A Confusion

Disclaimer:

Masashi Kishimoto

Pair: NaruGaa

Rated: M

Genre:

Romance/hurt comfort

Warning: AU, PWP(?), hard lemon,boyxboy gaje, OOC, author newbie, typo dkk, dan segudang warning lainnya.

Don't like don't read

hehehe daripada nanti Mizu dikirimi Flame

Keterangan:

"Speak" berbicara

'Mind' berfikir dalam hati

Summary:

Gaara tak pernah menyangka kedatangannya kala pertama kali ke apartemen Naruto akan berakhir mengenaskan begini. Diperkosa pacar sendiri. Bukan hanya tubuh yang hancur tapi seluruh perasaanya sudah tak berbentuk lagi.

xxx

Kamar itu telihat gelap tanpa adanya cahaya lampu yang menyinari. Sinar temaram dari cahaya rembulan yang masuk melalui jendela kmar yang tak tertutuplah satu-satunya penerang dikegelapan malam ini. Cahaya itu menerobos masuk hingga membentuk bayangan seseorang di dinding kamar. Terlihat sesosok pemuda duduk disamping tempat tidur dengan kedua kaki yang terjuntai bebas. Pemuda berambut merah bata dan bermata jade itu hanya termenung dengan tatapan mata kosong menerawang. Disekujur tubuhnya yang tak tertutup apa-apa terdapat luka lebam yang masih baru dan dengan jumlah yang tidak bisa dibilang sedikit. Pemuda yang bernama Gaara itu hanya bergeming dalam lamunannya.

"Akh." suara rintihannya terdengar saat dia mencoba turun dari tempat tidur. Langkahnya terlihat tak biasa, atau lebih tepatnya pincang terseok-seok; menunjukkan seberapa sakit yang dirasakannya. Kamar mandi disudut ruanganlah yang menjadi tujuannya. Dilangkahkannya kakinya menuju kesana walau dengan susah payah dengan rasa sakit yang mendera terutama dibagian bawahnya. Tetesan berupa cairan bening yang sesekali dibarengi darah segar tampak keluar dari selangkangan Gaara, mengalir disepanjang pahanya dan menimbulkan jejak dilantai. Rasa pusing yang masih dirasanya membuat Gaara menyandarkan dirinya ke dinding sejenak, kemudian kembali melanjutkan perjalanannya yang tertunda dengan menyusuri dinding kamar setapak demi setapak. Membagi beban tubuhnya sedikit pada dinding dingin yang menjadi tompangannya.

Gaara lalu menghidupkan shower yang ada dikamar mandi, air dingin turun dan terus mengguyur sekujur tubuhnya. Kulitnya yang bersentuhan langsung dengan dinginnya air terasa sangat menyakitkan dan perih namun apa yang dirasakan didalam hatinya lebih menyakitkan dari apapun juga saat ini. Air itu terus mengalir bersamaan dengan air matanya yang ikut jatuh sejak tadi.

"Naruto," isak Gaara pelan, ingatannya melayang kepada kekasihnya beberapa jam yang lalu.

xxx

Flashback

xxx

"Berhenti berontak!"

Plak.

Sebuah tamparan mendarat dipipi mulus Gaara dan meninggalkan bekas yang kentara dengan warna pipinya yang putih. Dengan cepat Naruto—yang juga merupakan kekasih Gaara—mengikat kaki dan tangan Gaara disetiap sudut tempat-tidurnya.

Air mata tertahan disudut mata Gaara, perih dan sakit dirasanya sekujur tubuhnya. Keringat mengalir deras diwajahnya. Rambut merahnya kini ikut acak-acakan akibat pemberontakannya sebelumnya dan kali ini pakaian atasnya sudah terbuka bebas membuat udara di kamar ini menerpa tubuhnya langsung. Kedua kaki dan tangan Gaara terikat tali disetiap sudut tempat tidur berukuran king size itu dengan erat. Gaara bergidik saat melihat kekasihnya terus saja menatapnya dengan pandangan yang tajam. Gaara hanya bisa diam sekarang, napasnya terengah-engah dengan wajah yang memerah, tenaganya sudah habis sejak berusaha berontak saat Naruto mencoba mengikatnya, tubuhnya sendiri sudah penuh dengan lebam dari pukulan Naruto, bukti pemberontakannya. Gaara tak pernah menyangka kalau saat pertamanya akan seperti ini, diperkosa kekasihnya sendiri. Awalnya Gaara hanya ingin membuat kejutan dengan kedatangannya yang mendadak sekedar ingin menghabiskan waktu bersama karena tak bisa bertemu hampir dua minggu karena kesibukan keduanya. Namun Gaara tak pernah menyangka kedatangannya kala pertama kali ini ke apartemen Naruto akan berakhir mengenaskan. Baru saja Gaara melangkah masuk melalui pintu, namun Naruto langsung menghempaskannya ke ranjang empuk miliknya.

"Bukankah ini menyenangkan Gaara?" bisik Naruto ditelinga Gaara, kemudian menjilatnya dengan perlahan.

"Ukh." Gaara mendesah tertahan Naruto menggigit salah satu titik tersensitif ditubuhnya itu diberi rangsangan sensual dari lidah Naruto yang membuat tubuhnya bereaksi dan mengeluarkan suara aneh dari mulutnya. Gaara menggelengkan kepalanya kencang, mengenyahkan getaran aneh yang mulai menjalar ditubuhnya karena lidah lincah Naruto kini mulai menghisap dan mengigit telinganya. Naruto manyeringai senang saat melihat reaksi yang ditunjukan oleh Gaara. Namun semua itu tak menyenangkan tanpa suara pengiringnya, bukan? Pikir Naruto. Tanpa kekurangan akal Naruto lalu meremas kejantanan Gaara yang masih terbungkus celana jinsnya dengan tempo yang tak bisa dikatakan pelan.

"Akhh … tu—tunggu Naru … hen—tikan ini. Aah! To—tolonglah … Akh!" Desahan Gaara terus saja menderu ditengah setiap kata permohonan yang terus dilayangkannya. Rasa sakit pun ikut berpartisipasi ditubuhnya akibat gesekan remasan Naruto pada celana jinsnya. Namun Naruto malah menyeringai senang dan terus meremasnya tanpa ampun dari luar meningkatkan kecepatan remasannya tanpa menghiraukan wajah Gaara yang terus meminta ampun dan meneriakkan namanya.

Naruto lalu mencium bibir Gaara dengan kasar. Bibir yang tak pernah bosan dikecapnya sejak pertama kali Naruto mengklaimnya sebagai miliknya. Naruto lalu Menjilat bibir berwarna merah muda itu, menghisapnya keras membuat bibir itu kini bengkak karena ulahnya. Lidah Naruto yang kini mulai keluar meminta Gaara agar membukakan pintu masuknya. Namun Gaara tak mengizinkannya dan berkeras menggelengkan kepalanya sembari mengatupkan mulutnya kuat. Kesal dengan semua pemberontakan Gaara yang tak kenal lelah Naruto tangan naruto yang tadinya bebas memaksa wajah Gaara kehadapannya;mencengkramnya, dan tangan lain mencubit nipple Gaara.

"Akh!" dan tanpa sadar Gaara membuka mulutnya, benda tak bertulang itu langsung melesat masuk dan berkenalan dengan teman barunya didalam sana dan mengajaknya bertarung. Berejolak bersama. Tentu saja kemenangan mutlak pun diraih oleh lidah Naruto. Naruto lalu mengeksplorasi setiap tempat dimulut kekasihnya itu, tanpa memperdulikan Gaara yang terus meronta kehabisan napas dibawahnya, Naruto baru menambah jarak diantara mereka saat kebutuhan vital akan oksigen mulai mengganggunya.

"Hah … hah …" Gaara memanfaatkan itu untuk mendapatkan nafas sebanyak-sebanyaknya. Tetapi itu tak berlangsung lama saat Naruto mulai menciumnya lagi dengan ganas dan penuh anfus. Ciuman yang menuntut lebih. Ciuman itu lalu turun keleher dan dada Gaara. Mengecap tempat lain yang menarik untuk dikunjungi, Naruto menghisap dan menggigit dibeberapa titik yang diketahuinya merupakan spot kekasihnya hingga berbekas kemerahan dan membiru. Kiss mark yang tak kan hilang hingga tiga hari kedepan. Naruto menyeringai puas saat dilihatnya hasil karyanya ditubuh pucat Gaara. Dilihatnya Gaara yang hanya menutup mata dan mencoba mengatur napasnya yang kelelahan dan sejak tadi berpacu tak beraturan. Ketakutan sudah tak berarti saat ini semua menguap dengan semua kegilaan Naruto padanya.

Naruto tak peduli lagi bagaimana keadaan Gaara bahkan saat tubuh itu terlihat bergetar ringan, mata yang biasanya penuh kasih dan kehangatan itu mulai menggelap hanya kabut nafsu yang kini menutupinya. Naruto lalu menyobek paksa celana yang dipakai Gaara menggunakan pisau yang entah didapatkannya dari mana. Setiap sobekan yang disengaja bersinggungan langsung pada kulit Gaara, dan membuatnya meringis kesakitan. Bertambah lagi luka yang ditorehkan Naruto ditubuhnya dan tak urung terlihat cairan merah yang sesekali mengalir keluar melalui epidermis kulitnya disepanjang pahatan yang ditorehkan Naruto. Naruto kemudian menundukkan wajahnya, penasaran bagaimana rasa liquid merah milik kekasihnya. Menghisap pelan pada setiap tetesan darah yang keluar langsung dengan mulutnya. Asin dan sedikir berbau besi. Rasa yang membuatnya selalu menggila.

"Slurp ..." Naruto masih terus meminum tiap cairan yang terus saja keluar dengan cara menghisapanya dan membuat darah milik Gaara terus saja keluar. Suara hisapan Naruto yang tak henti-henti diluka Gaara menyebabkan rasa perih dirasakan oleh Gaara. Tangan Naruto yang tadinya menganggur mulai memijat pelan kejantanan Gaara. Diremasnya batang kejantanan Gaara dengan tempo cepat tanpa henti.

"Cu—kup … akh! Itai! …Na—ru … ahh!". Gaara yang diperlukan begitu hanya bisa mendesah terus menerus dibalik rasa sakitnya. Sebuah sensasi menyebar; sesuatu yang belum pernah dirasakannya sebelumnya. Perasaan yang sangat nikmat dan menyenangkan hingga dirasanya ada sesuatu yang akan menyembur keluar namun tak bisa. Gaara mencoba menegakkan kepalanya dengan susah payah, melihat apa yang terjadi, ternyata Naruto telah menutup jalan keluarnya dengan satu jari jempolnya.

"Na—ru ... le—pas—kan," mohon Gaara pada Naruto yang berada ditubuh bagian bawahnya. Namun Naruto hanya membalasnya dengan tatapan meremehkan; melihatGaara yang tengah meringis menahan sakit akibat tak bisa mengeluarkan hasratnya. Tak ada sedikit pun rasa kasihan dibenaknya. Melihat setiap ekpresi kesakitan milik Gaara itu membuat darah Naruto bergejolak dan sesuatu dibawah sana juga mulai menegang, namun Naruto masih belum puas untuk bersenang-senang.

"Memohonlah, Gaara," ucap Naruto sambil menuju bagian atas tubuh Gaara yang sempat terlupakan. Membiarkan tangannya tetap beraksi dibawah sana, Naruto bermain dikedua nipple Gaara menggunakan lidahnya, sesekali dihisapnya dan digigitnya perlahan hingga menimbulkan desahan sang empunya. Dan tentu saja membuat Gaara semakin sesak dan terasa penuh.

"One … gai … Naru … to." Dengan bersusah payah akhirnya Gaara berhasil mengucapkan kata-kata itu ditengah setiap sentuhan naruto yang terus menghujaninya, menggila. Senang karena berhasil membuat Gaara benar-benar jatuh akan dirinya Naruto kemudian melepaskan jarinya yang berada dikejantanan Gaara, dan sesaat berikutnya segera cairan sperma milik Gaara melesat keluar. Terbebas dari rasa yang terus mengukungnya.

"Terlalu cepat Gaara…, padahal ku fikir kau bisa bertahan lebih lama," ujar Naruto bermain-main di atas dada Gaara; menggodanya. "Padahal hanya dengan tanganku kau sudah keluar begitu, payah. Bagaimana kalau milikku yang berada ditubuhmu, kurasa kau benar-benar sensitive ya Gaara?" goda Naruto lagi sambil tersenyum. Gaara tak lagi bisa membalas semua perkataan Naruto, klimaks pertama yang didapatnya benar-benar menguras seluruh tenaganya. Beginikah rasanya … matanya benar-benar mengantuk dan ingin menutup namun …

"Plak."

Sekali lagi sebuah tamparan mendarat dipipinya.

"Siapa yang mengizinkanmu tidur, Gaara?" Senyuman yang tadinya tercipta kini telah berganti dengan tatapan dingin yang menusuk. Dingin dan tajam. "Kita masih belum selesai ini hanya awal dari kenikmatan yang sebenarnya."

"Ta … pi … aku benar-benar … lelah." Lirihan Gaara lah yang terdengar atas balasan pernyataan Naruto. Naruto tak peduli, seakan tidak mendengar dia hanya bergeming dan perlahan-lahan membuka pakaiannya hingga tak ada lagi yang melekat. Mata Gaara terbelalak melihatnya, kepasrahan tadi kini tergantikan dengan perasaan yang lain, dia benar-benar takut akan apa yang akan dilakukan kekasihnya itu.

"Apa yang akan kau lakukan Naru?" Gaara mencoba mengabaikan rasa lelahnya. Rasa takutnya benar-benar melebihi segalanya, ini merupakan hal yang pertama baginya.

"Mencari kenikmatan," jawab Naruto ringan tanpa menatap Gaara. Naruto lalu merangkak keatas tubuh Gaara dan menyodorkan kejantanannya kemulut Gaara. Dengan mengerahkan tenaganya yang tersisa Gaara mencoba menutup rapat mulutnya dan tak menginginkan apa yang hendak dilakukan kekasihnya itu, tidak Naruto bahkan tak pantas lagi dipanggil kekasihnya. Namun ternyata hal itu tak cukup, Gaara benar-benar lelah dan Naruto berhasil memasukkan kejantanannya kemulut Gaara.

"Sssssss … ah …Gaara terus … ahh …" desah Naruto. Naruto benar-benar merasa nikmat saat mulut mungil Gaara terus-terusan melahap kejantanannya yang tak bisa disebut kecil. Walaupun tidak seluruhnya bisa masuk. Naruto terus memaju mundurkan kepala Gaara dan mempercepat gerakannya. Kejantanannya terasa berdenyut-denyut menandakan sebentar lagi Naruto akan keluar dan semakin memasukkan kejantananya hingga ketenggorokan Gaara. Memaksa Gaara menerima semua miliknya.

"Ukh! Uhuk uhuk." Gaara merasa aneh dengan cairan asing yang masuk kemulutnya yang berasal dari benda yang tadi terus merasuk kemulunya saat Naruto memaksanya menelan semua cairan aneh itu.

Naruto lalu melepas semua ikatan Gaara. Keadaan Gaara sekarang membuatnya merasa yakin kalau Gaara tak akan memberontak lagi. Naruto menyodorkan kedua jarinya dihadapan Gaara. Gaara yang tak mengerti hanya menatapnya bingung. "Hisap!" perintah Naruto. Gaara yang masih tak tahu hanya diam. Berpikir apa yang harus dilakukannya.

"Apa kau mau aku melakukan penetrasi tanpa menyiapkanmu lebih dulu? Kau mau? Cepat hisap!" perintahnya lagi. Gaara hanya mengikutinya karena dia tahu tak ada gunanya melawan Naruto saat ini.

"Kau lama, Gaara." Naruto menarik jarinya lagi sesaat Gaara akan mengulumnya. Tanpa aba-aba Naruto langsung melesakkan kejantannnya ke lubang kecil milik Gaara. Yang tak pernah terjamah siapa pun apa lagi tanpa penetrasi sedikit pun.

"Akh! Ittai!' Gaara terlonjak saat sesuatu yang besar menerobos masuk pertahanannya tanpa persiapan aba-aba terlebih dahulu, air mata lagi dan lagi mengalir dari matanya dan darah tampak mengalir dari lubang Gaara. Naruto hanya tersenyum puas melihat ekspresi kesakitan Gaara. Tak menunggu Gaara terbiasa dengan kehadiran benda asing ditubuhnya, Naruto langsung saja menarik keluar hingga tersisa ujungnya saja kemudian melesakkannya masuk berkali-kali.

Gaara yang sudah kelelahan hanya membiarkan Naruto melakukan apapun, hal yang masih baru baginya ini, menguras begitu banyak tenaga dan perasaannya dan Naruto tak membiarkannya beristirahat sedikit pun sedari tadi.

Mendengar Gaara tak lagi mendendangkan suara yang disukainya itu, Naruto menundukkan kepalanya mensejajarkan dengan wajah Gaara, dilihatnya Gaara hanya diam … dengan mata yang kini kosong. Melihat itu lagi lagi kekesalan yang timbul ada diri Naruto, bukan iba melihat kekasihnya tergeletak tak berdaya bahkan mungkin sudah kehilangan jiwanya. Menghentikan permainannya sejenak Naruto menjangkau seutas tali—yang tadi digunakan mengikat Gaara- yang berada tak jauh darinya—dan mengikatnya pada kejantanan Gaara.

"Sepertinya kau butuh dihukum ne, Gaara," seringai Naruto kemudian kembali melumat bibir Gaara yang sudah membengkak akibat serangannya tadi. Tangannya pun kembali bermain dipelintirnya nipple Gaara keras, sedangkan tangan yang satunya mengocok kuat kejantanan Gaara yang mulai menegang kembali. Naruto kembali menggerakkan kejantanannya dilubang Gaara dengan cepat. Terus keluar masuk.

Diserang dari segala arah membuat Gaara kembali didera rasa tak nyaman dan sakit ditengah segala aktivitas Naruto yang ikut melibatan tubuhnya. Lagi pula Gaara tak bisa klimaks akibat kejantanannya yang diikat Naruto. Diserang lagi dengan bersamaan membuat desahan dari mulut Gaara pun mulai kembali terdengar diantara ciuman Naruto.

"Ahhhh ... cukup … Naru … onegai … ahhh." sepertinya desahan Gaara merupakan pemicu kesenangan Naruto, walaupun tahu Gaara sudah dekat namun Naruto tetap saja berkonsentrasi pada kegiatannya sebelumnya. Lidahnya mulai menggantikan tangannya di nipple Gaara. Sedikit melirik kejantanan Gaara yang mengeluarkan pre-cum tanpa bisa keluar yang terlihat mulai menegang dan berubah warna.

Gaara merasakan kejantanan Naruto berdenyut-denyut didalam tubuhnya menandakan sang empunya akan keluar. "Akhhhh… Gaara…." Dan benar beberapa hentakan kemudian, akhirnya Naruto klimaks. Naruto menyemprotkan seluruh spermanya kedalam tubuh Gaara dan ambruk menimpa tubuh Gaara. Dirasanya kejantanan Gaara yang keras menusuk perutnya. Tersenyum. Naruto kemudian duduk sambil mengangkat tubuh Gaara, dinaik turunkannya tubuh kekasihnya yang kelelahan itu hingga lagi-lagi Naruto mencapai klimaks ditubuh Gaara.

Gaara merasakan adanya cairan hangat yang mengalir ditubuhnya. Sperma Naruto yang sangking banyaknya sampai mengalir keluar akibat lubang kecil Gaara tak sanggup lagi menampungnya.

"Kau tahu Gaara? Aku benar-benar tak menyukai pembangkang, padahal jika kau mau mematuhiku, kau juga akan mendapatkan kenikmatan tanpa rasa sakit ini," ujar Naruto sambil menyentuh pelan ujung kejantanan Gaara dengan gerakan memutar. Disentuh begitu serasa ada aliran listrik menyatroni tubuh Gaara, tubuhnya terasa gemetaran menahan sesuatu yang hampir diujung.

Naruto kemudian melesakkannya jarinya ke lubang Gaara berkali-kali menyentuh spot yang bisa membuat Gaara mendesah keras. Disertai aliran sperma yang masih mengalir dari lubang Gaara yang teranianya kejantanan Naruto yang berukuran besar yang masih bangun di tubuhnya. Kejantanan Gaara semakin keras akibat kelakuan Naruto padanya menampakan warna kebiruan.

"Aku … jan—ji Naru … ahhhh! Patuhi … apapun … hngghh!" Gaara mendesah keras saat prostatnya terus dihantam oleh kejantanan Naruto tanpa henti, dia hanya bisa menyenderkan kepalanya dipundak Naruto, bahkan menopang tubuhnya sendiri sudah tak bisa. Hanya tangan Naruto-lah yang terus membantunya bergerak.

"Benarkah … baiklah kau harus menepatinya ya, Gaara." Dengan nada ceria Naruto menjawabnya.

Berbeda. Sebenarnya siapa orang yang kini tengah bersamanya? Bukan Naruto yang dikenal Gaara, ataukah hanya Gaara yang tahu siapa yang tersembunyi dibalik senyuman itu.

Tangan Naruto lalu menyentak simpulan benang tersebut, akibatnya benang terlepas dan sperma Gaara menyemprot keluar dengan derasnya tanpa henti, dan terus menerus mengalir hingga membasahi tubuh keduanya.

Naruto lalu menarik kejantanannya keluar. Plop. Direbahkannya Gaara dengan perlahan ditempat tidur, kemudian dengan perlahan merangkak ketepian dan turun, namun tarikan lemah dari tangan Gaara menahannya, menatap lemah Naruto tatapan yang seakan bertanya'mau kemana? Tetaplah disini'. Tetapi Naruto hanya menjawabnya dengan senyuman yang aneh dan memutar kedua bola matanya sambil memasang wajah berfikir.

"Keluar … mungkin seseorang bisa menemaniku membantuku meredakan juniorku, kau tahu Gaara aku tak akan pernah cukup hanya dengan permainan begitu? Tapi sebagai pemula, yah kurasa kau cukup baik tapi kau sekarang sudah tak bisa lagi bukan, sudah kelelahan begitu. Lagi pula aku malas bermain sendiri," jawab Naruto ringan dengan pandangan meremehkan seakan Gaara hanyalah orang asing tak dikenalnya.

Kata-kata yang bahkan tak pernah terfikir akan didengar oleh Gaara bahkan dengan tatapan kasihan sekan melihat seonggok sampah tanpa arti. Apa, bagi Naruto dirinya hanyalah sebagai pemuas nafsu belaka? Siapa? Siapa? Siapa orang yang berdiri dihadapannya ini, kemana Narutonya yang penuh kasih dan kehangatan yang selama ini dikenalnya?

"Dan kau sudah berjanji kan menuruti kemauanku bukan? Jadi jadilah anak baik sekarang, aku harus pergi dulu, Gaara" Naruto memamerkan cengirannya kepada Gaara dan mengecup dahi Gaara ringan, membuat Gaara tersentak. Naruto kemudian beranjak keluar dan menutup pintu kamarnya.

"Kalau kau mau keluar, letakkan saja kuncinya didalam tempat surat," teriak Naruto dari luar kamar dan meninggalkan Gaara sendirian dikamarnya, menangis dengan semua pertanyaan dihatinya tentang kekasih yang baru saja dikencaninya sebulan yang lalu. Gaara yang tak kuat dengan semua yang baru saja terjadi, tiba-tiba merasakan pusing mendera kepalanya, tak lama limbung keatas tempat tidur. Pingsan.

xxx

Flashback end

xxx

Gaara menatap nanar ke cermin yang berada dikamar mandi tersebut. Melihat seorang pemuda dengan rambut merah yang acak-acakan dengan wajah sayu memprihatinkan. Mata sembab kebanyakan menangis, luka lebam berbentuk telapak tangan yang mulai membiru dipipi kirinya. Bahkan terdapat darah yang sudah mengering disudut bibirnya. Benar-benar menyedihkan.

Gaara kemudian menundukkan kepalanya menatap kelantai yang tergenang air dari shower bercampur noda merah. Dijulurkannya jari tengahnya kelubang anusnya yang masih saja mengeluarkan cairan, cairan sperma milik kekasihnya yang kini telah bercampur dengan darah segar miliknya. "Akh!" sepertinya dinding anus Gaara terluka akibat gesekan benda tumpul yang terlalu keras. Membutakan diri terhadap keadaan tubuhnya Gaara menusukkannya lebih dalam tanpa mengindahkan rasa sakit yang semakin parah, hanya untuk mengeluarkan cairan itu sampai habis. Rasa jijik, benci, marah, dan kecewa bercampur aduk di dalam hatinya. Mengapa Naruto tega melakukan ini semua padanya. Padahal Gaara pasti akan dengan suka rela melakukannya—saat dirinya siap—tanpa harus dibarengi setiap luka dan kekerasan ini.

Genangan air dilantai kini tak lagi bening, darah pun semakin menambah pekatnya variasi warna yang redup. Darah pun semakin banyak keluar dari anusnya, entah mengerti atau tidak Gaara terus saja menusuk anusnya sendiri dengan jari tangannya, mengakibatkan luka di dinding anusnya semakin parah. Tapi siapa yang peduli.

"Ahhhh ... Naruto … aahhh …" Permainan solo yang dilakukannya mengundang suara desahan dari mulutnya sendiri. Lagi Gaara menambah jari yang masuk hingga mencapai tiga dan memilin nipplenya sendiri seperti kesetanan. . dan lagi Gaara menusukkan jarinya keluar msuk hingga menyentuh prostatnya sendiri. Mencari sensasi yang baru saja diberikan Naruto padanya. Berniat menggantikan semuanya dengan rasa sakit yang mungkin sedikit bisa meredakan sesak dihatinya. Tak dihiraukannya wajahnya yang semakin memucat kekurangan darah. Hanya nama kekasih berambut pirangnya-lah yang sedari tadi dialunkan ditengah desahan yang bergema di kamar mandi ini.

"Ahhh ... Narutooooooo!"

Hingga akhirnya Gaara klimaks dan terkapar pingsan dikamar mandi milik seseorang yang sedari tadi namanya didendangkan. Berharap semua ini hanya mimpi dan keesokkan harinya Naruto akan menunjukkan mata sebiru langit dan senyuman sehangat mentari miliknya.

xxx

TBC

xxx

A/N: Mau protes Mizu? Silahkan saja … Mizu tahu sudah membuat fict ini terlantar dan kali ini malah dijadikan cerita lain lagi tapi masih sedikit dengan plot yang lama. Awalnya mau buat OS adja tapi ternyata gak rela juga kebetulan Mizu dapat ide jadi bakal Mizu terusin, gak bakal panjang kok mungkin 4-5 chap^^

Untuk reader yang baca dan ngereview meaning of love Mizu ucapin makasih dan maaf masih kali ini malah Mizu rubah, karena ada perubahan timeline sedikit. Arigatou Gozaimasu.

Kritik, saran, dan konkrit sangat Mizu butuhkan supaya bisa membuat fict yang lebih lebih baik lagi. Silahkan Minna berikan unek-uneknya*disangka lagi acara tv* ke dalam kotak review dibawah apa pun Mizu terima asal jangan flame ne,^^

-Mizu-