Yo~! Kembali dengan saya yang sableng ini. Fic ini dipersembahkan untuk PyroMistic, maaf, saya belum ada ide untuk yang Battle of Yi Ling, jadi itu ditunggu dulu ya? ^-^ Anggaplah ini untuk pengganti sementaranya. Mari kita ramaikan fandom DW!! –gaje-

Yak, douzo..

Summary : Kumpulan one-shot gak jelas tentang chara-chara Wu sebagai 7 kurcaci (ditambah satu orang Wei, deh). Lho? Warning: AU, mungkin? , keabalan tiada batas, OOC, ngaco, dst. Please, kalo ada yang tokoh paporitnya dinistai, jangan bunuh saya ya?? Peace, men.. peace.. =w=v

Notes : anggaplah umur 7 kurcaci ini sepantar ama anak SD, sedangkan Cao Pi umur-umur anak kuliahan gitu. Tetapi mereka KURCACI, bukan manusia biasa, jadi, bayangkan mereka mengenakan baju kurcaci seperti yang ada di pilem-pilem fiksi (kawaii~!). Setting muka.. mungkin DW 6.

Disclaimer :

Dynasty Warriors©

KOEI

Kisah 7 Kurcaci Nista

©Saya

Alkisah, di suatu hutan tinggalah sekumpulan kurcaci yang hidup damai dan berisik (?). Sekumpulan kurcaci itu membentuk kelompok masing-masing yang jumlah anggotanya beragam. Ada yang bertiga, berempat, berlima, berenam, bertujuh, berdelapan, ber.. –author di jitak karena kebanyakan bacot-

Tapi, saya hanya akan menceritakan kisah 7 kurcaci yang paling autis di antara para kurcaci yang lain. Kenapa hanya mereka? Karena jari saya bisa keriting kalo kebanyakan ngetik. Sudahlah, simak cerita berikut ini.

"KAKEK MOYANGKU SEORANG BAJAK LAUT LA LA LA LA~!" Terdengar nyanyian (baca:teriakan)seseorang dari sebuah rumah kurcaci. Tapi karena orang itu bukanlah Mozart, maka ia tidak memikirkan nada suaranya yang kelewat fales itu.

Seorang perempuan, er.. lelaki, er.. yah pokoknya kurcaci lah, menghampiri pemilik suara tersebut dengan muka sangar. 12-13 lah kalo disaingin ama muka preman Tanah Abang.

"Eh, lo jangan teriak-teriak gak jelas gitu dong!! Masih pagi tauk, lo kira enak apa dibangunin pake suara lo yang kelewat 'bagus' itu?!"protes korban tsb, yang saya ketahui bernama Ling Tong. Sang pelaku, Gan Ning, menyerngitkan dahinya. "Maksud?"tanyanya polos, merasa tak berdosa.

TWITCH! Meteran amarah Ling Tong dari tingkat 5 naik ke tingkat 59. Ia nyaris menyemburkan kata-kata kasar ke Gan Ning, sebelum mereka mendengar teriakan keras dari sebuah kamar.

"UGYAAAA!!! KUCING GUEEEE!!!"

Karena penasaran, mereka berdua pun terpaksa gencatan senjata dan menghampiri asal suara tersebut. Mereka menemukan seseorang duduk di lantai sambil sesenggukan, memeluk seekor kucing, atau sebenarnya lebih tepat disebut macan kecil. Dilihat dari muka sang macan yang udah pucat pasi, diprediksi bahwa dia sedang pingsan atau udah mati.

"Ta.. tadi si.. si Shang Xiang lagi maen ama gue.. te.. terus tiba-tiba dari bawah ada su.. suara keras yang a.. aneh gitu, kayak suara gajah kejepit pa.. paus (?).. trus di.. dia kayaknya shock dan gak bergerak-gerak dari tadi.. HUWAAAA!!!!"tangis orang tersebut, yang kalo gak salah namanya Sun Ce (Kejam amat ya si Sun Ce ngasih nama macannya pake nama adeknya?). Ling Tong memberikan tatapan menuduh dan glare ke Gan Ning yang kira-kira artinya: 'gara-gara-elo-tuh!-tanggung-jawab!'

Belum sempat menyelesaikan persoalan, tiba-tiba terdengar suara piring pecah dari dapur. Tanpa dikomando, duo nista itu segera menghampiri suara itu dan menerka-nerka apa yang telah terjadi. Sun Ce pun turut mengekor di belakang, walaupun tetap sesenggukan memeluk 'Shang Xiang'.

Saat menuju dapur, mereka bertemu dengan seseorang (yang paling pendek diantara mereka)yang sedang membawa kotak P3K. "Oi, ada apaan sih?! Dari tadi gue denger teriakan-teriakan aneh.."ujarnya heran. Gan Ning membuang muka, pura-pura gak tersangkut paut. "Eh, lo ngapain bawa-bawa kotak gituan, Xun?"tanya Ling Tong. Lu Xun mengangkat kotak P3K itu. "Oh, gue punya bed piling, kayaknya nanti bakal ada yang luka."katanya sambil garuk-garuk perut (bukan busung lapar, itu tanda bahwa kurcaci sedang kebingungan). Mereka pun segera menuruni tangga dan melanjutkan perjalanan dengan perasaan was-was.

Sesampainya di dapur, mereka disodorin dengan pemandangan…. dapur yang berantakan, serta seseorang terkapar di lantai dengan tubuh penuh darah…..

Satu.. Tabok pipi kanan-kiri (buat mastiin ini mimpi atau nggak).

Dua.. Mulut menganga denga indahnya.

Tiga..

"GYAAAAAAAA!!!!! SUN QUAANNN!!!"teriak mereka berempat histeris. Mereka kembali berteriak saat tiba-tiba mayat Sun Quan kembali bergerak, lalu berdiri. "UWAAA!!! SETAAAN!!!"

"Apaan sih?'tanya Sun Quan keheranan melilhat wajah teman-temannya yang lain bagaikan sedang melihat Wei Yan pacaran dengan Zhang Jiao (wtf..), atau melihat mayat hidup (ya.. sebenernya memang iya sih..).

"E.. elo.. elo.."kata Sun Ce sambil menunjuknya. "Elo apaan?"sergah Sun Quan gak sabaran. "ELO BERSIMBAH DARAH DODOL!!! KITA KIRA ADA PEMBUNUHAN ATO APAAN, NYATANYA ELO MASIH HIDUP!!!"teriak mereka berempat kompak, karena kemaren baru ikutan paduan suara (?).

"Heh? Gue.. bersimbah darah?" Sun Quan menengok ke bajunya. "Ini mah jus tomat."

"Lho?"tanya mereka berempat sambil sweatdrop. Sun Quan ngangguk-ngangguk. "Iya, begini ceritanya.."

-Flashback-

"Uah~ Pagi dunia~"ucap Sun Quan setelah terbangun dari mimpi indahnya –lebay-. Pagi ini ntah kenapa terasa cerah dan segar sekali. Burung-burung berkicau, kucing mengeong, anjing menggonggong, dsb. Lanjut.

Saat Sun Quan berjalan ke dapur, berniat membuat sarapan untuk dirinya sendiri, ia mendengar sebuah ledakan keras (baca: teriakan Gan Ning, hanya kalo versi yang didenger Sun Quan tuh suara ledakan). Dalam hati, Sun Quan berpikir 'Apa Al-Qaedah mulai menjarah dunia kurcaci ya?'

Karena kurang hati-hati, ia terpeleset kulit nanas (?)dan meliuk-liuk di dapur seperti sedang latihan balet (???). Ia pun tersandung dan menabrak setumpuk cucian piring kotor yang belum dibersihkan, serta mendapat hadiah grand-prize kejatuhan sekotak jus tomat. 'Anjr*t, ntar pasti gue diomelin..'makinya dalam hati. Saat hendak berdiri, ia mendengar langkah kaki, dan teriakan "GYAAAAAAAA!!!!! SUN QUAANNN!!!"

-Flashback End-

"Oh, begono.." Mereka pun ngangguk bersama. "Yah, ngapain juga gue bawa kotak P3K kalo emang gak ada yang luka?"gerutu Lu Xun. "Psst.. Emang ada yang sakit di sini... sakit jiwa.."bisik Ling Tong lirih sambil menunjuk ke Sun Ce diem-diem, takut orangnya tersinggung. Sun Ce sekarang sedang membacakan puisi untuk kucingnya yang berjudul 'Oh, Shang Xiang-ku Sayang' –author muntah-. Lu Xun pun memberi isyarat ke Ling Tong bahwa dia ngerti maksud Ling Tong, dan sudah berniat dalam hati untuk segera menelpon dokter gangguan kejiwaan tingkat ringan.

Setelah itu, Sun Quan segera balik ke kamarnya untuk ganti baju. Tiba-tiba mereka baru sadar, kayaknya ada sesuatu yang kurang. "Oi semua! Nyok kita berhitung dulu!"perintah Sun Quan. "Nyok~!"jawab yang lain bersemangat kayak anak teka.

"Siji!"

"Dua!"

"Three!"

"Sì!"

"Go!"

"Lho.. kita kok baru berlima?"pikir mereka bingung. Ingat, kalo cuma berlima judul cerita ini harusnya 'Kisah 5 Kurcaci Nista'. "Ya udah, kalian cari yang lain!"perintah Sun Ce (yang mulai normal kembali). Dari belakang, tiba-tiba terdengar beberapa langkah kaki dari atas tangga (kamar mereka semua letaknya di lantai 2. Bagian rumah yang lain ada di bawah). "Kalian ribut banget, apaan sih?"tanya Zhou Yu. Di belakangnya, ada Zhou Tai yang sedang menguap (bukan berubah jadi uap, lho~), memegang sebuah sapu, habis menyapu lantai 2 tadi pagi (rajin amat ya?). Zhou Yu lantas segera menuruni tangga, dan apa yang terjadi?

Dengan tidak elit-nya, ia terpeleset. Semuanya (lagi-lagi)menjerit histeris sambil menampakkan muka horror. Sebenernya tadi tuh lantai licin, abis di pel Zhou Tai dengan karbol yang sangat licin (emang ada?), cuman Zhou Tai lupa masang plang 'Awas, lantai licin.' Makanya Zhou Yu yang turunnya gak ati-ati bisa kepleset. Yang lebih mengherankan saya dan para pembaca pastinya, kenapa Gan Ning, Ling Tong, Sun Ce, dan Lu Xun gak kepleset tadi?

"Semuanya! Cepat bentuk formasi 97!"seru Lu Xun. Selain paduan suara, ternyata mereka mengikuti kegiatan PMR. Sekarang mereka memperagakan 'cara-penyelamatan-untuk-orang-yang-kepleset-dari-tangga'. Dengan cepat, mereka segera menangkap Zhou Yu dengan formasi gaje karangan mereka itu. Yak, Zhou Yu ditangkap! Masuk! Skor berubah menjadi 1-0! (??)

Lengkaplah 7 kurcaci kita. Kalo dipikir-pikir, biasanya kalo ada 7 kurcaci pasti ada Snow White kan? Sayang sekali, tapi yang ada di sini bukan Snow White melainkan..

"Oi, gue pu.."ucap seseorang yang baru membuka pintu depan, dan jawsdrop gede melihat mereka semua. Sun Ce, Sun Quan, Gan Ning, Lu Xun, dan Ling Tong yang sedang menangkap Zhou Yu, dan langsung bertos-tos-an ria karena sukses, terlihat seperti sedang latihan cheerleader, serta Zhou Tai yang teteup pasang muka stoic di atas tangga, dan memegang sapu. Ia menengok ke dapur yang pintunya terbuka, otomatis memperlihatkan dapur yang berubah menjadi kapal pecah. Ruang tamu pun terlihat agak acak-acakan. Lu Xun lah yang pertama menyadari keberadaanya. "E.. eh. Pagi Cao Pi.."sapanya takut-takut. Yang lain pun menengok dan bergumam dalam hati. 'Shit, dia pasti ngamuk.. Gaswat.. gaswat..'

"APA YANG ELO-ELO LAKUIN SAMPE RUMAH INI UDAH KAYAK KAPAL PECAH GINI??!!" Teriakan Cao Pi otomatis membuat mereka ngacir ke kamar masing-masing.

Mengapa Cao Pi bisa ada diantara bocah kurcaci-kurcaci sableng ini? Well, sebenernya dia dipaksa orang tua mereka untuk menjaga mereka semua karena mereka udah gak tahan dengan kelakuan badung mereka (kebanyakan kata 'mereka' ya?). Di usianya yang masih belia ini (cuih! –author digibeng Cao Pi-), ia harus kerja keras sebagai tukang kayu untuk menghidupi 7 bocah itu dan dirinya sendiri. Hiks.. hiks.. Cerita yang mengharukan.. (?) SROOOT! –readers langsung jadi ilfeel-

Ringkasnya, Cao Pi adalah penjaga mereka. Baby sitter. Babu. Pembokat. Pesuruh. Dan hal-hal nista lainnya –author dibunuh Cao Pi FC-. Dan entah mengapa akhirnya Cao Pi pun pasrah aja.

Padahal, ini baru hari kelima mereka tinggal dirumahnya, tapi ada aja masalah yang muncul. Hari pertama, Lu Xun (sengaja atau gak, author gak tau)merusak laptopnya tercinta (anggaplah dunia kurcaci sudah modern, bosen kalo cerita kurcaci jaman jadul mulu)karena kebanyakan maen Zuma, lalu besoknya macannya Sun Ce merobek karpet persia-nya yang paling mahal (dan membuat dia nyaris membunuh Shang Xiang), dan kenakalan-kenakalan yang lainnya yang membuat kesabaran dan uangnya melayang.

Dan sekarang, ia melihat rumahnya acak-acakan, dan limit kesabarannya mau, err.. mungkin sudah habis.

"HEI, ELO SEMUA YANG NGEBERANTAKIN NI RUMAH, JANGAN KABUR!!!!!! BERSIHIIIN!!!!!!!!!!"teriak Cao Pi super keras sampai terdengar ke seluruh penjuru dunia kuraci.

Maka, untuk beberapa taon ke depan, Cao Pi harus tabah menghadapi cobaan tuhan yang maha berat ini. 'Ya tuhan.. cepet tua deh gue..'pikirnya lemes.

Apakah kelakuan nista mereka sudah selesai? Tentu aja belum. Silakan lanjutkan ke chapter selanjutnya.