Miu Hirohata present
A KaitoAoko fic
"When We Meet Again"
Meitantei Conan © Gosho Aoyama
Genre: Romance
Rated: (maybe) K+
Warning: OOC sangat, Typo, diksi berantakan , dll.
Don't Like Don't Read
.
.
.
.
"Nakamori-san!"
Derap langkah terdengar seiring suara panggilan dari seorang wanita. Merasa terpanggil, gadis berambut hitam kecoklatan sebahu berbalik, mendapati gadis cantik berambut merah keunguan berjalan menuju dirinya. Ah, walaupun sudah beberapa tahun bersama, gadis itu masih belum bisa memanggilnya dengan nama kecilnya juga?
Tersenyum, gadis yang dipanggil tadi bertanya, "Ada apa, Akako-chan?" Akako—gadis cantik tadi angkat bicara. "Kau bertemu Hakuba-kun? Aku tidak melihatnya daritadi."
"Ah, entahlah. Aku juga tidak melihatnya." Aoko menjawab sambil tersenyum misterius.
"Begitu, kuki—"
Ucapan Akako terpotong begitu merasakan dua telapak tangan yang kekar menutupi kedua mata indahnya. Indera penciumannya menangkap aroma yang sangat dikenalnya. Tersenyum kecil, Akako menggengam balik tangan tadi.
"Hakubaka, dari mana saja?" Saguru mengeryit. Sejak kapan kekasihnya ini menjadi mirip dengan Aoko?
Sembari melepaskan tangannya dari wajah Akako, pemuda tampan itu bertanya dengan raut wajah heran, "Sejak kapan kamu ketularan Aoko?"
Aoko melayangkan tinju ke bahu Saguru. "Heh, jangan salahkan aku, Hakuba."
"Sudahlah, ayo Nakamori-san. Sebentar lagi, dosen mata kuliah kita masuk. Sebaiknya kita pergi duluan." Akako menginterupsi. Aoko mendengus, sementara Saguru mengusap bahunya yang nyut-nyutan. Rupanya pukulan Aoko tadi cukup keras juga.
Menghela nafas, Saguru mengangkat bahu. Memandang dua gadis yang berjalan meninggalkannya.
~.~.When We Meet Again.~.~
Hoahm. Aoko menguap lebar. Benar-benar membosankan. Aoko menelungkupkan kepalanya di atas meja yang tersambung dengan bangkunya. Ia benar-benar mengantuk sekarang. Diperbaikinya posisi duduknya kemudian mencari posisi nyaman untuk tidur.
Oh, perduli setan dengan dosen yang masih setia menjelaskan hal-hal rumit didepan. Toh, banyak juga mahasiswa yang tampaknya sudah setengah sadar. Lagipula, dia 'kan pintar.
Aoko menutup matanya perlahan—
"Hey, katanya hari ini KID akan beraksi lagi, ya?"
Dan dengan cepat membukanya tepat setelah perkataan atau bisikan tadi terdengar. Rasa kantuknya hilang seketika, berganti dengan rasa penasaran dan sesak yang membuncah dihatinya.
'Kaito…'
.~.Flashblack.~.
DRAP, DRAP.
Aoko berlari menaiki tangga dengan tergesa. Ia harus sampai ke atap secepatnya. Harus.
Minggu, 11 pm
Di atap gedung Beika Center
Aku datang untuk menyuarakan kebenaran
Kebenaran yang menyakitkan
Kaitou KID
Surat itu. Surat dari maling sialan itu. Aoko tak tahu sejak kapan KID menyelinap ke kamarnya, kemudian meletakkan surat itu di meja belajarnya. Namun, yang kini ia pikirkan adalah alasan sang pencuri memanggilnya ke atap gedung Beika Center.
Tertulis bahwa ia akan datang untuk menyuarakan kebenaran. Kebenaran apa? Jangan-jangan… Buru-buru ditepisnya hal yang melintas di otaknya. Kaito adalah KID.
Oh, itu tidak mungkin. Mengingat sifat Kaito dan KID yang bertolak belakang. Tapi, itu hanya dugaanmu, sayang.
Tak sadar, ia telah sampai ke pintu keluar untuk menuju atap. Menelan ludah, Aoko memutar kenop pintu kemudian membukanya.
CKLEK!
Kosong.
Sama sekali tidak ada siapapun disini.
Sembari menutup pintu, Aoko memicingkan matanya. Berharap menemukan pencuri berbalut kostum putih tersebut. Aneh, aku tepat waktu, kok?
"Aku sudah menunggumu, Nakamori-san."
DEG!
Tubuh Aoko menegang. Bulu romanya berdiri ketika suara arogan itu merasuk ke indera pendengarannya.
Perlahan, diputarnya tubuhnya ke belakang—dimana suara tadi berasal, kemudian ia membatu.
Jubah putihnya berkibar.
Topi putih tingginya setia diatas kepalanya.
Sementara, sebuah kacamata tunggal menghiasi mata kanannya.
Kaitou KID!
Hyush~
Hening melanda. Tak ada yang bersuara. Hanya deru angin yang terdengar.
Aoko menelan ludah. Oh, shit! Kenapa jantungnya seperti mau meledak begini?
Selama ini, Aoko belum pernah sekalipun bertemu muka dengan si pencuri itu. Dan sekarang, KID berdiri didepannya sembari menyunggingkan senyum angkuhnya.
Dan sekarang, mau tidak mau Aoko harus mengaku kalau KID itu—err, lumayan keren(bohong!). Aish, rasanya Aoko ingin memukul kepalanya sendiri akibat pemikiran yang menurutnya sangat amat bodoh itu.
"Ja-jadi… Apa yang ingin kau bicarakan, huh? Bu-bukan untuk menculikku 'kan?"
KID tak bisa menahan seringai miliknya kali ini. Dan Aoko bersumpah, wajahnya pasti sudah memerah sekarang. Argh, apa sih yang kupikirkan?
"Tentu saja tidak, Nakamori-san," kata KID seraya mendekat ke arah Aoko. Aoko segera memasang sikap siaga. Cih, apa yang diinginkan maling sialan itu?
"Aku ingin menyatakan kebenaran. Kebenaran yang seharusnya telah kau ketahui sebelumnya." Alis Aoko menukik tajam. Apa maksudnya? "Apa maksudmu, hah?"
KID tersenyum tipis—dan entah mengapa terlihat seperti senyum miris bagi Aoko.
"Aku sudah lelah berbohong,—"
"—Aoko."
DEG!
Saat itu, Aoko bersumpah melihat Kaito ditempat KID berdiri tadi.
KID menggenggam topi putihnya. Jeda beberapa detik sebelum dilanjutkan dengan gerakan melepas topinya tadi. Sementara, kacamata monocle-nya telah terlepas dari mata kanannya—entah sejak kapan.
Mata Aoko membulat.
"Akulah, Kaitou KID."
"Ka-Kai…to?"
Déjà vu. Aoko serasa bermimpi saat ini.
"Ha… Hahahahaha!" Suara tawa Aoko terdengar dimalam yang hening. Sementara, KID atau Kaito, menaikan alisnya heran. Bingung akan tindakan Aoko.
Mengusap air matanya—yang tak sengaja keluar saat ia tertawa, Aoko berkata, "Aku pasti bermimpi. Ya, itu benar." Aoko mulai meracau sendiri.
Kaito tersenyum miris. Ia tahu, sangat tahu. Ini terlalu berat untuk diketahui oleh Aoko sendiri. Bahkan, ia sendiri harus menyiapkan mentalnya sendiri berhari-hari sebelumnya, untuk mengatakan yang sebenarnya pada Aoko. Aoko menutup mata,
"Tinggal menutup mata dan yang pasti aku akan kembali ke alam nyata. Ya, itu be—"
"Ini bukan mimpi, Aoko."
Mata Aoko menjeblak terbuka. Aoko tahu, ia sangat tahu bahwa ini bukan mimpi. Hanya saja… Ia belum siap, apalagi untuk mengetahui bahwa seorang Kaito adalah KID.
NGGAK! Aoko menggelengkan kepala kuat-kuat. Bulir-bulir bening mulai mengalir di pipinya. Ia sama sekali tak percaya Kaito membohonginya seperti ini.
"Aoko, aku—"
"Nggak! Aku nggak mau dengar apapun!" Aoko menutup kedua telinganya dengan telapak tangan miliknya. Aoko berlari menerobos Kaito menuju kembali ke tangga. Kaito mencoba menahannya, namun dengan cepat Aoko menepisnya.
"Aoko, aku ingin berkata bahwa aku… aku suka padamu, Aoko," lirih Kaito sementara Aoko sudah menghilang dibalik pintu.
BRAK!
Aoko membanting pintu rumahnya dengan keras. Beruntung ayahnya sedang tak berada di rumah, kalau tidak mungkin ia sudah dihujani dengan berbagai pertanyaan. Ia berlari ke kamarnya kemudian kembali menutup pintu dengan keras.
Dan tanpa kekuatan, ia merosot ke lantai. Kemudian, ia berteriak histeris. Ia terus berteriak, mengeluarkan segala penat dihatinya. Ditekuknya kedua lututnya, kemudian ditenggelamkan kepalanya dilipatan lututnya. Menangis dan menangis. Hanya itu yang bisa ia lakukan sekarang.
.~.End Flashback.~.
Aoko menghela nafas. Mengingat hal itu, membuat sesak dihatinya semakin menjadi-jadi. Namun, yang membuatnya semakin sedih adalah Kaito telah pindah sekolah setelah pernyataan tersebut.
Pengecut! Kau pengecut, Kaito! Kau… Pengecut!
Dan setitik air kembali menetes dari iris violet milik Aoko.
~.~.When We Meet Again.~.~
Aoko berjalan menenteng buku-bukunya dengan gontai.
BRUK!
"A-ah, gomenasai."
Kertas-kertas beterbangan. Sementara, Aoko dan seseorang yang tak sengaja ditabraknya sedang berusaha untuk memungut buku-buku yang berserakan.
Sembari menerima buku dari orang tersebut, Aoko tersenyum.
"Ariga—"
Dan sedetiik kemudian, ia membeku.
Oh, astaga.
~.~.~.~
Chapter 2 selesai
~.~.~.~
THIDAAAAAAAAAKK!*ngebaca ulang fic diatas*
Mengapa Saguru dan Akako OOC sangat begithuu? Aish, aku memang ga berbakat.
Ok, adakah yang masih ingat ama nih fic?*Reader: GAK!**pundung*
Maaf banget karena kelamaan banget ngapdetnya… Itu karena entah kenapa virus-virus K-POP merasuki saia, dan akhirnya bukannya menyelesaikan fic ini, saia malah meyibukkan diri dengen mendownload segala macam hal tentang mereka#geplaked. Haahhh, jangan salahkan saia, salahkan pesona 13 orang yang memang mempesona tersebut*ngerti kan?*
Hehehehe… Saatnya ngebales revieww~
I lop u all: Arigatouu~ Hihihihi… Aku juga suka banget ama nih pair… OK, nih udah di apdet.
Chiaki 'Sha' Akera: Arigatou udah mau nge-fave fic abal ini.. Hehehehe, makasih kritiknya aku harap chap ini lebih baik dari sebelumnya(_._)
sh-summer: Yup, makasih… Nih udah di-apdet^^
White Azalea: Arigatou^^ Hehehehehe… Akan kuusahakan supaya bisa banyakin fic dengan nih pair^^
Nami-chan Sun Flowers: Fic abal kayak gini… Kok dibilang mancaabs? Hehehehe… Makasih udah review..
Phantomthief94: Hehehhe.. Terima kasihhh… Nih udah di-apdet…
grey chocolate: Udah di-apdet^^
Mind to review?
Sign.
Miu H.
