Title: HOME
Disclaimer:Naruto © Masashi Kishimoto
Author: Taiyou no Akashi
Pairing:SasuNaru dan pasangan lainnya
Rating: T
Genre: Family/Humor/Romance
Warning:AU, BL, Shounen-ai, Yaoi, Super OOC (?) untuk humor, Gaje, Punya sedikit (?) unsur Shota, dll
Summary:Sasuke Uchiha, pemuda berusia 23 tahun yang memiliki segalanya. Dia tampan, kaya, cerdas… dan juga playboy. Tidak ada kata cinta dalam kamusnya. Namun apa jadinya jika dia jatuh cinta pada adik laki-laki angkatnya sendiri?
Nggak Tahan? Nggak Suka? Silahkan tekan tombol 'Back'
Home 02: Welcome Home!
Bandara Konoha – 12.00 pm
"Sasu-nii? Kau baik-baik saja?," tanya Naruto cemas begitu Sasuke hanya diam membisu di depannya.
"Sasuke? Kau masih disana?," tanya Neji diseberang telepon.
"Sasu-nii?" tanya Naruto lagi sembari menggerak-gerakan tangannya di depan wajah Sasuke.
"Ahh… A-ada a-apa?," tanya Sasuke yang dengan nada gugup.
"Tadi Sasu-nii tiba-tiba diam saja sih! Aku khawatir sekali," kata Naruto dengan mimik wajah khawatir. Membuat wajah Sasuke bersemu lagi.
"Are? Kenapa wajah Sasu-nii memerah? Sasu-nii demam ya?" tanya Naruto dengan nada khawatir sembari mendekatkan keningnya ke kening Sasuke. Membuat Sasuke semakin bersemu.
"OI SUKE!" teriak Neji tidak sabaran dari seberang telepon.
"Ah Neji… Tunggu sebentar ya Naruto," gumam Sasuke dengan nada sedikit tidak ikhlas sembari berjalan sedikit menjauhi Naruto.
"Ada apa baka?" tanya Sasuke dengan nada sinis pada Neji.
"Siapa yang tadi itu?" tanya Neji penasaran.
"Adik angkatku," jawab Sasuke datar.
"Lalu seperti apa orangnya?" tanya Neji lagi dengan nada ingin tahu.
"Gomen Neji, sepertinya aku harus segera mengantar adikku pulang. Dia pasti sangat kelelahan karena perjalanan yang jauh dari Suna ke Konoha," kata Sasuke dengan nada (sok) sedih.
"Oi… Tunggu aku 'kan belum selesai…"
"Jaa Neji," tanpa menunggu Neji selesai menyelesaikan kalimatnya, dengan sadisnya Sasuke langsung memutuskan hubungan teleponnya dengan Neji.
"Sasu-nii, kau sudah selesai menelepon?" tanya Naruto tiba-tiba dari arah samping Sasuke.
"Su-sudah kok," kata Sasuke dengan nada sedikit terkejut karena kemunculan Naruto yang tiba-tiba.
"Aku tidak mengganggu Sasu-nii 'kan?" tanya Naruto dengan nada dan ekspresi wajah bersalah.
"Tidak kok! Tidak mengganggu kok! " bantah Sasuke dengan cepat.
"Benarkah? Syukurlah kalau aku tidak mengganggu," kata Naruto senang sembari tersenyum manis. Membuat Sasuke langsung sport jantung lagi karena berdebar.
"Kau ingin pulang sekarang Naruto?" tanya Sasuke setelah berhasil menguasai jantungnya kembali.
"IYA! AKU INGIN SEKALI MELIHAT RUMAH SASU-NII!" kata Naruto dengan bersemangat. Mata blue saffire miliknya bersinar penuh semangat.
"Baiklah. Ayo pulang ke rumah," kata Sasuke sembari tersenyum lembut pada Naruto.
"Ayo!" Kata Naruto penuh semangat sembari mengapit lengan Sasuke. Membuat wajah Sasuke bersemu kembali.
Tempat Neji di waktu yang sama...
Neji memandangi ponselnya dengan tatapan tidak percaya.
'Baru kali… Baru kali ini seorang Sasuke memutuskan sambungan telepon hanya karena seseorang,' kata Neji dengan nada tidak percaya dalam hati.
'Kami-sama. Semoga besok matahari masih terbit di timur,' doa Neji dalam hati.
'Mungkin aku harus melakukan penyucian diri hari ini! Ya... Aku harus segera pergi ke gunung terdekat!' kata Neji panik dalam hati.
"Tuan, ini pesanan anda. 1 Mocca Latte dan Chocolate Cake," kata seorang pelayan pria berambut merah yang tiba-tiba muncul di samping Neji sembari meletakkan sebuah cangkir berisi cairan kecoklatan yang mengepul dan sebuah piring kecil berisi sepotong cake yang kelihatan sangat enak ke meja Neji. Neji terpaku begitu pemuda itu ada di sampingnya.
"Selamat menikmati!" kata pemuda itu ramah sembari tersenyum manis pada Neji sedangkan Neji sendiri masih tetap terpaku pada sosok pemuda berambut merah itu.
"Eh... Anda mau pergi lagi ya?" tanya pemuda itu begitu dia melihat sebagaian besar barang bawaan Neji; seperti laptop, map-map besar, pulpen, dan berkas-berkas, yang tadi berserakan di atas meja sekarang sudah hampir semua masuk ke dalam tas ransel Neji yang berada di samping Neji.
"Errr... Tadinya iya... Tapi aku tidak jadi pergi," kata Neji dengan nada gugup.
"Kenapa?" tanya pemudah berambut merah itu dengan ekspresi wajah ingimn tahu yang sangat innocent.
"Soalnya, di tempat yang kutuju tidak ada pemuda manis sepertimu sih," gombal Neji sembari tersenyum aneh pada pemuda berambut merah itu.
"Errr... Gomenasai Tuan. Tapi saya tidak mengerti maksud perkataan anda," kata pemuda berambut merah itu sembari menggaruk-garuk kepala belakangnya sambil tersenyum innocent pada Neji. Neji yang melihat hal itu hanya bisa ber-sweatdrop-ria.
'Baru kali ini rayuan mautku gagal! Sepertinya memang aku harus melaksanakan ritual penyucian diri,' kata Neji nelangsa dalam hati.
Apartemen Sasuke…
"Ini apartemenku Naruto," kata Sasuke sembari membuka pintu apartemennya dan mempersilahkan Naruto masuk ke dalam apartemennya.
"Naru-chan..."
"Apa tadi kau bilang?" tanya Sasuke memastikan.
"Panggil saja aku Naru-chan, Sasu-nii. Ayah, ibu, dan Ita-nii juga biasa memanggil begitu kok," jawab Naruto sembari tersenyum manis pada Sasuke.
"Baiklah jika itu maumu," gumam Sasuke pelan sembari memalingkan wajahnya yang ke arah lain.
"Oh iya Sasu-nii... Kamar mandinya dimana ya?" tanya Naruto dengan nada innocent.
"Lurus saja dari sini. Pintunya berwarna biru laut," jelas Sasuke.
"Oke! Lalu... Boleh tidak aku pinjam handuk?" tanya Naruto lagi.
"Handuk? Untuk apa?" tanya Sasuke kebingungan.
"Aku ingin mandi. Boleh 'kan Sasu-nii?"
BLUSH...
Mendengar perkataan innocent Naruto tersebut membuat wajah Sasuke kembali memerah.
"Bolehkan Sasu-nii?"
"Ya... Te-tentu boleh," gumam Sasuke gugup sembari menyisir pelan rambut raven-nya.
"Arigatou Sasu-nii!" kata Naruto dengan nada manis sembari tersenyum kecil. Dengan langkah ringan, Naruto pun pergi menuju ke arah kamar mandi.
'Kami-sama! Tolong panjangkanlah umurku!' doa Sasuke dalam hati begitu Naruto telah menghilang dari pandangannya.
Kamar Naruto…
"Hah... Nyamannya!" gumam Naruto riang sembari merebahkan dirinya di atas kasur berseprai putih bersih yang ada di kamar barunya. Jari jemarinya yang mungil mengusap pelan rambut pirangnya yang sedikit lembab karena efek mandinya.
"kisetsu wa odayaka ni owari o tsugeta ne
irodorareta kioku ni yosete
sayonara ai o kureta ano hito wa
kono hitomi ni yurameiteita." (1)
Naruto segera meraih ponselnya begitu mendengar suara ringtone ponselnya yang sangat akrab di telinganya itu. Sebuah senyum mengembang di wajahnya begitu melihat nama penelepon yang muncul di layar ponselnya. Dengan semangat '45 segera saja Naruto menekan tombol hijau di ponselnya untuk mengangkat telepon itu.
"Moshi-moshi Nar..."
"ITA-NII!" potong Naruto cepat sebelum sempat lawan bicaranya menyelesaikan kalimatnya. Mendengar hal itu, lawan bicara Naruto hanya bisa terkekeh kecil.
"Kangen padaku?" tanya lawan bicara Naruto dengan nada narsis.
"SANGAT!" jawab Naruto sembari mengabaikan nada narsis lawan bicaranya. Dia sudah sangat terbiasa mendengar nada itu.
Pemuda di seberang sana kembali terkekeh kecil mendengar jawaban Naruto sembari bertanya lagi, "Bagaimana Konoha? Ramai 'kan?"
"Ramai sekali Ita-nii! Sangat berbeda dengan Suna yang sepi," lapor Naruto dengan antusiasme tinggi, membuat pemuda diseberang alias Itachi, hanya bisa tertawa kecil.
"Iya. Konoha memang ramai jika di bandingkan dengan Suna," komentar Itachi dengan nada menyetujui. "Bagaimana menurut pendapatmu soal Sasuke?"
"Sasu-nii sangat tampan ya. Pantas saja banyak gadis cantik di Suna yang menanyakan soal kabarnya," jawab Naruto dengan nada polos. Mendengar hal itu Itachi kembali tertawa.
"Apa dia tidak bertingkah aneh di depanmu?" selidik Itachi.
"Umm... Rasanya tidak..." gumam Naruto ragu.
"Yakin?" tanya Itachi lagi.
"Ahh... Iya... Aku ingat! Entah kenapa wajah Sasu-nii selalu memerah setiap kali aku tersenyum. Apa Sasu-nii sebenarnya sakit ya?" tanya Naruto dengan nada polos. Itachi yang mendengar hal itu hanya menyeringai aneh di seberang sana.
"Ya... Mungkin dia sakit, Naru-chan. Kalau analisisku benar, mungkin aku tahu Sasu-chan terkena penyakit apa," jawab Itachi dengan nada prihatin. Sebuah seringai yang sangat kontras dengan nada prihatinnya, terukir di wajahnya.
"Benarkah? Wah Ita-nii hebat!" puji Naruto dengan nada kagum. "Lalu sebenarnya Sasu-nii terkena penyakit apa?"
"Sasu-chan terkena penyakit cinta," jawab Itachi dengan nada kalem. Mendengar hal itu Naruto hanya bisa mengerutkan dahinya dengan bingung.
"Penyakit cinta? Aku tidak pernah dengar penyakit begitu? Apa itu jenis penyakit baru?" tanya Naruto dengan polosnya. Membuat Itachi harus mati-matian menahan tawanya agar tidak meledak.
"Iya. Itu penyakit baru Naru-chan. Tapi bisa sembuh kok jika kau melakukan apa yang kusuruh,"jawab Itachi dengan nada tenang yang terkendali.
"Benarkah? Lalu aku harus melakukan apa?"
"Kau hanya perlu melakukan hal seperti ini, Naru-chan..." kata Itachi kalem sembari menjelaskan satu-satu cara menyembuhkan penyakit cinta Sasuke yang baik dan benar (?).
Sasuke merebahkan dirinya dengan santai di atas kasur king size-nya. Sesekali, terdengar suara helaan nafas dari dirinya.
'Apa aku akan baik-baik saja ya bersama Naruto disini?' tanya Sasuke dengan ragu dalam hatinya.
'Kenapa anak itu mesti begitu manis dan innocent sih!' jerit Sasuke frustasi dalam hati. Di acak-acaknya rambut raven-nya dengan kesal.
Tok... Tok... Tok...
"Sasu-nii?" panggil sebuah suara dari arah balik pintu. Sasuke langsung berhenti mengacak-acak rambutnya begitu mendengar suara itu.
"Ya? Ada apa, Naru-chan?" jawab Sasuke dengan pertanyaan. Dahinya sedikit berkerut ketika memanggil nama Naruto dengan akhir 'chan'.
"Boleh aku masuk?" tanya Naruto dengan nada ragu.
"Tentu. Tunggu sebentar," jawab Sasuke sembari bangun dari tempat tidurnya. Dengan langkah perlahan, dia pun melangkahkan kakinya menuju pintu kamarnya.
'Hah... Tenangkan dirimu Sasuke. Yang dibalik pintu ini hanya adik angkatmu yang terlampau manis untuk ukuran laki-laki. Tenang... Tenang...' kata Sasuke menenangkan dirinya sendiri dalam hati.
'Baiklah... Pada hitungan ketiga aku akan membuka pintu ini,' kata Sasuke lagi sembari menggengam erat pegangan pintu yang berada dalam genggamannya.
'Satu...'
'Dua...'
'Tiga...'
Ceklek...
Pintu terbuka sempurna, membuat batas nyata antara diri Sasuke dan Naruto menghilang serta membuat Sasuke bisa melihat dengan jelas salah satu 'ritual' penyembuhan yang dilakukan oleh Naruto.
Sasuke langsung ternganga hebat begitu melihat salah satu 'ritual' penyembuhan yang dilakukan Naruto. Sebenarnya bukan masalah 'ritual' penyembuhan yang membuat Sasuke ternganga. Melainkan masalah 'pakaian rumah' yang dikenakan oleh Narutolah yang membuat Sasuke tidak bisa berhenti menganga.
"Sasu-nii? Kau baik-baik saja?" tanya Naruto dengan nada cemas.
Sasuke tidak menjawab pertanyaan Naruto. Mata onyx-nya terus memandangi 'pakaian rumah' yang dikenakan Naruto dengan tatapan tidak percaya.
Well, sebenarnya tidak ada yang salah dengan pakaian Naruto... Mungkin dalam pemberian nama umumnya. Pakaian Naruto hanya berupa kaus berwarna putih tanpa lengan kok. Yah... yang agak transparan. Lalu kaus itu dipadukan dengan celana pendek berwarna orangeterang. Tapi tolong dicatat bahwa itu bukan celana 'pendek' biasa melainkan hot pants. Ya! Hot pants. Mari kita eja bersama-sama H-O-T P-A-N-T-S.
Sasuke hanya bisa menelan ludahnya begitu melihat Naruto lagi. Entah kenapa, Sasuke merasakan bahwa pandangan matanya mulai kabur.
'Kami-sama...' erang Sasuke dalam hati.
"Sasu-nii? Kau baik-baik saja?" tanya Naruto dengan nada cemas. Mata blue saffire-nya menatap khawatir pada Sasuke.
"Aku baik-baik saja kok Naru-chan," gumam Sasuke sembari tersenyum kecil pada Naruto.
"Tapi jika kau mau mengambilkan aku air dari dapur, mungkin aku akan lebih baik," lanjut Sasuke lagi. Naruto mengangguk kecil mendengar permintaan Sasuke.
"Baiklah! Aku akan ke dapur untuk mengambil air dulu," kata Naruto sembari berlari ke arah dapur.
'Hah... Apa sih yang sebenarnya ada di otak si dobe itu?' tanya Sasuke dalam hati sembari menghela nafas lelah.
Tidak lama setelah Naruto pergi, tiba-tiba dari ponsel Sasuke mengalun lagu Uragiri no Yuuyake milik THEATRE BROOK (2). Menandakan bahwa ada seseorang diseberang sana yang berusaha menghubungi Sasuke.
Tanpa melihat nama peneleponnya, Sasuke langsung saja menekan tombol hijau di ponselnya dan langsung menempelkan ponselnya ke telinga sembari berkata, "Moshi-moshi."
"Kau suka hadiah dariku Sasu-chan?" tanya suara di seberang sana dengan nada jahil. Mendengar hal itu Sasuke hanya bisa mengerutkan dahinya dengan bingung.
"Hadiah apa aniki?" tanya Sasuke tidak mengerti. Namun, sedetik kemudian setelah Sasuke mengucapkan kalimatnya tadi, akhirnya Sasuke mengerti apa maksud aniki bodohnya itu.
"GRRRR! BAKA ANIKI JELEK JADI KAU YA YANG MENYURUH NARUTO MEMAKAI BAJU SEPERTI ITU!" teriak Sasuke keras yang langsung disambut tawa oleh Itachi.
"HAHAHA..."
T B C
Balasan Review:
Yashina Uzumaki:Yah… Kami memang sengaja membuat Fugaku dan Sasuke jadi OOC. Harap dimaklumi ya karena OCC disini hanya untuk humor belaka.
Shia Naru:Sip! Ini sudah lanjut. Saya akan buat Sasuke mati-matian buat dapetin Naru yang super innocent *evil laugh**di chidori Sasuke*
Imperiale Nazwa-chan:Baik! Ini udah update.
Nasumichan Uharu:Iya. Hahaha… Baik. Ini juga sudah lanjut *smile*
Arale:Si Bu RW baca juga ya *senyam senyum gajebo* Ini udah lanjut Bu! *hormat*
Queen The Reaper:*sweatdrop* hahaha… O-oke Dinda-chan
Suzu:Oke tante Zoom… *plak*
Wonder blue not login:Tenang aja! Aria sukanya ShikaKiba kok. Akachi juga!
Sora Asagi:Karena ini fic komedi romantis berlatar belakang kisah keluarga (?). di warningnya kan saya udah nulis OOC untuk humor.
NamikazeNoah:Ha'i Namikaze-san *bow*
Hoshi Yukinua:YOSH! Saya akan semangat update!
Misyel:Makanya hati-hati Misyel-san
99:Aria juga nggak mau kok Naru-chan suka sama si pantat ayam cepet-cepet!
Mio Altezza:Oke Mio-san *smiles*
Rizuki Tasuku desu:Ohayou mo. Ini sudah lanjut Rizuki-san.
Runa Namikaze:Ngg... Nggak janji ya Runa-san *plak*
13th Larc Hell:*chuckle* Oke! Saya sudah lanjutkan ini
Catatan:
(1) Lagunya Laruku yang The Fourth Avenue Café. Entah kenapa akhir-akhir ini suka banget denger lagu ini.
(2) Uragiri no Yuuyake (THEATRE BROOK) - DuRaRaRa! OP 01.
