Kazuka : Heuheuu.... Si author sarap datang lagi dengan fic gaje-nya!!! *datang pake shunpo sambil bawa-bawa toa*
Yukina : akh... ribut buanget....
Kazuka : Loh, siapa yang ngundang kamu kesini?
Yukina : Yah elah, secara gue kan OC lo.... ya iyalah mesti muncul di karya kamu... *lirik2 kesel*
Kazuka : *sweatdrop* hoia, mau ngenalin OC saia dulu, namanya Yukina Himezuki..... orangnya cerewet, sama kayak saia.... *senyum iblis*
Yukina : Eh, apa lo? Berani buka rahasia gue? *siap2 bekap mulut kazu pake karung*
Kazuka : Hi...hiya.... Hn... ini adalah fic dengan crack pair! Kayaknya ini baru pertama kali yang bikin Soi Fon sebagai tokoh utamanya, ya gak Kii-chan?
Yukina : Kok manggil gue Kii-chan?
Kazuka : suka-suka gue dong....
Yukina : ah, whatever lah....
Kazuka : Trus, disini Soi Fon juga bakalan dapat pairing loo!!!
Yukina : Pairingnya adalah...... hmmph......
Kazuka : *bekap mulut Yukina pake selimut gambar SpongeBob* DIEM BEGOOO!!!! Rahasia perusahaan!!!
Yukina : Hiya.... bebapin bue buwu!!! (bebasin gue dulu!!!)
Kazuka : haduh, jadi kebanyakan bacot dah.... ini fic serius! bukan fic humor!! Saia gak bakat bikin humor!! *ngelempar selimut ke luar panggung -??-*
Yukina : udahlah... SELAMAT MEMBACA!!!
****I'm Not Yuri!****
BLEACH © TITE KUBO
I'm Not Yuri! © kazuka-ichirunatsu23
Matahari baru separuh menampakkan dirinya di garis horizon timur, namun perempuan berambut pendek itu telah menempuh separuh perjalanannya menuju sekolah. Wajahnya tersenyum, seolah menunjukkan sebuah kalimat, "Aku akan menjelang hari yang menyenangkan hari ini!".
Langkahnya terus terarah, hingga berhenti di sebuah tiang listrik, yah, mungkin bukan tempat yang wajar, tapi sangat strategis, untuk rencana mingguannya.
Hari ini hari Rabu, ia hafal betul hari ini adalah hari piketnya guru yang amat sangat dikaguminya. Jadi otomatis guru itu akan pergi ke sekolah lebih cepat, sehingga ia bisa mengikuti guru itu dari belakang, atau bisa sekalian berangkat bersama.
Mungkin bisa disebut penguntit?
Ya, bisa. Tapi ia punya alasan akurat untuk itu.
Simpel, ia sangat mengagumi guru olahraganya itu, sangat-sangat mengaguminya. Terlalu mungkin, bagi sebagian orang. Ia kagumi, pertama karena guru itu adalah pembimbingnya di bidang yang sangat ia sukai, kedua, guru itu sangat hebat, jauh melebihi dirinya dalam bidang itu, dan yang ketiga, ia pernah ditolong, dan membuatnya berubah dari seorang gadis kuper yang cupu, menjadi seorang gadis yang tangguh.
Guru itu, menurutnya, sangat-sangat hebat, pesonanya sampai bisa membuatnya terpana. Kehebatannya, tidak bisa ditandingi siapapun.
Dilihatnya, seorang perempuan berkulit hitam, dengan rambut ungu panjang yang terikat satu, keluar dari rumah sembari menutup pagar. Lalu memulai langkahnya.
"Keluarlah dari situ, Soi Fon, aku tahu kau disana." katanya, sambil terus melangkah.
"A.... Hn... Baiklah, Yoruichi-sensei....." gadis itu, yang tak lain adalah Soi Fon, keluar dari persembunyiannya, mensejajarkan langkah dengan Yoruichi-sensei-nya.
Yoruichi hanya tertawa menyeringai, mendapati dirinya yang mempunyai murid yang begitu menggemarinya hingga rela berangkat untuk menjemputnya, ehm, mungkin lebih tepatnya 'menguntit'.
"O... Ohayou, Yoruichi-sensei...." ucap Soi Fon malu-malu, menundukkan kepala.
"Hoi, ayolah, tidak perlu menundukkan kepala seperti itu!" Yoruichi menepuk bahu Soi Fon, "Tegakkan kepalamu kalau bicara! Jadi wanita yang tegas! Jadi wanita itu harus kuat!!"
Soi Fon dengan pelan mengangkat kepalanya, tersenyum lucu dengan senyum lebarnya.
"Nah! Begitu! Dengan orang yang dihormati tidak boleh menundukkan kepala, bisa membuatmu disangka tidak menghargai dan mencueki orang yang kau hormati itu!"
"Maaf, Yoruichi-sensei...." Soi Fon sebenarnya ingin menyambung, dengan kata-kata bahwa ia tak sanggup mengangkat kepalanya, karena Yoruichi begitu hebat di matanya hingga tidak sebanding dengan dirinya, tapi dibatalkannya karena Yoruichi langsung menyambung kata-katanya tadi.
"Ayolah, santai saja!! Hm.... Mau bertanding lari denganku pagi ini?"
"Hn........."
"Siapa yang kalah traktir ramen siang ini!!" Yoruichi dengan cepat melesat pergi meninggalkan Soi Fon yang masih terbengong-bengong.
"Yoruichi-senseeei!!!!" Soi Fon dengan langkah seribunya segera menyusul Yoruichi.
Tiga menit kemudian, Soi Fon telah sampai di gerbang sekolah yang masih terbuka seperdelapannya. Mengatur nafasnya yang memburu, seirama dengan detak jantungnya yang berpacu akibat lari cepatnya tadi.
"Kau kalah lagi...."
"Yoruichi-sensei!" Soi Fon mendapati gurunya telah berada tepat di depan pintu gerbang.
"Lain kali belajar lebih giat ya! Kalau kau bisa lebih hebat dariku, kau bisa kuikutkan dalam lomba atletik tingkat Jepang!" Yoruichi menepuk-nepuk pelan kepala Soi Fon.
"Ba.... Baiklah. Saya mohon bantuan Yoruichi-sensei untuk berlatih, ya!" Soi Fon membungkukkan badannya, hormat.
"Tentu saja.... Tapi..... Mungkin aku hanya beberapa lama lagi di sekolah ini."
"Ha? Maksud Yoruichi-sensei?"
"Ah.... Jangan pedulikan.... Pagi ini kau mau makan dulu? Pasti kau belum makan karena pagi ini cepat-cepat berangkat. Aku bawa dua cup ramen."
"Boleh?"
"Tentu saja! Ayo! Kita ke ruanganku."
Mereka lalu berjalan ke ruang guru. Makan sebentar disana.
"Hn.... Yoruichi-sensei, boleh bertanya sesuatu?"
"Apa?"
"Maksud Yoruichi-sensei waktu di depan gerbang depan sekolah tadi apa? Apa sensei tidak mau mengajariku lagi?"
Yoruichi membuang cup ramennya yang telah kosong. Lalu tertawa lebar.
"Hahaha.... Bukan sesuatu yang besar kok. Tidak usah dianggap. Aku tidak mau berhenti jadi gurumu, kok! Menyenangkan punya murid sepertimu!"
Soi Fon tersenyum sedikit.
"Saya ke kelas dulu, Yoruichi-sensei. Terima kasih, permisi...."
"Eh, tunggu, aku mau keluar dulu. Kita sama-sama." Yoruichi mengambil beberapa berkas di laci mejanya.
"Sensei mau kemana?"
"Sudahlah, kau tak perlu tahu, tidak semua aktifitasku dapat kau ikuti, kan?"
Wajah Soi Fon memerah, sepertinya Yoruichi sudah tahu semua yang dilakukannya, menguntit kemanapun Yoruichi pergi.
"Ayo." Yoruichi berjalan keluar dari ruang guru yang masih sepi, diikuti Soi Fon, hingga melewati kelas 1-3, kelas Soi Fon.
"Saya masuk kelas dulu, sensei...."
"Yosh! Selamat belajar! Oh iya, nanti, saat jam olahraga, mungkin aku akan telat datang beberapa menit. Urusanku hari ini banyak sekali. Kalian olahraga sendiri dulu. Dan kau, Soi Fon, berlatihlah! Supaya kau bisa sehebat aku!" Yoruichi berlalu sambil melambaikan tangannya pada Soi Fon.
Soi Fon memandang gurunya hingga hilang di belokan koridor sekolah.
"Yoruichi-sensei memang keren....." katanya, melangkahkan kakinya ke dalam kelas. Sudah ada lumayan banyak orang di kelasnya.
Sejenak ia menghentikan langkahnya. Tadi ia begitu senang karena telah sedikit lebih dekat dengan orang nomor satu dalam daftar kekagumannya, tapi masuk kelas ini pasti langsung memperoleh tatapan aneh dari teman-temannya.
Tatapan aneh, karena cuma ia murid yang paling aneh, suka dekat-dekat guru perempuan yang satu itu.
Tapi, ia kan punya alasan tersendiri, tentunya dalam konotasi yang positif, karena ia paham bahwa ia masih sebagai wanita normal.
Bahkan beberapa orang menganggapnya yuri, penyuka sesama jenis.
Tapi ia menepisnya. Ia cuma MENGAGUMI!
Itu saja, jawaban yang simpel. Karena ia rasa ia tidak seperti yang teman-temannya katakan, ia hanya menganggap itu sebagai angin lalu.
Ia berpikir, mungkin teman-temannya menganggap ia yuri karena ia tak pernah memiliki hubungan dekat dengan laki-laki. Yah, memang, ia agak tidak suka berhubungan dengan teman laki-laki. Ia hanya sibuk mengejar cita-citanya sebagai seorang pelari cepat yang hebat, sama seperti Yoruichi, tanpa sempat memikirkan sesuatu yang sama seperti remaja sebayanya, yang begitu sibuk mengejar cinta atau semacamnya.
Soi Fon pikir itu tak penting, karena ia lebih asyik memikirkan masa depannya.
***
Dentang tiga kali pertanda istirahat telah berlalu lima menit lamanya. Soi Fon berjalan sendirian ke ruang guru, ada sesuatu yang ingin ia tunjukkan pada Yoruichi.
Ia telah sampai ke depan pintu ruangan yang ia tuju. Tapi ia memilih untuk tidak masuk dulu, karena ia mendengar ada seseorang yang sedang serius berbicara dengan Yoruichi.
"Kau benar-benar mau pergi mengikutinya?"
"Yah, mau bagaimana lagi? Aku tidak mau jauh darinya, kutahu kau pasti mengerti, Ukitake." terdengar Yoruichi menyeruput segelas minuman.
"Ya, ya, aku tahu. Retsu juga begitu, dia rela melepas pekerjaan dokternya disana dan memilih untuk ikut denganku."
Terdengar Yoruichi tertawa pelan.
"Kapan kau pergi?"
"Yah.... Beberapa hari setelah menikah dia harus pergi ke sana. Aku juga sudah siap, semua urusan pekerjaanku sudah beres, hanya tinggal menunggu waktunya. Lusa aku akan pamitan dengan murid-murid."
Soi Fon mengernyit bingung. Ia jadi merasa ada sesuatu yang disembunyikan Yoruichi darinya.
"Semua murid disini pasti akan merindukanmu, Yoruichi, aku tahu kau guru yang baik."
"Haha... Begitu ya? Nah, ini undangan pernikahanku hari Minggu nanti."
"Oke. Terima kasih. Aku keluar dulu." Ukitake kemudian membuka pintu ruangan Yoruichi. Dengan Soi Fon yang berdiri tepat di depannya.
"Ah, Soi Fon. Selamat siang!"
"Se.... Selamat siang, Ukitake-sensei.... Yoruichi-sensei ada di dalam kan?" Soi Fon setengah tertunduk.
"Oh, ada apa Soi Fon?" belum sempat Ukitake menjawab, Yoruichi telah muncul di depan mereka. Ukitake lalu tersenyum dan berlalu, meninggalkan mereka berdua.
"Yo.... Yoruichi-sensei mau pindah?"
Yoruichi hanya tersenyum kecil.
"Kenapa Yoruichi-sensei tidak memberitahuku sebelumnya? Dan, Yoruichi-sensei mau menikah beberapa hari lagi? Bagaimana ceritanya?" Soi Fon membelalakkan matanya lebar, memberondong pertanyaan.
"Ahm.... Kita bicara di dalam saja, tidak enak kalau di tengah koridor seperti ini." Yoruichi melangkah masuk, diikuti Soi Fon.
Yoruichi kemudian duduk di sofa coklat yang terletak di dekat pintu ruang kerjanya.
"Begini... Maaf aku tidak memberitahumu sebelumnya. Hari Minggu nanti aku akan menikah dengan seorang pengusaha, Urahara Kisuke. Aku dan dia sudah saling mengenal sejak kecil. Dan, perusahaannya menuntutnya untuk bekerja diluar kota mulai hari Rabu depan. Jadi, mau tak mau aku harus ikut dengannya."
Soi Fon memberengut. Ternyata ada hal yang selama ini tidak diketahuinya dari guru tersayangnya. Terlebih lagi, ia mesti kehilangan guru yang amat sangat dikaguminya.
"Semuanya sudah beres. Aku sudah mengurus semua hal yang berkaitan dengan pekerjaanku. Maaf Soi Fon aku baru mengatakannya sekarang."
Soi Fon tetap diam.
"Soi Fon? Kau tidak apa-apa?"
"Eh, hn... Ti... Tidak ada apa-apa, sensei."
"Kuharap kau mengerti. Yah... Itulah yang namanya cinta, Soi Fon. Kau akan rela melepas apapun untuk pergi bersama cintamu."
Ah, cinta? Aku belum pernah memikirkan itu, sebegitunya ya? batin Soi Fon.
"Aku mesti keluar lagi, Soi Fon, argh.... Aku benci hal-hal yang merepotkan itu, mengurus satu hal lagi. Kutinggal ya...." Yoruichi meraih tasnya di atas meja.
"Hei, kau masih mau tetap disitu? Ruangan ini akan kukunci, Soi Fon...."
"Ah, maaf...." Soi Fon lalu keluar.
"Hei, belajar yang baik ya...." Yoruichi mengacak-acak rambut Soi Fon. Sementara Soi Fon cuma bisa tersenyum kecut mengiringi kepergian Yoruichi yang mulai menghilang dari pandangannya yang mengabur, karena air mata.
Akankah ia bisa tetap mengejar cita-citanya tanpa partner dan guru yang menemani dan mendampinginya?
-To Be Continued-
Kazuka : Yess!! Akhirnya selesai juga chapter 1!!
Yukina : Buh... Berapa lama akhirnya baru selesai?? Males lu!!
Kazuka : Eh, enak aja!! Salahin tuh tugas-tugas sekolah saia!! Dia udah bikin fic2 saia terlantar!!
Yukina : Salahin aja kalo lo berani.... Digorok ama guru-guru baru tau.... *tampang males*
Kazuka : hnn... readers, bisa nebak siapa yang bakalan jadi pair Soi Fon?
Yukina : ".............."
Kazuka : Tumben lo gak ngerespon?
Yukina : ya ampun, suka-suka gue lah..... mulut-mulut gue....
Kazuka : *muncul urat di kepala* Kok OC gue sama ngeselinnya kayak gue ya?? -??-
Yukina : Kita kan kayak kembar!!! *nada bangga*
Kazuka : readers? Kira-kira nih fic gaje kagak? Pantes diterusin gak?
Yukina : Haha.... lo gak pe-de amat ya? *nunjuk2 kazu*
Kazuka : hyah... begitulah.... abisnya saia rasa kemampuan saia menurun akhir-akhir ini karena kebanyakan tugas sekolah, jadinya bisa blank sendiri.... *pundung di atas lemari -???-*
Yukina : *nyeret kazu dari atas lemari* udahlah, dasar.... READERS, harap REVIEW ya.... Abisnya nih author baru bisa bangkit kalo ada review yang bisa bikin dia gak down lagi..... Oh ya, minta sarannya dong, nih talkshow pantes kagak? kalo gak cocok, siap aja kok ditarik dari peredaran..... *??*
Kazuka : re... review ya, minna......
P. S. : Data OC :
Nama : Yukina Himezuki
Umur : 15 tahunan
Mata : Orange muda
Rambut : sejengkal lebih panjang dari bahu, ikal pada ujungnya, berwarna biru muda cerah, suka pake bando
Tinggi : 162 cm (lha? lebih tinggi dari gue???)
Berat : 48 kg
Tanggal Lahir : 6 Desember (tau kenapa? Desember=musim dingin=salju=yuki ; 6=angka kesukaan saia, karena -piiiiiip-)
Sifat : sama kayak majikan, heboh. Tapi ceria, periang, setia kawan, suka bercanda. Namun jika sekali serius, takkan ada yang boleh mengganggunya. Sangat hobi terhadap sesuatu yang disebut POTATO CHIP alias keripik kentang dan sesuatu yang berwarna biru.
Sebenarnya, nih tokoh saia bikin, eh, tepatnya saia khayalin sebagai salah satu shinigami dari divisi 3, sahabat dekat dari kecil fukutaichou-nya, Izuru Kira!!! MWAHAHAHA!!! *digetok*
Tapi berhubung fic yang saia bikin ini gak ada shinigami stuff-nya, jadi disini dia sebagai manusia biasa kayak saia! Kalo misalnya ada fic yg muncul dengan shinigami stuff, maka dia akan datang sebagai seorang shinigami, dengan zanpakuto bernama Kurimuyuuki... dengan kekuatan mengeluarkan salju berwarna krem yang menghanyutkan hingga lawan roboh karena penglihatannya disamarkan oleh saljunya.
SANKYUUU!!!!! REVIEW!!!!!!!!!!!!!!!