A Marriage

Satsu 'Uchiha' Hatake

Rated : T

Genre : Romance & Hurt/Comfort

Disclaimer : Masashi Kishimoto

Summary : Sasuke dan Sakura adalah pasangan calon suami-istri. Mereka dijodohkan agar kedua perusahaan keluarga mereka bisa lancar. Apakah dalam pernikahan mereka nanti akan tumbuh rasa cinta?

Halo! Aku Author baru di fic ini, Satsu 'Uchiha' Hatake. Dalam fic pertamaku ini kuharap para readers menyukainya. Well, hope you like it!


A Marriage

Chapter 1

Di dalam butik daerah Konoha Street, seorang gadis berumur 21 tahun berambut pink terurai panjang sampai ke punggung, bermata emerald, sedang mencoba gaun berwarna putih yang menjuntai ke bawah dengan banyak renda, yang disebut gaun pernikahan. Dia menatap dirinya yang sedang memakai gaun pernikahannya. Dirinya sangat cantik memakai gaun pernikahan tersebut. Untuk apa dia memakai gaun pernikahan?

"Nona, anda sangat cantik sekali," puji salah satu pegawai yang mengurus gaun pernikahan gadis tersebut. Sakura sedikit memerah karena pujian tersebut. Dan wanita berambut hitam panjang datang menghampiri Sakura.

"Sakura-chan, bagaimana dengan gaun ini?" tanya seorang wanita berambut hitam panjang, Mikoto. Dia lihat pantulan bayangan sang gadis bernama Sakura ini di dalam cermin yang menggunakan gaun pernikahannya sambil memegang pundaknya. Senyum terurai di wajah Mikoto, melihat sang calon menantu dibalut gaun putih tersebut.

"Aku menyukainya. Gaun ini sangat indah, Bu," jawab Sakura sambil melihat gaunnya. Kemudian Mikoto menyuruh salah satu pegawai butik itu menata Sakura. Mikoto pergi ke bagian pakaian laki-laki. Pemuda dengan pakaian tuxedo hitam sedang membetulkan kerahnya yang sedikit sesak. Jelas sekali pemuda itu adalah putra keduanya. Mikoto menghampirinya dan memeberi pertanyaan, "Bagaimana dengan yang ini, Sasuke?"

Sasuke menoleh pada ibunya. Setelah membetulkan kerahnya, ia menata jasnya agar terlihat rapi. "Yang ini juga bagus," ucap lelaki bernama Sasuke itu.

Dalam butik itu para pegawai terlihat sangat sibuk. Mereka sebagai pegawai harus memberikan pilihan yang terbaik bagi kedua pasangan tersebut. Karena mereka berdua berasal dari Perusahaan Uchiha dan Haruno. Pasangan yang kita sebut Sasuke Uchiha dan Sakura Haruno tersebut tengah mempersiapkan diri mereka untuk pernikahan mereka yang akan diadakan 2 minggu lagi. Sang Nyonya Uchiha bernama Mikoto Uchiha sangat mendambakan pernikahan mereka. Ditambah lagi dia mengingkan yang terbaik bagi mereka berdua.

Dan ternyata, kedatangan mereka bertiga ke butik tersebut adalah mencari baju pernikahan mereka yang cocok untuk dikenakan di pernikahan mereka.

Uchiha Corp adalah Perusahaan terbesar di Konoha. Perusahaan mereka sudah berbisnis sampai ke luar negeri. Mereka sudah bekerja sama dengan orang-orang penting di seluruh dunia. Bahkan pewaris perusahaan itu hanya 2 orang, yaitu Itachi Uchiha, anak pertama dan Sasuke Uchiha, ana kedua.

Tak lupa dengan Grup Haruno. Grup Haruno adalah perusahaan yang bekerja sebagai co-worker Uchiha Corp. Berhubung orangtua Sasuke dan Sakura adalah partner dalam pekerjaan, mereka memutuskan untuk menjodohkan Sasuke dan Sakura, agar kelangsungan kedua perusahaan dapat mulus, dan masih menjalin kerjasama untuk ke depannya. Karena keuntungan kerjasama kedua perusahaan itu sangat menguntungkan bagi kedua pihak perusahaan.

Anak pertama keluarga Uchiha, Itachi, sedang memegang jabatan sebagai Wakil Direktur Uchiha Corp, bersama ayahnya yang Direktur Uchiha Corp, Fugaku Uchiha. Sedangkan Sasuke masih melanjutkan kuliahnya di bidang manajemen di Konoha Elite University.

Keluarga Haruno mempunyai 2 anak, yaitu Sasori Haruno dan Sakura Haruno. Sasori walaupun berumur 25 tahun, dia sudah memegang jabatan Kepala Perusahaan di Paris. Sakura pun sama dengan Sasuke. masih kuliah, namun Sakura kuliah di bidang kedokteran. Walaupun Sakura pernah ditentang akan jurusan yang dipilihnya, Sakura masih bersikeras untuk memilih jurusan tersebut. Sakura dan Sasuke kuliah di Universitas yang sama, hanya saja mereka berdua berbeda jurusan.

Meskipun Sasuke dan Sakura masih kuliah, kedua belah pihak keluarga tidak mempermasalahkan, karena walaupun mereka berdua menikah, Sasuke masih diperbolehkan melanjutkan kuliahnya sampai lulus. Sedangkan Sakura diperbolehkan kuliah sampai dia hamil dan mempunyai anak.

Walaupun mereka berdua mempunyai latar belakang yang sempurna, mereka berdua sedikit enggan dalam perjodohan ini. Karena Sasuke mempunyai seseorang di hatinya. Seseorang itu bukan Sakura, melainkan teman satu jurusannya, Hinata Hyuuga.

Hinata Hyuuga adalah teman satu jurusan Sasuke yang bisa dibilang cukup dekat dengannya. Walaupun Sasuke mempunyai ketertarikan padanya, hati Hinata tertuju pada sahabat dekat Sasuke, Naruto Namikaze. Dia adalah badut kampus di Konoha Elite University, meskipun dia adalah anak dari pejabat besar, Minato Namikaze.

Di lain tempat, Sakura sedikit mempunyai ketertarikan pada Sasuke. Walaupun dia baru 3 bulan bertunangan dengan Sasuke, rasa sukanya sedikit tumbuh di hatinya.

Sudah dari jam 10 pagi, sampai 2 siang, Mikoto berkutat mencari pakaian yang tepat untuk anak dan calon menantunya di butik tersebut. Mikoto sangat menyayangi Sakura begitu pertama kali melihatnya. Karena itu dia harus membuat yang terbaik untuknya, karena dia sangat mendambakan anak perempuan.

"Ibu, aku sudah mencoba lebih dari 10 kali pakaian yang Ibu pilih," jenuh Sasuke sambil duduk di sofa butik itu melonggarkan dasi di baju tuxedo-nya. Sakura sendiri merasa kecapekan, karena begitu banyaknya gaun pernikahan keluaran terbaru yang membuat Mikoto menginginkan Sakura untuk memakainya.

Sakura ikut duduk di samping Sasuke, menaikkan bagian bawah gaunnya agar tak terinjak, jadi tidak kotor. Sakura menghela napasnya dan menyandarkan punggungnya di sandaran sofa. Sedangkan Mikoto masih melihat-lihat gaun yang terlihat indah itu di bagian pakaian perempuan. Sementara Sasuke membuka ponselnya, mengutatkan jarinya di tombol angka ponsel.

Sakura melirik sedikit ke arah ponsel Sasuke. Sepertinya Sasuke sedang mengirim email. Di wajahnya terlihat senyum menghadap ponselnya. Terlihat jelas Sasuke sedang mengirim email kepada Hinata. Sakura yang melihatnya merasa sedikit sakit di hatinya. Karena Sasuke tak pernah sekali pun menunjukkan senyum seperti itu di depannya.

Mikoto berjalan ke arah mereka berdua. Berkata bahwa yang dibutuhkan untuk pernikahan merea sudah cukup. Sasuke dan Sakura melepas tuxedo dan gaun mereka, kemudian berjalan pulang.

Karena Sakura adalah tunangan Sasuke, kedua orangtua Sasuke meminta Sakura mulai tinggal di rumah mereka. Jadi Sakura jika pergi ke mana-mana, dia pulang ke rumah keluarga Uchiha.

.

.

.

.

Sasuke, Sakura, dan Mikoto pulang naik limosin hitam panjang menuju rumahnya. 30 menit mereka sudah sampai di rumah keluarga Uchiha yang besar. Salah satu boyguard keluarga Uchiha membuka pintu mobil dan mempersilakan Sasuke, Sakura, dan Mikoto keluar dari mobil. Sasuke masuk duluan ke rumahnya dan duduk di ruang keluarga karena kecapekan, diikuti Sakura. Mikoto masuk ke kamarnya Barang belanjaan baju pernikahan mereka ada 10 pasang, jadi gaun pernikahan 10, dan tuxedo 10. dan barang belanjaan mereka dibawa ke kamar mereka masing-masing oleh pembantu rumah.

"Wah, wah. Sasuke dan Sakura belanja, nih?" tanya Itachi yang masuk ke ruang keluarga sambil memegang segelas air putih. Sakura dan Sasuke menoleh ke belakang karena keberadaan Itachi. Itachi ikut duduk di sofa. "Semua belanjaan ini Ibu yang membelinya. Aku dan Sakura hanya menurut saja. Ibu memang ada-ada saja," kata Sasuke menyandarkan punggunggnya.

. Mikoto jelas sekali sangat terobsesi dengan pernikahan Sasuke dan Sakura nanti. Dan Sakura beranjak dari sofa.

"Aku ke kamar dulu, ya, Kak Itachi, Sasuke," ucap Sakura sambil memegang rambutnya. Itachi mengangguk dan Sakura berjalan menuju kamarnya. Sasuke memasang wajah datar tak mlihat calon istrinya pergi ke kamar. Sakura membuka pintu kamarnya dan menaruh tasnya di atas kasur. Sakura duduk di depan meja kacanya dan melihat pantulan dirinya sendiri di cermin.

'2 minggu lagi aku akan resmi menjadi istri sah Sasuke. Apa Sasuke akan bahagia…' batin Sakura sedih. Sejak pertemuannya 3 bulan yang lalu, Sasuke tak begitu sering memperlihatkan emosinya pada Sakura. Sakura merasa sedih, calon suaminya tak mempunyai rasa apapun terhadap dirinya. Tapi, apa boleh buat, pertunangan ini didasari karena kelangsungan perusahaan kedua belah pihak keluarga. Dan Sakura tak bisa berbuat apa-apa.

Tok tok

Suara ketukan pintu kamar Sakura terdengar. Berarti ada yang datang menghampiri kamar Sakura. "Sebentar."

Ceklek. Pintu kamar Sakura dibuka. Sakura tak menyangka bahwa 'dia' mengetuk kamar Sakura, Sasuke.

"Sakura, aku ingin bicara denganmu. Boleh?" tanya Sasuke. Sakura mengangguk dan mempersilakan Sasuke masuk ke kamarnya. Sasuke masuk ke kamarnya dan melihat sekeliling. Kamarnya rapi, tidak begitu berantakan. Meski sedikit menyakitkan mata, karena warna kamarnya dominan pink.

Sasuke duduk di pinggir kasur kamar Sakura. Sakura duduk di sampingnya. Ada beberapa menit suasana sedikit hening. Dan Sakura memulai pembicaraan. "Apa yang mau kau bicarakan, Sasuke?"

Sasuke menatap langit-langit kamar. Dan kemudian bergumam, "Kita akan menikah…"

Sakura yang mendengar sedikit tersentak. Kenapa Sasuke bicara seperti itu? Apa Sasuke tidak senang?

"Sasuke, kau tidak senang?" tanya Sakura lirih. Sambil bertanya Sakura memegang tangan besar Sasuke. Sasuke menoleh ke arah tangannya dan tidak melakukan perlawanan. Sakura menundukkan kepalanya, sambil menggenggam tangan Sasuke. Sasuke membawa kepala Sakura ke pundaknya, dibiarkan bersandar. Sakura terkejut akan perlakuan Sasuke.

"Bukan. Aku bukannya tidak senang. Hanya saja, kau tahu kalau kita masih kuliah. Sebenarnya daripada menikah, aku lebih ingin meyelesaikan kuliahku," ucap Sasuke. Sakura yang mendengarnya langsung menarik kepalanya.

Sasuke terkejut. Sakura menarik kepalanya tiba-tiba. Dan Sakura memegang erat bajunya di dadanya. "Jadi kau tidak ingin menikah denganku?" tanya Sakura. Bulir-bulir air matanya menetes ke pangkuan Sakura. Sasuke memegang kedua bahu Sakura, diputar badannya agar menatap badan Sasuke.

"Bukannya aku tidak mau menikah denganmu. Aku hanya belum siap saja…" ucap Sasuke seraya membawa Sakura ke dalam pelukannya. Sakura terkejut ketika ia berada dalam pelukan Sasuke. Hangat dan nyaman, namun perasaan perihnya masih terasa di dalam hatinya.

"Sudah, sudah… aku tidak akan ke mana-mana," ucap Sasuke sambil mengelus kepala Sakura. Mereka masih mempertahankan posisi itu sampai malam.


3 hari kemudian sebelum hari H…

Sakura dan Sasuke keluar dari limosinnya menuju kampus. Sasuke langsung berjalan ke kelasnya tanpa menunggu Sakura. Sakura langsung menuju kelasnya dan teman-temannya sudah ada di kelasnya.

"Pagi Ino, Tenten," salam Sakura. Ino dan Tenten menoleh ke sumber suara. Sakura duduk di sebelah Ino, dan dia merogoh-rogoh tasnya.

"Pagi, kau ngapain, Sakura?" tanya Tenten. Kemudian Sakura memberikan 2 kartu berwarna merah pada mereka berdua. "Ini, kuharap kalian datang," kata Sakura tersenyum. Ino dan Tenten melihat surat itu dan terkejut setengah mati.

"KAMI-SAMA! Sakura! Ini benar?" teriak mereka berdua. Sakura sweatdropped dan mengangguk. Ino dan Tenten saling menatap. Dan mereka berdua membuka kartu tersebut. Saat dibuka. Mereka berdua lebih terkejut lagi.

"Sakura? Kapan akan diadakan? Ini bilang tanggal 12 September? Berarti 3 hari lagi, dong!" kata Ino. Sakura mengangguk lagi. Ino dan Tenten langsung memberikan pelukan dan kata selamat. "Selamat, Sakura!"

Sakura membalas pelukan mereka. Dan mereka melepas pelukannya. Mereka berbincang-bincang soal pernikahannya sampai jam masuk datang.

Di tempat Sasuke…

Sasuke masuk ke kelasnya. Ia melihat Hinata dan Naruto sedang mengobrol di dalam kelas. Ada rasa ngilu di hati Sasuke, melihat seseorang yang di hatinya bersama orang lain. Apalagi itu teman dekatnya sendiri. Sasuke berusaha memperbaiki dirinya dan duduk di depan Hinata dan Naruto.

"Ah, Teme! Pagi!" kata Naruto menyalami Sasuke sambil hormat. Hinata yang melihatnya hanya terkekeh pelan. Sasuke menghela napasnya dan memukul muka Naruto, tapi tidak terlalu keras. "Teme! Apa yang kau lakukan?" kata Naruto sambil kesakitan memegang objek yang paling sakit.

"Itu hukumanmu karena memanggilku 'Teme', Dobe," kata Sasuke membuka tasnya. Naruto langsung sewot kembali. "Hei, kau juga memanggilku 'Dobe'! Apaan, itu!"

"Hn, ini. Untuk kalian berdua," kata Sasuke sambil memberikan Hinata dan Naruto 2 kartu berwarna merah. Hinata dan Naruto menerimanya dan membuka kartu tersebut. Begitu dibuka, Naruto membelalakkan matanya.

"Hei, ini benar? Teme!" tanya Naruto sambil memegang kerah baju Sasuke dan menggoyang-goyangkan badan Sasuke kencang. "Naruto-kun, sudahlah," kata Hinata menghentikan Naruto. Akhirnya Naruto melepas kerah Sasuke.

"Hn, itu benar. Kalian berdua kuharap datang ke pernikahanku hari minggu nanti," kata Sasuke membetulkan kerah bajunya. Dan Naruto langsung memeluk Sasuke erat. "SELAMAT, TEMEE!"

Sasuke kewalahan. Naruto semakin memeluk erat Sasuke. Sedangkan Sasuke meronta-ronta minta dilepaskan. "DOBE, LEPASKAN AKU!"

Naruto melepas pelukannya dari Sasuke. Dan Sasuke memegang lehernya yang agak sakit. Dan Hinata memberikan selamat pada Sasuke.

"Sasuke-kun, selamat, ya," ucap Hinata sambil tersenyum. Hati Sasuke kembali terenyuh.

"Ya…"


To be Continued

Gimana? Kuharapa para senpai dan readers menyukainya…

Dan aku meminta review dari para senpai dan readers, serta nasihat atau memberikan point-point yang menurut kalian kurang atau kurang pas. Dan nanti akan kutambah dan akan membuat para sanpai dan readers puas!

Arigatou, jaa!