udah nemuin brankas tersembunyi yang kamu sembunyiin dalem jamban lho! Please, cepet pulang! Nyawa ayah dipertaruhkan!

With love,

Kakak-kakakmu yang keren-keren

Setelah membaca surat dari kakak-kakaknya itu, Belle pun langsung masuk ke dalam mansion dan berjalan ke kamar Beast, "BEAST!!! AKU MAU NGOMONG!" Teriak Belle sambil mendobrak masuk ke kamar Beast yang sedang bermesraan dengan tanaman bonsainya itu.

"Wua! Kok lo seenaknya masuk ke sini sih?! Udah muka lo kaya orang yang abis kecurian lagi! Mau gue makan lo ya?!" Protes Beast pada Belle yang telah menggangu saat-saat romantis miliknya.

"Aku mau pulang!!" Pekik Belle.

"Hah?! Kenapa?!" Tanya Beast bingung karena gak ada duit gak ada tukang kredit(?), si Belle tiba-tiba minta pulang.

'Apa jangan-jangan dia tau ya kalo gue berniat buruk sama dia?!' Batin Beast panik

"Nih, baca surat dari kakak-kakakku!" Ujar Belle, memberikan surat dari kakaknya ke Beast. Beast pun membaca surat itu…

"Udah tau kan, kenapa aku mau pulang?" Tanya Belle pada Beast yang telah selesai membaca surat miliknya.

"Ya ampun… aku gak nyangka kalo kamu itu berbakti sama orang tua… Ya udah deh, kamu boleh pulang! Tapi Cuma 3 hari lho ya! Kalo nggak, lo bakal gue makan nanti!" Ujar Beast.

'Bukannya kalo gue balik tepat waktu juga lo bakal tetep makan gue ya?' Batin Belle.

"Ya udah deh, kalo gitu, aku pulang dulu ya!" Seru Belle sebelum beranjak pergi dari mansion Beast. Tidak memberitahu Beast bahwa sebenarnya yang ia khawatirkan bukanlah ayahnya melainkan brankas miliknya yang ditemukan sang ayah. Dasar anak medit durhaka!

'Brankas sayang~! Bertahanlah~! Mama akan menyelamatkanmu dari tangan bejat ayah sekarang~! Wait for me bibeh!!' Batin Belle sambil terus melesat menuju kediamannya nun jauh di sana – halah! –

Sementara itu, di suatu kapal pesiar mewah bernama Titanus…

"Muahahaha! Sawah ini telah kubajak!" Teriak seorang laki-laki yang berpenampilan ala perampok, eh… perompak sambil menginjak-nginjak seorang laki-laki yang dari pakaiannya diketahui adalah seorang kapten kapal.

"Woi, Kapten! Bukan sawah, Ten! Kapal!" Seru salah seorang anak buah orang yang dipanggil kapten tadi. Yah, sebut saja namanya Ojan…

"Ten, ten! Lo kira gue Ten-ten?! Lagian, sawah sama kapal beda-beda dikit lah!" Balas si kapten, gak mau kalah.

'Beda dikit dari Hongkong! Gak lulus SD berapa taun sih nih orang?!' Batin si Ojan.

"Woi, sa-sarap! Si-siapa sih lo?!" Kata si kapten kapal yang daritadi diinjak oleh si kapten perompak dengan tergagap-gagap. Siapa coba yang gak tergagap-gagap kalau dijejelin sepatu boots yang gak dicuci-cuci sampai 3 tahun lamanya?!

"OMG! Masa lo gak tau siapa gue?! Denger ya! Kalo bisa, catet sekalian! Gue Jack separo! Bukan setengah, bukan juga sebagian! Perompak terganteng seantero Jamban city! Muahahaha!" Jelas Jack, si kapten perompak lebay, sambil tertawa laknat.

"Te-terus mau lo apa ke sini?" Tanya si kapten kapal lagi, membuat Jack terdiam.

"Justru itu gue lupa gue mau ngapain ke sini!" Jawab Jack sambil garuk-garuk kepala, membuat si kapten bersweatdrop ria.

"Kapten! Nenek-nenek lagi boker juga tau kali kalo perompak tuh kerjaannya ngebajak kapal! Cari harta karun gitu!" Ujar anak buah Jack lainnya yang diketahui bernama Uri itu.

"Oh, iya ya! Ahahaha!" Jawab Jack sambil masih terus menggaruk kepalanya yang emang gatel gara-gara banyak ketombenya itu.

"Kok bisa-bisanya sih kita punya kapten sarap kaya dia?" Bisik Ojan ke Uri.

"Au, azab illahi kali!" Jawab Uri, masih berbisik.

"Nah, sekarang! Serahin kapal lo ke gue!" Perintah Jack sambil mengacungkan pedangnya ke kapten malang itu.

"Dengan ini, gue bakal merebut one piece dari si kanibal Beast sialan itu! Tunggu kedatangan gue, Beast!" Seru Jack sambil mengepalkan tangannya ke udara.

Kira-kira bagaimanakah kelanjutan cerita The beast and the beast yang semakin lama semakin tidak jelas ini?! Nantikan kelanjutan kisahnya di chapter 4c ya!

~TBC~

~~~~~~~~~~~~~~~O~~~~~~~~~~~~~~~

Author: (tepar di jamban) "Finally it's over!"

Hana: (nyikut Author) "Over dari Hongkong! Apa-apaan tuh ada Jack separo sama Titanus segala di sini?!"

Author: "Ya… biar tambah gokil aja gitu! Oh, ya Readers! Sebenarnya ide Jack separo sama Titanus itu diambil dari drama yang saya pentaskan di sekolah lho! Sumpah, jadinya lebay banget!" (promosi nih ceritanya!)

Hana: (sigh) "Halah, apa sih yang gak lebay kalo berhubungan sama lo?!"

Author: "Oh, ya! Di chapter yang lalu dan sekarang, saya memang sengaja belum memasukkan Ita-put, Konan sama Sasori, karena mereka akan muncul di chapter 4C! Dan Buat yang menanyakan apakah saya anggota Akai Tsuki, jawabannya adalah ya! Saya yang jadi Konan dan Russia di sana! Dan saya juga mau berterima kasih buat semua anggota Akai alias Kumohira Thobari Durrandal, Finnlovevodka/FINNruleTHEworld, Velonica, Okane=Money=Duit=Kakuzu, Hichigo Shirosaki, Kamui Shiro, Tsukishiro^^, dan Chibi-tan, yang telah meluangkan waktunya untuk mereview fic gajhe ini! I love you all~! Tidak lupa juga untuk semua readers lain yang telah mau mereview atau setidaknya membaca fic saya^^! Terus dukung saya ya! Sampai jumpa di update-an berikutnya! Do Svidaniya~!"

Special thanks for:

Kumohira Thobari Durrandal, Finnlovevodka/FINNruleTHEworld, Velonica, Okane=Money=Duit=Kakuzu, Hichigo Shirosaki, Kamui Shiro, Tsukishiro^^, Chibi-tan, Kirazu Haruka, Miku-chi~, L changes the world!!!, xxx Cross D Yukito xxx, sasutennaru, Uchiha Ry-chan, Kyuuichi Azurin, Romantica Lovers!, Aglaea Dhichan, lana kazamasa, Moonlight ravens, Kimi-chan, Sou-chan, Matur Nuhun!, Goodxboy=Tobi, Haibara kawaii, ~Fujoshi~, Uchiha Nirmala-chan, nasakelova, kazuka-rizu ichirunatsu23, SasuNaruIsLove!!, Monkey D orang utan, Amu-chi, Little Devil-kun, Douwata is in the air~, Badboy sheva, Sessio Momo, JermanxItaly, 4clover, Hikaru Kitazawa, NaruNarurin, Eikaru Mercado, TurQuoise Sky, tensh_kyuubi, Rozen, Sellena, Asuka Hitsugaya, khekhekhe, Hizuoka kanami, YURI-chan, Asuka Hitsugaya, , aikocchi

Mind to review again?