Pada ditagih..

Dan saya bayar!

Nih!

Tapi nggak janji ya bakalan asem :D

Rating: T+/ M- (just in case ^^)

Naruto © Masashi Kishimoto


Child's Play: The Stories

Blue Holiday

By: Ash D Portgas

Sasuke menegakkan kepalanya dan berkonsentrasi. Setelah tiga detik berlalu ia kembali menekuni majalah di hadapannya sambil mengunyah senbe. Siang hari yang tenang di rumah tanpa kehadiran kakaknya yang menyuruh-nyuruhnya melakukan ini itu di hari liburnya yang berharga.

Sasuke menegakkan kepalanya lagi, kali ini ujung telinganya bergerak-gerak menangkap suara yang tadi samar-samar didengarnya.

Ting..Tong..

"Ah, ternyata memang bel rumah berbunyi," batin Sasuke menegakkan duduknya dengan malas. Kepalanya langsung mendata orang-orang yang dikenalnya. Siapa yang siang-siang di hari libur begini datang ke rumahnya? Akhirnya dengan malas Sasuke berdiri dan berjalan ke pintu depan.

Seandainya ia memiliki sebuah mata super yang mampu melihat menembus tembok atau kekuatan yang mampu membuatnya melihat masa depan, atau minimal mampu membaca pikiran, Sasuke tidak akan membuka pintu karena..

"Hai, Sasuke!" cengiran lebar menyambut Sasuke.

Yeah! Yang mampu dilakukan Si Uchiha ini hanya sebuah kekuatan super untuk melakukan sesuatu yang sejak dahulu kala disebut-sebut sebagai mental baja! Dengan wajah tanpa ekspresi dia langsung menutup pintu lagi dan berbalik, berniat melanjutkan acara santai-santainya.

"OI SASUKE! BUKA PINTUNYA!" suara di luar langsung membuatnya sakit kepala. Bukan hanya bel pintunya yang berdering ribut, pintunya pun sekarang diketuk dengan tidak sabar dan heboh dan brutal hingga membuat Uchiha bungsu itu kesal. Otaknya langsung membuat perhitungan dengan cepat.

Kalau kubuka pintunya, mereka pasti akan mengacau. Tampang senyum-senyum itu hanya berarti dua hal. Kalau bukan PR berarti berburu cewek. Tapi kalau kubiarkan, kemungkinan besar bel pintu akan rusak dan aku tidak mau mendengar Nii-san mengamuk. Lagipula entah apa yang akan nenek Chiyo lakukan kalau tidur siangnya diganggu dengan suara ribut di luar.

"BERISIK! Mau apa kalian?" sembur Sasuke akhirnya memutuskan untuk membuka pintu. Tiga ekor makhluk yang tampaknya bergender jantan itu tak disangka tak dinyana mulai menunjukkan gelagat untuk merayu Sasuke. Salah satunya yang berambut pirang jabrik langsung mendesak Sasuke masuk, rupanya khawatir kalau Sasuke membanting pintu lagi.

"Itachi-nii mana?" tanya si pirang sambil menatap sekeliling ruangan depan.

"Kalau yang kalian cari Nii-san, dia ke Kiri. Datang lagi saja besok lusa!" gumam Sasuke pasrah membiarkan ketiga makhluk itu menginvasi rumahnya dan mulai bergerak ke ruangan tengah. Tiba-tiba Sasuke merasakan hawa dingin dan ketiga orang itu mulai mengeluarkan suara mengikik mencurigakan.

"Hi..hi..hi.. Sudah kubilang kan," gumam salah satu penginvasi bergigi hiu tampak sangat mencurigakan. Sasuke menatap Si Gigi Hiu dengan alis terangkat.

"Kau lulus masa percobaan mata-mata Suigetsu," si pirang jelas tampak turut bahagia menyelamati Suigetsu sedangkan satu lagi personil tiba-tiba sudah menghilang dari pantauan Sasuke.

"Mata-mata? Kalian memata-matai kakakku? Mau apa kalian? Mana Kiba? Oi Kiba apa yang kau lakukan?".

"HEI KIBA! JANGAN CURANG!" dua orang sisanya langsung melesat menuju Kiba yang sekarang asik sibuk di depan tv. Sasuke mulai emosi. Tiga orang ini benar-benar mengacaukan hari liburnya. Sasuke mengikuti ketiganya yang sekarang berdesakan di sofa di depan tv. Sasuke menatap kotak cd di atas meja dan memungutnya dengan alis terangkat.

"Teletubies?" tanya Sasuke meyakinkan tiga orang yang menjawabnya dengan meringis. "Kalian datang siang-siang kemari cuma buat nonton teletubies?" Sasuke menggeram emosi dan ketiga makhluk itu hanya cengar-cengir mencurigakan.

"Sudahlah, duduk saja ikut nonton," bujuk Kiba santai dengan senyumannya yang makin mencurigakan. Sasuke baru meletakkan tempat cd kembali ke atas meja dan berniat berbalik ke tempatnya bersantai tadi saat kepalanya menatap sepintas ke layar tv.

"S**T! APA YANG KALIAN TONTON?" suara Sasuke menggelegar menuding tv dengan emosi! Suigetsu yang duduk di pinggir langsung berdiri menutup mulut Sasuke.

"Bodoh! Jangan teriak-teriak!" jawab Suigetsu kesal sekaligus menahan tawa. Sasuke membelalak pada ketiga orang dihadapannya dan dengan emosi menepis tangan Suigetsu.

"Sudahlah, sesekali menonton tidak akan membunuhmu kok," tumben Naruto berkata bijak. Tetapi kebijakannya kali ini sama sekali tidak membuat Sasuke kagum. Walau begitu Sasuke tidak bisa membalas kata-kata Naruto dan melirik tv yang menampilkan seorang wanita cantik dengan pakaian perawat yang dimodifikasi sehingga dadanya yang besar tampak menonjol menantang sementara seorang pria berkostum dokter sedang membaca catatan di belakang meja.

Sasuke menghela nafas dan ikut duduk juga pada akhirnya.

Memang para remaja yang malang. Tiga orang itu sepertinya menyukai cewek-cewek populer di sekolah. Dan kemungkinan untuk mendekati cewek-cewek itu tingkat keberhalisannya hampir nol persen. Jadi, mana mungkin mereka bisa membujuk cewek-cewek itu melakukan hal yang sedang dilakukan perawat cantik di layar tv sekarang.

"Ugh.." Sasuke mulai merasakan hawa dingin. Dia menelan ludah saat melihat ketiga rekannya mulai menunjukkan tanda-tanda kesurupan. Naruto dan Kiba masing-masing sudah menyelipkan tangan ke selangkangan mereka. Hanya Suigetsu yang masih terkendali, hanya saja ia sudah bergerak-gerak gelisah. Bukannya tidak terpengaruh, tetapi Sasuke harus mengakuinya jantungnya juga sudah berdebar tidak karuan. Dia tidak bisa lagi mengatur nafasnya dengan benar. Dan bagian bawahnya sudah terasa tidak nyaman.

"Sasuke?" tiba-tiba suara kecil feminim terdengar di tengah ruangan membuyarkan konsentrasi keempat makhluk itu. Keempat pasang mata serentak menatap si pemilik suara yang ternyata seorang gadis berambut pink yang mereka kenal.

"Ah, sedang apa kalian?" kalimat yang muncul berikutnya menyadarkan mereka dan dengan segera Naruto menyambar remote dan memencet tombol dengan panik.

"Hai, Sakura," sambut tiga orang yang paling tampak bersalah dengan cengiran mesumnya. Sakura hanya menaikkan sebelah alisnya sambil mengerling ke arah tv dan tersenyum mengerti. Kiba mengikuti pandangan Sakura dan membelalak pucat.

Rupanya Naruto bukannya mematikan tv tetapi menekan tombol pause dan sekarang layar tv sedang mengekspos gambar sang suster yang telanjang bulat dengan sebelah tangan sang dokter di dada sang suster dan sebelahnya lagi di selangkangannya. Kiba langsung merebut remote dan kali ini benar-benar mematikan layar tv.

"Ah, jam berapa ini? Maaf Sasuke! Aku harus pulang!" Kiba langsung berdiri sambil menggaruk kepalanya.

"Ah! Aku lupa aku ada janji!"

"AH! Benar! Bagaimana kita bisa lupa dengan janji penting itu?" ketiga makhluk yang sekarang berwajah merah itu satu-persatu mulai menyingkir dengan terburu-buru seolah-olah kalau sampai terlambat, nyawa mereka taruhannya.

"Hei Kiba! Bawa pulang milikmu!" Sasuke mengendikkan kepalanya ke arah tv dan dengan enggan Kiba mengambil kepingan cd dari dalam dvd player. Sejenak dia melemparkan tatapan mencela pada Sasuke, sepertinya kesal karena kata-kata Sasuke jelas menunjukkan kalau otak dibalik kejahatan ini adalah dirinya.


"Ah! Kenapa Sakura datang di saat yang tidak tepat sih?" gumam Kiba kesal setelah mereka mulai menjauh dari kediaman Uchiha.

"Jangan-jangan Sasuke memanfaatkan kesempatan!" sergah Suigetsu panik.

"ARGH! TIDAAAK!" teriak Naruto panik dan kepalan tangan Kiba langsung mendarat di atas kepalanya.

"Manusia dingin itu? Kau lihat wajahnya sama sekali tidak berubah kan tadi! Dia tidak mengenal cinta,"

"Mungkin yang kau maksud dengan cinta adalah sex," gumam Suigetsu dan ketiga orang itu mulai mengganti topik dari Sasuke ke sang suster.


"Apa? Mereka yang tiba-tiba datang!" Sasuke dengan kesal menjawab wajah tersenyum Sakura yang menatapnya setelah pintu depan terdengar ditutup.

"Oke..oke.. Tapi jangan bilang kau lupa. Aku jadi harus menjemputmu begini malas tahu. Kenapa dengan telepon rumahmu? Ponselmu juga. Jangan bilang kau sengaja mematikannya," Sakura dengan kesal duduk di sofa dan mengambil majalah yang tadi diletakkan Sasuke.

"Ah, sial. Pasti meleset," gumam Sasuke teringat tadi dia meletakkan gagang telepon dengan sembarangan. Sedangkan ponselnya memang sedang di-charge. Tetapi sekarang dia memang harus ikut Sakura ke rumahnya karena ibu Sakura mengundangnya, tetapi lagi, dia masih memiliki masalah dengan bagian bawahnya.

"Ung, Sakura. Bisa kau bantu aku?" tanya Sasuke berharap. Sakura hanya menatap Sasuke dengan malas dan mengembalikan perhatiannya pada majalah.

"Kenapa kau tidak menyelesaikannya dengan Naruto dan yang lain saja tadi,"

"Memangnya kau pikir aku apaan?" sergah Sasuke emosi. Akhirnya dengan wajah merah dia berbalik. "Tunggu sebentar! Aku mandi dulu!". Sakura mengikuti Sasuke dengan matanya sambil menyunggingkan senyuman tipis. Beberapa menit kemudian dia sudah berdiri di balik pintu kamar mandi menyuruh Sasuke cepat-cepat.

"Iya sebentar!" teriak Sasuke dari dalam tidak sabar.

"Kau terlalu lama. Buka pintunya! Kubantu!" Sasuke langsung membuka pintu dengan seringai tipis.

000000000000


A refresh :D

No Lemon here. Tapi rated buat pengonsumsian teletubies.