Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto.

New

Chapter: 5

"Karin jelaskan semuanya," Ucap Sasuke dengan penuh amarah.

"Apa maksutmu Sasuke-kun," Jawab Karin takut.

..

"Akh, shit" Umpat Neji.

"Kau kenapa Neji," Tanya Sasuke. Ia merasa aneh karna Neji mengumpat setelah mengetahui Hinata berada di mana. Setelah berbicara kepada Karin mereka semua mengetahui kalau Hinata berada di gudang belakang sekolah.

"Aku adalah alumni KSHS, jadi aku tahu gudang belakang sekolah itu tempat bagai mana," Jawab Neji.

"Apa maksutmu Neji." Sasuke tidak mengerti atas perkataan Neji yang bertele-tele. Mereka berbicara sambil berjalan menuju ke gudang belakang sekolah.

"Akh, Hinata memiliki trauma sewaktu kecil. Ia dulu pernah dijaili oleh teman-temannya ia dibawa ke gudang olahraga yang gelap, sempit, dan ia sendiriaan didalam sana. Sejak saat itu Hinata takut bila ia berada ditempat yang aku bilang tadi!" Ucap Neji frustasi.

..

"Hinata!" ketika mereka telah sampai di gudang belakang mereka menemukan Hinata meringkuk dipojok sambil melipat kakinya ia membenamkan kepalanya dilutut sambil menggigil kedinginan. Suara gigi-gigi yang bergesekanpun bisa terdengar oleh mereka. Dengan luka memar disekujur tubuhnya. Ada juga darah di pergelangan tangan, kaki, dan dahi.

Sasuke benar-benar tidak bisa percaya wanita yang ada di hadapanya sekarang adalah Hinata yang ia kenal. Penampilanya kali ini akh! Susah dijelaskan.

Tanpa pikir panjang Sasuke menggendong Hinata ala bridal style. Neji yang melihat itu semua hanya bisa menahan emosinya karna tidak ada gunanya marah-marah disaat seperti ini. 'bila kau berani macam-macam pada Hinata aku tidak akan segan-segan mematahkan tanganmu' Batin Neji mengancam.

Pandangan Hinata begitu hampa, kosong, serasa disana sama sekali tidak ada kehidupan yang tercipta. Sasuke yang melihat hal tersebut semakin khawatir atas keadaan Hinata.

Siswa-siswi yang melihat adegan Sasuke tergesa-gesa sambil menggendong Hinata hanya bisa menatap iri. So, Sasuke membolos pada hari itu dan mengantarkan Hinata pulang kerumah.

...

...

Dua hari Hinata tidak masuk sekolah, ia masih trauma akan semua hal yang telah menimpanya. Dan hari ini Hinata memutuskan akan masuk sekolah. Karna Hinata masih takut, ia memutuskan akan menghindari Sasuke. Seperti saat ini saat Hinata sedang duduk di belakang kelas dekat jendela.

Hinata melihat Sasuke datang dan ia langsung berdiri lalu pergi keluar kelas. Sasuke yang melihat hal itu hanya bisa menghela nafas.

...

Seorang pria berbadan tinggi sedang memperhatikan wanita yang sedang duduk di bawah pohon yang rindang terlihat kegaluaan di wajah wanita yang memakai seragam yang sama dengannya.

Wanita berambut indigo itu tidak menyadari dia sedang di perhatikan karna wanita itu sedang asik melamun. Pemuda itu akhirnya terduduk di bawah pohon yang berada di dekatnya dan juga pohon itu berada di belakang pohon yang sedang di duduki oleh prempuan berambut indigo itu.

Pemuda itu sekarang sedang menyesali semua kesalahannya. Penyesalan memang selalu datang terakhir.

...

NARUTO. POV

Mengapa penyesalan itu selalu datang terakhir? Kenapa aku baru merasakan kehilangan dia setelah aku menyakitinya? Aku ini bodoh!

Aku merasa aku mencintai Sakura tetapi, mengapa ketika dia mengucapkan hubungan kita selesai, itu terasa menyakitkan? Rasanya hatiku terasa tersayat. Dan sekarang aku merasa sedih ketika hubunganku dengannya kandas.

Aku tidak bisa membiarkan ini semua. Perasaan ini terlalu menyakitkan!

Si Uchiha itu. Pasti dia memiliki perasaan khusus kepadanya. Aku sering melihat si Uchiha itu berduaan dengannya. Dan aku rasa si Uchiha itu belum mengatakan perasaanya. Dan itu tak akan pernah terjadi. Aku akan membuat si Uchiha itu tidak akan pernah mengatakannya!

Lihat saja Sasuke aku tidak akan membiarkanmu merebut Hinata!

...

Setelah Hinata merenungkan semua hal yang ia alami, Hinata memutuskan untuk pergi ke bukit dekat perpustakan. Tempat yang biasanya ia gunakan untuk bermain biola. Dan tujuan Hinata kesana juga untuk bermain Biola, ia ingin menghilangkan rasa galau yang sedang menghantuinya.

Hinata mulai memasuki perpustakan dan langsung di sambut oleh Iruka-sensei.

"Ingin mengambil biola, Hinata?" sepertinya Iruka telah mengetahui apa yang akan di lakukan gadis bermata lavender yang berada di depannya ini.

"I-iya sensei," Jawab Hinata.

"kau tau harus mengambilnya dimana bukan?" Tanya Iruka lagi.

Hinata menganguk tanda ia tau harus mengambil biola tersebut dimana.

Setelah menemukan apa yang ia cari. Hinata pun keluar dari perpustakan dan mulai mencari tempat yang nyaman dibukit tersebut.

Hinata mulai mengankat biolanya keatas setelah mandapatkan tempat yang nyaman. Ketika Hinata akan menggesekan biolanya, tiba-tiba terdengar suara pukulan dari arah samping perpustakan.

BUK BUK BUK

"Kau! Kau pasti yang membuat Hinata berpaling dariku, dan lebih memilihmu dibandingkan aku!" Teriak pria berambut kuning jabrik dan mulai mencengkram kerah baju pria berambut raven yang berada di depannya.

BUK

Dan mulai menonjok pipi kanan pemuda tersebut.

"Cih! Memangnya kenapa bila aku yang membuatnya berpaling darimu hah," Ucap Sasuke sekenanya,sambil melepaskan cengkraman tangan Naruto pada kerah bajunya.

"Apa kau bi-" Sebelum Naruto melanjutkan kata-katanya, Sasuke telah memotong omongannya terlebih dahulu.

"Toh, kau sendiri tidak mencintainya bukan?" Ucap Sasuke sinis.

BUK

Dan ucapan Sasuke tadi pun sukses membuat Naruto melayangkan tonjokan lagi ke pipi kiri Sasuke.

"Kenapa kau marah hah? Bukanya kau yang telah menghancurkan hatinya? Kau yang sudah menyatakan cintamu kepada Sakura di hadapan Hinata! Dan membuat Hinata tersakiti! Dan lagi mengapa setelah itu kau malah mengejar Hinata? Kau itu jangan menjadi orang yang serekah!"

BUK

Sasuke mulai terbakar emosi dan mulai menonjok wajah Naruto dan Naruto pun langsung tersungkur ke belakang.

"Kau telah membuatnya kecewa! Apakah kau tau pengorbanan yang telah ia lakukan untukmu, hah?"

Naruto kembali berdiri dan mulai bersiap-siap untuk meukul Sasuke.

"Apakah kau tau pengorbanannya hah?" Tanya Sasuke lagi dengan berteriak.

BUK

Terdengar suara pukulan yang dihasilkan oleh Naruto. Dan pukulan itu tepat mengenai perut , Hinata. Mata Naruto dan Sasuke terbelak tidak percaya. Ternyata saat Naruto hendak memukul Sasuke, Hinata terlebih dahulu datang dan berdiri di depan Sasuke untuk menghadang pukulan Naruto agar tidak mengenai Sasuke.

"Uhuk uhuk uhuk." Hinata masih berdiri di depan Sasuke dengan kepala yang menunduk dan mulai terbatu-batuk. Ternyata efek dari tonjokan Naruto telah bereaksi, Hinata terbatuk-batuk sambil mengeluarkan darah.

Hinata mengangkat kepalanya, menampakan bercak darah yang ada di sudut bibirnya. Naruto yang berada di hadapan Hinata kembali membelakan matanya. Ia tidak percaya apa yang telah ia lakukan kepada wanita yang berada di hadapannya. Ia tidak percaya bahwa ia yang telah membuat Hinata mengeluarkan darah seperti itu. Naruto tidak bisa berkata apa-apa, ia hanya terdiam.

Hinata menatap lurus mata sebiru langit, yang berada di hadapannya itu. Menatap dalam mata yang selama ini telah menghipnotisnya, mata yang selama ini selalu membuat rona merah di kedua pipinya, mata yang selama ini selalu ia kagumi. Tetapi, tidak untuk sekarang ini.

"Naruto kau mau tau pengorbanan apa yang telah aku lakukan untukmu?" Tanya Hinata dengan nada bicara yang begitu dingin.

Sasuke dan Naruto yang mendengar nada dingin keluar dari mulut Hinata sontak terkejut. Gadis manis yang selama ini selalu berkata lembut, kali ini berkata dengan begitu dinginnya.

"Selama ini aku selalu berpura-pura bodoh di depan semua orang di sekolah ini. Aku selalu menjadi gadis bodoh yang kalian semua kenal. Sebenarnya dengan mudahnya, aku bisa menjawab dengan benar pertanyaan-pertanyaan yang para sensei lemparkan kepadaku. Dan kau tau mengapa aku tidak menjawab semua pertanyaan itu dengan benar? Itu semua aku lakukan, karna aku ingin merasakan penderitaan yang selama ini kau alami, aku ingin mengerti perasaanmu seutuhnya. Dan lagi aku tidak ingin kau menjadi orang yang paling bodoh di sekolah melakukan ini agar orang-orang berhenti mengolok-olokmu. Biarkanlah aku aku saja yang diolok-olok oleh mereka. Dan perbuatanku memang mengubah pandangan orang-orang terhadapmu, karna mereka menemukan orang lain yang lebih bodoh darimu. Yaitu, aku." Hinata menghentikan sejenak perkataannya dan mulai menarik nafas dalam-dalam lalu melai berkata kembali.

"Tetapi, perbuatanku tidak berbuah manis! Setelah aku mendapatkan hatimu, ternyata kau malah menyatakan cinta terhadap orang lain. Dan kau menerima pernyataan cintaku hanya berdasarkan 'kasihan' terhadapku. Sungguh Naruto, itu sangat menyakitkan. Semua pengorbananku hanyalah berbuah pahit, bukan berbuah manis. Buah yang pahit dan sangat menyakitkan." Hinata mulai merasakan sakit di kepalanya. Hinata kembali menunduk.

"Itu sangat menyakitkan."

BRUK

Dan itulah kalimat terakhir yang Hinata ucapkan, sebelum ia pingsan terbaring di lantai yang dingin.

"Eng." Hinata terbangun dari pingsannya. Ia mulai membuka mata dan melihat sekelilingnya. Ia sadar bahwa sekarang ia sedang terbaring di ranjang ruang UKS.

"Hinata," Ucap Sasuke.

"S-sasuke, aku minta maaf." Hinata menundukan wajahnya.

"Tidak Hinata seharusnya aku yang meminta maaf kepadamu," Ucap Sasuke sambil menggenggam tangan Hinata. Hinata menggelengkan kepalanya tanda ia tidak setuju atas perminta maafan Sasuke.

"Aku meminta maaf karna tadia ku berusaha menjauhimu dan mengacuhkanmu Sasuke."

"Hn, memangnya apa sebabnya kau menjauhiku dan mengacuhkanku Hinata?" Tanya Sasuke sambil menatap mata Hinata yang tertutup oleh poni ratanya yang tebal. Tetapi, Sasuke masih bisa melihat bola mata lavender pucat itu.

"A-aku takut para fans girlmu itu akan menyakitiku lagi Sasuke. Maka dari itu aku mencoba menja-" sebelum HInata menyelesaikan kalimatnya, Sasuke telah memotongnya terlebih dahulu.

"Aku tidak akna membiarkan mereka melakukan hal itu untuk yang kedua kalinya Hinata."

Hinata mengankat wajahnya dan mulai tersenyum manis nan lembut kepada Sasuke.

"Dan kau tau Sasuke, berkat kau aku bisa melupakan Naruto," Ucap Hinata tampa menghilangkan senyum di wajahnya.

"Baguslah kalau begitu" Sasuke pun membalas senyuman Hinata.

Karna waktu masih menunjukan pukul duabelas siang maka mereka belum diperbolehkan untuk pulang, karna meskipun mereka tidak melakukan apa-apa di sekolah a.k.a ga ada kerjaan, mereka tetap tidak boleh pulang sebelum pukul tiga siang nanti. Dan mereka berdua pun memutuskan untuk pergi ke kelas.

Kelas XII-B terlihat sangat ramai banyak murid dari kelas sebelah yang datang berkunjung ke kelas ini.

Hinata seperti biasa mendudukan dirinya di bangku belakang dekat jendela. Dan Sasuke berada tepat di sebrang bangku Hinata.

TOK TOK TOK

Seseorang di luar mengetuk pintu kelas. Karna suasana kelas yang terlalu ramai seperti di pasar, maka suara ketokan pintu itu pun tidak terdengar. Karna orang yang berada di luar itu tengah jengah karna dari tadi ia mengetuk pintu kelas tidak ada yang menyadarinya maka ia pun langsung nyelonong masuk ke dalam kelas.

Pria berambut hitam yang diketahui sebagai sekertaris osis itu pun berdiri di depan kelas lalu menarik nafas dalam-dalam.

"Mohon perhatian," Teriaknya dengan lantang.

"Untuk Hyuuga Hinata dan Uchiha Sasuke kalian berdua dipanggil oleh Tsunade-sama," Teriaknya lagi dengan volume suara yang amat sangat keras.

Sasuke berdiri dari duduknya dan mulai keluar dari kelas disusul dengan Hinata yang mengekor di belakangnya.

"Jadi begini, kalian tau bukan seminggu lagi akan diadakan acara perpisahaan. Dan dalam acara perpisahan tersebut akan diumumkan hasil kelulusan seluruh murid kelas tiga?" Sasuke dan Hinata menjawab dengan anggukan kepala. Hinata dan sasuke sekarang tengah duduk menghadapan Tsunade sang kepala sekolah.

"Dan kalian tau? Acara perpisahan itu akan diadakan di vila milikmu, Hinata." Mata Hinata terbelak. Vila yang dua tahun lalu ia beli akan di gunakan untuk acara perpisahan. Vila yang biasanya digunakan oleh murid-murid Hinata berlatih ataupun belajar dengan suasana alam yang terbuka akan di gunakan untuk acara sekolah. itu tidak pernah terbayang oleh Hinata. Sasuke juga terkejut karna ia tidak menyangka wanita yang sekarang berada di sampingnya ini telah memiliki vila miliknya sendiri. Author tegaskan lagi miliknya sendiri!

"Sebenarnya yang mengusulkan ide ini adalah ayahmu, Hinata" Tambah Tsunade lagi. Hinata kembali terkejut. Mengapa ayahnya mengusulkan ide itu? Itu lah yang ada di pikirannya sekarang.

"Dan aku menerima ide ayahmu dengan lapang dada tentunya. Tujuanku memanggil kalian kemari adalah aku memerintahkan kalian berdua untuk mengatur semuanya. Dari mulai susunan acara, persiapan apa saja yang harus digunakan, ya intinya aku menyerahkan semuanya kepada kalian berdua" Tsunade berhenti berbicara lalu menarik nafas dalam-dalam.

"Dan lagi, aku tidak menerima penolakan" Tsunade memberi penakan pada semua kata yang ia ucapkan.

Dan Hinata sekarang hanya bisa mengganguk pasrah. Sasuke tentunya menerima perintah Tsunade dengan lapang dada. Bila bisa berduaan dengan Hinata mengapa tidak, pikir Sasuke.

TBC

Aduh gomen mina mae updatenya ngaret banget. Mae Cuma bisa ngucapin banyak-banyak terima kasih atas semua reviewnya dan makasih juga buat yang udah mau baca fic nya mae.

Maaf kalo ficnya mae masih banyak kekurangan dan moga-moga chap ini ga mengecewakan. Oh ya dan makasih untuk sarannya.

Dan lagi meskipun lebaran udah lewat, mae mau ngucapin minal aizin walfaisin, mohon maaf lahir dan batin.

Dan…

Don't forget to review….