Apa kabar Minna-san?
Sebelum saya mengeluarkan kata-kata yang tidak berguna, saya ingin menyampaikan …
MOHON MAAF LAHIR BATIN,Maafkan kata-kata saya yang menyinggung perasaan Minna-san, baik di ficti buatan saya, maupun di review-review yang saya berikan.
SELAMAT IDUL FITRI 1432H !
Setelah berminggu-minggu hiatus, aku malah kembali dengan crack pair Gin x Rukia, karena banyak request dan aku juga sedang mencoba banyak pair, serta genre yang berbeda.
Di fict ini aku mencoba menyisipkan humor *maaf jika masih garing* tapi inilah hasil karyaku, harap masukan dari Minna-san untuk aku perbaiki pada update selanjutnya.
Karakter Gin ku buat sesuai imajinasiku *dibacok Om Tite Kubo*, habisnya aku selalu membayangkan Gin yang seperti ini *nyengir lebar*
Untuk Ojou-chan, aku berusaha memenuhi permintaanmu, karena di Sebuah Pertukaran Permintaan aku hanya buat slight, tapi di fict ini benar-benar pair, ku harap Ojou-chan bisa menerima usahaku ini.
Baiklah Minna-san, aku hanya bisa menyampaikan terima kasih atas semua bantuan dan dukungannya selama ini *nyengir lebar*
Saya juga ingin menyampaikan dukungan dan selamat pada para Author yang mengikuti ajang IFA (Indonesian Fanfiction Awards 2011), maaf karena aku belum yakin untuk mendaftarkan karyaku dalam event sebagus IFA *aku masih perlu belajar banyak*
Aku sembah sujud pada Rin Akari Dai ichi-chan, maafkan aku yang belum bisa mengikuti saranmu untuk mengikuti IFA.
Pokoknya untuk semua partisipan aku sampaikan…. GANBATTE!
Sekarang kita masuk ke fict...
.
.
Disclaimer : Bleach belong to Tite Kubo *Maaf aku telah mengacak-acak chara milik mu, Om*
.
.
Lump Of Affection
Pair : Ichimaru Gin x Kuchiki Rukia
By : Nakki Desinta
.
.
Beginning...
1. Aku, Kuchiki Rukia
.
.
Aku Rukia, berasal dari Rukongai, tubuhku tidak tinggi, bahkan di bawah tinggi rata-rata wanita pada umumnya, rambut hitam sebahu milikku selalu tergerai, dan mataku yang berwarna kelam melengkapi penampilanku yang cenderung kalem.
Aku memberanikan diri untuk masuk dalam Akademi Shinigami bersama sahabatku, Renji. Akademi Shinigami adalah sebuah lembaga yang akan mengantarkan kami untuk ditempatkan di salah satu divisi Gotei 13, jajaran elit pertahanan keamanan di Soul Society. Aku dan Renji sama-sama berjuang keras, sama dengan halnya perjuangan kami untuk hidup dan tumbuh besar di Rukongai.
Setelah bertahun-tahun melewati masa pendidikan di Akademi Shinigami, aku tidak pernah menyangka akan mengalami saat-saat beruntung seperti ini, sebuah keluarga bangsawan datang padaku, mengajukan permohonan agar aku menjadi adik adopsi dari Kapten Divisi 6, kapten dengan karisma luar biasa, dingin, kaku namun berwajah tampan, Kuchiki Byakuya.
Sosoknya menyilaukan mataku, namun aku sadar, sulit untuk menjangkaunya ataupun para anggota keluarga Kuchiki yang lain, aku hanya makhluk kotor dari jalanan, aku yakin tidak mungkin mereka ingin mengadopsiku, bisa-bisa aku hanya menjadi bahan cemoohan mereka.
Begitu kuat kemauanku untuk menolak permohonan mereka saat itu.
Aku sudah yakin hendak menolak, namun aku bersikap sopan dengan melontarkan jawaban akan mempertimbangkan permohonan mereka agar terlihat sopan, dan berniat menyatakan penolakanku esok harinya.
Tapi aku menerima kenyataan pahit!
Saat para anggota keluarga Kuchiki meninggalkanku, hanya berjarak dua langkah, Si rambut merah itu, si badan bertato tanpa perasaan itu, Abarai Renji, malah memberikan selamat padaku, aku marah dan sangat terluka saat itu, mendapati kenyataan Renji membiarkanku pergi, aku langsung mengatakan selamat tinggal padanya dan mengejar rombongan keluarga Kuchiki.
Aku menyatakan penerimaanku atas tawaran keluarga Kuchiki.
Mungkin Renji sendiri tidak sadar betapa terlukanya aku karena sikapnya yang tidak sama sekali berusaha menahanku sebagaimana seharusnya aku menjadi teman dan sahabat di sisinya. Tapi kenyataan memang tak berbelas kasih, terlebih lagi Renji tidak memiliki otak yang cukup untuk berpikir mengenai perasaanku, dan karena itu dia bisa dengan mudah membiarkanku menjadi salah satu bagian dari keluarga bangsawan sekelas klan Kuchiki.
Hallo? Ada yang ingin membangunkanku dari mimpi ini? Ku rasa tidak!
Karena itu sekarang aku menjadi Kuchiki Rukia.
Si rambut merah itu benar-benar bodoh! Aku akan membuatnya menyesali perlakuan bodohnya ini.
Karena gelar bangsawan yang melekat padaku, aku mendapatkan hak khusus dan mendapat hak untuk ditempatkan di salah satu divisi tanpa tes panjang seperti yang dilakukan Renji dan para anggota akademi yang lain. Ada sisi baik dan sisi buruk dari kondisi ini, coba tebak yang mana yang baik dan yang mana yang buruk?
Baik, karena aku bisa cepat pergi dari hadapan Renji, dan tidak harus melihat wajahnya yang di penuhi tato itu!
Buruk, karena aku berada di tempat asing, dan berhadapan dengan Kakak yang terlihat tanpa emosi, seolah dia tidak pernah memiliki indra.
Kenapa aku berpikiran seperti ini?
Apakah aku terlalu banyak menonton kartun Chappy The Rabbit? Ku rasa iya. Yah, kurang lebih Chappy sangat memengaruhi kehidupanku. Aku suka sekali dengan Chappy, dan dia satu-satunya tokoh yang menurutku terlihat sangat imut, dan sekarang dia menjadi satu-satunya temanku setelah Renji membuangku.
.
.
2. Dia, Ichimaru Gin -?-
.
.
Aku sudah melihat divisi empat, ada Kapten Unohana yang sangat lembut dan keibuan, aku suka sekali, mungkin aku akan cocok berada di sana. Hanya saja kebanyakan pekerjaan divisi empat untuk diperbantukan sebagai tim medis, tidak banyak yang aku ketahui tentang perawatan luka selain dengan kido, harapan ku makin kecil untuk berada di divisi ini. Sedangkan di divisi lain… aku sendiri tidak yakin apakah bisa bertahan di sana.
Divisi dua ada Kapten Zaraki, aku ngeri melihatnya, plus manik-manik di ujung rambutnya itu, lalu ada divisi di bawah naungan Kapten Kurotsuchi, kapten yang paling nyentrik dengan tatanan make up aneh. Sejauh ini yang mungkin masih baik untuk aku bernaung adalah divisi tiga belas, tapi aku tidak yakin berada di sana, mengingat kapten divisi tiga belas, Ukitake Joushiro, selalu menghabiskan waktunya terbaring di tempat tidur, karena sering sakit, kondisi badannya lemah. Apa mungkin aku yang masih baru ini bisa mengerjakan tugas yang ia berikan padaku?
Ada banyak kapten yang lain seperti Hitsugaya Toushiro, Aizen Sousuke, lalu Komamura… aku tidak tau nama lengkapnya, tapi dia terlihat cukup aneh karena mengenakan topeng sepanjang waktu, dan dengan tubuh yang luar biasa besar itu… mungkin aku akan terlihat seperti kutu jika berjalan bersamanya.
Malangnya tinggi tubuhku yang luar biasa di bawah rata-rata ini.
Sekarang Kakak membawaku ke divisi tiga, kaki ku sudah gemetar dan rasanya hampir patah, dan aku bersyukur ini adalah divisi terakhir yang harus aku kunjungi, sebelum akhirnya kapten divisi satu, Yamamoto, memutuskan dimana aku akan ditempatkan.
Ini pun salah satu hak khusus sebagai anggota keluarga Kuchiki, berkeliling melihat seluruh divisi di Gotei 13, anggota akademi yang lain tidak mendapatkan hak seperti ini.
"Kapten Divisi tiga adalah Ichimaru Gin," jelas Kakak sebelum kami melangkah masuk melalui gerbang dengan lambang angka tiga.
Seketika aku merinding melihat suasana dalam bangunan, seseorang berambut pirang dengan poni, menatapku tajam, sebelah matanya agak tertutup poninya yang jatuh ke depan, entah aku sebut itu poni atau sekedar rambut yang jatuh karena faktor angin, dan di tangan kirinya terdapat lebel wakil kapten.
"Selamat sore, Kapten Kuchiki," sapanya dengan kepala tertunduk rendah.
Kakak mengangguk samar sebelum kembali melangkah, sementara aku masih membeku saat sepasang mata milik wakil kapten itu masih menatapku.
"Rukia?" suara berat milik Kakak menghentakkanku, menyadarkanku bahwa aku tertinggal beberapa langkah darinya.
Segera aku berlari mengejarnya, menyamakan langkah kami saat kami melewati koridor yang mengantarkan kami pada sebuah ruangan dengan pintu besar, sepertinya ini adalah pintu milik kapten-kapten- siapa tadi namanya? Aku lupa total gara-gara wakil kapten berambut pirang tadi.
Kakak mengetuk pintu, lalu terdengar suara dari dalam.
"Silahkan masuk."
Aku merasa udara dingin mengalir di sepanjang tulang belakangku, membuat semua bulu tengkuk berdiri, suara yang baru aku dengar sungguh menakutkanku, terdengar manis, namun tidak bersahabat dan licik, seketika aku merasa ada seekor ular merayap di sepanjang kaki ku. Aku takut membayangkan seperti apa pemilik suara ini.
Kakak masuk dengan sangat tenang, gayanya selalu kaku dan dingin seperti ini, mungkin dia sendiri tidak sadar aku sudah sebegini takutnya untuk menemui siapa pun dalam ruangan ini. Rasanya seperti akan masuk wahana rumah hantu.
"Kapten Kuchiki, apa kabar?"
Aku membeku dan merapat pada Kakak, berdiri sejauh mungkin dari jarak pandang seseorang di balik meja sana. Kakak sepertinya menyadari perubahan sikapku, sampai-sampai ia menoleh padaku yang berdiri tepat di belakangnya dan tengah menyembunyikan diriku sebaik mungkin.
"Apa yang membawa bangsawan Kuchiki mengunjungi divisi tiga?" kata suara itu lagi, terdengar semakin dekat denganku.
"Rukia?" suara Kakak kembali tegas memanggilku, aku sadar ini isyarat agar aku menujukkan diriku, aku benci dengan acara perkenalan ini!
Mau tidak mau aku keluar dari persembunyian, aku satu-satunya alasan kenapa kami ke sini, jadi akan mempermalukan Kakak jika aku sendiri tidak menampakkan diri.
"Ini Kuchiki Rukia, adik ku. Rukia, ini Kapten Ichimaru," gumam Kakak.
Aku memberanikan diri melihat Kapten Ichimaru. Dia tinggi kurus, rambutnya berwarna silver, dan senyum-ralat! Itu lebih mirip seringai- terukir lebar di wajahnya, dan matanya tertutup rapat, aku tidak mampu melihat warna matanya, tapi aku juga tidak berharap bisa melihatnya, begini saja aku sudah sangat takut. Kapten ini perwujudan rubah atau ular yang sangat licik, dan aku merasakan bulu tengkuk ku makin tegang berdiri lurus saat melihatnya menenglengkan kepala untuk melihat jelas diriku.
"Apa kabar, Rukia?" sapanya riang. Aku mendapati Kakak agak mengangkat ujung alisnya saat Kapten Ichimaru menyebut namaku. Adakah yang salah?
"B-baik. S-selamat sore, Kapten Ichimaru," jawabku gelagapan, aku tidak sanggup membiarkan udara dingin yang terus mengaliriku.
"Jadi ini adik adopsi yang menjadi bahan pembicaraan penghuni se-Soul Society?" katanya masih menatapku, sekalipun aku tidak tau apakah matanya benar melihatku dari sisi serapat itu.
"Aku ingin memperkenalkannya, sebelum Kapten Yamamoto memutuskan penempatannya," ucap Kakak dingin.
"Baiklah, Rukia. Khusus untukmu panggil aku Gin, tidak perlu embel-embel Kapten!"
Aku kaget dan langsung menoleh pada Kakak, tapi Kakak tetap memasang wajah kakunya. Hah, aku tidak memiliki tim sukses sekarang.
Kakak kelihatan tidak keberatan dengan permintaan Kapten berwajah pucat itu. Yah, wajahnya tidak berubah raut sama sekali, mana aku tau apa yang ia pikirkan?
Aku terdiam, kehilangan kata-kataku sendiri saat berusaha mengenali sosok pucat di hadapanku. Tekanan roh milik kapten berwajah tirus ini sangat tenang, bahkan aku bisa menggambarkannya dengan satu garis lurus, jauh lebih tenang dari tekanan roh milik Kakak, menunjukkan betapa pemiliknya memiliki pengendalian yang sangat baik atas emosinya, dan aku bergidik ngeri saat mendapati seringai di wajahnya tidak pernah hilang, itu artinya apa yang ada di hati dan benaknya tidak bisa dibaca melalui tekanan roh miliknya atau wajahnya, dan membuat siapapun tidak akan mampu mengukur kekuatan yang mungkin ia miliki.
Tidak ada alasan bagiku untuk berada dekat-dekat dengan kapten sekelas dirinya.
"Ku harap kita bisa menjadi satu tim, ya, Rukia?" ucapnya tetap dengan nada suara yang sama. Tangannya terulur memberikanku sebuah bungkusan yang sekilas aku kenali sebagai manisan, dan aku meraihnya, manisan kesemek. Kapten ini sepertinya menyukai manisan kesemek.
Aku meraih manisan yang ia berikan, namun tidak berani menjawab ucapannya, habisnya dalam hati aku berucap mantra.
Ku mohon, jangan di divisi ini, jangan dengan Kapten mengerikan ini, jangan sampai… Aku akan sembah sujud sampai lututku lemas deh.
.
.
3. Takdir sepertinya sangat membenci ku
.
.
Hari ini aku, bersama puluhan shinigami lain yang baru saja lulus dari akademi, hadir dalam sebuah pertemuan yang akan mengumumkan posisi penempatan kami dalam tiga belas divisi. Mataku berkeliling melihat ke-dua puluh lima orang yang berdiri di podium tengah ruangan, tiga belas kapten dan tiga belas wakilnya, hanya divisi enam yang tidak memiliki wakil kapten, dan Kakak berdiri di sana, tepat di samping kapten berwajah licik itu.
Saat pandanganku jatuh padanya –aku tidak sengaja, itu karena dia berdiri di samping Kakak!- dia melambaikan tangan padaku, lengkap dengan seringai lebar yang menghiasi wajahnya, aku merinding melihatnya, dan menjawabnya dengan anggukan berat saat Renji yang duduk di sampingku menoleh penuh tatapan bingung, mungkin dia juga heran, kenapa kapten berambut silver itu melambaikan tangannya padaku.
Berdiri seorang tua yang kami semua kenali sebagai pimpinan dari semua jajaran divisi, Kapten Yamamoto yang memiliki janggut sepanjang tinggi tubuhnya (andai saja dia tidak bungkuk!)
Dia mengumumkan satu demi satu nama dalam gulungan kertas yang ia pegang. Aku berdoa, tempatkan aku dimana saja, asal jangan di divisi tiga.
"Kuchiki Rukia!" jeda sejenak dalam suara serak Kapten Yamamoto, membuatku menahan napas menunggu ucapannya.
"Ditempatkan sebagai posisi ketiga dalam divisi tiga, di bawah kepemimpinan Kapten Ichimaru."
Aku hampir meratap saat mendengar suara berat Kapten Yamamoto mengumumkan mimpi burukku. Takdir memang sangat membenciku!
Aku beranjak dari tempatku dan berdiri di belakang papan dengan tulisan angka tiga, bersama dua orang lain yang lebih dulu dipanggil. Kaki ku luar biasa lemas, aku tidak mampu menghadapi kenyataan pahit yang paling aku takuti ini. Bangunkan aku jika ini memang mimpi buruk, seseorang tolong bangunkan aku.
"Hallo, Rukia!"
Aku tersentak dari lamunanku dan melihat wajah pucat dengan seringai itu hanya berjarak beberapa senti dariku, kontan aku mundur dan merasakan tubuhku kehilangan keseimbangan karena terlalu kuat mendorong diri ku ke belakang, namun saat ku kira aku akan jatuh, aku merasakan sebuah tangan kurus dan dingin melingkar di pinggangku, menarik tubuhku hingga hampir menubruk pemiliknya.
"Hati-hati dengan keseimbangan tubuhmu, Rukia."
Tidak ada kalimat lain yang bisa aku lontarkan, hanya berusaha berdiri tegak lagi dengan bersandar pada tangan kurus milik Kapten Ichimaru, dan menggumamkan terima kasih yang sangat samar dalam keadaan kepala tertunduk, aku merasakan pipi ku panas terbakar karena malu, dan aku tidak ingin ia melihatnya.
Aku menjadi tontonan orang satu ruangan, termasuk Kakak Byakuya, dia menatapku dengan sorot tajam, aku tau aku baru saja mencorengkan noda di wajah tampannya, sekali lagi aku mendapati kenyataan pahit bahwa aku sudah mempermalukannya. Ini lah ruginya menjadi seorang bangsawan, semua mata akan tertuju hanya padaku saat banyak objek yang seharusnya bisa mereka observasi.
Ya nasib, ya nasib, mengapa begini….
Kapten Ichimaru tidak beranjak dariku, tetap berdiri tegak di hadapanku, sementara aku berharap dia beralih pada anggota baru lain yang berbaris di belakangku, atau kalau perlu aku yang menghilang juga tidak apa-apa.
"Kau sangat random, Rukia," ucap Kapten itu dengan nada riang, kali ini aku berani menatapnya, wajahnya tentu saja, bukan matanya, dan mendapati seringainya semakin lebar.
"Kau akan menjadi anggota yang sangat menghibur, aku bersyukur kau bergabung dengan divisi ku," ucapnya lagi, dan kembali condong ke arahku, membuat napasnya kembali berhembus menyapa pipi ku. Aku benci diri ku yang selalu kikuk jika berjarak sedekat ini dari makhluk bernama laki-laki, sejujurnya aku hanya bisa dekat dengan Renji selama ini, dan dia sudah menjadi teman baik ku selama ini, namun Kapten Ichimaru tidak masuk dalam hitunganku, dan ini malah membuat semua darah seperti naik ke kepala serta langsung membakar wajahku.
"Kapten Kuchiki, sepertinya adik mu kena demam!" seru Kapten Ichimaru setelah kembali menegakkan tubuhnya, dan melepaskan tangannya dariku.
Sesaat aku menghembuskan napas yang sedari tadi aku tahan, karena lepas dari sentuhannya.
"A-aku tidak demam," jawabku tergagap, kembali merasakan hujatan puluhan pasang mata mengelilingku.
Beberapa di antara para anggota baru divisi lain tertawa diam-diam melihatku yang gugup mengibaskan tangan putus asa, hanya untuk meyakinkan mereka bahwa aku sehat, 100% sehat.
"Apakah aku membuatmu tersipu, Rukia?" bisik Kapten Ichimaru sangat pelan, hingga hanya aku yang mampu mendengarnya.
Aku terbelalak menatapnya, dia melakukan semuanya dengan sengaja, ingin mempermalukanku di depan semua orang.
"Baik lah, selamat bergabung untuk anggota baru. Kira, antarkan mereka ke barak, kita akan mengadakan pesta penyambutan hari ini, kecuali untuk Kuchiki Rukia, dia harus istirahat karena sepertinya kena demam parah."
Kapten Ichimaru kembali tersenyum lebar, membuatku sadar, mimpi buruk ku baru saja akan dimulai.
.
.
To Be Continue
.
.
A/N :
Yup sebagai pembuka saya mulai dengan tiga bagian dulu, karena itu saya mohon REVIEW, dan untuk waktu updatenya saya juga mohon petunjuk dari Minna-san. Saya ingin update tapi harap berikan tanggapan sebelum saya update, ok Minna-san? *angkat jempol tinggi-tinggi*
LOVE U ^_^