Fic pertama saia, dengan banyak bantuan dr temen" saia. Saia berani mem-publish fic abal ini karena dukungan dr temen" saia tercinta (*huueek)

Langsung saja yaa...

Happy Reading ^0^

Disclaimer : Naruto bukan milik saia =='

Warning : abal, gaje, OOC, typo, sinetron BGT, ide pasaran, garing, dan hal buruk lainnya

.

.

.

Chapter 1

Pagi hari di musim semi yang sejuk, terlihat seorang gadis sedang menunggu seseorang di bawah pohon sakura. Gadis yang memiliki paras cantik nan manis dengan rambut indigo sebahu dan mata berwarna lavender itu, terlihat sangat menikmati sejuknya udara musim semi. Senyum manis tak lepas dari wajah cantiknya. Tiba-tiba ada yang menepuk pelan bahunya.

"Astaga! Kau mengagetkanku Sasuke-kun..." seru gadis itu.

Pemuda yang menepuk bahu gadis tersebut itu pun ikut duduk di bangku yang diduduki si gadis. Pemuda tampan dengan rambut raven yang seperti err... pantat ayam dan mata onyx-nya yang mampu meluluhkan setiap wanita termasuk gadis lavender tersebut.

"Sudah lama menunggu, Hinata?" tanya pemuda yang diketahui bernama Sasuke tersebut.

"Ya. Sangaat laama..." jawab gadis lavender yang ternyata bernama Hinata, pura-pura kesal.

"Hn, berangkat sekarang?"

"Ya."

Hinata's POV

Namaku Hyuuga Hinata, aku berumur enam belas tahun. Sekarang musim semi, itu berarti tahun ajaran baru. Mulai hari ini aku anak kelas dua di Konoha Senior High School. KSHS adalah sekolah swasta yang sangat besar. Bisa dibilang sekolah ini diperuntukkan untuk kaum borju, tapi sebenarnya tidak hanya kaum-kaum borju yang bersekoah di sini. Orang-orang pilihan juga bersekolah disini walaupun kemampuan ekonomi orang tuanya rendah, mereka akan mendapat beasiswa. KSHS terdiri dari tiga gedung. Gedung yang pertama terdiri dari empat lantai. Lantai satu untuk kelas satu, lanati dua untuk kelas dua, lantai tiga untuk kelas tiga, dan lantai empat untuk berbagi fasilitas seperti perpustakaan, laboratorium bahasa dan sains, serta kolam renang. Gedung yang kedua terdiri dari aula dan gedung olahraga, sedangkan gedung yang ketiga digunakan untuk asrama siswa-siswi yang rumahnya di luar kota.

Saat ini aku sedang berjalan menuju sekolah bersama dengan sahabatku. Namanya Uchiha Sasuke, pemuda tampan yang memiliki banyak fansgirls. Kami sudah berteman sejak kecil, dan kami selalu satu sekolah. Entah kebetulan atau apa, ayah kami juga sahabat. Hyuuga adalah salah satu relasi bisnis Uchiha. Dan sejak kelulusan SMP, aku mulai merasakan perasaan aneh pada Sasuke. Setiap Sasuke ada di dekatku, jantungku selalu bekerja dua kali lipat, penyakit gagapku kambuh, dan pipiku selalu terasa panas. Ya, aku mulai menyukai Sasuke. Tapi aku tahu perasaanku tidak akan pernah berbalas, karena Sasuke telah menemukan orang yang menempati tempat spesial dihatinya. Dia adalah gadis yang sangat cantik. Dia satu kelas denganku tahun ini, aku rasa dia juga menyukai Sasuke. Namanya...

"Apa yang sedang kau pikirkan, Hinata?" tanya Sasuke membuyarkan lamunanku.

"Eeh? Ti-tidak ada." jawabku dengan wajah bersemu merah karena malu.

Sasuke menoleh ke arahku dan mengangkat alisnya.

"A-apa?"

"Tidak."

"KYAAAA...! SASUKE-SAMA SUDAH DATANG..."

Hhh, yang seperti ini yang tidak kusukai. Setiap kami tiba di depan gerbang sekolah, para fansgirls selalu meneriakkan nama Sasuke. Terkadang aku heran, apa suara mereka tidak habis setiap hari teriak-teriak tidak jelas begitu. Tidak hanya anak kelas dua, tapi anak-anak kelas satu dan tiga juga ikut berpartisipasi.

"Sekali-kali tersenyumlah pada mereka. Mereka sudah mengorbankan suara mereka demi kau."

"Itu salah mereka sendiri. Ayo..."

Normal POV

Hinata dan Sasuke sampai di lantai dua dengan selamat. Tahun ini mereka tidak sekelas. Hinata berada di kelas 2-3, sedangkan Sasuke di kelas 2-1.

Saat Sasuke hendak memasuki kelasnya, dia menangkap sosok cantik yang datang dari arah yang sama saat dia datang. Sesosok gadis cantik dengan tubuh proposional, rambut pink sebahu yang selembut sutera, dan mata emeraldnya yang sangat indah. Sasuke terpaku di tempatnya memandang keindahan tersebut.

"Kau terlihat bodoh, Sasuke..." cibir Hinata.

Yang diejek hanya diam saja, masih terpesona dengan si gadis pink. Sang gadis sudah hampir sampai dimana mereka berdiri. Tapi Sasuke masih diam saja.

"Pagi, Sakura-chan" sapa Hinata ramah dengan senyum manisnya.

"Pagi, Hinata, Sasuke" sapa sang gadis.

Hinata hanya tersenyum ramah, sedangkan Sasuke masih diam saja. Sang gadis terlihat kecewa karena sapaannya tidak ditanggapi sang pemuda raven.

"Aku ke kelas dulu, Hinata."

"Ya. Nanti aku menyusul."

Hinata menoleh pada Sasuke yang masih cengo. Hinata hanya bisa menggelengkan kepala melihat sahabatnya itu.

"Aku tidak menyangka, Pangeran Es sepertimu bisa terlihat bodoh di depan gadis yang disukainya."

"Jangan mengejekku, Hinata. Kau tidak tahu rasanya. Aku masuk dulu." kata Sasuke sambil masuk kelas.

'Kau salah, Sasuke. Aku selalu merasakannya. Kaulah yang tidak tahu perasaanku'

Ya, gadis yang disukai Sasuke ialah si gadis pink dengan nama Haruno Sakura.

.

.

.

Hinata memasuki kelasnya dan kemudian duduk di bangkunya yang didekat jendela. Dia sengaja memilih bangku dekat jendela agar bisa melihat pemandangan jika sedang bosan. Seperti sekarang, dia sedang memandang pohon apel yang ada di taman sekolah. Disanalah ia sering menghabiskan waktu istirahat dengan membaca buku. Selain di bawah pohon apel, tempat ia mengahabiskan waktu istirahat ialah di perpustakaan. Hinata jarang sekali pergi ke kantin, dia lebih suka membaca buku. Dia melihat sekeliling kelas. Masih sepi, pikirnya. Sepertinya Sakura dan sahabatnya sedang pergi ke kantin untuk sarapan, mengingat Sakura tadi sudah datang tapi tidak ada di kelas.

Setiap lantai memiliki kantin sendiri, karena jika kantin diletakkan di lantai lain, misalnya lantai satu, kasihan siswa-siswa kelas atas yang sudah kelaparan. Jadi, demi mencegah adanya siswa yang mati kelaparan, setiap lantai diberi kantin tersendiri. Baiklah, mari kita kembali ke Hinata.

Hinata mengalihkan pandangannnya kembali ke luar jendela. Dia sedang memperhatikan anak-anak kelas satu yang berkeliaran di halaman sekolah, saat dia merasa ada yang datang menghampirinya. Dia menoleh dan mendapati Sakura dan sahabatnya, Yamanaka Ino. Ino adalah gadis cantik dengan rambut pirang panjang yang selalu dikuncir kuda dengan menyisakan poni yang menutupi mata kanannya, tubuh seksinya dan mata aquamarinenya yang indah mampu menjadikannnya primadona sejak kelas satu.

"Pagi, Hinata" sapa Ino dengan senyum manisnya.

"Pagi, Ino-chan. Kalian darimana?"

"Dari kantin. Biasa, menemani si Forehead sarapan."

"Heh, seperti kau tidak saja, Ino-pig."

"Memang tidak, weee..."

Hinata hanya bisa menggelengkan kepala melihat kedua temannya itu. Hampir setiap pagi mereka seperti itu, padahal mereka sudah bersahabat sejak kecil.

"Sudah, sudah... Coba lihat siapa yang datang, Ino.'' kata Hinata melerai mereka berdua.

Ino mengalihkan pandangannya ke pintu kelas. Seketika wajahnya memanas, semburat merah menjalari tulang pipinya saat melihat objek yang ada di depan pintu. Seorang pemuda yang mirip Sasuke, hanya saja lebih pucat dan rambutnya tidak seperti pantat ayam, serta senyumnya yang tidak pernah absen dari wajahnya. Dia adalah Sai, sepupu Sasuke sekaligus orang yang disukai Ino sejak tahun pertama di KSHS.

"Hohoho... Sepertinya tahun ini Ino-pig akan jadi anak baik, Hinata." cibir Sakura.

Hinata hanya terkikik geli melihat perubahan wajah Ino.

"Aku tidak tahu dia sekelas dengan kita. Kenapa kalian tidak memberi tauku?" tanyanya sambil mengalihkan pandangan ke kedua temannya.

"Aku saja tidak tahu, kau tahu Hinata?"

"Ya."

TENG TENG TENG! (jelek bgt bunyi'a -" *ditimpuk)

Baru saja Ino mau bicara lebih banyak, bel masuk sudah berbunyi. Sakura dan Ino kembali ke bangku mereka. Ino duduk di depan Hinata, sedangkan Sakura duduk di samping kanan Ino. Seorang wanita cantik dengan rambut hitam bergelombang memasuki kelas 2-3. Dia adalah Kurenai, wali kelas 2-3.

"Ohayou anak-anak..." sapa Kurenai.

"Ohayou mou, Sensei..."

"Tahun ini yang menjadi wali kelas 2-3, adalah aku. Kurasa kalian sudah tau siapa namaku. Ada yang belum tau siapa aku?"

Sepi. Anak-anak hanya saling menoleh, tidak ada yang berusaha menjawab.

"Bagus. Sebagai wali kalian aku hanya mengingatkan bahwa aku tidak suka jika murid-muridku susah diatur, suka membuat kekacauan, dan tidak mematuhi peraturan, khususnya untuk kalian berdua Tuan Namikaze, Tuan Inuzuka, kalian mengerti?"

"Me-mengerti, Sensei" jawab Naruto dan Kiba serempak, mereka memang pengacau nomor wahid saat kelas satu. Hampir semua guru kualahan mengahadapi mereka.

"Hm, baiklah. Sekarang kita mulai pelajarannya. Jam pertama adalah pelajaranku, sejarah. Sekarang buka buku kalian."

.

.

.

TEENG TEENG TEENG!

Lonceng tanda istirahat telah berbunyi. Anak-anak kelas 2-3 terlihat sangat lega dan senang. Kurenai termasuk guru yang disiplin. Tapi sebenarnya dia guru yang lembut, semenjak dia menikah dengan Asuma dia jadi guru yang sangat disiplin dan galak, seperti suaminya.

"Kerjakan halaman 12, minggu depan dikumpulkan. Akan ada konsekuensi bagi yang tidak mengerjakan."

"B-baik sensei..."

"Hm, sampai disini pertemuan pertama kita. Sampai jumpa minggu depan."

Kurenai berjalan keluar kelas 2-3.

"Huuuaaah, dia benar-benar mirip suaminya" keluh Ino.

"Padahal dulu dia guru yang lembut. Ternyata Asuma-sensei membawa pengaruh buruk" timpal Sakura.

"Hihihihi, sudahlah... Coba lihat sisi positifnya, si duo onar tidak berani bersuara." Kata Hianta.

"Hm, kau benar Hinata. Padahal mereka dulu paling tidak takut pada Kurenai-sensei. Mereka selalu menimpali setiap Kurenai-sensei menerangkan, tapi sekarang bernafas pun mereka tidak berani." kata Sakura.

"Kalian benar. Huh, aku jadi lapar, apalagi setelah ini Anko-sensei guru ter-killer se-KSHS. Ayo kita ke kantin" ajak Ino.

"Dasar, tadi kuajak sarapan kau tidak mau."

"Tadi aku belum lapar, Forehead."

Sakura hanya memutar bola matanya.

"Kalian berdua saja ya, aku tidak ikut." kata Hinata.

"Eh?"

"Aku tidak lapar, masih kenyang."

"Kalau kau sih, memang tidak pernah lapar Hinata-chan." kata Sakura.

"Yaah, kalau begitu kami ke kantin dulu."

"Ya."

Sakura dan Ino pun segera keluar kelas menuju kantin. Sedangkan Hinata segera mengambil buku yang belum selesai dibacanya kemudian turun menuju ke taman sekolah.

.

.

.

Disinilah tempat favorit Hinata di KSHS. Taman sekolah. Di bawah pohon apel yang rindang dan sejuk. Disini dia biasa menghabiskan waktu istirahatnya untuk membaca buku atau hanya sekedar untuk melihat kegiatan yang dilakukan anak-anak kelas satu. Udara disini sangat sejuk dan menenangkan karena tidak banyak siswa yang menghabiskan waktu istirahat mereka disni. Kebanyakan siswa lebih memilih menghabiskan waktu istirahat mereka di kantin. Hanya segelintir siswa yang ada disini, termasuk Hinata yang memang lebih suka tempat yang tenang.

Hinata sedang membaca bukunya, saat dirasanya ada orang yang duduk disebelahnya. Sebenaranya tanpa melihat pun dia tahu siapa yang datang, karena dia sudah hafal aroma ini, aroma sahabat kecilnya, Uchiha Sasuke, tapi dia tetap menoleh untuk memastikannya. Sasuke tidak menoleh, dia masih memperhatikan anak-anak kelas satu yang bermain basket di lapangan luar sekolah, Hinata kemudian mengalihkan pandangannya kembali ke buku yang tadi dibacanya.

Mereka hanya duduk diam, tidak ada yang mau memulai pembicaraan karena memang pada dasarnya mereka tidak banyak bicara. Yaah, mereka selalu begitu sejak kecil, tidak ada yang mau memulai pembicaraan sampai salah satu diantara mereka merasa bosan, dan biasanya yang merasa bosan itu Hinata. Meskipun begitu, banyak siswa-siswi yang memandang iri mereka. Siapa sih, yang tidak mau duduk di samping salah satu Pangeran dan Putri KSHS. Sasuke dan Hinata termasuk salah satu Pangeran dan Putri KSHS. Paras yang indah, otak cemerlang, dan keluarga terpandang dapat menjadikan mereka sebagai idola.

Hinata mulai merasa bosan dan jengah dengan pandangan iri para siswi. Akhirnya dia membuka mulutnya.

"Hh, sampai kapan mereka akan seperti itu. Kapan mereka akan mengerti. Kapan mereka akan berhenti salah paham." desah Hinata.

"Biarkan saja." jawab Sasuke datar.

"Sebaiknya kau cepat cari pacar Sasuke, aku tidak ingin mereka salah paham terus."

Ya, memang banyak siswa yang salah paham akan hubungan Sasuke dan Hinata. Mereka pikir Sasuke dan Hinata adalah pasangan, karena mereka sering terlihat bersama. Berangkat sekolah bersama, terkadang menghabiskan waktu istirahat bersama dan bahkan pulang sekolah bersama. Mereka berangkat dan pulang sekolah bersama karena memang rumah mereka hanya berseberangan. Tapi masih ada saja yang berpikiran seperti itu.

Untuk beberapa saat suasana di antar mereka kembali hening, sampai Sasuke mengeluarkan suaranya.

"Bagaimana kelas barumu?"

Hinata mengangkat kedua alisnya, heran. Tidak biasanya Sasuke menanyakan hal sepele macam itu.

"Kau mau bertanya soal kelasku atau Sakura-chan? Tidak perlu berbasa-basi Sasuke." jawab Hinata tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang dibacanya.

Sasuke mengalihkan pandangannya pada Hinata yang masih membaca bukunya. Sasuke memutar bola matanya.

"Menyenangkan. Apalagi Kurenai-sensei adalah waliku" jawab Hinata sambil tersenyum pada Sasuke. Kurenai memang salah satu guru favoritnya selain Kakashi guru bahasa inggris yang tampan dan Yamato guru bahasa jepang yang ramah.

"Bagaimana denganmu?" tanyanya.

"Biasa saja."

Hening lagi. Sampai...

"Aku serius dengan perkataanku yang tadi, Sasuke." kata Hinata sambil menatap Sasuke lekat.

Sasuke hanya mengangkat alisnya, tanda tidak mengerti maksud perkataan Hinata.

"Sebaiknya kau segera menyatakan perasaanmu padanya, sebelum dia diambil orang lain. Karena tidak sedikit orang yang menyukainya."

Sekarang Sasuke tau arah pembicaraan Hinata.

"Itu tidak mudah" jawabnya datar.

"Aku tidak bilang mudah. Berusahalah..."

"..."

"..."

"..."

"Mau kubantu?"

Sasuke kembali mengangkat alisnya dan menatap Hinata yang masih menatapnya lekat.

"Kalau begini terus tidak akan ada perkembangan. Kau tidak akan tau perasaannya padamu dan dia tidak akan tau perasaanmu padanya selama ini. Dan kau akan menyesal jika dia sudah menjadi milik orang lain."

"..."

"Jadi?"

Sasuke hanya menanggapinya dengan senyum tipis. Dan Hinata tau bahwa itu artinya Sasuke menerima niat baiknya untuk membantunya, mencomblangkan Sasuke dengan Sakura, gadis yang disukai Sasuke sejak kelas satu.

Hening lagi untuk beberapa saat.

"Kenapa kau ingin membantuku, Hinata?" tanya Sasuke.

Hinata mengangkat alisnya kemudian menjawab,

"Tentu saja karena kau sahabatku" jawabnya dengan senyum manisnya.

Sasuke hanya tersenyum tipis menanggapi jawaban Hinata. Dia sudah menebak Hinata akan menjawab begitu.

'Asalkan bisa melihatmu bahagia, itu sudah cukup bagiku' tambah Hinata dalam hati.

~~~~TBC~~~~

Yaaah, untuk chap 1 cukup sampai disini dulu...

Bagaimana menurut kalian? Masih pantaskah dilanjutkan? Apa alurnya kecepetan ato kelambatan? O.o

Saia sangat membutuhkan masukan dr para senpai dan reader sekalian dan,

Terima kasih atas kesediaan sodara membaca fic saia :)