Summary : Aku pernah bertanya seperti ini, "Manusia yang mati akan dibimbing oleh shinigami ke soulsociety, kalau shinigami yang mati dia akan kemana Rukia?", sekarang aku tahu jawabannya-HATI.

Rated : T

Genre : Friendship/angst

Pairing : IchigoXRukia


A Fic For Nakama no Monogatari Challenge

Bleach by Tite Kubo

Hujan di Bulan Juni by Sapardi Djoko

***

AME

..Ni-chan d`Sorayuki`s Present..


Hujan di Bulan Juni

Tak ada yang lebih tabah dari hujan di bulan Juni

dirahasiakannya rintik rindunya

kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak dari hujan Juni

dihapusnya jejak – jejak kakinya

yang ragu – ragu di jalan itu

Tak ada yang yang lebih arif dari hujan bulan Juni

dibiarkannya yang tak terucap

diserap akar pohon bunga itu


Sosuke Aizen. Kini Soulsociety telah mengubur nama itu dalam ingatannya. Iblis perebut hogyoku sekaligus pemacu peperangan sengit antara warga Soulsociety dan Hueco mundo itu saat ini memang telah tiada. Perang memang telah berakhir, menjadi kenangan dan sejarah yang tidak akan terlupakan walau semuanya perlahan – lahan akan terhapus oleh sang waktu.

Ya, perang memang telah berakhir setahun yang lalu. Semuanya selesai. Walau begitu hollow tidak akan pernah bisa musnah begitu saja. Tugas shinigami pun masih berlanjut setelah perang itu berakhir. Sama halnya seperti kehidupan. Kehidupan akan terus berlanjut walau semua takkan bisa kembali normal seperti sedia kala. Butuh waktu yang cukup lama dan bertahap untuk mengubur semua ingatan pahit tentang perang, buth proses yang cukup panjang untuk itu, atau tidak sama sekali. Karena pada kenyataannya ingatan pahit itu tetaplah kenangan. Tetaplah masa lalu yang nantinya akan menyongsong hari ini dan masa depan.

Yah…itulah perang. Terkadang karena itu, ada sesuatu yang tidak bisa terlupakan, ada sesuatu yang tidak akan bisa kembali. Ada sesuatu yang hilang, ada sesuatu yang harus dikorbankan dan yang terpenting dari semua itu adalah, ada sesuatu yang kini sudah diwariskan padaku – HATI


Aku melangkahkan salah satu kakiku keluar rumah. Aku terdiam. Berhenti berjalan dan menengadah ke langit. Kulihat gumpalan – gumpalan awan hitam menghiasi langit saat ini, disertai kilatan – kilatan cahaya tanpa suara. Sepertinya hujan akan turun. Ya, hujan yang sangat kubenci. Aku termenung, memandangi jalan di depan rumahku. Tempat pertama kali saat aku menjadi seorang shinigami pengganti. Suatu hal yang merubah hidupku sampai sekarang.

"Bukan shinigami, namaku Kuchiki Rukia."

"Begitu, aku Kurosaki Ichigo. Kita berdoa saja semoga ini tidak menjadi perkenalan kita yang terakhir."

Tiba – tiba aku mengingat kembali percakapan saat itu. Percakapan sederhanaku dengan Rukia. Perkenalanku pertama kali dengan orang yang merubah hidupku. Hidupku yang awalnya biasa saja-siswa SMA yang bisa melihat hantu- hingga menjadi seorang shinigami pengganti. Awalnya aku memang membenci pekerjaan ini, bagaimana tidak? Siapa yang mau bertempur dengan makhluk menjijikan bernama hollow? Tapi, lama – lama itu semua berubah begitu aku berteman dengan Rukia. Gadis shinigami bodoh yang rela mentransfer kekuatan shinigaminya padaku, walau dia tahu bahwa itu semua akan membahayakan hidupnya. Tekadku berubah, yang awalnya aku ingin 'membalas budiku' padanya, menjadi 'ingin melindungi' semua orang yang kuanggap berharga.

'bip...bip..bip...'

Aku tersentak mendengar bunyi itu, bunyi yang menandakan bahwa tugasku sebagai shinigami pengganti pun dimulai. Segera aku kembali ke rumah, tepatnya ke dalam kamarku. Aku mengambil soul candy di sakuku, menelannya dan keluarlah wujud shinigamiku, dengan zanpakutou setinggi badan yang cukup berat dan besar ini. Kemudian kuraih boneka berisik yang slalu menemaniku setiap hari di kamar ini. Ku keluarkan mod soul yang ada di boneka beruang itu secara paksa. Kemudian, ku masukkan ke dalam mulut tubuhku sendiri yang saat ini sedang tersungkur di bawah kasur.

"Bueh... ohok ohok, pelan – pelan bisa kan Ichigo?" protes mod soul mesum yang sekarang berada dalam tubuhku itu.

"Berisik Kon, aku harus pergi, kuserahkan yang di sini padamu," kataku dengan posisi yang sedang bersiap – siap melompat dari jendela kamarku.

"Ada hollow lagi ya?" tanyanya seraya menatapku.

"Pastinya bodoh," jawabku seadanya.

"Hati – hati Ichigo, di luar hujan dan kau ingat kan ini hari apa?" raut wjah bodoh itu berubah menjadi sedikit sedih di mataku. Aku terdiam sejenak dan menatap lurus ke depan, melihat rintik – rintik hujan yang maish belum terlalu deras di luar sana. Kupejamkan mataku sejenak, kemudian cepat – cepat kubuka kembali.

"Tentu saja aku ingat," kataku tanpa melihat ke arah Kon dan segera pergi menuju tempat dimana hollow itu berada.


Hollow itu menyerangku dengan tentakelnya. Aku memang berhasil menghindar, tetapi aku tidak punya kesempatan sedikitpun untuk membalas. Hingga akhirnya aku mendapatkan timing yang pas. Aku mengayunkan pedangku dalam satu garis lurus yang sama dengan tempat dimana hollow itu berada. Cukup dengan satu serangan ini, aku akan menghancurkannya.

"Getsuga Tenshou....!!" teriakku penuh keyakinan.

Sebuah serangan berwarna hitam mengenai tepat di bagian kepala hollow itu, memotongnya menjadi dua bagian. Hollow itu pun perlahan menghilang disertai suara raungan khas hollow, entah itu suara jeritan atau tangisan.


Aku menyusuri jalan menuju rumahku masih dalam wujud shinigami. Hujan masih turun, seolah mengingatkanku kembali pada sosoknya, memori tentangnya dan apapun yang ada pada dirinya. Aku berhenti berjalan. Kutatap sungai yang sedikit bergelombang karena hujan. Aku termenung sesaat, kemudian kualihkan pandanganku kembali ke jalan itu. Tidak terlalu ramai, karena saat ini memang sedang hujan. Memoriku tentangna kembali datang. Seolah ada suatu roda yang berputar di otakku. Roda yang memaksaku untuk memutar dan menuju ingatanku ke memori saat aku bersama dengannya di tempat ini, di jalan ini. Jalan yang selalu kulewati saat pulang sekolah bersama dengannya. Jalan yang penuh dengan kenangan dan makna.

Ya...aku memang merindukannya, merindukan senyumnya, meridukan tingkah bodohnya dan merindukan apa saja yang ada dalqm dirinya. Yah...aku rindu padamu Rukia.

~TBC~


Hujan di Bulan Juni

Tak ada yang lebih tabah dari hujan di bulan Juni

dirahasiakannya rintik rindunya

kepada pohon berbunga itu

Tak ada yang lebih bijak dari hujan Juni

dihapusnya jejak – jejak kakinya

yang ragu – ragu di jalan itu

Tak ada yang yang lebih arif dari hujan bulan Juni

dibiarkannya yang tak terucap

diserap akar pohon bunga itu



Hyaaa... Diawali dengan puisi dan diakhiri dengan puisi juga. Sebenarnya ceritanya emang gak nyambung sama itu puisi. Yah sebenarnya saya cuma mau memamerkan puisi Hujan di Bulan Juni karya Sapardi Djoko Darmo.

Huft...Yasudahlah, ini fic untuk Nakama no Monogatari Challenge. Pokonya REVIEW dalam bentuk apapun diterima, flame atau yang lain juga gak pa pa asal membangun

Yang penting REVIEW~

Ajo Klik Ijo - ijo di bawah ini!!