Two shoots.
Disclaimer: Naruto is MK's. Ide untuk chapter 2 milik aya-na rifa'i.
Warning: AT, random, author POV, SasuSaku, NejiSaku, NejiTen.
Anonymous review: enabled.
Ada Hari, Sayang
Oleh LuthRhythm
Kau berjalan dalam gelapnya malam. Angin menerpa tubuhmu cukup kencang yang membuat beberapa helai rambut merah jambumu mengikuti geraknya melayang. Kau langkahkan kakimu dengan gontai dengan sebotol sake di dalam genggaman. Pikiranmu melayang ke antah berantah, tapi hatimu tahu pasti ke mana harus melangkah.
Bukan, sayang. Ini bukan lelucon, ini bukan sebuah bahan untuk kau tertawakan, jadi hentikanlah tawamu yang dipaksakan.
Legakah, sayang? Kau telah melangkah keluar dari naungan pesta di menit tadi, kau telah menjauh dari mereka yang tertawa sepenuh hati.
Mengapa? Apa kau sempat bertanya pada dirimu mengapa kau melangkah pergi dari mereka? Tentu alasannya adalah karena mereka tertawa sepenuh hati, sedangkan kau tak bisa karena hatimu telah mati.
Terbukti kini dengan melangkahnya kakimu ke lokasi pemakaman. Lokasi terakhir tempat mereka yang mati diistirahatkan.
Kau melangkah, kau hafal persis kemana harus mengarah. Kau hafal dengan baik setiap tikungan yang harus kau lewati untuk mencapai suatu nisan. Nisan di mana hatimu disemayamkan. Nisan di mana air matamu menetes dan terlupakan.
Kau terduduk, sayang. Kau bersimpuh di depan sebuah nisan tanpa nama. Nisan yang kau tahu persis siapa penghuninya. Nisan tempat sosok yang membawa hatimu mati bersamanya.
Bukan, sayang. Ini bukan saat yang tepat untukmu tertawa, bukan pula saat yang tepat untukmu bercanda dengan menyiram rerumputan makam itu dengan sake yang selama ini botolnya kau tawan di tangan.
"Untukmu bersenang-senang, Sasuke-kun."
Bukan, sayang. Ini bukan saat yang tepat untuk bibirmu tersenyum sinis sedangkan matamu menatap miris.
Seharusnya kau berkaca, sayang. Karena wajahmu tampak kusut persis seperti pikiranmu yang sedang kalut.
Kembali, sayang. Jangan menjauh dengan dengan tangisan di wajah. Tuntaskanlah apa yang tersisa, jangan kau menjauh dengan beban yang menyiksa. Karena sesungguhnya, berapa lama pun kau melanjutkan hidupmu layaknya kala ini, sosok yang kau siram pembaringannya dengan sakemu itu tak akan bangkit demi dirimu. Dia akan tetap terlelap dalam tidur panjangnya, meninggalkan kau dengan jutaan sayatan cinta yang tak terpeta.
Dan seharusnya kau tahu, sayang. Tak sepantasnya kau biarkan hatimu mati hanya karena cinta yang tak dapat kau akhiri.
Dan kau pastilah tahu, sayang. Banyaknya hari tak terhitung dengan jari, karena itu, kau masih punya banyak waktu untuk menggali hatimu yang kini mati.
Karena di kala nanti, sayang, pasti akan ada hari di mana kau dapat menggapai hatimu kembali.
.
Bersambung :o
Masih dengan belajar menguasai rima dengan diksi yang pas-pasan. Semoga kekuranganku tidak terlalu mengganggu kalian, hehe. Review?