Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Sabaku No Naruto © Back-Total yaoi addict

Rate : M

Genre: Romance, Hurt/Comfort.

Pairing : Gaara x Naruto.

Spoiler Warning : Semi-Canon, Yaoi, MaleXMale, BL, Lemon, M-PREG. Don't like Don't read!

A/N: Chap ini sudah di Check N Edited, artinya mungkin ada perubahan kata2 tapi ga berubah alur cerita kok!

.

.

Please Enjoy It!

.

.

.

SABAKU NO NARUTO

.

.

.

Chapter 1!

Sunagakure, desa yang didominasi pasir dengan suhu udara jauh diatas rata-rata suhu normal desa lainnya. Sebagai salah satu desa besar yang berperan penting dalam dunia shinobi. Tidak ada yang meragukan stabilitas kekuatan desa Sunagakure. Hal ini dapat dibuktikan dalam sejarah yang tertera dalam arsip dunia shinobi. Desa yang kini sedang menjadi pusat perhatian karena penggerak roda pemerintahannya yang baru adalah remaja berusia 16 tahun, seorang Jinchuriki.

Tidak berhenti sampai disitu. Kini, desa Sunagakure kembali menjadi pusat perhatian karena 'Kazekage' a.k.a 'Shinobi Terkuat Sunagakure' akan mengadakan upacara pernikahan. Hal ini menjadi dalang kesibukan baru bagi desa Sunagakure. Pesta pernikahan digelar secara besar-besaran yang akan dihadiri oleh pejabat dan orang penting desa lain.

Menurut kabar burung pernikahan Kazekage merupakan pernikahan politik. Tapi saat ini belum ada yang tau kebenaranya seperti apa.


TOK.. TOK.. TOK..

"Masuk"

"Kazekage-sama, anda memanggil saya?"

"Ya, bagaimana persiapannya?"

"Persiapan upacara pernikahan sudah 100% selesai. Tim keamanan juga sudah ditempatkan hingga 10 km diluar benteng Sunagakure, sesuai permintaan Kazekage-sama. Bisa dipastikan upacara pernikahan pada pukul 06.00 sore nanti dapat berjalan lancar dan tanpa hambatan."

"Baik. Kalau begitu kau boleh keluar"

"..."

"?"

"..."

"Ada apa lagi?"

"Umm.. A-ano.. Kazekage-sama. Ca-calon pengantin.. ti-tidak ada di kamarnya.."

"..."

"Kazekage-sama?"

"Sejak kapan?"

"Ugh.. I-itu saya juga kurang yakin Kazekage-sama. Terakhir saya kekamarnya 1 jam yang lalu, dia masih ada!"

"Biar ini aku yang urus, kau boleh lanjutkan tugasmu."

"Baik, Kazekage-sama. Saya permisi keluar."

CKLEKK.. BLAMM..

"Ckk, apa lagi yang dia lakukan?"


Jam menunjukkan pukul 04.00 sore. Sangkakala pun hampir meninggalkan singgasananya. Tak elak semilir angin hangat bebarapa kali berhembus di Sunagakure, desa yang memiliki kadar panas bumi lebih banyak dari desa lain. Namun, ditengah keadaan seperti itu tidak berpengaruh bagi seseorang yang sedang terlelap sambil berlindung dibawah pohon yang rindang. Dia Uzumaki Naruto, si bocah Jinchuriki. Remaja laki-laki berambut pirang secerah mentari dengan iris mata seindah langit biru. Berparas agak manis dan memiliki warna kulit karamel, tubuhnya agak pendek dibanding shinobi-shinobi lelaki sebayanya. Orang mengenalnya bocah penuh kejutan yang periang, tapi bodoh. Biar begitu dia mampu membuat setiap orang tidak bisa berpaling dari dirinya.

TAPP.. TAPP..

Suara langkah kaki membuat tidur nyenyak pemuda pirang terganggu, namun dia tidak mau membuka matanya. Berikutnya dia rasakan sepasang tangan mengusap kening dan rambutnya. Sedikit sentuhan memang, tapi dia sudah tau siapa itu. Hanya satu orang yang berani berbuat gestur intim padanya. Dia, tidak lain tidak bukan yaitu Sabaku No Gaara atau orang banyak mengenalnya sebagai 'Kazekage Sunagakure'. Remaja laki-laki berambut merah yang memiliki iris mata Emerald, berparas tampan dan tubuhnya tegap, sangat maskulin. Di Suna dia terkenal dengan wajah stoic dan sangat pediam. Entah berapa orang yang beruntung bisa berbicara denganya.

Awalnya hanya bagian kepala, tapi sentuhan itu beralih ke tempat lain. Mulai dari helaian rambut pirangnya, turun ke pipi, turun ke tengkuk, bahu, dan kepunggung. Masih dalam posisi tengkurap Naruto membiarkan orang yang sangat dia kenal terus menyentuh tubuhnya sesuka hati. Tapi kesabaranya habis begitu bagian bawah tubuhnya yang paling sintal disentuh. Sebab itu dengan sigap Naruto mencengkaram sepasang tangan tersebut.

"Cukup Gaara! Sejak kapan kau jadi orang mesum begini?", gumam Naruto masih enggan membuka matanya.

"Jangan salah sangka, aku bukan orang rendahan yang mencari kesempatan disaat kau tertidur. Mau ditaruh dimana ijasah 'Kazekage' ku kalau aku ketahuan melakukan tindakan nista oleh seseorang yang ingin aku nistakan. Turun sudah wibawaku jika hal itu terjadi," jawab Gaara innocent.

"Huh," dengus Naruto dan membuka matanya lebar-lebar kemudian menatap pemuda bernama Gaara dengan lekat.

Sapphire bertemu Emerald. Sesaat kedua warna batu berharga yang melambangkan kesejukan dan ketenangan itu saling bersatu. Menciptakan suatu warna yang begitu kontras, yang dinamakan Aquamarine. Aquamarine, batu berharga yang melambangkan kasih sayang dan rasa cinta tanpa batas.

Kegiatan saling tatap terus berlangsung, hingga pemuda bernama Gaara mendekatkan wajahnya.

Cup!

"Aaargh! Jangan main cium!"

Gaara mendengus. 'Huh pelit sekali. Siapa suruh bibirmu menggairahkan', batin Gaara.

"Di Suna jangan perah tidur sendirian, kau bisa terkubur," ujar Gaara datar sambil menunjuk gundukan pasir yang tidak seberapa, mendarat dengan sukses di tubuh Naruto.

Naruto yang penasaran segera mengalihkan pandangannya ke gundukan pasir diatas tubunya. Upss! Banyak pasir memang. Naruto hanya bisa sweetdrop melihat itu.

"Lucu kan kalau beredar kabar 'Calon Pengantin Kazekage Sunagakure Mati Tertimbun Pasir'," ujar Gaara lagi dengan suara yang sedikit di daramatisir.

Naruto beranjak duduk. "Ugh.. Biar saja aku mati tertimbun pasir! Itu lebih rasional dari pada beredar kabar 'Naruto Uzumaki si bocah nomor 1 mati tertimbun manusia pasir!'" ucap Naruto sebal sambil mencibirkan mulutnya kepada Gaara.

Mata Gaara menyipit, "Kau menyindirku nona?"

"APA! Enak saja memanggilku nona!"

Sebelah ujung bibir Gaara naik keatas. "Mana ada Tuan yang mukanya cantik?"

"Gaara baka! Aku tampan, mananya yang cantik," keluh Naruto.

"Kau pernah berkaca Naruto?" tanya Gaara tiba-tiba.

Beberapa saat Naruto melongo dengan pertanyaan pemuda dihadapanya. "Eh, iya pernah."

"Kau tidak lihat ada dewi cantik berambut pirang dan bermata biru disana. Tau tidak bibirnya itu manis sekali, tak tahan aku ingin terus mengecupnya."

Saat berkata seperti itu Gaara menyentuh bibir Naruto, tatapan matanya seolah tak ada yang lebih menarik dari bibir yang ia sentuh sekarang.

Naruto merona. "Gombal," bisik Naruto pelan.

Gaara tersenyum. Hanya ketika bersama Naruto lah ia punya banyak ekspresi.

"Naruto"

"Ya?"

Gaara mengambil sepasang tangan Naruto kedalam genggaman kedua tanganya. "Apakah kau mencintaiku?"

Bola mata Naruto membesar, kadang pertanyaan Gaara memang diluar dugaan.

"Menurutmu?" ujar Naruto seolah ingin menggoda Gaara.

"Rasa cintaku lebih besar sepertinya.." jawab Gaara pelan. Berikutnya ia tundukan kepalanya rendah sekali. Dia tau Naruto hanya menggodanya, tapi sudah mau menikah begini tidak bisa jawab yang serius ya? Pertanyaanya itu serius loh!

Naruto terkikik pelan, "Gaara, liata aku!"

Gaara menegadah. Naruto memejamkan matanya dan tersenyum, "Cium aku."

Seringaian muncul dibibir Gaara, "Jangan menyesal ya, sekali memulai aku tidak akan bisa berhenti."

"Ummh"

Gaara mengulum bibir itu.

"Garmmhh.. mmnh..," desahan pelan terlontar dari bibir Naruto ketika Gaara memaksa bibirnya lebih mendekat. Tidak ada perlawanan yang diberikan Naruto, karena dalam lubuk hati dia juga menginginkanya. Ia pasrahkan bibir ranumnya kepada pria yang sudah lama merebut hatinya. Seiring waktu berjalan, kecupan berubah menjadi pagutan. Pagutan yang sangat mengkleim dan mendominasi.

"Mmnnhh..," erangan pelan keluar dari bibir Naruto. Di saat Gaara memaksakan lidahnya untuk mendobrak masuk bibir tipis Naruto tanpa peringatan sedikitpun. Sang 'Kazekage' menginginkan kedudukan invasi. Menuntut wilayah yang menjadi tempat paling privasi baginya untuk mengecap segala sesuatu di dalamnya. Syok. Jantung berdebar kencang. Inilah perasaan setiap kali dirinya melakukan hal tersebut dengan Gaara. Dirinya tidak akan bisa melawan keinginan dan hasrat yang dimiliki Gaara ketika melakukan sentuhan-sentuhan intim seperti sekarang.

Habis sudah kesabarannya menunggu si pemuda pirang membukakan jalan, dia pun menggigit pelan bibir menggoda itu. "Akhh!" membuat pemilik bibir nan lembut mendesah dan tanpa sengaja memberikan akses masuk kedalamnya. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang ada lekaslah Gaara melesakkan lidahnya untuk membelit lidah Naruto.

"Ga-Gaarahh!" desahan sensual Naruto membuat Gaara semakin hilang kendali. Setiap gerakan dari lidah Gaara yang begitu liar didalam mulutnya membuat Naruto kewalahan. Tak elak hal itu membuat paras Naruto semakin memerah. Panas. Wajahnya terasa terbakar dikala Gaara semakin merapatkan tubuhnya, tanpa celah semili pun. Tangannya pun menyusup dalam helaian pirang milik Naruto, mendorongnya agar lidahnya dapat lebih dalam lagi menjajah rasa yang ada. Manis. Itulah yang dapat Gaara katakan setiap dia menyelami bagian tersebut. Manis yang sangat memabukkan.

"Mmhh.. Cu-cukup.. Aahhnn.. Ga-Gaara.. Su.. Suda-mmnn..," Naruto merasakan sekujur tubuhnya terasa lemas. Seluruh engsel-engselnya berasa mau copot setiap kali menerima permainan panas Gaara. Percuma setiap kali berusaha melawan pergulatan lidah liar Gaara. Karena, pada akhirnya lidahnya lah yang akan menjadi boneka percobaan lidah liar Gaara. Tak dapat dipungkiri, lelehan demi lelehan saliva Gaara mengalir dengan sukses kedalam mulut Naruto. Saling bercampur menjadi satu dan mengalir dari sudut mulut Naruto tanpa bisa dibendung. Mereka sungguh tidak peduli sebasah apapun daerah sekitar mulut mereka akibat pergulatan lidah yang terjadi. Karena, kedua raga tersebut masih tidak ingin sensasi ini berakhir. Meski nafas semakin tersenggal dan sudah benar-benar berada di ambang batas. Hal itu tidak mempengaruhi kedua sejoli tersebut untuk mengakhiri pergulatan yang terjadi. Kontak fisik nan menggairahkan raga tersebut bagaikan narkotika yang mampu membutakan nalar dan pikiran.

"Hahhh.. Hahhh..", pergumulan terputus sesaat. Naruto yang terlebih dahulu mengakhirinya. Pemuda itu mengalihkan wajahnya kesamping, mencoba untuk mengatur nafasnya yang menderu-deru. Wajahnya memerah. Menghirup oksigen sebanyak-banyaknya merupakan prioritasnya saat ini. Jantungnya berdegup cepat. Paru-parunya terasa berat.

Berciuman dengan Naruto membuat celana Gaara kian sempit. Ia ingin merasaka bibir Naruto lagi.

Lepas sudah kendali diri seorang 'Kazekage', setiap kali berada dihadapan paras manis pemuda bernama Naruto. Ada sebongkah hasrat yang tidak dapat dikendalikan dalam dirinya ketika menyentuh setitik kulit halus dari tubuh karamel tersebut. Gejolak nafsu selalu menerobos keluar tanpa bisa ditahan. Seperti sekarang ini, disaat dia menyentuhkan bibirnya dengan permukaan bibir menggoda itu tiba-tiba saja dirinya menjadi liar dan begitu bernafsu untuk melumatnya tanpa berhenti. Tidak ada hal yang begitu diinginkan nya selain sentuhan ini. Sentuhan-sentuhan liar yang mampu membuat tubuh dipangkuanya lemas tak berdaya.

"Nnnh!" Naruto menelan eranganya saat kedua tangan besar Gaara meremas daging bokongnya.

"Naru.." Gaara menggoyang pinggulnya agar kejantananya bersentuhan dengan milik Naruto.

Erangan nikmat Naruto membuat gairah Gaara semakin menjadi-jadi. Sesekali erangan tersebut diikuti batuk akibat jajahan lidah yang bergerilya semakin ganas. Pagutan dan gerakan lidah yang semakin membuat pemuda pirang meleleh. Naruto merasa sesi pagutan kali ini benar-benar panas dan begitu lekat. Apalagi stimulasi yang dirasakan selangkanganya sangat nikmat. Paru-parunya pun semakin berkontraksi, menuntut pemasokan oksigen sumber kehidupan berlangsung. Dia berusaha melepaskan pagutan yang begitu intens tersebut. Namun, apadaya kekuatan yang dimiliki pemuda di atasnya terlalu sulit untuk ditepis disaat gejolak hasrat membutakan pikirannya. Tubuhnya gemetar hebat. Kedua tanganny pun dia gunakan untuk meremas helaian merah bata milik Gaara. Memberikan sinyal bahwa dia sangat butuh bernafas.

Dan seliar-liarnya Gaara disaat hasrat membutakan pikiran rasionalnya. Dia masih memiliki belas kasihan terhadap tubuh yang mulai bergetar hebat di pelukanya. Gaara pun menjauhkan tubuhnya, menghentikan pagutan dan belitan lidahnya. Karena dia tidak siap.. Atau tepatnya dia tidak akan pernah siap jika pujaan hatinya itu benar-benar lepas nafas.

Dua nafas tersenggal. Menderu seirama berkat kegitan semi-sakral yang baru saja terjadi. Kedua mulutpun membuka, memperlikatkan benang tipis yang menyambungkan kedua ujung lidah mereka.

Tubuh Naruto masih bergetar hebat akibat sesi kegiatan semi-sakral yang begitu kalut tadi. Dadanya kembang kempis. Mulutnya membuka menutup berulang kali. Ia berpikir, entah apa yang terjadi jikalau Gaara tidak segera melepaskan bibirnya. Yakinlah, dia benar-benar bisa lepas nafas karenanya.

"Hahh.. Hahh.. Hhh.. Hhnhh.. Ga-Gaara bodoh! Hoshh.. Hhnhh.. Tidak.. Punya hati..," parau Naruto disela-sela nafasnya yang tersenggal. Dia palingkan wajahnya kesamping, tidak ingin melihat wajah kekasihnya. Menutup wajahnya yang memerah dengan sebelah tangannya yang bergetar, ia kesal.

"Maaf Naru. Aku kelepasan," ujar pemuda bernama Gaara. Sudut bibirnya terangkat melihat kondisi kekasihnya yang terlihat begitu kewalahan akibat pergumulan yang baru saja mereka lakukkan. Dia memperhatikan tubuh kekasihnya yang masih bergetar, ada perasaan iba untuk kekasihnya itu. Ya, dia sedikit menyesal karena sempat hilang kendali. Namun, apalah daya. Begitulah yang akan terjadi ketika dirinya berada begitu dekat dengan orang terkasih. Seluruh hasrat yang terkubur dalam diri tiba-tiba saja bergetar dan ingin meletus.

"Maafk," Gaara kecup sekilas kening Naruto yang sedikit berkeringat, kemudian menarik sebelah tangan yang menutup paras manis kekasih hatinya. Perlahan dia kecup punggung tangan yang begitu halus nan lembut itu. Dalam. Lalu dia bawa tubuh kekasihnya ke dalam pelukannya. Merengguh tubuh yang selalu menjadi candu baginya dengan erat. Memberikan seluruh kehangatan dari lubuk hatinya yang paling dalam.


"Gaara?"

"Ya?"

"Lapar, aku mau makan banyak sekarang juga."

"Baiklah, ayo makan."

"Tapi aku mau ramen ichiraku."

"Hn? Itu terlalu jauh Naru."

"Ada Hiraishin no Jutsu, Gaara. Jangan banyak alasan."

Gaara menghembuskan nafas pelan.

'Padahal aku mau melanjutkan yang tadi menggantung!' batin Gaara.

"Cepat~ Kalau bukan karena salahmu aku bisa pergi sendiri ke Konoha, tau!"

"Apa salahku?"

"APAA! Apa salahmu, kau bilang! Dasar manusia pasir, jelas ini salahmu yang menyebabakanku mengandung! GGGRRRR.. MENYEBALKAN!"

.

.

.

~TO BE CONTINUE~

.

.

.

Okehhh... selesai juga chapter.1... yang mau liat pernikahan mereka harus baca chapter selanjutnya ya..

So, MINNAAA..

R

E

V

I

E

W

THANKS A LOT.. ^_^