Kata orang seharusnya gue nggak punya hati.

Hati untuk merasa bersalah.

Hati untuk memaafkan kesalahan orang.

Hati untuk mengaku kalo gue salah.

Hati untuk merasa iba.

Hati untuk tegaan sama orang lain.

Hati untuk membuat orang lain seneng.

Hati untuk mencintai seseorang.

Tapi dia ngubah semua kata orang itu.

Dia ngasih tau gue kalo gue juga punya hati.

Dia bikin gue sadar kalo gue bisa mencintai seseorang.

Sialnya seperti siapa gue sebenernya, cinta gue juga terlarang.

Gue harus milih keputusan yang terbaik buat gue dan dia.

Dan elo mau tau kenapa cinta gue terlarang?

Karena gue bisa mencintai dia dan membunuhnya dalam waktu bersamaan.


Burned Wings

Disclaimer: Nama-nama pemain Penguins of Madagascar yang saya pakai adalah punya Nickelodeon. Saya hanya meminjam nama itu saja. Ide cerita, sebagian sifat tokoh, dan lain-lain seperti kata-kata yang ada di atas, itu murni milik saya sendiri dan terinspirasi dari banyak buku-buku dan film.

Info: Rated 'T', Out Of Character, Romance-Suspense-Friendship (?), humanized chara, Alternate Universe kebangetan, gaje, perubahan nama, karakter ga cocok, too much dialogue, typos, Read and Review please, and the last but not the least, DON'T LIKE DON'T READ!

First fic from Angela Blue for PoMI

Chapter 1


Gedung pencakar langit malam itu belum mematikan lampunya. Demi melaksanakan rapat yang harus dilakukan saat itu juga, PLN harus mengeluarkan energi listriknya untuk menambah polusi cahaya di perkotaan besar.

Pembesar-pembesar Afie Group sedang melakukan rapat. Pemilik perusahaan multinasional itu, Maurice Syarafie, orang terkaya nomor 3 se-Indonesia itu, memimpin rapat. Dia terlihat bersemangat, sementara yang lain sedang menahan kantuk. Maklum, ini sudah larut. Seharusnya mereka sudah di mobil dalam perjalanan pulang ke rumah masing-masing.

Afie Group, perusahaan yang dipimpin oleh Maurice Syarafie sebagai pewaris sah, adalah perusahaan yang sudah terkenal sebagai tempat produksi berbagai jenis pembersih dari dulu. Yang paling terkenal dan paling laris tentu aja pembersih serbaguna Clear-O. Saking terkenalnya, anak TK aja ada yang tau berapa kekayaan Maurice dari Afie Group.

Tapi nggak banyak yang tahu kalau sebagian besar kekayaan Maurice adalah karena dia nggak membayar pajak. Serius. Nggak ada barang di rumahnya yang dibayar pajaknya, kecuali mungkin PPN yang memang sudah termasuk dalam pembelian. Nggak mungkin Maurice memaksa penjualnya untuk menghilangkan PPN itu, entar ketahuan lagi kalau dia nggak suka bayar pajak.

Kalau dia emang nggak pernah bayar pajak – selain PPN – kenapa pemerintah nggak pernah ngebahas hal ini dan nggak pernah terdengar gosipnya di media massa? Yah, kalian udah tau sendiri lah, semuanya disogok dan yang disogok mau-mau aja.

Gimana Indonesia mau maju kalau begini ceritanya?

Di tengah kantuk yang menerjang... akhirnya ada air comberan biar melek. Bukan air comberan tumpah beneran juga, ini cuma kiasan. Yah, yang terjadi sebenernya ada suara yang bikin semuanya seger seketika.

"DORR!"

Yup, suara tembakan shot gun. Siapa yang nggak kaget terus mau kabur kalo nggak denger itu? Kalo nggak orang tuli ya orang gila.

Yang mereka tahu setelah itu, bos bejat mereka terjatuh dari kursi. Di kepalanya ada luka bekas peluru. Fungsi otaknya rusak. Detak jantungnya berhenti seketika. Pegawai yang nggak sadar situasi membeku sambil nontonin mayat bosnya. Yang sadar situasi langsung menelepon polisi dan ambulans. Yang nggak ngerti apa-apa cuma bengong sampe kemasukan lalat. Kadang nanya ini sebenernya ada apaan.

"DORR!"

Sekali lagi shot gun itu berbunyi. Nggak nyerempet ke orang lain. Kali ini menembak tepat di luka Pak Maurice yang sama, namun ada sesuatu dengan lembut jatuh dan tergeletak di atasnya.

Sebuah bulu angsa putih bersih yang terbakar sedikit.


"Weh, liat nih, berita hari ini!"

Hari ini hari pertama masuk sekolah, dan seorang cowok udah membawa koran ke kelas 3IPA2. Bel udah bunyi dari tadi, tapi biasa seperti hari pertama lainnya, gurunya nggak ada.

"Ya elah, hari pertama aja udah bawa koran. Kebiasaan lo."

"Gapapa dong, kan menambah wawasan gitu loh."

"Ada yang seru?"

"Iye! Maurice Syarafie tewas weh!"

Semua pada menoleh ke arah Kowalski, cowok yang ngebawa-bawa koran itu.

Komentar anak-anak lansung bejibun. "Serius lo?"

"Masa sih?"

"Elo boong kan?"

"Maurice Syarafie itu siapa?" Oke, yang ini nggak udah dipeduliin.

"Nih, gue bacain headlinenya ya. Maurice Syarafie tewas tertembak di kantornya, Hell Angel menjadi tersangka pembunuhannya!"

"Heh? Hell Angel? Dia kan pembunuh bayaran itu kan?"

"Yang kalo ngebunuh ada bulu kebakar itu ya?"

"Buset, udah nelen korban lagi tuh orang."

"Iya ya, udah jadi buronan seluruh dunia, sekarang udah nambah dosa lagi."

"Liatin aja, kalo mati nanti pasti masuk neraka."

"Heh, jangan nyumpahin orang ah! Entar elu yang kena lagi."

"Iye, iye. Tapi kelakuannya kan udah parah banget."

Tanpa sadar seluruh kelas 3IPA2 yang baru bertemu pagi itu sudah mengerubungi meja Kowalski. Semua, kecuali 2 penghuni lainnya.

"WOY SEMUANYAA!"

Suara menggelegar kayak Tarzan teriak di hutan itu membuat semuanya menoleh ke sumber bunyi itu.

"Sekarang udah jam pelajaran belom sih?"

"UDAAHH!"

"Tapi gurunya belum dateng," celetuk salah satu cewek.

"Eh, tempat duduk yang kosong di mana sih?"

Di situlah mereka sadar ada anak baru di SMA Persada Bangsa. Hanya kursi di sebelah anak baru itu yang kosong. Yang lain udah dihuni sama hantu eh... manusia.

Dan parahnya, tuh anak baru kayaknya lagi enak-enak di tengah mimpi. Nggak seru amat baru pertama kali masuk udah harus duduk sebangku sama orang yang lagi tidur. Tapi anak baru yang ternyata cowok itu tidur sambil gelisah gitu, kayak orang mimpi buruk.

"AAAA!"

Semuanya langsung natap ke cowok yang baru bangun tidur terus teriak terus ngos-ngosan itu. Tentu aja pake tatapan ini-orang-kenapa-sih-aneh-banget-udah-tidur-pagi-pagi-begini-terus-pake-teriak-ga-jelas-gitu-nih-orang-udah-gila-kali-ya.

A/N: Maaf. Kepanjangan.

Kali ini saat cowok itu selesai mengerjap-ngerjap kayak orang bangun tidur (emang baru bangun tidur kan?) dia baru nyadar kalo ada cewek yang nggak dia kenal duduk di sebelahnya.

"Elo siapa? Ngapain di sini?"

Marlene langsung melongo. "Ya gue mau duduk lah! Belajar!"

"Ngapain elo duduk di sini maksud gue. Kan ada tempat lain."

"Eh? Tempat lain? Elo liat aje, kalo nggak di sini gue mau duduk di mana?"

Cowok itu baru nyadar kalo semua tempat udah penuh. Tadi pagi sih emang masih sepi.

"Elo kesiangan kan?"

Marlene bengong lagi. "Dari mana elo tau? Elo ada di deket rumah gue ya?"

"Ya enggaklah. Kalo elo sampe terpaksa duduk di sini, ya artinya elo kesiangan."

Marlene melengos. Cowok itu bicara lagi.

"Gue Skipper. Elo siapa?"

"Marlene. Eh? Skipper? Aneh amat. Nama lengkap elu emang siapa?"

"Liat aja sendiri."

Buset, pikir Marlene. Ada ya cowok seketus itu sama cewek. Datar amat ngomongnya.

"Oh iya, gue pinjem buku paket elo sementara ya."

"Ngapain? Bukannya buku BOS udah dibagiin pas bagi rapor?"

"Gue anak baru neng."

"Oh, iya."

Marlene melirik Skipper yang mengeluarkan sebuah buku tulis kosong saat guru pelajaran pertama – yang sudah terlewat setengah – dan melihat nama lengkapnya.

Gabriel Nicholas. Nama yang bagus. Gabriel, malaikat pembawa kabar baik. Tapi kedatangannya di sekolah ini dibarengi dengan kematian Maurice Syarafie oleh Hell Angel. Emang itu kabar baik?

Dan agak aneh juga sih kenapa nama Gabriel Andante dipanggil Skipper.

"Skipper itu, bokap gue yang ngasih. Nggak tau juga kenapa gitu."

Marlene langsung menatap Skipper. "Elo bisa baca pikiran ya?"

"Tatapan elo dari tadi ke buku gue melulu. Elo pasti mikirnya kenapa nama gue begitu manggilnya Skipper kan?"

Marlene bengong untuk ketiga kalinya. Ini anak kepinteran kali ya?

Cewek itu menatap ke depan. Baru dia sadar, guru yang masuk adalah Pak Parno, guru kimia tergalak terketus dan ternyolot kalo ngasih soal. Nomor 1 aja bisa nyampe ujung papan tulis, jawabannya menuhin papan tulis. Terkenal satu sekolahan pula.

"Selamat pagi, anak-anak. Maaf jika saya terlambat. Oh iya, saya akan menjadi wali kelas kalian selama setahun ini. Saya harap kita bisa membuat kelas 3IPA2 menjadi kelas terbaik sepanjang tahun ini."

Komik memang selalu benar. Salah satu anak 3IPA2 langsung jatuh dari kursi mendengarnya. What the hell? Udah sebelah gue seketus ini, sekarang wali kelas gue sekejam ini? Mimpi apa gue semalem!

A/N: TBC. RnR now! Thanks!