Jadinya boleh ga?
Niou Marui lah..
Sesampai di sekolah meskipun pas bel mereka tetap masuk kelas sebelum guru dateng. Niou dan Marui duduk di tempatnya masing masing. Mereka masih tertawa karena selama perjalanan ngobrol tentang hal yang tidak mungkin. Saat guru masuk, guru pun menegur mereka karena masih tertawa. Pelajaran di mulai tetapi Niou dan Marui malah surat suratan.
Bel istirahat telah berbunyi, Niou dan Marui jajan bareng saat di kantin mereka lihat Sanada dan Yukimura sedang berduaan di bawah pohon. Yukimura bersenderan di bahunya Sanada. Niou yang pertama liat dia langsung memberi tahu Marui dan Marui langsung bersiul. Akibatnya Sanada kaget dan langsung berdiri tetapi waktu itu Yukimura masih bersenderan di bahunya jadi Yukimura terjatuh saat Sanada berdiri. Niou dan Marui tertawa bahak bahak melihat fukubunchou di marahin Yukimura.
Siangnya saat latihan tennis Akaya tidak hadir karena dihukum. Latihan hari ngajarin para junior, begitu saja. Marui kalo ngajarin junior si gampang tapi kalo Niou, emangnya ad yang mau ama dia. Latihan hari ini melelahkan karena para junior yang susah diajarin. Setelah latihan mereka ganti baju dan menuju jalan pulang. Niou mau balas budi dengan mengantar Marui pulang. Saat di jalan mereka basa basi ternyata Marui baru inget kalo ulangan mat itu tgl 12 dan sekarang tgl 11. Marui langsung meminta Niou mengajarkannya sambil memohon. Sebetulnya si kalo Marui yang minta ga usah memohon.
Sesampai di rumahnya Marui ternyata tidak ada orang di rumah. Mama papanya belum pulan, adenya? Ga tau de kalo itu. Marui langsung mengajak Niou ke kamarnya. Mereka belajar selama 2 jam, dan akhirnya Marui mengerti. Niou selama belajar sering mengejeknya karena dia sering bilang tensai tapi kok pelajaran kayak gini aja ga bisa?
"AH! Masaharu ! aku emng tensai tapi dalam hal yang lain ok!" Niou hanya tertawa
"gimana Bunta? Udah ngerti kah?" Niou bertanya sambil mengusap kepalanya, Marui tersenyum dan mengangguk
"Kalau begitu aku pulang ya!" mendengar kata itu Marui langsung menarik tangannya Niou
"Masaharu jangan pulang dulu! Aku sendirian di rumah..." Niou malah bingung 'apa maksudnya anak ini? Bukannya udah biasa di rumah sendirian'
"Bunta kenapa?"
"Aku mau ditemenin masaharu, main game yuk! Sebentar aja, please..."
"haha mau main game doank? Boleh kok..." Marui langsung mengambil beberapa mainan dan Niou terkejut
"Bunta..." Niou memeluknya dari belakang
"ah! Masaharu susah ni ngambil mainannya"
"kamu main board game?"
"ya lah... emangnya kirain apa? Wii, psp atau Ps gitu?"
"bukan, maksudku itu main di kasur"
Niou sambil membisikkannya di kupingnya Marui, mukanya marui langsung semerah rambutnya
"HAH!!!" Marui kaget saat Niou melemparnya ke kasur. Niou menatap matanya yang ungu itu, Marui menutup matanya dan Niou menciumnya penuh nafsu. Marui sambil memeluk tengkuk lehernya.
"Masaharu..." Marui langsung menariknya dan menciumnya lagi, kali ini sedikit lebih kasar. Tangannya Niou sudah berada di bawah bajunya Marui. Marui sudah membuka belt yang digunakan Niou. Sepertinya terbawa suasana yang panas ini. Setelah itu Niou mencium lehernya Marui, Marui merintih karena Niou sambil meraba badannya. Lama kelamaan tanpa di sadari mereka sudah tidak menggunakan busana sama sekali. Niou sudah membelai rambutnya yang merah darah itu, Marui hanya menatap kekasihnya yang sudah berada di atasnya itu. Niou tau kalo dia yang mendominasi situasi sekarang ini. Sebetulnya iya ingin memasuki kekasihny tetapi iya bingung bagaimana mulainya.
"Bunta... Kau siap?"
"ah... dari tadi kek!" Niou jadi tidak ragu ragu dan akhirnya iya memasuki kekasihnya itu. Melakukan ini dengan orang yang kau cintai itu enak. Meskipun menurut Marui ini sedikit menyakitkan
"AAHHHH!! MASAHARU!!" Niou merasa sangat senang dapat melakukan ini dengan Marui. Niou sambil menciumnya dimana-mana sampai Marui mengerang kencang kencang.
"ah... masaharu, ngh...aku mau lebih..." Niou tersenyum dan iya melepaskan Marui dan kali ini iya memasukkannya dengan jari tangannya. Satu per satu mereka hilang ke dalam, rasanya sakit tapi ada rasa enaknya juga.
"ah... masaharu kau pinter ya..."
"pinter kenapa?"
"bisa membuat tensai seperti aku, jatuh di bawahmu, ngh..."
"kalo itu si spesialist ku"
Saat mereka sedang bermain main seperti itu, tiba tiba marui mendengar suara seperti orang naik tangga, lama kelamaan niou juga mendengarnya dan langsung melepaskan marui. Tapi sebelum mereka bisa apa apa, pintu kamarnya marui langsung terbanting kebuka
BRUKK!!!!
"NI~CHAN!!! Eh? Ni-chan sedang apa?" tanya salah satu adenya marui yang melihat niou dan marui sedang telanjang di kasur
"ga kok, ga ngapa ngapain!"
"sesuatu yang kalian umur 7 tahun ga boleh tau" niou langsung melarang mereka
"JAHAT!! Ni~chan ga mau kasih tau lagi ngapain! MAMA NI~CHAN JAHAT!!" mendengar suara adenya teriak teriak, papanya marui langsung naik ke atas dan menghampiri adenya
"mama kamu lagi beresin belanjaan, ada apa?" adenya langsung nunjuk ke arah niou dan marui yang sedang duduk di kasur tanpa menggunakan apa apa, hanya marui menutupi diri sendiri dengan selimut
"pah... aku bisa jelasin" marui memulai
"ASTAGA MARUI BUNTA!!!" papa marui langsung teriak namanya dan adenya langsung takut dan turun kebawah
"Apa apaan kamu! Jam segini lagi making love yang paling parah itu kamu homosexual!"
"pah... dengerin dulu..."
"GA! Cukup sudah!"
"pak! Tolonglah dengarkan bunta sebentar"
"saya ga perlu penjelasan dari kalian! Kau! *sambil menunjuk niou* namamu Niou Masaharu bukan?" Niou hanya mengangguk
"pake bajumu dan keluar dari rumahku!" dengan begitu niou langsung buru buru pake baju dan langsung pergi dari rumahnya marui. Ayahnya marui bener bener terlihat marah ke arah marui.
"Bunta... ayah minta maaf atas barusan tetapi..."
"udah lah.... ga apa apa kok..." ayah coba memeluk marui tetapi marui ga mau dipeluk ayahnya
"aku mau sendirian dulu"
Di rumahnya Niou
Niou sampe rumah dan ayah ibunya sudah menunggu dia di ruang makan.
"aku ingin bicara masaharu" ayahnya berkata ama niou
"ku dengar kau, ketawan lagi making love ama teman sahabatmu ya?" ayahnya niou bertanya, sedangkan ibunya hanya terdiam.
"siapa yang kasih tau?"
"tadi ayahnya teman kamu telphone"
"oh.."
"jadi, apa iya kamu main di kasur ama dia?"
"jujur, ya aku bermain ama dia" mamanya terkejut dan hanya tersenyum, dan ayahnya memberi niou pandangan sinis. Niou menundukkan kepalanya.
"ya udah... gitu saja masaharu" ayahnya berkata kepadanya dan langsung meninggalkannya
"hah?! Gitu saja?" niou terlihat bingung dan mamanya hanya tersenyum
"mama! Kenapa gitu doank?"
"emangnya kamu mau diapain? Sudah lah gitu saja. Mama tadi sudah bicara ama ayah kamu katanya, kalo kamu masih ingin berhubungan lanjut ama bunta-kun boleh asal buntanya juga ikut senang. Dan kalau misalnya kau kami larang pasti kamu marah ama kita, mama dan papa hanya ingin yang terbaik buat masaharu. Lagi pula masaharu kan sudah besar, sudah bisa menentukannya sendiri" niou merasa senang dan memeluk ibunya
***
Tetapi sayangnya keadaannya di rumah marui beda ayah nya tidak setuju kalo marui bersama niou.
"mama" marui memanggil ibunya
"kenapa sayangku?" ibunya sambil mengelus kepalanya
"ada salahnya ya aku sama niou?"
"oya soal itu, mama sudah bicara ama ayah mu" marui langsung tersenyum lebar
"Hontou! Apa katanya?"
"mama sudah bilang kalo sebetulnya jaman sekarang, sebetulnya homosexual itu sudah biasa dan banyak kamu temukan di sekolah kamu. Tetapi ayah kamu maunya bicara ama orang tuanya niou"
"sekarang iya dimana?"
"katanya mau kerumahnya Niou"
"astaga..." ibunya marui hanya tertawa.
"ni-chan..." tiba tiba terdengar suara adenya marui memanggilnya
"eh... kalian berdua, kenapa?" marui bertanya sambil menyamakan tingginya mereka
"itu soal kak masaharu, KITA MINTA MAAF !!! KITA TIDAK TAU HUBUNGAN INI SANGAT PENTING!!"
"hoi hoi jangan nangis gitu donk, ga apa apa lah..." marui sambil mengelus kepala adeknya
"bunta, tadi ayah kamu telphone dan katanya kamu harus nyusul ke rumahnya Niou" mamanya teriak ke marui. Marui langsung berangkat ke rumahnya Niou.
Dirumahnya Niou ayahnya niou dan marui sedang membicarakan hal tersebut. Ibunya niou duduk di sampingnya niou. Niou terlihat sangat sedih karena iya takut, ayahnya marui tidak setuju dengan hal tersebut. Meskipun ibunya sudah berkata kepadanya jangan khawatir tetapi, niou masih saja khawatir.
TING TONG!!
Bel rumahnya Niou berbunyi. Niou yang membuka pintu dan ternyata marui. Niou langsung memeluk marui.
"Masaharu..." marui coba melepaskan diri tapi niou masih memeluknya
"MASAHARU SIAPA ITU!!??" ayahnya niou teriak teriak
"BUNTA, PAH!!" niou narik tangannya marui dan membawanya di mana ayahnya niou dan marui berada.
"bunta kau sudah datang ya" ayahnya marui menyuruh bunta duduk di sampingnya. Mereka membahas ini lama sekali dari jam 3 sore ampe jam 7 malem. Niou karena bosan pergi ke kamarnya. Marui iya juga ingin bersama niou, jadi pura pura pergi ke toilet. Padahal marui menuju kamarnya niou.
Saat masuk ke kamarnya niou, iya melihat niou sambil mengang Hpnya. Niou melihat marui dan langsung bangkit, marui duduk di sampingnya. Kepalanya marui bersenderan di bahunya Niou. Niou juga meletakkan kepalanya di atas marui.
"masaharu, kira kira hubungan kita lanjut atau tidak ya?" marui bertanya sambil suaranya yang terdengar khawatir
"aku si inginnya lanjut, dari tadi ayahmu ngotot mulu" marui tertawa kecil
"masaharu aku bener bener suka ama kamu"
"aku tidak menyukaimu"
"hah?!" marui langsung menjauh darinya
"tapi, aku mencintai mu" niou langsung mencium marui penuh nafsu
"ngh..."
Saat itu akhirnya mamanya niou yang menjelaskan hubungan anaknya mereka, dan akhirnya papanya marui mulai berpikir positif akan hal hubungan anaknya. Saat itu niou dan marui di panggil oleh ayahnya marui.
"kalian berdua boleh menjalankan hubungan ini" ayahnya marui berkata sepert itu
"ha? Serius!" marui terlihat kaget
"ya boleh kok" marui langsung memeluk ayahnya kencang kencang
"HAAA!!! MAKASIH PAPA!!!"
"serius pak?" niou juga ikut bertanya ke ayahnya marui
"boleh.. tapi ada satu syarat, Niou Masaharu, kau harus janji kalo kau mau menjaga bunta, membuatnya senang, dan tidak menghancurkan hidupnya"
"Ya! Sore wa Yakusoku!" niou langsung memeluk marui, dan marui mencium niou di depan orang tuanya mereka berdua dengan senang hati, kayak orang baru nikah.
~owari~