.Tes.

Okay. Hai. Ini fanfict pertama aku. Imajinasi berlebihanku tentang hubungan SEHARUSNYA antara Draco Malfoy dan Hermione Granger. Agak maksa sebenernya. :p

Yep! I'm a Dramione shipper.

Preface:

Ceritanya dengan latar waktu mulai 1 september 1998. Setelah mega battle, Hogwarts direnovasi dan dibersihkan dari reruntuhan lalu murid kelas 7 tahun lalu yang belum sempat menyelesaikan sekolahnya, boleh kembali. Tapiiiiii karena ini cerita dramione, jadi pastinya anggaplah bahwa Hermione tidak pernah berciuman dengan Ron ataupun merid sama dia. Okay? Enjoy :))


BAB 1

Draco Malfoy memasuki kastil Hogwarts dengan langkah ragu. Sedikit-sedikit ia melirik kanan-kirinya. Beberapa meter didepannya professor McGonagall bersiap menyambutnya dengan tangan terentang. Draco menyambut rentangan tangan kepala sekolah baru itu dengan memeluknya.

Draco telah berubah. Lebih tepatnya keluarga Malfoy telah jauh berubah setelah jatuhnya Voldemort. Mereka mungkin satu diantara segelintir keluarga penyihir yang tersisa dari yang pernah andil atas bangkitnya Pangeran Kegelapan. Dan karena hal itulah mereka merubah tabiat buruk mereka dan mencoba membaur dan mempraktekkan sikap ramah dengan keluarga penyihir lain yang memihak si-anak-yang-bertahan-hidup.

"Selamat datang lagi, Draco." Ujar Professor McGonagall menepuk punggung Draco.

Draco tersenyum, "Terima kasih, Professor. Anda terlihat sangat luar biasa." Draco mencoba merubah dirinya dengan bersikap baik pada semua orang. Ia memulainya bulan Mei lalu dan berkembang sangat baik setelah 4 bulan.

"Kopermu sudah berada dikamarmu di asrama Slytherin." kata kepala sekolah lagi. Draco mengangguk lalu berjalan menuju asramanya.

Draco memutuskan untuk kembali ke Hogwarts setelah mendapat surat yang ditulis oleh Hermione Granger yang kini menjabat sebagai Ketua Murid. Surat itu mengatakan bahwa dirinya masih diterima di sekolah sihir itu meski setelah segala yang ia lakukan bersama Pelahap Maut. Dibagian bawahnya, Professor Mcgonagall menandatanganinya. Lucius Malfoy mengijinkan Draco kembali untuk melanjutkan sekolahnya.

Namun ditengah jalan, Draco berhenti dan berpikir sesuatu. Apakah teman-teman Slytherinnya juga kembali? Berapa anak Slytherin yang kembali? Ataukah ia hanya sendirian?

"Hai, Draco."

Draco menoleh dan melihat Hermione Granger berjalan kearahnya. Ia tersenyum, "Hai, Granger."

Gadis itu terlihat agak terkejut dengan sapaan Draco yang tak biasa. Tapi ia bersyukur dalam hatinya. Segalanya telah berubah. Ia pun tersenyum.

"Kenapa kau berdiri disini?"

"Memangnya menurutmu aku harus bagaimana?" tanya Draco bercanda.

Hermione memutar bola matanya, "Well, sepertinya berdiri lebih baik daripada kau tidur dikoridor ini."

Mereka berdua terdiam sesaat lalu sama-sama tersenyum. Hermione dan Draco sama sekali tidak pernah menyangka akan bisa seperti itu. Jarak antara Gryffindor dan Slytherin ikut pecah saat Harry Potter berhasil membunuh Voldemort.

"Ada berapa murid Slytherin angkatanku yang kembali?" tanya Draco setelah mereka berhenti tertawa.

"Ummm.." Hermione menghitung dalam otaknya. "Sekitar 5 orang termasuk kau dan Blaise."

Draco mengangguk-angguk mengerti. Sedikit sekali, ujarnya dalam hati. Ia bisa memastikan asrama lain akan penuh sesak dengan adanya "murid-murid tidak naik kelas" ini.

"Kalau begitu aku akan ke asramaku."

"Oke."


"Bruk."

Tangan Hermione sudah hampir meraih buku Transfigurasinya yang jatuh ke lantai pualam saat sebuah tangan pucat lebih dulu mengambilnya dan memberikannya pada gadis itu. Hermione mendongak dan melihat Draco sedang menjulurkan bukunya.

"Terima kasih, Draco."

Cowok Slytherin itu hanya tersenyum lalu berlalu menuju bangkunya dibelakang. Disebelah Blaise Zabini.

Dibelakang Hermione, Ron menyodok rusuk Harry. Mereka berdua memang sudah saling memaafkan dengan keluarga Malfoy terutama karena Harry menyelamatkan keluarga berdarah murni itu dari ancaman Azkaban -dengan mengatakan bahwa mereka tidak sepenuhnya berniat buruk- di sidang kementrian. Namun tetap saja hawa permusuhan itu masih ada dan berakar sejak mereka pertama kali bertemu di Hogwarts.

Sementara itu Ginny membisikkan sesuatu pada Hermione, "Draco terlihat berbeda… atau hanya perasaanku saja?"

Bisikan Ginny itu membuat Hermione menoleh untuk memperhatikan sang Pangeran Slytherin, "Ya. Sepertinya begitu."

Ya. Hermione memang merasakan perbedaan yang mencolok pada Draco Malfoy. Bukan hanya dari sifatnya, tapi juga dari penampilannya. Tapi Hermione tak tahu apa yang berubah.


"Bruk!"

Arrrrghhh! Hermione mengerang karena buku-buku yang ia bawa berjatuhan dilantai perpustakaan. Ia mengutuki sebuah buku yang tadi menghalangi jalannya sehingga ia dan tumpukan buku yang ia bawa berhamburan ke lantai. Satu persatu ia memungutinya dan membawanya lagi dengan kedua tangannya menuju meja ditengah perpustakaan. ia menjatuhkan buku-buku itu ke meja dan duduk di kursi didepannya. Membuka satu buku tentang Rune Kuno dan mulai membacanya.

Lalu terdengar sebuah suara. Ia mendongak dan bisa melihat rambut pirang menyembul dari rak-rak dikejauhan. Hermione menutup wajahnya dengan buku saat Draco Malfoy berjalan ke arahnya.

"Hai, Draco." sapa Hermione sambil membuka bukunya dan memunculkan wajahnya.

Draco menoleh. Ia sama sekali tidak heran melihat si-nona-tahu-segalanya itu ada disana. Ia hanya tersenyum lalu berjalan lagi menuju salah satu rak. Draco memilih-milih buku yang akan dibacanya cukup lama sampai akhirnya menjatuhkan pilihan pada sebuah buku berjudul "MENGATASI MASALAH KEUANGAN". Draco mengambilnya dan berjalan kembali menuju meja panjang dimana Hermione sedang membaca bukunya. Ia terhenti sebentar dan memutuskan untuk duduk agak jauh dari si Gryffindor.

Pemandangan selanjutnya hanyalah Draco dan Hermione yang membalik halaman buku yang mereka baca masing-masing. Tiba-tiba si Ketua Murid perempuan menghentikan kegiatannya dan mengeluarkan satu kantong kertas berisi kentang goreng. Ia sengaja mengambilnya dari meja makan saat tadi melewati Aula Besar. Untuk jaga-jaga karena ia akan berada di perpustakaan sampai jam makan siang selesai. Hermione mengambil beberapa dan menyodorkannya pada Draco.

Cowok itu menaikkan alis.

"Ambil saja, Draco. Kau pasti belum makan. Ya kan?" kata Hermione. Draco pun mengambil tiga kentang dan mengembalikannya pada si empunya.

"Terima kasih."

Hermione hanya mengangguk.

Memang harus begitu, ujarnya dalam hati. Sebagai Ketua Murid ia harus selalu paham keadaan tiap murid dan sebisa mungkin dapat membantu mereka. Ia tahu pasti Draco belum makan siang karena saat Draco datang tadi, jam makan siang baru dimulai.

Ia memakan kentangnya beberapa lagi. Lalu kembali menyodorkannya pada Draco. Draco langsung menggeleng. Tapi Hermione memaksanya mengambil dengan mengantarkan kantong berisi kentang itu kedepan Draco.

"Kau cowok. Porsimu lebih banyak dariku. Makan saja." Kata Hermione. Setelah itu berjalan kembali ke bangkunya dan meneruskan membaca.

Ia melirik si Ketua Murid sesaat lalu mulai memakan kentang goreng itu sambil melanjutkan membaca.

Tanpa Draco ketahui, Hermione diujung sana sedang mengamatinya memakan kentang itu. Hermione tersenyum.


Okay… sampai disini dulu chapter pertama.

Mohon direvew yaaaa… kritik dan saran diterima dengan lapang :)