"Oi, kalian sudah siap belum?"
"Tunggu sebentar, Kuro-tan! Aku masih belum bisa memakai obi-ku!"
"Ck, Yuui! Bukan begitu caranya mengikat obi!"
"Maafkan aku, Kuro-sama. Tapi aku benar-benar tidak mengerti!"
Kurogane menggeram. Ia berjalan dengan langkah kaki keras ke arah Fai dan Yuui. Mereka berdua berdiri dengan kimono dan obi yang menggantung di tangan mereka. Pertama Kurogane mengikat obi Fai dengan cepat lalu beralih ke Yuui.
Setelah selesai, Kurogane langsung menarik tangan mereka ke arah Yue. Cerberus itu sabar menunggu dengan badan tegap. Hari ini akhirnya Kurogane kembali ke istana. Yah walaupun baru kemarin ia 'didepak' dari istana tetap saja Kurogane rindu akan istananya itu. Tapi yang jadi masalah sekarang,
bagaimana ia menjelaskan tentang Fai dan Yuui?
Sambil berpikir, ia naik ke atas punggung Yue. Ia tidak perlu menolong mereka berdua karena mereka dengan tangkas dan tanpa kesulitan baik Fai dan Yuui sudah bisa naik ke atas Yue. Fai duduk di depan Kurogane dan menyenderkan punggungnya ke dada bidang Kurogane yang terbalut kimono hitam sedangkan Yuui duduk di belakang Kurogane sambil memeluk pinggang Kurogane dan menyenderkan kepalanya di bahu pemuda itu.
Tanpa basa-basi, Kurogane langsung menyuruh Yue untuk jalan, kembali ke istana.
Bagaimana kalau aku katakan yang sebenarnya? Argh, tapi aku pasti ditanyai yang macam-macam oleh penyihir tua itu dan akhirnya aku pasti mempermalukan diriku sendiri. Kalau aku berkata bohong...aku mau cerita apa? Dan lagi mustahil berbohong di depan penyihir tua itu! Belum lagi soal Touya dan Tomoyo, gah! Kenapa salah satu sifat Ayah mengalir ke dalam diriku 'sih?
Kurogane terlalu sibuk di dunianya sendiri sampai lamunannya buyar karena dua gigitan di lehernya. Pelakunya? Fai dan Yuui.
"Kuro-sama! Jangan abaikan kami!" seru Yuui jengkel. Ia menjilat bekas gigitannya di pertemuan antara bahu kiri dan leher kiri Kurogane. Fai, melihat kembarannya melakukan hal itu, mengikuti dengan melakukan hal yang serupa di leher Kurogane sambil berseru, "Benar, Kuro-puu! Jangan terlalu asyik di duniamu sendiri!".
Kurogane berteriak sebal, "Sudah kubilang NAMAKU KUROGANE! Kalian itu benar-benar attention freak! Dan berhenti menjilatiku seperti permen!". Lalu ia berlanjut, "Yue berhenti."
Ketika Yue berhenti, Fai langsung menggerutu, "Habis! Bau Kuro-chii enak 'sih!".
"Benar Kuro-sama. Baumu terlalu sedap." timpal Yuui.
"Memangnya aku makanan?" ujar Kurogane kesal. Ia menarik napas panjang, ia harus memberitahu kemana mereka akan pergi dan siapa dirinya. Sebab Fai dan Yuui hanya tahu kalau mereka akan pergi ke rumah Kurogane. Sekali lagi Kurogane menarik napas dan menutup mata. "Fai, Yuui, apa kalian tahu siapa Putra Mahkota Hades atau singkatnya Pangeran Hades?"
"Tidak." jawab Yuui dan Fai bersama-sama. Masih menutup mata, Kurogane kemudian melanjutkan. "Itu aku."
Hening.
Hening.
Kurogane mulai membuka mata karena khawatir dan mendapati keduanya...menatapnya dengan mata berbinar? Uh oh, firasat buruk, Kurogane. Kau harus cepat lari~
Sayang, terlambat. Kedua mahkluk itu sudah keburu duluan untuk memeluk Kurogane dan menjerit senang.
"Hebat! Hebat! Selain dari ksatria dan baunya enak, ternyata Kurogane juga seorang pangeran!" teriak Fai senang.
Ksatria? Baunya enak?
"Kuro-sama memang layak menjadi pangeran karena tubuhnya yang hangat!" teriak Yuui dengan suara yang lebih kecil dari Fai.
Maksudnya layak jadi pangeran karena tubuh hangat itu apa?
"Kami berdua akan selalu bersama denganmu!"
Ayah, sepertinya aku akan segera menyusulmu...
Semua mata memandang ke arah mereka. Ada yang terlihat sinis, ada yang terlihat bingung dan cekikikan. Baik Fai dan Yuui tidak menyukai hal itu dan mereka semakin merapatkan diri ke arah Kurogane. Dekorasi megah dan berkilau menghiasi dinding. Lukisan para raja dan ratu terdahulu dipajang di lorong-lorong ke arah ruang tahkta. Kurogane tetap berjalan dengan tegak walaupun sebenarnya ia merasa cemas harus mengatakan hal apa kepada ibunya itu. Di depan mereka, dua pengawal berjalan dan membukakan pintu.
Saat pintu dibuka, bau tembakau langsung masuk menyusup ke hidung Kurogane. Yuuko dengan balutan kimono hitam dengan obi berbentuk kupu-kupu swallowtail sedang bersantai di kursi singgasananya yang lebar dan ditemani oleh dua anak angkat Yuuko, Maru dan Moro dari ras Devil yang sudah yatim-piatu.
"Pangeran datang!" seru salah satu pengawal di depan Kurogane. "Kurogane pulang!" seru Moro. "Pulang! Pulang!" seru Maru sambil menggandeng tangan Moro dan berputar bersama. Yuuko melirik ke arah Kurogane dan menghembuskan napas. Asap tipis menari keluar dari mulutnya. Ia menaruh pipa rokoknya itu dan mengisyarakatkan dengan gerakan tangan untuk semua orang keluar. Dalam sekejap, hanya enam orang yang tertinggal di ruangan itu.
Maru berhenti berputar dan menatap mata Fai dalam jarak dekat sedangkan Moro melakukan hal yang sama dengan Yuui.
"Lalu, siapa kalian ini?" tanya mereka bersamaan.
"Sepertinya kau mendapat teman baru, Kurogane."
Nada penuh misteri itu membuat Kurogane merenggut. Melihat reaksi Kurogane, Yuuko menambahkan, "Atau sepasang pasangan yang lovely untukmu?". Matanya menunjukkan binar jahil dan tahu. Maru dan Moro kembali ke sisi Yuuko dan menyeringai. Kurogane membuang muka, tanda tidak ingin menjawab.
Yuuko terkekeh dan berpaling ke arah Fai dan Yuui. "Dan siapa nama kalian, anak manis?" tanya Yuuko dengan nada bingung yang dibuat-buat.
"Fai."
"Yuui."
"Fufu, nama yang unik. Perkenalkan, namaku Yuuko. Ratu Hades dan ibu dari Kurogane." -Yuuko menyeringai licik ke Kurogane- "dan jawab aku, apa kalian menyukai Kurogane?" tanyanya. Kurogane terkesiap dan mau berteriak marah, namun kedua cat-demon itu langsung menjawabnya.
"Iya!"
Kurogane memerah dan mendengus sebal. Yuuko tertawa kecil, "Ara~ Jujur sekali kalian.".
"Jujur! Jujur!" sorak Maru dan Moro bersamaan. Yuuko mengusap kedua kepala mereka dan berdiri. Spontan, dua anak itu juga ikut berdiri sambil mengikuti ibu angkatnya yang berjalan ke arah Kurogane. Kurogane menaikkan alis, tidak mengerti. Yuuko berhenti di depan Kurogane. Postur tubuh mereka yang berbeda jauh sama-sama berdiri tegap. Yuuko menyeringai dan mengangkat tangannya untuk mengangkat dagu Kurogane. "Tapi sepertinya kau mendapat masalah Kurogane..." bisik Yuuko di telinga Kurogane yang sontak membuat bulu kuduk Kurogane berdiri tegak. Yuuko terkekeh kecil sebelum melanjutkan, "Pernahkah kau mendengar tentang 'Clingy'?".
Kurogane menggeleng sedikit, dagunya masih saja dipegang oleh ibunya itu. Dan shit,hawa kegelapan itu mulai menyusup lagi -walaupun tidak yang seburuk dua hari yang lalu- dan Kurogane rasanya ingin melarikan diri dari tatapan mata merah darah itu pada dirinya. Ia mulai menjilat bibir dan mencoba mengedarkan pandangan ke arah lain, tapi perasaan yang menjalar di punggungnya itu menyuruhnya untuk tetap menatap wajah ibunya itu.
"'Clingy' bukan nama ras melainkan sebutan untuk para demon yang ada di Hades ini. Sebutan untuk mereka yang ditinggalkan saat masih kecil dan akan 'menempel' pada siapapun yang pertama kali menunjukkan perhatian dan kasih sayang pada mereka. Contohnya adalah Maru dan Moro ini," Yuuko mengangkat tangannya yang bebas sedikit untuk memberi akses untuk Maru dan Moro memeluk pinggangnya. "Dan semakin lama mereka hidup dalam penderitaan, semakin lengket mereka menempel. Parahnya Kurogane, kau memungut salah satu dari mereka. Dan bukan hanya itu, kau memungut dua dan mereka sudah lama hidup dalam penderitaan. Jadi, kau tahu maksudku 'kan, Kurogane?"
Yuuko mendekat ke arah telinga Kurogane yang berbentuk runcing itu dan berbisik pelan sekali. "Selamat datang di neraka dalam Hades." Dan ia menjilat telinga itu. Kurogane langsung menjauhkan diri dan -dengan muka merah padam- menunjuk ke arah Yuuko dengan jari bergetar. "Jangan...pernah...lakukan...itu...LAGI!" geramnya dengan nada menekankan di setiap kata-katanya. Yuuko tertawa senang lalu berkata kepada Fai dan Yuui, "Jika kalian mau melakukan hubungan seks, jilat saja telinganya. Ia pasti akan terangsang sebab~ telinganya merupakan salah satu dari anggota tubuhnya yang sensitif~".
Fai dan Yuui terpana namun segera tersenyum senang dan menengok ke arah Kurogane dengan binar jahil.
"Kalian lakukan itu maka jangan harap untuk menyentuhku lagi!" seru Kurogane memperingatkan.
Baik Fai dan Yuui cemberut yang dianggap Kurogane manis -tunggu, apa? Kurogane menggeleng kuat dan mengurut dada.
"Meanie!" seru Fai dan Yuui bersamaan.
Kurogane menggeram sebal, berusaha menahan amarah. Yuuko tersenyum manis dan bertanya,
"Jadi, bagaimana kau akan menjelaskan hal ini pada Tomoyo dan Touya?"
Maafkan kalau ada kata yang vulgar. Author bingung kalo nulis pake bahasa Indonesia.
Maklum, biasanya 'kan baca pake bahasa inggris.
Review please?