Heyo~ Hanna is come back guyss! xD *SLAPPED*
Setelah hiatus yang entah lama atau sebentar (!)
Hanna kembali dengan fict gaje, nan ngenesnya abaikan

Len : Han! Udah belom sih!

Rin : Lama banget sih author culun kita ini -_-"

Hanna : Sialan kalian berdua =3=" dan kau Rin, akan kubikin kau sengsara disini!

Rin : … *speechless*

Len : terus trick and treat gimana kabarnya!

Hanna : masih in progress! udah, udah, disclaimer~

Len : Hanna bukan pemilik dari diriku yang ganteng ini (Hanna : ==") maupun kakak tercintehku (?) dan Vocaloid~

Rin : yap, tapi fict ini milik Hanna~

Aaaaa : italic untuk bicara dalam hati / kalimat bahasa inggris / kata-kata yang diberikan penekanan

Disclaimer

Vocaloid © Really thankies for CyrptonFM and Yamaha Corp. for made Vocaloid QwQ

Unlucky x Lucky © Hanna Fauzia

Chapter 1 : Hell You, Pervert Boys!


[Rin Pov]

Narita Airport, Tokyo, December 26th 20XX

"RIIN! CEPAAT!" gadis berambut biru toska menyerukan namaku dengan keras yang membuat orang-orang di sekitar menoleh ke arah kami.

"Aku sedang berlari Miku! Kau tidak bisa lihat!" balasku setengah berteriak, gadis yang bernama Miku itu memutar balikkan tubuhnya dan berkacak pinggang menghadapku.

"Yeah, yang aku lihat, Baju-bajumu satu persatu keluar dari koper, Bagus sekali Rin." Ucap Miku sambil sedikit terkekeh.

Aku dengan perlahan menundukkan kepalaku untuk melihat kebawah dan…

Oh, bagus. Baju-bajuku keluar semua, karena apa? Kau tahu, KOPERKU TERBUKA. Dan lebih parahnya lagi… *ekhem* baju dalamku ikut berserakan ke lantai bandara.

Jadi ini salah satu alasan kenapa orang-orang melihatku seperti itu?

"Grrr…" geramku dan dengan emosi memasukkan bajuku satu-persatu ke dalam koper dengan asal. Saat kucermati…

Dimana celana dalamku? (Hanna : o/o)

Aku melihat ke sekeliling, namun sudah tidak ada satu helai bajupun yang tersisa.

Namun tiba-tiba aku merasa melihat celana dalamku yang bermotif jeruk, dalam jarak dekat tepat di depan wajahku.

Wait… ini… celana dalamku?

"Ini celana dalammu, Miss orange underwear." Ucap seseorang dari balik ce-celana dalamku. Dia menaruh celana dalam itu di atas kepalaku, hingga aku sekarang bisa melihat wajahnya.

Seorang lelaki dengan rambut blonde dan mata biru shappire. Entah kenapa aku merasa orang itu mirip denganku.

Sejenak aku cengo karena bingung dengan keadaan…

Cengo…

Cengo…

Cengo…

"Helo? Miss orange underwear?" ucapnya untuk kedua kali yang menyadarkanku dari lamunan.

"KYAAAAAAAAA!" aku teriak sekencang mungkin, aku langsung mengambil celana dalamku yang berada di atas kepalaku dan langsung memasukkannya ke koper lalu berlari dengan kecepatan yang inhuman ke arah Miku.

.

.

.

"Aku baru tahu Rin. Kau bisa berakting lucu begitu~" ucap Miku menggodaku, sedangkan aku hanya cemberut saja.

"Shut up Miku. This is really embrassing!" ucapku dengan nada yang penuh kemarahan.

"Oke, saya nyerah Miss Orange Underwear~" kata Miku menggodaku untuk kedua kalinya, yang berhasil membuatku memberi jitakan tepat di ubun-ubunnya.

"Ittai…" keluh Miku sambil mengelus-elus ubun-ubunnya.

Oh iya, Aku lupa memperkenalkan diri? Namaku Rin Kagamine, emm berambut blonde dan mempunyai mata biru shappire. Di atas kepalaku terhias pita putih besar yang menjadi ciri khasku. Dan salah satu ciri khasku yang lain adalah aku seorang UNLUCKY GIRL.

Terdengar (read : terbaca) konyol? Baca sekali lagi hingga kau mengerti penderitaanku.

Dan perempuan disampingku yang sering menggodaku ini adalah Miku Hatsune, dia adalah seorang diva skala Internasional. Jadi tidak usah kujelaskan lagi penampilannya karena kalian pasti sudah tahu kan?

Dan kami sedang bersiap-siap pergi ke Hawaii. Yeah, meninggalkan Jepang hanya untuk 2 bulan bagi gadis yang berumur 17 tahun sepertiku bukanlah hal yang mengangetkan.

Aku sering pergi ke luar negeri untuk mendampingi Miku konser, walaupun yang pasti kulakukan hanya berlibur disana.

"Rin! Ceeepaaaat!" seru Miku dengan nada tidak sabar, dia sudah mengantri di bagian pemeriksaan tiket. Dan dengan teburu-buru aku mengecek saku-ku untuk mencari tiket pesawat yang telah dipesan sebelumnya.

… *awkward silence*

"Dimana tiketku?" ucapku dengan cengo, sambil menepuk-nepuk tubuhku sendiri untuk memastikan bahwa tiketku hilang.

"Rin?" seru Miku, sedangkan aku hanya melebarkan mataku saking shocknya.

"DIMANA TIKETKU!" teriakku mengangetkan semua orang yang sedang mengantri. Aku mengecek berkali-kali saku baju, saku celana, tas ransel, maupun koperku, namun hasilnya : NOL

"Rin, aku tahu kamu mempunyai nasib sial. Tapi tidak kusangka kamu segini sialnya…" gumam Miku sambil menatapku dengan tatapan kasihan.

"Yeah, karena itu aku di sebut UNLUCKY GIRL Miku!" seruku dengan emosi dan kembali mencarinya terus-menerus, namun hasilnya tetap nihil.

Perlahan air mataku mengenang di pelupuk mataku, pandanganku buram dan kepalaku tertunduk menatap lantai.

"Kau tidak apa-apa, Miss Orange Underwear?"

suara ini?

Aku mengadahkan kepalaku dan memastikan siapa yang menyapaku itu. Yap, itu cowok yang tadi 'menolong'ku.

"…" aku hanya diam karena bingung + shock + sedih + marah (?)

"Kau kehilangan tiket ya?" tanyanya dan berjongkok agar wajahnya berhadapan dengan wajahku.

Dengan berat hati aku mengangguk lalu menyeka air mataku dengan lengan bajuku.

"Ini." Ucapnya dan menyerahkan selembar… tiket?

Aku menatapnya dengan bingung, kenapa dia memberikan tiketnya kepadaku? Aku tahu ini bukan tiketku, nomor bangkunya berbeda.

Cowok itu menyadari tatapanku yang seakan mengatakan apa-maksudmu-hah? Dia tersenyum dan menaruh tiket itu di tanganku lalu berdiri.

"Itu harusnya tiket untuk temanku, tapi dia tidak ingin ikut ke Hawaii. Jadi kuberikan kepadamu, tujuanmu ke Hawaii kan?" ucap cowok itu lalu pergi meninggalkanku yang masih duduk di lantai karena bingung.

.

.

.

Sekarang aku mengantri di tempat pemeriksaan karcis dengan terbengong-bengong, masih belom menyadari keadaan yang sebenarnya. Sedangkan Miku terus saja berceloteh.

"Kau tahu Rin? Kau benar-benar beruntung bisa mendapatkan tiket!"

"Kau sangat beruntung Rin!"

"Apakah ini akan menjadi keberuntungan pertamamu dan terakhirmu ya? Hehe"

"Dan cowok itu baik sekali, memberimu tiket ini. Sayangnya kau belum sempat mengucapkan terima kasih!"

"Mungkin sebentar lagi kiamat Rin, karena kau mendapatkan keberuntungan!"

"Cowok itu ganteng juga! Kurasa aku akan menyukainya, hehehe. Just Kidding~!"

Semua itu di ucapkan Miku berulang kali tepat di samping telingaku dengan volume keras.

Oh Ayolah, aku menyukai suaranya ketika dia bernyanyi, namun jangan menyuruhku memberi pendapat yang sama ketika dia berteriak!

"Yeah, Miku. Aku rasa lebih baik kamu diam sekarang!" ucapku lalu memberikan tiketku kepada petugas duluan karena aku mengantri didepan Miku.

Petugas itu sedikit kaget melihat tiket yang kuberikan, dia mencermati tiket itu dengan baik-baik dan menyerukan temannya yang berada di sebrang corner.

"Hei, ini tiket kelas eksekutif kan!" seru petugas itu kepada temannya, sedangkan temannya hanya mengangguk dan kembali mengerjakan tugasnya.

Aku dan Miku cengo seketika.

Pantas saja tiketku berwarna emas, sedangkan tiket miku berwarna biru!

"Maaf, ini tiket kelas eksekutif, disini untuk kelas bisnis. Nona mengantri saja di corner sebelah sana." Ucap petugas itu sambil memberikan tiketku dan menunjukan sebuah tempat pemeriksaan tiket di ujung ruangan.

Aku mengambil tiket itu lalu berjalan menjauhi antrian yang ramai dan sesak ini. Sedangkan Miku terus saja bergumam.

"Kau sungguh beruntung Miss Orange Underwear!" aku sweatdrop lalu dengan cepat menuju tempat pemeriksaan tiket eksekutif.

Berbeda dengan kelas bisnis, antrian kelas eksekutif tidak ramai dan sesak. Bahkan di beri sofa di pinggir antrian untuk menunggu sambil duduk.

Entah kenapa aku merasa canggung berada disini. Karena semuanya kelihatan dari kelas 'atas'.

Memang Miku adalah seorang Diva terkenal, tapi dia tidak pernah membeli tiket kelas eksekutif untukku dan dirinya. (A/N : Rin dibelikan tiket oleh Miku) alasannya sih karena pengen hemat =,=

Aku kali ini melewati pemeriksaan tiket dan paspor dengan lancar, aku juga melewati pemeriksaan barang bawaan dengan cepat.

Karena sudah cukup terlambat untuk menaiki pesawat, aku tidak usah menunggu dulu di ruang tunggu dan langsung naik ke pesawat.

Yang aku kagetnya lagi, kita tidak usah membawa sendiri koper kita! Ada seorang pramugari yang akan menenteng koper kita dan mengikuti kita untuk mengetahui dimana kita akan duduk nanti.

"Nona di nomor berapa tempat duduknya?" tanya pramugari itu ramah. Benar-benar kelas eksekutif, pikirku.

"Umm… K-02" ucapku setelah memeriksa kembali tiketku.

"Oh, kursi untuk 2 orang ya? Itu di sebelah sana, mari saya antar Nona." Ucap pramugari itu dan menuntunku ke barisan tempat duduk eksekutif di bagian depan pesawat.

"Disini Nona, saya taruh kopernya di lemari atas ya." Ucap pramugari itu, aku hanya mengangguk.

Aku duduk tanpa melihat siapa yang di sebelahku terlebih dahulu dan…

"Hei Miss Orange Underwear"

"KYAAAAAA-"teriakku, untungnya aku refleks menutup mulutku. Kalau tidak mungkin penumpang lain sudah menegurku.

"Merasa senang duduk di sebelahku?"

"Kenapa aku bisa duduk di sebelahmu!"

"Karena tiket kita sama."

"…" aku hanya speechless karena tidak bisa menjawab. Tiket yang kupakai memang untuk temannya, jadi sudah pasti tempat duduk mereka berdekatan kan?

"Jadi?" tanya cowok itu tiba-tiba. Aku pertamanya tidak mengerti, namun setelah diam sejenak, aku mengerti apa maksudnya.

"…Terima kasih…" gumamku, setengah tidak ikhlas.

"Bagus, anak pintar" ucapnya sambil nyengir dan mengacak-ngacak rambutku. Sedangkan aku cemberut.

.

.

.

5 menit menjelang take off

"Hei" seruku pada cowok itu yang sedang membaca sebuah koran yang di sediakan di pesawat.

"Hmm?"

"Siapa namamu?"

"Sebelum bertanya nama orang, kenalkan dulu dirimu Miss Orange Underwear." Jawabnya dengan nada meremehkan. Uhh! Ini tidak lucu!

"Namaku Kagamine Rin. Jangan pernah panggil aku dengan sebutan 'Miss Orange Underwear' lagi! Tuan Mesum" balasku dengan nada yang juga meremehkan. Dan dia hanya tertawa karena sikapku.

"Namaku Kagane Len. Rinneyy~" jawabnya dengan nada menggoda. Aku hanya menghela napas dan mencari sesuatu di dalam tas ranselku.

…Aku tidak berhasil menemukan apa yang kumau…

"Para penumpang terhormat sekalian. Pesawat dengan nomor B-1293 tujuan Hawaii, akan segera lepas landas dalam hitungan mundur" ucap salah satu pramugari dari speaker yang terpasang di langit-langit pesawat. Pesawat pun mulai berjalan ke arah titik lepas landas dengan perlahan.

Oh tidak… aku belum menemukan apa yang 'kubutuhkan' sebelum lepas landas. Another Unlucky Things?

"Hei Len…" gumamku dengan volume yang sangat kecil, tapi aku yakin Len bisa mendengarnya.

"Ya Rinneyy~?" tanyanya, dan mengalihkan pandangannya dari koran ke arahku.

"Kau punya permen?" tanyaku, hitungan mundur sudah terdengar dan tubuhku mulai bergetar.

"Untuk apa~?"

"Aku takut lepas landas kalau tidak mengulum permen!"

"Ooh… Unyu sekali Rinney~"

"Sudah, cepatlah Len! Kau punya tidak!"

"Oh tentu aku punya, tunggu ya." Len pun memasukkan tangannya ke dalam saku kemeja yang dipakainya.

"Bagus, cepatlah!"

"3…" Oh-My-God! Sudah sampai hitungan ke 3!

"Cepatlah Len!" bentakku, sedangkan Len masih mencari permen di sakunya dengan tenang tanpa ada rasa panik sedikitpun.

"2…" akhirnya Len menemukan sebuah permen mint rasa jeruk dari saku celananya.

"Bagus, rasa jeruk. Len! Cepat berikan kepadaku!" tapi bukannya Len memberikan permen itu kepadaku, dia malah membuka bungkus permen itu dan melemparkan permen itu ke dalam mulutnya sendiri.

"1…"

"LEN!" bentakku dengan keras.

"As You Wish, Miss Orange~" ucap Len dan mengubah posisi duduknya menghadapku lalu memegangi kepalakudengan erat dan menghadapkanku ke wajahnya…

"0…"

Bersamaan dengan lepas landasnya pesawat, aku merasakan rasa jeruk yang sedikit pedas di mulutku dan rasa hangat… Bibir Len?


O/m/O akhirnya jadi juga chap.1 nya! \(^o^)/

Kesampean juga Hanna bikin fict genre romance TTwTT *PLAK

Otak saya lagi mesum nih *DUAGH* canda~ xD

Rin : Hanna jeleeeeeeeeek! Kenapa aku dibikin sengsara banget!

Hanna : aww, itu balasan untuk A/N di awal cerita Rinney~

Len : Sudahlah Rin, yang penting kan kita sudah 'KISU'

Rin : *blush* L-Len… kau menciumku dengan tiba-tiba 'kan! Y-you… pervert…

Len : Aw Rinney~ You're so cute when blushing~ *kiss Rin on her cheek*

Rin : *blushingmeter : 100000%* *pingsan*

Hanna : *nose bleeding* I-incest… Twin-twincest… OMGOMGOMG… *blushing*

Len : yaak, semuanya jangan lupa Review ya! Pokoknya kalau review dari chap ini kurang dari 5, aku gamau akting di fict ini lagi! *DUAGH*

Hanna : maaf kalau ada typo ya, maklum… Hanna bikinnya di hape dan sedang sakit *cough*

Len : review pleaseee?

Hanna : oh iya, mungkin nanti di Hawaii ada beberapa kalimat yang pakai bahasa inggris (secara, Hawaii gitu lho!) dan kalau salah maaf ya, Hanna gak terlalu jago bahasa inggis. dan Hanna harus nyari lokasi hotel, tempat konser, pantai, dan lokasi-lokasi lain yang Hanna butuhkan disana~ xD jadi kalau ada yang punya rekomendasi, jangan ragu-ragu kasih tahu aku ya =3

Ripiu~